BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM PKDST I PEMODELAN KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA
SIGI
1/1/18
[Course title]
PERCOBAAN 1 1. POWER WORLD SIMULATOR
1.1 Kompetensi Lulusan Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga : 1.1.1 A. Pengetahuan dan Pemahaman (Knowledge and Understanding) 1.
Mengerti dan memahami sains dasar yaitu matematika, fisika dan statistik
2.
Mengerti dan memahami teknik-teknik analisis dan perancangan sistem tenaga listrik yang meliputi teknik konversi energi, teknik transmisi dan distribusi tenaga listrik, teknik pengendalian dan pengaman, teknik instalasi listrik, serta penggunaan program-program aplikasi untuk simulasi dan perancangan
3.
Mengerti dan memahami teknik-teknik untuk melakukan analisis sistem, administrasi basis data, pemrograman multimedia, pemrograman web, administrasi jaringan, pemrograman aplikasi, dan teknik perangkat keras
4.
Mengerti dan memahami teknik-teknik analisis, perancangan, dan implementasi sistem di bidang elektronika komunikasi, teknik jaringan telekomunikasi, dan sistem komunikasi nirkabel
5.
Mengerti dan memahami teknik-teknik analisis, perancangan, dan implementasi rangkaian dan sistem elektronika di bidang elektronika terapan.
1.1.2 B. Ketrampilan Intelektual (Intellectual Skill) 1.
Menguasai penerapan sains dasar (matematika, fisika, elektroteknik).
2.
Menguasai perancangan dan pelaksanaan eksperimen serta analisis dan interpretasi data.
3.
Menguasai
perancangan
komputer/informatika, sistem sesuai dengan kebutuhan.
sistem
(sistem
tenaga,
sistem
telekomunikasi, elektronika terapan)
4.
Menguasai cara mengidentifikasi, merumuskan, dan menyelesaikan persoalan- persoalan elektroteknik.
1.1.3 C. Ketrampilan Praktis (Practical Skill) 1.
Menguasai teknik-teknik analisis dan perancangan sistem tenaga listrik yang meliputi teknik konversi energi, teknik transmisi dan distribusi tenaga listrik, teknik pengendalian dan pengaman, teknik instalasi listrik, serta penggunaan programprogram aplikasi untuk simulasi dan perancangan.
2.
Menguasai tektik, keahlian, dan piranti elektroteknik modern yang diperlukan untuk proses-proses elektroteknik
3.
Menguasai metode matematis, probabilitas dan teknik statistik serta penerapannya dalam elektroteknik.
1.1.4 D. Ketrampilan Managerial dan Sikap (Managerial Skill and Attitude) 1.
Menjunjung tinggi norma, tata-nilai, moral, agama, etika dan tanggung jawab profesional.
2.
Mampu berkomunikasi secara efektif
3.
Mengerti dampak penyelesaian elektroteknik dalam konteks masyarakat baik nasional, regional maupun internasional.
4.
Mengerti isu-isu keteknikan kontemporer
5.
Mampu memanfaatkan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (Information and communication technology, ICT)
6.
Mampu untuk mengembangkan diri dan mampu berfikir secara logis dan analitis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara profesional.
7.
Mampu bekerja sarna dan menyesuaikan diri dengan cepat di lingkungan kerja.
1.2 1.1 Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1
Mampu menggambar sistem tenaga listrik dengan PowerWord Simulator
2
Mampu memahami dan menjalankan intruksi-intruksi yang dimiliki PowerWord Simulator
1.3 1.2 Teori PowerWorld Simulator adalah suatu simulasi sistem tenaga yang dirancang agar dapat digunakan dengan mudah dan lebih interaktif. Simulator ini memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah teknik. Disamping itu juga ditampilkan berupa gambar untuk menjelaskan operasi sistem tenaga bagi orang-orang non teknik. Dari versi 8.0 dibuat simulasi yang lebih mudah digunakan, dengan tampak lebih jelas. Simulator ini adalah produk yang telah terintegrasi dan bisa digunakan untuk menyelesaikan perhitungan aliran daya dan memungkinkan sampai 60.000 bus. Ini memungkinkan simulator untuk dapat membuat suatu rangkaian analisis aliran daya yang cukup komplek. Tidak seperti program aliran daya lainnya, simulator ini dapat menampilkan one line diagram yang berwarna dan terlihat lebih jelas. Kapanpun sistem ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan Simulator’s full-featured graphical case editor. Saluran transmisi dengan mudah dapat dipasang atau didilepas dari sistem, transmisi baru atau generator baru dapat ditambahkan begitu juga dengan rangkaian baru hanya dengan sedikit klik pada mouse. Penggunaan simulator ini akan mempermudah pemakai untuk memahami karakteristik sistem dan akan lebih mudah bila sering dilatih. Simulasi juga dapat digunakan untuk perubahan simulasi dari sitem tenaga setiap saat. Beban, pembangkitan, dan pergantian bentuk setiap saat akan ditampilkan. Pada simulasi ini bisa juga untuk mencari economic dispatch, analisis area transaksi ekonomi, Komputasi Power Transfer Distribution Factor (PTDF), analisis hubung singkat dan analisis contingency. Program ini sangat memungkinkan untuk kita menjalankan suatu rangkaian dengan waktu yang singkat. Berikut beberapa istilah / instruksi yang digunakan dalam mengoperasikan PowerWord Simulator.
1.3.1 Toolbars
Edit Mode digunakan untuk membuat gambar baru New Case atau memodifikasi gambar yang sudah ada Run Mode digunakan untuk menjalankan Single Solution atau menjalankan animasi
Log berisi pesan tentang hasil Power Flow Solution Abort digunakan untuk memberhentikan sementara simulasi (pause)
1.3.2 File Palette
Digunakan untuk Open Simulation Case, Open Online, Save Online, Save Case dan mencetak (print)
1.3.3 Inset Palette
Digunakan untuk inset gambar seperti bus, transformator, transmisi, beban dan lain sebagainya.
1.3.4 Run Mode Palette
Digunakan untuk menjalankan simulasi Play, Pause, Stop, Contouring, different Flow dan Fault Analysis
1.4 1.3 Langkah-Langkah Percobaan : 1.4.1 1.3.1 Memulai program PowerWord Simulator 1.
Klik POWERWORLD pada desktop dan akan muncul seperti gambar beikut.
Gambar 1.1 Selamat Datang di POWER WORLD SIMULATOR
2.
Klik File pilih New Case
3.
Muncul pada layar menu utama program PowerWorld
Gambar 1.2 Menu utama Program POWER WORLD
Gambar 1.3 Contoh diagram satu garis untuk percobaan 1(J. Duncan Glover, Mulukutla S. Sarma)
1.4.2 1.3.2 Memulai Menggambar
1.4.2.1 A. Menggambar Bus 1. Gambar bus 1 seperti gambar 1.3 2. Klik Insert pilih Bus atau klik Bus pada Toollbar (Insert Peltte) 3. Klik-kiri pada layar dimana akan meletakkan bus. Kemudian akan muncul kotak dialog seperti gambar 1.4 dan lengkapi kotak dialog bus (Bus Option DialogBox) tersebut seperti Bus Number (otomatis akan muncul angka 1), Bus Name, Zise, Orientation, Area, Zone dan Nominal Voltage.
Gambar 1.4 Bus Option
4. Atur posisi dengan memilih Vertical bar 5. Kalau bus tersebut sebagai Slack, maka centang System Slack Bus 6. Klick OK akan muncul seperti gambar berikut.
Bus Bar
Gambar 1.5 Gambar Bus Bar
7. Dengan langkah yang sama untuk mengambar bus 2, 3, 4, 5.
1.4.2.2 B. Mengambar Generator 1. Gambar Generator 1 seperti terlihat pada Gambar 1.3 2. Klik Insert pilih generator atau klik Generator pada Toollbar (Insert Peltte), kemudian klik kiri pada layar dimana generator akan diletakan. Kemudian lengkapi kotak dialog seperti gambar 1.6 Display Information pada Generator Options.
Gambar 1.6 Generation Option Dialog pada Display Information 3. Pada Orientation pilih left.
4. Bila akan melakukan analisa aliran daya klik MW and Voltage Contol dan lengkapi kotak dialog tersebut, bila melakukan analisis hubung singkat klik Fault Parameters dan lengkapi kotak dialog tersebut. 5. Klik OK dan akan terlihat seperti gambar 1.7 berikut.
Generator
Gambar 1.7 Gambar Generator
6. Ulangi langkah tersebut untuk menggambar generator di bus 3
1.4.2.3 C. Menggambar Trafo 1. Gambar Trafo antara Bus 1 dan 5 2. Klik Insert pilih Transformer 3. Klik-kiri pada Bus 1 kemudian seret sampai bus 5 terus klik kiri dua kali. Kemudian lengkapi katak dialog Parameters/Display pada Transmission Line/Transformer Options seperti gambar berikut. Resistansi, reaktansi dan line charging dalam satuan per unit (pu) dan Limit dalam Satuan MVA yaitu daya mampu dari trafo. Bila melakukan perubahan tap trafo klik Transformer Control, dan bila melakukan analisa hubung singkat klik Fault Parameters dan lengkapi kotak dialog tersebut seperti gambar 1.8.
Gambar 1.8 Transmission Line/Transformer Optiosn Dialog pada Parameter/Display
4. Klick OK dan akan terlihat seperti gambar 1.9 berikut.
Transformator
Gambar 1.9 Transformator
5. Ulangi langkah tersebut untuk menggambar tranfo antara Bus 3 dan 4
1.4.2.4 D. Menggambar Transmission Line 1.
Gambar transmision line dari bus 5 ke bus 4
2.
Klik Insert pilih Transmission Line atau klik AC Transmission Line pada Toollbar (Insert Peltte)
3.
Klik-kiri pada Bus 5 kemudian seret sampai bus 4 terus klik kiri dua kali. Kemudian lengkapi katak dialog Parameter/Display pada Transmission Line/Transformer Options. Resistansi, reaktansi dan line charging dalam satuan per unit (pu) dan Limit
dalam Satuan MVA yaitu daya mampu dari transmisi. Bila melakukan analisa hubung singkat klik Fault Parameters dan lengkapi kotak dialog tersebut seperti gambar 1.10.
Gambar 1.10 Transmission Line/Transformer Optiosn Dialog pada Parameter/Display
4.
Klik OK dan akan terlihat seperti gambar 1.11 berikut.
Transmission Line
Gambar 1.11 Saluran Transmisi
5.
Ulangi langkah-langkah tersebut untuk menggambar transmision line dari 2-5 dan 2-4
1.4.2.5 E. Menggambar Load 1. Gambar load pada bus 2 2. Klik Insert pilih Load atau klik Load pada Toollbar (Insert Peltte) 3. Klik-kiri pada bus yang akan diberi beban (bus 2) dan akan muncul kotak dialog seperti gambar 1.12. Kemudian lengkapi kotak dialog Load Information pada Load Option. Orientation pilih Down untu beban yang arahnya ke bawah. Model beban ada tiga pilihan yaitu daya konstan, arus konstan dan impedansi konstan dan dalam satuan MW untuk daya aktif dan MVAR untuk daya reaktif.
