Buah_biji[1].docx

  • Uploaded by: Melissa Holden
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buah_biji[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,746
  • Pages: 45
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR FARMASI PERCOBAAN ANATOMI BUAH BIJI

OLEH: KELOMPOK

: I (SATU)

KELAS

: FARMASI A

ASISTEN

: ABDILLAH DOLLANGENG, S. Farm.

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SAMATA-GOWA 2017-2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Buah-buahan merupakan salah satu sumber pangan yang potensial dan banyak mengandung zat-zat terutama vitamin. Buah-buahan juga mengandung mineral dan pada buah-buahan tertentujuga menghasilkan banyak energi.buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Pertumbuhan sempurna dari bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali dengan peristiwa penyerbukan yakni perpindahan serbuk sari ke kepala putik (Hidayat, 1995; 157). Dinding buah yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikap. Perikap ini sering berkembang lebih jauh sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih yan dibagian luarnya disebut eksokarp, bagian dalamnya disebut endocarp, dan bagian tengahnya disebut mesokarp (Campbell, 1999; 142) Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji yang masing-masing mengandung sel telur yang nantinya akan berproses membentuk buah. Ada buah yang semu dan ada buah yang sejati. Biji memiliki bagian inti biji (Nucleus seminis), tali pusar (Foenikulus), dan kulit biji (Spermadermis). Pada inti biji terdapat lembaga (Embrio) dan memiliki tiga bagian yaitu radikula, kotiledon, dan plumula. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui lebih dalam struktur anatomi yang menyusun buah dan biji.

B. Maksud dan tujuan 1.

Maksud percobaan Maksud percobaan ini adalah untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang

menyusun bagian buah dan biji pada tumbuhan. 2.

Tujuan percobaan Tujuan praktikum ini adalah untuk memberikan kemampuan kepada

mahasiswa dalam mengenali dan mengamati anatomi pada tumbuhan berupa buah dan biji. C. Prinsip percobaan Penentuan anatomi buah dan biji dimana sampel buah yaitu Apel (Phyrus malus), Buncis (Phaseolus vulgaris), cabai (Capsicum frustecens),

Padi (Orysa

sativa), Pinang (Areca cathecu) dan sampel biji yaitu Buncis (Phaseolus vulgaris),Jagung(Zea mays), Kacang Hijau (Vigna radiata), Mangga (Mangifera indica) dan Padi (Oryza sativa) diiris setipis mungkin dan diletakkan diobjek glass kemudian preparat tersebut ditetesi floroglusin, HCL 25%, kloralhidrat atau IKI kemudian ditutup dengan deg glass lalu diamati sel-selnya dibawah mikroskop.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori umum Buah merupakan salah satu sumber pangan yang potensial dan banyak mengandung zat gizi terutama vitamin. Selain sebagai sumber vitamin. Buah-buahan juga mengandung mineral dan pada jenih buah-buahan tertentu juga menghasilkan cukup banyak energi. Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji . pertumbuhan sempurna dari bakal buah setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji iu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan yakni perpindahan serbuk sari dari kepala sari kekepala putik (Hidayat, 1995; 157). Dinding buah yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga dikenal sebagai perikarp diantara ni sering berkembang lebih jauh. Sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih yang dibagian luar disebut dinding luar eksokarp (eksokarpium) atau epikarpium yang didalam disebut dinding dalam atau endocarp (endokarpium), serta lapisan tengah disebut dinding tengah atau mesokarp (mesokarpium) (Cimball, 1999; 142). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovarium) yang masingmasing mengandung sel telur yang selanjutnya nanti akan berproses hingga membentuk buah. Jika bisa melihat buah berbagai jenis tumbuhan akan terlihat bahwa diantaranya tumbuhan yang buahnya dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus yang disebut dengan buah sejati ganda atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang

buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah semu. Pada kondisi tertentu yang memungkinkan biji untuk tumbuh biji akan mengakhiri masa dormansinya dan melalui perkecambahan (Nugroho, 2006; 119). Bakal biji akan tumbuh dan berkembang menjadi biji. Didalm bakal biji terdapat embrio zigot dan endosperma. Didalam bakal biji ziot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan ganda menghasilkan zigot dan endosperm. Setelah terjadi pembuahan ganda bakal biji akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji. Pertumbuhan pada tumbuhan spermatophyta atau berbiji diawali dari biji. Biji memiliki tiga bagian inti biji (Nucleus seminis) pada inti biji terdapat lembaga (embrio). Embrio memiliki tiga bagian penting yaitu akar lembaga aau calon akar, daun lembaga (kotiledon) dan pucuk lembaga (plamula). Kulit biji terdiri dari lapisan luar (kesta) yang kuat dan lapisan dalam yang berupa selaput tipis sering disebut kulit ari(Sutrian, 1995; 161). Buah adalah pertumbuhan sempurna dalam bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovarium) yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yaitu berpindahnya serbuk sari dari kepala sari kekepala putik. Setelah serbuk sari melekat dikepala putik serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi bulu serbuk sari yang berisi sperma. Bulu ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, dimana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam biji, membentuk zigot yang bersifat haploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami yakni persatuan inti sel keduanya (Kartasopoetra, 1991; 163).

Kulit buah ada dua lapis dan ada yang tiga lapis. Kulit buah yang terdiri dari 2 lapis meliputi eksokarpium dan endokarpium sedangkan yang tiga lapis yaitu eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium. Endokarpium berbatasan dengan kulit biji. Eksokarpium umumnya satu lapis sel, sedangkan endokarpium dapat satu lapis sel atau lebih. Buah tertentu memiliki endokarpium yang terdiri dari satu sel baru. Pada sebagian buah khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota atau benang sari), bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dan buah, maka buah itu disebut buah semu, baik buah sejati yang merupakan perkembangan dari bakal buah (Hidayat, 2005; 170). Struktur anatomi buah pada umunya buah berkembang dari bagian alat kelamin betina (putik yang disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang mengandung bakal yang lengkap tersusun dari biji. Daging buah dan kulit buah, kulit buah yang masih mudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yaitu epikarp, mesokarp dan endocarp. Fungsi buah diantaranya sebagai cadangan makanan, sebagai alat perkembangbiakkan untuk memenuhi kebutuhan dan sebagai pelindung biji (Hidayat, 1995; 150). Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji da didalamnya mengandung calon tumbuhan baru yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah penyerbukan atau persarian yang akan terjadi yang diikuti oleh pembuahan. Biji (Bahasa latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang lebih masak. Dari sudut pandang evolusi. Biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi

sehingga dapat bertahan lama pada kondisi kurang untuk pertumbuhan (Fahn, 1989; 138). Biji merupakan bagian tumbuhan yang terbentuk dari hasil pembuahan (fertilisasi) yang terletak didalam bakal buah. Didalam bakal buah terdapat bakal biji. Didalam bakal biji yang terdapat embrio merupakan perbedaan dari biji monokotil dan dikotil. Dimana biji monokotil (berkeping satu) terdapat endosperma dan makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari endosperma, sedangkan biji dikotil (berkeping dua) tidak terdapat endosperma, makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari Cotyledoneae (sutrian, 2004; 150). B. Uraian Sampel 1. Sampel anatomi buah a.

Apel (Pyrus malus) (sutriana,2013; 13) 1) Klasifikasi Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae Class

: Dicotyledoneae

Sub Class : Dialypetalae Ordo

: Rosales

Famili

: Rosacee

Genus

: Pyrus

Spesies

: Pyrus malus

2) Morfologi

Buah apel (Phyrus malus) merupakan buah sejati, berdasrkan jenisnya apel tergolong buah sejati tunggal. Bagian-bagian buah yang terdiri dari eksokarpium, endokarpium, biji buah, tangkai buah dan daging buah. Kulit luar apel tipis dan berwarna merah, daging buah berair (Tjitrosoepomo, 1995; 218-232). b.

