Campur Aduk Jadi Satu.docx

  • Uploaded by: nunung andrayani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Campur Aduk Jadi Satu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,861
  • Pages: 27
LAPORAN PENDAHULUAN Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

A. Pengertian ITP Purpura.

adalah

singkatan

Idiopathic

dari

berarti

Idiopathic

tidak

Thrombocytopenic

diketahui

penyebabnya.

Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki luka memar yang

banyak

(berlebihan).

Istilah

ITP

ini

juga

merupakan

singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor, 2006). Idiophatic

(Autoimmune)

Trobocytopenic

Purpura

(ITP/ATP)

merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk mengikat trombosit. Tidak dibentuk.

jelas

apakah

Meskipun

antigen

antibodi

pada

permukaan

antitrombosit

trombosit

dapat

mengikat

komplemen, trombosit tidak rusak oleh lisis langsung. Insident tersering

pada

usia

20-50

tahum

dan

lebi

serig

pada

wanita

dibanding laki-laki (2:1). (Arief mansoer, dkk). ITP dikatakan yakni

(Idiopathic merupakan

trombosit

Thrombocytopenic

suatu

yang

kelainan

jumlahnya

Purpura)

pada

menurun

sel

juga

bisa

pembekuan

darah

sehingga

menimbulkan

perdarahan. Perdarahan yang terjadi umumnya pada kulit berupa bintik merah hingga ruam kebiruan. (Imran, 2008) Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya kecuali keping darah berada dalam jumlah yang normal. Keping darah (Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang menutupi area tubuh

paska

membentuk

luka

bekuan

atau darah.

akibat

teriris/terpotong

Seseorang

dengan

keping

dan

kemudian

darah

yang

terlalu sedikit dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalami luka memar dan bahkan mengalami perdarahan dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan kulitnya. Jika jumlah keping darah atau trombosit ini sangat rendah, penderita ITP

bisa

juga

mengalami

mimisan

yang

sukar

berhenti,

atau

mengalami perdarahan dalam organ ususnya. (Family Doctor, 2006) Idiopatik gangguan

trombositopeni

autoimun

yang

purpura

ditandai

disebut

dengan

sebagai

suatu

trombositopenia

yang

menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari 15.000/μL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi terutama

prematur di

limpa.

trombosit Atau

dalam

dapat

sistem

diartikan

retikuloendotel bahwa

idiopatik

trombositopeni purpura adalah kondisi perdarahan dimana darah tidak keluar dengan semestinya. Terjadi karena jumlah platelet atau trombosit rendah. Sirkulasi platelet melalui pembuluh darah dan

membantu

Idiopatik

penghentian

sendiri

perdarahan

berarti

bahawa

dengan penyebab

cara

menggumpal.

penyakit

tidak

diketahui. Trombositopeni adalah jumlah trombosit dalam darah berada dibawah normal. Purpura adalah memar kebiruan disebabkan oleh

pendarahan

dibawah

kulit.

Memar

menunjukkan

bahwa

telah

terjadi pendarahan di pembuluh darah kecil dibawah kulit. (ana information center, 2008). Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter

2-4µm.

Trombosit

dibentuk

di

sumsum

tulang

dari

megakariosit, sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum

tulang

khususnya

atau

ketika

megakariosit

segera

mencoba

menghasilkan

Penyakit Dalam Jilid II).

setelah

untuk kurang

memasuki

memasuki lebih

kapiler

kapiler 4000

darah,

paru.

trombosit

Tiap (Ilmu

Megakariosit memasuki

darah.

tidak

meninggalkan

Konsentrasi

normal

sumsum

trombosit

tulang

untuk

ialah

antara

150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 58fl. Dalam keadaan normal, sepertiga dari jumlah trombosit itu ada di limpa. Jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini disebabkan mekanisme kontrol

oleh

bahan

humoral

yang

disebut

trombopoietin.

Bila

jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis. Idiopathic thrombocytopenic Purpura mempengaruhi anak-anak dan

orang

dewasa.

thrombocytopenic sembuh

Purpura

sepenuhnya

menderita

Anak-anak

tanpa

penyakit

ITP

sering

setelah

infeksi

pengobatan. sering

mengalami

lebih

virus

Pada

orang

kronis.