Gambar 1.12 Load Optiosn Dialog 4.
Klik OK dan akan terlihat seperti gambaar di
bawah.
Beban/Load Gambar 1.13 Beban
5. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk menggambar beban pada bus 3
1.4.3 1.3.3 Menyimpan Gambar 1. Klik File pilih Save Case atau Save Case As akan muncul kotak dialog seperti terlihat pada gambar 1.14 2. Buatkan folder sesuai kelompok – beri nama gambar , contoh folder : Kelompok1 3. Untuk percobaan simpan gambar dengan : File – Save Case As – beri nama gambar sesuai percobaan, contoh HasilPercobaan_01
Gambar 1.14 Kotak dialog penyimpanan
1.4.4 1.3.4 Menjalankan Program 1. Klik Run Mode 2. Klik Play
Klik Play
Gambar 1.15 Tampilan Simulasi Program
1.4.5 1.3.5 Mengedit Gambar atau Data 1. Klik Edit Mode 2. Klik-kiri pada gambar yang mau diedit. Contoh ingin mengedit data Generator pada bus 1. Klik kiri pilih Information Dialog..., kemudian lakukan pengeditan.
Gambar 1.16 Pengeditan Generator
1.4.6 1.3.6 Analisis Hubung Singkat/Fault Analysis 1. Klik Options/Tools, plih Fault Analysis atau klik Fault pada Toolbars Run Mode Pelette dan akan muncul kotak dialog seperti gambar 1.17. 2. Pilih lokasi ganguan/Fault Location(Bus Fault, In Line Fault) 3. Pilih Bus yang terganggu 4. Pilh jenis gangguan/Type Fault (Single Line to Ground, Line to Line, 3Phase Balanced, Doble Line to Ground) 5. Klik Calculate akan muncul hasil Fault Anaysis seperti gambar 1.18
Gambar 1.17 Kotak dialog Fault Analysis
Gambar 1.18 Hasil dari Fault Analysis
1.4.7 1.3.7 Hasil Percobaan Copy gambar yang telah dibuat ke dalam Microsoft Word dengan cara klik kanan pilih Copy Image to Clipboard, buka Microsoft Word klik kanan pilih Paste. Kemudian gambar tersebut disimpan dengan nama file Hasil Percobaan_01a.
PERCOBAAN 2 2. POWER WORLD : SIMULASI ANALISA ALIRAN DAYA 2.1 2.2.1 STUDI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK. 2.1.1 2.1. Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu mensimulasikan analisa aliran daya dengan PowerWord Simulator 2. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi analisa aliran daya 3. Mampu memahami pengaruh perubahan beban dalam analisa aliran daya 4. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi pengaruh pemasangan kapasitor pada sistem tenaga listrik
2.1.1.1 2.2. Teori Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan pengoperasian normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam analisa sistem tenaga listrik ada empat variabel yang perlu diperhatikan yaitu : tegangan(V), Sudut phasa (θ), Daya Aktif (P) dan Daya Reaktif (Q). Tujuan dari studi analisa aliran daya adalah sebagai berikut : 5. Mengetahui tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem. 6. Mengetahui daya aktif dan reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam sistem. 7. Mengetahui kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas-batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan. 8. Untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru. 9. Untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya yaitu : studi hubung singkat, studi stabilitas dan juga studi rugi-rugi transmisi.
2.1.1.2 2.2.2 Besaran Per-Unit Volt adalah satuan untuk tegangan, amper untuk arus dan watt untuk daya yang sudah biasa dipakai. Tetapi satuan sering juga dinyatakan sebagai suatu persentase atau perunit (pu) dari suatu nilai dasar. Rumus-rumus yang dapat Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 16 dari
digunakan untuk memperoleh nilai dasar dari berbagai besaran untuk sistem tiga phasa adalah sebagai berikut : Sbase 3φ Sbase1φ= 3 VbaseLL VbaseLN =
3
Sbase 3φ= Pbase 3φ= Qbase 3φ
I base = Z base =
S
base 3φ
3Vbase LL Vbase LN
2 Vbase LN
=S
2 Vbase LL
=S
I
base
base1φ
base 3φ
Rbase = Xbase = Zbase = 11 Ybase 2.2.2 Klasifikasi Bus. Besarnya aliran daya dan rugi-rugi dalam setiap saluran transmisi dapat diketahui dengan terlebih dahulu menghitung besar (magnitude) dan sudut phasa tegangan pada semua bus dalam sistem tenaga listrik. Pada tiap-tiap bus terdapat 4 (empat) parameter atau besaran : 1. Injeksi netto daya riil P, 2. Injeksi netto daya reaktif Q, 3. Harga skalar tegangan |V|, 4. Sudut phasa tegangan θ. Pada tiap-tiap bus hanya ada dua macam besaran ditentukan sedang kedua besaran yang lain merupakan hasil akhir dari perhitungan. Berdasarkan parameter atau besaran yang diketahui maka bus dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Slack bus : harga skalar |V| dan sudut phasanya θ. 2. Voltage controlled bus : daya riil P dan harga skalar tegangan |V|, 3. Load bus : daya P dan Q. Slack bus ini berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya riil dan daya reaktif termasuk rugi-rugi pada kawat transmisi, karena rugi-rugi ini baru dapat diketahui setelah solusi terakhir diperoleh. Pemberian besaran untuk bus-bus diatas berlaku baik bila kita menghitung dengan AC Network Analyzer maupun dengan digital computer.
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 17 dari
Untuk memecahkan persoalan aliran daya, cara yang paling tua tetapi masih luas penggunaannya adalah dalam bentuk ” admitansi bus ”. |I| Bus = |Y| Bus |V| Bus dimana |I| . |Y| dan |V|merupakan matriks.
2.1.1.3 2.2.3 Rumus Umum a.
Persamaan Pembebanan Daya riil dan daya reaktif pada salah satu bus P : Pp – jQp = Vp . Ip
Dan arus : IP = PP
−
jQP
*
VP Ip bertanda positif apabila arus mengalir ke bus dan bertanda negatif bila arus mengalir dari bus. Bila elemen shunt tidak termasuk dalam matriks parameter maka arus total pada bus P adalah : I p=
Pp − *jQp −YpVp Vp
Dimana : Y p Yp Vp
b.
= admitansi shunt total pada bus P. = arus shunt yang mengalir dari bus P ke tanah.
Persamaan Aliran Daya (Saluran) Setelah tegangan-tegangan bus diketahui maka aliran daya dapat dicari. Arus yang mengalir dari bus p ke bus q adalah : ypq I pq = (Vp −Vq )ypq +Vp 2 Dimana : ypq
= admitansi kawat p ke q
y’pq= admitansi shunt kawat p-q y'pq V1 = kontribusi arus pada bus p oleh arus shunt. 2 c.
Persamaan Daya
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 18 dari
Daya yang mengalir dari bus p ke q : Ppq − JQpq =Vpipq atau, y *
' pq
*
Ppq − jQpq =Vp (Vp −Vq )ypq +Vp Vp 2
se dangkan daya yang mengalir dari bus q ke p : y '
*
pq '
Pqp − jQqp = Vq (Vq −Vp )ypq +Vq Vq 2 Persamaan dalam bentuk hybrid : n
[
]
[
]
Pi =|Vi | ∑ |Vj | Gij cos(θi −θj )+ Bij sin(θi −θj ) j = 1 n
Qi =|Vi | ∑ |Vj | Gij sin(θi −θj )− Bij cos(θi −θj ) j =1
2.1.1.4 2.2.4. Metode Penyelesaian Aliran Daya Beberapa metode telah dikembangkan untuk menyelesaikan analisa aliran daya, seperti metode Gauss-Seidel, Newton-Raphson dan Fast Decoupled. Penyelesaian aliran daya dalam percobaan ini menggunakan metode Newton Raphson. Beban dalam sistem tenaga listrik setiap saat akan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Beban atau daya terdiri dari dua komponen Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 19 dari
yaitu daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Cosinus dari sudut phasa ϕ diantara tegangan dan arus dinamakan faktor daya (power factor). Suatu beban induktif dikatakan mempunyai faktor daya yang ketinggalan (lagging power factor) dan beban kapasitif dikatakan mempunyai faktor daya yang mendahului (leading power factor). S = P + jQ
(VA,kVA,MVA)
P = V I cosϕ (W,kW,MW)) Q = V I sinϕ (Var,kVar,MVar) cosϕ= cos⎛⎜tan−1 Q ⎞⎟ P⎠ ⎝ P cosϕ = 2 P +Q 2
Gambar 3.1 Segitiga daya untuk suatu beban induktif
Salah satu cara untuk pengaturan tegangan adalah dengan pemasangan kapasitor secara paralel (shunt capasitor bank). Kapasitor adalah suatu alat untuk mencatu daya reaktif pada titik pemasangannya. Capasitor Bank dapat dihubungkan secara tetap atau dapat diatur sesuai dengan kebutuhan baik secara manual atau secara otomatis. Pemasangan kapasitor akan memperkecil arus saluran yang diperlukan untuk mencatu beban, mengurangi jatuh tegangan dan mempaerbaiki faktor daya. Jika pada suatu simpul tertentu dipasang kapasitor, kenaikan tegangan pada simpul dapat ditentukan dengan dalil Thevenin. Pada gambar4.1 sakelar terbuka teganganb simpul Vt sama dengan tegangan Thevenin Eth. Bila sakelar ditutup, arus yang ditarik oleh kapasitor adalah
Eth IC = Zth − jX C
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 20 dari
Gambar 4.1 Rangkaian ekivalen Thevenin pemasangan sebuah kapasitor melalui sakelar S
Gambar 4.2 Diagram phasor gambar 4.1
Diagram phasor diperlihatkan pada gambar 4.2. Kenaikan Vt yang disebabkan oleh penambahan kapasitor hampir sama dengan IC X th jika dimisalkan bahwa Eth tetap tidak berubah karena Eth dan Vth adalah identik sebelum penambahan kapasitor. Kapasitor menyerap nol daya aktif PC = 0 W, dan menyerap negatif daya reaktif, QC =−
V2 var, atau kapasitor mengirim positif daya XC
V2 reaktif, QC =+ var. X C
2.1.2 2.3. Langkah-Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_2. 3. Masukan data-data berikut : Tabel 2.1 Data Input Bus
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 21 dari
Bus
V
Type
δ (o)
(pu) 1
Swing/Slack
2
Load
3
V Controled
4 5
PG
QG
(pu)
(pu)
PL (pu)
QL (pu)
Qgmax (pu)
QGmin (pu)
1.0
0
-
-
0
0
-
-
-
-
0
0
8.0
2.8
-
-
1.05
-
5.2
-
0.8
0.4
4.0
-2.8
Load
-
-
0
0
0
0
-
-
Load
-
-
0
0
0
0
-
-
Tabel 2.2 Data Input Line/Transmisi R
X
G
Maksimum
(pu)
B (pu)
(pu)
(pu)
2-4
0.0090
0.100
0
1.72
12.0
2-5
0.0045
0.050
0
0.88
12.0
4-5
0.00225
0.025
0
0.44
12.0
Bus-to-Bus
MVA (pu)
Tabel 2.3 Data Input Transformator Maksimum Maksimum TAP MVA (pu) Setting (pu)
R
X
G
(pu)
(pu)
(pu)
1-5
0.00150
0.02
0
0
6.0
-
3-4
0.00075
0.01
0
0
10.0
-
Bus-to-Bus
B (pu)
*Sbase = 100MVA, Vbase = 15 kV di bus 1,3 dan 345 kV di bus 2,4,5
Gambar 2.1 Diagram segaris untuk percobaan 2
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 22 dari
4. Klik Simulation, Play untuk mulai simulasi (sebelum mengklik Play direset dahulu) 5. Amati hasil simulasi. 6. Simpan hasilnya (Report Writer) dengan nama file HasilPercobaan_02
2.1.3 2.4. Hasil Percobaan
Number
Voltage kV
Name
Angle
1 SATU 2 DUA 3 TIGA 4 EMPAT 5 LIMA
From Number
From Name
To Number
To Name
1
SATU
5
LIMA
5
LIMA
1
SATU
4
EMPAT
2
DUA
2
DUA
4
EMPAT
5
LIMA
2
DUA
2
DUA
5
LIMA
3
TIGA
4
EMPAT
4
EMPAT
3
TIGA
5
LIMA
4
EMPAT
4
EMPAT
5
LIMA
Line Flow P(MW) Q(MVar)
Losses P(MW) Q(MVar)
Pembangkitan P(MW)
Q(Mvar)
G1 G2
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 23 dari
2.1.4 2.5 Analisis a. b. c. d. e.
