Cash Management Okeee.docx

  • Uploaded by: Nadya Ade Wiranda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cash Management Okeee.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,823
  • Pages: 25
CORPORATE FINANCE Cash Management

Anggota Kelompok 3 : - M. Tasnim

(1820522030)

- Nadya Ade Wiranda (1820522019) Dosen : - Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E, MBA - Prof. Dr. Syukri Lukman, S.E, M.S - Dr. Fajri Adrianto, S.E, M.Bus

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2018/2019 1

Cash Management Bab ini menjelaskan bagaimana suatu perusahaan mengelola uang tunai yang dimilikinya. Tujuan dasar dari manajemen kas adalah untuk mengoptimalkan kas namun tetap memperhatikan perusahaan agar dapat beroperasi secara efisien dan efektif. Selain itu, perusahaan harus menginvestasikan kas menganggur sementara dalam surat berharga jangka pendek. I.

Definisi Kas dan Manajemen Kas Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan dalam perusahaan yang dalam waktu dekat

dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Kas terdiri atas uang tunai (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Manajemen kas dapat didefinisikan sebagai optimisasi aliran kas dan investasi dari kelebihan uang tunai. Pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan dalam rangka pencapaian tersedianya kas yang optimal dan perolehan bunga maksimal dari uang tunai yang tidak terpakai. Manajer keuangan perlu memahami keuntungan dari menginvestasikan uang tunai sehingga mereka dapat membuat keputusan terkait manajemen kas. Dapat diisimpulkan bahwa manajemen kas berfungsi untuk mengoptimalkan penggunaan kas. II.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas Terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi besar kecilnya uang tunai suatu

perusahaan, diantaranya: 1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun kredit. Bila dilakukan secara tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan. 2. Adanya pembelian barang dan jasa. Artinya perusahaan memnbeli sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah uang kas.

2

3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas akan berkurang. 4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa waktu , hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang kas. 5. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini juga dapat terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi kebidang usaha lainnya. 6. Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapat ini akan mempengaruhi jumlah uang kas. 7. Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut. 8. Dan faktor lainnya. Disamping faktor yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perubahan jumlah uang kas, yaitu: a. Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi. b. Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, amortisasi, deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan biaya kas). c. Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi. d. Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.

III. Alasan Menahan Kas (holding cash) 3

John Maynard Keynes mengidentifikasi tiga motif untuk likuiditas: Motif spekulatif, motif kehati-hatian, dan motif transaksi. Namun selain ketiga motif tersebut masih terdapat beberapa alasan lain dilakukannya penahanan kas, diantaranya: 1. Motif Spekulasi Motif spekulatif adalah kebutuhan untuk memegang uang tunai agar dapat memperoleh manfaat, misalnya, pembelian murah yang mungkin timbul, suku bunga yang menarik, dan (dalam kasus perusahaan internasional) fluktuasi nilai tukar yang menguntungkan. Untuk sebagian besar perusahaan, kemampuan peminjaman cadangan dan surat berharga dapat digunakan untuk memenuhi motif spekulatif. Dengan demikian, mungkin ada motif spekulatif untuk menjaga likuiditas, tetapi tidak harus memegang uang tunai. 2. Motif Berjaga-jaga Motif berjaga-jaga, yaitu kebutuhan akan pengaman untuk bertindak sebagai cadangan keuangan karena adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Sekali lagi, mungkin ada motif ini untuk menjaga likuiditas. Namun, mengingat bahwa nilai instrumen pasar uang relatif pasti dan bahwa instrumen seperti T-bills sangat likuid, tidak ada kebutuhan nyata untuk menahan uang tunai dalam jumlah besar untuk tujuan berjagajaga. 3. Motif Transaksi Uang tunai diperlukan untuk memenuhi motif transaksi: kebutuhan untuk memiliki uang tunai untuk membayar tagihan. Kebutuhan terkait transaksi berasal dari kegiatan pencairan dan pengumpulan normal perusahaan. Pencairan uang tunai termasuk pembayaran upah dan gaji, utang dagang, pajak, dan dividen. Uang tunai dikumpulkan dari penjualan produk, penjualan aset, dan pembiayaan baru. Arus kas masuk (koleksi) dan arus keluar (pencairan) tidak disinkronkan dengan sempurna, dan beberapa tingkat kepemilikan kas diperlukan untuk berfungsi sebagai penyangga. Karena transfer dana elektronik dan mekanisme pembayaran "tanpa kertas" berkecepatan tinggi lainnya terus berkembang, bahkan permintaan transaksi untuk uang tunai dapat menghilang. Meskipun demikian, bagaimanapun, masih akan ada permintaan untuk likuiditas dan kebutuhan untuk mengelolanya secara efisien. 4