ITP

idiopathic

dan

biasanya

dewasa

yang

diperkirakan

merupakan salah satu penyebab kelainan perdarahan didapat yang banyak

ditemukan

oleh

dokter

anak,

dengan

insiden

penyakit

simtomatik berkisar 3 sampai 8 per 100000 anak per tahun. Di bagian ilmu kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo terdapat 22 pasien baru pada tahun 2000. Delapan puluh hingga 90% anak dengan ITP menderita apisode pendarahan akut, yang akan pilih dalam beberapa hari atau minggu dan sesuai dengan namanya (akut) akan sembuh dalam 6 bulan. Pada ITP akut ada perbedaan insiden laki-laki maupun perempuan dan akan mencapai puncak pada usia 2-5 tahun. Hampir selalu ada riwayat infeksi bakteri, virus, atau pun imunisasi 1-6 minggu sebelum terjadinya penyakit ini. Perdarahan serinh terjadi saat trombosit dibawah 20.000/mm3. ITP kronis terjadi pada anak usia > 7 tahun, sering terjadi pada anak perempuan. ITP yang rekuen di definisikan sebagai adanya episode trombositopenia > 3 bulan dan terjadi 1-4% anak dengan ITP. ITP merupakan kelainan auto imun yang menyebabkan meningkatrnya penghancuran trombosit dalam retikuloendotelial.

Kelainan

ini

biasanya

menyertai

infeksi

virus atau imunisasi yang disebabkan oleh respons sistem imun yang tidak tepat. B. Etiologi 1. Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit,

sehingga

sel

trombosit

mati.

(Imran,

2008).

Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam

kondisi

normal,

antibodi

adalah

respons

tubuh

yang

sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang selsel keping darah ubuhnya sendiri. (Family Doctor, 2006). Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan

trombosit

yang

ada

tetap

tidak

dapat

memenuhi

kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. (ana information center, 2008). a.`ITP

kemungkinan

juga

disebabkan

oleh

hipersplenisme,

infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata

(KID),

autoimun.

Berdasarkan

etiologi,

ITP

dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan

awitan

penyakit

kejadiannya

kurang

atau

sama

dibedakan dengan

tipe 6

akut

bulan

bila

(umumnya

terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan

(umunnya

terjadi

pada

orang

dewasa).

(ana

information

center, 2008) b. ITP juga terjadi pada pengidap HIV. sedangkan obat-obatan seperti heparin, minuman keras, quinidine, sulfonamides juga boleh menyebabkan trombositopenia. Biasanya tandatanda

penyakit

penyakit pendarahan

ini

dan adalah

haid

faktor-faktor seperti

darah

yang

yang

yang

berkatan

berikut

banyak

dan

:

dengan

purpura,

tempo

lama,

pendarahan dalam lubang hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang terkini, penyakit virus yang terkini dan calar atau lebam. C. Epidemologi Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita : a. Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini. b. Tipe kedua menyerang orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan. (Family Doctor, 2006). ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP. Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa. (Imran, 2008) Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik ITP akut

ITP kronik

Awal penyakit

2-6 tahun

20-40 tahun

Rasio L:P

1:1

1:2-3

Trombosit

<20.000/Ml

30.000100.000/mL

Lama penyakit

2-6 minggu

Beberapa tahun

Perdarahan

Berulang

Beberapa hari/minggu

(Bakta, 2006; Mehta, et. al, 2006) D. Patologi Dan Patofisiologi ITP Kerusakan terhadap

trombosit

gliko

Penghancuran

protein

pada

yang

terjadi

ITP

melibatkan

terdapat

terhadap

pada

autoantibody

membran

trombosit.

yang

diselimuti

trombosit

antibody, hal tersebut dilakukan oleh magkrofag yang terdapat pada limpa dan organ retikulo endotelial lainnya. Megakariosit pada

sumsum

Sedangkan

tulang

kadar

progenitor

bisa

normal

trombopoitein

proliferasi

dan

atau

dalam

maturasi

meningkat

plasma, dari

pada

ITP.

yang

merupakan

trombosit

mengalami

penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis. Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemologis antara ITP

akut

dan

mekanisme

kronis,

menimbulkan

patofisiologi

keduanya.