Tentukan matrtik YBus Hitunglah tegangan bus 2 dengan metode Gauss-Seidel setelah iterasi pertama Tentukan matrik Jakobian Hitunglah tegangan bus 2 dengan metode Newton-Raphson setelah iterasi pertama. Berikan analisa/ulasan hasil percobaan 2
Percobaan 2. Analisa Aliran Daya 42
Halaman 24 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
PENGARUH PERUBAHAN BEBAN DALAM ANALISA ALIRAN DAYA
PERCOBAAN 2 2.2 POWER WORLD : PENGARUH PERUBAHAN BEBAN DALAM ANALISA ALIRAN DAYA 2.2.1 3.3 Langkah –Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_3.
Gambar 3.1 Diagram Segaris untuk Percobaan 3
3. Klik Simulation, Play untuk mulai simulasi (sebelum mengklik Play direset dahulu) 4. Amati dan catat hasilnya (lengkapi tabel Tabel 3.1). 5. Naikan beban P pada bus 2 dari 800 MW denga step 20 MW (820 MW, 840 MW, 880 MW). Setiap step amati dan catat hasilnya serta simpan hasilnya. 6. Turunkan beban P pada bus 2 dari 800MW dengan step 100MW (700 MW, 600 MW, 500 MW). Setiap step amati dan catat hasilnya dan simpan hasilnya.
2.2.2 3.4 Hasil Percobaan Lengkapi Tabel 3.1 berikut dari hasil pengamatan.
Tabel 3.1 Perubahan Beban Percobaan 3. Pengaruh Perubahan Beban 42
Halaman 25 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
Beban (MW)
P = 880
P = 860
P = 840
P =820
P = 800
P = 700
P = 600
P = 500
Tegangan (kV)
Keterangan
Bus1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus 1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus 1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus 1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus 1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5 Bus 1 Bus 2 Bes 3 Bus 4 Bus 5
Percobaan 3. Pengaruh Perubahan Beban 42
Rugi-Rugi /Losses P(MW) Q(MVAR)
Halaman 26 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
2.2.3 3.5 Analisis 1. Hitunglah power faktor beban 2. Berikan analisa hasil percobaan 3
Percobaan 3. Pengaruh Perubahan Beban 42
Halaman 27 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
2.3 PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.3.1 4.3 Langkah –Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_4.
Gambar 4.1 Diagram Segaris untuk Percobaan 4
3. Klik Simulation, Play untuk mulai simulasi 4. Switch On kapasitor pada bus dua 5. Naikan step kapasitor (4 step) 6. Amati dan catat hasilnya setiap step (lengkapi tabel Tabel 4.1). 7. Simpan hasilnya setiap step
2.3.2 4.4 Hasil Percobaan Lengkapi Tabel 4.1 berikut dari hasil pengamatan. Tabel 4.1 Perubahan Pembangkitan Kapasitor
Tegangan (kV)
Total Losses P (MW)
Step 0
Step I
P (MW)
G2 Q (Mvar)
P (MW)
Q (Mvar)
Bus 2 Bus 4 Bus 5 Bus 2 Bus 4
Percobaan 4. Pengaruh Pemasangan Kapasitor 42
Q (Mvar)
G1
Halaman 28 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
Step II
Step III
Step IV
Bus 5 Bus 2 Bus 4 Bus 5 Bus 2 Bus 4 Bus 5 Bus 2 Bus 4 Bus 5
2.3.3 4.5 Analisis Berikan analisa/ulasan hasil percobaan 4
Percobaan 4. Pengaruh Pemasangan Kapasitor 42
Halaman 29 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
ANALISA HUBUNG SINGKAT TIGA PHASA SIMETRIS
PERCOBAAN 2 3. POWER WORLD : ANALISA HUBUNG SINGKAT 3.1 2.2.1 ANALISA HUBUNG SINGKAT TIGA PHASA SIMETRI 3.1.1 2.1. Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu mensimulasikan analisa hubung singkat tiga phasa simetris
dengan
PowerWord Simulator 2. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi analisa hubung singkat tiga phasa simetris
3.1.2 5.2. Teori 5.2.1 Analisa hubung singkat bertujuan untuk : 1. Menentukan arus dan tegangan maksimum & minimum pada bagian-bagian / titiktitik tertentu dari suatu sistem tenaga listrik untuk jenis-jenis gangguan yang mungkin terjadi. 2. Menentukan pola pengamanan, relay dan pemutus (circuit breaker) untuk mengamankan sistem dari keadaan abnormal dalam waktu yang seminimal mungkin.
3.1.2.1 5.2.2 Jenis Gangguan Hubung Singkat Jenis analisa gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi pada sistem tenaga listrik 3 phasa yaitu : 1. Hubung singkat 3 phasa simetri : • Tiga phasa ( L-L-L ) 2. Hubung singkat tidak simetri : •
Satu phasa ke tanah ( 1L-G )
Percobaan 5. Analisa Hubung Singkat Tiga Phasa Simetris 42
Halaman 30 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
•
Antar phasa ke tanah ( 2L-G )
•
Antar phasa ( L-L )
3.1.2.2 5.2.3 Rumus Umum Gambar 5.1 menunjukkan rangkaian ekivalen hubung singkat 3 phasa. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa arus maupun tegangan dalam keadaan gangguan tidak mengandung unsur urutan nol atau impedansi netral. Oleh sebab itu, pada hubung singkat tiga phasa sistem pentanahan netral tidak berpengaruh terhadap besarnya arus hubung singkat.
Gambar 5.1. Rangkaian ekivalen hubung singkat tiga phasa Dengan demikian: Ia = Ib = Ic Va −Vb = 0
; Va −Vc = 0
; Vb −Vc = 0
Va =Vb =Vc Persamaan urutan tegangan adalah: Va0 =13(Va +Vb +Vc ) =Va Va1 =13(Va + 2Va +a2Va) =13(a+a+a2)Va = 0 Arus urutan nolnya adalah: Ia0 =13(Ia + Ib + Ic ) = 0 Va1 = Ea − Ia1Z1 0 = Ea −Ia1Z1 →
Percobaan 5. Analisa Hubung Singkat Tiga Phasa Simetris 42
Halaman 31 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
3.1.3 5.3. Langkah-Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_5.
Gambar 5.2 Diagram segaris untuk percoban 5
3. Masukkan data-data dari generator, transformator dan saluran transmisi seperti terlihat dalam tabel berikut : Bus
Tabel 5.1 Data Generator Reaktansi Sub Transien Generator X” (pu)
1
0.045
3
0.0225
Bus-to-Bus
Tabel 5.2 Data Transmisi Equivalen Reaktansi Seri Urutan Positip (pu)
2-4
0.1
2-5
0.05
4-5
0.025
Bus-to-Bus
Tabel 5.3 Data Transformator Reaktansi Bocor( Leakage Reactance) X (pu)
1-5
0.02
3-4
0.01
*Sbase = 100MVA, Vbase = 15 kV di bus 1,3 dan 345 kVdi bus 2,4,5 4. Klik Options/Tools pilih Fault Aanalysis 5. Pilih lokasi gangguan dan jenis gangguan Percobaan 5. Analisa Hubung Singkat Tiga Phasa Simetris 42
Halaman 32 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
6. Klik Calculate. 7. Amati hasil simulasi dan lengkapi tabel hasil percobaan 8. Untuk melihat arah aliran arus klik Play pada toolbar. 9. Simpan hasilnya dengan nama file HasilPercobaan06
3.1.4 5.4. Hasil Percobaan Tabel 5.4 Arus Hubung Singkat pada titik gangguan Number
Fault Curent Magnitude pu A
Name
1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
Angle (deg)
Tabel 5.5 Tegangan masing-masing bus Number
Name
Phase Volt A
Phase Volt B
Phase Volt C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
1 SATU 2 DUA 3 TIGA 4 EMPAT 5 LIMA
Tabel 5.6 Arus gangguan yang mengalir From Number
From Name
To Number
To Name
1
SATU
5
LIMA
4
EMPAT
2
DUA
5
LIMA
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
Phase Cur A From
Percobaan 5. Analisa Hubung Singkat Tiga Phasa Simetris 42
Phase Cur B From
Phase Cur C From
Phase Cur A To
Phase Cur B To
Phase Cur C To
Halaman 33 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga 5
LIMA
4
EMPAT
Tabel 5.7 Arus gangguan yang keluar dari generator Number
Name
1
SATU
3
TIGA
Phase Cur A
Phase Cur B
Phase Cur C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
3.1.5 5.5. Analisis a. Gambarkan rangkaian ekivalen urutannya untuk gangguan tiga phasa simetris b. Hitunglah arus hubung singkat tiga phasa simetris secara manual c. Bandingkan hasilnya dengan hasil simulasi d. Berikan analisa/ulasan hasil percobaan_6
Percobaan 5. Analisa Hubung Singkat Tiga Phasa Simetris 42
Halaman 34 dari
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
3.2 ANALISIS HUBUNG SINGKAT SATU PHASA KE TANAH 6.1. Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu mensimulasikan analisa hubung singkat satu phasa ke tanah dengan PowerWord Simulator 2. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi analisa hubung singkat satu phasa ketanah
3.2.1 6.2. Teori
3.2.1.1 6.2.1 Rumus Umum Jika gangguan hubung singkat terjadi pada phasa a, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1: Gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah maka: Va = 0; Ib = 0; Ic = 0 Dengan: Ib = Ic = 0 Ia0 =13(Ia + Ib + Ic ) =1 3Ia Ia1 =13(Ia + aIb + a2Ic ) =1 3Ia Ia2 =13(Ia +a2Ib +aIc) =1 3Ia Percobaan 6. Analisis Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dari 42
Halaman 35
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
Maka diperoleh: Ia0 = Ia1 = Ia2 =13Ia
Gambar 6.2: Rangkaian ekivalen urutan gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah Gambar 6.2. menujukkan rangkaian ekivalen urutan untuk gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah. Dari gambar tersebut dapat ditentukan arus satu phasa ke tanah (Ia) adalah:
Ia0 = Ia1 = Ia2 =
Ea Z0 + Z1 + Z2 3Ea
Ia = 3Ia1 = Z0 +Z1 +Z2
3.2.2 6.3. Langkah-Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_6.
