Cara Mikroba Masuk Ke Dalam Kulit.docx

  • Uploaded by: miftmufi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cara Mikroba Masuk Ke Dalam Kulit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 494
  • Pages: 4
D. Cara Mikroba Masuk ke dalam Kulit Kulit merupakan barier penting untuk mencegah mikroorganisme dan agen perusak lain masuk ke dalam jaringan yang lebih dalam. Kelainan kulit yang terjadi dapat langsung disebabkan mikroorganisme pada kulit, penyebaran toksin spesifik yang dihasilkan mikroorganisme, atau penyakit sistemik berdasarkan proses imunologi. Kulit termasuk lapisan epidermis, stratum korneum, Keratinosit dan lapisan basal bersifat sebagai barrier yang penting, mencegah mikroorganisme dan agen perusak potensial lain masuk ke dalam jaringan yang lebih dalam. Misalnya asam laktat dan substansi lain dalam keringat mengatur pH permukaan epidermis dalam suasana asam yang membantu mencegah kolonisasi oleh bakteri dan organisme lain (Garna,2001). Suatu mikroorganisme yang bersifat patogen pertama kali harus mencapai jaringan inang dan memperbanyak diri sebelum melakukan kerusakan.. Mikroba melintasi kulit masuk ke lapisan subkutan hampir selalu terjadi melalui luka baik tergores, tercakar, tergigit hewan, teriris pisau, atau apapun yang menyebabkan kulit luka berdarah, dan jarang dilakukan patogen menembus melewati kulit yang utuh (Rampengan, 2008). Infeksi yang disebabkan mikroba masuk ke kulit ditandai dengan adanya respon peradangan. Respon peradangan terjadi akibat adanya molekul-molekul pesinyal yang dilepaskan saat terjadi infeksi. Salah satu molekul pesinyal terjadi inflamasi yaitu histamine yang tedapat dalam sel mast. Peristiwa terjadinya inflamasi atau perdangan dimulai terjadinya luka misalnya disebabkan adanya serpihan kayu yang masuk ke dalam (lihat gambar 4.1). Histamine dilepaskan di jaringan yang mengalami kerusakan jaringan yang memicu terjadinya dilatasi pembuluh darah dan permeabilitas pembuluh darah meningkat. Peningkatan suplai darah yang terusmenerus menyebabkan kemerahan dan rasa panas. Kapiler-kapiler darah yang terisi darah kemudian bocor ke jaringan lain di sekitarnya sehingga menyebabkan pembengkaan. Selama inflamasi, aliran darah meningkatkan pengeluaran proteinprotein antimikroba yang mendorong pelepasan histamine lebih lanjut dan fagositosis.

Sel-sel fagositosik akan mencerna mikroba yang masuk dan jaringan yang terinfeksi akan sembuh (Campbell, et al, 2008).

Gambar Mekanisme Terjadinya Inflamasi. (Sumber : Campbell, et al,2008). Beberapa mikroba yang masuk ke kulit menyebabkan beberapa penyakit baik virus maupun bakteri, misalnya: 1. Staphylococcus aureus Salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yaitu bisul. Bisul adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan di sekitarnya (lihat gambar 4.2), yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus (lihat gambar 4.3) (Wilson et al., 1995). Bisul terjadi ketika suatu area dari jaringan menjadi terinfeksi dan sistem kekebalan tubuh mencoba untuk melawannya. Sel darah putih bergerak melalui dinding pembuluh darah ke daerah infeksi dan masuk dalam jaringan yang rusak.

Gambar 4.2 Bisul yang menyerang punggung akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus. (Sumber: http://www.obatherbal.com.)

Gambar 4.3 Bakteri Staphylococcus aureus penyebab bisul (Sumber: Wilson et al., 1995) 2. Clostridium tetani. Tetanus atau lockjaw adalah penyakit akut yang menyerang sistem saraf pusat yang ditandai dengan kontraksi otot berkepanjangan (Rampengan, 2008). Gejala klinis utama disebabkan oleh tetanospasmin, suatu neurotoksin yang diproduksi oleh sporeforming bakteri gram positif obligat anaerob Clostridium tetani (lihat gambar 4.4). Infeksi seringkali timbul melalui Spora Clostridium tetani yang biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit karena terpotong, tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum) (Novie, dkk., 2012).

Gambar 4.4. Clostridium tetani (Sumber: Novie, dkk., 2012).

Related Documents


More Documents from ""