o Apa yang dimaksud dengan steril?
o Mengapa sediaan parenteral harus steril? o Mengapa sediaan opthalmik harus steril?
o Apakah sediaan lain (obat oral, enema, inhalasi, sebagian besar sediaan topikal) lain tidak harus steril? o Apa saja yang termasuk sediaan steril?
PHARMACEUTICAL MICROBIOLOGY 0 Organisme secara garis besar dibagi menjadi tiga
domain:
Eukaryotic: Bacteria:
Tidak memiliki nukleus DNA berupa single loop Dalam sitoplasma tidak ada organel spesifik selain ribosom Dinding sel tidak sama dgn eucaryotic
Memiliki nukleus DNA Dinding sel Archaea: Termasuk prokariot Memiliki DNA yang mirip dengan eukaryotic Struktur antara Bacteria dan Eukaryotic
BAKTERI 0 Memiliki struktur enzimatik yang kompleks dapat
beradaptasi pada berbagai lingkungan 0 Tersebar di alam: tanah, air, laut, udara, hewan dan tanaman Ukuran: 0 Strukur utama: Dinding sel luar; membran sitoplasma
bagian dalam; protoplasma Cocci : 0,75 – 1,25 µm 0 Spora: resistent panas, disinfeksi dan radiasi (Bacillus dan-8,0 0,75 – Bacil : 0,7 Clostridium) 1,25 µm 0 Kapsul: layer yang dilepaskan bakteri tertentu. Reproduksi Berperan : terhadap efek toxic organisme ini. (Klebsiella, pneumococci) membelah diri 0 Flagella dan fubriae: flagella motilitas; fumbriae organ adhesi
Metabolisme Bakteri 0 Bakteri membutuhkan air, nitrogen dan karbon dalam
jumlah besar 0 Fosfor, sulfur dalam jumlah lebih kecil 0 Selain itu: kalium, kalsium, magnesium, cobalt dan copper
Faktor yg mempengaruhi metabolisme bakteri Temperatur/ Suhu
pH
0 Psychrophiles : rentang suhu
0 pH opt bakteri patogen 7,2 – 7,6
0 Patogen 35°C - 38°C 0 Cooled&freezing bakteri
0 Kondisi diluar pH opt inhibitory
opt. <20°C 0 Mesophiles : rentang suhu opt. 20°C - 45°C 0 Thermophiles : rentang suhu opt >45°C
dpt ttp hidup 0 Rising temp bakteri mati, kecuali organisme termodurik (biasnya penghasil spora)
(5,0 – 8,0) 0 Bakteri asidurik hidup pd kond asam (lactobacillus) 0 Bakteri alkaliduric dpt hidup pd kond basa (Vibrio cholerae) 0 Tahan pada kond asam & basa (enterococci) effect 0 Disebabkan: molekul asam dan basa lemah tidak terdisosiasi 0 Peningkatan ion hidrogen atau ion hidroxil
Tekanan Osmotik 0 Seb besar bakteri tidak
terpengaruh tekanan osmotik tinggi dinding sel 0 Hipertonisitas inhibitory effect << (hidrasi, bukan plasmolisis), karena toksisitas ion 0 Hipotonis osmotic shock dan lisis (tergantung dinding sel)
Oksigen 0 Obligat aerob : untuk tumbuh
dan bertahan hidup, butuh oksigen >> (Mycobacterium tuberculosis) 0 Obligat anaerob: untuk tumbuh tidak boleh ada oksigen (clostridium sp.) 0 Fakultatif anaerob: Dapat hidup pada kedua kondisi (staphylococcus dan escerichia sp.) 0 Microaerophiles: Obligat aerob yg sensitif oksigen kadar tinggi (Hidrogenomonas)
Karbondioksida
Radiasi
0 CO2 merupakan sumber
0 Cahaya Radiasi visible ion: (400 – 760 nm) hampir tidak berpengaruh o high speed electron, -2 – 10nm, 0 Radiasi Infra5x10 red (760 nm – o X-rays 50µm) Efek panasnya dapat o sinar gama <5x10-2 nm)
carbon 0 CO2 juga berperan untuk pertumbuhan dan produksi toksin bakteri 0 Sekitar 10% dibutuhkan utk ada di lingkungan culture media utk bbrp bakteri (E. coli dan orynebacterium diphtheriae)
0 0 0 0
membunuh letalbakteri ke semua sel Radiasi microwave (2-12cm) Menghasilkan molekul ygdgn memiliki reaksi sama tereksitasi, radikal bebas IR merusak fungsi normal sel Sinar UV (240DNA – 280nm) dan merusak dpt digunakan utk Sinar gama dari radioisotop mengurangi jumlak mikroba (Cobalt-60) elektron energi di udara, tp dlm jarak dekat), tinggi biasa digunakan Spora bakteri mold resisten untuk sterilisasi UV
Mikroorganisme 0 Bentuk vegetatif bakteri, fungi, dan virus berukuran
besar LEBIH MUDAH DIBUNUH dibandingkan spora bakteri & jamur dan virus kecil 0 Reference mikroba untuk metoda panas lembab
adalah Bacillus stearothermopilus (bakteri penghasil spora yang paling tahan panas) 0 Pengetahuan dan jenis mikroba kontaminan penting!!