Percobaan 6. Analisis Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dari 42
Halaman 36
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
Gambar 8.1 Diagram segaris untuk percoban 6
3. Masukkan data-data dari generator, transformator dan saluran transmisi seperti terlihat dalam tabel berikut : Bus
X0 (pu)
Tabel 6.1 Data Generator X1(Xd”) X2
Reaktansi Netral Xn (pu)
1
0.0125
0.045
0.045
0
3
0.005
0.0225
0.0225
0.0025
Bus-to-Bus
Tabel 6.2 Data Transmisi X0 (pu)
X1 (pu)
2-4
0.3
0.1
2-5
0.15
0.05
4-5
0.075
0.025
Bus Tegangan
Tabel 6.3 Data Transformator Bus Tegangan Reaktansi Bocor ( Leakage
Rendah
Tinggi
(hubungan)
(hubungan)
1 (∆) 3 (∆)
Reaktansi Netral
Reactance) X (pu)
Xn (pu)
5 (Y)
0.02
0
4 (Y)
0.01
0
*Sbase = 100MVA, Vbase = 15 kV di bus 1,3 dan 345 kVdi bus 2,4,5 4. Klik Options/Tools pilih Fault Aanalysis 5. Pilih lokasi gangguan dan jenis gangguan 6. Klik Calculate. 7. Amati hasil simulasi dan lengkapi tabel hasil percobaan 8. Untuk melihat arah aliran arus klik Play pada toolbar. Percobaan 6. Analisis Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dari 42
Halaman 37
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga
9. Simpan hasilnya dengan nama file HasilPercobaan06
3.2.3 6.4. Hasil Percobaan Tabel 6.4 Arus Hubung Singkat pada titik gangguan Number
Fault Curent Magnitude pu A
Name
1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
Angle (deg)
Tabel 6.5 Tegangan masing-masing bus Number
Phase Volt A
Name
Phase Volt B
Phase Volt C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
1 SATU 2 DUA 3 TIGA 4 EMPAT 5 LIMA
Tabel 6.6 Arus gangguan yang mengalir From Number
From Name
To Number
To Name
1
SATU
5
LIMA
4
EMPAT
2
DUA
5
LIMA
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
4
EMPAT
Phase Cur A From
Phase Cur B From
Phase Cur C From
Phase Cur A To
Phase Cur B To
Tabel 6.7 Arus gangguan yang keluar dari generator Number
Name
Phase Cur A
Phase Cur B
Phase Cur C
Percobaan 6. Analisis Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dari 42
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C Halaman 38
Phase Cur C To
Modul Praktikum Analisa Sistem Tenaga 1
SATU
3
TIGA
3.2.4 6.5. Analisis
a. Gambarkan rangkaian ekivalen urutannya untuk gangguan satu phasa ke tanah b. Hitunglah arus hubung singkat satu phasa ketanah secara manual c. Bandingkan hasilnya dengan hasil simulasi d. Berikan analisa/ulasan hasil percobaan_6
Percobaan 6. Analisis Hubung Singkat Satu Phasa ke Tanah dari 42
Halaman 39
3.3 ANALISIS HUBUNG SINGKAT DUA PHASA 7.1. Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu mensimulasikan analisa hubung singkat antar phasa dengan PowerWord Simulator 2. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi analisa hubung singkat dua phasa
3.3.1 7.2. Teori
Gambar 7.1 menunjukkan gangguan hubung singkat antar phasa b dan c, sedangkan Gambar 7.2 menunjukkan rangkaian ekivalen urutan untuk gangguan hubung singkat antar phasa tersebut. Dengan demikian: Vb =Vc ; Ib =−Ic ; Ia = 0 Komponen simetris tegangannya: Va 0 =1 3( Va +Vb +Vc ) =1 3( Va + 2Vb ) V =1 3( Va + aVb + a 2Vc ) =1 3( Va + (a + a 2 )Vb ) Va 2 =1 3( Va + a 2Vb + aVc ) =1 3( Va + (a 2 + a )Vb )
a1
Gambar 7.1: Gangguan hubung singkat antar phasa
Percobaan 7. Analisis Hubung Singkat Dua Phasa dari 42
Halaman 40
Gambar 7.2: Rangkaian ekivalen urutan gangguan hubung singkat antar phasa Dengan demikian, diperoleh: Va1 =Va2
Komponen-komponen arusnya adalah: Ia0 =13(Ia + Ib + Ic ) = 0 Ia1 =13(Ia + a(−Ic + a2Ic )) =13(a2 − a)Ic Ia2 =13((Ia + a2) − Ic + aIc) =1 3(a − a2)Ic
Maka: Ia1 =−Ia2
Dari Gambar 7.2, diperoleh : Ea Ia1 = Z1 + Z2 Ea Ia2 = Z1 +Z2 Ib =−Ic = (a2 −a)=
Ea Z1 +Z2
Percobaan 7. Analisis Hubung Singkat Dua Phasa dari 42
Halaman 41
3.3.2 7.3. Langkah-Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_7.
Gambar 7.3 Diagram segaris untuk percobaan 7
3. Masukkan/edit data-data dari generator, transformator dan saluran transmisi seperti terlihat dalam tabel berikut : Bus
X0 (pu)
Tabel 7.1 Data Generator X1(Xd”) X2
Reaktansi Netral Xn (pu)
1
0.0125
0.045
0.045
0
3
0.005
0.0225
0.0225
0.0025
Bus-to-Bus
Tabel 7.2 Data Transmisi X0 (pu)
X1 (pu)
2-4
0.3
0.1
2-5
0.15
0.05
4-5
0.075
0.025
Bus Tegangan
Tabel 7.3 Data Transformator Bus Tegangan Reaktansi Bocor ( Leakage
Rendah
Tinggi
(hubungan)
(hubungan)
1 (∆)
5 (Y)
Percobaan 7. Analisis Hubung Singkat Dua Phasa dari 42
Reaktansi Netral
Reactance) X (pu)
Xn (pu)
0.02
0
Halaman 42
4 (Y)
3 (∆)
0.01
0
*Sbase = 100MVA, Vbase = 15 kV di bus 1,3 dan 345 kVdi bus 2,4,5 4. Klik Options/Tools pilih Fault Aanalysis 5. Pilih lokasi gangguan dan jenis gangguan 6. Klik Calculate. 7. Amati hasil simulasi dan lengkapi tabel hasil percobaan 8. Untuk melihat arah aliran arus klik Play pada toolbar. 9. Simpan hasilnya dengan nama file HasilPercobaan07
3.3.3 7.4. Hasil Percobaan Tabel 7.4 Arus Hubung Singkat pada titik gangguan Number
Name
1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
Fault Curent Magnitude pu A
Angle (deg)
Tabel 7.5 Tegangan masing-masing bus Number
Name
Phase Volt A
Phase Volt B
Phase Volt C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
1 SATU 2 DUA 3 TIGA 4 EMPAT 5 LIMA
Tabel 7.6 Arus gangguan yang mengalir
Percobaan 7. Analisis Hubung Singkat Dua Phasa dari 42
Halaman 43
From Number
From Name
To Number
Phase Cur A From
To Name
1
SATU
5
LIMA
4
EMPAT
2
DUA
5
LIMA
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
4
EMPAT
Phase Cur B From
Phase Cur C From
Phase Cur A To
Phase Cur B To
Phase Cur C To
Tabel 7.7. Arus gangguan yang keluar dari generator Number
Name
1
SATU
3
TIGA
Phase Cur A
Phase Cur B
Phase Cur C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
3.3.4 7.5. Analisis
a. Gambarkan rangkaian ekivalen urutannya untuk gangguan dua phasa b. Hitunglah arus hubung singkat dua phasa secara manual c. Bandingkan hasilnya dengan hasil simulasi d. Berikan analisa/ulasan hasil percobaan 7
3.4 ANALISIS HUBUNG SINGKAT DUA PHASA KE TANAH 8.1. Tujuan : Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan : 1. Mampu mensimulasikan analisa hubung singkat dua phasa ke tanah dengan PowerWord Simulator 2. Mampu menganalisis dan menjelaskan hasil simulasi analisa hubung singkat dua phasa ketanah
3.4.1 8.2. Teori
Percobaan 7. Analisis Hubung Singkat Dua Phasa dari 42
Halaman 44
Getting Started
Analysis Capabilities
Gambar 8.1 Gangguan hubung singkat dua phasa ke tanah
Jika gangguan hubung singkat terjadi pada phasa b dan c ke tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.1, maka arus dan tegangannya adalah: Eb = Ec = 0 dan Ia = 0 Dengan demikian: Ea Ia1 = Z1 + Z2 xZ0 Z2 + Z0
Z2
xEa
Ia2 =− Z1Z2 +Z1Z0 + Z2Z0
Z0
xEa
Ia0 =− Z1Z0 + Z1Z2 + Z2Z0
3.4.2 8.3. Langkah-Langkah Percobaan 1. Klik PowerWord Simulator 2. Open/ buka file Percobaan_8.
Operation Technology, Inc.
1
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
Gambar 8.2 Diagram segaris untuk percobaan 8
3. Masukkan data-data dari generator, transformator dan saluran transmisi seperti terlihat dalam tabel berikut : Bus
X0 (pu)
Tabel 8.1 Data Generator X1(Xd”) X2
Reaktansi Netral Xn (pu)
1
0.0125
0.045
0.045
0
3
0.005
0.0225
0.0225
0.0025
Bus-to-Bus
Tabel 8.2 Data Transmisi X0 (pu)
X1 (pu)
2-4
0.3
0.1
2-5
0.15
0.05
4-5
0.075
0.025
Bus Tegangan
Tabel 8.3 Data Transformator Bus Tegangan Reaktansi Bocor ( Leakage
Rendah
Tinggi
(hubungan)
(hubungan)
1 (∆) 3 (∆)
Reaktansi Netral
Reactance) X (pu)
Xn (pu)
5 (Y)
0.02
0
4 (Y)
0.01
0
*Sbase = 100MVA, Vbase = 15 kV di bus 1,3 dan 345 kVdi bus 2,4,5 4. Klik Options/Tools pilih Fault Aanalysis 5. Pilih lokasi gangguan dan jenis gangguan 6. Klik Calculate. 7. Amati hasil simulasi dan lengkapi tabel hasil percobaan Operation Technology, Inc.
