Bu Arsulfa Makalah Distosia Bahu.docx

  • Uploaded by: Rahmong
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bu Arsulfa Makalah Distosia Bahu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,412
  • Pages: 31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut dari cara persalinannya dibagi menjadi dua, yaitu: Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi. Serta persalinan abnormal merupakan persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea. Setelah kelahiran kepala, akan terjadi perputaran lagi paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah rambut pubis. Dorongan saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anterior posterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis. Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat kedalam panggul (misalnya pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul. Janin besar adalah bila berat badan melebihi dari 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan badan lebih dari 4000 gram adalah 5,3 % dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4 %. Pernah dilaporkan berat bayi lahir pervaginam 10,8 – 11,3 Kg (Lewellpyn, 2001).

1

Dari kasus tersebut, dapat diartikan distosia merupakan suatu

penyulit dalam

persalinan, sedangkan distosia bahu adalah penyulit persalinan pada bahu janin. Angka kejadian distosia bahu tergantung pada kriteria diagnosa yang digunakan. Salah satu kriteria diagnosa distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervaginam untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus seperti traksi curam bawah dan episiotomi.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah dari makalah ini: 1. Apa yang dimaksud dengan distosia bahu? 2. Apa penyebab dari distosia bahu? 3. Bagaimana tanda dan gejala dari distosia bahu? 4. Bagaimana patofisiologi distosia bahu? 5. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari distosia bahu? 6. Bagaimana prognosis yang terjadi pada distosia bahu? 7. Bagaimana pemeberian asuhan Kebidanan pada distosia bahu?

1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini, yakni: 1. mengetahui pengertian dari distosia bahu 2. mengerti penyebab dari distosia bahu 3. mengerti tanda dan gejala dari distosia bahu 4. mengerti patofisiologi dari distosia bahu 5. mengerti komplikasi dari distosia bahu 6. mengerti prognosis dari sistosia bahu 7. mengetahui asuhan Kebidanan dari distosia bahu

2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Secara harfiah, distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lama lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering terjadi apabila terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Kelainan persalinan ini adalah konsekuensi empat kelainan yang dapat berdiri sendiri atau berkombinasi: a). kelainan gaya dorong (ekspulsi) baik akibat gaya uterus yang kurang kuat atau kurangnya koordinasi untuk melakukan pendataran dan dilatasi serviks (disfungsi uterus), maupun kurangnya upaya otot volunteer selama persalinan kala dua, b). kelainan tulang panggul ibu yaitu panggul sempit, c) kelainan presentasi, posisi atau perkembangan janin dan kelainan jaringan lunak saluran reproduksi yang membentuk halangan bagi turunnya janin. (Cunningham, Gary: 2005) Antonim bahasa Yunani untuk eutosia, atau persalinan normal adalah distosia yang menandakan persalinan yang abnormal atau sulit. distosia dapat terjadi akibat beberapa kelainan tertentu yang melibatkan serviks, uterus, janin, tulang panggul ibu, atau obstruksi lain di jalan lahir. Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan. (Bobak: 2004) Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung melebar dari satu sisi kesisi yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah anak pada pintu atas panggul menjelang persalinan. Bila pasien berada pada persalinan lanjut setelah ketuban pecah, bahu dapat terjepit kuat di bagian atas pelvis dengan satu tangan atau 3

lengan keluar dari vagina. Presentasi bahu terjadi bila poros yang panjang dari janin tegak lurus atau pada sudut akut panjangnya poros ibu, sebagaimana yang terjadi pada letak melintang. Presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan otot uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul. Distosia bahu merupakan kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu merupakan

kejadian dimana

tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. Klasifikasi Distosia 1. Distosia karena kelainan tenaga 2. Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin. 3. Distosia karena kelainan panggul 4. Distosia karena kelainan traktus genitalis (Hanifah, 2006).

2.2 Tanda dan Gejala Adapun tanda dan gejala dari distosia bahu adalah: 1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Namun, pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal. 2.

Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu juga dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga mengalami obesitas.