PRODUK FARMASETIKAL STERIL Berdasarkan benefitnya
Tujuan komersial
Produk
Kondisi
Pencapaian sterilitas
LVPs Water for Injection USP
Larutan
Terminal (steam)
Dextrose Injection USP
Larutan
Terminal (steam)
Larutan
Aseptic fill
SVPs Ranitidine Injection USP
Suzamethonium Chloride Larutan Injection BP Progesterone Injection BP Larutan Epinephrine Oil susoension Suspensi USP Steril Ceftazidime USP Solida Diamorphine Injection BP
Solida (lyophilized)
Terminal (steam)
Terminal heat) Aseptic fill Aseptic fill Aseptic fill
(dry
Tujuan penambahan pengawet: 0 Menjaga sediaan tidak terkontaminasi
mikroorganisme 0 Pengawet bukan ditambahkan untuk mencapai sterilitas 0 Pengawet merupakan bahan tambahan 0 Bukan merupakan proses mencapai sterilitas skala industri
Perbedaan sediaan parenteral dan ophtalmik:
Perlakuannya terhadap pirogen
KONSEKUENSI INSTERILITAS 0 The 1971/71 Devonport Incident in UK
0 The 1970/71 Rocky Mount Incident in USA 0 The 1972/73 Cutter Laboratories Incident in the USA 0 The 1964 Imported Eye Ointment Incident di Sweden
0 The 1981 Imported Indian Dressing Incident in UK
METODE STERILISASI 0 Prosedur steriliasi sangat tergantung pada sifat bahan, alat
atau produk yang akan disterilisasi 0 Metode sterilisasi tidak bisa digunakan untuk semua bahan 0 Kriteria keberhasilan: pemilihan kondisi sterilisasi yang sesuai e.g. suhu dan lamanya sterilisasi 0 Pertimbangan antara: 0 Kegagalan maksimum untuk menghasilkan produk tidak steril 0 Tingkat kerusakan maksimal produk
STERILISASI FISIK, DENGAN PANAS/ THERMAL/ HEAT 0 Dianggap paling reliabel, universal, versatile (untuk
bahan/ alat thermostabil) 0 Melibatkan reaksi hidrolisis, oksidasi, denaturasi dan koagulasi protein
STERILISASI FISIK, DENGAN PANAS/ THERMAL/ HEAT Faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan panas: 0 Nature of heat: Moist / dry 0 Number of microorganism: time and temperatur 0 Nature of microorganism: species and strain, spore 0 Type of material: heavily contaminated 0 Presence of organic material: protein, sugars, oils and fats DRY HEAT: oxidative damage, protein denaturation, toxic effect MOIST HEAT: coagulation and denaturation of protein, superior
DRY HEAT 0 RED HEAT : Pemanasan
dengan api hingga bahan merah menyala. Biasanya untuk bahan yang tahan panas: loops, jarum, spatula 0 FLAMING: Pemanasan langsung dengan api tetapi tidak sampai merah menyala. Proses ini mungkin menghilangkan mikroorganisme, tetapi belum tentu spora bakteri juga mati. Untuk tutup tube, tutup botol gelas, dsb
DRY HEAT – HOT AIR OVEN PANAS KERING – UAP KERING
• Bisa untuk 2 tujuan: sterilisasi & depirogenasi • Sterilisasi: menghilangkan mikroba • Depirogenasi: proses penghancuran aktivitas kimia dari produk yang dihasilkan mikroorganisme (microorganism’s by-product) • Melibatkan reaksi oksidasi • Suhu depirogenasi lebih tinggi dari sterilisasi
Sterilisasi dan depirogenasi: 0 Bila kondisi depirogenasi dilakukan dengan baik, maka biasanya proses sterilisasi juga telah terjadi pada bahan tersebut. 0 Kondisi sterilisasi panas kering dapat dilakukan pada kondisi sterilisasi dan tidak/belum mencapai kondisi depirogenasi 0 Bila dilakukan sterilisasi panas lembab, pada keadaan normal, kondisi depirogenasi belum tercapai.