2
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
8. Untuk melihat arah aliran arus klik Play pada toolbar. 9. Simpan hasilnya dengan nama file HasilPercobaan_08
3.4.3 8.4. Hasil Percobaan Tabel 8.4 Arus Hubung Singkat pada titik gangguan Number
Fault Curent Magnitude pu A
Name
1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
Angle (deg)
Tabel 8.5 Tegangan masing-masing bus Number
Name
Phase Volt A
Phase Volt B
Phase Volt C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
1 SATU 2 DUA 3 TIGA 4 EMPAT 5 LIMA
Tabel 8.6 Arus gangguan yang mengalir From Number
From Name
To Number
To Name
1
SATU
5
LIMA
4
EMPAT
2
DUA
5
LIMA
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
Operation Technology, Inc.
Phase Cur A From
3
Phase Cur B From
Phase Cur C From
Phase Cur A To
Phase Cur B To
Phase Cur C To
ETAP 14 Demo
Getting Started 5
Analysis Capabilities
LIMA
4
EMPAT
Tabel 8.7 Arus gangguan yang keluar dari generator Number
Name
1
SATU
3
TIGA
Phase Cur A
Phase Cur B
Phase Cur C
Phase Ang A
Phase Ang B
Phase Ang C
3.4.4 8.5. Analisis a. Gambarkan rangkaian ekivalen urutannya untuk gangguan dua phasa ke tanah b. Hitunglah arus hubung singkat dua phasa ketanah secara manual c. Bandingkan hasilnya dengan hasil simulasi d. Berikan analisa/ulasan hasil percobaan 8
Operation Technology, Inc.
4
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
Dhar, R.N. 1984. Computer Aided Power System Operation and Analysis. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. El-Hawary,ME. 1995. Electrical Power Systems. New York : The Institute of Electrical and Electronics Engineers,Inc. Grainger, JJ. and Stevenson,JR. WD. 1994. Power System Analysis. Singapore : McGrawHill, Inc. Glover,J Duncan, Sarma Mulukutla S., 2002, Power System Analysis and Design, Brooks/Cole Thomson Learning Pai. 1979. Computer Techniques in Power System Analysis. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Stevenson, Jr. WD. 1996. Analisis Sistem Tenaga. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sulasno. 1993. Analisa Sistem Tenaga Listrik. Semarang : Penerbit Satya Wacana.
Operation Technology, Inc.
5
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
PERCOBAAN 4 4. ETAPS : PEMODELAN DAN ANALISA ALIRAN DAYA 4.1 4. Structure This section describes the structure of the ETAP 12.6 package. The demo has been designed to allow sampling of most of the editing and analysis tools in ETAP.
4.1.1 Select Project Editor This window is immediately displayed as soon as you run the ETAP 12.6 Demo program. It gives you the following options:
4.1.2 New Project The New Project option allows you to open a new ETAP project where you can build a one-line diagram from scratch. The system that you build can have as many as twelve AC buses and ten DC buses. You can perform all enabled analysis on this newly created project, but you cannot save the changes you make. Please refer to Section 2 for a list of all the studies that you can perform or need to enable using your Return Key Code.
4.1.3 Example Project (ANSI) If you select this option, an example project will open which has been setup to run all the available ETAP modules. The example project contains several links to allow you to view the getting started documents for ETAP. It also contains valuable information regarding one-line diagrams editing features. In this project, all symbols and studies are based on ANSI standard.
4.1.4 Example Project (IEC) If you select this option, an example project will open which has been setup to run all the available ETAP modules. The example project contains several links to Operation Technology, Inc.
6
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
allow you to view the getting started documents for ETAP. It also contains valuable information regarding one-line diagrams editing features. In this project, all symbols and studies are based on IEC standard.
4.1.5 T&D Project If you select this option, a large project file opens which can only be browsed. This project is provided as an example of larger systems and how they can be divided into subsystems or “composite networks” to simplify and organize one-line diagrams. This project is a bigger version of the example project. It is very important to know that ETAP does not have any system size limitations; this means that you can have an unlimited number of buses.
4.1.6 ETAP Real-Time Video ETAP Real-Time is an intellgent power managment system that runs as an operator workstation to monitor, control, simulate, optimize, and automate the operation of your power system. It simultaneously serves as an engineering workstation capable of utilizing real-time data to perform design, simulation, and analysis of power systems. Please contact sales at
[email protected] or call 949-4620100 for more information.
4.1.7 ETAP GIS Video The ETAP GIS Video option shows the process of building and synchronizing an ETAP project with a GIS project.
4.2 5. Interface Maps The following maps are provided to describe the general structure and user interface of ETAP.
4.2.1 5.1 Edit Mode Here you can graphically add, delete, relocate, and connect elements, zoom in or out, display grid off or on, change element size, change element orientation, change symbols, hide or show protective Devices, enter properties, set operating status, and more.
Operation Technology, Inc.
7
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
Menu Bar The Menu bar contains a comprehensive list of menu options. Each option activates a drop-down list of commands such as, File operations, Printing, Database Conversions, Data Exchange, OLE objects, Project Standards, Project Settings and Project Options, Libraries, Defaults, Annotation Fonts, Base and Revision Data, and more.
4.2.2 Project Toolbar
The Project toolbar contains buttons that provide shortcuts for many commonly used functions. Those functions are: Create Projects, Open Projects, Save Projects, Print, Print Preview, Cut, Copy, Paste, Pan, Zoom, Undo, Redo, Text Box, Grid Display, Continuity Check, Themes, Get Template, Add to OLV Template, Hyperlink, Power Calculator, Find, and Help.
4.2.3 Theme Toolbar
Operation Technology, Inc.
8
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
The Theme toolbar contains buttons that allow you to perform shortcuts using many commonly used commands in ETAP to change color and line styles for device connectors, symbol color, and background. The Theme toolbar consists of the following commands
Theme manager
Theme Name
Theme Color Coding
Colors Normal
Colors Customer
Enable contouring
4.3 Project View The Project View is a graphical tree representation that includes Presentations, Configurations, Study Cases, Libraries, and Components associated with your project. Here you can create and manipulate the following presentations, configurations, and study cases:
One-Line Diagram Presentations
U/G Cable Raceway Systems
Ground Grid Systems
Cable Pulling Systems
Dumpster
Status Configurations
Study Cases You also have full access to all libraries and elements that exist in your project.
4.3.1 Edit Toolbars
Operation Technology, Inc.
9
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
The Edit toolbars are active when you are in Edit Mode. You can click or double-click to select, drag and drop AC, DC, and instrument elements on the one-line diagrams. Additionally, you can perform the following functions:
View & Print Customizable Output Reports (Text & Crystal Reports)
Change Display Options
Access Schedule Report Manager
Add New Ground Grid Systems
Add Composite Networks & Composite Motors
5.2 Study Modes ETAP provides the following study modes directly from the one-line diagram:
Operation Technology, Inc.
10
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
4. Load Flow Analysis 5. Short-Circuit Analysis 6. Arc Flash Analysis 7. Motor Acceleration Analysis 8. Harmonic Analysis 9. Transient Stability Analysis 10. Star – Protective Device Coordination 11. DC Load Flow Analysis 12. DC Short-Circuit Analysis 13. DC Arc Flash Analysis 14. Battery Sizing and Discharge Calculations 15. Unbalanced Load Flow Analysis 16. Time Domain Load Flow Analysis 17. Unbalanced Short Circuit Analysis 18. Voltage Stability Analysis 19. Optimal Power Flow Analysis 20. Reliability Assessment 21. Optimal Capacitor Placement 22. Switching Optimization 23. FMSR Analysis 24. Switching Sequence Management 25. Contingency Analysis 26. Rail Traction Power 27. Star Systems Operation Technology, Inc.
11
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
28. UnderGround Raceway Systems 29. Ground Grid Systems 30. Cable Pulling Systems Cable and ground grid analysis, and cable pulling calculations are available from the Underground Cable Raceway Systems, Ground Grid Systems, and Cable Pulling Systems studies, respectively.
4.4 6. TUTORIAL This chapter is intended to give you a brief overview of some of the features of ETAP. After going through this series of tutorials, you will be familiar with many of the key concepts and capabilities of ETAP. Each section is available in an interactive format, allowing you to visualize each step as it is explained in this chapter. The tutorials are all independent of each other, so you do not need to worry about being introduced to everything at once. Simply choose any number of sections that you are interested in learning. The breakdown of the sections is described below.
Section 1: How to build and manipulate a one-line diagram
Section 2: How to set up and run a load flow study
Section 3: How to set up and run an unbalanced load flow study
Section 4: An introduction to ANSI and IEC short circuit studies
Section 5: How to set up an run arc flash analysis
Section 6: How to set up and run both static and dynamic motor acceleration studies
Section 7: A brief overview of a harmonic analysis of a system
Section 8: How to simulate and analyze system transients
Section 9: An overview of the basic operation of the Protective Device Coordination (Star) module
Section 10: An introduction to Optimal Power Flow analysis
Section 11: How to setup and run a reliability analysis
Section 12: An overview of the DC Load Flow module
Section 13: How to run a DC Short-Circuit study and make multiple study cases
Section 14: An introduction to Battery Sizing and Battery Discharge
Section 15: A brief overview of the Underground Raceway Systems module
Section 16: How to build and run studies on a Ground Grid Systems
Operation Technology, Inc.
12
ETAP 14 Demo
Getting Started
Analysis Capabilities
Section 17: How to set up and build a Cable Pulling System
Section 18: How to set up and connect Panel Systems to existing networks
Section 19: A detailed explanation of the output report formats
Section 20: An overview of the libraries of ETAP
To begin, start ETAP by double-clicking the icon on your desktop.
The first tutorial shows you how to create a small system. For this section you can use the “New Project” option when the Select Demo Project window appears. For the rest of the tutorials (with the exception of Star), you should use the “Example Project” option instead.
Operation Technology, Inc.
13
ETAP 14 Demo
Load Flow Example 1
4.4.1 6.1 Building a One-Line Diagram The purpose of this tutorial is to show the fundamentals of building and manipulating a one-line diagram (OLD) in ETAP. Various elements will be added to the one-line view (OLV), and an introduction to equipment editors will be made. Open the ETAP 7.5.0 Demo and select the option “New Project” for this tutorial section.
To build or edit a one-line diagram in ETAP, you must be in Edit Mode. Click the Edit button on the Mode toolbar.
On the AC Edit toolbar, select a Power Grid (Utility) element by clicking on the Power Grid button. The cursor will change to the Power Grid icon when moving over the OLV. Click anywhere in the OLV to place a Utility on your one-line diagram.
Section 6: How to set up and run both static and dynamic motor acceleration studies
Section 7: A brief overview of a harmonic analysis of a system
Section 8: How to simulate and analyze system transients
Section 9: An overview of the basic operation of the Protective Device Coordination (Star) module
Section 10: An introduction to Optimal Power Flow analysis
Section 11: How to setup and run a reliability analysis
Section 12: An overview of the DC Load Flow module
Section 13: How to run a DC Short-Circuit study and make multiple study cases
Section 14: An introduction to Battery Sizing and Battery Discharge
Section 15: A brief overview of the Underground Raceway Systems module
Section 16: How to build and run studies on a Ground Grid Systems
Section 17: How to set up and build a Cable Pulling System
Section 18: How to set up and connect Panel Systems to existing networks
Section 19: A detailed explanation of the output report formats
Section 20: An overview of the libraries of ETAP
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 14 of 122
Load Flow Example 1
To begin, start ETAP by double-clicking the icon on your desktop.
