Cara Menggunakan Mikroskop.docx

  • Uploaded by: Falah Putra Pratama
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cara Menggunakan Mikroskop.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,669
  • Pages: 19
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI “Cara Menggunakan Mikroskop”

Nama

:

Desy Dwi Wulansari

NIM

:

1710211024

Kelompok

:

4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2019

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (Binokuler dan Monokuler) dengan benar 1.2 Dasar Teori Pemakaian mikroskop dalam mata pelajaran biologi, terutama pada materi seluler dan mikrobiologi adalah sangat mutlak. Hal itu sehubungan dengan kecilnya ukuran sel dan mikroba yang diamati. Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan di Laboratorium IPA. Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap benda-benda yang berukuran mikroskopis, baik benda diam maupun mikroorganisme yang dapat bergerak. Mikroskop adalah instrumentasi yang paling banyak digunakan dan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tak tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkin perbesaran dalam kisaran luas seratus kali sampai ratusan ribu kali. ( Michael J, 1986 ). Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar dapat dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Biasanya digunakan untuk melihat bakteri, sel, virus, dan lain-lain. Hal ini sangat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan organisme yang berukuran kecil. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati ada dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Salah satu pengukur objek mikroskopis adalah mikrometer. Ada 2 macam mikrometer yaitu mikrometer objektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi apabila dipakai bersama-sama dengan mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kehidupan laboratorium, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi 2, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibagi menjadi 2

kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan elektron tidak menggunakan cahaya untuk visual bayangannya, tetapi menggunakan sorotan elektron untuk membuat bayangan dalam tabung. Transmisi elektron, setelah mengalami penyerapan bagian dari obyek, memfokuskan magnet dari gambar bayangan. Elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada cahaya, perbedaan ini menjadikan mikroskop elektron sebuah tenaga tetap daripada mikroskop cahaya . Mikroskop pertama kali digunakan oleh ilmuan zaman reinasans, dan mikroskop yang mungkin anda gunakan di laboratorium adalah mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya (light microscope, LM), cahaya – cahaya tampak diteruskan melalui soesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video. Dua parameter penting dalam mikroskop adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik. Misalnya, benda yang tampak oleh mata telanjangsebagai satu bintangdi langit mungkin deresolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop. (Campbell. 2008:101). Mikroskop cahaya meneruskan cahaya tampak melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini membengkokkan cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop elektron memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop untuk bercitra, dan berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripadada cahaya. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100.000 kali. Mikroskop elektron mempunyai 2 tipe, yaitu mikroskop elektron scanning yang digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel serta obyek yang diamati secara 3 dimensi dan mikroskop elektron transmisi yang digunakan untuk mengamati struktur detail internal sel.

BAB II METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan 1. Mikroskop Monokuler 2. Mikroskop Binokuler 3. Prewat awetan Yeast 4. Preparat awetan Sphyrogyra 5. Preparat awetan Alga 6. Preparat awetan Amoeba 7. Preparat awetan Paramesium

2.2 Cara Kerja 1. Perbesaran Lemah a. Menarik tubus okuler ke atas b. Memutar lensa objektif (10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler c. Menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu d. Memasukkan cahaya kedalam mikroskop dengan cara mengatur kedududkan cermin dan diafragma serta mengamati melalui okuler sampai diperoleh lapang pandang yang terang merata e. Meletakkan preparat yang sudah dsipkan pada meja preparat f. Menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai diperoleh bayangan benda. Kemudian menggunakan sekrup halus untuk menaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai diperoleh bayangan benda yang paling jelas. g. Mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian tertentu dari benda 2. Perbesaran sedang a. Melakukan kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran lemah (a-g) b. Menggantikan lensa objektif (10:10 dengan lensa objektif (45:1) c. Mengatur kondensor serta diafragma. Untuk mendapatkan cahaya yang kuat d. Menurunkan tubus secara hai-hati dengan menggunakan sekrup halus untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas

3. Perbesaran kuat a. Mengulangi kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran sedang

b. Mengganti lensa objektif (45:1) dengan lensa objektif (100:1) c. Meneteskan minyak imersi pada gelas benda dari bagian yang akan diamati (lebih baik gelas benda digeser dahulu ke samping) d. Mengatur tubus dengan, sekrup halus (lensa objektif tetap menyentuh minyak imersi) sampai kelihatan bayangan yang paling jelas