Buncis (Phaseolus vulgaris) (suriana, 2013; 27) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae

Genus

: phaseolus

Spesies

: Phaseolus vulgaris

2) Morfologi Buah pada tanaman buncis disebut polong. Bentuk polong pada tanaman buncis adalah pipih lebar yang ukuran panjangnya 20 cm. bulat lurus dan pendek berukuran 12 cm. susunan pada polong bersegmen dengan jumlah biji pada setiap polong sekitar 5-14 biji. Ukuran dan warnanya berbeda-beda sesuai dengan atau tergantung dari verietasnya. Ada yang memiliki warna hijau muda, hijau tua dan hingga kuning ketika masih berumur muda, berwarna cokelat atau kuning saat umur sudah tua (Tjitrosoepomo, 1985; 275-289).

c.

Cabai (Capsicum frustecens) (Tjitrosoepomo, 2013; 18)

1) Klasifikasi Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Sub Clas

: Sympetalae

Ordo

: Solanales

Family

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies : Capsicum frustecens 2) Morfologi Buah cabai dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing atau berbentuk kerucut, Ukuran buah bervariasi (Tjitrososepomo, 2013; 18-19). d.

Padi (Oryza sativa) ( Tjitrosoepomo, 2013; 410) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: monocotyledoneae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza sativa

2) Morfologi

Termasuk buah sejati tunggal kering yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.lapisan kulit dalam (tegmen) yang tipis seperti selaput dan juga dinamakan kulit ari. Tergolong buah padi (caryopsis) karena buahnya berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji (Tjitrosoepomo, 1985; 218-242). e.

Pinang (Areca cathecu) (Tjitrososepomo, 2013; 460) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Clas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Arecales

Famili

: Arecaceae

Genus

: Areca

Spesies

: Areca cathecu

2) Morfologi Termasuk buah kering berukuran sepanjang 5cm, kalau masak warnanya orange, dengan kulit berserabut dan berbiji tunggal. Biji buah pinang warnanya kecoklatan dan coklat kemerahan, bentuknya berlekuk-lekuk (Tjitrosoepomo, 1985; 218-242).

2. Sampel anatomi biji

a.

Jagung (Zea mays) (Tjitrosoepomo, 2013; 440) 1) Klasifikasi Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays

2) Morfologi Biji berkeping satu (monocotiledon), perkecambahan epigeal. Dalam biji jagung, ada bagian luar (pericarp) bagian dalam (endosperm) serta bagian tengah atau embrio. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. (Tjitrosoepomo, 1985; 243-249) b.

Mangga (Mangifera indica) (Tjitrosoepomo, 2013; 31-34) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Anacardiales

Genus

: Mangifera

Spesies

: Mangifera indica

2) Morfologi Biji pada tanaman mangga adalah berkeping dua (dikotiledon). Warna biji mangga berwarna putih keabu-abuan dan juga ada yang berwarna putih keabu-abuan. Bij tersebut digunakan untuk penanaman (Tjitrosoepomo, 1985; 243-249). c.

Kacang Hijau (Vigna radiata L) (Tjitrosoepomo, 2013; 298) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Sapindales

Famili

: leguminaceae

Genus

: Vigna

Spesies

: Vigna radiata L.

2) Morfologi Tanaman kacang hijau

memiliki kacang lebih kecil dibandingg kacang

lainnnya. Warna kacang hijau kebanyakan berwarna hijau atau hijau mengkilat, dan ada juga yang berwarna kuning, coklat dan hitam (Tjitrososepomo, 1985; 243-249). d.

Padi (Oryza sativa) (Tjirosoepomo, 2013; 210) 1) Klasifikasi Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Monocotyledoneae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Oryza

Species

: Oryza sativa

2) Morfologi Biji sebagian besar ditempati olehh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yng terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma. Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga (Tjitrosoepomo, 1985; 243-249). e.

