Caridokumen.com_laporan-pegas-.doc

  • Uploaded by: Dewi Fitria Cahyani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Caridokumen.com_laporan-pegas-.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 5,257
  • Pages: 35
PEGAS Wahdini Ramli, Darlina, Siti Hardianti Retno Ambar Wati PENDIDIKAN FISIKA UNM 2014 Abstrak Telah dilakukan eksperimen Pegas dengan tujuan mempelajari hubungan antara gaya pegas dan pertambahan panjang pegas serta menentukan konstanta elastisitas pegas. Untuk prosedur kerja pada kegiatan 1 dan 2 adalah menghitung massa beban dan panjang awal dan akhir pegas setelah cm diberikan beban massa. Pada kegiatan 3 yaitu menghitung waktu yang diperlukan oleh pegas untuk bergetar sebanyak 10 kali setelah diberi simpangan 2 cm. Analisis pada kegiatan 1 adalah mencari konstanta dua pegas identik dengan menggunakan data gaya pegas dan pertambahan panjang dengan menggunakan analisis grafik sehingga diperoleh y=mx+c . Pada kegiatan 2, mencari konstanta rangkaian seri dan paralel dengan analisis grafik hubungan gaya k .k pegas dan pertambahan panjang lalu dibandingkan dengan teori dimana untuk seri ks = 1 2 k1 +k2

diperoleh 6,0642N/m, untuk paralel kp =k +k2 +kn diperoleh 24,257 N/m. Pada kegiatan 3, mencari 1 konstanta pegas berdasarkan grafik hubungan T 2 dan m sehingga dari analisis grafik diperoleh 8,14 N/m. Perbandingan antara grafik dengan teori hampir sama sehingga praktikum berhasil. Kesimpulan yang ditarik adalah gaya pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjang pegas dan konstantanya dan nilai konstanta pegas 1 adalah k=|12,09±0, 01|N/m dan untuk pegas 2 adalah k=|12,17±0, 01|N/m. Untuk konstanta elastisitas pegas sistem pegas untuk susunan seri adalah k=|6,269±0, 060|N/m dan untuk susunan paralel adalah k=|24,38±0, 04|N/m.

Kata kunci: gerak harmonik sederhana, konstanta elastisitas, pegas, periode, pertambahan panjang. RUMUSAN MASALAH 1.

Apa hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas?

2.

Berapa nilai konstanta elastisitas pegas dan sistem pegas?

TUJUAN 1.

Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.

2.

Menentukan besar konstanta elastisitas pegas.

METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Jika suatu balok bermassa m yang dikaitkan pada ujung pegas, saat pegas dalam keadaan tidak ditarik maupun ditekan, maka balok berada pada posisi yang disebut posisi setimbang dari sistemnya.Yang ditentukan sebagai x 0 = 0. Jika pegas tersebut ditaraik atau ditekan sejauh jarak yang pendek dari keadaan bebasnya (kedudukan setimbangnya), maka pegas mengerjakan sebuah gaya pada balok yang dapat dinyatakan sebagai: (Serway, 2009: 687-688) 𝐹𝑠 = −𝑘𝑥 Dimana x adalah posisi balok relatif terhadap posisi setimbangnya (x=0) dan k adalah konstanta positif yang disebut konstanta gaya atau konstanta pegas dari pegasnya. Dengan kata lain, gaya yang dibutuhkan untuk menarik atau menekan sebuah pegas sebanding dengan jumlah tarikan atau tekanannya. Hukum gaya pegas ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Nilai k adalah ukuran kekakuan pegas.Pegas yang kaku memiliki nilai k yang besar dan pegas yang lentur memiliki nilai k yang kecil. (Serway, 2009: 688) Tanda negatif pada Hukum Hooke berarti arah gaya yang dikerjakan oleh pegas selalu berlawanan terhadap perpindahan dari posisi setimbangnya. Oleh karena gaya pegas selalu bekerja terhadap posisi setimbangnya (x=0) gaya ini terkadang disebut gaya pemulih. (Serway, 2009: 289) Gaya pemulih adalah gaya yang cenderung memulihkan pegas ke konfigurasi awalnya. Gaya yang bekerja pada pegas serupa dengan gaya yang dikerjakan oleh satu atom pada atom lain dalam sebuah molekul atau dalam zat padat dalam arti bahwa, untuk perpindahan yang kecil dari kesetimbangannya, gaya pemulih sebanding dengan perpindahan. Seringkali berguna untuk memvisualisasikan atom-atom dalam sebuah molekul atau zat padat seperti atom-atom yang dihubungkan oleh pegas.(Tipler, 1998: 486) Jika pegas ditekan sampai balok berada di titik –xmaks dan kemudian dilepaskan, maka balok bergerak dari -xmaks melalui x0 hingga +xmaks. Jika pegas tersebut diegangkan sampai balok berada di titik +xmaks kemudian dilepaskan,

maka balok bergerak dari +xmaks melalui x0 ke -xmaks. Kemudian balok akan berbalik arah, kembali ke +xmaks dan terus bergerak maju mundur. Dengan menggunakan Hukum Newton II ∑Fx= max pada gerak balok dalam Hukum Hooke, dengan x sebagai arah gayanya, kita dapatkan: (Serway, 2009: 688) -kx=max ax =-

k x m

Dengan demikian , percepatan berbanding lurus dengan posisi balok, dan arahnya berlawanan dengan perubahan dari posisi kesetimbangan. Ketika gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahan dari posisi kesetimbangan, sebagaimana pada Hukum Hooke, osilasi yang terjadi disebut gerak harmonik sederhana, disingkat GHS. (Young, 2002: 391) Peride T adalah waktu yang diperlukan beban massa untuk melakukan satu kali getaran atau osilasi penuh yang dapat dinyatakan sebagai berikut (Herman, 2014: 57-58) m k

T=2π√ Dengan: T = periode getaran (s) m = massa beban massa (kg) k = konstanta elastisitas pegas (N/m)

