ANALISIS SITUASI KELOMPOK 8 DI DESA PEGAYUT KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR
LAPORAN PRAKTIKUM PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI WILAYAH LAHAN BASAH OLEH: 1. JEFANIA VALDA 2. DEVI AINI ANTONI 3. NANDA APRILIA UTAMI 4. AYU MAHARANI DEWI 5. JUNIDA PUTRABRATA 6. WELLY HIDAYATULLAH 7. ANNISA INDAHWARDANI
10011181621026 10011181621033 10011381621132 10011381621134 10011181621029 10011281621063 10011381621127
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA T.A 2018/2019
1
RINGKASAN PRAKTIKUM ABSTRAK Lahan basah memiliki peran penting dalam menjaga iklim global.Luas lahan basah di dunia diperkirakan lebih dari 8,5 juta km2 atau lebih dari 6% dari total luas permukaan bumi. Indonesia memiliki setidaknya 30,3 juta ha lahan basah yang tersebar di berbagai penjuru. Di daerah Ogan ilir terdapat lahan basah yang dimana 75% dari total wilayahnya adalah wilayah lahan basah. Daerah Ogan Ilir yang memilki wilayah yang hampir 70% wilayahnya adalah daerah lahan basah. Di desa Pegayut conyohnya yang dimana wilayahnya lahan basah. Daratan yang ada didesa tersebut setengahnya tergenang oleh air, dimana derajat kesehatan masih belum seutuhnya baik karena geografis daerah tersebut yang terletak dilahan basah. Perilaku warga pun masih belum sepenuhnya sadar akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah, kebutuhan, cara implementasi, dan mengevaluasi pemberdayaan masyarakat di Desa Pegayut. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara.Sampel penelitian masyarakat yang berada di desa pegayut. Dan masyarakat di Desa Pegayut memiliki kebiasaan membuang sampah di sungai, hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas yang mengambil sampah dari masyarakat yang berada di desa pegayut.dari hasil observasi, dilihat dari segi aspek analisa kesehatan , penyakit yang paling banyak terjadi disana yaitu penyakit ISPA, dan diare. Di desa pegayut , pada tahun 2016 dengan 1 kejadian angka kematian bayi dan ibu. Dan pada tahun selanjutnya desa tersebut tidak ada .
2
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ANALISIS SITUASI .......................................................................... 4 1.2 TUJUAN ANALISIS SITUASI...................................................................................................... 5 1.3 MANFAAT ANALISIS SITUASI ................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................13 3.1 GAMBARAN UMUM DESA YANG DIOBSERVASI ........................................................ 13 3.2 HASIL OBSERVASI .................................................................................................................... 15 3.2.1 ASPEK ANALISA KESEHATAN .................................................................................... 15 3.2.2 ASPEK ANALISA LINGKUNGAN ................................................................................. 16 3.2.3 ASPEK PERILAKU KESEHATAN ................................................................................. 18 3.2.4 ASPEK PROGRAM DAN YANKES ................................................................................ 20 3.2.5 ASPEK HERIDITAS DAN KEPENDUDUKAN............................................................... 26 3.3 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................42 LAMPIRAN ............................................................................................................................44
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan basah memiliki peran penting dalam menjaga iklim global. Jika iklim global menjadi terjaga oleh lahan gambut yang lestari, kenikmatannya akan dirasakan oleh manusia diseluruh dunia. Tetapi, tanpa disadari, pelestarian lahan basah, dibiayai oleh kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat di lahan basah. Luas lahan basah di dunia diperkirakan lebih dari 8,5 juta km2 atau lebih dari 6% dari total luas permukaan bumi. Indonesia memiliki setidaknya 30,3 juta ha lahan basah yang tersebar di berbagai penjuru. Di daerah Ogan ilir terdapat lahan basah yang dimana 75% dari total wilayahnya adalah wilayah lahan basah. Dengan memiliki lahan basah yang luas masyarakat memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian , perikanan serta hal yang bermanfaat lainya untuk menjadi mata pencarian mereka. Perjuangan masyarakat lahan basah untuk menjaga kelestarian lahan basah memiliki kontribusi yang luar biasa bagi kemaslahatan dunia dan kelangsungan hidup penghuninya. Oleh sebab itu, kita semua, masyarakat dunia, berkepentingan dan bergantung dalam bentuk yang berbeda terhadap kelestarian lahan basah. Jika masyarakat luas dapat menikmati hidup karena ekosistem lahan basah terjaga oleh petani yang miskin, berapakah yang sudah mereka kembalikan atau bayar dan insentif apa yang diterima oleh masyarakat jika mereka dapat menjaga lahan basah. Secara mikro, pemberdayaan masyarakat lahan basah memiliki dua pertimbangan. Pertama, karena kemiskinan dan ketidakberdayaan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat di lahan basah, seringkali menjadi penyebab ketidakpedulian mereka terhadap kualitas lingkungan. Kedua, upaya penyadaran dan penumbuhan motivasi untuk berpartisipasi dalam konservasi lahan terbukti sulit dilakukan apabila kebutuhan dasar masyarakat masih belum terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat di lahan basah harus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi
4
dan sumberdaya alam tanpa merusak lingkungan. Keterbatasan daya dukung ekonomi lahan basah dari sisi pertanian, harus menjadi tantangan dalam mencari solusi agar masyarakat memiliki pilihan sumber penghidupan yang layak dan ramah lingkungan. Dengan demikian, peningkatan kemampuan ekonomi juga harus disertai dengan peningkatan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan. Tanpa hal itu, peningkatan kondisi ekonomi justru dapat berbalik menjadi faktor perusak karena dapat menjadi modal bagi sebagian masyarakat yang tidak sadar untuk lebih banyak lagi melakukan kerusakan lingkungan.
B. Rumusan Masalah Daerah Sumatra Selatan memilki wilayah lahan basah terluas setelah kalimantan. Salah satunya adalah daerah Ogan Ilir yang memilki wilayah yang hampir 70% wilayahnya adalah daerah lahan basah. Di desa Pegayut conyohnya yang dimana wilayahnya lahan basah. Daratan yang ada didesa tersebut setengahnya tergenang oleh air, dimana derajat kesehatan masih belum seutuhnya baik karena geografis daerah tersebut yang terletak dilahan basah. Perilaku warga pun masih belum sepenuhnya sadar akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk kepada masyarakat yang ada didesa tersebut. Maka dari itu diperlukannya pemberdayaan agar masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan mereka.
C. Tujuan a. Tujuan Umum Menganalisis
pemberdayaan
masyarakat
di
Desa
Pegayut
Kabupaten Ogan Ilir. b. Tujuan Khusus 1. Untuk menganalisis masalah masyarakat di Desa pegayut. 2. Untuk menganalisis kebutuhan yang diperlukan masyarakat di Desa Pegayut untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.
5
3. Untuk mengimplementasikan pemberdayaan masyarakat di Desa Pegayut. 4. Untuk mengevaluasi pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Pegayut.