Buncis (Phaseolus vulgaris) (Tjitrososepomo, 2013; 104) 1) Klasifikasi Regnum

: plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus vulgaris

2) Morfologi

Polong buncis ada yang berbentuk pipih lebar dengan ukuran panjang kurang lebih 20cm., bulat lurus dan pendek. Susunan polong bersegmen dengan jumlah biji perpolong kira-kira 5 sampai 14 biji. Ukuran dan warna dari polong bermacam-macam tergantung pada varietasnya (Tjitrosoepomo, 1985; 243-249). C. Uraian Bahan 1. Alkohol (direjen POM, 1979; 65) Nama Resmi

: AETHANOLUM

Nama Latin

: etanol

Nama Lain

: Alkohol , Etanol, Alkohol Absolut, Etil Alkohol dan Alkohol Murni

Rumus Struktur

: CH3-CH2-OH

Rumus Molekul

:

Berat Molekul

: 0,811 – 0,813

Pemerian

: Tidak berwarna, jernih , mudah menguap, dan berbau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan

: larut dalam air

Kegunaan

: mensterilkan objek glass dan deg glass

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

2. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979; 53)

Nama Resmi

: ACIDUM HIDROCHORIDUM

Nama lain

: Asam Klorida, Asam Garam, HCl, Klorona, Hyrogen Chloride

Rumus Molekul

: HCl

Rumus Struktur

: H-Cl

Berat Molekul

: 36,5

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, Berasa dan bau merangsang jika diencerkan dua bagian air, asap dan bau hilang.

Kegunaan

: Sebagai zat tumbuhan

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup

Kelarutan

: larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.

3. Floroglusin (Dirjen POM, 1979; 110) Nama resmi

: TRIHIDROS

Nama lain

: Fluroglusin, phloroglucinol, phloroglucine, 1,3,5trihydroxy benzene, floroglucin.

Rumus molekul

: C6H3(OH)3

Rumus struktur

:

OH

OH

OH Berat molekul

: 126,111 g/mol

Pemerian

: Hablur/ serbuk hablur, putih atau kekuningan

Kelarutan

: Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan dalam ether

Kegunaan

: untuk memperjelaskan susunan berkas pengangkut

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup

4. Kloralhidrat (Dirjen POM, 1979; 142) Nama resmi

:CHLORALHIDRATE

Nama lain

:Kloralhidrat, chloras hydras, chloral hydrate, chloralhydrat, C2H3Cl3O2

Berat molekul

: 165,40

Rumus molekul

: C2H3Cl3O2

Rumus struktur

: Cl

Pemerian

Cl

OH

C

C

Cl

OH

H

: Hablur transparan, tidak meleleh basah, tidak berwarna, bau tajam dan khas. Rasa kaostik, dan agak pahit, melebur pada suhu 550 dan perlahan lahan menguap.

Kelrutan

: sangat mudah larut dalam air dan dalam minyal zaitun, mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform p dan dalam eter.

Penyimpanan

: dalam wadah tetutup rapat terlindung dari cahaya ditempat yang sejuk

Kegunaan

: untuk menjernihkan preparat

5. IKI (Iodium Kalium Iodida) a.

Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979; 330) Nama resmi

: KALII IODIDUM

Nama lain

: Kalium Iodida, KI, Potassium Iodida, Knolida, SSKI, Thhyrosafe.

Berat molekul

: 166, 0

Rumus struktur

: K-I

Pemerian

: hablur heksahedral, transpara atau tidak berwarna, opak atau putih, atau serbuk butiran putih, higroskopik.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, laruta dalam etanol (95%) p. Mudah larut dalam Gliserol P.

Penyimpanan

: wadah tertutup baik.

Kegunaan

: mendeteksi butiran amilum pada preparat.

b.

Iodium (Dirjen POM, 1979; 316) Nama resmi

: IODIUM

Nama lain

: Iodium, Iodine, Yodium, Iodin, Iodes.