Untuk frekuensi sudut gerak harmonik sederhana bagi benda bermassa m, yang padanya bekerja gaya pemulih dengan konstanta gaya k: (Young, 2002: 393) 𝑘

𝜔 = √𝑚 (gerak harmonik sederhana) Sehingga frekuensi f dan perode T adalah, (Young, 2002: 393) f= 𝑇=

ω 1 k = =√ 2π 2π m

1 2𝜋 𝑚 = = 2𝜋√ 𝑓 𝜔 𝑘

Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa periode dan frekuensi dari gerak harmonik sederhana sepenuhnya ditentukan oleh massa m dan konstanta

gaya k gerak harmonik sederhana periode dan frekuensi tidak bergantung pada amplitudi. Untuk nilai-nilai m dan k tertentu, waktu yang diperlukan untuk satu osilasi sempurna adalah sama entah amplitudonya kecil maupun besar. (Young, 2002: 394) Alat dan Bahan A. Alat 1. Stopwatch

= 1 buah

2. Neraca Ohauss 310 gram

= 1 buah

3. Pegas

= 2 buah

4. Statif+klem

= 1 buah

5. Mistar 50 cm

= 1 buah

B. Bahan 1. Beban+penggantung

= 10 buah

Identifikasi Variabel Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas A. Variabel manipulasi Gaya (F) satuan N/ massa (m) satuan gram B. Variabel respon Panjang akhir (y) satuan centimeter C. Variabel kontrol Konstanta pegas (k) satuan N/m Kegiatan 2: Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas A. Variabel manipulasi Gaya (F) satuan N B. Variabel respon Panjang akhir (y) satuan centimeter C. Variabel kontrol Konstanta pegas (k) satuan N/m

Kegiatan 3: Menentukan konstanta pegas dari data periode getaran pegas A. Variabel manipulasi Massa (m) satuan gram B. Variabel respon Periode (T) satuan sekon C. Variabel kontrol Simpangan (y) satuan centimeter dan panjang awal pegas (y0) satuan centimeter Definisi Operasional Variabel Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas A. Variabel manipulasi Gaya (F) adalah hasil kali dari nilai massa beban dikalikan dengan percepatan gravitasi yang dimanipulasi untuk menghasilkan pertambahan panjang pegas yang berbeda yang massanya diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan Neraca Ohauss 310 gram dan percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s. B. Variabel respon Panjang akhir (y) adalah perubahan panjang pegas dari panjang awal y0 yang diperoleh dengan mengukur panjang pegas setelah ditambahkan beban dikurangi dengan panjang pegas awal menggunakan alat ukur panjang yaitu mistar 50 cm dari ujung atas pegas hingga ujung bawah pegas. C. Variabel kontrol Konstanta pegas (k) adalah ukuran kekakuan pegas yang diperoleh dari hasil bagi gaya dengan perubahan panjang pegas yang konstan untuk tiap pegas yang berbeda. Kegiatan 2: Menentukan konstatnta pegas dari sistem pegas A. Variabel manipulasi Gaya (F) adalah hasil kali dari nilai massa beban dikalikan dengan percepatan gravitasi yang massanya diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan Neraca Ohauss 310 gram dan percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s.

B. Variabel respon Panjang akhir (y) adalah perubahan panjang pegas dari panjang awal y0 yang diperoleh dengan mengukur panjang pegas setelah ditambahkan beban dikurangi dengan panjang pegas awal menggunakan alat ukur panjang yaitu mistar 50 cm dari ujung atas pegas hingga ujung bawah pegas. C. Variabel kontrol Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan pegas yang diperoleh dari hasil bagi gaya dengan perubahan panjang pegas yang konstan untuk tiap pegas yang berbeda. Kegiatan 3: Menentukan konstanta pegas dari data periode getaran pegas A. Variabel manipulasi Massa adalah ukuran materi pada tiap beban yang diberikan pada pegas yang diukur dengan menggunakan neraca Ohauss 310 gram yang tiap penambahan beban tidak dipisahkan dalam pengukuran sehingga tidak menimbulkan penambahan kesalahan pengukuran. B. Variabel respon Periode (s) adalah waktu yang dibutuhkan oleh pegas untuk tiap getaran yang ditentukan dengan mencari waktu yang dibutuhkan dengan menggunakan stopwatch untuk 10 getaran. C. Variabel kontrol Simpangan (cm) adalah jarak benda atau pegas yang diukur dari titik kesetimbangan pegas yang yang tentukan yaitu 2 cm dengan menggunakan mistar dan satuannya cm. Prosedur Kerja Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas 1.

Merakit statif sesuai gambar di samping

2.

Memasang balok pendukung pada batang statif

3.

Memasang jepitan penahan pada balok pendukung,

kemudian menggantungkan satu pegas spiral. 4.

Mengukur massa beban dan menggantungkan 1 beban pada pegas (𝐹𝜊)

5.

Mengukur panjang awal (𝑙𝜊) pegas dan mencatat hasilnya pada tabel

6.

Menambahkan 1 beban dan mengukur kembali panjang pegas (l). Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel.

7.

Mengulangi langkah ke-3 dengan setiap kali menambah 1 beban untuk melengkapi tabel pengamatan.

Kegiatan 2: Menentukan konstatnta pegas dari sistem pegas Susunan Seri 1.

Merakit statif seperti pada kegiatan satu.

2.

Menyusun 2 pegas yang indentik dengan susunan seri kemudian memasangkan pada statif

3.

Mengukur panjang awal pegas, dinyatakan sebagai (𝑙0 )

4.

Menggantungkan satu beban pada ujung pegas dan ukur panjang pegas.Nyatakan sebagai l, mencatat hasilnya di dalam tabel pengamatan.

5.

Menambahkan beban kemudian mengukur pertambahan panjangnya minimal lima kali, mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.

Susunan Paralel 1.

Merakit statif seperti pada kegiatan 1

2.

Mneyusun dua pegas yang identik dengan susunan pararel kemudian dipasangkan pada statif

3.