4. Saldo Kompensasi Saldo kompensasi adalah alasan lain untuk menahan uang tunai. Saldo kas disimpan di bank komersial untuk mengimbangi layanan perbankan yang diterima perusahaan. Persyaratan saldo kompensasi minimum dapat memberlakukan batas bawah pada tingkat kas yang dimiliki perusahaan. 5. Biaya Holding Cash Ketika sebuah perusahaan menyimpan uang lebih dari beberapa minimum yang diperlukan, itu menimbulkan biaya peluang. Biaya peluang dari kelebihan uang tunai (disimpan dalam mata uang atau deposito bank) adalah pendapatan bunga yang dapat diperoleh, seperti investasi dalam surat berharga. Mengingat biaya peluang, mengapa perusahaan menahan uang tunai melebihi dari persyaratan saldo kompensasi? Jawabannya adalah bahwa saldo kas harus dijaga untuk menyediakan likuiditas yang diperlukan untuk kebutuhan transaksi membayar tagihan. Jika perusahaan mempertahankan saldo kas terlalu kecil, perusahaan mungkin kehabisan uang tunai. Jika ini terjadi, perusahaan mungkin harus mengumpulkan uang tunai untuk jangka pendek. Ini bisa melibatkan, misalnya, menjual surat berharga atau meminjam. Manajemen Kas Versus Manajemen Likuiditas Perbedaan antara manajemen kas dengan manajemen likuiditas adalah uang digunakan dalam praktek dengan dua cara berbeda. Pertama-tama, ia memiliki arti harfiahnya, uang tunai sebenarnya di tangan. Namun, manajer keuangan sering menggunakan kata itu untuk mendeskripsikan kepemilikan uang tunai perusahaan bersama dengan surat berharga, dan surat berharga kadang-kadang disebut setara kas yang sebenarnya digambarkan adalah total kas dan setara kas mereka. Manajemen likuiditas menyangkut jumlah aset likuid yang optimal yang harus ada di tangan perusahaan, dan ini adalah salah satu aspek khusus dari kebijakan manajemen aset. Pengelolaan uang tunai lebih terkait erat dengan mengoptimalkan mekanisme untuk mengumpulkan dan menyalurkan uang tunai. IV.

Optimisasi Aliran kas

5

Aliran kas dapat di optimisasi menggunakan beberapa teknik sebagai berikut; (1) Mempercepat arus kas masuk, (2) Mengelola dana yang tertahan, (3) Mengelola transfer kas antar anak perusahaan, dan (4) Meminimalkan biaya penukaran mata uang. Manfaat yang diperoleh dengan mengoptimasi aliran kas antara lain: a. Mengurangi transaksi lintas batas antar anak perusahaan sehingga mengurangi total biaya administrasi. b. Mengurangi kebutuhan penukaran mata uang asing karena transaksi lebih jarang dilakukan karenanya mengurangi biaya transaksi terkait penukaran mata uang. c. Pengendalian yang ketat atas informasi transaksi antara anak perusahaan. d. Peramalan arus kas lebih mudah karena hanya jumlah pembayaran bersih yang ditransfer pada setiap akhir periode. V.

Anggaran Kas (cash budgeting) Anggaran kas adalah anggaran yang menjelaskan taksiran penerimaan dan pengeluaran

uang tunai dalam suatu kurun masa yang akan datang sebagai alat untuk memelihara likuiditas. Hal ini memungkinkan manajer keuangan untuk mengidentifikasi kebutuhan keuangan jangka pendek. Ini akan memberi tahu manajer pinjaman yang diperlukan untuk jangka pendek. Dalam menganggarkan kas perlu diberikan beberapa perhatian terhadap arus kas seperti: a. Pembayaran utang usaha: Ini adalah pembayaran untuk barang atau jasa, seperti bahan baku. Pembayaran ini umumnya akan dilakukan setelah pembelian. Pembelian akan tergantung pada perkiraan penjualan. b. Upah, pajak, dan biaya lainnya: Kategori ini mencakup semua biaya normal lainnya, melakukan bisnis yang membutuhkan pengeluaran aktual. Depresiasi, misalnya, sering dianggap sebagai biaya bisnis normal, tetapi tidak memerlukan arus kas keluar. c. Pengeluaran barang modal: Ini adalah pembayaran uang tunai untuk aset berumur panjang. d. Pembiayaan jangka panjang: Kategori ini mencakup pembayaran bunga dan pokok atas utang jangka panjang dan pembayaran dividen kepada pemegang saham. VI.

Memahami Float 6

Dalam praktek bisnis sering kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam catatan buku perusahaan (firm's book balance) dengan saldo yang ada pada rekening perusahaan di bank (available balance). Perbedaan antara saldo yang tersedia di bank dengan saldo buku besar pada perusahaan disebut float, dimana perbedaan ini terjadi karena efek dari cek dalam proses kliring. Terdapat beberapa istilah dari float, diantaranya: 1. Disbursement Float Cek yang ditulis oleh perusahaan menyebabkan penurunan saldo buku perusahaan tetapi tidak ada perubahan dalam saldo yang tersedia pada bank. Sebagai contoh, misalkan General Mechanics, Inc. (GMI) saat ini memiliki dana $ 100.000 pada bank. Pada 8 Juni, ia membeli beberapa bahan mentah dan membayar dengan cek seharga

$

100.000. Saldo buku perusahaan segera dikurangi dengan $ 100.000. Namun, bank GMI tidak akan mengetahui tentang cek ini sampai dipresentasikan ke bank GMI untuk pembayaran pada, katakanlah, 14 Juni. Sampai cek tersebut disajikan, saldo yang tersedia pada bank lebih besar daripada saldo buku perusahaan sebesar $ 100.000. Dengan kata lain, sebelum 8 Juni, GMI memiliki float nol:

Saat cek sedang kosong, GMI memiliki saldo dengan bank sebesar $ 100.000. Ini dapat memperoleh manfaat dari uang tunai ini selama periode ini. Sebagai contoh, saldo yang tersedia dapat diinvestasikan sementara dalam surat berharga dan dengan demikian menghasilkan bunga. 2. Collection Float dan Net Float Collection float merupakan cek yang diterima oleh perusahaan dimana meningkatkan saldo buku tetapi tidak segera mengubah saldo yang tersedia pada bank. Misalnya, anggaplah GMI menerima cek dari pelanggan seharga $ 100.000 pada tanggal 8 Oktober. Asumsikan, seperti sebelumnya, bahwa perusahaan memiliki $ 100.000 yang disimpan di bank. Sehingga akan meningkatkan saldo bukunya menjadi $ 200.000. Akan 7

tetapi tambahan saldo kas tidak tampak pada saldo kas perusahaan di bank sampai bank tersebut memberikan cek kepada bank pelanggan dan menerima $ 100.000. Ini akan terjadi pada, katakanlah, 14 Oktober. Sementara itu, posisi tunai di GMI akan mencerminkan koleksi mengambang sebesar $ 100.000. Kami dapat meringkas peristiwa ini. Sebelum 8 Oktober, posisi GMI adalah:

Net float yaitu, jumlah total collection float dan disbursement float. Net float pada suatu titik waktu hanyalah selisih keseluruhan antara saldo yang tersedia di bank dan saldo bukunya. Jika net float positif, maka disbursement float perusahaan melebihi collection float, dan saldo yang tersedia di bank melebihi saldo bukunya. Jika saldo yang tersedia kurang dari saldo buku, maka perusahaan memiliki net collection float. Perusahaan harus peduli dengan net float dan saldo yang tersedia di bank dari pada saldo bukunya. Jika seorang manajer keuangan tahu bahwa cek yang ditulis oleh perusahaan tidak akan jelas selama beberapa hari, manajer itu akan dapat menyimpan saldo kas yang lebih rendah di bank daripada yang mungkin sebaliknya. Ini dapat menghasilkan banyak uang. Misalnya, ambil contoh ExxonMobil. Rata-rata penjualan harian ExxonMobil sekitar $ 1 miliar. Jika koleksi ExxonMobil dapat dipercepat satu hari, maka ExxonMobil dapat membebaskan $ 1 miliar untuk berinvestasi. Pada tarif harian 0,01 persen yang relatif sederhana, bunga yang diperoleh akan berada di urutan $ 100.000 per hari. Manajemen float Manajemen float melibatkan pengendalian penerimaan dan pembayaran uang tunai. Tujuan pengumpulan uang tunai adalah untuk mempercepat pengumpulan dan mengurangi jeda antara waktu pelanggan membayar tagihan mereka dan waktu uang tunai menjadi tersedia. Tujuan dari pencairan tunai adalah untuk mengontrol pembayaran dan meminimalkan biaya perusahaan yang terkait dengan melakukan pembayaran. Jumlah penerimaan atau waktu pembayaran dapat dibagi 8

menjadi tiga bagian: Waktu pengiriman (mailing time), penundaan pemrosesan (processing delay), dan penundaan ketersediaan (availability delay): (1) Waktu pengiriman adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran selama cek masuk dalam sistem pengiriman, (2) Penundaan pemrosesan adalah waktu yang diperlukan penerima cek untuk memproses pembayaran dan menyimpannya di bank untuk diambil dan (3) Keterlambatan Ketersediaan mengacu pada waktu yang diperlukan untuk kliring cek melalui sistem perbankan. Mempercepat pengumpulan melibatkan pengurangan satu atau lebih dari komponen-komponen ini. Memperlambat pengeluaran melibatkan peningkatan salah satunya. a. Mengukur Float Ukuran float tergantung pada dolar dan waktu tunda yang terlibat. Misalnya, perusahaan mengirimkan cek $ 500 ke negara bagian lain setiap bulan. Dibutuhkan lima hari di mail untuk cek untuk mencapai tujuan (waktu pengiriman) dan satu hari untuk penerima untuk mendapatkan ke bank (penundaan pemrosesan). Bank penerima memegang cek di luar negara selama tiga hari (penundaan ketersediaan). Penundaan total adalah 5 + 1 + 3 = 9 hari. Dalam hal ini, berapa rata-rata pengeluaran harian perusahaan? perusahaan memiliki float $ 500 selama sembilan hari, jadi kami katakan bahwa total float adalah 9 × $ 500 = $ 4.500. Dengan asumsi 30 hari dalam sebulan, rata-rata float harian adalah $ 4,500 / 30 = $ 150. Secara eksternal, pengorbanan pengeluaran Anda adalah $ 500 selama 9 hari di luar bulan dan nol dari 21 hari lainnya (sekali lagi, dengan asumsi 30 hari dalam sebulan). Ini berarti bahwa, pada hari rata-rata, saldo buku Anda adalah $ 150 kurang dari saldo Anda yang tersedia di bank, mewakili float rata-rata $ 150. b. Beberapa Detail Waktu pengiriman bukan komponen dari float namun bukan berarti bahwa waktu pengiriman tidak penting. Selain itu, mengenai penundaan ketersediaan, yang terpenting adalah berapa lama kita harus menunggu sebelum bank memberikan ketersediaan yaitu, penggunaan dana. Bank benar-benar menggunakan jadwal ketersediaan untuk menentukan berapa lama cek diadakan berdasarkan waktu deposito dan faktor lainnya. Di luar ini, penundaan ketersediaan dapat menjadi masalah negosiasi antara bank dan

9

pelanggan. Dalam nada yang sama, untuk cek keluar, yang penting adalah tanggal akun kami didebit, bukan ketika penerima diberikan ketersediaan. c. Biaya Float Biaya yang timbul dengan adanya pengumpulan bagi suatu perusahaan adalah opportunity cost karena perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas. Paling tidak perusahaan dapat memperoleh bunga, jika kas untuk investasi telah tersedia.