The first tutorial shows you how to create a small system. For this section you can use the “New Project” option when the Select Demo Project window appears. For the rest of the tutorials (with the exception of Star), you should use the “Example Project” option instead.
30
4.4.2 6.1 Building a One-Line Diagram The purpose of this tutorial is to show the fundamentals of building and manipulating a one-line diagram (OLD) in ETAP. Various elements will be added to the one-line view (OLV), and an introduction to equipment editors will be made. Open the ETAP 7.5.0 Demo and select the option “New Project” for this tutorial section.
To build or edit a one-line diagram in ETAP, you must be in Edit Mode. Click the Edit button on the Mode toolbar.
On the AC Edit toolbar, select a Power Grid (Utility) element by clicking on the Power Grid button. The cursor will change to the Power Grid icon when moving over the OLV. Click anywhere in the OLV to place a Utility on your one-line diagram.
By following the same procedure, insert the following elements until your OLD appears as follows:
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 15 of 122
Load Flow Example 1
You can stretch buses by placing the mouse pointer over either end of the bus, until a double arrow appears. Then click and drag to the desired length.
☺Helpful Tips… Double-clicking on an element button allows you to drop it more than once. When finished just press the Esc key.
☺Helpful Tips… You can zoom in , zoom out , and zoom to fit page the OLV by clicking on the respective buttons located in the Project Toolbar.
31
Now connect the elements in the one-line. Place the mouse pointer over the connection pin of an element, and it will turn red. Then click and drag to the connection pin of another element. Follow this procedure to
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 16 of 122
Load Flow Example 1 connect all the elements on the one-line. In the case of buses, the entire element graphic functions as a connection point. Notice that a node is automatically inserted when connecting the cable to the transformer.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 17 of 122
Load Flow Example 1
☺Helpful Tips… You can change the size, orientation and symbol standard for an element by right-clicking on the element and selecting the attribute you would like to change. Power Grid U1 1250 MVAsc X/R = 120 Cable1 NEC 5.0kV 3/C CU, 133% Size = 4/0 Length = 200ft Transformer T1 Prim. kV = 4.16kV Sec. kV = 0.48kV 20 MVA %Z = 6 X/R = 17 Motor Mtr1 400 HP Node automatically inserted
32
The data contained in any element on the OLD can be accessed by opening its editor. Double- click Cable1 to open the Cable Editor. You can click any tab in the editor to open its respective page. Data can be entered manually into fields with a white background only.
Click the Library button on the Info page to select a cable. Then click OK to exit both the Quick Pick window and the editor window. The engineering properties of the selected cable are now entered in the editor.
33 ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 18 of 122
Load Flow Example 1
You can also manipulate the orientation and appearance of elements in the OLD. A list of options will appear if you right-click an element graphic. For example, you can rotate a power grid or load by right-clicking on it, select Orientation, and then select a rotation angle.
There is a variety of options that can be chosen by simply right-clicking on an element graphic.
Populating a composite network is very similar to populating the first one-line. To open the composite network, double-click it’s graphic. The title of this window will be OLV1=>Network1. You may change its name by double-clicking anywhere inside the network’s OLV or by rightclicking on its graphic and selecting Properties. Connect the elements shown below to create a one-line diagram as was done previously. Now, to make this one-line look cleaner, you can rightclick and select Hide Unconnected Pins.
☺Helpful Tips… Using composite networks helps making large one-line diagrams manageable. ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 19 of 122
Load Flow Example 1
34 Adding a Protective Device (PD) to your One-Line Ensure that there is enough room between the elements you wish to add a PD. Adding a PD to your one-line does not require you to delete the line connecting the elements, instead, insert the PD on to the line where you like it to be. The PD will automatically connect to the line. Follow this procedure to add the remaining PDs shown in the final one-line.
To check if an element is energized click on the continuity icon located in the project toolbar. All elements that are not energized will be grayed out. For example, with the continuity check on, open CB4. As shown in the figure to the right, CB4 and elements downstream are grayed out.
Creating a one-line diagram in ETAP is fast and easy. Once complete, you can take full advantage of all the powerful tools that ETAP has to offer.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 20 of 122
Load Flow Example 1
35
4.5 6.2 LOAD FLOW ANALYSIS The purpose of this tutorial is to give you an introduction to the use of the Load Flow Analysis module. It will also provide an example of how to regulate bus voltage using transformer LTCs and how ETAP flags overload conditions. For this section of the tutorial you should use the “Example Project” option.
Click the Load Flow Analysis button on the Mode toolbar to switch to Load Flow Analysis mode. Now you can run a study by clicking on the Run Load Flow button on the Load Flow toolbar. You will be prompted to enter a name for your output report if Prompt is selected. Later, you will learn how to customize your study by changing options in the Load Flow Study Case editor.
The results of the study can be seen on the OLD. The information shown on the OLD can be changed in the Display Options. For even more detailed results, output reports can be viewed.
To view any overload problems, simply click the Alert View button on the Load Flow toolbar. This will open a window containing a list of undersized equipment. Please note that the alert view button is disabled in the ETAP Demo.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 21 of 122
Load Flow Example 1
36
Note that the operating voltage of Bus1 is 97.94%. This caused the bus to be flagged as marginally under voltage in the Alert View window. The criteria for which a condition is flagged can be changed in the Load Flow Study Case editor, which will be discussed in the next lesson. We will now use the bus voltage regulation feature of the Transformer Editor to change our Load Flow results.
ETAP allows Auto LTC settings to be applied to regulate buses that are directly or indirectly connected to a transformer. For example, we can use transformer T4 to regulate Bus1 at 100% of nominal voltage. Open the editor of T4 by double clicking on its graphic. On the Tap tab, enable (check) the Auto LTC box on the primary winding.
Open the LTC settings window by clicking on the LTC box and change the Regulated Bus ID to Bus1. Click OK for both the LTC window and the Transformer Editor window.
Now you can run a Load Flow study again, with attention paid to the operating voltage of Bus1. Click the Run Load Flow button on the Load Flow toolbar to do so.
Notice that the operating voltage of Bus1 is now within a tap step of the desired 100% regulation value. This is just one example of the many features of the ETAP Load
4.6 PETUNJUK PRAKTIKUM ANALISA ALIRAN DAYA 1. Load Flow Example 1 ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 22 of 122
Load Flow Example 1 2. Build the following system
Element Parameters Type MOV Lump Load
Element MOV3, MOV5 Lump2 Lump4 & Lump 6
Static Load Capacitor Syn Motor
Load1, Load6, Load8 Load3, Load5 CAP1 Syn1 Syn2, Syn4
ETAP Workshop Notes
Parameters Initial Status = Throttle PF=85%, Constant kVA Load = 50%, Rated kV = 13.8 PF=85%, Constant kVA Load = 80%, Rated kV = 0.46 kV = Bus Nominal kV, PF=80% kV = Bus Nominal kV, PF=100% kV=4.16, kvar/Bank = 150 kvar, # of Banks = 2 PF @ 100% Load = 80%, FLA = 403.5 PF@100% Load =91.71%, FLA = 220.1
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 23 of 122
Load Flow Example 1
3. Run Load Flow. Results are displayed below.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 24 of 122
Load Flow Example 1
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 25 of 122
Load Flow Example 1
4.6.1 I. Exercise 1 – Create Configurations 1. Create new configurations and study cases New Configurations Name Configuration Normal Open Tie-Breaker CB3 and CB4 and close all other CBs. Load Shift Close tie- breaker CB3 & CB4 and open both side CBs of T5 and Cable5 T3 Down Based on Normal configuration, close CB3 and open both side CBs of T3. T4 Down Based on Normal configuration, close CB4 and open both side CBs of T4. TieCBClosed Both Tie- Breaker CB3 and CB4 are Closed. New Study Cases ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 26 of 122
Load Flow Example 1
Name DesignLoad
90%Load
Configuration Use Design load without diversity factor. Use Design for generation category. Use default values for Adjustment Page. Loading and generator overexcited alert: Critical = 100%, Marginal = 95%. Use global diversity factor to set all load to 90 Use the default setting for Adjustment. All Loading and generator overexcited alert: Critical = 100%, Marginal = 95%.
4.6.2 II. Exercise 2 – Check System Voltage Condition 1. Check System Voltage Condition Run different cases to see if there is voltage problem. If there is any problem, fix it.
4.6.3 III. Exercise 3 – Use LF Calculation to Check Equipment Rating Check Cable 2 Rating (Use Revision) Run different cases to see if Cable2 is over/under sized. Consider different operating conditions. Use derated ampacity based on default Tray setup (ICEA P54-440, H=6, W=18, Fill=30%, No cover, cumulative effect and fire protection). 2. Check Cable 5 & Cable 7 Rating (Use Revision) Run different cases to see if Cables 5 & 7 is under over/under sized. Consider all possible configurations. Use derated ampacity based on default Tray setup (ICEA P54-440, H=6, W=18, Fill=30%, No cover, cumulative effect and fire protection). 3. Check XFMR T4 and T5 Rating For all cases under consideration, are T4 and T5 under/over sized. What size would be more adequate? Check system voltage condition again. 4. Determine Rating For Bus8, Bus12, CB8 and CB9 Operating conditions to be considered: configuration, loading, compatibility with upper stream elements. Consider the condition when one transformer (T4 or T5) is down. 1.
4.6.4 III. Exercise 4 – Maximize Generator Output 1. Fully utilize co-gen capability Let generator output 10 MW. Check if there is any problem with system voltage, utility operating PF, etc.
4.6.5 III. Exercise 5 – Voltage Regulation 1. Operating without co-gen ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 27 of 122
Load Flow Example 1 See if high voltage buses can maintain V >= 98%. Use transformer tap to correct voltage problem. Does it cause over voltage condition when generator is in? Try LTC or use LTC tool to determine tap position.
4.6.6 IV. Exercise 6 – Element Sizing 1. Size Cable 2 (Use Revision)
2 by 2 conduit Ta=25, Tc=90, Rho = 95 2. Size Cable 5 & 7 (Use Revision) A/G Tray with Height = 6, Width = 20, Fill = 25% Tray Ta = 30, Tc=90 Use ICEA method. 3. Size equipment cable for Mtr4 Set up Ampacity page data: Ta=35, Tc=90, NEC, A/G Tray with top cover. Size requirements: Vd (2%), Vst(80%), Ampacity (Mtr4 with MF), and SC (26kA, 0.06 second). Use library: ICEA, Rubber, Magnetic installation, 100% insulation level, 0.6kV, 3/C, CU conductor, 200ft.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 28 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 29 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
4.6.7 Load Flow Example 2 1. Open the ETAP project LFExample-2 2. Run Load Flow
3. You will notice a large number of under voltage conditions throughout the system 4. Correct these under voltage conditions in the system 5. For a solution to this problem please select the following
Revision = Solution Configuration = SolutionCFG Or run Load Flow Example-2 Scenario
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 29 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 30 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
PERCOBAAN 4 5. ETAPS : ANALISA HUBUNG SINGKAT 5.1 4. TUJUAN Analisis Hubung Singkat memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut. 1. 2.