Beberpaa ketentuan sterilisasi panas kering menurut literatur: Sterilisasi: 160°C – 120 hingga 180 menit 170°C – 90 hingga 120 menit 180°C – 45 hingga 60 menit Depirogenasi: 230°C – 60 hingga 90 menit 250°C – 30 hingga 60 menit
Penggunaan oven untuk mensterilisasi: 0 Bahan gelas: syring gelas, cawan petri, tube 0 Surgical instrumen: scalpels, gunting, forcep/ pinset, dsb 0 Bahan kimia: parafin, lemak, minyak, petroleum jelly
YANG PERLU DIPERHATIKAN 0 Tidak boleh overload
0 Ditata sehingga sirkulasi udara baik 0 Bahan / alat yang disterilisasi harus kering sempurna 0 Test tube, flask harus diisi dengan kapas wool
0 Petri, pipet harus dibungkus dengan kertas perkamen 0 Bahan karet dan bahan yang mudah terbakar tidak
boleh diletakkan di dalam 0 Oven harus ditunggu hingga dingin (kurang lebih 2 jam) sebelum dibuka
STERILISASI FISIK- MOIST HEAT A. PANAS BASAH
UAP AIR JENUH (PANAS DAN LEMBAB) • Relatif mudah • Relatif lebih murah • Autoclave dengan medium : uap air jenuh bertekanan pada suhu 121°C (250°F) • Hal yang perlu diperhatikan: sterilan harus kontak dengan mikroorganisme baik langsung maupun tidak
0 Merusak mo karena hidrolisis, denaturasi protein
0 Memiliki daya penetrasi lebih tinggi daripada panas
kering 0 Proses pembunuhan mikroba lebih efektif
MOIST HEAT 1. Sterilisasi dibawah
100 deg C: 0 Pasteurisasi susu
1. Boiling
0 10 – 30 menit dapa membunuh sebagian besar
bentuk vegetatif, tetapi spora tidak 1. Tindalisasi 0 Steam pada 100C selama 20 menit selama 3 hari 0 Untuk telur, serum dan gula yang mengandung media 1. Sterilisasi steam 0 Steam selama 100 C selama 90 menit 0 Untuk bahan yang terdekomposisi pada temperatur tinggi
MOIST HEAT 2. Sterilisasi diatas 100 deg C: AUTOCLAVE 0 Steam diatas 100C memiliki kemampuan killing lebih tinggi dari dry heat 0 Bakteri lebih mudah diinaktivasi dengan moist heat
TEKNIK FILTRASI 0 Filtrasi merupakan “removal” atau proses menghilangkan partikel
0 0 0
0
dari suatu cairan methode of choise atau metode pilihan untuk cairan yang tidak tahan pemanasan. Filter ini dibentuk dari berbagai material seperti sintered glass, porselain atau bahan fiber ( contohnya asbestos atau selulose). Mekanisme filtrasi dari depth filter ini adalah adsorbsi random atau penjeratan pada matriks filter Struktur membran filter ini merupakan polimer yang tipis, kuat dan homogen.
0 Mikroorganisme yang ada pada larutan akan hilang karena proses
saring dan tertinggal pada permukaan membran. Membran filter yang digunakan biasanya adalah dengan pori-pori 0,1 dan 0,22 μm.
KERUGIAN TEKNIK FILTER 0 laju alir yang rendah,
0 sulit dalam proses pembersihannya, dan 0 adanya migrasi media dalam filtrat
VALIDASI FILTER 0 Pseudomonas diminuta dikultivasi pada saline lactose broth. Hal ini
0 0
0 0
disebabkan karena bila dikultivasi pada medium ini P diminuta yang dihasilkan akan diskrit dan berukuran kecil (dengan diameter sekitar 0,3 μm) – sesuai dengan rentang yang dipersyaratkan untuk sterilisasi filtrasi dengan filter 22 μm. Tiap cm2 dari filter dipaparkan dengan 107 mikroorganisme pada tekanan yang berbeda 30 psig. Seluruh filtrat ditampung dan diuji viabel mikroorganisme. Selanjutnya dihitung efisiensi retensinya sesuai dengan prosedur yang ada pada HIMA. Telah dibuktikan sebelumnya bahwa kemungkinan ketidaksterilan metode sterilisasi filtrasi adalah 10-6. Aspek lain dalam validasi adalah adsorbsi produk pada filter dan ekstraksi komponen produk pada filter. dilakukan uji integrasi yang berkorelasi dengan bacterial chalenge test secara rutin sebelum dan sesudah filtrasi, antara lain adalah buble point test atau uji difusi.
