Buletin Kis Komisariat Pmii Stain Jember

  • Uploaded by: masyhudi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletin Kis Komisariat Pmii Stain Jember as PDF for free.

More details

  • Words: 4,941
  • Pages: 10
Seluruh Kader PMII STAIN Jember

Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429

Semoga Allah SWT Menjadikan Kita Termasuk Orang-Orang yang Kembali Suci ke Jalan-Nya dan Beruntung Mendaapt fadlal-Nya, Amien...

Menguak Kebohongan Rutinitas Ramadlan Kolom Bebas STAIN Jember, Pilihan Ataukah Alternatif?

Kis-Ah Ada Kemauan, Pasti Ada Jalan

Ekslusif Ramadlan, Bulan Ceremonial

Edisi 12, Th.III/ September 2008

Infaq: Rp. 1.500,-

Salam KIS

Daftar Isi 2 Salam KIS 3 Surat Pembaca 4 Bulan Ramadlan, Dari Biasa Menjadi Luar Biasa 5 Menguak Kebohongan Rutinitas Ramadlan 8 Ramadlan, Bulan Ceremonial 10 Organisasi Yes or NO???!!! 12 STAIN Jember, Pilihan Ataukah Alternatif?.... 15 Ada Kemauan Pasti Ada Jalan 18 frustasi & Hakikat Hidup

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alahmdulillah, puji syukur kehadirat Allah s.w.t., dalam bulan Ramadlan ini KIS kembali terbit di edisi 12. Mohon maaf jika KIS kali ini diterbitkan lebih awal, dari berbagai pertimbangan segenap crew, diperediksikan sahabat/i banyak yang akan pulang kampong. Selain itu, Pimred beberapa minggu sebelumnya dipercayai sahabat/i kader Rayon Tarbiyah, terpilih menjadi Ketua Panitia SC. Tidak boleh tidak, kami segera melakukan tindakan agar tidak mengalami stagnan. Pada edisi kali ini Segenap Crew KIS mengucapkan “Marhaban Ya Ramadlan”. Membahas bulan seribu bulan, yang sudah menjadi rutinitas tahunan. Kita menyambut kedatangan mahasiswa baru, mulai dari kenapa masuk di STAIN Jember, dan bagaimana respon mahasiswa baru terhadap organisasi baik Intra maupun Ektra kampus. Akhirnya, Selamat menjalankan Bulan Ramadlan dengan Khusyu’, dan kami ucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429, Mohon Maaf Lahir -Batin. Wassalam Selamat Membaca ! ! ! Redaksi

Redaksi menerima kritikan dan saran pembaca. Harap mencantumkan identitas dan Alamat. Kirim ke alamat Redaksi di Jl. Jum’at Barat Kampus STAIN Jember. Telp. 0852 5809 4201. Atau ke-E-mail: [email protected]. Atau SMS ke no. 0852 5880 7880 02

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

Warta PMII KOMISARIAT PMII GELAR DIKLAT EPISTIMOLOGI Jum’at, 05/09 Komisariat PMII STAIN Jember punya gawe, yaitu Diklat Epistimologi. Diklat yang bertempat di ruang Dakwah itu merupakan program jangka menengah Komisariat. Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut dimulai pada Jum’at, 05/09 ba’da shalat tarawih dengan materi awal tentang pengetahuan ilmiah yang disampaikan langsung oleh pemateri tunggal dari Banyuwangi, yaitu Zainal musthafa atau yang akrab disapa “Toples”. Pada diklat tersebut, 10 peserta yang tergabung di dalamnya dibimbing secara intens untuk memahami materi yang lebih banyak menekankan pada praktek, misalnya ketika peserta dihadapkan langsung pada teks dalam buku yang telah disediakan panitia. Saat itu mereka (peserta) diminta untuk menganalisis dan mengkritisi pengetahuan dalam buku tersebut, apakah sudah termasuk pengetahuan ilimiah atau bukan. Meskipun dengan menahan kantuk karena sesi pertama diklat ini berlangsung hingga jam 03.00, namun semua itu tak mengurangi semangat mereka dalam menimba ilmu. Esok harinya, tepatnya tanggal 06/09 diklat itu dilanjutkan dengan presentasi dari masing-masing peserta mengenai hasil analisis terhadap buku yang telah dibaca. Perdebatan sengit selalu mewarnai tiap presentasi dari peserta, sepertinya puasa tak menghalangi mereka untuk tetap aktif di forum. Presentasi serupa terus berlanjut hingga

hari terakhir, namun kali ini teks yang dianalisis tidak bersumber dari buku melainkan dari sebuah artikel yang membahas tentang keikutsertaan artis dalam dunia politik. Diklat itupun akhirnya selesai pada Minggu, 07/09 ba’da dhuhur. Namun bukan berarti kegiatan tersebut berhenti sampai di situ karena berdasarkan saran dari pemateri, panitia dan peserta sepakat mengadakan follow up atau tindak lanjut yang diisi dengan diskusi rutin tiap minggu pagi jam 09.00. “Jika setelah kegiatan ini tidak ada tindak lanjut, maka logika yang telah tertata mungkin hanya satu bulan bertahan,” ucap pemateri yang begitu kental dengan logat Jawanya tersebut.

