MAKALAH “PROMOSI KESEHATAN PADA ORANG DEWASA DAN LANSIA”
OLEH : KELOMPOK V KDK 2
NURUL HIDAYAH
( C12116004)
HARDIYANTI YUNUS
(C121163180
FITRI
(C12116517)
ISMAYANI SAFITRI
(C12116501)
SRI WAHYUNI
(C12116023)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK- UNHAS 2016
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang Allah SWT. Karena atas limpahkan rahmat kesehatan yang diberikan kepada kita terutama kepada kami anggota kelompok 6, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Kemudian, tidak pula kita hanturkan salam dan salawat kepada junjungan alam Nabi besar MUHAMMAD SAW, keluarga, sahabat, para ulama dan seluruh muslim dan muslimat. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kami mengerjakannya dalam waktu empat hari, oleh karena itu, saran dari dosen dan pembaca makalah ini sangat kami perlukan untuk kesempurnaan makalah kedepannya. Kami juga ingin mengucapkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang membantu proses penyusunan makalah ini. Baik dari para Dosen/Ners Pembimbing maupun pengarang buku sumber dan referensi yang tersedia. Demikian makalah yang dapat kami buat. Semoga dapat bermanfaat, bagi para pembaca umumnya dan bagi kami anggota kelompok enam pada khususnya. Sekian dan Terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, 13 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN a. LATAR BELAKANG ....................................................................................... b. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... c. TUJUAN MASALAH ....................................................................................... BAB II PEMBAHASAN a. Definisi Promosi Kesehatan ................................................................................ b. Defenisi Dewasa ................................................................................................. c. Batasan-Batasan Dewasa ................................................................................... d. Dewasa Awal/Muda ........................................................................................... e. Dewasa Menengah/Paruh Baya........................................................................... f. Dewasa Lanjut/Lansia ........................................................................................ BAB III PENUTUP a. Kesimpulan .............................................................................................................. b. Saran ........................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN a.
Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu usaha pemerinTah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaannya bagaimanana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bias dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adlaah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan” Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan
b. Rumusan Masalah 1. Apa Itu Promosi Kesehatan? 2. Apa Defenisi Dari Dewasa? 3. Batasan-Batasan dari Dewasa Bagaiamana? 4. Bagaimana Dewasa Muda,Menengah dan Lanjut? 5. Bagaimana Promosi Kesehatan Pada Dewasa Muda,Menengah dan Lanjut?
c.
Tujuan Masalah 1. Untuk Mengetahui Makna Promosi Kesehatan 2. Untuk Mengetahui Defenisi Dari Dewasa itu Sendiri 3. Untuk Mengetahui Batasan-Batasan dari Dewasa 4. Untuk Mengetahui Bagaimana Dewasa Muda,Menengah dan Lanjut 5. Untuk Mengetahui Bagaimana Promosi Kesehatan Pada Dewasa Muda, Menengah dan Lanjut?
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Promosi Kesehatan Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003). Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor, 2003). Dalam hal ini, orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan. Menurut Green dan Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan 2. Definisi Dewasa Istilah dewasa mempunyai pengertian yang banyak. Menurut Knowles (1979), orang dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dari segi sosial, dan psikologis. Dari segibiologis, seseorang dikatakan telah dewasa apabila ia telah
mampu melakukan reproduksi. Secara sosial seseorang disebut dewasa apabila ia mampu melakukan peran-peran sosial yang biasanya diperankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil. Dengan demikian orang dewasa diartikan orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial, dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan (Sungkono, 2012). Ditinjau dari segi umur, bahwa yang disebut dewasa itu dimulai sejak menginjak usia 20 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 20 tahun). Lebih lanjut Havighust membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa awal 18 – 30 tahun, masa dewasa pertengahan 30 – 55 tahun, dan masa dewasa akhir 55 tahun lebih (Armin, 2002).