Bahan membran filter Cairan
Polimer
Air
PVF, MCE
Minyak
PVF, MCE
Solven organik
PVF, PTFE
Air, pH ekstrim
PVF
Gas
PVF, PTFE
METODE FILTRASI 0 Untuk sterilisasi cairan atau gas yang sensitif panas
0 Prinsip filtrasi: pori-pori filter < dari diameter sel mikroba 0 Penghilangan bukan pembunuhan mikroba 0 Pengisian aseptik (SAL LESS than 10-3) VIRUS
0,02 – 0,3 m
MIKROBA
> 10 m 0,2 – 0,3 m
SMALL POX (200 nm) POLIOVIRUS (28 nm)
Mycoplasma
Filter untuk menghilangkan bakteri O,22 m Filter untuk virologi = 10 nm
KONDISI STERILISASI METODE STERILISASI
KONDISI
AUTOCLAF
1210C,15 MIN; 1340C,3 MIN
PANAS KERING
1600C,120 MIN; 1700C,60 MIN; 1800C,30 MIN
ETILEN OKSIDA
800-1200 mg/L, 45-630C, RH 30-70%, 1-4 JAM
RADIASI SINAR , ELEKTRON DIPERCEPAT
25 kGy (2,5 Mrad)
FILTRASI
0,22 m, MEMBRAN FILTER STERIL
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN SATURATED STEAM 0 Steam / uap air 0 Diperoleh ketika air diuapkan 0 Air sebanyak 1 L berubah menjadi 1600 L steam 0 Uap air terkondensasi 0 Uap air akan mentransfer panas pada objek yang kontak dengannya dan terkondensasi 0 Saturated steam 0 Menyebabkan koagulasi pada sel bakteri
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN UAP AIR JENUH 0 Transfer Panas
0 Efek uap air (steam) terhadap mikroorganisme 0 Aplikasi sterilisasi uap 0 Autoklaf dan siklus autoklaf
0 Kriteria Suhu/ waktu untuk sterilisasi 0 Validasi sterilisasi dengan autoklaf
TRANSFER PANAS
TRANSFER PANAS
TRANSFER PANAS
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN UAP AIR JENUH 0 Transfer Panas
0 Efek uap air (steam) terhadap mikroorganisme 0 Aplikasi sterilisasi uap 0 Autoklaf dan siklus autoklaf
0 Kriteria Suhu/ waktu untuk sterilisasi 0 Validasi sterilisasi dengan autoklaf
Sterilitas, didefinisikan sebagai kondisi dimana tidak terdapat organisme hidup dalam suatu sediaan, dan sterilisasi merupakan proses untuk mendapatkan kondisi sterilitas.
Dalam pelaksanaannya, tidak memungkinkan untuk mencapai kondisi tersebut
LETHAL AGENT
0 Ketika sejumlah populasi mikroba dikenai letal agent
tertentu, maka mikroorganisme tersebut tidak akan mati semua dalam waktu yang sama 0 jumlah mikroorganisme akan berkurang secara eksponensial sejalan dengan meningkatnya waktu pemaparan 0 Oleh karena inaktivasi mikroorganisme merupakan suatu eksponensial, maka akan selalu ada kemungkinan mikroorganisme tersebut akan bertahan hidup
jumlahnya tidak akan mencapai nol
LOGARITMA KURVA KEMATIAN
Dipaparkan terhadap panas konstan (kondisi autoklaf)
> 5 mo
POPULASI MIKROBA
Membentuk koloni pada media agar
≥ 10-2
Memberi kekeruhan pada nutrien liquid
< 10-2
Tidak dapat dikuantifikasi
Untuk sediaan farmasetikal dan peralatan kesehatan
kemungkinan untuk memperoleh satu mikroorganisme visibel
setara atau kurang dari 1 dalam 10-6 secara teoritis
Pencapaian Sterilitas Dipengaruhi oleh: 0 Bioburden
0 Resistensi mikroba 0 Waktu pemaparan
Pendekatan untuk menentukan siklus sterilisasi
Berdasarkan pada inaktivasi mikroba dengan jumlah yang lebih besar dan resistensi yang lebih kuat daripada mikroorganisme natural yang ada di dalam produk
Berdasarkan jumlah dan resistensi mikroorganisme yang ada dalam produk sebelum sterilisasi
D-value 6D / 12D
Decimal Reduction Time (D-value) Parameter proses letal yang dibutuhkan untuk:
Mengurangi jumlah viable mikroorganisme sebanyak 90%, sehingga menjadi 10% jumlah awal. penurunan sebayak satu siklus logaritma pada kurva survivor
D-value merupakan nilai yang mengukur resistensi mikroorganisme terhadap letal agent