Untuk menentukan arus maksimum dan minimum hubung singkat. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah, gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka
3.
Penyelidikan
operasi
4.
Untuk
kapasitas
menentukan
rele-rele pemutus
dari
proteksi circuit
breaker
Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.
5.2 TEORI Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std. 100-1992.
5.2.1 ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Analaisis Gangguan Hubung Singkat dilakukan dengan berdasarkan kesimetrisan gangguan yang terjadi. Analisis gangguan Hubung Singkat dapat dilakukan pada keadaan simetris. Pada gangguan asimetris perlu dilakukan metode komponen simetris untuk melakukan analisis hubung singkat.
5.2.2 Komponen Simetris Komponen simetris digunakan untuk menganalisis terutama sistem yang tidak seimbang, misalnya saat terjadi hubung singkat tiga phasa, dua phasa dan satu phasa ke tanah. Dimana sebuah sistem tak seimbang diubah menjadi tiga rangkaian persamaan yaitu rangkaian urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol. Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga phasa dapat diuraikan ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 30 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 31 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen itu adalah (Stevenson, 1982: 260): 1.
2.
3.
Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang sama seperti fasor aslinya. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan Pergeseran phasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain.
Tujuan lain adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap phasa dari sistem tiga phasa tak seimbang dapat di pecah menjadi tiga set komponen.
Gambar Vektor Diagram untuk Komponen Simetris
Komponen simetris berpengaruh terhadap besarnya impedansi saluran. Impedansi saluran suatu sistem tenaga listrik tergantung dari jenis konduktornya yaitu dari bahan apa konduktor itu dibuat yang juga tentunya pula dari besar kecilnya penampang konduktor dan panjang saluran yang digunakan jenis konduktor ini. Komponen Simetris menyebabkan tegangan jatuh sesuai dengan urutan arusnya dan tidak mempengaruhi urutan arus lainnya, berarti tiap urutan yang seimbang akan terdiri dari suatu jaringan. Ketidakseimbangan arus atau tegangan ini akan menimbulkan pula impedansi urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol. Impedansi urutan dapat didefinisikan sebagai suatu impedansi yang dirasakan arus urutan bila tegangan urutannya dipasang pada peralatan atau pada sistem tersebut. Seperti juga tegangan dan arus didalam metode komponen simetris dikenal tiga macam impedansi urutan yaitu sebagai berikut. 1.
2.
3.
Impedansi urutan positif (Z1), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri oleh arus urutan positif. Impedansi urutan negatif (Z2), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri oleh arus urutan negatif. Impedansi urutan nol (Z0), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri arus urutan nol.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 31 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 32 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
IA = I1A + I2A + I0. IB = a2 I1A + a I2A + I0. IC = a I1A + a2 I2A + I0. Dari persamaan tersebut, diperoleh persamaan berikut. I1A = 1/3(IA + aIB + a2IC) I2A = 1/3(IA + a2IB + aIC) I0 = 1/3(IA + IB + IC) Persamaan di atas, terdapat operator a yang merupakan unit vektor yang membentuk sudut 120 derajat berlawanan jarum jam.
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 32 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 33 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
5.2.3 Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Diperoleh persamaan berikut.
5.2.4 Hubung Singkat 3 fasa
Pada hubung singkat 3 fasa, gangguan termasuk gangguan simetris sehingga tidak perlu menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung singkat diperoleh sebagai berikut. Va = Vf – Ia1Za1 = 0
5.2.5 Hubung Singkat 2 fasa
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 33 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 34 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
Dengan menggunakan komponen simetris, diperoleh persamaan berikut.
Ia0 = 0;
Sehingga diperoleh persamaan berikut.
5.3 Analisis Hubung Singkat dengan Menggunakan ETAP Pada tugas besar praktikum STL ini, digunakan ETAP untuk mensimulasikan suatu STL tertentu dengan sistem arbitrary sesuai dengan rancangan praktikan. Sistem yang dirancang oleh praktikan adalah sebagai berikut.
5.3.1 Purpose 1. To navigate and retrieve data from each library into respective devices 2. To test the protection and coordination settings of this system by generating TCCs 3. Demonstrate STAR TCC Features
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 34 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 35 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
ETAP Workshop Notes
SN:
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 35 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 36 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
ETAP Workshop Notes
SN:
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 36 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 37 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
ETAP Workshop Notes
SN:
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 37 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 38 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
REPORT
6. Bus Input Data 6.1
ETAP Workshop Notes
Bus
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 38 of 122
ETAP Project: Page:
STAR Example 39 12.6.0H
Location: CalifroniaDate:
Irvine, 12-28-2017
Contract:
OTI-12345678
SN:
Initial Voltage Bus1
SWNG
12.470
12.470
1 100.00
Bus2
Load
12.470
12.470
1
Bus3
Load
0.480
0.480
1
ID 100.00 0.00 99.94 -30.00
Type
Nom. kV
Base kV
Sub-sys
%Mag.
0.00
Ang.
3 Buses Total All voltages reported by ETAP are in % of bus Nominal kV. Base kV values of buses are calculated and used internally by ETAP.
7. Line/Cable Input Data 7.1 Ohms or Siemens per 1000 ft per Conductor (Cable) or per Phase (Line) Length
Line/Cable ID Cable1 0.10972
Library 15MCUS3
Size
Adj. (ft)
% Tol.
4/0
100.0
0.0
#/Phase
T (°C)
1
75
R1
X1
0.065
0.0446
Y1
R0
X0
0.20475
8. 2-Winding Transformer Input Data 8.1 Tap Setting ID T1 5.7500
Transformer Adjusted MVA 1.000 Dyn
Prim. kV
Sec. kV
12.470 30.000
0.480
%Z 5.75
Rating Z Variation% Phase Shift X/R 5.79
+ 5%
- 5%
% Tol.
0
0
0
Prim.
Sec.
0
%Z
Type
0
9. 2-Winding Transformer Grounding Input Data Grounding Transformer ID T1
Rating MVA 1.000
ETAP Workshop Notes
Conn.
Prim. kV
Sec. kV
Type
12.470
0.480
D/Y
Primary Type
kV
Secondary Amp
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Ohm
Type Solid
Page 39 of 122
kV
Amp
Star Exercise 1A
10. Branch Connections CKT/Branch
Connected Bus ID
ID
Type
% Impedance, Pos. Seq., 100 MVAb
From Bus
To Bus
R
X
Z
Y
T1
2W XFMR
Bus2
Bus3
97.86
566.61
575.00
Cable1
Cable
Bus1
Bus2
0.42
0.29
0.51
Power Grid Input Data % Positive Seq. Impedance
% Zero Seq. Impedance
10.1 Power GridConnected BusRating100 MVA BaseGrounding100 MVA Base ID
ID
U1
Bus1
Total Power Grids (= 1 )
MVASC
kV
200.000
12.470
X/R
R
12.00
4.15227
X
Type
49.82730
Wye - Solid
X/R 12.00
R0
X0
4.152270
49.82
200.000 MVA
11. Induction Machine Input Data Induction Machine ID
Rating (Base) Type
Mtr1
Motor
Positive Seq. Imp.
Grounding
Qty
kVA
kV
RPM
X"/R
%R
% X"
% X'
Conn.
1
87.70
0.460
3600
5.46
3.515
19.19
47.99
Wye
Type
Zero Seq. Imp Amp
Open
X/R
% R0
5.69
3.515
Total Connected Induction Machines ( = 1 ): 87.7 kVA
.
SHORT- CIRCUIT REPORT Fault at bus: Bus3 Prefault voltage = 0.480 kV
= 100.00 % of nominal bus kV ( 0.480 kV) = 100.00 % of base kV ( 0.480 kV) ositive & Zero Sequence Impedances
11.1 Contribution 3-Phase Fault Ground FaultLooking into "From Bus" From Bus ID
To Bus
%V
kA
ID
From Bus
Symm. rms
% Voltage at From Bus
Line-To-
kA Symm. rms
Va
Vb
Vc
Ia
3I0
% Impedance on 100 MVA base R1
X1
R0
X0
Bus3
Total
0.00
19.828
0.00
98.97
99.32
20.171
20.171
9.97E+001
5.98E+002
9.79E+001
5.67E
Bus2
Bus3
91.97
19.240
95.76
100.00
96.13
19.779
20.171 *
1.02E+002
6.17E+002
9.79E+001
5.67E
Mtr1
Bus3
104.35
0.589
104.35
104.35
104.35
0.392
0.000
3.68E+003
2.01E+004
# Indicates fault current contribution is from three-winding transformers * Indicates a zero sequence fault current contribution (3I0) from a grounded Delta- Y transformer
12.
Short-Circuit Summary Report
1/2 Cycle - 3-Phase, LG, LL, & LLG Fault Currents Prefault Voltage = 100 % of the Bus Nominal Voltage
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 40 of 122
Star Exercise 1A Bus *Line-to-Line-to-Ground ID Bus3 18.661
3-Phase Fault kV
Real
0.48 7.309
3.258 20.041
Line-to-Ground Fault
Imag.
Mag.
Real
-19.559
19.828
3.351
Line-to-Line Fault
Imag.
Mag.
Real
-19.891
20.171
16.929
Imag. 2.818
Mag.
Real
17.162
Imag.
Mag.
-
All fault currents are symmetrical momentary (1/2 Cycle network) values in rms kA * LLG fault current is the larger of the two faulted line currents
Contract:
OTI-12345678
Engineer: Inc.
SN:
Operation Technology, Revision:
Base Study Case: SC
Filename:
STAR_EXERCISE1A Normal
Config.:
This is an example to show the features of STAR program.
13.
Short-Circuit Summary Report
13.1 Bus Positive Sequence Imp. (ohm)Negative Sequence Imp. (ohm)Zero Sequence Imp. (ohm) ID
kV
Bus3 0.01325
13.1.1
0.480
Resistance
Reactance
Impedance
Resistance
Reactance
Impedance
Resistance
Reactance
0.00230
0.01379
0.01398
0.00230
0.01380
0.01399
0.00225
0.01305
Procedure
1. Open project STAR_Exercise1A 2. Create the One-line Diagram for the system 3. Input data for the elements shown below
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 41 of 122
Impedance
Star Exercise 1A
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 42 of 122
Star Exercise 1A
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 43 of 122
Star Exercise 1A
13.1.2
Phase CT
13.1.3
Ground CT
13.1.3.1
Overcurrent Relay
Select GE Multilin Relay 735/737. ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 44 of 122
Star Exercise 1A Note that the selected relay type has two input types: Phase and Ground
Phase Settings
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 45 of 122
Star Exercise 1A
Ground Settings
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 46 of 122
Star Exercise 1A 13.1.4
Cable
13.1.5
Fuse (AC)
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 47 of 122
Star Exercise 1A
13.1.6
2-W Transformer
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 48 of 122
Star Exercise 1A
13.1.7
Low Voltage Circuit Breaker (LVCB AC)
Circuit Breaker Rating:
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 49 of 122
Star Exercise 1A
ETAP Workshop Notes
©1996-2009 Operation Technology, Inc.
