4.2 Pembahasan Berdasarkan percobaan isotherm freundlich yang telah dilakukan digunakan arang aktif yang berperan dalam adsorbsi. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menyerap dan menarik partikel. Adsorbsi dan absorbsi merupakan hal yang berbeda. Adsorbsi adalah kemampuan dalam menyerap atau menarik partikel agar menempel pada permukaan ( dalam percobaan ini adalah permukaan arang aktif ) sedangkan absorbsi adalah kemampuan dalam menyerap atau menarik partikel kedalam inti partikel penariknya, maka dari itu dapat dijelaskan bahwa perbedaan adsorbsi dan absorbsi meliputi : 1.Dalam absorbsi , suatu materi atau energi dibawa ke zat lain. Namun dalam adsorbsi , interaksi terjadi hanya pada tingkat percobaan yang sedang berlangsung. 2.Kedua zat yang terlibat dalam absorbsi dikenal sebagai absorbat dan absorben sedangkan dalam adsorbsi dua zat ini dikenal dengan adsorbat dan adsorben. Dalam adsorbsi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi adsorbsi , dimana faktor tersebut akan menentukan kecepatan dari adsorbsi , kinetika adsorbsi serta kualitas bahan yang akan diadsorbsi. Adapun Faktor – faktor tersebut meliputi : 1.Kecepatan pengadukan Kecepatan pengadukan berpengaruh dalam proses adsorbsi. Jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan lambat juga tetapi jika pengadukan terlalu cepat maka akan muncul kemungkinan struktur adsorbat mengalami kerusakan. 2.Luas permukaan Semakin luas permukaan adsorben maka akan semakin banyak zat yang teradsorbsi. 3.Kelarutan adsorbat Senyawa yang terlarut memiliki gaya Tarik menarik yang kuat terhadap pelarut nya sehingga lebih sulit diadsorbsi disbanding senyawa tidak larut. 4.Temperature Naik turunnya tingkat adsorbsi dipengaruhi oleh temperature, pemanasan adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka sehingga daya serapnya menurun. Arang aktif memiliki pengaruh
terhadap konsentrasi asam oksalat yaitu
konsentrasi asam oksalat menurun karena disebabkan oleh penyerapan yang dilakukan oleh arang aktif. Hasil yang didapat sesuai dengan literature , yaitu semakin tinggi keadaan konsentrasi arang aktif maka semakin sesikit kadar asam oksalat ( Duwi , et al ., 2017).
Sifat fisika dari arang aktif yaitu dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pori yang ada didalam arang aktif yang dapat dimasuki oleh askorbat yang ada didalam arang aktif. Adapun sifat kimia dari arang aktif ialah gugus aktif yang dimiliki ketika proses alkulturasi berlangsung. Gugus aktif yang dimiliki arang aktif akan berinteraksi dengan molekul organic secara kimiawi. Titrasi yang digunakan pada percobaan ini adalah titrasi asam basa atau disebut titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini digunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagi pentiter ataupun titran. Pada percobaan ini digunakan asam oksalat dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,1 M ; 0,01 M dan 0,001 M. Larutan asam oksalat yang digunakan tersebut bertindak sebagai adsorbat yaitu zat yang diserap atau fase terserap kemudian digunakan arang aktif yang bertindak sebagai adsorben yaitu zat yang dapat menyerap zat lain. Untuk mengetahui besarnya potensi penyerapan arang aktif dalam proses adsorbsi maka harus dilakukan perbandingan antara konsentrasi asam oksalat sebelum dan sesudah adsorbsi. Penentuan konsentrasi asam oksalat sebelum dan sesudah adsorbsi dilakukan dengan cara standarisasi larutan menggunakan metode titrasi alkalimetri yaitu proses titrasi menggunakan larutan standar basa sehingga sebagai titran yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam sebagai titrat didalam Erlenmeyer. Larutan standar basa yang adalah larutan NaOH. Dalam proses titrasi digunakan juga indicator penolphtalein (PP) yang digunakan sebagai petunjuk akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda. Pada percobaan ini proses adsorbsi dilakukan dengan menambahkan sejumlah arang aktif kedalam larutan asam oksalat. Namun sebelumnya arang diaktifkan terlebih dahulu dengan dipanaskan selama kurang lebih 15 menit. Dimana pemanasan ini bertujuan membuka pori-pori permukaan dari arang agar mampu mengadsorpsi secara maksimal , lalu dicampurkan dalam larutan asam oksalat agar proses adsorpsi dapat berlangsung dengan baik , maka dilakukan pengadukan. Pengadukan juga berguna untuk menghomogenkan asam oksalat agar proses adsorbsi. Pengadukan dan pendiaman agar terhomogenkan adsorpsinya ditunggu hingga kurang lebih 30 menit.