Berat molekuk

: 126,921

Rumus molekul

:I

Pemerian

: keping atau butir, berat, mengkilap

Kelarutan

: larutan dalam 3500 bagian air, 13 bagian etanol, 80 bagian gliserol P dan 4 bagian karbodisulfide.

Kegunaan

: sebagai zat tambahan, mendeteksi butir amilum

Peyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat.

BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang diperlukan dalam melakukan percobaan anatomi buah dan biji antara lain: deg glass, empulur ketela pohon, kamera(Nikon®), lampu spiritus, mikroskop (Drawell®), objek glass, pipet tetes (Iwaki®), pinset, dan silet (Gillete®). 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum adalah apel (Pyrus malus fructus), buncis (Phaseolus vulgaris fructus), buncis (Phaseolus vulgaris semen), cabai (Capsicum vescents fructus), floroglusin, HCL 25%, IKI, jagung (Zea mays semen), kacang hijau (Vigana radiata semen) , kloralhidrat, mangga (Mangifera indica fructus), mangga (Mangifera indica semen), padi (Oryza sativa) , pinang (Arecha cathecu). B. Prosedur Kerja 1. Buah a. Apel (Phyrus malus) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Dipotong melintang buah apel pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass

6) Diamati dengan mikroskop b.

Cabai (Capsicum vescents) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Disayat melintang buah cabai dengan silet pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass 6) Diamati dengan mikroskop

c.

Buncis (Phaseolus vulgaris) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Disayat melintang buah buncis pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass 6) Diamati dengan mikroskop

d.

Padi (Oryza sativa) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Disayat melintang buah padi pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass

6) Diamati dengan mikroskop e.

Pinang (Arecha cathecu) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Disayat melintang buah padi pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass 6) Diamati dengan mikroskop

f.

Mangga (Mangifera indica) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Dipotong melintang buah apel pada lapisan eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass 6) Diamati dengan mikroskop 2. Biji

a)

Jagung (Oryza sativa) 1) Disiapkan dan dibersihkan alat danbahan 2) Dipotong melintang bijijagung 3) Diletakkan diatas objek glass 4) Diteteskan dengan larutan IKI, di fiksasi dengan spiritus 5) Ditutup dengan deg glass

6) Diamati dengan mikroskop b) Kacang hijau (Vigana radiata) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipotong melintang biji kacang hijau 3) Diamati bagian anatominya 4) Ditentukan bagian-bagiannya 5) Diambil gambar pengamatan c)

Mangga (Mangifera indica) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipotong melintang biji mangga 3) Diamati bagian anatominya 4) Ditentukan bagian-bagiannya 5) Diambil gambar pengamatan

d) Buncis (Phaseolus vulgaris) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipotong melintang biji buncis 3) Diamati bagian anatominya 4) Ditentukan bagian-bagiannya 5) Diambil gambar pengamatan e)

Padi (Oryza sativa) 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipotong melintang biji padi 3) Diamati bagian anatominya 4) Ditentukan bagian-bagiannya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan 1. Tabel pengamatan anatomi buah No

Gambar pengamatan

1

Apel ( Pyrus malus )

Gambar Literatur

Keterangan 1.

Butir amilum

1.

Jaringan

1

Eksocarpium

1 Mesocarpium 1

skelerenkim 2.

Berkas pengangkut

3.

Butir-butir amilum

4. 4

3

2

1

4

3

2

Dinding sel

Endocarpium

1.

endokarpium

1.

lapisan eksokapium

1.

lapisan endokarpium dinding sel

1 2

Padi ( Oryza sativa ) Eksocarpium

1 Endocarpium

2.

1

2

3.