Mengukur panjang awal pegas, dinyatakan sebagai (𝑙0 )

4.

Menggantungkan satu beban pada ujung pegas dan ukur panjang pegas.Nyatakan sebagai l, mencatat hasilnya di dalam tabel pengamatan.

5.

Menambahkan beban kemudian mengukur pertambahan panjangnya minimal lima kali, mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.

Kegiatan 3: Menentukan konstanta pegas dari data periode getaran pegas 1.

Menggantung sebuah beban massa pada penggantung beban lalu menarik beban massa kebawah sejauh 2 cm dari titik setimbangnya.

2.

Melepaskan beban dan membiarkan sistem pegas massa bergerak naik turun beberapa saat, selanjutnya mengambil satu posisi (maksimum bawah atau

atas) untuk menjalankan stopwatch. Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk 5 kali getaran. 3.

Melakukan kegiatan (1) dan (2) dengan menambahkan beban satu persatu pada beban sebelumnya.

4.

Melakukan pengukuran dengan pengurangan beban massa satu persatu.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA Hasil Pengamatan Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas Tabel 1. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas Pegas 1: |12,20±0,05|cm No

Pegas 2: |12,70±0,05|cm

Massa beban

Panjang akhir

(gram)

(cm)

No

Massa beban

Panjang akhir

(gram)

(cm)

1

|4,24±0,01|

|12,90±0,05|

1

|4,24±0,01|

|13,25±0,05|

2

|24,52±0,01|

|14,40±0,05|

2

|24,52±0,01|

|14,85±0,05|

3

|29,36±0,01|

|14,75±0,05|

3

|29,36±0,01|

|15,35±0,05|

4

|49,53±0,01|

|16,25±0,05|

4

|49,53±0,01|

|17,00±0,05|

5

|54,62±0,01|

|16,80±0,05|

5

|54,62±0,01|

|17,30±0,05|

6

|74,78±0,01|

|18,30±0,05|

6

|74,78±0,01|

|18,95±0,05|

7

|79,00±0,01|

|18,80±0,05|

7

|79,00±0,01|

|19,30±0,05|

8

|98,95±0,01|

|20,35±0,05|

8

|98,95±0,01|

|20,85±0,05|

9

|103,83±0,01|

|20,85±0,05|

9

|103,83±0,01|

|21,35±0,05|

10

|124,17±0,01|

|22,60±0,05|

10

|124,17±0,01|

|22,90±0,05|

Kegiatan 2: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang Susunan seri Panjang awal pegas

= |30,10±0,05|cm

Tabel 2. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas No

Massa beban (gram)

Panjang akhir (cm)

1

|4,24±0,01|

|31,75±0,05|

2

|24,52±0,01|

|33,65±0,05|

3

|29,36±0,01|

|35,85±0,05|

4

|49,53±0,01|

|38,05±0,05|

5

|54,62±0,01|

|39,10±0,05|

6

|74,78±0,01|

|42,45±0,05|

7

|79,00±0,01|

|43,40±0,05|

8

|98,95±0,01|

|45,85±0,05|

Susunan paralel Panjang awal pegas

= |9,90±0,05|cm

Tabel 3. Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas No

Massa beban (gram)

Panjang akhir (cm)

1

|4,24±0,01|

|10,20±0,05|

2

|24,52±0,01|

|10,90±0,05|

3

|29,36±0,01|

|11,15±0,05|

4

|49,53±0,01|

|11,90±0,05|

5

|54,62±0,01|

|12,10±0,05|

6

|74,78±0,01|

|12,90±0,05|

7

|79,00±0,01|

|13,15±0,05|

8

|98,95±0,01|

|14,00±0,05|

Kegiatan 3: Menentukan periode getaran dari sistem pegas seri Simpangan

= |2,00±0,05|cm

Jumlah getaran= 10 kali Tabel 4. Periode getaran pegas No

Massa beban (gram)

Waktu (s)

1

|4,24±0,01|

|8,0±0,1|

2

|24,52±0,01|

|8,1±0,1|

3

|29,36±0,01|

|8,2±0,1|

4

|49,53±0,01|

|8,6±0,1|

5

|54,62±0,01|

|9,2±0,1|

6

|74,78±0,01|

|9,5±0,1|

7

|79,00±0,01|

|9,7±0,1|

8

|98,95±0,01|

|10,2±0,1|

ANALISIS DATA Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas A. Gaya tiap penambahan beban 1. Untuk data 1 a. Gaya F1=m1.g F1=4,24×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,041552 N b. Ketidakpastian F1=m1 ∂F1 dF1 = | | dm1 ∂m1 dF1 =|1|dm1 dF1 dm1 =| | F1 m1 ∆F1 = |

∆m1 |F m1 1

0,01 g ∆F1 = | | 0,041552 N 4,24 g ∆F1 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

∆F1 ×100% F1

KR=

0,000098 N ×100%=0,24%=4 AB 0,041552 N

d. Pelaporan fisika F1 =|F1 ±∆F1 |N F1 =|0,04155±0,00010|N 2. Untuk data 2 a. Gaya F2=24,52×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,240296 N

b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F2 = | | 0,240296 N 24,52 g ∆F2 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,04%=4 AB 0,240296 N

d. Pelaporan fisika F2 =|0,2403±0,0001|N 3. Untuk data 3 a. Gaya F3=29,36×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,287728 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F3 = | | 0,287728 N 29,36 g ∆F3 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,034%=4 AB 0,287728 N

d. Pelaporan fisika F3 =|0,2877±0,0001|N 4. Untuk data 4 a. Gaya F4=49,53×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,485394 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F4 = | | 0,485394 N 49,53 g ∆F4 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,02%=4 AB 0,485394 N

d. Pelaporan fisika F4 =|0,4854±0,0001|N 5. Untuk data 5 a. Gaya F5=54,62×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,535276 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F5 = | | 0,535276 N 54,62 g ∆F5 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,02%=4 AB 0,535276 N

d. Pelaporan fisika F5 =|0,5353±0,0001|N 6. Untuk data 6 a. Gaya F6=74,78×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,732844 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F6 = | | 0,732844 N 74,78 g ∆F6 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,01%=4 AB 0,732844 N

d. Pelaporan fisika F6 =|0,7328±0,0001|N 7. Untuk data 7 a. Gaya F7=79,00×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,774200 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F7 = | | 0,774200 N 79,00 g