D. Manfaat a. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pemberdayaan masyarakat terutama pemberdayaan masyarakat di Desa Pegayut.
b. Bagi FKM Universitas Sriwijaya 1. Memberikan
gambaran
informasi
mengenai
pemberdayaan
masyarakat di Desa Pegayut. 2. Sebagai referensi informasi mengenai pemberdayaan masyarakat di Desa Pegayut.
c. Bagi Institusi Terkait 1. Memberikan
gambaran
informasi
mengenai
pemberdayaan
masyarakat di Desa Pegayut. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan dan strategi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Pegayut.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pemberdayaan Masyarakat
2.1.1
Definisi Pemberdayaan Masyarakat Definisi pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pendekatan untuk mengatasi persoalan kemiskinan, ketidakberdayaan, dan kerentanan masyarakat lemah. Secara konseptual, pemberdayaan dapat didefinisikan dalam banyak pengertian tergantung dari lingkup dan sudut pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut Priono dan Pranarka (1997), konsep pemberdayaan perlu disesuaikan dengan alam pikiran dan budaya Indonesia. Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan melalui pengalihan pengambilan keputusan kepada masyarakat agar mereka terbiasa dan mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya. Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat dapat dipersamakan dengan proses pengembangan masyarakat yang bertujuan memampukan masyarakat dalam mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan sendiri, serta memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya.
2.1.2
Prinsip – Prinsip Pemberdayaan Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program pemberdayaan, yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/ kemandirian,
dan
keberlanjutan
(Najiati
dkk,
2005:54).
Adapun
penjelasaanya seperti berikut : a. Kesetaraan
7
Adanya kesetaraan kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program pemberdayaan, baik laki-laki ataupun perempuan b. Partisipasi Di dalam program pemberdayaan adalah berpartisipasinya masyarakat atau keikutsertaan masyarakat dalm pemberdayaan tersebut. c. Keswadayaan/ kemandirian Menghargai dan mengedepankan masyarakat dari pada pihak lain. d. Berkelanjutan Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri.
2.1.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat Menurut Himat tahun 2006, Terdapat tiga strategi utama pemberdayaan masyarakat dalam praktik perubahan sosial, yaitu : a. Tradisional Strategi ii menyarankan agar masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan b. Directaction Strategi ini membutuhkan dominasi kepentingan yang dihormati oleh semua pihak yang terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi c. Transformatif Strategi ini menunjukan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri
2.1.4 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut (soekanto, 1987:63) :
8
a. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. b. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompokkelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. d. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu
masing-masing
kelompok
untuk
merumuskan
dan
menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya
pelaksanaan
program
pemberdayaan
masyarakat
peran
masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan. f. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
9
sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. g. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.
2.2
Analisis Situasi
2.2.1
Definisi Analisis Situasi Analisis situasi adalah proses untuk merumuskan kebutuhan atau permaslahan yang perlu segera diatasi oleh sutau kementerian/lembaga. Artinya analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data atau informasi yang ditempuh peneliti sebelum merancang dan merencanakan program.
2.2.2
Fungsi Analisis Situasi Fungsinya adalah sebagai panduan untuk semua kegiatan komunikasi. Komunikator menggunkan analisa situasi untuk mengamati, mengumpulkan, mengatur, dan menilai faktor – faktor yang relevan. Dengan kata lain, analisa faktor – faktor yang khusus berhubungan dengan pengembangan strategi komunikasi. Faktor-faktor tersebut mencangkup karakteristik khalayak, sumber daya yang tersedia dan lingkungan komunikasi.
2.2.3
Langkah-langkah Analisis Situasi Berikut langkah- langkah dalam menganilis situasi, yaitu :
10
1. Mengidentifikasi urusan yang menjadi tanggung jawab 2. Kenali komunikasi atau kelompok yang menjadi urusan 3. Identifikasi berbagai institusi atau kelembagaan terkait 4. Susun rencana untuk mendapatkan infirmasi 5. Lakukan pengumpulan data dan informasi 6. Identifikasi dan analisis permasalahan 7. Analisis sumber daya yang ada
2.3
Lahan Basah
2.3.1
Pengertian Lahan Basah Lahan basah adalah wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen ataupun musiman. Wilayah tersebut kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
2.3.2
Jenis Lahan Basah Lahan basah dibagi atas 2 jenis yaitu alami dan buatan a. Lahan basah alami Lahan basah yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia. Jenis – jenis lahan basah alami yaitu : 1. Rawa 2. Paya – paya 3. Hutan Gambut 4. Hutan Rawa Gambut 5. Hutan Bakau 6. Riparian
b. Lahan Basah buatan Lahan basah yang terbentuk dengan adanya campur tangan manusia, yaitu : 1. Sawah
11
2. Waduk 3. Kolam 4. Danau 5. Irigasi
2.3.3
Fungsi Lahan Basah Lahan basah mempunyai peran yang sangat penting bagi keseimabngan ekosistem. Fungsi-fungsi tersebut yaitu : 1. Pemasok Air Bersih 2. Menyaring air dari limbah berbahaya 3. Sumber pakan manusia 4. Pusat keanekaragaman hayati 5. Peredam bencana alam 6. Memerangi perubahan iklim 7. Sumber mata pencarian
12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Desa Pegayut 3.1.1 Batas-Batas Wilayah Secara geografis Desa Pegayut berbatasan wilayah dengan: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pipa Putih b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Harapan c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sungai Rasau d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ibul Tiga
3.1.2 Gambaran Observasi Fasilitas Umum Masyarakat a.
Jalan Desa Jalan Desa pegayut terdiri dari dua jenis yakni jalan yang menggunakan
aspal dan jalan yang masih menggunakan makadam sebagai pondasinya b.
Sarana Pendidikan Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap
pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung, ruangan belajar/kelas, alatalat atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah. Desa Pegayut memiliki 2 lembaga pendidikan yakni SD Negeri 5 Pemulutan dan SMK Negeri 1 Pemulutan. c.
Sarana Kesehatan Didalam setiap desa tentunya memiliki polindes atau puskesmas desa yang
menjadi pusat kesehatan masyarakat di dalam wilayah administrative desa pegayut terdapat satu pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas pegayut.
13
d.
Tempat Ibadah Masyarakat desa pegayut yang mayoritas beragama islam, Desa pegayut sendiri memiliki 1 masjid. Yakni Masjid jama’atul mukhlisin dengan luas 168m2 selain tempat ibadah, juga sebagai salah satu tempat pengajaran
tentang agama bagi masyarakat Desa Pegayut terutama pemuda dan putra putri Desa Pegayut. 3.1.3 Gambaran Observasi Lingkungan Masyarakat Desa Pegayut merupakan suatu desa yang berada di lahan basah, wilayah tersebut berada di sekitar rawa-rawa serta di aliri aliran anak Sungai Musi. Oleh karena itu, kondisi rumah yang dibuat oleh warga pun sebagian besar merupakan rumah panggung yang dianggap cocok terhadap kondisi lahan basah. Kondisi akses jalan di desa pegayut belum terfasilitasi aspal, melainkan masih berupa tanah. Dimana jalan tersebut akan berdebu ketika kemarau, dan menjadi lumpur ketika musim penghujan. Selain hal tersebut, desa pegayut memiliki beberapa perusahaan disekitar wilayahnya, dimana tempat tersebut pun menjadi mata pencaharian penduduk.
3.1.4 Gambaran Local Wisdom Desa Di Desa Pegayut memiliki kebiasaan yaitu masyarakat masih membuang sampah di sungai, hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas yang mengambil sampah dari masyarakat yang berada di desa pegayut.
14
3.2 Hasil Observasi a.
Aspek Analisa Kesehatan
Berisi tentang: 1.
Daftar 10 penyakit yang terjadi di daerah observasi (dari bidan desa dan
Puskesmas) No.