Page 50 of 122
Trip Device Phase Settings:
Trip Device Ground Settings:
13.1.8
Low Voltage Circuit Breaker (LVCB AC)
Circuit Breaker Rating:
Trip Device Settings
13.1.9
Induction Motor
Optional: Using motor acceleration plot from MS Study
-
Run Motor Acceleration with Mtr1 starting at 0.1 seconds. Name the output report as MTR1
-
Select Motor Acceleration Study (MTR1) curve
Pada sistem tersebut, dilakukan analisis Hubung Singkat untuk mengetahui arus kontribusi gangguan yang mungkin terjadi saat terjadinya gangguan hubung singkat. Pada Single Line Diagram ini, dilakukan analisis Gangguan hubung Singkat 3 fasa dengan menambahkan fault pada busbar utama. Karena analisis gangguan hubung singkat yang digunakan adalah gangguan 3 fasa, persamaan yang digunakan tidak menggunakan komponen simetris untuk menganalisis sistem tersebut. Penambahan fault dilakukan pada busbar 19 dan 20. Berikut penambahan fault dilakukan dengan menekan klik kanan pada bus kemudian memilih fault. Busbar yang terdapat fault akan berwarna merah. Seperti yang terlihat pada gambar berikut. Pada sistem tersebut, panjang cable9 diubah menjadi 30 km dan cable8 diubah menjadi 10 km. Dari gambar tersebut, terlihat nilai arus gangguan lebih kecil dari sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa besarnya arus gangguan tergantung pada panjang saluran. Hal ini karena besarnya impedansi saluran bergantung pada panjang kabel, jenis kabel, dan diameter kabel yang digunakan. Hal ini sesuai dengan persamaan.
Luas penampang cable8 diubah menjadi 120 mm2 dan Luas penampang cable9 diubah menjadi 120 mm2. Terlihat tidak ada perubahan pada arus gangguan. Hal ini karena perubahan luas penampang dari kabel hanya berada pada kisaran
mm2sehingga sangat kecil untuk berubah. Oleh karena itu, tidak ada perubahan yang signifikan pada analisis hubung singkat. Kemudian, dilakukan perubahan jenis kabel pada cable8 dan cable9 menjadi aluminium. Terlihat tidak ada perubahan pada arus gangguan yang diperoleh. Hal ini karena nilai hambatan jenis tidak terlalu besar perubahannya. Oleh karena itu, tidak terdapat perubahan yang signifikan pada analisis hubung singkat. Dari percobaan yang telah dilakukan, terlihat bahwa arus gangguan akan semakin besar ketika panjang saluran semakin kecil. Dan sebaliknya, arus gangguan akan semakin kecil ketika panjang saluran semakin besar. Arus gangguan terlihat tidak terpengaruh secara signifikan ketika ada perubahan jenis konduktor dan besarnya luas penampang konduktor. Hal ini karena perubahan jenis konduktor dan besarnya luas penampang hanya berpengaruh sangat kecil pada persamaan impedansi saluran. Dari percobaan tersebut, dapat diperoleh arus gangguan yang mungkin terjadi pada Sistem Tenaga Listrik sehingga dapat dilakukan perancangan proteksi yang tepat bagi sistem. Dengan perancangan proteksi yang tepat pada sistem, risiko akan rusaknya sistem dan komponen sistem dapat diminimalisasi. Oleh karena itu, Analisis Hubung Singkat sangat penting dalam menentukan sistem proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga Listrik untuk melindungi peralatan dari kerusakan akibat arus gangguan yang dihasilkan pada saat terjadi gangguan hubung singkat. Dari percobaan yang telah dilakukan, arus gangguan pada Sistem Tenaga Listrik dapat diperoleh besarnya dengan menggunakan Short-Circuit Analysis pada software ETAP. ETAP memudahkan engineer dalam melakukan Analisis Hubung Singkat. Dengan demikian, ETAP dapat digunakan untuk melakukan Analisis Hubung Singkat untuk menentukan sistem proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga Listrik. KESIMPULAN 1.
Persamaan umum Hubung Singkat adalah sebagai berikut.
2.
Besarnya arus gangguan hubung singkat bergantung pada impedansi saluran yang bergantung pada panjang saluran, jenis konduktor, dan luas penampang konduktor. Semakin panjang saluran, semakin kecil arus gangguan. Semakin besar hambatan jenis konduktor, semakin kecil arus gangguan. Dan semakin besar luas penampang konduktor,
semakin
besar
arus
gangguan.
3.
Perubahan jenis konduktor dan luas penampang konduktor tidak terlalu berpengaruh terhadap
4.
besarnya
arus
gangguan
karena
nilai
yang
sangat
kecil.
Analisis hubung singkat dapat digunakan untuk memperoleh besarnya arus gangguan hubung singkat sehingga dapat ditentukan proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga Listrik.
ETAP dapat digunakan untuk melakukan Analisis Aliran Daya, Analisis Hubung Singkat, dan Analisis Starting Motor pada Sistem Tenaga Listrik.
PERCOBAAN 4 14. DIGSILENT : PEMODELAN RELE JARAK 14.1
4. TUJUAN
14.1.1
1. Instal Software Digsilent pada komputer
Extract folder winrar part 1
Proses extract digsilent sedang berlangsung
Setelah extract folder sudah selesei selanjutnya proses install software, pilih powerfactoryWorkstation kemudian install > harlock
Proses install harlock ditampilkan sebagai berikut > next
Tunggu beberapa saat maka proses install harlock selesei > click finish.
Proses selanjutnya persetujuan license, centang “ I accept the terms in the license agreement” > click next.
Pilih bahasa sesuai dengan keinginan > click next.
Proses install sedang berlangsung.
Proses instal selesei > click finish.
Tutup installation packges > click close.
Langkah selanjutnya melakukan crack software, buka folder crack kemudian copy digadm.dll pada Local Disk (C) folder lokasi install digsilent pf141.3 yang sudah diinstal di atas.
Lokasi install software digsilent Powerfactory 141.3
Jalankan software digsilent, isikan nama sesuai keinginan dan password sesuai keinginan. Password yang yang dimasukan tersebut sebagai proteksi hasil kerja. Password ini digunakan untuk membuka kembali hasil kerja yang sudah dikerjakan > OK
Proses membuka lembar kerja sedang berlangsung.
Tampilan lembar kerja, software digsilent siap untuk dioperasikan.
14.2
2. Membuat Project Simulasi
Membuat file simulasi baru, yaitu dengan cara click file > new > project. Di tampilkan di bawah ini.
Berikut ditampilkan kotak dialog penamaan untuk project yang akan dikerjakan, > click OK.
Langkah selanjutnya penamaan lembar kerja pada project yang akan di kerjakan, sebagai berikut:
Berikut tampilan dari lembar kerja project digsilent.
Pada toolbar sebelah kanan click beberapa komponen yang akan digunakan sebagai simulasi, contohnya adalah busbar, kemudian pemberian nama pada busbar contohnya Busbar A.
Pada busbar A click 2x sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut, pada baris type click pada panah arah bawah pilih new project type.
Sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut, setting rating tegangan akan bisa ditentukan sesuai kebutuhan.
Hasil dari new project type diatas adalah sebagai berikut, selanjutnya dengan cara yang sama lakukan pada Zona dan Area.
Sehingga hasilnya ditampilkan pada kotak dialog sebagai berikut:
Dengan cara yang sama lakukan pada Busbar B, hubungkan Busbar A dan Busbar B dengan trasmision line sebagai berikut:
Click 2x pada line transmission line, sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut, selanjutnya melakukan penamaan pada transmission line dan pengisian parameter dengan cara click panah arah bawah baris type > New project type > Line type
Sehingga muncul kotak dialog sebagai berikut, langkah selanjutnya mengisi parameter transmission line sesuai dengan kondisi nyata lapangan, sebagai berikut:
Berikut hasil dari pengisian data parameter transmission line di atas:
14.3
3. Simulasi Rele proteksi
14.3.1
Memasukan CT
Click kanan pada PMT Busbar A > New Device > Current Transformer
Pengisian data parameter CT dengan cara click panah arah bawa baris type > New project type > isi data sesuai dengan kebutuhan.
Hasil pengisian data parameter pada CT adalah sebagai berikut:
14.3.2
Memasukan CVT
Click kanan pada PMT Busbar A > New Device > CVT
Pengisian data parameter CVT dengan cara click panah arah bawa baris type > New project type > isi data sesuai dengan kebutuhan:
Hasil pengisian data parameter pada CVT adalah sebagai berikut:
14.3.3
Memasukan Rele Proteksi
Click kanan pada PMT Busbar A > New Device > Relay Model
Untuk pemilihan jenis rele > click pada panah arah bawah baris relay type > select global type
Pilih merk dan jenis rele sesuai dengan kebutuhan simulasi > Click OK
Maka hasilnya akan seperti dibawah ini, kemudian langkah selanjutnya mensetting rele distance berdasarkan zona > Setting Zona 1 > Setting Zona 2+timer > Setting Zona 3+timer > Click OK
Berikut tampilan setting untuk Zona 1.
Berikut tampilan setting untuk Zona 2.
Berikut tampilan setting waktu untuk Zona 2.
Berikut tampilan setting untuk Zona 2.
Berikut tampilan setting waktu untuk Zona 3.
Langkah selanjutnya melakukan simulasi, dengan menentukan lokasi gangguan > User selection > Select
Gangguan misal terjadi pada penghantar ACSR GANNET, ditampilkan berikut ini: Click ACSR GANNET > Click OK
Ketik lokasi terjadinya gangguan: Relative > 50% (Gangguan terjadi pada 50% dari panjang saluran).
Kemudian Click Execute, maka hasilnya akan ditampilkan sebagai berikut.
Pada transmission line click kanan > Path > New > OK
Maka sistem transmisi akan berubah menjadi merah sebagai berikut:
Pada transmission line click kanan > Path > R-X Plot
Maka hasilnya akan muncul sebagai berikut, guna menganalisa gangguan berdasarkan zona. Lingkaran – lingkaran berikut ini merupakan zona proteksi dari rele distance.
Pada transmission line click kanan > Path > Time Distance Diagram Maka hasilnya akan tampak sebagai berikut:
Dengan cara di atas berikut di sajikan project yang lebih komplek, terdiri dari 3 GITET (Paiton, Kediri, Pedan) yag saling interkoneksi dan koordinasi.
Gangguan pada saluran arah Kediri - Paiton
Gangguan pada busbar Kediri : Klick user selection > Busbar Kediri > OK
Tampilan proteksi berdasarkan zona dengan 2 rele distance.
14.4
Tampilan time distance protection
Tampilan report pembacaan dari distance rele: Run project > Output calculation analysis > Execute > Vew output window