Pada figur diatas dapat diketahui bahwa Lambo Corporation memiliki penerimaan harian rata-rata $ 1.000 dan keterlambatan rata-rata tiga hari. Karenanya, pengapungan harian rata-rata adalah 3 × $ 1.000 = $ 3.000. Ini berarti bahwa, pada hari-hari biasa, ada $3.000 yang tidak menghasilkan bunga. Gambar 27.1 menggambarkan situasi untuk Lambo. Misalkan Lambo dimulai dengan float nol. Pada hari tertentu, Hari 1, Lambo menerima dan menyetorkan cek sebesar $ 1.000. Uang tunai akan tersedia tiga hari kemudian pada Hari ke 4. Pada akhir hari pada Hari 1, saldo buku adalah $ 1.000 lebih dari saldo yang tersedia, sehingga pelampung adalah $ 1.000. Pada Hari 2, perusahaan menerima dan mendepositkan cek lain. Ini akan mengumpulkan tiga hari kemudian pada Hari 5. Pada akhir Hari 2, ada dua 10

cek yang tidak dikumpulkan, dan buku-buku menunjukkan saldo $ 2.000. Namun, bank masih menunjukkan saldo nol yang tersedia; jadi pelampungnya $ 2.000. Urutan yang sama terjadi pada Hari ke-3, dan pelampung naik menjadi total $ 3.000. Pada Hari ke-4, Lambo kembali menerima dan menyetorkan cek sebesar $ 1.000. Namun, itu juga mengumpulkan $ 1.000 dari cek Hari 1. Perubahan dalam saldo buku dan perubahan dalam saldo yang tersedia adalah identik, 1 $ 1.000; jadi pelampung tetap di $ 3.000. Hal yang sama terjadi setiap hari setelah Hari ke-4; Oleh karena itu, pelampung itu tetap berada di $ 3.000 selamanya. Gambar 27.2 mengilustrasikan apa yang terjadi jika float dihilangkan seluruhnya pada suatu Hari t di masa depan. Setelah float dihilangkan, penerimaan harian masih $ 1.000. Perusahaan mengumpulkan hari yang sama karena float dihilangkan, sehingga koleksi harian juga masih $ 1.000. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 27.2, satusatunya perubahan terjadi pada hari pertama. Pada hari itu, seperti biasa, Lambo mengumpulkan $ 1.000 dari penjualan yang dilakukan tiga hari sebelumnya. Karena pelampung itu hilang, ia juga mengumpulkan penjualan yang dibuat dua hari sebelumnya, satu hari sebelumnya, dan pada hari yang sama, dengan tambahan $ 3.000. Total koleksi pada Hari t adalah $ 4.000, bukan $ 1.000. Apa yang kita lihat adalah bahwa Lambo menghasilkan tambahan $ 3.000 pada Hari t dengan menghilangkan float. Pada setiap hari berikutnya, Lambo menerima $ 1.000 dalam bentuk uang tunai seperti yang terjadi sebelum float itu dihilangkan. Dengan demikian, satu-satunya perubahan dalam arus kas perusahaan dari menghilangkan float adalah tambahan $ 3.000 yang datang segera. Tidak ada arus kas lain yang terpengaruh, jadi Lambo adalah $ 3.000 lebih kaya. Dengan kata lain, PV menghilangkan float hanya sama dengan total float. Lambo dapat membayar jumlah ini sebagai dividen, menginvestasikannya dalam aset berbunga, atau melakukan apa pun dengannya. Jika harganya $ 2.000 untuk menghilangkan float, maka NPV adalah $ 3.000 - 2.000 = $ 1.000; jadi Lambo harus melakukannya. d. Pertanyaan Etis dan Hukum Manajer kas harus bekerja dengan saldo kas bank yang dikumpulkan dan bukan saldo buku perusahaan (yang mencerminkan cek yang telah disimpan tetapi tidak dikumpulkan). Jika ini tidak dilakukan, seorang manajer kas dapat mengambil uang tunai yang tidak terkumpul sebagai sumber dana untuk investasi jangka pendek. Sebagian besar 11

bank mengenakan tarif penalti untuk penggunaan dana yang tidak tertagih. Namun, bank mungkin tidak memiliki prosedur akuntansi dan kontrol yang cukup untuk sepenuhnya menyadari penggunaan dana yang tidak tertagih. Ini menimbulkan beberapa pertanyaan etika dan hukum bagi perusahaan. Pertukaran Data Elektronik (EDI) Pertukaran data elektronik (Electronic Data Interchange) adalah istilah umum yang mengacu pada praktik pertukaran informasi elektronik, salah satu penggunaan penting EDI, sering disebut EDI keuangan, atau FEDI, secara elektronik mentransfer informasi keuangan dan dana antar pihak, sehingga menghilangkan faktur kertas, pemeriksaan surat, pengiriman, dan penanganan. Secara umum, EDI memungkinkan penjual mengirimkan tagihan secara elektronik kepada pembeli, sehingga menghindari surat. Pembeli kemudian dapat mengotorisasi pembayaran, yang juga terjadi secara elektronik. Banknya kemudian mentransfer dana ke akun penjual di bank yang berbeda. Efek bersihnya adalah bahwa lamanya waktu yang diperlukan untuk memulai dan menyelesaikan transaksi bisnis dipersingkat secara signifikan, dan banyak dari apa yang biasanya kita anggap sebagai pelampung dikurangi atau dihilangkan dengan tajam. Karena penggunaan FEDI meningkat, manajemen float akan berkembang untuk lebih fokus pada isu-isu seputar pertukaran informasi terkomputerisasi dan transfer dana. Salah satu kelemahan EDI (dan FEDI) adalah bahwa itu mahal dan rumit untuk diatur. VII. Pengumpulan dan Konsentrasi Uang Tunai Perusahaan akan mengadopsi prosedur untuk mempercepat pengumpulan untuk mengurangi waktu pengumpulan. Setelah uang tunai dikumpulkan, perusahaan memerlukan prosedur untuk menyalurkan atau mengkonsentrasikan uang tunai yang paling tepat. Berikut merupakan serangkaian prosedur pengumpulan dan konsentrasi uang tunai. 1. Komponen dari Waktu Pengumpulan Sebagaimana pada gambar di bawah ini, total waktu dalam proses ini terdiri dari waktu pengiriman, penundaan pemeriksaan, dan penundaan ketersediaan bank. Jumlah waktu yang dihabiskan bergantung pada tempat pelanggan dan bank perusahaan berada serta seberapa efisien perusahaan dalam mengumpulkan uang tunai.