∆F7 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,01%=4 AB 0,774200 N

d. Pelaporan fisika F7 =|0,7742±0,0001|N 8. Untuk data 8 a. Gaya F8=98,95×10-3 kg . 9,8 m/s2=0,969710 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F8 = | | 0,969710 N 98,95 g ∆F8 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,01%=4 AB 0,969710 N

d. Pelaporan fisika F8 =|0,9697±0,0001|N 9. Untuk data 9 a. Gaya F9=103,83×10-3 kg . 9,8 m/s2=1,017534 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F9 = | | 1,017534 N 103,83 g ∆F9 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,01%=4 AB 1,017534 N

d. Pelaporan fisika F9 =|1,018±0,000|N

10. Untuk data 9 a. Gaya F10=124,17×10-3 kg . 9,8 m/s2=1,216866 N b. Ketidakpastian 0,01 g ∆F10 = | | 1,216866 N 124,17 g ∆F10 =0,000098 N c. Kesalahan relatif KR=

0,000098 N ×100%=0,01%=4 AB 1,216866 N

d. Pelaporan fisika F10 =|1,217±0,000|N B. Pertambahan pertambahan panjang 1. Pegas 1 Panjang awal pegas 1: |12,20±0,05|cm a. 𝛥y1=y1-y0 𝛥y1=12,90 cm-12,20 cm=0,70 cm=0,0070 m 𝛥𝛥y1=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y1 =|∆y1 ±∆∆y1 |m ∆y1 =|0,007±0,001|m b. 𝛥y2=14,40 cm-12,20 cm=2,20 cm=0,0220 m 𝛥𝛥y2=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y2 =|0,022±0,001|m c. 𝛥y3=14,75 cm-12,20 cm=2,55 cm=0,0255 m 𝛥𝛥y3=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y3 =|0,026±0,001|m d. 𝛥y4=16,25 cm-12,20 cm=4,05 cm=0,0405 m 𝛥𝛥y4=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y4 =|0,041±0,001|m e. 𝛥y5=16,80 cm-12,20 cm=4,60 cm=0,0460 m 𝛥𝛥y5=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m

∆y5 =|0,046±0,001|m f. 𝛥y6=18,30 cm-12,20 cm=6,10 cm=0,0610 m 𝛥𝛥y6=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y6 =|0,061±0,001|m g. 𝛥y7=18,80 cm-12,20 cm=6,60 cm=0,0660 m 𝛥𝛥y7=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y7 =|0,066±0,001|m h. 𝛥y8=20,35 cm-12,20 cm=8,15 cm=0,0815 m 𝛥𝛥y8=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y8 =|0,082±0,001|m i. 𝛥y9=20,85 cm-12,20 cm=8,65 cm=0,0865 m 𝛥𝛥y9=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y9 =|0,087±0,001|m j. 𝛥y10=22,60 cm-12,20 cm=10,40 cm=0,1040 m 𝛥𝛥y10=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y10 =|0,104±0,001|m 2. Pegas 2 Panjang awal pegas 2: |12,70±0,05|cm a. 𝛥y1=13,25 cm-12,70 cm=0,55 cm=0,0055 m 𝛥𝛥y1=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y1 =|∆y1 ±∆∆y1 |m ∆y1 =|0,006±0,001|m b. 𝛥y2=14,85 cm-12,70 cm=2,15 cm=0,0215 m 𝛥𝛥y2=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y2 =|0,022±0,001|m c. 𝛥y3=15,35 cm-12,70 cm=2,65 cm=0,0265 m 𝛥𝛥y3=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y3 =|0,027±0,001|m d. 𝛥y4=17,00 cm-12,70 cm=4,30 cm=0,0430 m

𝛥𝛥y4=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y4 =|0,043±0,001|m e. 𝛥y5=17,30 cm-12,70 cm=4,60 cm=0,0460 m 𝛥𝛥y5=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y5 =|0,046±0,001|m f. 𝛥y6=18,95 cm-12,70 cm=6,25 cm=0,0625 m 𝛥𝛥y6=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y6 =|0,063±0,001|m g. 𝛥y7=19,30 cm-12,70 cm=6,60 cm=0,0660 m 𝛥𝛥y7=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y7 =|0,066±0,001|m h. 𝛥y8=20,85 cm-12,70 cm=8,15 cm=0,0815 m 𝛥𝛥y8=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y8 =|0,082±0,001|m i. 𝛥y9=21,35 cm-12,70 cm=8,65 cm=0,0865 m 𝛥𝛥y9=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y9 =|0,087±0,001|m j. 𝛥y10=22,90 cm-12,70 cm=10,20 cm=0,1020 m 𝛥𝛥y10=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y10 =|0,102±0,001|m C. Tabel Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas 1. Pegas 1 No

Gaya (N)

Pertambahan Panjang (m)

1

|0,04155±0,00010|

|0,007±0,001|

2

|0,2403±0,0001|

|0,022±0,001|

3

|0,2877±0,0001|

|0,026±0,001|

4

|0,4854±0,0001|

|0,041±0,001|

5

|0,5353±0,0001|

|0,046±0,001|

6

|0,7328±0,0001|

|0,061±0,001|

7

|0,7742±0,0001|

|0,066±0,001|

8

|0,9697±0,0001|

|0,082±0,001|

9

|1,018±0,000|

|0,087±0,001|

10

|1,217±0,000|

|0,104±0,001|

No

Gaya (N)

Pertambahan Panjang (m)