BAB VI PEMBAHASAN

Pada kegiatan praktikum dengan judul topik “Cara Menggunakan Mikroskop” dengan tujuan untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (monokuler dan binokuler) dengan benar. Dari kegiatan praktikum tersebut kami dapat mengetahui beberapa pembahasan mengenai mikroskop pelajar, antara lain: 4.1 Sejarah Mikroskop Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400 kali. Mikroskop merupakan alat yang penting dalam dunia sains karena mikroskop bisa digunakan untuk mengamati mikroorganisme dan bagian-bagian organisme yang sangat kecil, seperti sel dan jaringan. Dengan sebuah lensa seperti pada lup, perbesaran bayangan maksimum hanya 20 kali. Dengan perbesaran ini, manusia belum dapat melihat organisme renik, seperti bakteri atau virus. Untuk lebih meningkatkan perbesaran dapat digunakan dua lensa. Cara inilah yang digunakan pada mikroskop pertama yang dibuat sekitar tahun 1590 oleh ahli pembuat alat-alat laboratorium, Zacharias Janssen (1580-1638) dari Belanda. Mikroskop ini tidak digunakan untuk mengamati mikroorganisme hingga tahun 1680. Antonie van Leeuwenhoek (1632 - 1723) adalah orang yang mempelopori membuat mikroskop yang digunakan untuk

mengamati

mikroorganisme. Mikroskop yang ia buat masih sangat sederhana karena hanya memiliki satu lensa bikonveks. Pada tahun 1680, Robert Hooke (1635-1703) menggunakan mikroskop majemuk (gabungan beberapa lensa) untuk merunut atau melacak gambar sel dan hewan kecil secara rinci. Adapun dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optic memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran obyek. Hal ini disebabkan oleh limit difraksi cahaya yang

ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Untuk itu, mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran di bawah 200 nanometer. Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah, di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek dari cahaya. Karena itu, mikroskop elektron mempunyai kemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding mikroskop optik. Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga menggunakan lensa, namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop optik, tetapi dari jenis magnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik. Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi hampa udara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila menumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang pengamatan obyek berkondisi vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan. Ada 2 jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu transmission electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, 2 peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Saat itu, Ernst Ruska masih sebagai seorang mahasiswa doktor dan Max Knoll adalah dosen pembimbingnya. Karena hasil penemuan yang mengejutkan dunia tersebut, Ernst Ruska mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1986. 4.2 Macam-macam mikroskop Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang diamati yaitu mikroskop dua dimensi ( mikroskop cahaya ) dan mikroskop tiga dimensi ( mikroskop stereo ). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron.. Selain ketiga jenis mikroskop tersebut terdapat juga mikroskop ultraviolet, pender, medan-gelab dan fase kontras. a. Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)

atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. 4 Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. b. Mikroskop Stereo Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. c. Mikroskop Elektron Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik mayang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron: 1) Mikroskop transmisi elektron (TEM), 2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM), 3) Mikroskop pemindai elektron , 4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM), 5) Mikroskop refleksi elektron (REM).

d. Mikroskop Ultraviolet Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadi umum. Karena cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya (Photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari. e. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope) Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau di konjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi- Antigen itu bersifat khas, maka peristiwa itu terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar. f. Mikroskop medan - gelap Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk. Mikroskop medan - Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat g.

Mikroskop Fase kontras Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya: tidak diberi warna dalam keadaan hidup, namun pada galibnya fragmabend hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit.. apabila mikroskop biasa digunakan nukleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nukleus dalam sel, nukleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam

terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dengan demikian nukleus (dan unsur lain) yang sejauh ini tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat. 4.3 Bagian-bagian mikroskop Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop memiliki bagianbagian meliputi bagian optik dan mekanik. Bagian-Bagian Optik adalah sebagai berikut : a. Lensa okuler Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali. b. Lensa objektif Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa obyektif dikelompokkan menjadi tiga, yaitu scanning lens (4x), low power lens (10x) dan high power lens (berkisar dari 20 sampai 100x). Beberapa mikroskop juga ada yang memiliki oil immersion lens. Lensa ini hanya dapat digunakan bila di atas kaca penutup telah diteteskan minyak imersi. Kemudian lensa obyektif diturunkan secara perlahan sampai ujung lensa menyentuh minyak imersi. c. Kondensor Lensa yang berada di sebelah bawah meja benda, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokuskan. Pengaturan kondensor akan 3 mempengaruhi resolusi dan kontras tampilan suatu spesimen, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah (resolusi) maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua titik yang berdekatan akan tampak menjadi satu. Gambar 1.2. Cahaya yang difokuskan oleh kondensor memasuki lensa obyektif dengan sudut θ Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.