Kemudian tahap penyaringan pada percobaan ini dimaksudkan untuk memisahkan arang aktif dan asam oksalat. Asam oksalat yang didapat dari pemisahan juga harus dititrasi untuk mengetahui konsentrasinya setelah mengalami adsorbsi titrasi yang dilakukan juga menggunakan metode yang sama persis dengan ketika melakukan standarisasi larutan asam oksalat dan reaksi yang terjadi adalah H 2C2O4 + 2NaOH → Na2C2O4 + 2H2O , berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa konsentrasi asam oksalat telah diadsorbsi oleh arang aktif kemudian berdasarkan volume NaOH yang digunakan juga lebih banyak saat volume asam oksalat tanpa arang dibandingkan dengan arang.
Grafik Hubungan Konsentrasi dengan Kapasitas Monolayer 0.5
log x/m
0 -0.5
-3
-2
-1
-1 -1.5 -2 -2.5
log C
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi ∆𝑐 akan semakin tinggi juga x/m , atau semakin tinggi kapasitas konsentrasi molekul zat terlarut semakin tinggi juga kapasitas konsentrasi molekul zat terlarut semakin tinggi kapasitas monolayernya , hal ini sesuai dengan literature yang ada , dimana semakin tinggi konsentrasi zat terlarut akan semakin tinggi kapasitas monolayer. Dalam dunia farmasi absorbs obat adalah pengambilan obat dari tempat aplikasinya ke orekulasi sistemik. Pengambilan obat dari permukaan tubuh (termasuk juga mukosa saluran cerna ) atau dari tempat-tempat tertentu dalam organ dalam kesistem saluran cairan tubuh (pembuluh darah atau pembuluh limfa) untuk kemudian didistribusikan ke saluran bagian tubuh. Adapun system adsorbs obat bergantung pada : a.Fisikokimia Obat b.Sifat Produk Obat c.Fungsi Anatomi Fisiologi bagian adsorb obat
LAMPIRAN GAMBAR
Pengambilan larutan asam oksalat
arang aktif
Pemanasan arang aktif NaOH
pengisian buret dengan larutan
Pentitrasian larutan asam oksalat murni dan arang
pentitrasian larutan asam oksalat
Hasil titrasi larutan asam oksalat murni dan arang
hasil titrasi larutan asam oksalat
Penambahan indikator PP
IV. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil No
Massa Arang
Konsentrasi
Volume
Volume
Volume
Volume
Aktif (m)
Asam oksalat
tanpa
tanpa
dengan
denfan
arang ( A.
arang
arang (A.
arang
oksalat)
(NaOH)
oksalat)
(NaOH)
1
5 gram
0,1 M
25 ml
125 ml
25 ml
111 ml
2
5 gram
0,01 M
25 ml
16 ml
25 ml
9 ml
3
5 gram
0.001 M
25 ml
70,8 ml
25 ml
55,5 ml
VI. Kesimpulan Isotherm freundlich diasumsikan berdasarkan adsorben yang mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda. Semakin tinggi konsentrasi molekul zat terlarut maka akan semakin tinggi kapasitas monolayer