DIKLAT ANALISIS SOSIAL (ANSOS) Sabtu (30/08) pengurus PMII Komisariat STAIN Jember melandingkan salah satu agenda kepengurusan jangka menenga, yakni sekolah Analisis Sosial. Sasaran dari program ini adalah sahabat-sahabati alumni PKD baik pengurus komisariat, rayon, maupun peserta lain yang notabenenya sebagai kader PMII STAIN Jember. Sekolah Ansos ini berperan sebagai umpan balik bagi peserta untuk mereview kembali materimateri yang telah didapatkan selama MAPABA maupun PKD. “Seorang warga pergerakan diharapkan mampu membaca desain polotik, budaya dan keagamaan yang berkembang di sekitarnya, harapan itulah yang harus dicapai oleh alumni sekolah Ansos ini,” jelas ketua komisariat STAIN Jember, Zainal anshari.

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

19

Surat Pembaca Puisi Assalamu’alaikum Wr.Wb

Frustasi

Salam KIS…!!!

Hakikat Hidup

Pertemuan kita Tak lebih dari sekedar pengulangan Perlaha-lahan aku kehilangan engkau Sekalipun kita berpelukan Apalagi saat jarak terpaut Gerimis petang saat kemarin Menyempurnakan keberadaanmu Menjadi bidadari Kini tak ada lagi Dan ketika tadi malam Secara tak disengaja Lilinku membakar potretmu Aku ingin semakin mengaku Aku tak lagi mencintaimu By : Ida wasiatun

Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membutuhi jalan tempat berpindah Di sanalah istilah diperbetuli sudah Wahai muda kenali dirimu Jalan perahu tamsil dirimu Tiadalah lama hidupmu Ke akhirat kekal diammu Hai…muda arif budiman Hasilkan bekal air dan kayu Dayung mendayung taruh di situ Supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan air Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bakal janganlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir Perteguh juga alat perahumu Muaranya sempit tempatmu lalu Banyaklah di sana ikan dan hiu Menanti perahumu lalu dari situ By :Ida wasiatun

Pasang Iklan di Buletin KISS, Pasti Mengesankan ! ! ! Hubungi kami: Ahmad Royani. PP Nuris II. (085 258 807 880). Qurratu ‘Ayun. Asrama (085 236 863 290). 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789 1234567890123456789

Tarif Iklan KISS

18

1. 2. 3. 4. 5.

Cover Luar (hal:20) Cover dalam depan (hal:2) Cover dalam belakang (hal:19) 1 halaman penuh Setengah halaman

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

Rp. 20.000,Rp. 15.000,Rp. 15.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,-

Hai KIS, aku pembaca setiamu lo…bener dech, oya aku boleh ngasih saran kan buat bulletin kesayanganku ini. KIS tolong donk distribusi ‘n promosinya lebih diperbaiki lagi, biar KIS semakin dikenal orang ‘n eksistensi KIS semakin nampak. Satu lagi, buat kru KIS makin solid aja yach…!!! Makasih udah memuat suratku! Pengirim : Redaksi : Terimakasih atas sarannya. Kru KIS selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk KIS ‘n pembacanya. Moga sahabat makin setia baca KIS.

Assalamu’alaikum Wr.Wb Gimana kabarnya KIS?, moga tambah wah..ya. Aku Cuma ingin nitip salam buat semua kru KIS, salut sama semangat ‘n kekompakan kalian. Disaat mahasiswa lain sibuk dengan hedonisme mereka. Kalian tetap semangat berjuang untuk berkarya ‘n menjadikan KIS lebih OK. Ini jujur lo coz aku lihat sendiri aksi dari niat ‘n semangat kalian. Bener deh sebenarnya aku ngiri sama kalian. Good luck ya…!!! Pengirim : N.N 03313433xxx Redaksi : Salam balik dari semua kru KIS. Doakan saja semoga semangat ‘n kekompakan ini tak akan pernah pudar.

Buletin ini diterbikan oleh Komisariat PMII STAIN Jember bekerja sama dengan LSM Research, Education, and Development (RED) for Ondonesian. Alamat Redaksi: Jl. Jum’at Mangli Barat Kampus STAIN Jember (MABES Komisariat PMII STAIN Jember).Telp: 085 236 986 141. Email: [email protected]. Pembina: Siti Raudhatul Jannah, S.Ag, MN Harisudin, M.Fil.I. Andiono Putra, SH.I PenanggungJawab: PK. PMII STAIN Jember. Pimpinan Redaksi: Ahmad Royani. Sekretaris: Redaksi: Ima Maghfiroh. Bendahara: Sinta. A.N. Litbang: Ulfatur Rahmah, Qurratul ‘Ayun. Nadirah. Reporter: Jannatin Khalida, Angkova. Lay Out: Mashudi. Distributor. Leny Marinda, Ida Wasiatun, Rofiqatul ‘Aini, Didik H. Magang, Lini Farokah, Nazila, Faizah Rahma,