Pada

ITP

dugaan

terjadinya

akut,

telah

adanya

perbedaan

trombsitopenia

dipercaya

bahwa

diantara

penghancuran

trombosit meningkat karena adanya antibody yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri atau virus atau pada

imunisasi,

yang

bereaksi

silang

dengan

antigen

dari

trombosit. Mediator imun

terhadap

mungkin

telah

seperti

pada

lainnya

yang

produksi terjadi penyakit

meningkat

trombosit. gangguan

selama

Sedangkan

dalam

autoimun

terjadinya pada

regulasi

lainnya

ITP sistem

yang

respon kronis imun

berakibat

terbentuknya antibodi spesifik terhadap antibodi. Saat ini telah didefinisikan (GP) permukaan trombosit pada ITP, diantaranya GP Ib-lia, GP Ib, dan GP V. Namun bagaimana

antibodi

antitrombosit

meningkat

pada

ITP,

perbedaan

secara

pasti patofisiologi ITP akut dan kronis, serta komponen yang terlibat dalam regulasinya masih belum diketahui. Gambaran klinik ITP yaitu: 1) onset pelan dengan perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa : petechie, echymosis, easy bruising,

menorrhagia,

epistaksis,

atau

perdarahan

gusi.

2)

perdarahan SSP jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal. 3) splenomegali pada <10% kasus. E. Pencegahan a. Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegah komplikasinya. b. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat

mempengaruhi

platelet

dan

meningkatkan

risiko

pendarahan. c. Lindungi

dari

pendarahan.

luka

Lakukan

yang terapi

dapat yang

menyebabkan benar

untuk

memar

atau

infeksi

yang

mungkin dapat berkembang. d. Konsultasi

ke

dokter

jika

ada

beberapa

gejala

infeksi,

seperti demam. Hal ini penting bagi pasien dewasa dan anakanak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa. F. Gejala Dan Tanda a. Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki), seringnya bergerombol dan menyerupai rash. Bintik tersebut ,dikenal

dengan

petechiae,

disebabkan

karena

adanya

pendarahan dibawah kulit . b. Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau membran mukosa (seperti kulit.

di

Memar

bawah

mulut)

tersebut

disebabkan

mungkin

pendarahan

terjadi

tanpa

di

alasan

bawah yang

jelas. Memar tipe ini disebut dengan purpura. Pendarahan yang

lebih sering dapat membentuk massa tiga-dimensi yang disebut hematoma. c. Hidung

mengeluarkan

darah

atau

pendarahan

pada

gusi.

Ada

darah pada urin dan feses. Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit. d. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi. G. Pemeriksaan Penunjang a. Hitung

darah

penurunan

lengkap

hemoglobin,

dan

jumlah

hematokrit,

trombosit trombosit

menunjukkan (trombosit

<

20.000 / mm3). b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom. c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan. d. Sum-sum dapat

tulang

biasanya

bertambah

dengan

normal,

tetapu

maturation

megakariosit

arrest

pada

muda

stadium

megakariosit. e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+). H. Terapi Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam

kisaran

aman

sehingga

mencegah

terjadinya

pendarahan

mayor. Selain itu, terapi ITP didasarkan pada berapa banyak dan seberapa

sering

pasien

mengalami

pendarahan

dan

jumlah

platelet.

Terapi

untuk

anak-anak

dan

dewasa

hampir

sama.

Kortikosteroid (ex: prednison) sering digunakan untuk terapi ITP. kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah dengan cara menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-Rh imunoglobulin D. Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi platelet dan dirawat dirumah sakit . Terapi awal ITP (standar) : a. Prednison Terapi

awal

prednisoon

atau

prednison

dosis

0,5-1,2

mg/kgBB/hari selama 2 minggu. respon terapi prednison terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam minngu pertama, bila respon baik dilanjutkan sampai 1 bulan, kemudian tapering.

b. Imunoglobulin intravena (IgIV) Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut-turutndigunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT(antibodi trombosit) <5000/ml meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid progresif.

dalam

beberapa

Pendekatan

terapi

hari

atau

adanya purpura

konvensional

lini

kedua,

yang untuk

pasien yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada

beberapa

variasi

pilihan

terapi

lini

terapi

yang

dapat

digunakan

kedua

menggambarkan

relatif

.