3. Batasan Dewasa Menurut Hurlock (1968) masa dewasa dibagi menjadi 3 periode, yaitu: a. Masa Dewasa Awal (Dewasa Muda) Masa dewasa awal atau Early Adulthood adalah seseorang yang berusia antara 18 atau 20 tahun sampai 40 tahun. Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaankebiasaan positif (pola hidup sehat). Secara psikologis, cukup banyak yang kurang mampu mencapai kematangan akibat banyaknya masalah dihadapi dan tidak mampu diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan keluarga, dll. Tugas-tugas perkembangan (development task) pada usia ini meliputi: pengamalan ajaran agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak, mengelola rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
b. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya/Paruh Baya Masa Dewasa Madya/Setengah Baya atau Midle Age adalah seseorang yang berusia antara 40 - 60 tahun. Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsifungsi alat indra, dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum pernah dialami (rematik, asam urat, dll). Tugas-tugas perkembangan meliputi: memantapkan pengamalan ajaran agama, mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu anak remaja belajar dewasa, menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan pada aspek fisik, mencapai dan mempertahankan prestasi karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa. c. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua atau Old Age adalah seseorang yang berusia 60 tahun hingga akhir kehidupannya atau sampai mati. Ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan psikis (pendengaran, penglihatan, daya ingat, cara berpikir dan interaksi sosial). Tugas-tugas perkembangan meliputi : Lebih memantapkan diri dalam pengamalan ajaran-ajaran agama. Mampu menyesuaikan diri dengan: menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan, masa pensiun, berkurangnya penghasilan dan kematian pasangan hidup. Membentuk hubungan dengan orang seusia dan memantapkan hubungan dengan anggota keluarga. 4. Dewasa Muda (20-40 tahun) 4.1 Tahap Perkembangan Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut. 1) Perkembangan Fisik Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2) Perkembangan Psikososial Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di masyarakat. Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu: a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud) b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
Memilih pasangan;
Belajar untuk hidup bersama pasangan;
Membentuk sebuah keluarga;
Membesarkan anak;
Mengatur rumah tangga;
Memulai suatu pekerjaan;
Memikul tanggung jawab sebagai warga negara;
Menemukan kelompok sosial yang cocok.
3) Perkembangan Kognitif Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika dan emosi. 4) Perkembangan Moral Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
5) Perkembangan Spiritual Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama yang diperoleh semasa kecil, sekarang dapat diterima/didefenisikan kembali. 4.2 Masalah Kesehatan Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu. 1. Kecelakaan Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan keselamatan dan pencegahan kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam meningkatkan kesehatan orang dewasa muda. 2. Bunuh Diri Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk, 2011).Secara umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai tekanan, tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa. Peran perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan minat dalam peran sosial dan pekerjaan, serta seringnya individu mengurung diri; menyediakan informasi mengenai tanda awal bunuh diri dalam program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko melkukan bunuh diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet tingginatrium, dan tingkat stres yang tinggi. 4. Penyalahgunaan Zat Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada masalah kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Strategi perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan tentang komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat. 5. Penyakit Menular Seksual (PMS) PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama sebagai pendidik. 6. Penganiayaan terhadap Wanita Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi. Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial. Perawat yang menangani wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi terbuka yang mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b) membantu mereka meningkatkna harga dirinya; (c) terus mendikung dan mendidik wanita agar memahamo sebab dan akibat perilaku kekerasann dan penganiayaan.