Beberapa kondensor posisinya tidak bisa diubah tetapi ada yang bisa diubah atau difokuskan sehingga kualitas cahaya bisa diatur. Apabila posisi lensa kondensor dapat diubah maka posisi yang terbaik adalah sedekat mungkin dengan meja benda d. Diafragma Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor. e. Cermin Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah (kaki). Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik) adalah sebagai berikut : a. Revolver merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur seberapa banyak perbesaran lensa yang diinginkan. Revolver bisa diatur dengan memutarnya sesuai dengan perbesaran yang tertera atau tertulis. b. Tabung mikroskop atau tubus Tabung

mikroskop ini yang berbentuk panjang karena merupakan

penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop. c. Lengan mikroskop Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindah mikroskop. d. Meja benda atau meja prepatat Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan. e. Makrometer atau pemutar kasar

Makrometer merupakan bagian untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop secara cepat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek. f. Mikrometer atau pemutar halus Berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan badan/tabung mikroskop secara perlahan sehingga bisa memfokuskan bayangan objek secara lambat, tetapi dengan mikrometer bisa menghasilkan bayangan yang halus atau jelas. g. Kaki mikroskop Kaki berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Pada kaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model student). Kaki mikroskop merupakan bagian dasar yang menopang mikroskop secara keseluruhan, dan juga penyangga saat mikroskop akan dipindahkan. Pada umumnya kaki mikroskop ini berbentuk persegi empat. h. Sendi Inklinasi Pengatur sudut atau tegaknya mikroskop sesuai dengan kenyamanan pengamat. Sendi inklinasi ini bisa ditegakkan atau dibungkukkan tergantung kenyamanan pengamat dan disesuaikan dengan arah lensa okulernya. i. Penjepit kaca Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. j. Tombol on dan off Tombol on berfungsi untuk menghidupkan mikroskop dan tombol off berfungsi untuk mematikan mikroskop. 4.4 Perbedaan mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda kecil atau mikroorganisme tanpa mata telanjang. Mikroskop memiliki 2 golongan seperti Mikroskop Monokuler dan Mikroskop binokuler. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan keduanya memiliki fungsi masing masing untuk menghasilkan objek atau benda yang diamati dengan baik, berikut perbedaan dari mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang hanya dilngkapi satu lensa okuler. Mikroskop monokuler termasuk kelompok dalam mikroskop cahaya yang berfungsi hanya fokus kedalam sebuah sel yang detail untuk diamati. "Compound light microscope" adalah nama lain dari mikroskop cahaya. Dalam tekniknya sumber cahaya yang digunakan dalam meneliti bagian dalam sel adalah sebuah lampu. Cahaya yang

dipancarkan oleh mikroskop monokuler ini bekerja untuk mengamati isi dalam sebuah sel. Lensa okuler yang digunakan pada mikroskop monokuler mudah untuk digunakan dibandingkan dengan lensa okuler mikroskop binokuler. Mikroskop binokuler memiliki fungsi yang sama dengan mikroskop monokuler yang fungsinya sebagai alat yang mengamati isi bagian dalam sel. Mikroskop binokuler juga sama seperti mikroskop monokuler yang termasuk kelompok dalam mikroskop cahaya. Perbedaan yang dimiliki mikroskop binokuler dengan monokuler yaitu lensa yang dimiliki. mikroskop monokuler memiliki 1 lensa yaitu lensa okuler, sedangkan mikroskop binokuler memiliki 2 lensa yaitu lensa obyektif dan okuler. Pada alat ini akan dijumpai oleh kedua mata peneliti untuk meneliti objek dengan memiliki efek gambar 3 dimensi pada objek yang diamati. Mikroskop binokuler memiliki sumber cahaya yang bersumber dari pancaran cahaya lampu bantuan listrik. Namun untuk kemampuan perbesar objek tidak terlalu tinggi, sesuai dengan jenis lensa-lensa yang dimiliki masing masing. Untuk lensa obyektif sekitar 1 sampai 2 kali sementara untuk lensa okuler memiliki perbesarannya 10 hingga 15 kali. Mikroskop binokuler memiliki lensa obyektif yang sangat besar sehingga bagian atasnya memiliki lensa lainnya yang terpisah sehingga berbentuk paralel. Pada mikroskop ini memiliki jalur cahaya kanan dan kiri. Adapun untuk kedua mikroskop ini memiliki kelebihan dan kekurangan, contohnya seperti mikroskop monokuler dan binokuler yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Mikroskop monokuler memiliki kelebihan yang dibandingkan dengan mikroskop binokuler, jika dilihat dari tata penggunaannya atau dari berbagai literature bahwa lebih mudah yang menggunakan lensa monokuler. Untuk mikroskop binokuler tidak memiliki kondensor, namun memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Dapat disimpulkan perbedaan yang cukup mencolok terletak pada jumlah lensa yang dimiliki. 4.5 Perbesaran kuat dan perbesaran lemah Mikroskop adalah sebuah alat bantu yang dipakai untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop biologi umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut : a) Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x. b) Objektif 10 dengan okuler 10x, pembesaran 100x. c) Objektif 40x dengan okuler 10x, Pembesaran 400x. d) Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x. Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya khusus pula. Adapun