Nama Penyakit
Jumlah Kesakitan Tahun 2018
Periode
Bulan
Januari - September 1.
ISPA
1642
2.
Diare
870
3.
Penyakit Lainnya
722
4.
Gastritis
653
5.
Hipertensi
460
6.
Rematoid Athritis
262
7.
Penyakit Kulit
245
8.
Osteoahtritis
133
9.
TB Paru
123
10.
Asma
70
2.
Daftar program kesehatan unggulan di daerah observasi (dari bidan desa
dan Puskesmas) Adapun beberapa program kesehatan unggulan di desa pegayut antara lain: Posyandu yang dilakukan setiap tanggal 19 setiap bulan
15
Pemeriksaan rutin serta senam lansia setiap hari Kamis di Balai Desa 3.
Angka kematian ibu dan bayi (dalam 1 tahun terakhir)
Jumlah Kematian Bayi Pada tahun 2011 sampai dengan 2015, tidak ditemukan adanya
kematian bayi.Pada tahun 2016 terdapat 1 kematian bayi dan pada tahun 2017 terdapat kematian bayi.
Jumlah Kematian Balita Kematian balita adalah kematian yang terjadi pada anak sebelum usia 5
(lima) tahun. Untuk tahun 2011-2017 tidak ditemukan adanya kematian
balita
di wilayah UPTD puskesmas Pegayut. Adapun strategi yang akan diambil oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kesehatan adalah: -
Peningkatan dan pemerataan fasilitas kesehatan yang dilengkapi sama
pendukung serta peningkatan manajemen kesehatan. -
Pengurangan resiko terjadinya penyakit, kecelakaan dan dampak bencana
-
Peningkatan akses dan mutu masyarakat
Jumlah Kematian Ibu Jumlah kematian ibu adalah jumlah kematian perempuan saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilannya atau pengelolaanya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatauh dan lain sebagainya. Pada tahun 2011-2015 jumlah kematian ibu tidak ditemukan.Pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus kematian ibu.Sedangkan pada tahun 2017 tidak ditemukan kematian ibu.
b.
Aspek Analisa Lingkungan (disertai dokumentasi)
1.
Lingkungan Fisik
Letak geogarafis desa pegayut adalah rawa-rawa yang dimana karakteristiknya jika kemarau mereka mengalami kekeringan dan jika hujan mereka bisa
16
kebanjiran. Jika dilihat dari bentu rumah, masih banyak masyarakat yang bentuk rumahnya berbentuk rumah panggung dengan bahan kayu tetapi sudah banyak juga rumah warga yang sudah tidak berbentuk rumah panggung dengan bahan batu bata. Jalan yang ada didesa pegayut put masih menggunakan semen atau jalan cor bukan jalan aspal bahkan ada juga masih banyak jalan yang hanya tanah saja dimana jika musim kemarau tanah tersebut menjadi kering serta membuat debu yang tebal dan jika musim hujan jalan tersebut akan tergenang dengan air yang dapat mengakibatkan jalan licin. Sumber air dari desa ini adalah air sungai dan air sumur tetapi masyarakat tersebut lebih banyak memanfaatkan air sungai dalam memenuhi kebutuhannya.
2.
Lingkungan Biologik Lingkungan biologis di desa Pegayut yaitu: mempunyai tumbuhan padi
karena di daerah sekitar desa Pegayut ialah lahan persawahan. Keberadaan lahan sawah memiliki banyak fungsi, baik untuk kehidupan manusia maupun lingkungan. Fungsi lahan sawah bagi kehidupan manusia selain sebagai penghasil bahan pangan, juga merupakan salah satu sumber pendapatan, tempat bekerja, tempat rekreasi, tempat mencari ilmu, dan lain sebagainya. Fungsi lahan sawah bagi lingkungan dapat dilihat dari fungsi lahan sawah sebagai tempat hidup berbagai tumbuhan, tempat berkembang biak berbagai organisme hidup seperti cacing, berbagai serangga, burung, belut, ular, dan organisme lainnya, berperan dalam mencegah terjadinya banjir, erosi, maupun tanah tanah longsor. Meskipun
17
demikian, jika tidak dikelola dengan baik, lahan sawah juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara akibat penggunaan bahan kimia dan mekanisasi pertanian. Karena di desa Pegayut sangat di dominasi dengan rawa-rawa masyarakat sekitar desa tersebut suka memancing ikan. Ikan yang dihasilkan biasanya di konsumsi oleh masyarakat sekitar. 3.
Lingkungan Sosial (Persepsi masy.thdmasalah kesehatan termasuk
kepercayaan/tradisi) Kehidupan sosial di desa pegayut, kehidupannya masih sedikit tradisional. Warga desa Pegayut mempunyai hubungan yang baik antar warga. Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar system kekeluargaan. Mata pencaharian masyarakat desa Pegayut sebagian besar ialah bertani. Kekuasaan/ pemegang kekuasaan di desa Pegayut dipegang oleh Kepala Desa. Masyarakat di desa Pegayut tersebut rata-rata hanya tamatan SD (sekolah dasar). Rata-rata jumlah masyarakat terbanyak di desa Pegayut ialah masyarakat di kelompok umur 15-59 dan dominan masyarakat berjenis kelamin laki-laki yang paling banyak di desa tersebut. Keadaan rumah tangga masyarakat desa tersebut berjumlah 547 Kepala Keluarga yang terbagi di 8 RT (Rukun Tetangga) di desa Pegayut tersebut. Sarana pelayanan kesehatan di desa tersebut hanya memiliki Puskesmas/Pustu untuk seluruh masyarakat desa Pegayut.
c.
Aspek Perilaku Kesehatan
Persentase Rumah Tangga ber-PHBS Persentase rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pegayut pada tahun 2011 adalah sebesar 21,9% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 16%. Pada tahun 2013 cakupan ini menjadi 38%. Tahun 2014 menjadi 45% dan 2015 menjadi 45%. Pada tahun 2017 persentasenya turun menjadi 18,2% (764 rumah tangga ber-PHBS dari 22.987 rumah tangga).
Persentase Rumah Sehat
18
Definisi rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan. Pada tahun 2011, persentase rumah sehat di wilayah UPTD Puskesmas Pegayut yaitu sebesar 12% sedangkan pada tahun 2012 persentase ini naik menjadi 21,9%. Di tahun 2013 , persentase rumah sehat naik kembali menjadi 27,31%, Tahun 2014 persentase rumah sehat menjadi 31,02% dan tahun 2015 sebesar 42%. Pada tahun 2017 persentase rumah sehat turun menjadi 6,65%.
Persentase Sarana Air Bersih Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pegayut, persentase keluarga menurut
jenis sarana air bersih yanng digunakan yaitu : tahun 2013-2015 PAH sebesar 0%. SPT sebesar 0%, SGL sebesar 0% dan sarana sumur bor sebesar 50% tahun 2013,2014 sebesar 60%. Pada tahun 2017 sebanyak 76 penduduk menggunakan SGL,SPT sebanyak 77 penduduk, sumur bor sebanyak 90 penduduk.
Sumber Air Menurut Bapak Kepala Desa Pegayut bahwa sumber air yang digunakan
masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci baju menggunakan air sungai yang berda di desa tersebut. Tetapi masyarakat di desa tersebut tidak menggunakan air sungai tersebut untuk dikonsumsi, mereka lebih memilih menggunakan air galon untuk mereka konsumsi sehari-hari. Maka dari itu kepala desa membuat suatu program yaitu PAM SIMAS untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh air dan tidak usah untuk pergi ke sungai lagi.