Luasnya

kurangnya

efikasi dan terapi bersifat individual. 1. Steroid dosis tinggi Terapi pasien ITP refrakter selain prednisolon dapat digunakan deksametason oral dosis tinggi. Deksametason 40 mg/hr selama 4minggu, diulang setiap 28 hari untuk 6 siklus. 2. Metiprednisolon Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak

dan

dewasa

yang

resisten

terhadap

terapi

prednison

dosis konvensional. Dari hasil penelitian menggunakan dosis

tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv kemudian dosis diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari. 3. IgIV dosis tinggi Imunoglobulin iv dosis tinggi 1 mg/kg/hr selama 2 hari berturut-turut,

sering

dikombinasi

dengan

kortikosteroid,

akan meningkatkan AT dengan cepat. Efek samping, terutama sakit

kepala,

namun

jika

berhasil

maka

dapat

diberikan

secara intermiten atau disubtitusi dengan anti-D iv 4. Anti-D iv Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D yakni destruksi sel darah merah rhesus D-positif yang secara khusus

diberikan

bersaingdengan

oleh

RES

autoantibodi

terutama yang

di

lien,

menyelimuti

jadi

trombosit

melalui Fc reseptor blockade. 5. Alkaloid vinka Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg, setiap minggu selama 4-6 minggu. 6. Danazol Dosis 200 mg p.o 4x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena respon sering lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai

dosis

maksimal

sekurang-kurangnya

hr

1

tahun

dan

kemudian diturunkan 200mg/hr setiap 4 bulan. 7. Immunosupresif dan kemoterapi kombinasi Imunosupresif

diperlukan

pada

pasien

yang

gagal

beresponsdengan terapi lainya. Terapi dengan azatioprin (2 mg kg max 150 mg/hr) atau siklofosfamiddenga sebagai obat tunggal

dapat

dipertimbangkan

dan

responya

bertandng

tertahan sampai 5%. 8. Dapsone Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan. Pasien harus diperiksa G6PD, karena pasien dengan kabar G6PD yang rendah mempunyai risiko hemolisis yang serius.

ASUHAN KEPERAWATAN IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA ( ITP ) A. PENGKAJIAN 1. Keluhan utama : Memar, bintik-bintik pada kulit, keluarnya darah pada hidung dan perdarahan pada gusi gigi. 2. Riwayat penyakit sekarangang ditandai dengan Klien mengalami ITP yg ditandai dengan Memar, bintik-bintik pada kulit, keluarnya darah pada hidung dan perdarahan pada gusi gigi. 3. Riwayat penyakit dahulu HIV AIDS yang mungkin diturunkan dari orang tua klien. 4. Riwayat penyakit keluarga Pihak keluarga mengalami HIV AIDS, kelainan hematologi. 5. Riwayat lingkungan Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh karena penyakit ini bias

disebabkan

oleh

virus

atau

bakteri

seperti

rubella,

rubiola dan paksinasi dengan virus aktif. a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000. b. Tanda-tanda perdarahan. 1) Petekie terjadi spontan. 2) Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor. 3) Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan. 4) Menoragie. 5) Hematuria. 6) Perdarahan gastrointestinal.

c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah. d. Aktivitas / istirahat. Gejala :- keletihan, kelemahan, malaise umum. -

toleransi terhadap latihan rendah.

Tanda :- takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat. - kelemahan otot dan penurunan kekuatan. e. irkulasi. Gejala

:-

riwayat

kehilangan

darah

kronis,

misalnya

perdarahan GI kronis, menstruasi berat. - palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda :- TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil. f. Integritas ego. Gejala

:

-

keyakinan

agama

/

budaya

mempengaruhi

pilihan

pengobatan: penolakan transfuse darah. Tanda : - DEPRESI. g.

Eliminasi. Gejala : - Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : - distensi abdomen.

h.

Makanan / cairan. Gejala : - penurunan masukan diet. - mual dan muntah. Tanda : - turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.

i.

Neurosensori. Gejala : - sakit kepala, pusing. - kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : - epistaksis. - mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal).

j.

Nyeri / kenyamanan.

Gejala : - nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : - takipnea, dispnea. k.

Pernafasan. Gejala : - nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : - takipnea, dispnea.

l. Keamanan Gejala

:

penyembuhan

luka

buruk

sering

infeksi,

transfuse

darah

sebelumnya. Tanda : petekie, ekimosis. B.

Diagnosa Keperawatan

a.

Gangguan kebutuhan

pemenuhan

tubuh

nutrisi

berhubungan

dan

dengan

cairan

anoreksia

kurang yang

dari

ditandai

dengan kelemahan, berat badan menurun, intake makanan kurang, kongjungtiva. b.

Nyeri

akut

berhubungan

dengan

cedera

agen

(biologis,

psikologi, kimia, fisik) ditandai dengan gangguan pola tidur, klien

meringis

kesakitan

di

daerah

nyeri,

skala

nyeri

(data

subyektif). c.