12

2. Penggumpulan Uang Tunai Penggumpulan uang tunai pada suatu perusahaan bergantung pada karakteristik bisnis itu sendiri. Kasus yang paling sederhana adalah bisnis seperti restoran. Sebagian besar pelanggan akan membayar dengan uang tunai atau kartu kredit, jadi tidak ada masalah dengan penundaan pengiriman. Biasanya, dana akan disimpan di bank lokal, dan perusahaan akan memiliki beberapa cara untuk mendapatkan akses ke dana. Beberapa perusahaan memiliki metode pembayaran dengan cek, sehingga ketiga komponen waktu pengumpulan menjadi relevan. Perusahaan dapat memilih agar semua cek dikirimkan ke satu lokasi yaitu sejumlah titik pengumpulan surat yang berbeda untuk mengurangi waktu pengiriman. Perusahaan dapat menjalankan operasi pengumpulannya sendiri atau mungkin menyewa perusahaan luar yang mengkhususkan diri dalam pengumpulan uang tunai. Pendekatan lain untuk pengumpulan uang tunai yaitu pengaturan pembayaran praotorisasi. Dengan pengaturan ini, jumlah pembayaran dan tanggal pembayaran ditetapkan terlebih dahulu. Ketika tanggal yang disepakati tiba, jumlah tersebut secara otomatis ditransfer dari rekening bank pelanggan ke rekening bank perusahaan, yang secara tajam mengurangi atau bahkan menghilangkan penundaan penagihan. Pendekatan yang sama digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki terminal online, yang berarti bahwa ketika suatu penjualan dibunyikan, uang itu segera ditransfer ke rekening perusahaan. 3. Lockboxes Ketika sebuah perusahaan menerima pembayaran melalui surat, ia harus memutuskan di mana cek akan dikirim dan bagaimana cek akan diambil dan disimpan. Pilihan nomor dan lokasi pengumpulan poin yang cermat dapat sangat mengurangi waktu

13

pengumpulan. Banyak perusahaan menggunakan kotak pos khusus yang disebut lockboxes untuk mendapatkan pembayaran dan mempercepat pengumpulan uang tunai. Gambar 27.3 mengilustrasikan sistem lockboxes. Proses pengumpulan dimulai oleh pelanggan mengirimkan cek mereka ke kotak pos alih-alih mengirimnya ke perusahaan. lockboxes dikelola oleh bank lokal. Dalam sistem lockboxes, bank lokal mengumpulkan cek beberapa kali sehari kemudian cek disetorkan langsung ke rekening perusahaan. Sistem ini mengurangi waktu pengiriman karena cek diterima di kantor pos terdekat daripada di kantor pusat perusahaan selain itu perusahaan tidak perlu membuka amplop dan menyimpan cek untuk pengumpulan. Secara keseluruhan, sistem lockbox bank harus memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan tanda terima diproses, disimpan, dan dibersihkan lebih cepat daripada jika menerima cek di kantor pusatnya dan mengantarkannya sendiri ke bank untuk deposit dan kliring. Beberapa perusahaan telah beralih ke apa yang disebut "electronik lockboxes" sebagai alternatif untuk lockboxes tradisional. Dalam electronik lockboxes, pelanggan menggunakan telepon atau Internet untuk mengakses akun mereka misalnya, akun kartu kredit mereka di bank untuk meninjau tagihan mereka, dan memberi otorisasi pembayaran tanpa kertas yang pernah berpindah tangan pada salah satu ujung transaksi. Jelas, sistem electronik lockboxes jauh lebih unggul dari metode pembayaran tagihan tradisional, setidaknya dari perspektif biller. Carilah sistem seperti ini untuk terus tumbuh dalam popularitas.

14

4. Konsentrasi Tunai Sebuah perusahaan biasanya akan memiliki sejumlah titik pengumpulan uang tunai; akibatnya, pengumpulan uang tunai dapat berakhir di banyak bank dan rekening bank yang berbeda. Dari sini perusahaan membutuhkan prosedur untuk memindahkan uang tunai ke rekening utamanya. Ini disebut konsentrasi uang tunai. Dengan secara rutin mengumpulkan uang tunai, perusahaan sangat menyederhanakan pengelolaan kasnya dengan mengurangi jumlah akun yang harus dilacak. Juga, dengan memiliki kumpulan dana yang lebih besar yang tersedia, perusahaan mungkin dapat bernegosiasi atau mendapatkan tingkat yang lebih baik pada setiap investasi jangka pendek. Dalam membangun sistem konsentrasi, perusahaan biasanya akan menggunakan satu atau lebih bank konsentrasi. Sistem konsentrasi sering digunakan bersama dengan sistem lockboxes. Gambar 27.4 mengilustrasikan bagaimana pengumpulan kas terintegrasi dalam sistem manajemen kas. Bagian penting dari pengumpulan uang tunai dan proses konsentrasi adalah transfer dana ke bank konsentrasi. Ada beberapa opsi yang tersedia untuk menyelesaikan transfer ini. Yang termurah adalah cek transfer penyimpanan (Depository Transfer Check), yang merupakan pemeriksaan pra-cetak yang biasanya tidak memerlukan tanda tangan dan hanya berlaku untuk mentransfer dana antar akun tertentu dalam perusahaan yang sama.