• Sterilisasi panas: D121 • Radiasi ion: D-value merupakan nilai dosis yang teradsorpsi sebagai kGy • Sterilisasi gas: D-value merupakan waktu pemaparan
D- value, ditentukan dari: 0 sub-letal increamental exposure terhadap proses
sterilisasi dan 0 berdasarkan enumerasi langsung dari mikroba yang bertahan hidup dan 0 pembuatan kurva survivors atau 0 dengan analisa Most Probable Number dari data dengan fraksi negatif. 0 Etilen Oksida ditentukan dengan Metode half-cycle
INDIKATOR BIOLOGI
Z-Value
Letal agent
Menyebabkan kerusakan mikroba
Ada kemungkinan merusak produk
Dengan demikian proses sterilisasi merupakan proses untuk mencapai resiko maksimal yang masih dapat diterima
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN UAP AIR JENUH 0 Transfer Panas
0 Efek uap air (steam) terhadap mikroorganisme 0 Aplikasi sterilisasi uap 0 Autoklaf dan siklus autoklaf
0 Kriteria Suhu/ waktu untuk sterilisasi 0 Validasi sterilisasi dengan autoklaf
0 Aquous liquid 0 Non Porus Solid 0 Solid berpori
STERILISASI DENGAN MENGGUNAKAN UAP AIR JENUH 0 Transfer Panas
0 Efek uap air (steam) terhadap mikroorganisme 0 Aplikasi sterilisasi uap 0 Autoklaf dan siklus autoklaf
0 Kriteria Suhu/ waktu untuk sterilisasi 0 Validasi sterilisasi dengan autoklaf
SIKLUS AUTOKLAF Air removal Heat-up
Hold time Drying Cooling
TIPE AUTOKLAF 0 Downward-displacement Autoclave 0 besar tipe 0 High vacuum autoclave 0 Sebagian Permasalahan Alat ini biasanya untuk
autoklaf tipe airautoclafadalah dilengkapi downward dengan ini (gravitydisplacement: indicator displacement udara dlm‘airpori solid 0 terjerat Pada proses removal’, udara dihilangkan dengan 0 Meningkatkan mengalirkannya efektivitas air-removal: melalui drainase di bagian bawah vakum 0 Pompa sterilisator 0 Sistem ejector 0 Prinsipnya densitas 0 Kondensor
TIPE AUTOKLAF 0 High vacuum autoclave Untuk bahan yang berpori (Porous LoadsPulse Cycle) Permasalahan Removal air dilakukan 5 kali dengan utama: air removal Untuk cairan (Liquid Loads- Ballasted cycle) menurunkan chamber -1Bar Udara sebagaitekanan insulator, menghambat Rotary Drum Washes/Autoclave Menyuntikan steam hingga 0 Bar kondensasi pada mo, menghambat letalisasi Ditambahkan steam : preheat load dan Pada proses Autoclave air removal biasaudara masih ada Double Ended mopping pada pori air (4x) Autoclave control system Proses sterilisasi: jika sensor suhu dan sensor udara mencapai T yang dikehendak
TIPE AUTOKLAF 0 High vacuum autoclave Untuk bahan yang berpori (Porous LoadsPulse Cycle) Untuk cairan (Liquid Loads- Ballasted cycle) Permasalahan: vial+stoppeer+alu cap lama stopper liquid, heat penetration Rotary Drum Washes/Autoclave lepas Wadah plastik/ gelas poor conductor Double Ended Autoclave Counterbalance/ ballasted air Suhu pada cairan tergantung pada kemampuan Autoclave control system tercapai, disuntikkan Ketika suhu sterilisasi konveksi hingga 2,6 Bar up – Cool down udara Penyelesaian: Heat Menghindari lepas saat heat-up: (mengurangi tutup exposure time) disuntikkan udara ketika suhu sterilisasi belum tercapai
TIPE AUTOKLAF 0 High vacuum autoclave Untuk bahan yang berpori (Porous LoadsPulse Cycle) Untuk cairan (Liquid Loads- Ballasted cycle) Rotary Drum Washes/Autoclave Double Ended Autoclave Autoclave control system
TIPE AUTOKLAF 0 High vacuum autoclave Untuk bahan yang berpori (Porous LoadsPulse Cycle) Untuk cairan (Liquid Loads- Ballasted cycle) Rotary Drum Washes/Autoclave Double Ended Autoclave Autoclave control system
TIPE AUTOKLAF 0 High vacuum autoclave Untuk bahan yang berpori (Porous LoadsPulse Cycle) Untuk cairan (Liquid Loads- Ballasted cycle) Rotary Drum Washes/Autoclave Double Ended Autoclave Autoclave control system