Intoleransi ditandai dengan

d.

Kurang kebutuhan

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan

imobilisasi

pengetahuan

pengobatan

pada

keluarga

berhubungan

tentang

dengan

salah

kondisi

dan

interpretasi

informasi ditandai dengan keterbatasan belajar, tidak familiar dengan sumber informasi. e.

Resiko dengan

factor

tinggi

kerusakan

imunologis

integritas

ditandai

kulit

dengan

berhubungan immobilisasi,

kelemahan, hipertermi, perubahan turgor kulit. f.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel ditandai dengan sianosis, oedema, pucat.

g.

Gangguan penurunan

pemenuhan

kapasitas

kebutuhan

pembawa

oksigen

oksigen

berhubungan

darah

ditandai

dengan dengan

hypoxia, takikardi. Diagnose prioritas : Gangguan

pemenuhan

kebutuhan

penurunan

kapasitas

pembawa

oksigen

oksigen

berhubungan

darah

ditandai

dengan dengan

hypoxia, takikardi. C.

Intervensi Keperawatan

a.

Gangguan

pemenuhan

nutrisi

dan

cairan

kurang

kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Tujuan dan

Intervensi

Rasional

kreteria hasil Setelah dilakukan

1)

Berikan makanan 1)

porsi lebih

tindakan 2x24

dalam porsi kecil

kecil dapat

jam

tapi sering.

meningkatkan

diharapkan

masukan yang

pemenuhan

sesuai dengan

nutrisi klien2)

Pantau pemasukan kalori.

terpenuhi

makanan dan timbang2)

anoreksia dan

dengan

berat badan setiap

kelemahan dapat

Tujuan:

hari.

mengakibatkan

Menghilangkan

penurunan berat

mual dan

badan dan

muntah

3)

Lakukan

Criteria

konsultasi dengan

hasil:

ahli diet.

Menunjukkan

malnutrisi yang serius. 3)

sangat

dari

berat badan

bermanfaat dalam

stabil

perhitungan dan 4)

Libatkan

penyesuaian diet

keluarga pasien

untuk memenuhi

dalam perencanaan

kebutuhan nutrisi

makan sesuai dengan

pasien.

indikasi. 4)

meningkatkan

rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.

b.

Nyeri

akut

berhubungan

dengan

cedera

psikologi, kimia, fisik). Tujuan dan kreteria hasil

Intervensi

Rasional

agen

(biologis,

Setelah dilakukan

1)

Tentukan riwayat 1)

Memberikan

tindakan 2x24

nyeri, lokasi,

informasi yang

jam diharapkan

durasi dan

diperlukan untuk

nyeri yang

intensitas

merencanakan

dirasakan klien

asuhan.

berkurang dengan2)

Evaluasi

Tujuan :

therapi:

-Melaporkan

pembedahan,

mengetahui terapi

nyeri yang

radiasi,

yang dilakukan

dialaminya

khemotherapi,

sesuai atau tidak,

-Klien mampu

biotherapi, ajarkan

atau malah

mengontrol rasa

klien dan keluarga

menyebabkan

nyeri melalui

tentang cara

komplikasi.

aktivitas

menghadapinya.

-Mengikuti program

2)

3) 3)

Berikan

Untuk

Untuk meningkatkan

pengobatan

pengalihan seperti

kenyamanan dengan

-

reposisi dan

mengalihkan

Mendemontrasikan aktivitas

perhatian klien

tehnik relaksasi menyenangkan

dari rasa nyeri.

dan pengalihan

seperti

rasa nyeri

mendengarkan musik 4)

melalui

atau nonton TV

aktivitas yang 4) mungkin.

Meningkatkan kontrol diri atas

Menganjurkan

efek samping

tehnik penanganan

dengan menurunkan

stress (tehnik

stress dan

relaksasi,

ansietas.

visualisasi, bimbingan), gembira, dan

5)

Untuk

berikan sentuhan

mengetahui

therapeutik.

efektifitas

5)

Evaluasi nyeri,

penanganan nyeri,

berikan pengobatan

tingkat nyeri dan

bila perlu.

sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien

6)

Diskusikan

akan obat-obatan

penanganan nyeri

anti nyeri.

dengan dokter dan 6) juga dengan klien 7)

Agar terapi yang diberikan

Berikan

tepat sasaran.

analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll

7)

Untuk mengatasi nyeri.

c.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Tujuan dan

Intervensi

Rasional

kreteria hasil Setelah dilakukan

1)

Kaji

tindakan 2x24

kemampuan pasien

jam

untuk melakukan

diharapkan

aktivitas normal,

klien dapat

catat laporan

melakukan

kelemahan,

aktivitas

keletihan.

sendiri tanpa2) bantuan dari

1)

mempengaruhi pilihan intervensi.