pada mikroskop terdapat beberapa perbesaran yaitu perbesaran lemah, perbesaran sedang dan perbesaran kuat. a. Perbesaran lemah Pada perbesaran lemah dapat kita amati melalui cara kerja sebagai berikut, dimana kami terlebih dahulu menarik tubus okuler mikroskop ke atas, kemudian memutar lensa objektif pada perbesaran lemah (10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler. Setelah iu menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu. Lalu memasukkan cahaya kedalam mikroskop dengan cara mengatur kedududkan cermin dan diafragma serta mengamati melalui okuler sampai diperoleh lapang pandang yang terang merata. Meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja preparat. Menaikkan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai diperoleh bayangan benda. Kemudian menggunakan sekrup halus untuk menaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai diperoleh bayangan benda yang paling jelas. Mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian tertentu dari benda. b. Perbesaran sedang Pada perbesaran sedang dapat kami amati sebagai berikut, dimana kami melakukan kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran lemah. Kemudian menggantikan lensa objektif perbesaran lemah (10:10) dengan lensa objektif perbesaran sedang (45:1). Mengatur kondensor serta diafragma. Untuk mendapatkan cahaya yang kuat. Lalu menurunkan tubus secara hai-hati dengan menggunakan sekrup halus untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas c. Perbesaran Kuat Pada perbesaran kuat dapat kami amati dengan terlebih dahulu, Mengulangi kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran sedang. Mengganti lensa objektif perbesaran sedang (45:1) dengan lensa objektif perbesaran kuat (100:1). Kemudian meneteskan minyak imersi pada gelas benda dari bagian yang akan diamati (lebih baik gelas benda digeser dahulu ke samping). Setelah itu mengatur tubus dengan sekrup halus (lensa objektif tetap menyentuh minyak imersi) sampai kelihatan bayangan yang paling jelas. 4.6 Langkah kerja mikroskop Pada dasarnya prinsip kerja mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung). Lensa yang terletak di dekat mata (lensa bagian atas) disebut lensa okuler. Sedangkan lensa yang terletak dekat dengan objek benda yang diamati (lensa bagian

bawah) disebut lensa objektif. Hal yang perlu diingat adalah fokus pada lensa obyektif lebih pendek dari fokus pada lensa okuler. Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata. Adapun langkah kerja mikroskop untuk dapat mengamati suatu objek atau preparat dengan menggunakan mikroskop terdapat beberapa langkah. Langkah pertama memastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler. Langkah kedua melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua mata (untuk mikroskop binokuler). Sesuaikan cermin agar sinar cukup tersedia atau menyalakan lampu serta menyesesuaikan jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup). Langkah ketiga, menjauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam. Langkah ke empat, meletakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari samping, menysesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kirakira 1 cm dari preparat. Melihat lagi melalui okuler, dan menaikkan meja preparat dengan pemutar kasar kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat. Langkah kelima, melihat lagi dari samping, dengan hati-hati putar objektif dengan perbesaran yang lebih tinggi (misalnya 45x) pada kedudukannya. Memperhatikan agar lensa tidak menyingung preparat, kemudian melihat lagi melalui okuler dan memfokuskan preparat dengan memutar pemutar halus secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam. Menyesuaikan pencahayaan.Dan untuk langkah keenam, mengamati preparat apabila perlu digambar. Kemudian setelah pengamatan selesai memutar revolver objektif ke perbesaran rendah, lalu menaikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu mengambil preparat dari meja preparat. 4.6 Perawatan mikroskop Mikroskop merupakan peralatan biologi atau yang perlu dirawat dengan baik. Pemeliharaan alat laboratorium sangat diperlukan untuk kesinambungan kegiatan laboratorium, termasuk dalam hal ini pemeliharaan mikroskop. Untuk perawatan mikroskop meliputi, Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa. Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik,