KUALITAS UAP AIR UNTUK STERILISASI 0 ‘dry’ saturated steam potensial untuk letalitas
mikroorganisme 0 Superheating superheated steam didapatkan ketika memanaskan steam diatas suhu equilibriumnya
TEMPERATUR/ WAKTU STERILISASI
VALIDASI
DRY HEAT STERILIZATION 0 Merupakan metode terpilih untuk bahan aktif/ bahan yang
tahan panas, tidak tahan moisture 0 2 fungsi: sterilisasi dan depirogenasi
0 Bebas pirogen adalah syarat sediaan parenteral 0 Tidak semua metode dapat membunuh
endotoksin/pirogen
0 Dry heat suhu sterilisasi >160°C 0 Saturated steam suhu sterilisasi 110 - 140°C 0 Depirogenasi dry heat 200 – 400 °C
POKOK BAHASAN Efek Dry Heat pada Mikroorganisme
Efek Dry Heat pada Endotoksin Metode Lain untuk Depirogenasi Uji Pirogen
Aplikasi Dry Heat pada Oven Aplikasi Dry Heat pada Tunnel Temperatur/Waktu Sterilisasi dan Depirogenasi Validasi
EFEK DRY HEAT PADA MO 0 Tiap Pemaparan heat kerusakan sistem biologi spesiesdry berbeda ketahanannya pada dry heat
karenalebih adanya absorbsi panas 0 Spora resisten drpdenergi sel vegetatif 0 Inaktivasi disebabkan oksidasi
0 Spora B. stearothermophillus < resisten dibanding 0 spora ButuhB. temperatur jauh lbh tinggi drpd saturated subtilis var niger
steammenggunakan saturated steam, kebalikannya 0 Kalau 0 Waktu inaktivasi lebih lama 0 D170 B. subtilis var niger 8 detik – 1,5 menit 0 Niali z 20 menit
EFEK DRY HEAT PADA ENDOTOKSIN 0 Tiap spesies berbeda ketahanannya pada dry heat
0 Spora lebih resisten drpd sel vegetatif 0 Spora B. stearothermophillus < resisten dibanding
spora B. subtilis var niger 0 Kalau menggunakan saturated steam, kebalikannya 0 D170 B. subtilis var niger 8 detik – 1,5 menit
0 Niali z 20°C
POKOK BAHASAN Efek Dry Heat pada Mikroorganisme
Efek Dry Heat pada Endotoksin Metode Lain untuk Depirogenasi Uji Pirogen
Aplikasi Dry Heat pada Oven Aplikasi Dry Heat pada Tunnel Temperatur/Waktu Sterilisasi dan Depirogenasi Validasi
DRY HEAT OVEN 0 Permasalahan: Relatif tidak rumit Ada 4 proses: 0 Kecepatan Udara melalui transfer HEPApanas Drying moisture, ad
filter heat up lambat 80°C 0 Temperatur ditransfer dalam ke Heat up bafle ditutup, produk dengan chamber tidak homogen cara pemanasan konvection 0 forced Exposure 0 Cool down (dibantu dengan aliran udara dingin dari HEPA)
TUNNEL
KRITERIA SUHU/WAKTU UNTUK STERILISASI PANAS KERING 0 Temperatur/waktu terpilih untuk sterilisasi: Menurut kompendial Metode overkill o USP standar sterilitas 10-6 tapi dalam
pelaksanaan yang tervalidasi dilakukangSAL hingga Tingkat sterilitasproses yang telah 10-6 mencapai 10-12 o Hanya memberikan guide untuk oven, tidak tunnel o BP : 160°C – 2 jam; 170°C – 1 jam; 180°C – 30 menit o USP : lebih dari 250°C
STERILISASI DENGAN RADIASI GAMA
RADIASI dan RADIOAKTIVITAS 0 Senyawa radioaktif adalah senyawa yang memiliki
nukleus dengan atom yang tidak stabil 0 Nukleus tidak stabil akan secara spontan rusak/ terdisintegrasi menjadi bentuk yang lebih stabil, sambil melepaskan partikel 0 Radiasi juga diemisikan ketika partikel dilepaskan 0 Radiasi yang diemisikan ada 3 tipe: Partikel alpha Partikel beta Gamma Rays
0 Contoh: Isotop radioaktif Cobalt-60 yang tidak stabil
Partikel alpha
Sinar gamma
Nickel 60 0 Sumber radioaktif memiliki nilai half-life 0 Cobalt-60 : 5,3 tahun ; Caesium-134 : 30 tahun
0 Sepanjang waktu sumber radioaktif kehilangan
potensinya 0 Alternatif: elektron akselerator 0 Keuntungan: dapat dimatikan bila tidak digunakan 0 Kekurangan: kemampuan penetrasi rendah 0 Untuk sterilisasi digunakan 100 MeV