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

03

Editorial Kis-Ah

Bulan Ramadhan,

Dari Biasa Menjadi Luar Biasa

M

ari kita sambut bulan yang telah kita tunggu-tunggu, bulan yang penuh dengan ampunan, penuh limpahan rahmat dan taufiq, bulan yang mana semua pintu langit dibuka dan semua pintu neraka ditutup rapat-rapat. Pada bulan romadhon ini jumlah kejahatan dan kemaksiatan itu berkurang disebabkan banyaknya orang yang benar-benar memelihara syarat dan etika puasa. Semua orang muslim lebih memilih untuk I’tikaf dimasjid dari pada melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan akan menimbulkan dosa. Di setiap bulan romadhan Umat Islam berlomba-lomba untuk melakukan hal hal kebaikan, misalnya memperbanyak sedekah terhadap orang-orang fakir, miskin, begitu juga yatim piatu, tak lain tujuannya untuk mendapatkan ridho dari allah S.W.T. Media juga ikut antusias dengan datangnya bulan romadhon yaitu dengan menayangkan sinetronsinetron yang bernuansa Islami, dari kalangan selebritis juga tak ingin ketinggalan untuk menyambut bulan yang penuh ampunan yaitu bulan romadhan,mereka harus berpenampilan lebih Islami yaitu

04

menutup aurat, yang awalnya berpakaian ketat sekarang harus menutup diri. Contoh diatas merupakan gambaran bagaimana umat manusia khususnya yang beragama Islam pada bulan romadhan harus melakukan hal yang luar biasa dari pada bulan-bulan lain, semua orang tak lain ingin mendapatkan faedah dari puasa yaitu: menggambleng jasmani dan rohani, sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan allah kepada kita, melatih menguasai diri, dll. Tapi, banyak juga dari kalangan umat muslim menganggap bulan romadahan hanya dijadikan sebagai formalitas semata, sejatinya mereka tak ingin melaksanakannya, buktinya masih sedikit banyak orang yang melakukan suatu kejahatan meskipun itu tak sebanyak seperti bulan-bulan yang lain. Maka, mumpung saat ini kita masih menjalani bulan romadlon,tingkatkan rutinitas yang kita lakukan selama ini dibulan romadlon,dan semoga yang kita lakukan pada romadhon tidak terbatas pada bulan romadhon saja akan tetapi ini dilakukan sebagai langkah awal untuk merubah jati diri kita menjadi lebih baik. Amiin. Redaksi.

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

kemudian kuungkap pada ustadzku bahwa aku ingin berhenti mengajar dan akan melanjutkan cita-citaku untuk kuliah. Namun beliau melarangku, akupun berontak karena beliau tidak punya hak atas hidupku. Akupun meninggalkan sekolahnya dan hijrah ke Kraksaan mendatangi saudaraku yang berprofesi sebagai nelayan. Ini pengalaman pertama aku berada ditengah lautan terombang ambing oleh desiran ombak. Sembari menatap indahnya bintang-bintang, kutunggu jala yang bergerakbergerak karena ikan memasukinya, jala bergerak pamanku berteriak “Tarikk jalanya” aku terkaget dari lamunanku semua buyar seketika. Kubantu paman menarik jalanya sekuat mungkin, akhirnya jala terangkat dan kumasukkan ikan ke tong-tong yang dipersiapkan sebagai wadah hasil tangkapan. Dengan dibantu paman dan dua pekerja paman yang lain, begitu seminggu kujalani hidupku pasrah dengan gaji yang tak seberapa kemudian kutabung, namun tak disangka naas datang pada minggu kedua ombak datang begitu besar dan cahaya rembulan dengan terang, sehingga ikan-ikan berada di dasar lautan. Sulit dijangkau oleh jala nelayan. Kapal kami seakan-akan tenggelam, melihat kondisi itu,

kupanjatkan do’a dengan tetesan air mata dan kutengadahkan kedua tanganku. Ya allah, hamba menjadi nelayan karna hamba ingin sekolah namun kenapa rasanya begitu sulit tuk jangkau sedangkan mereka yang memiliki cukup materi dan orang tua yang mampu tidak memiliki semangat seperti semangat yang hamba miliki. Dimana letak keadilan – Mu, TUHAN!!!!!!!!!! Secara tiba-tiba gemuruh ombak mulai tenang dan ikanpun berdatangan memasuki jala yang kami lempar ke tenga lautan. Subhanllah …!!!! Semua serasa bagaikan mimpi. Akhirnya kita pulang dengan rasa bangga dan bahagia karena berhasil menangkap ikan. Jadi luput dari bahwa dan dari keuntungannya pamanku membantu uang sebesar Rp. 500.000 dengan tangan gemetar dan bibir tak henti-hentinya berucap sukur ku ambil uang itu dan kukumpulkan. Dengan uang tabunganku yang semuanya berjumlah 850 ribu. Dengan modal uang tersebut, aku pulang ke kampung halamanku, untuk berpamitan pada orang tuaku, bahwa aku akan melanjutkan sekolahku, bagiku ilmu adalah hidupku. * Kader PMII Rayon Tarbiyah