1

|0,04155±0,00010|

|0,006±0,001|

2

|0,2403±0,0001|

|0,022±0,001|

3

|0,2877±0,0001|

|0,027±0,001|

4

|0,4854±0,0001|

|0,043±0,001|

5

|0,5353±0,0001|

|0,046±0,001|

6

|0,7328±0,0001|

|0,063±0,001|

7

|0,7742±0,0001|

|0,066±0,001|

8

|0,9697±0,0001|

|0,082±0,001|

9

|1,018±0,000|

|0,087±0,001|

10

|1,217±0,000|

|0,102±0,001|

2. Pegas 2

D. Grafik Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas 1. Pegas 1 F

Grafik hubungan antara Gaya dan Pertambahan Panjang

1.4

y = 12.086x - 0.0225 R² = 0.9988

1.2

Gaya (N)

1 0.8

0.6 0.4 0.2

y

0 0

0.02

0.04

0.06

0.08

Pertambahan Panjang (m)

0.1

0.12

a. Konstanta dari grafik y=mx+c dy ∂mx+c = dx ∂x dy =m dx ∆F =m ∆∆y m=

F =k ∆y

y=12,086x-0,0225 dy ∂12,086x-0,0225 = dx ∂x dy =12,086 dx ∆F =12,086 N/m ∆∆y k1 = 12,086 N/m b. Derajat Kepercayaan DK=R2 ×100% DK=0, 9988×100%=99,88% c. Ketidakpastian Relatif KR=100%-DK KR=100%-99,88%=0,12%=4AB d. Ketidakpastian KR=

∆k1 ×100% k1

∆k1 =k1 ×

KR 100%

∆k=12,086 N/m×

0,12% =0, 0145 N/m 100%

e. Pelaporan Fisika k1 =|k1 ±∆k1 |N/m k1 =|12,09±0, 01|N/m

2. Pegas 2 Grafik Hubungan antara Gaya dan Pertambahan Panjang 1.4

F

Gaya (N)

1.2 1

0.8 0.6 0.4 0.2

y

0 0

0.02

0.04

0.06

0.08

Pertambahan Panjang (m)

a. Konstanta dari grafik y=12,171x-0,0283 dy ∂12,171x-0,0283 = dx ∂x dy =12,171 dx ∆F =12,171 N/m ∆∆y k2 =12,171 N/m b. Derajat Kepercayaan DK=0, 9988×100%=99,88% c. Ketidakpastian Relatif KR=100%-99,88%=0,12%=4AB d. Ketidakpastian ∆k2 =12,171 N/m×

0,12% =0, 01461 N/m 100%

e. Pelaporan Fisika k2 =|12,17±0, 01|N/m

0.1

0.12

Kegiatan 2: Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas A. Pertambahan Panjang Pegas 1. Susunan seri Panjang awal pegas = |30,10±0,05| cm a. 𝛥y1=31,75 cm-30,10 cm=1,65 cm=0,0165 m 𝛥𝛥y1=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y1 =|0,017±0,001|m b. 𝛥y2=33,65 cm-30,10 cm=3,55 cm=0,0355 m 𝛥𝛥y2=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y2 =|0,036±0,001|m c. 𝛥y3=35,85 cm-30,10 cm=5,75 cm=0,0575 m 𝛥𝛥y3=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y3 =|0,058±0,001|m d. 𝛥y4=38,05 cm-30,10 cm=7,95 cm=0,0795 m 𝛥𝛥y4=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y4 =|0,080±0,001|m e. 𝛥y5=39,10 cm-30,10 cm=9,00 cm=0,0900 m 𝛥𝛥y5=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y5 =|0,090±0,001|m f. 𝛥y6=42,45 cm-30,10 cm=12,35 cm=0,1235 m 𝛥𝛥y6=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y6 =|0,124±0,001|m g. 𝛥y7=43,40 cm-30,10 cm=13,30 cm=0,1330 m 𝛥𝛥y7=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y7 =|0,133±0,001|m h. 𝛥y8=45,85 cm-30,10 cm=15,75 cm=0,1575 m 𝛥𝛥y8=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y8 =|0,158±0,001|m

2. Susunan paralel Panjang awal pegas = |9,90±0,05| cm a. 𝛥y1=10,20 cm-9,90cm=0,30 cm=0,0030 m 𝛥𝛥y1=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y1 =|0,003±0,001|m b. 𝛥y2=10,90 cm-9,90cm=1,00 cm=0,0100 m 𝛥𝛥y2=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y2 =|0,010±0,001|m c. 𝛥y3=11,15 cm-9,90cm=1,25 cm=0,0125 m 𝛥𝛥y3=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y3 =|0,013±0,001|m d. 𝛥y4=11,90 cm-9,90cm=2,00 cm=0,0200 m 𝛥𝛥y4=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y4 =|0,020±0,001|m e. 𝛥y5=12,10 cm-9,90cm=2,20 cm=0,0220 m 𝛥𝛥y5=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y5 =|0,022±0,001|m f. 𝛥y6=12,90 cm-9,90cm=3,00 cm=0,0300 m 𝛥𝛥y6=0,030+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y6 =|0,124±0,001|m g. 𝛥y7=13,15 cm-9,90cm=3,25 cm=0,0325 m 𝛥𝛥y7=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y7 =|0,033±0,001|m h. 𝛥y8=14,00 cm-9,90cm=4,10 cm=0,0410 m 𝛥𝛥y8=0,05+0,05= 0,1 cm=0,001 m ∆y8 =|0,041±0,001|m

B. Tabel Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas 1. Susunan Seri Tabel 3. Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas No

Gaya (N)

Pertambahan Panjang (m)

1

|0,04155±0,00010|

|0,017±0,001|

2

|0,2403±0,0001|

|0,036±0,001|

3

|0,2877±0,0001|

|0,058±0,001|

4

|0,4854±0,0001|

|0,080±0,001|

5

|0,5353±0,0001|

|0,090±0,001|

6

|0,7328±0,0001|

|0,124±0,001|

7

|0,7742±0,0001|

|0,133±0,001|

8

|0,9697±0,0001|

|0,158±0,001|

2. Susunan Paralel Tabel 4. Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas No

Gaya (N)