7. Keganasan Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum(Barkauskas dkk, 2002 dalam Kozier, 2011).Sedangkan pada wanita adalah kanker payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara merupakan penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita. 4.3 Pengkajian Perkembangan Dewasa Muda/Dewasa Awal Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa muda antara lain: 1. Perkembangan Fisik
Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
Mengemukakan pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
Merasa bebas dari orang tua
Memiliki konsep diri yang realistisMenyukai diri sendiri dan arah kehidupan yang berjalan
Berinteraksi baik dengan keluarga
Mampu menghadapi stress akibat perubahan dan pertumbuhan
Memiliki ikatan yang terbina dengan baik bersama orang-orang yang berarti
Memiliki kehidupan sosial yang berarti
Menunjukkan tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi dalam kehidupan pribadi
Memiliki serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Memiliki gaya hidup yang sehat
4.4 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun) Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda Tes dan Skrining Kesehatan Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun untuk wanita; setiap 5 tahun untuk pria) Imunisasi seusai rekomendasi, seperti booster tetanus-difteria Pemeriksaan gigi secara teratur (mis., setiap tahun) Penyaringan penglihatan dan pendengaran secara berkala Pemeriksaan payudara profesional setiap 1-3 tahun Pemeriksaan Papanicolaou smear setiap tahun atau saat mulai aktivitas seksual
Pemeriksaan testikular sendiri setiap bulan Skrining, untuk penyakit kardiovaskular (mis., tes kolesterol setiap 5 tahun apabila hasilnya normal; rekanan darah untuk mendeteksi hipertensi; nilai dasar EKG pada usia 35 tahun untuk pria Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2 bulan
Keamanan Tindakan perlindungan terhadap sinar matahari Tindakan keselamatan di tempat kerja Dukungan keselamatan di air (mis., tidak boleh menyelam di air yang dangkal) Nutrisi dan Olahraga Pentingnya asupan zat besi yang kuat dalam diet Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkam penyakit kardiovaskular (mis., obesitas, asupan kolesterol dan lemak, kurang olahraga) Interaksi Sosial Mendukung hubungan personal yang mendorong diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran dan rasa takut Menyusun tujuan jangka panjang dan pendek mengenai pilihan pekerjaan dan karier
5. Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 tahun) 5.1 Tahap Perkembangan 1) Perkembangan Fisik Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain sebagai berikut: a. Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul kerutan pada kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga menyebabkan deposit lemak di area abdomen. b. Sistem Muskuloskeletal Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus interverbal menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan kalsium dari jaringan tulang lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan. c. Sistem kardiovaskular Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal d. Presepsi sensori Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara frekuansi tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga berkurang. e. Metabolisme Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan f. Sistem pencernaan Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu. g. Sistem perkemihan Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus menurun. h. Seksualitas Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita. 2) Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial sebagai berikut: 1. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan tanggung jawab sosial; 2. Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup; 3. Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab; 4. Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang; 5. Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu; 6. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya; 7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia. 3) Perkembangan Kognitif Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas. 4) Perkembangan Moral Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang pilihan moral personal serta tanggung jawab. 5) Perkembangan Spiritual Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan agama seringkali membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan sebelumnya. Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan spiritual untuk membantu mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi. 5.2 Masalah Kesehatan Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain:
1. Kecelakaan Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung jawab personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan pada individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor. 2. Kanker Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang berusia antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit kanker paru dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit kanker payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan rektum, uterus, dan kanker paru. 3. Penyakit Kardiovaskular Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di AS. Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwayat kematian mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu saat berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu. 4. Obesitas Obesits merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis seperti dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas dengan mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara teratur. 5. Alkoholisme Penggunaan