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

17

Liputan Utama Kis-Ah

masalah tersaebut kerena peraturan tersebut menentang peraturan aku mengangap peraturan itu dapat menurunkan kwalitas siswa. Ba’da sholat isya’ aku di panggil ke kantor pesantren kareba kejadian tadi pagi aku di anggap santri yang telah ngama’/ melawan karena menentang peraturan. Akhirnya keesokan paginya aku dipulangkan kerumah yang melanggar peraturan pesantren akan dipulangkan kerumahnya masingmasing. Sesampainya dirumah, tak kukabarkan bahwa aku dipulangkan untuk menjaga perasaan kedua orang tuaku namun benar kata pepatah “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh pula, begitu juga dengan diriku tak dapat kusimpan apa yang telah terjadi denganku. Karena aku tergelepar antara hidup dan mati tak kuat menanggung beban seorang diri akhirnya kuceritakan pada ibu yang mengucurkan air mata kala melihat darah muncrat dari mulutku dan mendengar kisahku, namun berangsur-angsur atas pulih kembali. Kurasakan tubuhku segar bugar seperti sedia kala dan fikiranku kembali normal, aku sadar aku harus berjuang kembali menamatkan sekolahku. Yang hanya tinggal

16

setahun lagi. Kuputar otakku untuk melangkahkan kemana kakiku karena tak mungkin aku kembali ke pesantren yang telah mengusirku. Akhirnya kuungkapkan keraguan ini pada pamanku, pamanku sangat antusias dan akhirnya menitipkanku pada pesantren kecil yang masih berada satu wilayah dengan pesantren yang dulu “ Nurul Ilmi”. Kujalani setahun di Nurul Ilmi untuk menamatkan sekolahku yang terasa begitu cepat, kini ditanganku sudah ada ijazah tamat sekolah. Kuteteskan air mata kulakukan sujud sukur pada-Nya. Kutemui Kyai-ku untuk berpamitan pulang. Dengan langkah gontai kulangkahkan kaki meninggalkan pesantren Nurul Ilmi dengan tekad besar “Aku harus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi namun tekadku pupus ketika kulihat kondisi ekonomi orang tuaku yang pas-pasan. Akhirnya kuputskan untuk bekerja terlebih dahulu dan uang hasil kerjaku akan kutabung untuk melanjutkan sekolahku. Ternyata hidup tak semudah membalikkan telapak tangan. Sulit ku mendapatkan pekerjaan namun setelah menganggur 2 bulan, ustadzku di waktu SD menawarkan aku untuk mengajar di sekolahnya, akhirnya aku pun menyetujui, 6 bulan

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

Menguak Kebohongan Rutinitas Ramadhan “…..Alangkah nikmat ibadah bulan ramadhan, sekeluarga, sekampung, senegara. Kaum muslimin dan muslimat sedunia, seluruhnya kukuh, dipersatukan, dalam memohon ridha-Nya.” Refrain lagu Bimbo ini sering mengingatkan ketika bulan Ramadhan di ambang pintu. Bulan yang penuh barokah ini senantiasa dirindukan oleh seluruh umat Islam diseluruh Dunia. Banyak orang yang menginginkan ibadahnya di bulan Ramadhan dapat mengubah dirinya menjadi lebih baik. Namun setelah Ramadhan, ternyata sifat dan perilakunya kembali seperti semula. Tak berubah Sahabat Zainurrahman, Spd.I secara

Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah (memberi lebih baik dari pada meminta).

signifikan, ia hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja. Persis seperti yang disabdakan Nabi SAW. “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apapun, kecuali lapar dan haus.” Hal itu karena orentasinya keliru. Ia tidak tahu hikmah dibalik keagungan Ramadhan. Ramadhan sesungguhnya adalah bulan motivasi (Syahrul Hamasah).

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

05

Liputan Utama Kis-Ah Ramadhan semestinya mampu menjadikan setiap muslim yang beribadah didalamnya menjadi termotivasi hidupnya (achievement motivation training). Namun hal itu hanya bisa kita jumpai pada era dahulu, karena pada era sekarang kebanyakan kaum muslimin saat ini lebih memahami ibadah Ramadhan sebagai kegiatan ceremonial dan tradisi tanpa makna. Berikut

sebagian masyarakat dan mahasiswa STAIN Jember dengan khusu’ melaksanakan shalat tarawih di Masjid IAIN Sunan Ampel

petikan wawancara redaksi KIS dengan senior PMII.

Menurut anda apa esensi dari ibadah puasa itu? Ada dua hal penting dalam memasuki bulan Ramadhan dan menjalankan ibadah puasa. Yang 06

pertama yaitu: Peningkatan Ibadah yang bersifat Ilahiyyah atau Teoritis. Dan yang kedua yaitu; Peningkatan Ibadah yang bersifat Insaniyah. Yang mana kedua hal tersebut harus saling menopang (seimbang dalam menjalankannya). Bulan Ramadhan mengandung hikmah yang akhirnya berimbas pada bulan-bulan setelahnya. Seperti halnya yang disabdakan Nabi SAW. “Barang siapa yang berpuasa dibulan ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpuasa 6 hari dibulan Syawal, maka dia bagaikan berpuasa setahun.”