15

Uang itu tersedia satu hingga dua hari kemudian. Opsi kedua yaitu transfer kliring otomatis (Automated Clearinghouse) pada dasarnya adalah versi elektronik dari pemeriksaan kertas. Ini mungkin lebih mahal, tergantung pada keadaan, tetapi dana tersedia pada hari berikutnya. Alat transfer yang paling mahal adalah wire transfer, yang menyediakan ketersediaan dana pada hari yang sama. Pendekatan apa yang akan dipilih perusahaan tergantung pada jumlah dan ukuran pembayaran. Percepatan Pengumpulan: Contoh Keputusan untuk menggunakan layanan pengelolaan kas bank yang menggabungkan lockboxes dan bank konsentrasi bergantung pada tempat pelanggan perusahaan berada dan kecepatan sistem. Misalkan Atlantic Corporation, yang berlokasi di Philadelphia, sedang mempertimbangkan sistem lockboxes. Penundaan pengumpulannya saat ini delapan hari. Atlantic melakukan bisnis di bagian barat daya negara (New Mexico, Arizona, dan California). Sistem lockboxes yang diusulkan akan berlokasi di Los Angeles dan dioperasikan oleh Pacific Bank. Pacific Bank telah menganalisis sistem pengumpulan uang Atlantik dan telah menyimpulkan bahwa itu dapat mengurangi waktu pengumpulan hingga dua hari. Pacific Bank telah setuju untuk mengoperasikan sistem lockboxes ini dengan biaya 25 sen per cek yang diproses. Haruskah Atlantic menggunakan sistem ini? Secara khusus, bank telah datang dengan informasi berikut pada sistem lockbox yang diusulkan: 16

Pertama kita perlu menentukan manfaat dari sistem. Penggumpulan harian rata-rata dari wilayah barat daya adalah $ 1,2 juta (2.000 × $ 600). Waktu pengumpulan akan berkurang dua hari, jadi sistem lockbox akan meningkatkan saldo bank yang dikumpulkan sebesar $ 1,2 juta × 2 = $ 2,4 juta. Dengan kata lain, sistem lockbox mengeluarkan $ 2,4 juta kepada perusahaan dengan mengurangi pemrosesan, pengiriman, dan kliring waktu oleh dua hari. $ 2,4 juta ini adalah PV dari proposal. Untuk menghitung NPV, kita perlu menentukan PV biaya. Ada beberapa cara berbeda untuk melanjutkan. Pertama, pada 2.000 cek per hari dan $ 0,25 per cek, biaya harian adalah $500. Biaya ini akan dikeluarkan setiap hari selamanya. Pada tingkat bunga 0,025 persen per

17

hari, PV adalah $ 500 / 0,00025 = $ 2 juta. NPV adalah demikian $ 2,4 juta - $ 2 juta = $400.000, dan sistem tampaknya diinginkan. Atau, Atlantik dapat menginvestasikan $ 2,4 juta pada 0,025 persen per hari. Bunga yang diperoleh akan menjadi $ 2,4 juta × 0,00025 = $ 600 per hari. Biaya sistem adalah $ 500 per hari; jadi menjalankannya jelas menghasilkan untung sebesar $ 100 per hari. PV $ 100 per hari selamanya adalah $ 100 / 0,00025 = $ 400.000. Sederhana, setiap cek adalah seharga $ 600 dan tersedia dua hari lebih cepat jika sistem digunakan. Bunga sebesar $ 600 selama dua hari adalah 2 × $ 600 × 0,00025 = $ .30. Biayanya adalah 25 sen per cek, jadi Atlantik membuat nikel ( $0,30 - 0,25) pada setiap cek. Dengan 2.000 cek per hari, keuntungannya adalah $ 0,05 × 2.000 cek = $ 100 per hari.

VIII. Mengelola Pencairan Uang Tunai Untuk mengelola pencairan uang tunai, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan float mail, float pemrosesan, dan ketersediaan float pada cek yang ditulisnya. Berikut ini merupakan pengembangan prosedur untuk meminimalkan kas yang disimpan untuk tujuan pembayaran. 1. Meningkatkan Disbursement Float Float pencairan dapat ditingkatkan dengan menulis cek pada bank yang secara geografis jauh. Misalnya, pemasok New York mungkin dibayar dengan cek yang diambil di bank Los Angeles. Ini akan meningkatkan waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan untuk membersihkan sistem perbankan. Cek surat dari kantor pos jauh adalah cara lain perusahaan memperlambat pencairan. Taktik yang digunakan untuk meningkatkan disbursement float masih dalam perdebatan. Secara ekonomi pada umumnya setiap syarat pembayaran selalu mencantumkan diskon di mana diskon tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan keuntungan dari meningkatkan disbursement float. Secara etika menunda pembayaran

18

yang sudah jatuh tempo merupakan prosedur bisnis yang tidak etis. Disamping itu terdapat konsekuensi negatif yaitu rusaknya hubungan dengan pemasok. 2. Mengendalikan Disbursements Untuk memaksimalkan pengeluaran pencairan mungkin merupakan praktik bisnis yang buruk. Namun, perusahaan masih akan berharap untuk mengikat uang tunai sesedikit mungkin dalam pencairan. Oleh karena itu, perusahaan mengembangkan sistem untuk mengelola proses pencairan secara efisien. Dasar pemikiran sistem yang demikian adalah perusahaan tidak boleh memiliki kas yang disimpan di bank melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk membayar tagihan a.

Akun Zero-Balance Dengan sistem akun saldo nol, perusahaan, bekerja sama dengan banknya, memiliki

akun utama dan satu set subakun. Ketika cek yang ditulis pada salah satu sub-akun harus dibayar, dana yang diperlukan ditransfer dari akun master. Gambar 27.5 mengilustrasikan bagaimana sistem semacam itu bisa berfungsi. Dalam hal ini, perusahaan menyimpan dua rekening pencairan, satu untuk pemasok dan satu untuk penggajian. Seperti yang ditunjukkan, jika perusahaan tidak menggunakan akun nol-saldo, maka masing-masing akun ini harus memiliki persediaan uang tunai untuk memenuhi tuntutan yang tidak diperkirakan. Jika perusahaan menggunakan akun nol-saldo, maka ia dapat menyimpan satu persediaan pengaman di akun utama dan mentransfer dana ke dua akun anak perusahaan sesuai kebutuhan. Kuncinya adalah jumlah total uang tunai yang dipegang sebagai buffer lebih kecil di bawah pengaturan zerobalance, yang membebaskan uang tunai untuk digunakan di tempat lain.