Pinang ( Arecha cathecu) Eksokarpium

1

2

Meskokarpium

1. 2.

eksokarpium jaringan skelerenkim

1.

mesokarpium

1.

endokarpium

1. 2.

kloroplas dinding sel

1

Endokarpium

1 4

Cabai ( Capsicum annum ) Eksokarpium

1

2

Mesokarpium

1

1. 2.

dinding sel pigemen

1.

sel-sel laposan endokarpium

1.

lapisan endokarpium

2

Endokarpium

1 5

Buncis ( Phaseolus vulgaris) Eksokarpium

1

Mesokarpium

1.

mesokarpium

1.

endokarpium

1 Endokarpium

1

2. Tabel pengamatan anatomi biji No

Gambar pengamatan

1

Jagung ( Zea mays ) Melintang

Gambar Literatur

5

Keterangan

1.

Kulit biji

2.

Endosperma

3

3.

Embryo

2

4.

Kotiledon

1

5.

Butir amilum

1.

Dinding sel

2.

Butir butir amilum

3.

endosperm

1.

kulit

4

Membujur

3

2 2

1

Mangga ( Mangifera indica)

1

buah/eksokarpium 2.

2

daging buah/ mesokarpium

3

3.

kulit biji/testa

4

4.

radikula

5.

kotiledon

6.

kulit biji/ testa

5

6

3

4

Padi (Oryza sativa)

1 1. 2.

kotiledone kulit bji

1.

plumula

2.

epikotil

3.

hipokotil

4.

radikula

5.

kotitedon

6.

kulit biji

Buncis (Phaseolus vulgaris )

1

6

2

3 3 1 5 4 6 4

5

B. Pembahasan Buah jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuatan. Maka batas buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat didalam buah akan tumbuh menjadi biji. Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri (Tjitrosoepomo, 2010; 218). Biji (semen) setelah terjadi penyerbukan yang diikuti pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah dan bakal biji tumbuh menjadi buah. Bagian tumbuhan biji (spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakkan yang utama karena biji ini mengandung calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkanya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar kelain tempat (Tjitrosoepomo, 2013; 220). Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, dan kulit buah yang berlekatan dengan kulit buah, sedangkan kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pada bijinya. Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak biji, dan jika masuk dapat pecah menjadi beberapa bagian buah atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (Tjitrosoepomo, 2012; 226-227). Buah sejati tunggal yang berdaging buah yang termasuk golongan ini umumnya tidak pecah jika sudah masak, walaupun ada pula yang jika telah masak kemudian pecah, misalnya buah pala. Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati (Tjitrosoepomo, 2012; 234).

Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu dikotil memiliki sistem akar tunggang. Sedangkan monokotil memiliki sistem akar serabut. Dikotil memiliki bentuk sumsum atau pada tulang daun menyirip atau menjari, sedangkan monokotil memiliki bentuk melengkung atau sejajar. Diokotil tidak memiliki tudung akar (calyptra) sedangkan monokotil memiliki tidak terdapat kambium. Dikotil memiliki jumlah kelopak umumnya kelipatan empat atau lima, sedangkan monokotil memiliki batang

lembaga/kaleoptil

dan

akar

lembaga

(koreorhiza).

Dikotil

bisa

tumbuhberkembang menjadi membesar, sedangkan monokotil tidak bisa tumbuh berekembang menjadi membesar (Tjitrosoepomo, 2013; 335). Alasan perlakuan terhadap sampel, sampel dipotong melintang agar dapat memudahkan para praktikan dalam mengamati struktur-struktur anatomi buah dan biji, sampel dipotong setipis mungkin agar lebih mudah diamati dibawah struktur buah dan bijinya sangat besar sehingga tidak memungkinkan diiris setipis mungkin. Alasan penambahan bahan (reagen) iodium dala air (IKI) agar mendeteksi butiran amilum yang terdapat pada dalam preparat. Dapat digunakan pula sebagai zat warna untuk inti sel, flagella dan silia. Adanya amilum pada bahan ditandai dengan warna ungu kehitaman. Alasan penambahan bahan kloralhidrat untuk menjernihkan preparat. Larutan ini dapat melarutkan butir amilum sehingga jangan digunakan untuk pengamatan butir amilum, serat dinding sel akan tampak jelas setelah penambahan larutan ini. Alasan penambahan bahan asam klorida (HCL) untuk mendeteksi Ca oksidat dan kalsium karbonat dalam sel. Alasan penambahan bahan floroglusin ditambah HCL untuk mendeteksi lignin, jika untuk mempercepat reaksi maka dapat dilakukan pemanasan tetapi preparat harus dijaga aka tidak sampai kering.