Persentase Sarana Sanitasi Dasar Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Pegayut pada tahun 2017 meliputi keluarga yang memiliki jamban sehat sebesar 56%, keluarga yang memiliki tempat sampah sehat sebesar 41% dan keluarga yang memiliki SPAL sehat sebesar 36%.
Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat Pada tahun 2017, persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM) sehat diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pegayut meliputi industri rumah tangga sebesar 92,47% atau terdapat 93 industri rumah tangga yang sehat dari 93 industri rumah tangga yang ada, pengelolaan makanan jajanan
19
terdapat 70 lokmajan yang sehat dari lokmajan yang ada, dan DAMIU terdapat 9 DAM.
Pembuangan Sampah Menurut penuturan dari kepala desa beliau mengatakan bahwa masyarakat
disana membuang sampah dengan cara dibakar atau di buang kesungai sebab masyarakat disana tidak ada petugas yang mengambil sampah-sampah dari masyarakat didesa tersebut sehingga masyarakat lebih memilih membakar atau membuangnya ke sungai.
Pelayanan Kesehatan Menurut penuturan dari kepala desa beliau mengatakan bahwa masyarakat
didesa tersebut sangat memanfaatkan dengan adanya puskesmas di daerah tersebut. Sudah hampir seluruh masyarakat yang tinggal di
daerah tersebut
memanfaatkan yankes disana. Puskesmas di desa tersebut pun mempunyai program bagi masyarakat yaitu melakukan posyandu disetiap tanggal 19 dan melakukan pemeriksaan rutin serta senam bagi lansia pada setiap hari kamis yang dilakukan di balai desa yang tempatnya tepat dibelakang puskesmas desa pegayut. Puskesmas pegayut buka pada pukul 8 pagi sampai 2 siang saja. Jika masyarakat yang sakit bukan pada jam kerja maka masyarakat bisa pergi ke bidan yang berada di desa tersebut. Di desa tersebut memiliki 2 bidan desa yang menetap tinggal di desa tersebut sehingga jika ada masyarakat yang sakit bisa langsung bisa ditangani.
Kebiasaan Pergi Ke Puskesmas Ketika Melahirkan Menurut penuturan dari kepala desa beliau mengatakan bahwa masyarakat
didesa tersebut semua masyarakat pergi melahirkan ke puskesmas atau ke bidan yang berada didesa tersebut. Dan apabila diluar jam kerja Puskemas, masyarakat biasanya melahirkan di bidan desa, dimana bidan desa sendiri merupakan tenaga kesehatan di Puskemas Pegayut yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
20
d.
Aspek Program dan Yankes
Jabarkan hasil analisis situasi terkait program kesehatan rutin dan non rutin oleh bidan Desa/Pustu/Polindes dan Puskesmas setempat
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan rawat jalan merupakan pelayanan kesehatan perorangan
yang meliputi observasi, diagnoisi, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal diruang rawat inap pada sarana kesehatan. Jumlah kunjuungan rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja (UPTD) puskesmas pegayut tahun 2011 adalah 5735 terdiri dari akses 131 kunjungan puskesmas 663 kunjungan, jamsoskes 3771 kunjungan dan umum 136 kunjugan tahun 2012 adalah 6170 terdiri dari 108 kunjungan askes 185 kunjunagn umum 4031 kunjungan jamsoskes dan 943 kunjungan jamkesmas tahun 2013 jumlah kunjunagn 8827 terdiri dari 85 kunjunagn ASKES, 319 kunjungan jamsoskes. 1114 kunjungan umum dan 3119 kunjungan jamkesmas. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan rawat jalan di UPTD puskesmas pegayut 7226 terdiri dari 129 kunjungan askes, 1017 kunjungan umum, 3771 kunjungan jamsoskes dan 2312 kunjungan jamkesmas, tahun 2015 jumlah kunjungan 7707 terdiri dari 365 BPJS, 3010 kunjungan jamsoskes dan 1002 kunjunagn pasien umum. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan jamsoskes sebanyak 309 k8njungan, kunjungan KIS sebanayk 2425 kunjungan pasiem umum sebanayk 655 kunjungan.
Sumber Daya Kesehatan Berbagai upaya telah dilakukan oleh puskesmas Pegayut dalam
meningkatkan derajatkesehatan masayarakat. Begitupun dengann sumber daya manusianya. Adapun sumber daya manusia tenaga kesehatan yang ada dipuskesmas pegayut sebagai berikut: 1. Dokter Terdiri dari 2 dokter umum (2 PNS) (1 orang izin belajar dan 1 orang PTT) serta 1 orang dokter gigi PNS
21
2. Perawat Perawat terdiri dari 8 orang PNS yang terdiri dari 1 orang S1 (1 SKP, 1 S.Kep dan 1 Ners 5 orang diploma III dan 4 orang TKS 3. Bidan SDM bidan di pegayut ada 11 bidan desa yang terdiri dari(6 PNS,1 PTT, 3 PPT daerah, 1 PTT provinsi) sedangkan bidan yang ada di puskesmas pegayut ada 24 (12 PNS dan 12 TKS) 4. Kesehatan Masyarakat Terdiri dari 1 orang PNS (fungsional admiistrasi kesehatan, 4 orang fungsional penyuluh kesehatan, dan 1 orang PNS epidemiologi, tenaga kesehatan masyarakat TKS sebanyak 2 orang) 5. Gizi dan Kesehatan Lingkungan Tenaga gizi ada 3 orang PNS sedangkan tenaga kesehatan lingkungan ada 2 orang 6. Teknis Gigi Dan Teknis Farmasian Teknik gigi mulut ada 4 orang terdiri dari 2 orang PNS dan Diploma 3 dan 2 orang PNS asisten tenaga kesehatan (SPRG). Teknisi farmasi ada 3 orang PNS dan 1 orang asisten TKS
Sarana dan Prasarana
No
Sarana Yang Jumlah Sara Yang Jumlah Dibutuhkan
1
Bed
Ada Sekarang
Periksa 2
Kekurangan Ket
Yang Di Tambah 2
-
pasien 2
Bantal pasien
3
4
-
3
screem
1
2
-
4
Timbangan + -
1
-
22
tinggi badan 5
Lemari obat/ 1
1
-
1
Meja
lemari besi 6
Meja dorong
-
untuk
meletakan alat partus 7
Selimut
-
4
-
8
Food model
-
1set
Program gizi
9
Filling
4
2
-
1
5
Untukbidan,
cabinet 4 laci/ rakarsip 10
Sepeda motor
sub
kesling
dan petugasgizi
Bangunan puskesmas tediri dari: 1.
Ruang kepala puskesmas
2.
Ruang loker
3.
Ruang tata usaha
4.
Ruang gizi dan kesling
5.
Ruang apotik
6.
Ruang promkes dan surveilans
7.
Ruang bendahara
8.
Ruang poli gigi
9.
Ruang obat
10.
Ruang penyakit menular TB
11.
Ruang Klinik
12.
Ruang klinik poli umum / konsul dokter
13.
Ruang laboratorium
23
14.
Ruang imunisasi
15.
Ruang KIA
Dilengkapai dengan: 1.
Kamar mandi (KUPTD) dan staff
2.
Kamar mandi dokter
3.
Kamar mandi pasien
4.
Ruang tunggu pasien
5.
Ruang informasi dan rujukan
6.
Toga
7.