19

b.

Pengendalian Akun Pencairan Dengan sistem pencairan terkendali, hampir semua pembayaran yang harus

dilakukan pada hari tertentu diketahui di pagi hari. Bank menginformasikan perusahaan dari total, dan transfer perusahaan jumlah yang dibutuhkan. IX.

Investasi Kas yang Tidak Terpakai Apabila perusahaan memiliki surplus kas untuk sementara waktu, perusahaan dapat

menginvestasikan pada surat berharga jangka pendek di pasar uang. Pada umumnya, perusahaan besar mengelola sendiri aset keuangan jangka pendeknya, dan melakukan transaksi melalui bank dan dealer. 1. Temporary Cash Surpluses Perusahaan memiliki surplus kas sementara karena berbagai alasan. Dua yang paling penting yaitu: a.

Kegiatan Musiman atau Siklus Beberapa perusahaan memiliki pola arus kas yang dapat diprediksi. Mereka memiliki arus kas surplus selama bagian dari tahun dan arus kas defisit sisa tahun ini. Misalnya, perusahaan mainan. Perusahaan seperti Toys dapat membeli surat berharga ketika arus kas surplus terjadi dan menjual surat berharga ketika terjadi defisit. Tentu saja, pinjaman bank adalah perangkat pembiayaan jangka pendek lainnya. Penggunaan pinjaman bank dan surat berharga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan sementara diilustrasikan pada Gambar 27.6. Dalam hal ini, perusahaan mengikuti kebijakan modal kerja kompromi.

20

b.

Pengeluaran yang Direncanakan atau Kemungkinan Perusahaan sering mengumpulkan investasi sementara dalam surat berharga untuk menyediakan uang tunai untuk program pembangunan pabrik, pembayaran dividen, atau pengeluaran besar lainnya. Dengan demikian, perusahaan dapat menerbitkan obligasi dan saham sebelum uang tunai diperlukan, menginvestasikan hasil dalam sekuritas jangka pendek dan kemudian menjual sekuritas untuk membiayai pengeluaran. Perusahaan mungkin menghadapi kemungkinan harus melakukan pengeluaran tunai besar.

2. Karakteristik Surat Berharga Jangka Pendek Mengingat bahwa suatu perusahaan memiliki kas sementara menganggur, berbagai surat berharga jangka pendek tersedia untuk diinvestasikan. Karakteristik paling penting dari surat berharga jangka pendek yaitu: a.

Maturity Untuk suatu perubahan tertentu dalam tingkat suku bunga, harga sekuritas dengan jangka waktu yang lebih lama akan berubah lebih dari sekuritas dengan jangka waktu yang lebih pendek. Sebagai akibatnya, perusahaan yang berinvestasi dalam sekuritas jangka panjang menerima risiko yang lebih besar daripada perusahaan yang berinvestasi dalam sekuritas dengan jatuh tempo jangka pendek. Perusahaan sering membatasi investasi mereka dalam surat berharga untuk mereka yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 90 hari untuk menghindari risiko kerugian dalam nilai dari perubahan suku bunga. Tentu saja, pengembalian yang diharapkan atas sekuritas dengan jatuh tempo jangka pendek biasanya kurang dari hasil yang diharapkan dari sekuritas dengan jangka waktu yang lebih lama.

b.

Default Risk Default risk mengacu pada kemungkinan bahwa bunga dan pokok tidak akan dibayarkan dalam jumlah yang dijanjikan pada tanggal jatuh tempo (atau tidak akan dibayar sama sekali). Beberapa sekuritas memiliki default risk yang dapat diabaikan, seperti tagihan Treasury AS.

c.

Marketability Marketability mengacu pada betapa mudahnya mengubah aset menjadi uang tunai; jadi daya jual dan likuiditas berarti banyak hal yang sama. Beberapa instrumen pasar 21

uang jauh lebih berharga daripada yang lain. Di bagian atas daftar adalah tagihan US Treasury, yang dapat dibeli dan dijual dengan sangat murah dan sangat cepat. d.

Taxability Bunga yang diperoleh dari sekuritas pasar uang yang bukan semacam kewajiban pemerintah (baik federal atau negara bagian) dapat dikenakan pajak di tingkat lokal, negara bagian, dan federal. Kewajiban Treasury AS seperti T-bills dibebaskan dari pajak negara, tetapi utang yang didukung pemerintah lainnya tidak. Surat-surat berharga municipal dibebaskan dari pajak federal, tetapi mereka dapat dikenakan pajak di tingkat negara bagian.