Bagaimana menurut paradigma anda tentang latar belakang ibadah puasa yang dilakukan oleh masyarakat terutama dikalangan remaja pada era saat ini ? Ada tiga factor yang melatar belakangi dari ibadah puasa yang dilakukan oleh kalangan masyrakat terutama remaja pada saat ini, Pertama adalah; kurangnya control dari orang tua masing-masing. Kedua yaitu; pada zaman sekarang terlalu banyak kesempatan untuk melakukan halhal yang melanggar syari’at. Ketiga yakni; kurang tertanamnya Iman

Buletin KIS/ Edisi 12/Th III/September 2008

“ADA KEMAUAN PASTI ADA JALAN” Oleh: Lini Farokah

K

isah ini aku persembahkan untuk seorang sahabat yang menjadi motivator dalam kehidupanku untuh memaknai “ How Impotant Science is “ dengan semangatnya yang berkobar meski setiap detik datang ditemani aral yang melintang. Dreeeeeem……………………… Suara motor menderu, para pedagang bersahutan menawarkan barang daganganya, hiruk pikuk suasana pasar sudah menjadi pemadangan rutin bagiku sejak sang fajar mulai memancarkan sinar jingga di ufuk timur. Dengan menenteng tas keranjang berwarna hijau aku berjalan tanpa alas kaki menelusuri keramaian manusia mencari barang terkahir belianku. Namun tiba-tiba………. “Hai Sukri nyare napa cong” sapa pak niman wong sudah taka sing lagi di telingaku “Nika nyare jeih” sahutku napa empeya endhi’ jeih, pak ?” Nikah Bedeh: imbuhnya “ Enggi, guleh gnobeng nah telo ebuh”

pintaku setelah selasai ku berikan ungany dank u ambil jahenya ku bergagas meninggalkan pak niman sambil ku ucapkan sakalangkong. Aku berjlan tengah berlari kerena sinar mentari mulai bertambak tinggi. Dan jam di tanganku menunjukkan pukul . 06.30. lima belas menit kemudian aku mulai memasuki pintu gerbang yang terpampang nama “ DARUN NAJAH. Pondok kecilku tempat menuntut ilmu. Kuberikan belajaku pada san siputeri yang sudah biasa masak untuk buk nyai. Aku kembali ke kamar menganti pakaianku dengan seragam putih abuabu dan langsung bgerangkat menuju sekolah yang masih berada di area pondok. Di saat aku memasuki sekolah semua siswa berkumpul para ustadz berada di depan kelas teryata ada peraturan barau yang diumukan ketua yayasan mengambil posisi dan mic langsung di umumkanya bahwasanya bagi semua siswa putera di wajibkan memakai kopyah hitam ketika bersekolah semua santri mendenarkan begitu tenang dan khihmad namaun aku menentang

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

15

Kolom Bebas

6. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan akidah dan kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional. 7. Mengembangkan ilmu pengetahuan,teknolgi dan kesenian melalui pengkajian dan penelitian ilmiah. 8. Memberikan kontribusi terhadap proses pembengunan bangsa, khususnya dalam upaya memperkuat landasan spiritual,moral dan etika pembangunan serta menjalin harmoni hubungan antar agama dan negara yang berdasarkan pancasila. (Brosur STAIN Jember, 2008 ) Bila di telaah kembali nampaknya tidak ada yang salah dari visi dan misi tersebut. Namun ada sepenggal kekecewaan karena visi dan misi yang begitu berisi akan pesan – pesan yang positf hanya sebagai wacana saja. Sulit untuk mengukur STAIN Jember sudah mampu mempertanggung jawabkannya. Ini merupakan salah satu yang di sinyalir dari kelemahan STAIN di bandingkan dari PTN yang ada. Jadi tidak salah dan berlebihan bila kita (STAIN Jember) selalu di pandang sebelah mata ataupun di nomor duakan oleh khalayak ramai. Terlepas dari itu semua, STAIN Jember juga mempunyai komitmen

14

Liputan Utama

yang kuat untuk selalu berusaha bersaing dengan PTN yang lainnya. Realitas di lapangan bahwa STAIN hanya sebagai alternatif ataupun pelarian ini memang tidak bisa di elakkan lagi. Namun bukan berarti hanya lulusan dari PTN yang akan meraih kesuksesan, STAIN Jember pun berkemungkinan mengantarkan kesuksesan pada mahasiswa mahasiswinya. Orang sukses mengukur prestasinya dengan tujuannya, orang gagal mengukur prestasinya dengan orang lain.(Nido qubbein, quro :32). Jadi termasuk yang manakah anda para civitas Stain. Sejatinya kuliah di manapun sama, yang membedakan hanya kualitas dari setiap individu Itu sendiri. Semua akan terwujud ketika terbangun jiwa yang mandiri dan di siplin. Meskipun itu semua tidak terlepas dari nama serta lingkungan yang mendukung dari kampus.jangan berkecil hati bagi maha siswa - maha siswi yang bahasa kasarnya terlanjur memilih alternative kuliah di STAIN. Justru dengan itu semua kita harus mampu mempertanggung jawabkan dari pilihan itu. Semoga saja STAIN Jember ke depannya mendapatkan pengakuan dan kepercayaan di khalayak ramai dengan dedikasinya selama ini. Tentunya ini semua tidak terlepas dari kerja sama yang baik

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

pada diri seseorang, sehingga mudah untuk dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang negatif.