EFEK RADIASI PADA MIKROORGANISME 0 Kerusakan pada sistem biologis disebabkan karena
energi radiasi yang diabsorpsi 0 Besarnya kerusakan berbanding lurus dengan energi yg diabsorpsi 0 Efek radiasi pada mikroorganisme terjadi melalui 4 tahap: Tahap fisik Tahap fisikokimia Tahap kimia Tahap biologi
0 Efek oksigen terhadap radiasi:
0 Efek air terhadap radiasi:
Air melindungi mikroorganisme dari radiasi 0 Radiasi yang diabsorpsi populasi mikroorganisme
menyebabkan mikroorganisme (sebagian besar) berkurang/ mati secara eksponensial 0 Nilai D value untuk sterilisasi radiasi ditulisakan dalam D10 value 0 D10 value : dosis radiasi yang diabsorbsi mo
DOSIS RADIASI 0 Dosis radiasi:
Adalah dosis yang diabsorpsi mikroorganisme dalam proses sterilisasi 0 Tidak tergantung pada kecepatan transfer radiasi 0 Satuan: Gray (Gy) = 1 joule dosis radiasi yang
diabsorpsi per kilogram 0 Menurut farmakope = 25kGy
0 Bakteri paling resisten terhadap radiasi: spora
Bacillus pumilus E601 D10 1,7kGy . Faktor inaktivasi ? 0 Pada kondisi anoxic : D10 3,7 kGy. Faktor inaktivasi : ?
APLIKASI 0 Metode sterilisasi terpilih untuk bahan yang tidak
tahan moisture dry heat dan filtrasi 0 Dengan sinar gama suhu mencapai 30-40°C 0 Vicat softening point: temperatur maksimal senyawa polimer dapat mempertahankan bentuknya
0 Banyak digunakan di industri untuk sterilisasi: Plastic disposable hypodermic syring dan jarumnya; kateter plastik; infus set; sarung tangan plastik 0 Pharmacope menyarankan gama radiasi untuk
sterilisasi senyawa obat dan sterilisasi akhir, tapi pada aplikasinya banyak digunakan untuk sterilisasi alat untuk aseptic process
0 Radiasi gama yang dipaparkan pada bahan/alat akan
menghasilkan reaktif spesies 0 Maka lebih aman bahan solida> cairan beku> liquid 0 Karena reaktif spesies yang dihasilkan liquid lebih banyak dengan pemaparan yang sama
Cobalt-60 di Industri Farmasi 0 Shielding
0 Adalah prosedur yang dikerjakan di industri farmasi,
supaya radiasi tidak merugikan lingkungan 0 Tembok dibuat dengan tebal 2 M 0 Sehingga sumber radiasi cobalt-60 dengan kekuatan 0,75 . 1017 hingga 1,5 . 1017 becquerels 0 Sumber radiasi cobalt-60 Nordion
STERILISASI RADIASI B. RADIASI ULTRAVIOLET • • • •
• •
Radiasi UV pada 253,7 nm telah banyak digunakan untuk agen germisidal. Walaupun sinar UV banyak digunakan pada industri farmasi untuk maintenance area dan ruang aseptik, akan tetapi jarang digunakan sebagai agen sterilisasi. Inaktivasi mikroorganisme dengan sinar UV pada dasarnya merupakan fungsi dosis energi radiasi, yang sangat bervariasi pada mikroorganisme yang berbeda. Mekanisme utama inaktivasi mikroba adalah timbulnya dimer timidin pada DNA, yang mencegah replikasi. Bakteri vegetatif merupakan yang paling sensitif sedangkan spora bakteri 3 – 10 kali lebih resisten, sedangkan spora jamur 100 – 1000 kali lebih resisten. Spora bakteri pada permukaan stainless-steel membutuhkan sekitar 800 μW menit/cm2 untuk inaktivasinya. Sebagai pembanding spora hitam dari Aspergillus niger membutuhkan pemaparan 5000 μW menit/cm2. Kerugian utama penggunaan UV radiasi germisidal adalah karena keterbatasan penetrasinya. Penggunaan radiasi UV sebagai agen sterilisasi tidak direkomendasi kecuali bahan yang disterilisasi sangat bersih (karena bila tertutupi oleh debu UV radiasi tidak dapat menginaktivasi mikroba di bawah debu di permukaan bahan). Sebagian organisme mampu memperbaiki kerusakan pada DNA yang disebabkan karena UV menggunakan fotoreaktivasi (ligh repair) dan dark repair.