Tempat parker
8.
Bak pembuangan sampah
Sarana Fisik Penunjang: 1.
Mobil puskesmas keliling
: 1 unit
2.
Puskesdes
: 7 buah
3.
Sepeda motor
: 2 unit
4.
Tempatpembakaran
: 1 buah
5.
Popa air
: 2 buah
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin Pada tahun 2012, cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan
masyarakat miskin di wilayahpuskesmas UPTD pegayut sebanyak 663 kunjungantahun 2012 sebanyak 943 kunjugan dan jumlah. Peserta JAMKESMAS yang berobat pada tahun 2013 cakupan ini meningkat menjadi sebanyak 3819 kunjungan masyarakat miskind ari 9841 jumlah peserta jam kesmas sedangkan pada tahun 2015 terdapat 3010 kunjungan tahun 2017 terdapat 3090 kunjungan
Jumlah Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan Pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menannamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
24
saja sadar dan mengerti tetapi juga mau dan bisa menjalalankan anjuran yang ada kaitannya dengan kesehatan Di UPTD puskesmas pegayut kegiatan penyuluhan kesehatan pada tahun 2011 telah dilakukan sebanyak 10 kali kegiatan tahun 2012 kegiatan kegiatan penyuluhan kelompokdilakukan sebanyak 20 kali penyuluhan , sedangkan pada tahun 2013 UPTD Puskesmas pegayut melaksanakaan 114 kali kegiatan, tahun 2014 (190) kali kegiatan , tahun 2015(204) kali kegiatan penyuluhan kelompok yang terdiir dari penyuluhan promkes, program KIA dan KB tahun 2016 sebnayak 10 kalikegiatan dan pada tahun 2017 sebanyak 185 kali kegiatan.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Pada tahun 2011 cakupan kunjungan k-1 sebesar 95,7%, pada tahun 2012 sebesar 86,9% sedangkan tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 97,6% akan tetapi pada tahn 2014 cakupan ini turun sedikit menjadi 97,2% , tahun 2015 sebesar 95,6% dan pada tahun 2016 sebesar 96,7% sedangkan pada tahun 2017 meningkat menjadi 100%.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Cakupan kunjungan ibu hamil k-4 pada tahun 2011 sebesar 91,7% , pada tahun 2012 menurun menjadi 82% sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 94% dan pada tahun 2014 naik sedikit menjadi 94,6% tahun 2015 sedikit mengalami penurunan menjadi 92,4% sedangkan tahun 2016 dan 2017 mengalami kenaikan 95% dan 100%.
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2011 sebesar92% tahun 2012 sebesar 84,8% sedangkan pada tahun 2013 cakupan ini meningkat menjadi 94,9% dan pada tahun 2014 cakupan ini mengalami sedikit penurunan menjadi 94,6% . tahun 2015 menurun menjadi 91,5% sedangkan pada tahun 2016 naik menjadi 93,8% dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan sehingga menjadi 100%.
Cakupan Pelayanan Nifas
25
Pada tahun 2011 persentase ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 92% sedangkan pada tahun 2012 menurun menjadi 78,5%. Angka ini naik menjadi 92,9% pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 caukpan ini meningkat menjadi 93,9% dan sedikit menurun menjadi 91,5% pada tahun 2015. Tahun 2016 dan tahun 2017 naik menjadi 93,6% dan 100%.
Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Tahun
TT1
TT2
2011
95,7%
91,7%
2012
86,9%
82%
2013
97,6%
94%
2014
97,2%
94,6%
2015
92,4%
95,6%
2016
62,1%
103,2%
2017
90,8%
94,2%
e.
Aspek Hereditas & kependudukan
1.
Identifikasi Wilayah Pemberdayaan Masyarakat No Desa 1
Pegayut
Luas
Wilayah Keadaan
Kepadatan
(km2)
Wilayah
Penduduk
360 hektar
Keadaan
±3079
wilayah desa
di
pegayut
ada rawa-rawa, ada
aliran
sungai
musi
sungai,
ada
industri pabrik pertanian tetapi
lebih
didominasi oleh
rawa-
26
rawa. desa
Pada pegayut
kebanyakan rumah
masih
berbentuk rumah panggung yang dibawahnya rawa. Disekitar perumahan tersebut masih memiliki jalan yang
berdebu
dan
apabila
hujan menjadi tanah liat.
2.
Gambaran Wilayah Administrasi Jumlah RT
Jumlah Rumah Keadaan Tangga
Wilayah
547
RT.01
didominasi oleh
aliran
sungai musi
Desa Pegayut 8
RT.02
Daratan
RT.03
didominasi oleh
rawa-
rawa
27
RT.04
Daratan
RT.05
didominasi oleh
rawa-
rawa
RT.06
didominasi Oleh
aliran
sungai musi
RT.07
Daratan
RT. 08
didominasi oleh
rawa-
rawa
3.
Jumlah Penduduk ∑ Penduduk Desa Pegayut
2016
2017
±2973
4.
2018
±3014
± 3079
Jumlah Rumah Tangga ∑ Rumah Tangga Desa Pegayut
5.
2016
2017
2018
510
528
547
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No. Desa Pegayut
Laki-laki
Perempuan
1
1631
1418
547
28
6. No
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kecamatan/Desa
1.
Desa Pegayut
7.
Jumlah
Kelompok
Jenis Kelamin
Penduduk
Umur
Laki-Laki Perempuan
3079 jiwa
0-4 tahun
76
88
5-9 tahun
82
84
10-14 tahun
98
88
15-19 tahun
65
74
20-24 tahun
104
139
25-29 tahun
136
123
30-34 tahun
127
125
35- 39 tahun
159
174
40-44 tahun
168
199
45-49 tahun
125
184
50-54 tahun
193
201
55-59 tahun
88
16
60-64 tahun
23
36
65-69 tahun
19
35
70-74 tahun
20
20
75+
6
4
Potensi Alam
29
Wilayah Darat Positif
Wilayah Perairan Negatif
1.
Positif
1.
Lahan buang 1. Rawa
1.
Persawahan
sampah
2.
Perkebunan
2.
Tanah
berdebu
8.
Negatif Lahan
buang sampah
2. Aliran Sungai Musi
2. Penyediaan air
Pemanfaatan Potensi Daerah Dalam Kegiatan Ekonomi
No. Desa Pegayut
1
Bidang
Kegiatan Bobot
Ekonomi
(%)
Bidang Pertanian
81%
2
Bidang Perkebunan
3
Bidang Peternakan
4
Bidang Perikanan
3,4%
5
Bidang Pedagang
2,1%
6
Bidang Perindustrian
7
Pertambangan
8
Pariwisata
9
Lainnya
12,5%
30
9. Mata Pencaharian Penduduk Desa
Jumlah Penduduk dengan mata pencarian utama di bidang
Pegayut
Tidak
Pertanian Perikanan Bangunan Pedagang Lainnya
Bekerja 485
(......) 871
201
64
183
10. Presentasi Penduduk Berdasarkan Tingkat Sekolah yang Ditamatkan (Tidak Pernah Sekolah, Tidak Tamat SD, Tamat Sd, Tamat SMP, Tamat SMA, Tamat Diploma/Perguruan Tinggi)
No.
Tingkat pendidikan yang % Penduduk di tamatkan
2016
2017
2018
1.
Tidak Pernah Sekolah
13,87%
8,3%
5,08%
2.
Tidak Tamat SD
0%
0%
0%
3.