Adapun faktor kesalahan yang terjadi saat praktikum ialah pengisian sampel yang tidak tipis sehingga dapat terlihat bagian-bagian anatomi dengan jelas, pemberian reagen yang berlebih sehingga menyebabkan terbentuk gelembung pada preparat pengamatan. Pada pengamatan biji mangga, tidak menggunakan mikroskop karena struktur bijinya jadi pada praktikum hanya mengamati dengan mata secara langsung pada pengamatan, terlihat bagian-bagian seperti testa, aleuron, kotiledon, sedangkan bagian hipokotil dan radikula tidak terlihat jelas. Pada pengamatan biji mangga bagian-bagian yang dapat diidentifikasi yaitu aleuron, kotiledon, testa, radikula. Sedangkan bagian lain tidak terlihat jelas. Pada pengamatan biji padi dengan menggunakan mikroskop, maka yang terlihat yaitu bagian testa , endosperm, kotiledon. Sedangkan pada bagian koleoptil, panula, correoriza dan radikula belum jelas terlihat. Pada pengamatan biji buncis tidak menggunakan mikroskop, bagian yang terlihat yaitu testa, aleuron, hipokotil, radikula, dan kotiledon. Pada pengamatan biji jagung mengunakan mikroskop, bagian yang terlihat yaitu perikarp, endosperm, kotiledon, sedangkan bagian hipokotil, plamula dan radikula tidak terlhat jelas. Biji jagung yang ditetesi larutan IKI , warnanya berubah menjadi ungu tua, menunjukkan adanya kandungan amilum. Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil bedasarkan anatomi bijinya yaitu biji monokotil berkeping satu, terdapat endosperma, makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari endosperma , embrio dilindungi seludang, radikula di lindungi koleoriza, dan plumula dilindungi koleoptil, sedangkan pada biji dikotil berkeping dua, tidak ada endosperma, makanan untuk pertumbuahn embrio diperoleh dari kotiledon, embrio tidak dilindungi, radikula dan plumula tidak dilindungi. Pada sampel yang

merupakan biji monokotil adalah padi (Oryza sativa), dan jagung (Zea mays). Yang merupakan biji dikotil adalah buncis (Phaseolus vulgaris), Kacang hijau (Vigna radiata) dan mangga (Mangifera indica) Jika hasil pengamatan biji mangga dibandingkan dengan literatur maka pada literatur terlihat bagian-bagian biji seperti plamula, hipokotil dan epikotil. Pada pengamatan hanya terdapat kulit biji, kotiledon dan embrio. Pada pengamtan padi dan jagung yang merupakan yang meruapak biji monokotil bagian yang dapat diidentifikasi dalah kulit biji, endosperma, kotiledon dan embrio. Sedangkan bagianbagian biji monokotil pada literatur adalah koeoptil, koleorriza, plamula, epikotil dan hypokotil. Pada pengamtan buncis yang terlihat hanya kulit biji dan kotiledon. Pada literatur terdiri atas kulit biji, epikotil, hipokotil, kotiledon, plamula, radikula, dan kulit biji. Pada literatur bagian-bagian biji kacang hijau yaitu embrio, plamula, radikula, kotiledon dan kulit biji. Salah dalam memilih antara potongan melintang atau membujur.jika dipotong membujur akan terlihat semua bagian-bagian biji. Irisan kurang tipis sehingga susah diidentifikasi bagian-bagian biji ketika diamati di bawah mikrosskop. Mengetahui anatomi biji sangat penting sebelum masuk ke dunia farmasi yang sesungguhnya agar lebih mudah untuk mengidentifikasi kandungan atau zat kimia dan unsur-unsur yang terdapat pada tumbuhan khususnya bagian-bagian biji yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi bahan baku sediaan obat dalam bantuk tablet,sirup dan lainnya, vitamni serta bahan kosmetik dan lainnya.