Pertambahan Panjang (m)

1

|0,04155±0,00010|

|0,003±0,001|

2

|0,2403±0,0001|

|0,010±0,001|

3

|0,2877±0,0001|

|0,013±0,001|

4

|0,4854±0,0001|

|0,020±0,001|

5

|0,5353±0,0001|

|0,022±0,001|

6

|0,7328±0,0001|

|0,124±0,001|

7

|0,7742±0,0001|

|0,033±0,001|

8

|0,9697±0,0001|

|0,041±0,001|

C. Grafik Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas 1. Susunan Seri Grafik 3. Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas Grafik Hubungan antara Gaya dan Pertambahan Panjang 1.2

F y = 6.2693x - 0.0347 R² = 0.9905

Gaya (N)

1 0.8 0.6 0.4 0.2

y

0 0

0.05

0.1 0.15 Pertambahan Panjang (m)

a. Konstanta dari grafik y=6,2693x-0,0347 dy ∂6,2693x-0,0347 = dx ∂x dy =6,2693 dx ∆F =6,2693 N/m ∆∆y ks =6,2693 N/m b. Derajat Kepercayaan DK=0, 9905×100%=99,05% c. Ketidakpastian Relatif KR=100%-99,05%=0,95%=4AB d. Ketidakpastian ∆ks =6,2693 N/m×

0,95% =0, 0596 N/m 100%

e. Pelaporan Fisika ks =|6,269±0, 060|N/m

0.2

2. Susunan Paralel Grafik 4. Hubungan Gaya dan Pertambahan Panjang Pegas F

Grafik Hubungan Antara Gaya dan Pertambahan Panjang

1.2 y = 24.378x - 0.0127 R² = 0.9982

Gaya (N)

1 0.8 0.6 0.4 0.2

y

0 0

0.01

0.02

0.03

Pertambahan Panjang (m)

a. Konstanta dari grafik y=24,378x-0,0127 dy ∂24,378x-0,0127 = dx ∂x dy =24,378 dx ∆F =24,378N/m ∆∆y kp =24,378 N/m b. Derajat Kepercayaan DK=0, 9982×100%=99,82% c. Ketidakpastian Relatif KR=100%-99,82%=0,18%=4AB d. Ketidakpastian ∆kp =24,378 N/m×

0,18% =0, 0439 N/m 100%

e. Pelaporan Fisika kp =|24,38±0, 04|N/m

0.04

0.05

D. Konstanta Sistem Pegas Berdasarkan Teori Dari Nilai K Grafik 1. Susunan Seri Ftot=F1=F2=Fn ytot = y1 + y2 + yn Ftot F1 F2 Fn = + + ks k1 k2 kn 1 1 1 1 = + + ks k1 k2 kn 1 k1 + k2 = ks k1 . k2 ks =

k1 .k2 k1 +k2

ks =

12,086 N/m.12,171 N/m 147,099 N2 /m2 = = 6,0642 N/m 12,086 N/m+12,171 N/m 24,257 N/m

2. Susunan Paralel ytot = y1 = y2 = yn Ftot=F1=F2=Fn ktot ∆ytot =k1 ∆y1 +k2 ∆y2 +k3 ∆y3 kp =k +k2 +kn 1

kp =12,086 N/m+12,171 N/m=24,257 N/m Kegiatan 3: Menentukan konstanta pegas dari data periode getaran pegas untuk sistem seri Simpangan

= |2,00±0,05| cm

Jumlah getaran= 10 kali A. Kuadrat Periode Getaran Tiap Penambahan Beban 1. Untuk data 1 a. Kuadrat periode t1 2 2 T1 = ( ) n1 8,0 T21 = (

10

s

2

) = (0,8)2 =0,64 s2

b. Ketidakpastian T21 =t1 2 .n1 -2 ∂T21 2 dT1 = | 2 | dt1 ∂t1 dT21 =|2t1 n1 -2 |dt1 dT21 T21 dT21 T21

=|

2t1 n1 -2 t1 2 .n1 -2

| dt1 +

2 = | | dt1 t1

∆T21

2∆t1 = | | t1 T21

2∆t1 2 ∆T21 = | | T1 t1 2. 0,1 s ∆T21 = | | 0,64 s2 8,0 s 2. 0,1 s ∆T21 = | | 0,64 s2 =0,016 s2 8,0 s c. Kesalahan relatif KR= KR=

∆T21 T21

×100%

0,016 s2 ×100%=2,5%=3 AB 0,64 s2

d. Pelaporan fisika T21 =|T21 ±∆T21 |s2 T21 =|0,640±0,016|s2 2. Untuk data 2 a. Kuadrat periode 8,1 T22 = (

10

s

2

) = (0,81)2 =0,6561 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T22 = | | 0,6561 s2 8,1 s

2. 0,1 s ∆T22 = | | 0,6561 s2 =0,0162 s2 8,1 s c. Kesalahan relatif KR=

0,0162 s2 ×100%=2,47%=3 AB 0,6561 s2

d. Pelaporan fisika T22 =|0,656±0,016|s2 3. Untuk data 3 a. Kuadrat periode 8,2 T23 = (

s

10

2

) = (0,82)2 =0,6724 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T23 = | | 0,6724 s2 8,2 s 2. 0,1 s ∆T23 = | | 0,6724 s2 =0,0164 s2 8,2 s c. Kesalahan relatif 0,0164 s2 KR= ×100%=2,44%=3 AB 0,6724 s2 d. Pelaporan fisika T23 =|0,672±0,016|s2 4. Untuk data 4 a. Kuadrat periode 8,6 T24 = (

10

s

2

) = (0,86)2 =0,7396 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T24 = | | 0,7396 s2 8,6 s 2. 0,1 s ∆T24 = | | 0,7396 s2 =0,0172 s2 8,6 s c. Kesalahan relatif KR=