SD
40,1%
43,7%
44,9%
4.
SMP
23,3%
23,9%
24,05%
5.
SMA
22,7%
23,6%
24,9%
6.
Perguruan Tinggi
0,03%
0,5%
0,8%
Total
100%
11. Presentasi Penduduk Yang Bisa Baca Tulis % Penduduk No. Desa Pegayut
12.
2016
2017
2018
73%
85%
95%
Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa
Pegayut
Pelayanan kesehatan
% Penduduk 2017
2018
31
13.
Puskesmas
83,3%
93.8%
Klinik
-
-
Dikter praktek
-
-
UKBM
12,4%
10%
Dukun
-
-
Diobati sendiri
1%
-
Sumber Informasi Yang Digunakan Bobot Media Informasi Yang Digunakan
Desa Pegayu
cetak
elektronik
tradision
internet
al
t
Luar
Pamera
La
ruanga
n
inn
n 10%
72%
-
15%
-
ya -
3 %
3) 1.
Pembahasan Identifikasi Wilayah Pemberdayaan Masyarakat Pengenalan kondisi desa atau kelurahan oleh KPM/kader kesehatan,
lembaga kemasyarakatan, dan perangkat desa atau kelurahan dilakukan dengan mengkaji data profil desa atau profil kelurahan yang menggambarkan kriteria desa sehingga dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan urutan prioritas penanganannya, mengetahui potensi yang dimiliki oleh desa/kelurahan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, mengetahui UKBM apa saja yang ada yang harus diaktifkan kembali/dibentuk dalam rangka mengatasi masalah yang ada, dan dapat diketahui bantuan/dukungan seperti apa yang diperlukan.(Kemenkes, 2010) Berdasarkan hasil dari observasi kami desa pegayut berada di lingkungan lahan basah. Luas wilayah desa pengayut 360 hektar. Keadaan wilayah di desa pegaut ada rawa-rawa, ada aliran sungai musi, ada industri pertanian tetapi lebih didominasi oleh rawa-rawa. Pada desa pegayut kebanyakan rumah masih berbentuk rumah panggung yang dibawahnya rawa. Disekitar perumahan tersebut
32
masih memiliki jalan yang berdebu dan apabila hujan menjadi tanah liat Dan memiliki kepadatan penduduk sebesar 3079 jiwa. 2.
Gambaran Wilayah Administrasi Gambaranwilayah/kondisi desa atau kelurahan oleh KPM/kader kesehatan,
lembaga kemasyarakatan, dan perangkat desa atau kelurahan dilakukan dengan mengkaji data profil desa atau profil kelurahan yang menggambarkan kriteria desa sehingga dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan urutan prioritas penanganannya, mengetahui potensi yang dimiliki oleh desa/kelurahan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, mengetahui UKBM apa saja yang ada yang harus diaktifkan kembali/dibentuk dalam rangka mengatasi masalah yang ada, dan dapat diketahui bantuan/dukungan seperti apa yang diperlukan (Kemenkes, 2010). Berdasarkan hasil dari observasi data primer kami pada delapan RT yang ada didesa pegayut memiliki jumlah rumah tangga 547. Pada RT 01 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh aliran sungai musi, sedangkan RT 02 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh daratan. Pada RT 03 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh rawa-rawa, selanjutnya RT 04 mempunyai keadaan wilayah didominasi oleh daratan. Pada RT 05 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh rawa-rawa, sedangkan RT 06 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh aliran sungai musi. Pada RT 07 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh daratan, sedangkan RT 08 mempunyai keadaan wilayah yang didominasi oleh rawa-rawa. Dari delapan RT yang ada didesa pegayut yang lebih banyak mendominasi adalah rawa-rawa. 3.
Jumlah Penduduk Yulmardi,dkk. (2010) menjelaskan bahwa indikator tingkat pertumbuhan
penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan demikian, fasilitas pelayanan dalam aspek tata ruang, kualitas dan jumlahnya berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat ini ditentukan oleh derajat penyediaan fasilitas pelayanan yang tersedia, yang pada gilirannya akan mendorong aktivitas ekonomi. Dalam buku Marhaeni (2014) menjelaskan
33
jumlah penduduk berguna untuk penyediaan data dalam membuat perencanaan kebutuhan penduduk seperti kebutuhan untuk penduduk usia sekolah, maupun penduduk usia kerja serta penyelesaian masalah kesehatan. Berdasarkan hasil dari observasi kami jumlah penduduk pada tahun 2016 sekitar 2973 jiwa, sedangkan pada tahun 2017 mengalami pertubuhan sebesar 41 jiwa menjadi 3014 jiwa. Pada tahun 2018 jumlah penduduk kembali mengalami pertumbuhan sebesar 65 jiwa menjadi 3097 jiwa. 4.
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Dalam UU 5/74 Kecamatan merupakan perangkat wilayah dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi. Sedangkan Kecamatan menurut UU 32/2004 adalah perangkat daerah. Oleh karena itu Kecamatan menerima sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah. Disamping itu Kecamatan adalah sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum. Jadi menurut data yang kami dapatkan pada saat observasi ke Desa Pegayut, menunjukan bahwa Jumlah Rumah Tangga di desa Pegayut pada tahun 2018 berjumlah 547 KK yang terbagi di 8 RT di Desa Pegayut tersebut. 5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 3079 jumlah penduduk di Desa Pegayut menunjukan bahwa pembagian kelompok umur di desa tersebut, kelompok usia muda (0-15 tahun) sebanyak 516, kemudian kelompok usia produktif (15-59) sebanyak 2.400, lalu kemudian kelompok usia tua (>60) sebanyak 163 pada tahun 2018.
6.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dalam buku Marhaeni (2014) menjelaskan bahwakomposisi penduduk
menurut kelompok umur sangat penting diketahui pada masa yang akan datang karena berkaitan erat dengan kesempatan kerja yang harus dapat disediakan dan kondisi pengangguran yang mungkin terjadi. Dengan demikian, pendataan penduduk berdasarkan kelompok umur sangat penting untuk dilakukan agar perencanaan pembangunan di berbagai bidang dapat dilakukan dengan baik.
34
Dari 3079 jumlah penduduk di Desa Pegayut menunjukan bahwa pembagian kelompok umur di desa tersebut di dominasi oleh kelompok umur produktif yaitu periode umur 20 – 54 tahun. 7.
Potensi Alam Dalam Widalatika (2014) mengatakan bahwa sumber daya alam (SDA)
atau potensi alam adalah segala sesuatu yang ada di dalam alam dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan manusia. Karena semua kekayaan bumi baik biotik maupun abiotik dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia yang disebut sumber daya alam (SDA). Kehidupan manusia di bumi ditunjang oleh tersedianya sumber daya alam. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang paling canggih sekalipun, manusia tetap akan tergantung pada SDA. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa di Desa Pegayut memiliki beberapa potensi pada wilayah daratan maupun perairan. Pada wilayah darat, terdapat potensi persawahan dan perkebunan yang menjadi potensi positif, dimana persawahan menjadi sumber utama mata pencaharian penduduk daerah tersebut, dilanjutkan dengan masyarakat yang memanfaatkan perkebunan sebagai sumber perdagangan daerah tersebut. Selain potensi positif, wilayah daratan pun menimbulkan potensi negative, contohnya lahan desa yang masih di dominasi dengan tanah, yang menyebabkan daerah pemukiman di Desa Pegayut menjadi berdebu dan menjadi salah satu faktor terjadinya angkat kesakitan ISPA. Tak hanya wilayah darat, terdapat pula wilayah perairan yang menjadi potensi positif seperti rawa dan aliran sungai musi yang dapat dimanfaat kan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Akan tetapi wilayah perairan lebih dominan memberikan potensi negative, akibat adanya aliran sungai musi dan rawa mejadikan masyarakat menjadikan wilayah tersebut sebagai tempat pembuangan sampah, masyarakat memiliki persepsi bahwa sampah tersebut akan ikut pada aliran sungai tersebut sehingga akan hilang dengan sendirinya. Selain itu, wilayah perairan pun dijadikan sebagai sumber air oleh masyarakat sekitar, dan menjadi faktor terjadinya penyakit diare di daerah tersebut. 8.