Didalam al-qur’an terdapat ayat yang berisi perintah untuk mengamati tumbuhan yang terdapat dalam surah Q.S Qaf: 9

           Terjemahnya : “Dan dari langit kami turunkan air yang memberi berkah. Lalu kami tumbuhakan (air) itu menjadi pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen” (Departemen Agama RI, 2002; 518) Penafsiran ayat diatas : Dijelaskan bahwa Allah swt yang menciptakan pepohonan dan biji-bijian dengan air yang memberi berkah. Dalam surah ini berkaitan dengan praktikum anatomi biji karena menunjukkan tentang penciptaan biji-bijian yang dapat dipanen (Tafsir Al-Jalalain, 2015; 50). Adapun hubungan ayat di atas dengan proses praktikum kali ini yaitu dimana pada ayat diatas dijelaskan bahwa telah diciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai berkah dan memberi manfaat bagi kehidupan. Sehingga ketika kita ingin membuat suatu obat kita bisa menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan sesuai dengan khasiat dari tumbuhan tersebut.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa buah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Buah dapat disamakan dengan sumbu tubuh dari tumbuhan. Sedangkan biji merupakan bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Adapun fungsi diantaranya yaitu tempat terbentuknya embrio yang merupakan calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Buah pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu buah sejati (fructus nudus) dan buah semua (fructus spirius), sedangkan pada biji umumnya, bagian-bagan biji dapat dibedakan atas kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus) dan inti biji atau isi biji (nucleus seminis). B. Kritik dan Saran 1. Untuk laboratorium Sarana dan prasarana yang disediakan seperti alat-alat lab masih terbatas dalam hal kualitas dan kuantitas. Diharapkan kepada pihak pengelola lab agar meningkatkan kuantitas dan kualitas alat-alat laboratorium. 2. Untuk Asisten

Diharapkan kepada asisten agar membessrikan arahan dan batasan yang jelas pada setiap kegiatan praktikum untuk menghindari munculnya kendala-kendala yang dapat menghambat kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Mulyani, sri. 2006. Anatomi tumbuhan. Yogyakarta: kanisius Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: departemen kesehatan republik Indonesia Hidayat, E B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB Jalaluddin, Muhammad. 2015. Tafsir Jalalain. Surabaya: Fithrah Tjitrosoepomo, 2003. Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Tjitrosoepomo, 1995.Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Tjitrosoepomo, 2013. Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Tjitrosoepomo, 1985. Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Nugroho, 2006. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta: penebar swadaya Kimball, 1999. Biologi jilid I. Jakarta: erlangga Rosanti, dewi. 2013. Morfologi tumbuhan. Jakarta: erlangga Sutrian, 2004. Pengantar anatomi tumbuhan. Jakarta: UMM press Kartasapoetra, 1991. Pengantar anatomi tumbuhan. Bandung: ITB Fahn, 1990. Plant anatomi. Jakarta: balai pustaka

SKEMA KERJA 1. Apel (Phyrus malus)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

2. Buncis (Phareolus vulgaris L.)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

\

3. Jagung (Zea mays)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

4. Kacang hijau (Vigna radiata)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

5. Padi (Oryza sativa)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

6. Mangga (Mangifera indica)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

7. Pinang (Areca catechu)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

8. Cabai (Capsicum vescents)

Disiapkan alat dan bahan

Diiris melintang dan membujur

Diletakkan diatas objek glass

Ditetesi floroglusi, HCL, Kloralhidrat dan IKI

Ditutupi dengan deg glass

Diamati dibawah mikroskop

More Documents from "Melissa Holden"