Ca Ovarium Arum Sekar Latih
Definisi Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. Kanker ovarium adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai tipe histologi, yang dapat mengenai semua umur.
Etiologi • Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi selsel tumor. • Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan invitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Faktor Risiko Kanker Ovarium • Faktor Genetik • Usia (usia di atas 40 tahun) • Paritas (paritas yang tinggi memiliki risiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada nulipara) • Faktor Hormonal (Terapi hormon pengganti pada menopause ) • Faktor Reproduksi (Infertilitas, menarche dini (sebelum usia 12 tahun), memiliki anak setelah usia 30 tahun dan menopause yang terlambat dapat juga meningkatkan risiko untuk berkembang menjadi kanker ovarium) • Obat-Obat yang Meningkatkan Kesuburan (Fertility Drugs )
Patogenesis • Kanker yang berasal dari epitel, dimulai dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang berkembang menjadi kista. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak. Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites
Stadium Kanker Ovarium Stadium I (Pertumbuhan terbatas pada ovarium) • Ia : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhandi permukaan ovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritonium • Ib : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada pertumbuhan di permukaanovarium, tidak ada sel tumor cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritonium • Ic :Tumor terbatas pada satu atau dua dengan salah satu faktor dari kapsul tumor pecah, pertumbuhan pada permukaan kapsul, ditemukan sel tumor ganas pada cairan asites maupun bilasan rongga peritoneum
Stadium II (Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul) • IIa : perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tuba • IIb : perluasan ke jaringan pelvis lainnya • IIc : tumor stadium IIa dan IIb tetapi dengan tumor pada permukaan satu atau keduaovarium, kapsul pecah, atau dengan asites yang mengandung sel ganas atau bilasan peritoneum positif
Stadium III (Tumor mengennai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan/atauKGB retroperitoneal atau ingunal positif. Metastasis permukaan liver masuk stadium III. Tumor terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik terbukti meluas ke usus besar atau omentum. • IIIa : tumor terbatas di pelvisl kecil dengan kelenjar getah bening negative tetapisecara histologik dan dikonfirmasi secara mikroskopik adanya pertumbuhan di permukaan peritoneum abdominal. • IIIb : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan imp lant di permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negatif. • IIIc : implan di abdomen >2 cm dan/atau kelenjar detah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
Stadium IV Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga metastasis parenkim hati.
Klasifikasi ca ovarium Sel asal
Jenis tumor
Sel epitelial
-
Tumor epitelial Serosa Musinosum Endometrioid Clear cell tumor Trantitional cell tumor Mesonefrik
Germ cell
-
Dysgerminoma Endodermal sinus Embrional teratoma Adult teratoma
Sex-cord cells
- Tumor mesenkim - Granulosa cell tumor - Sertoli- leydig
Germ cell + Sex-cord cells
- Gonadoblastoma
Kanker sel epitelial • Kanker yang berasal dari epitel permukaan merupakan golongan terbanyak dan sebagian besar 85 % kanker ovarium berasal dari golongan ini. • Lebih dari 80% kanker ovarium epitel ditemukan pada wanita pascamenopause di mana pada usia 62 tahun adalah usia kanker ovarium epitel paling sering ditemui
1. Karsinoma Serosa • Karsinoma ini merupakan keganasan epitel ovarium yang tersering ditemukan. • Mudah tersebar di kavum abdomen dan pelvis, irisan penampang tumor sebagai kistik solid. • Tumor jenis ini di bawah mikroskop menurut diferensiasi sel kanker dibagi menjadi • diferensiasi baik (benigna) yang memiliki percabangan papilar rapat, terlihat mitosis, sel nampak anaplastik berat, terdapat invasi intersisial jelas, badan psamoma relatif banyak. • diferensiasi sedang (borderline) dan buruk (maligna) memiliki lebih banyak area padat, papil sedikit atau tidak ada, dan badan psamoma tidak mudah ditemukan.