Pemanfaatan Potensi Daerah Dalam Kegiatan Ekonomi
35
Menurut Widalatika (2014),kehidupan manusia di bumi ditunjang oleh tersedianya sumber daya alam. Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang paling canggih sekalipun, manusia tetap akan tergantung pada SDA.Karena semua kekayaan bumi baik biotik maupun abiotik dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia yang disebut sumber daya alam (SDA). Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa penduduk Desa Pegayut memanfaatkan bidang persawahan sebagai pemanfaatan ekonomi sebesar 81%, mendominasi dikarenakan mata pencaharian utama penduduk daerah tersebut ialah bersawah. Disusul oleh bidang perikanan sebesar 3,4% dan bidang pertanian yang hanya digunakan 2,1%, masyarakat menjual hasil perkebunan mereka ataupun menjadi pedagang makanan siap saji di daerah tersebut, dikarenakan terdapat perusahaan di daerah Desa Pegayut. 12,5% lainnya ialah masyarakat menjadi buruh para perusahaan maupun menjadi kuli bangunan di daerah tersebut. 9.
Mata Pencaharian penduduk Pendapatan dan sumber mata pencaharian merupakan aspek penting dalam
kehidupan rumah tangga karena pendapatan menentukan kemampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga yang berasal dari kepala keluarga maupun anggota rumah tangga. Guna memperoleh pendapatan, rumah tangga mengirimkan anggota rumah tangganya untuk bekerja dalam berbagai sumber mata pencaharian. Menurut Prambudi (2010)mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. ( Ngandi, 2011) Bidang pertanian dan perikanan mendominasi matah pencaharian penduduk di daerah Desa Pegayut sebanyak 871 orang memanfaatkan bidang tersebut. Dilanjutkan dengan tingginya angka pengangguran di desa tersebut sebesar 485 orang, serta 201 masyarakat menjadi kuli bangunan, 64 masyarakat menjadi pedagang dan 183 masyarakat berada pada bidang lainnya.
36
10.
Presentasi Penduduk Berdasarkan Tingkat Sekolah yang Ditamatkan
(Tidak Pernah Sekolah, Tidak Tamat SD, Tamat Sd, Tamat SMP, Tamat SMA, Tamat Diploma/Perguruan Tinggi) Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam Rini (2013) mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan sosialisasi anak, menumbuhkan kemampuan sesuai dengan perkembangannya, mengenalkan lingkungan kepada anak, serta menanamkan disiplin, karena secara tidak langsung dapat menanamkan atau mentransfer nilai-nilai moral dan nilai sosial kepada anak. Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri atas interaksi pribasi terkait bersama dalam suatu hubungan organik. Tingat pendidikan pun di bagi atas TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil observasi di desa pegayut persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 5,08% penduduk yang tidak pernah sekolah, sebesar 0% yang tidak tamat SD, sebesar 44,9% yang tamat SD, sebesar 24,05% yang tamat SMP, sebesar 24,9% yang tamat SMA, dan sebesar 0,8% yang tamat perguruan tinggi pada tahun 2018 dari 3052 penduduk. 11.
Presentasi Penduduk Yang Bisa Baca Tulis Menurut Ayu (2013) Bentuk kegiatan pengembangan untuk anak usia dini
adalah mengembangkan kemampuan bahasa yakni kemampuan baca-tulis permulaan.Manfaat kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis, bernalar, pemahaman teknologi visual) meningkatkan pemahaman anatara yang satu dengan yang lain Yuliati (2008). Melek aksara atau baca tulis adalah kemampuan membaca menulis yang juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan bahasa dan memnggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan,
37
mengungkapkannya dengan bentuk tulisan dan berbicara. Berdasarkan hasil observasi di desa pegayut persentase penduduk yang bisa baca tulis meningkat setiap tahunnya, sekitar 73% penduduk bisa baca tulis ditahun 2016, meningkat menjadi 85% di tahun 2017, dan meningkat lagi menjadi 95% pada tahun 2018. 12.
Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok
atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian di masyarakat terutama di negara yang sedang berkembang sangat bervariasi, diantaranya ada 5 pilihan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi mengenai tindakan pada saat mengalami gangguan kesehatan (sakit), yaitu: tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa (no action), tindakan mengobati sendiri (self- treatment), mencari pengobatan ke fasilitas - fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), mencari pengobatan dengan membeli obat - obat ke warung warung obat (chemist shop) dan sejenisnya, termasuk ke tukang - tukang jamu, serta mencari pengobatan ke fasilitas - fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga - lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit (Notoatmodjo, 2007). Dalam Musadad, dkk. (1997) menyebutkan bahwa perilaku pencarian pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor besar, yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor need. Pencarian pelayanan kesehatan ditentukan oleh kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan ini merupakan keputusan pertama untuk menentukan tingkah laku seseorang untuk berobat atau tidak. Pelayanan kesehatan merupakan pelaksanaan pemeliharaan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat secara optimal. Dari data yang tersaji di tabel tersebut menunjukkan bahawa sebanyak 83,3% penduduk desa pegayut mencari pelayanan kesehatan ke Puskesmas, pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan menjadi 93,8% pada tahun 2018, sisanya sebanyak 12,4% ke UKBM pada tahun 2017 dan meurun menjadi 10% pada tahun 2018, sisanya sebanyak 1% diobati sendiri pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 pengobatan sendiri diperkirakan sudah tidak dipakai lagi oleh masyarakt
38
Tinggi angka kunjungan masyarakat kepuskesmas pegayut dipengaruhi oleh beberapa alasan yakni
karena puskesmas pegayut merupakan rujukan
pertama dan satu-satunya bagi masyarakat ppegayut sudah tercover oleh BPJS Kesehatan dan Jaminan kesehaatan nasional (JKN-KIS), hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah kepesertaan jaminan asuransi kesehatan nasional, selain itu juga ketersediaan tenaga kesehatan sepeti bidan
hanya tersedia dipuskesmas
pegayut. 13.