Apakah rutinitas-rutinitas yang dilakukan pada bulan Ramdhan saat ini hanya sebagai rutinitas belaka atau ada hikmah dibalik itu semua? Banyak rutinitas-rutinitas di bulan ramadahan yang diselewengkan yang pada akhirnya itu melanggar syariat-syariat agama. Salah satu contohnya yaitu; dengan adanya kegiatan Buka Bersama. Sesungguhnya tujuan dan manfaat dari kegiatan itu amatlah banyak, baik yang bersifat Ilahiyyah ataupun yang Insaniyah. Namun sayangnya kegiatan itu hanya sebagai kedok belaka untuk melakukan hal-hal yang berbau maksiat. Bahkan menjadikan kegiatan ini sebagai budaya.

Apakah selama ini anda sudah melakukan perubahan di bulan Ramadhan yang akhirnya bisa berimbas pada bulan-bulan setelahnya? Saya pernah melakukan perubahan itu bahkan saya usahakan setiap bulan Ramadhan

saya akan membuat perubahan yang lebih baik dari sebelumsebelumnya. Karena di dalam bulan Ramadhan terdapat banyak barokah dan magfiroh. Seperti di jelaskan didalam alQuran surat Ad-Dhukhon ayat 3. Tetapi saya melakukan perubahanperubahan itu bukan hanya didalam bulan Ramadhan saja, di bulan-bulan yang lain-pun saya akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi. Salah satu contohnya saya akan selalu mengajak keluarga, teman dan orang lain untuk melakukan kebajikan. Entah kebajikan itu yang bersifat Ilahiyyah ataupun yang Insaniyah. Itulah sepenggal bincangbincang kecil redaksi KIS dengan senior PMII kita. Harapan terakhir semoga dari perbincangan ini banyak mengandung manfaat bagi kita dan semoga kita bisa menjadi penyemangat kita untuk bisa menjadi yang terbaik teruta di bulan yang penuh barakah ini. Karena bulan Ramadhan adalah bulan pemotivasian dan harus dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya oleh kita semua untuk melesat keangkasa kemuliaan. Sungguh, ada semangat membara dalam bulan Ramadhan. (Lida)

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

07

Ekslusif

Kolom Bebas

Ramadlan, Bulan Ceremonial Datangnya bulan Ramadlan adalah hal yang membahagiakan untuk seluruh umat Islam di dunia. Karena bulan ini teramat istimewa disisi Allah dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Tak heran bila dari kalangan masyarakat baik dari kalangan perkotaan maupun pedesaan menyambutnya dengan meriah. Tidak ketinggalan pula kalangan para artis dan intertainer-intertainer. Seolah-olah mereka ingin menagih janji Allah dalam al-Qur’an dengan berbagai kelebihannya. Kalau demikian adanya, maka tidak salah kalau mayoritas umat islam lebih meningkatkan amal kebaikan serta ibadahnya dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Lalu apa yang salah dengan fenom,ena itu semua? bukankah masih dalam batas pengajaran? Diakui atau tidak, media elektronik khususnya audio visual sangat berpengaruh dalam menyambut puasa di bulan yang agumg ini, hal yang demikian dibuktikan dengan banyaknya acara-

08

acara televisi yang mendompleng moment puasa, seolah-olah tidak mau luput dari perhatian media. Para artis secara dadakan merombak total penampilan.mereka dari yang biasanya buka-bukaan sekarang menjadi lebih sopan dan tertutup meskipun banyak dari kalangan mereka yang tidak memahami esensi berbusana muslimah yang dikehendaki islam. Menanggapi dari fenomena itu. Bapak Drs. Saifuddin mujtaba’, M.Hi selaku pengasuh OPP STAIN JEMBER, menegaskan bahwasanya, dari kalangan tertentu misalnya para pelaku hiburan (intertainer) dalam melaksanakan ibadah puasa hanya sebatas ceremonial belaka. mereka hanya sekedar berpuasa untuk menggugurkan kewajibannya Interpretasi dari syariat diwajibkannya berpuasa tidak mereka hiraukan. Sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaiman diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.Al-baqarah: 183). Seharusnya sebagai seorang

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

tinggi negeri (PTN). Dengan pertimbangan gengsi dan ongkos lebih murah meskipun status negeri pada saat ini tidak menjamin lebih terjangkau. Karena kebijakan pemerintah pada tahun 2007 kemarin, PTN tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jadi mau tidak mau semua yang berhubungan dengan administratif di tanggung oleh mahasiswa itu sendiri. SNM – PTN (Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) merupakan istilah baru dari SPMB (Seleksi penerimaan mahasiswa baru). Tepatnya 3 juli kemarin, SNM – PTN serentak di laksanakan di seluruh indonesia untuk merebutkan kursi di perguruan tinggi sesuai dengan jurusan yang di pilih. Tentunya dengan pertimbangan bakat dan minat yang mereka punya (radar Jember, 3Juli 2008). Jadi tak mengherankan bila pelaksanaannya di kawal dengan ketat. Agar tidak terjadi manipulasi ataupun kecurangan yang tidak di inginkan. Kalau demikian,lalu apa hubungannya dengan STAIN? Almamater kita tercinta ini. Jelas ada hubungnnya karena STAIN merupakan salah satu instansi dari PTN itu sendiri. Mengaca dari pengalaman setiap penerimaan mahasiswa baru di STAIN Jember. Banyak dari calon mahasiswa memilih STAIN bukanlah pilihan yang sesungguhnya, melainkan hanya alternatif kedua ketika gagal dari SNM – PTN. Realitas ini juga tidak jauh berbeda dari penerimaaan maha siswa baru