2)

manifestasi kardiopulmonal dari

Awasi TD,

upaya jantung dan

nadi, pernafasan.

paru untuk membawa

orang lain

jumlah oksigen ke

dengan

jaringan.

Tujuan:

3)

Meningkatkan

istirahat untuk

partisipasi 3) dalam

Berikan

menurunkan

lingkungan tenang.

aktivitas.

kebutuhan oksigen tubuh.

Criteria hasil:

meningkatkan

4) 4)

Ubah posisi

hipotensi postural / hipoksin

Menunjukkan

pasien dengan

serebral

peningkatan

perlahan dan pantau

menyebabkan pusing,

toleransi

terhadap pusing.

berdenyut dan

aktivitas.

peningkatan resiko cedera.

d.

Kurang kebutuhan

pengetahuan

pengobatan

pada

keluarga

berhubungan

tentang

dengan

informasi. Tujuan dan kreteria

Intervensi

Rasional

salah

kondisi

dan

interpretasi

hasil Setelah dilakukan

1)

Berikan

1)

memberikan

tindakan 1x24

informasi tntang

dasar pengetahuan

jam

ITP. Diskusikan

sehingga keluarga

diharapkan

kenyataan bahwa

/ pasien dapat

keluarga

terapi tergantung

membuat pilihan

mengerti akan

pada tipe dan

yang tepat.

penyakit

beratnya ITP.

klien dengan 2)

2)

Tinjau tujuan

ketidak tahuan

Tujuan:

dan persiapan untuk

meningkatkan

Pemahaman dan

pemeriksaan

stress.

penerimaan

diagnostic.

terhadap

3)

Jelaskan bahwa

3)

merupakan kekwatiran yang

program

darah yang diambil

tidak diungkapkan

pengobatan

untuk pemeriksaan

yang dapat

yang

laboratorium tidak

memperkuat

diresepkan.

akan memperburuk

ansietas pasien /

Criteria

ITP.

keluarga.

hasil: -Menyatakan pemahaman proses penyakit. -Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.

e.

Resiko

tinggi

kerusakan

integritas

kulit

berhubungan

dengan factor imunologis Tujuan dan

Intervensi

Rasional

kreteria hasil Setelah

a.

Kaji

a.

Memberikan

dilakukan

integritas kulit

informasi untuk

tindakan 2x24

untuk melihat

perencanaan asuhan

jam diharapkan

adanya efek samping

dan mengembangkan

kerusakan bisa

therapi kanker,

identifikasi awal

berkurang dengan amati penyembuhan

terhadap perubahan

Tujuan :

integritas kulit.

luka.

-Klien dapat

b.

mengidentifikasi intervensi yangb.

perlukaan yang Anjurkan

berhubungan

klien untuk tidak

dengan kondisi

menggaruk bagian

spesifik

yang gatal.

-Berpartisipasic.

Menghindari dapat menimbulkan infeksi.

c.

Menghindari penekanan yang

Ubah posisi

terus menerus pada

dalam pencegahan klien secara

suatu daerah

komplikasi dan

tertentu.

percepatan penyembuhan

teratur. d.

Mencegah trauma berlanjut

d.

Berikan

pada kulit dan

advise pada klien

produk yang kontra

untuk menghindari

indikatif

pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

f.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. Tujuan dan kreteria hasil

Intervensi

Rasional

Setelah

1)

dilakukan

Awasi TTV, kaji 1)

pengisian kapiler.

memberikan

informasi tentang

tindakan 2x24

derajat/

jam

keadekuatan

diharapkan

perfusi jaringan

kembali

dan membantu

kebentuk

2)

Tinggikan kepala menentukan

normal dengan

tempat tidur sesuai

kebutuhan

Tujuan:

toleransi.

intervensi.