2. Karsinoma Musinosa • Karsinoma jenis ini lebih jarang ditemukan dibanding karsinoma serosa. Sebagian besar tumor multilokular, padat dan sebagian kistik, di dalam kista berisi musin gelatinosa, jarang sekali tumbuh papila eksofitik, area solid berwarna putih susu atau merah jambu, struktur rapat dan konsistensi rapuh. • Tumor jenis ini di bawah mikroskop dibagi menjadi tiga gradasi, di mana yang • berdiferensiasi baik dan sedang memiliki struktur grandular jelas, percabangan papila epitel rapat, terdpat dinding bersama grandular, atipia inti sel jelas, terdapat invasi intersisial. • diferensiasi buruk struktur grandular tidak jelas, mitosis atipikal bertambah banyak, produksi musin dari sel sangat sedikit.
3. Karsinoma Endometroid • Kira-kira 20% kanker ovarium terdiri dari karsinoma endometroid. • Sebagian besar tumor berbentuk solid dan di sekitarnya dijumpai kista. • histopatologi mirip dengan karsinoma endometrium dan sering disertai metaplasia sel skuamos. • Lebih dari 30 % karsinoma endometroid dijumpai bersama-sama dengan adenokarsinoma endometrium. • Endometroid borderline dan endometroid adenofibroma jarang dijumpai.
4. Karsinoma Sel Jernih ( Clear Cell Carcinoma ) • Tumor ini berasal dari duktus muleri. • Pada umumnya berbentuk solid, sebagian ada juga berbentuk kistik, warna putih kekuningkuningan. • histopatologi terdiri dari kelenjar solid dengan bagian papiler. Sitoplasma sel jernih dan sering dijumpai hopnail appearance yaitu inti yang terletak di ujung sel epitel kelenjar atau tubulus.
5. Tumor Brenner • Tumor ini diduga berasal dari folikel. • Biasanya solid dan berukuran 5-10 cm dan hampir bersifat jinak. • Tumor ini sering dijumpai insidentil pada waktu dilakukan histerektomi
Kanker Berasal dari Sel Germinal Ovarium (Germ Cell T umor ini lebih banyak pada wanita umur di bawah 30 tahun
1. Disgerminoma • Adalah tumor ganas sel germinal yang paling sering ditemukan, ukuran diameter 5-15 cm, berlobus-lobus, solid, potongan tumor berwarna abu-abu putih sampai abu-abu cokelat dengan potongan mirip ikan tongkol. • Kelompok sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan ikat tipis dengan infiltrasi sel radang limfosit. • Gambaran histopatologi mirip dengan seminoma testis pada laki-laki. • Neoplasma ini sensitif terhadap radiasi. • Tumor marker untuk disgerminoma adalah serum Lactic Dehydrogenase (LDH) dan Placental Alkaline Phosphatase (PLAP).
2. Tumor Sinus endodermal • Berasal dari tumor sakus vitelinus/yock sac dari embrio. • Usia rata-rata penderita tumor sinus endodermal adalah 18 tahun. • Berupa jaringan kekuning-kuningan dengan area perdarahan, nekrosis, degenerasi gelatin dan kistik. • Khas untuk tumor sinus endodermal ini adalah keluhan nyeri perut dan pelvis yang dialami oleh 75% penderita. • Tumor marker untuk tomor sinus endodermal adalah alfa fetoprotein (AFP).
3. Teratoma Immatur • Angka kejadian mendekati tumor sinus endodermal. • Massa tumor sangat besar dan unilateral, penampang irisan bersifat padat dan kistik, berwarna-warni, komponen jaringan kompleks, jaringan embrional belum berdiferensiasi umumnya berupa neuroepitel. • Tumor ini mempunyai angka rekurensi dan metastasis tinggi, tapi tumor rekuren dapat bertransformasi dan immatur ke arah matur, regularitasnya condong menyerupai pertumbuhan embrio normal. • Tumor marker untuk teratoma immatur adalah alfa fetoprotein (AFP) dan chorionic gonadotropin (HCG).