dapat dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera. Untuk Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain. Dan sedangkan untuk sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa tindakan tersebut aman. Sebelum menyimpan mikroskop, membersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas suatu kelalaian atau kecerobohan. Sebelum menyimpan mikroskop, mengatur meja mikroskop dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (mikroskop listrik)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (monokuler dan binokuler ) dengan benar. Dari praktikum tersebut kami juga dapat mengetahui langkah-langkah kerja mikroskup monokuler, yang hanya memiliki satu lensa okuler dan mikroskop biokuler yang memiliki dua lensa okuler. Pada proses penggunaan mikroskop kami mengamati 5 preparat awetan untuk objek yang kami amati dengan perbesaran lemah, sedang, kuat. Untuk preparat yang kami amati yaitu preparat awetan yeast, sphyrogyra, amoeba, alga, paramecium. Selain itu kami dapat mengetahui bagian-bagian serta fungsinya dari mikroskop monokuler dan biokuler yang meliputi bagian optic dan bagian mekanik yaitu lensa okuler, lensa objektif, kondensor, diafragma, cermin, revolver, tabung mikroskop, lengan mikroskop, penjepit kaca, meja benda atau meja preparat, kaki mikroskop, makrometer (pemutar kasar), mikrometer(pemutar halus), sendi inkiasi, tombol on dan off. Adapun kami dapat mengetahui perbesaran pada mikroskop meliput perbesaran lemah, sedang dan kuat. Selain itu kami dapat mengetahui perbedaan dari mikroskop monokuler dan biokuler serta perawatan dari setiap mikroskop dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Kukuh. 2019. Pembelajaran Berbasis Praktikum Matakuliah Mikrobiologi. Universitas Muhammmadiyah Jember

Munandar, Kukuh. 2015. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Jember : PT Refika Fedianto.

S. M. B. Respati. 2008. Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaanya. Jurnal Momentum Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 42 – 44. Diakses pada tanggal 20 maret 2019 pukul 15.58 WIB

Abdullah dan Ridha Marvira. 2014. Penggunaan Mikroskop. JESBIO Vol. III No. 5, November 2014. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019 pukul 16.00 WIB

Anonim. 2019. Sejarah Mikroskop. (Online) https://eprints.uny.ac.id/8117/3/bab%202%20%2007312241045.pdf.Diakses padatanggal 19 Maret 2019 pukul 22.22 WIB

Anonim.2019. Sejarah Penemuan Mikroskop. (Online) https://docplayer.info/72875331Sejarah-penemuan-mikroskop.html. Diakses Pada tanggal 19 Maret pukul 22.38 WIB

Alvianto,

Diki.

2019.

Sejarah

Mikroskop

(Online)

https://www.academia.edu/

16675353/Asal_Usul dan_ sejarah _Mikroskop. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019 pukul 23,00 WIB

Anonim. 2019. Macam-Macam Mikroskop. (Online) http://staff.uny.ac.id/sites/defa ult/files/ tmp/MIKROSKOP.pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019 pukul 0.01 WIB

Anonim. 2019. Prinsip Dasar Mikroskop. (Online) http://eprints.undip.ac.id/44461/3/ BAB_II.pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019 pukul 0.30 WIB

Mastuti,

Retno.

2014.

Penuntun

Ptaktikum

Biologi

Umum.

(Online)

http://retnomastutibiologi.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/Modul-PraktikumBiologiUmum-20141.pdf . Diakses pada tanggal 20 Maret pukul 16.26 WIB

Stikes PHI. 2017. Cara Perawatan Mikroskop. (Online) https://stikesphi.ac.id/cara-merawatmikroskop/.Diakses pada tanggal 20 maret 2019 pukul 23:15 WIB

Related Documents


More Documents from "muhammad fadli"