-Tekanan

2)

meningkatkan

darah normal.

ekspansi paru dan

-Pangisian

memaksimalkan

kapiler baik.3)

Kaji untuk

Kriteria

respon verbal

hasil:

melambat, mudah

Menunjukkan

terangasang.

oksigenasi untuk kebutuhan seluler. 3)

dapat

mengindikasikan

perbaikan

gangguan fungsi

perfusi yang 4)

Awasi upaya

dibuktikan

parnafasan,

dengan TTV

auskultasi bunyi

stabil.

nafas.

serebral karena hipoksia. 4)

dispne karena

regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung.

g.

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan

oksigen

penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. Tujuan dan kreteria hasil

Intervensi

Rasional

berhubungan

dengan

Setelah

1)

Kaji / awasi

1)

perubahan

dilakukan

frekuensi

(seperti takipnea,

tindakan 2x24

pernafasan,

dispnea,

jam diharapkan kedalaman dan

penggunaan otot

Tujuan:

aksesoris) dapat

irama.

Mengurangi

menindikasikan

distress

berlanjutnya

pernafasan.

keterlibatan /

Criteria

pengaruh

hasil:

pernafasan yang

Mempertahankan

membutuhkan upaya

pola

2)

Tempatkan pasien intervensi.

pernafasan

pada posisi yang

normal /

nyaman.

2)

memaksimalkan ekspansi paru,

efektif

menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi. 3)

Beri posisi dan 3)

meningkatkan

Bantu ubah posisi

areasi semua

secara periodic.

segmen paru dan mobilisasikan

4)

Bantu dengan

sekresi.

teknik nafas dalam. 4)

membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.

D.

Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan (sesuai dengan literature). E.

Evaluasi Hal

hal

yang

perlu

dievaluasi

dalam

pemberian

asuhan

keperawatan berfokus pada criteria hasil dari tiap-tiap masalah keperawatan

dengan

pedoman

pembuatan

SOAP,

atau

SOAPIE

pada

masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami atau pada

resiko

sirkulasi. trombosit

tinggi

untuk

Penurunan

ini

yang

menurun,

mengalami dapat

insufisiensi

disebabkan

distribusi

trombosit

oleh yang

trombosit produksi berubah,

pengrusakan trombosit, atau dilusi vaskuler. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada darah pada urin dan feses Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan

dapat

menjadi

tanda

ITP.

Termasuk

menstruasi

yang

berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan

gejala

pendarahan

pada

otak

dapat

menunjukkan

tingkat

keparahan penyakit. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi, atau gejala

yang

lain.

Tindakan

keperawatan

yang

utama

adalah

dengan

mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi. B. 1.

Saran perawat harus memantau setiap perkembangan yang terjadi pada pasien yang menderita ITP.

2.

perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti

tenaga

kesehatan

yang

bekerja

di

laboratorium

yaitu

untuk memerikasa jumlah trombosit pasien. 3.

perawat harus menerapkap komunikasi asertif terapeutik guna menurunkan tingkat kecemasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA 1.

Dorland, W.A Newma, 2006, Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29, EGC : Jakarta

2.

Guyton, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC: Jakarta

3.

Waspadji, Sarwono ,Soeparman, 1996, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FK UI : Jakarta

4.

DRUGS.2008.Idiopathic

(Immune)

Thrombocytopenic

Purpura

Medications.http://www.drugs.com/condition/idiopathic-immunethrombocytopenic-purpura.html diakses tanggal 4 Nopember 2010 pukul 19.39 WITA. 5.

NCI.

immune

thrombocytopenic

purpura.

diakses

dari

http://www.cancer.gov/Templates/db_alpha.aspx?CdrID=559453.htmll diakses tanggal 4 Nopember 2010 pukul 19.41 WITA. 6.

emedicine.2008.

Immune

Thrombocytopenic

Purpura.

dari http://www.emedicine.com/med/topic1151.html diakses tanggal 4 Nopember 2012 pukul 19.46 WITA. 7.

PDSA.2008.ITP.diakses dari

diakses

http://www.pdsa.org/itpinformation/index.html. Diakses tanggal 4 November 2012 pukul 20.17 WITA. 8.

Adiantoro, Heru.2010. diakses dari http://www.pdfcoke.com/doc/30379773/Makalah-ITP.html

diakses

tanggal 4 Nopember 2012 pukul 23.17 WITA Diposting oleh Kristian Adi Winata di 09.22 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Related Documents

Kisah Air Batu Campur
November 2019 21
Resepi Campur
June 2020 20
Perkahwinan Campur
May 2020 22
Bumdes Campur 4 Unit.pdf
November 2019 9

More Documents from "Maryko Awang Herdian"