4. Teratokarsinoma • Sangat ganas, sering disertai sel germinal lain, AFP dan HCG serum dapat positif. • Massa tumor relatif besar, berkapsul, sering ditemukan nekrosis berdarah. • Di bawah mikroskop tampak sel primordial poligonal membentuk lempeng, pita dan sarang, displasia menonjol, mitosis banyak ditemukan, nukleus tampak vakuolasi, intrasel tampak butiran glasial PAS positif
Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium (Sex Cord Stromal) • Tumor yang berasal dari sex cord stromal adalah tumor yang tumbuh dari satu jenis. • Kira-kira 10% dari tumor ganas ovarium berasal dari kelompok ini. • Pada penderita tumor sel granulosa, umur muda atau pubertas terdapat keluhan perdarahan pervagina, pertumbuhan seks sekunder antara lain payudara membesar dengan kolostrum, pertumbuhan rambut pada ketiak dan pubis yang disebut pubertas prekoks
1. Tumor Sel Granulosa-teka • Kira-kira 60% dari tumor ini terjangkit pada wanita post menopause, selebihnya pada anakanak dan dewasa. • Tumor ini dikenal juga sebagai feminizing tumor, memproduksi estrogen yang membuat penderita “cepat menjadi wanita”. • histopatologinya bervariasi yaitu populasi sel padat. • Neoplasma ini dikategorikan low malignant. • Pada endometrium sering dijumpai karsinoma • Peka terhadap radiasi
• 2. Androblastoma • Tumor ini memproduksi hormon androgen yang dapat merubah bentuk penderita menjadi kelaki-lakian atau disebut juga masculinizing tumor. • Penyakit ini jarang dijumpai. • 3. Ginandroblatoma • Merupakan peralihan antara tumor sel granulosa dan arrhenoblastoma dan sangat jarang. • 4. Fibroma • Fibroma kadang-kadang sulit dibedakan dengan tekoma. • Sering disertai dengan asites dan hidrotoraks yang dikenal sebagai sindroma Meigh.
Manifestasi Klinis Stadium Awal Gangguan haid Konstipasi Sering berkemih Nyeri spontan dan sakit perut • Nyeri saat bersenggama • • • •
Stadium Lanjut • Asites • Penyebaran ke omentum serta organ di dalam rongga perut • Perut membuncit • Kembung • Mual • Gangguan napsu makan • Gangguan buang air kecil dan besar
Diagnosis Anamnesis • Tanda penting adalah terdapat massa tumor di pelvis • Penurunan berat badan • Rasa tidak nyaman atau nyeri di abdomen oleh karena tekanan • Dispepsi dan gangguan gastrointestinal lain. • Menstruasi tidak teratur • Bila tumor telah menekan kandung kemih atau rektum, muncul keluhan sering berkemih dan konstipasi. • Keluhan pernapasan akibat peningkatan tekanan intra abdomen karena asites atau massa tumor, atau akibat efusi pleura karena proses metastase.
Ultrasonografi: • Indeks morfologi tumor ovarium • Pemakaian ultrasonografi Doppler dapat membedakan tumor ovarium jinak dengan ganas
Pemeriksaan penunjang lain • CT-Scan (dapat diketahui ukuran tumor primer, adanya metastasis ke hepar dan kelenjar getah bening, asites, dan penyebaran ke dinding perut) • MRI (menentukan lokasi tumor di abdomen atau pelvis) • Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan alfafetoprotein
Penatalaksanaan Stadium 1 Pengobatan utama untuk kanker ovarium stadium I adalah operasi yang terdiri atas histerektomi totalis prabdominalis, salpingooforektomi bilateralis, apendektomi, dan surgical staging.
Stadium lanjut (II, III, IV) Pendekatan terapi pada stadium lanjut ini mirip dengan penatalaksanaan kasus stadium I dengan sedikit modifikasi bergantung pada penyebaran metastasis dan keadaan umum penderita. Tindakan operasi pengangkatan tumor primer dan metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut operasi “debulking” atau operasi sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan terapi adjuvant untuk mencapai kesembuhan.
Prognosis • Prognosis lebih baik pada drajat deferiensasi rendah, stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, usia muda • Prognosis buruk pada karsinoma clear cell, jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yg tidak optimal, derajat diferensiasi tinggi/ buruk dan usia tua.
Survival rate • Parameter tingkat keberhasilan pengobatan kanker adalah Angka Ketahanan Hidup (AKH) 5 tahun (five year survival rate). • Karena kanker ovarium hanya sedikit yang menunjukkan gejala spesifik, maka sekitar 70% kasus kanker ovarium saat terdiagnosis sudah berada pada stadium lanjut, dimana angka 5years survival rate dibawah 30%. • Sebaliknya, jika terdiagnosis pada stadium I, 5years survival rate meningkat drastis yakni sebesar 90%.