alkohol
yang
berlebihan
dapat
mengakibatkan
masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan berbagai penyakit. 6. Perubahan Kesehatan Mental Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa pensiun yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat
memperoleh manfaat dari kelompok pendukung atau terapi individu untuk mengatasi masalah ini. 5.3 Pengkajian Perkembangan Dewasa Menengah/Paruh Baya Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa menengah/paruh baya antara lain: 1) Perkembangan Fisik
Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin
Memperlihatkan tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam rentang normal
Menunjukkan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang seksualitas(missal tentang menopause)
2) Perkembangan Psikososial
Menerima kondisi tubuh yang mengalami penuaan
Merasa nyaman dan menghargai diri sendiri
Menikmati kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
Menerima perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak remaja dan orang tua yang lanjut usia)
Berinteraksi dengan baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama bersama pasangan hidup
Memiliki filosofi hidup yang bermakna
3) Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Menjalin praktik kesehatan preventif
5.4 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 Tahun) Promosi Kesehatan untuk Paruh Baya Tes dan Skrining Kesehatan Pemeriksaan fisik rutin (setiap tahun untuk wanita;setiap 2-3 tahun atau sesuai petunjuk dokter untuk pria)
Tindakan keamanan dirumah; mempertahankan lorong dan tangga tetap terang dan tidak penuh dengan barang-barang. Menggunakan alat defector
Imunisasi sesuai anjuran,seperti booster tetanus setiap 10 tahun dan vaksinasi influenza serta pneumokokus Pemeriksaan gigi secara berkala(mis,,setiap tahun) Pemeriksaan tonometri untuk melihat adanya tanda-tanda glaucoma atau penyakit mata lain setiap 2-3 tahun atau setiap tahun apabila diindikasikan Pemeriksaan payudara sendiri seperti pada individu dewasa muda dan di hari pertama setiap bulan sesudah menopause Pemeriksaan testis sendiri setiap bulan Skrining untuk penyakit kardiovaskuler (mis,,pengukuran tekanan darah;pemeriksaan EKG dan kolesterol sesuai petunjuk dokter) Skrining untuk kanker kolorektal,payudara,uterus, dan prostat Skrining untuk tuberculosis setiap 2 tahun Keamanan Dukungan keselamatan kendaraan bermotor,khususnya saat berkendara di malam hari Tindakan keselamatan di tempat kerja
asap,memakai kaset,anti-gelincir dan susur tangan di kamar mandi Nutrisi dan Olahraga Pentinya,asupan protein,kalsium, dan vitamin D yang cukup dalam diet Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat mengakibatkan penyakit kardiovaskular (mis,,obesitas,asupan kolesterol dan lemak, kurang giat berolahraga) Program olahraga yang menekankan pada keterampilan dan koordinasi Interaksi Sosial Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya;dukung untuk diskusi mengenai perasaan,kekawatiran, dan rasa takut Menyediakan waktu untuk mengembangkan dan meninjau minat sebelumnya Merancanakan masa pension (keuangan dan berbagai kegiatan selingan yang mungkin di lakukan),jika perlu bersama pasangan Menyusun tujuan jangka panjang dan pendek mengenai pilihan pekerjaan dan karier
6. Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 tahun) 6.1 Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Psikososial Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas ego versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali merasa pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu. Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain: a. Usia 65-75 tahun
Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang menurun
Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak yang sudah dewasa
Menyesuaikan diri dengan waktu luang
Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
b. Usia 75 tahun atau lebih
Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
Menjaga kesehatan fisik dan mental
Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
Menemukan makna hidup
Mengurus akan kematiannya kelak
Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
2) Perkembangan Kognitif Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia. Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu, aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan intelektual umumnya
mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis. Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar. 3) Perkembangan Moral Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan moral, mereka mematuhi setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan orang lain. 4) Perkembangan Spiritual Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi lansia, yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi berbagai masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baikMasalah Kesehatan 6.2 Masalah kesehatan Pada Lansia 1. Kecelakaan Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia. Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu berhati-hati pada saat menaiki anak tangga, menegmudikan mobil, dan bahkan saat berjalan. 2. Penyakit Ketunadayaan Kronik Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan dan pendengaran,
pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau insiden lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis. 3. Penyalahgunaan Obat Lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap memerlukan obatobatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian obat itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi penggunasalahan, seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau terlalu sedikit, mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi obat resep bersama obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang lain tanpa sengaja. 4. Alkoholisme Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh buruk pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif pada hati dan ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait, serta memperlambat respons mental yang kerap mengakibatkan kecelakaan dan kematian. 5. Demensia Demensia merupakan proses yang membahayakan dan berlangsung lambat, yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara progresif. Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah penyakit Alzheimer. 6. Penganiayaan Lansia Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di atas usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan bergantung pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan seksual; penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM. Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal, ancaman, penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau pengabaian lansia dapat terjadi di rumah pribadi, penampungan lansia, rumah sakit, atau fasilitas layanan jangka panjang. 6.3 Pengkajian Perkembangan Dewasa Tua/Lanjut Usia
Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia antara lain: 1. Perkembangan Fisik
Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis(misal penampilan, persepsi)
Menyesuaikan gaya hidup dengan energy dan kemampuan yang menurun
Menjaga agar tanda-tanda vital(khususnya tekanan darah) tetap normal sesuai usia dan jenis kelamin
2. Perkembangan Psikososial
Mengatur masa pension dalam cara yang memuaskan
Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi
Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga
Memiliki harga diri yang tinggi
Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Melakukan praktik sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola tidur
Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau untuk memperoleh bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
6.4 Promosi Kesehatan Pada Dewasa Lanjut/Lansia (Diatas 65 Tahun) Promosi Kesehatan untuk Lanjut Usia Tes dan Skrining Kesehatan Seperti pada individu paruh baya Keamanan
Tindakan keselamatan di rumah guna mencegah bahaya jatuh, kebakaran, terbakar, luka bakar, dan tersengat listrik. Dukungan keselamatan berkendara, terutama saat mengemudi di malam hari Tindakan kewaspadaan untuk mencegah kecelakaan pada pejalan kaki
Foktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular (mis., obesitas, asupan kolesterol dan lemak, kurang olahraga Program olahraga moderat yang dilakukan secara teratur guna mempertahankan mobilitas sendi, tonus otot, don kalsifikasi tulang Interaksi Sosial
Kegiatan intelektual dan rekreasi pendukung Hubungan personal pendukung yang membantu upaya diskusi mengenai perasaan,
Nutrisi dan Olahraga Pentingnya diet seimbang dengan jumlah kalori yang lebih sedikit untuk mengakomodasi laju metabolik yang lebih rendah serta aktivitas fisik yang menurun Pentingnya vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang mencukupi guna mencegah osteoporosis
kekhawatiran, dan rasa takut Ketersediaan pusat komunitas sosial dan program- program bagi lansia Eliminasi Pentingnya serat yang adekuat dalam diet, olahraga yang cukup, dan cairan sedikitnya 8 gelas sehari untuk mencegah konstipasi
BAB III PENUTUP 1.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas, kami menyimpulkan bahwa pada
dewasa memiliki tiga fase yaitu fase dewasa awal/dewasa muda (20-40 Tahun), menengah/Paruh Baya (40-65 Tahun), dan tua/Lanjut Usia (Diatas 65 Tahun). Dari masing-masing fase tersebut terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu yang terlibat. Jika individu tidak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik maka tugasnya dalam tahap perkembangan selanjutnya akan terganggu. Peran seorang perawat disini sangat penting, Perawat harus memahami setiap proses perkembangan manusia, terutama pada fase dewasa ini. Perawat juga harus bisa melakukan pengkajian terhadap perkembangan serta promosi kesehatan untuk setiap fasenya dengan Baik 2.
Saran Berdasarkan pembahasan di atas, penulis memberi ingin memberi saran antara
lain sebagai berikut:
Agar perawat dapat memahami setiap proses pertumbuhan dan perkembangan dari masing-masing fase orang dewasa.
Kepada tema-teman mahasiswa keperawatan agar dapat menggali pengetahuan lebih dalam lagi mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada fase dewasa ini sehingga dapat memiliki pedoman pengajaran lebih banyak lagi dalam menerapkan penegetahuan kita di lapangan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier.Erb.Berman.Snyder.2010. Buku Fundamental Keperawatan. Ed. 7. Vol.1.Jakarta:EGC
Santrok.John W.2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup,Ed.5.Jilid 2. Jakarta:Erlangga
Suprijanto.2009. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:PT.Bumi Aksara