Sumber Informasi Yang Digunakan Dalam Meidina (2017) menyebutkan bahwa melalui informasi, seseorang
dapat memenuhi suatu tugas atau pekerjaan, mengetahui tentang kehidupan sosial, dan menambah wawasan atau ilmu pengetahuan. Informasi dapat kita peroleh dari berbagai media mulai dari media cetak seperti koran dan majalah atau media elektronik seperti televisi dan media sosial.Informasi sangat berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman yang memudahkan semua orang dapat mengakses informasi secara mudah, murah, serta cepat. Sumber informasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh seseorang sehingga mengetahui tentang hal yang baru, dan mempunyai ciri; dapat dilihat, dibaca dan dipelajari, diteliti, dikaji dan dianalisis, dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan, dan ditransformasikan kepada orang lain. Dari total semua penduduk didesa pegayut sebanyak 72% memperoleh informasi dari media elektronik seperti televisi dan radio. Kemudia 15% dari internet yakni akses smartphone, setalah itu 10% dari media cetak seperti pamphlet dan spanduk, dan 3% dari penduduk mendapat informasi dari media lainnya. 14. Program Kesehatan Unggulan
Program kesehatan unggulan merupakan suatu program yang menjadi titik fokus atau program yang sedang menjadi trend di suatu daerah. Program kesehatan unggulan biasanya diukur dengan antusias warga yang ikut berkontribusi pada kegiatan tersebut. Masyarakat Desa Pegayut berkerjasama dengan Puskesmas Pegayut memiliki 2 program kesehatan unggulan, yaitu
39
Posyandu dan pemeriksaan rutin serta senam lansia. Kegiatan posyandu dilakukan setiap tanggal 19 setiap bulannya, dimana kegiatan ini menarik perhatian warga terutama ibu-ibu guna memeriksakan kesehatan anaknya serta memberi imunisasi. Posyandu sendiri dilakukan di Kantor Desa Pegayut, hal tersebut mempermudah akses tenaga kesehatan dimana Puskesmas Pegayut berlokasi bersebrangan dengan tempat tersebut. Akan tetapi kegiatan Posyandu ini masih memiliki berbagai kekurangan, seperti kurang nya ruang tunggu yang belum tersedia, kurang nya sistem informasi sehingga para petugas yang memanggil pasien dengan berteriak dan tidak kondusif. Adapun program selain itu, yakni pemeriksaan rutin serta senam lansia yang dilakukan setiap hari Kamis di Balai Desa. Kegiatan ini pun menarik antusias warga dikarenakan pemeriksaan rutin yang dilakukan tidak dipungut biaya. Antusias warga timbul karena mereka percaya terhadap kinerja tenaga kesehatan Puskesmas Pegayut, seiring dengan aktif nya tenaga kesehatan untuk melakukan upaya dari promotif hingga rehabilitatif pada warga sekitar.
40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil observasi kami di desa pegayut bahwa masyarakat disana sudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sudah baik. Di wilayah desa pegayut masih tinggi angka kejadian penyakit ISPA sebesar 1642. Sebagian besar masyarakat disana bekerja sebagai petani. Sumber air di desa pegayut masih menggunakan air sungai dan air summur. Masyarakat disana memiliki kebiasaan membuang sampah di sungai, hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas yang mengambil sampah dari masyarakat yang berada di desa pegayut. 4.1.2 Saran Berdasarkan hasil serta pembahasan diatas, adapula beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain: 1. Pembuatan tempat pembuangan sementara (TPS) Desa Pegayut serta adanya koordinasi antara Kepala Desa Pegayut dengan Dinas Kebersihan Kabupaten Ogan Ilir untuk mengangkut secara rutin sampah yang telah terkumpul. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi kebiasaan dan faktor masyarakat membuang sampah ke aliran sungai. 2. Adanya alur posyandu yang sistematis, sehingga pelaksaan posyandu dapat berlangsung secara kondusif. Serta, adanya penambahan fasilitas di posyandu seperti ruang tunggu dengan jumlah kursi yang memadai, microphone guna memanggil pasien. 3. Upaya memperbaiki fasilitas jalan yaitu dengan upaya pengaspalan jalan di Desa Pegayut. Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi dengan Dinas Kabupaten Ogan Ilir ataupun pengumpulan dana sukarela oleh masyarakat sekitar.
41
DAFTAR PUSTAKA Ayu, Ni Gusti. 2013. Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis Permulaan Melalui Penggunaan Media Wayang Abjad Kontekstual. Jurnal Pendidikan Usia Dini, vol. 7, pp. 201-220. Hikmat, Harry. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Marhaeni, dkk. 2014. Proyeksi Penduduk Kota Denpasar 2015-2020. Denpasar: Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar. Meidiana, Riska. 2017. Pemanfaatan Sumber Informasi Oleh Pemustaka Di Perpustakaan Hukum Daniel,S.Lev. (Skripsi). Jurusan Ilmu Kepustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta. Musadad, D. Anwar, dkk. 1997. Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya. Media Litbangkes, vol. 7, PP. 37-46 Najiati, Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor: Wetlands
International.
Najiyati,S. , Agus Asmana dan I Nyoman N.Suryadiputra. 2005. Pemberdayaan Masyarakat
di Lahan Gambut. Bogor:Wetlands International
Prambudi, Imam. 2010. Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rini, Yuli Sectio. 2013. Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan Proses. Jurusan Pendidikan Seni Tari, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Soekanto, Soerjono. 1987. Sosial Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali press. Suharto, Edi. 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat. Bandung: Refika Aditama.
42
Supadi,dkk. (2004). Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan dan Kaitannya dengan Tingkat Kemiskinan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Widalatika, Vladina Nur. 2014. Pengembangan Media Visual Kirigami Pop Up dengan Materi Potensi dan Sabaran Sumber Daya Alam Indonesia untuk Pembelajaran IPS di SMP Kelas VII. (Skripsi). Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
43
LAMPIRAN 1. SURAT IZIN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus Unsri Indralaya Jalan Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan Telepon. (0711) 580068 Faximile. (0711) 580089 Website : http://www.fkmunsri.ac.id email :
[email protected]
Nomor
: 3196/UN9.1.10/LL/2018
Perihal
: Observasi dan Pengambilan Data
24 September 2018
Yth. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpo) Kabupaten Ogan Ilir di Tempat
Sehubungan dengan tugas mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Lahan Basah mahasiswa Program S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya dengan dosen Penanggung jawab mata kuliah Ibu Fenny Etrawati,S.KM., M.KM, maka dengan ini disampaikan bahwa mahasiswa (nama mahasiswa terlampir), bermaksud melakukan Observasi dan pengambilan data di wilayah kerja Bapak/Ibu (data terlampir) pada :
Tanggal
: 25 September s/d 5 Oktober 2018
Pukul
: 08.30 WIB s.d Selesai
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak/Ibu tidak berkeberatan untuk memberikan izin kepada mahasiswa yang bersangkutan.
44
Segala bahandan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata-mata untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Demikianlah, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Dekan,
Iwan Stia Budi, S.KM., M.Kes. NIP. 197712062003121003
Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Ogan Ilir 2. Camat Kecamatan Pemulutan 3. Wakil Dekan Bidang Akademik FKM 4. Ketua Jurusan S1 IKM FKM 5. Kaprodi S1 IKM FKM 6. Kabag. Tata Usaha FKM
45
46
47
2. ABSENSI KEHADIRAN NO NAMA
NIM
KEHADIRAN
1
JEFANIA VALDA
10011181621026
HADIR
2
JUNIDA PUTRABRATA
100111816210
HADIR
3
DEVI AINI ANTONI
10011181621033
HADIR
4
WELLY HIDAYATULLAH
100112816210
HADIR
5
ANNISA INDAHWARDANI
10011381621127
HADIR
6
NANDA APRILIA UTAMI
10011381621132
HADIR
7
AYU MAHARANI DEWI
10011381621134
HADIR
3. DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1. KedaansekitarDesaPegayut
48
Gambar 2. Foto Bersama Bapak Kepala Desa Pegayut
Gambar 3. Kegiatan Rutin Posyandu Desa Pegayut
49
50