0,0172 s2 ×100%=2,33%=3 AB 0,7396 s2

d. Pelaporan fisika T24 =|0,740±0,017|s2 5. Untuk data 3 a. Kuadrat periode 9,2 s 2 T25 = ( ) = (0,92)2 =0,8464 s2 10 b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T25 = | | 0,8464 s2 9,2 s 2. 0,1 s ∆T25 = | | 0,8464 s2 =0,0184 s2 9,2 s c. Kesalahan relatif KR=

0,0184 s2 ×100%=2,2%=3 AB 0,8464 s2

d. Pelaporan fisika T25 =|0,846±0,018|s2 6. Untuk data 6 a. Kuadrat periode 9,5 T26 = (

10

s

2

) = (0,95)2 =0,9025 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T26 = | | 0,9025 s2 9,5 s 2. 0,1 s ∆T26 = | | 0,9025 s2 =0,019 s2 9,5 s c. Kesalahan relatif KR=

0,019 s2 ×100%=2,1%=3 AB 0,9025 s2

d. Pelaporan fisika T26 =|0,903±0,019|s2

7. Untuk data 7 a. Kuadrat periode 9,7 T27 = (

s

10

2

) = (0,97)2 =0,9409 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T27 = | | 0,9409 s2 9,7 s 2. 0,1 s ∆T27 = | | 0,9409 s2 =0,0194 s2 9,7 s c. Kesalahan relatif KR=

0,0194 s2 ×100%=2,1%=3 AB 0,9409 s2

d. Pelaporan fisika T27 =|0,941±0,019|s2 8. Untuk data 8 a. Kuadrat periode 10,2 T28 = ( 10

s

2

) = (1,02)2 =1,0404 s2

b. Ketidakpastian 2. 0,1 s ∆T28 = | | 1,0404 s2 10,2 s 2. 0,1 s ∆T28 = | | 1,0404 s2 =0,0204 s2 10,2 s c. Kesalahan relatif KR=

0,0204 s2 ×100%=2,0%=3 AB 1,0404 s2

d. Pelaporan fisika T28 =|1,04±0,02|s2 B. Tabel Hubungan Antara Kuadrat Periode Getaran dengan Massa Beban Tabel 5. Hubungan Antara Kuadrat Periode Getaran dengan Massa Beban No 1

Kuadrat Periode Getaran (s2) |0,640±0,016|

Massa Beban (kg) |0,00424±0,00001|

2

|0,656±0,016|

|0,02452±0,00001|

3

|0,672±0,016|

|0,02936±0,00001|

4

|0,740±0,017|

|0,04953±0,00001|

5

|0,846±0,018|

|0,05462±0,00001|

6

|0,903±0,019|

|0,07478±0,00001|

7

|0,941±0,019|

|0,07900±0,00001|

8

|1,04±0,02|

|0,09895±0,00001|

B. Grafik Hubungan Antara Kuadrat Periode Getaran dengan Massa Beban Grafik 5. Hubungan Antara Kuadrat Periode Getaran dengan Massa Beban Grafik Hubungan Antara Kuadrat Periode dan Massa 0.12

m y = 0.2059x - 0.1138 R² = 0.9447

Massa (kg)

0.1 0.08 0.06

0.04 0.02 0

T2 0

0.2

0.4

0.6

0.8

Kuadrat Periode (s2)

1. Konstanta dari g grafik m k m T2 =4π2 k m k=4π2 2 T T=2π√

y=gx+c dy ∂gx+c = dx ∂x dy =g dx ∆y ∆m g= = 2 ∆x ∆T

1

1.2

g=

m T2

k= g4𝜋² y= 0,2059x - 0,1138 maka g = 0,2059 22 2

k= 0,2059× 4 ( 7 ) N/m = 8,14 N/m 2. Perbandingan nilai konstanta pegas tiap kegiatan Tabel 6. Perbandingan nilai konstanta pegas tiap kegiatan Kegiatan

1

2 3

Konstanta Tiap

kpraktek (N/m)

Kteori (N/m)

Pegas 1

|12,09±0, 01|

-

Pegas 2

|12,17±0, 01|

-

Susunan seri

|6,269±0, 060|

6,0642

Susunan paralel

|24,38±0, 04|

24,257

Susunan seri

8,14

6,0642

Kegiatan

PEMBAHASAN Pada praktikum “Pegas” yang dilakukan untuk mencari nilai konstanta elastisitas pegas maupun sistem pegas untuk tiap kegiatan baik dari hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas, maupun dari hubungan antara kuadrat periode pegas dengan massa beban. Yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengukur massa tiap beban yang akan digunakan dengan menggunakan neraca Ohauss 310 g dan mengukur panjang awal 2 pegas identik yang akan digunakan dalam praktikum ini dengan menggunakan mistar. Kegiatan 1: Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan gaya pegas Pada kegiatan 1, data massa beban yang dianalisis untuk memperoleh nilai gaya pegas dengan mengalikan nilai beban massa dari 1-10 dengan percepatan gravitasi yang bernilai 9,8 m/s2. Dan data panjang awal dan panjang akhir dianalisis untuk memperoleh nilai pertambahan panjang pegas.

Kemudian dibuat tabel yang memperlihatkan hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas yang kemudian dibuatkan grafik untuk memperoleh nilai konstanta elastisitas pegas. Pada pegas 1 diperoleh pelaporan fisika konstanta elastisitas pegas k=|12,09±0, 01|N/m dan pada pegas 2 diperoleh pelaporan fisika konstanta elastisitas pegas k=|12,17±0, 01|N/m. Dari data diperoleh hubungan bahwa gaya pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjang dengan nilai konstanta yang tetap. Kegiatan 2: Menentukan konstanta pegas dari sistem pegas Pada kegiatan 2, data massa beban yang dianalisis untuk memperoleh nilai gaya pegas dengan mengalikan nilai beban massa dari 1-8 dengan percepatan gravitasi yang bernilai 9,8 m/s2. Dan data panjang awal dan panjang akhir dianalisis untuk memperoleh nilai pertambahan panjang pegas. Untuk sistem pegas yang disusun seri dan paralel dibuatkan tabel yang memperlihatkan hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas yang kemudian dibuatkan grafik untuk memperoleh nilai konstanta elastisitas pegas. Pada susunan seri diperoleh pelaporan fisika konstanta elastisitas pegas k=|6,269±0, 060|N/m dan pada pegas 2 diperoleh pelaporan fisika konstanta elastisitas pegas k=|24,38±0, 04|N/m. Pada kegiatan ini juga dianalisis nilai konstanta elastisitas pegas berdasarkan teori susunan seri maupun paralel menggunakan nilai konstanta 1 dan 2 yang diperoleh dari analisis grafik kegiatan 1. Untuk susunan seri menggunakan rumus k .k

ks = k 1+k2 sehingga diperoleh nilai konstanta 6,06 N/m yang mendekati nilai dari 1