3. Beberapa Jenis Perbedaan Sekuritas Pasar Efek (Uang) Sekuritas pasar uang umumnya berjangka pendek dan memiliki risiko gagal bayar yang rendah. Mereka dikeluarkan oleh pemerintah, bank domestik dan asing (misalnya, sertifikat deposito), dan perusahaan bisnis (misalnya, kertas komersial). Pengecualian pajak diberlakukan bagi surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh negara bagian, kota, agen perumahan lokal, dan agen pembaruan perkotaan. Karena ini semua dianggap sebagai sekuritas kota, mereka dibebaskan dari pajak federal. Dengan kata lain, mereka mewakili pinjaman jangka pendek oleh pemerintah kota untuk mengantisipasi penerimaan kas. Pengecualian pajak jangka pendek memiliki lebih banyak risiko default karena bunga dikecualikan dari pajak penghasilan federal, imbal hasil pajak pada pengecualian pajak lebih rendah daripada pada sekuritas yang sebanding seperti tagihan Treasury. Juga, perusahaanperusahaan menghadapi pembatasan untuk menyimpan pajak-pajak sebagai investasi. Commercial paper terdiri dari surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan, bank, dan perusahaan. Biasanya surat berharga ini tidak aman. Maturitas berkisar dari beberapa minggu hingga 270 hari. Tidak ada pasar sekunder yang aktif di bidang komersial. Akibatnya, daya pemasaran bisa rendah; Namun, perusahaan-perusahaan yang menerbitkan kertas komersial akan sering membeli kembali secara langsung sebelum jatuh tempo. Default risk dari commercial paper bergantung pada kekuatan keuangan emiten. Sertifikat deposito adalah pinjaman jangka pendek untuk bank komersial. Yang paling umum adalah CD jumbo yang melebihi $ 100.000. Ada pasar aktif dalam CD dari 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan jatuh tempo.

22

Perjanjian pembelian kembali (repo) adalah penjualan surat berharga pemerintah oleh bank atau agen sekuritas dengan perjanjian untuk membeli kembali. Biasanya, seorang investor membeli sekuritas Treasury dari agen obligasi dan secara bersamaan setuju untuk menjualnya kembali di kemudian hari dengan harga yang lebih tinggi yang ditentukan. Perjanjian pembelian kembali biasanya melibatkan jangka waktu yang sangat pendek dalam semalam hingga beberapa hari. Karena 70 hingga 80 persen dari dividen yang diterima oleh satu perusahaan dari yang lain dibebaskan dari pajak, hasil dividen yang relatif tinggi pada saham preferen memberikan insentif yang kuat untuk investasi. X.

Model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dan Miller-Orr 1. Model Baumol-Allais-Tobin (BAT) Model BAT, merupakan cara klasik dalam menganalisis permasalahan manajemen kas. Model ini dipakai untuk menentukan saldo kas yang ditargetkan perusahaan, yaitu saldo kas yang ditentukan berdasarkan keseimbangan antara biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi untuk memperoleh kas. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam kondisi yang bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan yang dikenal dengan nama economic order quantity (EOQ). Dalam menentukan saldo kas optimal, model BAT berorientasi pada biaya, yaitu jumlah biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi yang minimal. Secara matematis besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus: Keterangan:

¿

C=

C* = Saldo kas optimal



2TF R

T = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu F = Biaya transaksi R = Suku bunga

Berdasarkan model BAT, semakin banyak jumlah kas yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi biaya penyimpanan kas, sedangkan biaya transaksi semakin rendah. Hal ini terjadi karena biaya transaksi akan berkurang jika frekuensi transaksi semakin kecil. Dengan demikian, jika jumlah saldo kas yang dimiliki perusahaan semakin banyak, 23

frekuensi perusahaan dalam menjual surat berharga untuk memperoleh kas akan semakin berkurang, sehingga biaya transaksi juga semakin kecil. Sebagai contoh, misalkan perusahaan membutuhkan kas selama satu satu tahun sebesar Rp18.000.000 . Biaya setiap kali transaksi Rp250 dan suku bunga yang relevan adalah 10%. Berdasarkan informasi tersebut, maka jumlah kas yang optimal adalah:

C¿ =



2.250.18.000. 000 =Rp .300 .000 0,1

Berdasarkan asumsi yang digunakan dalam analisis, biaya ini merupakan biaya minimum untuk mengelola persediaan kas. Model BAT merupakan model yang sederhana dan sangat logis dalam menentukan saldo kas yang optimal. Hal ini didasarkan pada sumsi arus kas keluar yang tetap stabil dan pasti, dan merupakan kelemahan model BAT. Berikut ini akan dijelaskan model Miller-Orr, yang dirancang sehubungan dengan keterbatasan model BAT.

2. Model Miller-Orr Model ini dirancang untuk sistem manajemen kas perusahaan yang arus kasnya berfluktuasi secara acak dari hari ke hari. Model ini juga memfokuskan pada saldo kas, tetapi diasumsikan saldo kas berfluktuasi secara acak dan rata-rata perubahannya sama dengan nol. Model Miller-Orr bekerja atas dasar saldo kas perusahaan maksimum sampai dengan batas atas dan saldo kas minimum atau batas bawah serta target saldo kas. Perusahaan mengizinkan saldo kas berfluktuasi diantara batas atas atau batas bawah. Fungsi manajemen kas pada model Miller-Orr dapat dinyatakan sebagai berikut:



3 Fσ 2 C= +L 4R ¿

Keterangan: C* = Saldo kas optimal F = Biaya transaksi

24

3

σ

2

= Variasi aliran kas

R = Suku Bunga L = Kas minimum

Sebagai contoh, misalkan F = $25, R = 1% per bulan, and the variasi aliran kas per bulan adalah $25.000.000. Asumsi saldo kas minimumnya yaitu sebesar $10.000. Berdasarkan informasi tersebut, maka tentukanlah jumlah kas yang optimal. C* = 10.000 + ( ¾ (25)(25.000.000)/0,01)1/3 = $13.605,62

DAFTAR PUSTAKA Madura, Jeff. 2017. International Financial Management. United States of America: Cengage Learning. PSAK No. 2 (Penyesuaian) Tahun 2014. Sudana, I Made. 2011. Manajemen keuangan perusahaan. Erlangga: Jakarta. Westerfield, Jaffe, and Ross. 2013. Corporate Edition Fifth Edition. United States: Mc Graw Hill.

25

Related Documents

Cash Management
May 2020 17
Cash Management
April 2020 10
Management Of Cash
June 2020 4

More Documents from "mastermind10"