gelombang kedua. Sebagian dari mereka memilih STAIN karena gagal ataupun sekedar pelarian karena tidak lolos SNM – PTN. kalau seperti ini masalahnya, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang salah dengan STAIN?, mengapa peminatnya begitu terbatas hanya dari kalangan tertentu saja. Di akui atau tidak memasuki dunia yang penuh dengan globalisasi di berbagai aspek kehidupan menutut kita gaya hidup yang modern, dinamis, dan tentunya selalu mengikuti perkembangan jaman. Nampaknya ini semua belum sepenuhnya di tawarkan oleh STAIN Jember.seperti visi dan misi berikut ini yang di usung oleh STAIN Jember : 1. Menjadi perguruan tinggi Islam yang kompetitif dalam melakukan pendidikan dan pengajaran,penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 2. Menjadi perguruan tinggi yang di bangun atas dasar komitmen yang kokoh sebagai pusat pemantapan aqidah, akhlakul karimah, pengembangan ilmu dan profesi sebagai sendi pengembangan masyarakat yang damai dan sejahtera. 3. Mencetak insan yang berwawasan dan berkepribadian keulamaan / keislaman dan keilmiahan serta kebangsaan. 4. Mencetak insan yang aktif mengambil peran pengabdian kepada nusa, bangsa dan agama. 5. Mencetak insan yang berdakwah dan mengajarkan nilai – nilai islami ketengah – tengah masyarakat.

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

13

Ekslusif

Kolom Bebas

STAIN Jember,

Pilihan ataukah Alternatif ?…

foto: Masyhudi/ KIS

Mahasiswa STAIN Jember, akan menuju ruang perkuliahan masing-masing.

P

esta kemeriahan kelulusan sekolah menengah atas (SMA) telah berlalu. Berbagai aksi untuk merayakan di persiapkan siswa – siswi yang secara emosi masih labil. Pawai sepeda motor dan corat – coret seragam mewarnai ritual itu. Sehingga tak ayal lagi banyak kericuhan di jalan raya, menggganggu stabilitas lalu lintas, kemacetan di mana – mana serta memungkinkan adanya

12

kecelakaan. Tapi itu semua tidak pernah mereka hiraukan bahkan resiko yang kemungkinan terjadi dari tindakan tersebut. Yang penting happy serta mampu mengekpresikan kata hati. Setidaknya itu yang ada di pikiran mereka. Jauh dari itu semua ada secerca kegelisahan dan kebingungan. Mau di bawa kemana masa depan ini. Karena lulus SMA bukan akhir dari segalanya. Pada umumnya akhir dari mengenyam bangku SMA justru merupakan langkah awal yang menentukan masa depan seseorang. (Mirza Gusli.Com). Keputusan dan pilihan yang bijak akan mengantarkan masa depan yang lebih baik. Banyak pilihan yang harus di tentukan oleh lulusan SMA. Kuliah di perguruan tinggi atau masuk dunia kerja itu salah satunya. Namun semua tidak masalah, pilihan itu memungkinkan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Seperti pepatah mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”, artinya banyak jalan pula menuju sukses. Semua itu tergantung pada usaha dan kerja keras tiap – tiap individu. Khusus yang menentukan pilihan kuliah. Banyak dari sebagian mereka memilih untuk belajar di perguruan

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

muslim mereka harus memaknai puasa sebagai wujud nyata takwa kepada Allah SWT. Misalnya, dengan berpakaian sopan dan berperilaku baik di dalam maupun diluar bulan puasa. Fenomena yang dilakukan para artis dan intertainer dapat memperkuat statement bahwa ramadlan hanya dijadikan sebagai formalitas belaka .Lalu bagaimana dengan puasanya orang awam yang hanya memprioritaskan pahala tanpa mengetahui esensi dari puasa itu sendiri? Menurut bapak mantan kajur syariah ini, sah-sah saja dengan niatan seperti itu, karena tidak bisa dipungkiri bahwa yang dicari manusia memang pahala dari Allah. Namun disamping itu, alangkah baiknya memahami ramadlan lebih pada efek sosialnya yaitu ikut merasakan apa yang dirasakan oleh kaum mustadz’afin. Dari semua itu kesadaran diri merupakan solusi yang terbaik untuk memperbaiki rutinitas dalam bulan ramadlan, sehingga mampu berkelanjutan diluar bulan ramadlan. Menurut Prof. Dr. Zakiyah darajat dalam bukunya ilmu fiqih jilid I ( dana bhakti wakaf, yogyakarta, 1995) mengutarakan pengamatan dan analisa beberapa ahli agama islam bahwa kehilangan nilai, makna, dan ruh puasa yang banyak terlihat dalam masyarakat selama ini adalah mereka