2

grafik yaitu 6,269 N/m dan untuk susunan paralel menggunakan rumus kp =k +k2 +kn sehingga diperoleh nilai konstanta 24,257 N/m juga mendekati nilai 1

grafik yaitu 24,38 N/m. Sehingga praktikum ini sesuai dengan teori. Dari nilai konstanta yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa konstanta elastisitas pegas rangkaian seri lebih kecil daripada rangkaian paralel. Ini berarti bahwa pegas yang disusun paralel lebih susah untuk bertambah panjangnya jika diberikan simpangan maupun beban. Kegiatan 3: Menentukan konstanta pegas dari data periode getaran pegas

Pada kegiatan 3, sistem pegas yang digunakan adalah susunan seri. Data waktu yang diperoleh untuk tiap 10 kali getaran pada simpangan sebesar 2,00 cm dianalisis untuk memperoleh nilai kuadrat periode dengan menggunakan rumus 2

t

T21 = (n1 ) . Nilai kuadrat periode tiap penambahan beban dari beban 1-8 dibuatkan 1

tabel hubungan antara kuadrat periode dengan massa beban untuk dibuatkan grafik yang nantinya akan diperoleh nilai konstanta sistem pegas. Berdasarkan grafik diperoleh nilai gradien yaitu 0,2059. Dimana rumus konstanta elastisitas pegas yaitu k= g4𝜋². Setelah nilai g dimasukkan dalam rumus diperoleh nilai konstanta elastisitas pegas yaitu 8,14 N/m. Perbadingan nilai konstanta pegas untuk pegas 1 di kegiatan pertama berdasarkan teori menggunakan rumus k=4π2

m T2

diperoleh konstanta 0,26 N/m

yang jika dibandingkan dengan analisis grafik yang bernilai 8,14 N/m sangat berbeda jauh. Ini terjadi mungkin karena kesahan praktikan dalam pengambilan data maupun dalam analisisnya. Jika dibandingkan dengan nilai konstanta untuk kegiatan 1 yang untuk pegas 1 adalah 12,086 N/m dan pegas 2 adalah 12,171 N/m, maka konstanta pada kegiatan tentulah berbeda dengan kegiatan 1. Karena pada kegiatan 1 hanya menggunakan 1 pegas saja. Sedangkan pada kegiatan 3 menggunakan sistem pegas yang disusun secara seri. Jika dibandingkan dengan kegiatan 2 untuk rangkaian seri haruslah sama. Namun dari hasil analisis grafik diperoleh nilai yang berselisih 1,871 N/m. Nilai ini menurut kami tidak terlalu jauh berbeda sehingga kemungkinan selisih ini ada karena kesalahan dalam pengambilan data yang kurang teliti. Dapat disimpulkan bahwa massa benda berbanding lurus dengan periode, semakin besar massa pegas maka semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran, begitupun dengan konstanta pegas, semakin lama waktu yang diperlukan oleh pegas untuk melakukan satu kali getaran (periode) maka semakin besar pula konstanta pegas tersebut.

SIMPULAN DAN DISKUSI A. Simpulan Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa 1.

Gaya pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjang pegas, semakin besar gaya yang diberikan semakin besar pula pertambahan panjang pada pegas

2.

Berdasarkan hasil praktikum kami diperoleh besar nilai konstanta elastisitas pegas untuk pegas 1 adalah k=|12,09±0, 01|N/m dan untuk pegas 2 adalah k=|12,17±0, 01|N/m. Sedangkan untuk konstanta elastisitas

pegas

sistem

k=|6,269±0, 060|N/m

dan

pegas untuk

untuk

susunan

susunan

seri

paralel

adalah adalah

k=|24,38±0, 04|N/m. B. Diskusi Diskusi yang kami lakukan berupa saran untuk asisten, dosen, dan laboratorium , 1. Saran bagi asisten Kepada asisten kami menyarankan agar memperhatikan praktikan. Asisten hendaknya tahu dengan jelas apa yang harus dilakukan praktikan di dalam praktikum seperti cara penggunaan alat ukur yang benar sehingga tidak menyebabkan adanya kesalahan pada data yang diperoleh oleh praktikan yang menyebabkan berhasil atau tidaknya suatu praktikum. 2. Saran bagi dosen Kepada dosen hendaknya membimbing lebih baik kepada para asisten akan bagaimana cara membimbing praktikannya dalam melakukan suatu praktikum sesuai dengan aturan-aturan yang ada. 3. Saran bagi laboratorium Kepada laboratorium maupun petugas yang menyediakan alat dan bahan dalam praktikum hendaknya mengawasi dan memperhatikan alat-alat ukur atau kelengkapan yang ada di dalam laboratorium karena masih banyak dari alat tersebut yang sudah rusak yaitu memiliki kesalahan bersistem bahkan tak dapat/layak untuk digunakan lagi.

DAFTAR RUJUKAN Herman dan asisten. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Makassar: Laboratorium Fisika Dasar. Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika Tipler, Paul. 1998. Fisika Sins dan Teknik. Jakarta: Erlangga Young, Hugh D dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

More Documents from "Dewi Fitria Cahyani"