STERILISASI KIMIA/ CARA DINGIN A. ETILEN DIOKSIDA • Kemampuan sterilisasi EtO berdasarkan pada reaksi alkilasi, dipengaruhi suhu dan kelembapan • Temperatur yang digunakan biasanya 40 – 60°C • Konsentrasi EtO yang biasa digunakan antara 400 hingga 1200 mg/L • EtO harus kontak langsung dengan mikroorganisme yang diinaktivasi. • Sifat EtO, udara dan gas terlarut memiliki sifat mudah berpenetrasi pada sebagian besar plastik • Produk dikarantina 14 hari untuk dikarantina • Produk yang telah disterilisasi harus dimonitoring untuk memantau efek toksik toksik, karsinogenik, teratogenik, mudah terbakar, dan mudah meledak, sehingga penggunaannya sangat terbatas • Penggunaannya dilarang oleh sebagian negara.
STERILISASI KIMIA/ CARA DINGIN B. HIDROGEN PEROKSIDA
• H2O2, secara umum merupakan cairan pada suhu ruang • Akan tetapi dapat menguap dan menjadi gas yang merupakan sterilan yang efektif untuk bahan kemasan tertentu dan beberapa peralatan • Digunakan untuk isolator, freeze dryer dan filling line • HP akan pecah menjadi air dan oksigen, dimana gas hasil buangnya memiliki tingkat keamanan yang tinggi. • bahan yang telah disterilkan dengan gas HP harus dipastikan aman sebelum dilepas ke atmosfer menggunakan catalitic converter.
STERILISASI KIMIA/ CARA DINGIN C. CHLORINE DIOXIDE (CD)
• CD memiliki aktivitas bakterisidal, virusidal, dan sporisidal seperti klorin • CD banyak digunakan untuk sterilisasi air minum • CD telah diketahui memiliki toksisitas rendah pada manusia dan nonmutagenik juga nonkarsinogenik; bukan merupakan senyawa pendeplesi ozon. • menggantikan EtO sebagai sterilan
STERILISASI KIMIA/ CARA DINGIN D. GAS LAIN
• Formaldehida (HCHO) terkadang juga digunakan untuk melakukan sterilisasi untuk produk tertentu. • Formaldehida merupakan senyawa toksik dan karsinogenik pada manusia, merupakan agen pengalkilasi dan aktivitas antimikrobanya melalui mekanisme alkilasi komponen sel mikroba tertentu.
KRITERIA RUANG PRODUKSI EUR. GRADE
US CLASSIFIC.
INT of SOC PHARM ENG. DESCRIPT
A
100
CRITICAL
3.500
0
B
100
Clean
3.500
0
C
10.000
Controlled
350.000
2.000
D
100.000
Pharmaceu tical
3.500.000
20.000
PART. O,5
m/m3
PART. 5
m/m3
KRITERIA RUANG PRODUKSI 90 mm 55 mm settle contact plate plate/ 4 hrs
Glove print (5 fingers)
EUR. GRADE
Viable org/.M3
A
< 1
<1
<1
<1
B
10
5
5
5
C
100
50
25
Not applicable
D
200
100
50
Not applicable
area
SELAMAT BELAJAR
Bertanya: 0 Lutfi 0 Indah 0 Risa