Ca Buli.docx

  • Uploaded by: Elta
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ca Buli.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,335
  • Pages: 16
I.

KONSEP TEORI a. Anatomi dan Fisiologi Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli bulidan uretra. Yang termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor ginjal sampai muara terakhir dari uretra (orifisium uretrae eksternum). Saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan paling luar berupa jaringan ikat, lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa.Secara anatomis saluran kemih dipisahkan menjadi tiga bagian: saluran kemih bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih bagian bawah.Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan berakhir sampaimuara ureter pada kandung kemih, saluran kemih bagian tengah terdiri darikandung kemih, dan saluran kemih bagian bawah mulai dari orifisium uretrainternum sampai urifisum uretra eksternum.

Sistem Perkrmihan Terdiri Dari : 1. Ginjal Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti kacang. Terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup atas ginjal kanan terletak setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta 11. Setiap ginjal pada orang dewasa memiliki panjang 12 sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120 sampai 150 gram. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat, terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian eksternal yang disebut Korteks, dan bagian internal disebut Medula. Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus, ureter. Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung. Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula, Korteks, Piramid medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal, ansa Henle, distal), kaliks (minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter. Penyakit ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur ginjal, yaitu adanya perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm. 2. Ureter Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin ke kandung kemih.

3. Vesica Urinaria (Kandung Kemih) Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar dindingnya terdiri dari otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin dan mendorong kemih keluar tubuh dibantu oleh uretra. 4. Uretra Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada laki-laki sekitar 8 inci.

5. Meatus urinarius (Muara uretra) Fungsi Utama Ginjal Adalah : 1. Fungsi Ekskresi a) Mempertahankan osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubahubah ekskresi air. b) Mempertahankan kadar elektrolit plasma. c) Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3. d) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat dan kreatinin)

2. Fungsi Non Ekskresi a) Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah. b) Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang. c) Metabolisme vitamin D d) Degradasi insulin. e) Menghasilkan prostaglandin

b. Definisi Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung kemih). Buli- buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal.Jika buli – buli telah penuh maka maka air kemih akan dikeluarkan.

c. Etiologi 1. Pekerjaan Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, bensidin, dan 4-aminobifamil). 2. Perokok Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung

bahan karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin. Dari beberapa penelitian berhasil menemukan adanya hubungan antara merokok dengan terjadinya tumor dan kanker bulibuli. Hubungan tersebut terjadi secara dose respons yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan resiko terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan metabolit–metabolit triptopan yang berada dalam urinnya yang bersifat karsinogenik. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis, pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli, juga diduga sebagai faktor penyebab. 3. Infeksi saluran kemih Telah

diketahui

bahwa

kuman-kuman

E.coli

dan

Proteus

spp

menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen. 4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat. 5. Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

d. Tanda dan Gejala

Secara umum, manifestasi klinis tumor buli – buli adalah sebagai berikut : 1. Kencing campur darah yang intermitten 2. Merasa panas waktu kencing 3. Merasa ingin kencing 4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sulit kencing 5. Nyeri suprapubik yang konstan 6. Panas badan dan merasa lemah 7. Nyeri pinggang karena tekanan saraf 8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.

e. Epidemiologi Kanker kandung kemih adalah penyakit yang berhubungan dengan penuaan; insiden dan prevalensinya meningkat pada sekitar dekade keenam dan puncaknya adalah pada dekade ketujuh dan kedelapan kehidupan. Kanker kandung kemih adalah kanker terbanyak kesembilan, dengan 430.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012 di seluruh dunia; rata-rata ditemukan 3 sampai 4 kali lebih sering terjadi pada pria. Tingkat insiden yang tertinggi adalah di Eropa, Amerika Serikat, dan Mesir. Dari sudut pandang klinis, UBC (urinary bladder cancer/kanker kandung kemih) diklasifikasikan sebagai kanker kandung kemih non-invasi otot (NMIBC) dan kanker kandung kemih invasi otot (MIBC), karena invasi lapisan otot adalah penentu utama untuk melakukan sistektomi. Angka bertahan hidup 5 tahun tingkat relatif untuk pasien dengan UBC berkisar dari 97% (stadium I) ke 22% (stadium IV). Angka bertahan hidup 5 tahun relatif untuk semua stadium

lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita (masing-masing 84% dan 75%).Kebanyakan pasien memiliki penyakit kronis yang membutuhkan pengawasan lanjutan dan tindak lanjut, dan UBC adalah tumor dengan biaya perawatan mahal dari segi pasien dan beban ekonomi yang besar untuk sistem perawatan kesehatan f. Patofisiologi Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA & RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker. Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya terjadi kanker pada kandung kemih

g. Diagnosa Medik CA Buli h. Penatalaksanaan 1. Medis a) Operasi

Kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atauhanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melaluisistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama,tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atauBCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi.Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada

penderita

yang

tumornyatidak

dapat

diangkat

melalui

sistoskopi.Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandungkemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakahkanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikandengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkatseluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemihdialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuatdari usus, yang disebut

ileal

loop.

Selanjutnya

air

kemih

dikumpulkan

dalam

suatukantong. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnyatelah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori : 1) Orthotopic neobladder b. 2) Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderitadiajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melaluiuretra,Pada continent

cutaneous

urinary

diversion,

penampung

ini

dihubungkandengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemihtetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan caramemasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderitamelakukan pengosongan ini secara teratur. Kanker yang sudah menyebar diobatidengan kemoterapi. 2. Radioterapya. a) Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C. b. b) Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraksdan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasiradiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu. 3. Chemoterapi Obat – obat anti kanker : a) citral, 5 fluoro urasil

b) Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5-Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang palingsering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jamsebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selamadua jam

i. Komplikasi 1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi2. 2.

Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck

3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi j. Pemeriksaan diagnostik 1. Pemeriksaan Hb Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria 2. Pemeriksaan Leukosit a) Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine 3. Radiologi 4. Cystocopy dan biopsy Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin. Cystologi Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor

5. Ultrasonografi Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan tumor dari kista. 6. Arteriografi Pelvik Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding kandung kemih 7. Urografi Ekskretori Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang sedang berinfiltrasi. 8. Sistografi Retrograd Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan keutuhan dindingnya 9. Pencitraan Magnetic resonance imaging (MRI)

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian 1. Identitas Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. 2. Riwayat keperawatan

Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.

3. Pemeriksaan fisik dan klinis a) Inspeksi Tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bilatumor sudah bear. b) Palpasi Teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT. b. Diagnose keperawatan 1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik. Tujuan : Klien dapat mengurangi rasa cemasnya Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan. Intervensi : a) Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya Rasional: Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi. b) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. Rasional: Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. c) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai Rasional: Dapat menurunkan kecemasan klien d) Jelaskan

pengobatan,

tujuan

dan

efek

samping.

Bantu

klien

mempersiapkan diri dalam pengobatan. Rasional: Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. e) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. Rasional:

Mengetahui

dan

menggali

pola

koping

klien

serta

mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan f) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system

Rasional: Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat / keluarga g) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman Rasional:

Memberikan

kesempatan

pada

klien

untuk

berpikir/merenung/istirahat h) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar Rasional : Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong 2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan. Tujuan : Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas Melaporkan nyeri yang dialaminya Mengikuti program pengobatan Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin Intervensi : a) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas Rasional: Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan

b) Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya Rasional: Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi c) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV Rasional: Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri d) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik Rasional: Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas e) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu Rasional : Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri. f) Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien Rasional: Agar terapi yang diberikan tepat sasaran g) Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll Rasional: Untuk mengatasi nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2005. Keperawatan medical bedah. EGC

Nurarif.A.M dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & Nanda NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction

Price.S.A dan Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi. EGC

Wijaya.A.S dan Putri.Y.M. 2013. KMB 2 Keperawatan Medical Bedah (Keperawatan Dewasa). Bengkuli : Numed

Related Documents

Ca
November 2019 55
Ca
May 2020 41
Ca
November 2019 72
Ca
June 2020 33
Ca
December 2019 45
Ca
May 2020 29

More Documents from ""