melaksanakan puasa dalam bentukbentuk : pertama, puasa rutin atau tradisi, yakni puasa yang dilakukan karena ada kebiasaan yang tumbuh berkembang di lingkungannya dan telah dilaksanakan oleh orang-orang tua mereka secara turun temurun. Kedua, lebih mementingkan nilainilai jasmani dari puasa ( hanya menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu ) sebaliknya nilai-nilai rohani dari puasa mereka lupakan. Ketiga, lebih mementingkan formalitas, sekedar untuk dilihat dan disebut orang islam. Keempat, hanya menjalankan syariat dan rukun puasa saja. Memang dengan melaksanakan syarat dan rukun ini, maka tuntunan kewajiban untuk berpuasa telah terpenuhi. Namun, nilai dan hikmah berpuasa tidak dapat mereka peroleh (syamsul rijal hamid, 2006 : 42) Bila ditelaah kembali umat islam hanya bisa membaca teks-teks alqur’an dan al-hadits, namun mereka tidak bias mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya tak ada yang salah dari islam ataupun ramadlan. Hanya terkadang dari kalangan kita yang menyikapinya tidak sesuai dengan esensi dan hikmah yang terkandung . semoga saja kita mampu mempertanggungjawabkannya disisi Allah kelak.

Buletin KIS/Edisi 12/Th III/September 2008

09

Opini Kampus

Opini Kampus

Organisasi YES or NO????!!!! (Respon Mahasiswa Terhadap Organisasi Extra Kampus) Keberagaman organisasi dalam kampus STAIN JEMBER tak asing lagi ditelinga kita ada beberapa organisasi baik intra maupun ekstra yang saling bersaingan untuk menunjukkan keeksistensiannya dalam mengembangkan kualitas mahasiswa. Banyaknya mahasiswa baru yang membludak pada saat ini merupakan santapan baru untuk merekrut massa sebanyak-banyaknya bagi aktivisaktivis di organisasinya masingmasing. kelayakan suatu organisasi untuk meningkatkan kualitas kadernya merupakan suatu pertimbangan yang sangat krusial. Jadi, untuk mengetahui suatu organisasi perlu adanya pengenalan yang lebih lama.

10

Banyak cara yang dilakukan seorang aktivis agar mahasiswa baru bisa tertarik pada organisasi yang diliputnya, diantaranya: menepelkan pamfletpamflet di setiap sudut kampus tak lain tujuannya untuk menarik perhatian mahasiswa baru. Promo-promo yang dilakukan tak berhenti disitu, momenmomen romadhan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya yaitu buka bersama yang melibatkan mahasiswa baru didalamnya tujuannya untuk mempererat tali silaturrahmi. Pamflet yang bertebaran dimana-mana dari kalangan mahasiswa merespon positif dan tertarik untuk berkecimpung didalamnya, apalagi saat menjadi siswa dulu mereka aktif diorganisasi. Ada sebagian mahasiswa baru menanggapi tentang organisasi kampus STAIN JEMBER baik intra maupun ekstra, mengatakan baik karna kita berkecimpung disini tidak selalu mengikuti perkuliahan saja, kita juga harus memanfaatkan fasilitas-fasilitas

Buletin KIS/Edisi 10/Th III/Juli 2008

yang telah disediakan oleh pihak akademik, salah satunya adalah organisasi. Toh nanti ketika kita keluar dari sini kita akan akan dihadapkan kepada masyarakat. Tutur Imam, selaku mahasiswa baru jurusan tarbiyah PAI. Organisasi merupakan wadah kita menyalurkan bakat yang berada pada diri kita dari sana juga kita bisa mempunyai wawasan baru, pengalaman baru, tambah anwar selaku mahasiswa KI. Tak selamanya organisasi itu berdampak positif ada juga yang berdampak negatif, jika kita tidak bisa memaneg waktu yang sebaik-baiknya, maka kita akan diperbudak oleh kesibukan sendiri, kasus yang sering terjadi, seorang aktivis yang selalu disibukkan oleh organisasi harus melalaikan kuliahnya. Seperti halnya dengan mahasiswa PBA yang mengatakan bahwa” memang semua organisasi itu bertujuan

t pu m e J

baik. tapi cara merekrutnya yang salah yaitu dengan cara paksa dan tidak sesuai dengan keinginan kita. Hal ini menyebabkan kerisihan dan pandangan yang negative terhadap organisasi tersebut. Hampir semua mahasiswa mengakui keberadaan organisasi sangat dibutuhkan. Yakni dalam mengembangkan kualitas mahasiswa dan sebagai bekal untuk terjun dalam masyarakat. Lain halnya dengan aktivis perpus ini, dia mengatakan bahwa kuliah lebih penting daripada organisasi. Karena biasanya seorang aktivis itu lebih mementingkan organisasinya. Sehingga kuliahnya keteteran, bahkan menjadi aktivis MAPALA dalam artian mahasiswa paling lama. Sedangkan alasan yang ke dua yaitu malas dan ingin menjadi orang biasa. Jadi, sepakat maupun tidak sepakat dengan organisasi, esensinya orsanisasi sangat penting bagi mahasiswa kususnya dan masyarakat luas umumnya.

Buletin KIS/Edisi 10/Th III/Juli 2008

11

Related Documents


More Documents from ""

Sumpah Pemuda
November 2019 44
Tugas 2
November 2019 46
Tugas
November 2019 57
Motivasi
November 2019 48