3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan bahu. 4. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva 5.

Dagu tertarik dan menekan perineum

6. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga tampak masuk kembali ke dalam vagina.

4

2.3 Etiologi Secara umum, keadaan berikut yang dapat menyebabkan distosia adalah: 1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan atau powers ). 2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir atau passage ). Walaupun kekuatan gaya ekspulsifnya mungkin normal, memiliki kelainan struktur atau karakter jalan lahir yang menimbulkan hambatan mekanis terhadap turunnya bagian terbawah janin yang tidak teratasi 3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi (penumpang atau passengers ) 4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan 5. Respon psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem pendukung. Penyebab dari distosia bahu

disebabkan oleh deformitas panggul,

kegagalan bahu untuk melipat ke dalam panggul (misalnya pada makrosomia) yang disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

2.4 Patofisiologi Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah rambut pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

5

2.5 Prognosis Pada panggul normal janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul. Bahu yang lebar selain dijumpai pada janin besar juga dijumpai pada anensefalus. Apabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain macet karena lebarnya bahu, janin dapat meninggal akibat asfiksia. Menarik kepala kebawah terlalu kuat dalam pertolongan melahirkan bahu yang sulit dapat berakibat perlukaan pada nervus brokhialis & muskulus sternokleidomastoidelis.

2.6 Komplikasi 1. Infeksi intrapartum Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. bakteri di dalam cairan amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi adalah konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina ke dalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi distosia. 2. Ruptur uteri Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesaria. Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap dan tidak terjadi penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat terengang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur. 3. Cincin retraksi patologis Cincin ini sering timbul akibat persalianan yang terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus. Pada situasi semacam ini, cincin dapat terlihat jelas sebagai suatu indentasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturya segmen bawah uterus.

6

4. Pembentukan fistula Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengn munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal atau rektovaginal. 5. Cedera otot dasar panggul Saat pelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala janin serta tekanan ke bawah akibat upaya mengejan ibu. Gaya-gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomis di otot, saraf dan jaringan ikat. 6.

Efek pada janin Apabila panggul sempit dan juga terjadi ketuban pecah lama serta infeksi

intrauterus, risiko janin dan ibu akan muncul infeksi intrapartum bukan saja merupakan penyulit yang serius pada ibu, tetapi juga merupakan penyebab penting kematian dan neonates. Hal ini disebabkan karena bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion, sehingga terjadi bakterimia pada ibu dan janin. Pneumoni janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi adalah konsekuensi serius lainnya.

2.7 Faktor Resiko Sejumlah karakteristik ibu, janin dan intrapartum sering menyertai distosia bahu. beberapa faktor risiko pada ibu, termasuk obesitas, multiparitas dan diabetes berpengaruh terhadap distosia bahu akibat pengaruhnya pada peningkatan berat lahir. Hubungan antara kehamilan lewat waktu dengan distosia bahu tampaknya disebabkan karena banyak janin terus tumbuh setelah usia 42 minggu. Penyulit intrapartum yang dihubungkan dengan distosia bahu adalah pelahiran dengan forceps tengah serta persalinan kala satu dank ala dua yang memanjang.

7

2.8 Penatalaksanaan Metode Persalinan Distosia Bahu 1.

Manuver Mc. Roberts : Posisi Walcher: Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan mengubah sudut inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat. Kepala janin tarik curam kebawah sehingga memudahkan persalinan bahu depan

Maneuver Mc Robert Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen sebaaimana terlihat pada (panah horisontal). Asisten melakukan tekanan suprapubic secara bersamaan (panah vertikal).

2.

Manuver Hibbard dan Resnick Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk PAP Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP

3.

Manuver Woods Cork Screw Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah janin, untuk masuk PAP

8

Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir

Maneuver Wood. Tangan kanan penolong dibelakang bahu posterior janin. Bahu kemudian diputar 180 derajat sehingga bahu anterior terbebas dari tepi bawah simfisis pubis. 4.

Melahirkan bahu belakang

Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus posterior janin dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas didepan dada dengan mempertahankan posisi fleksi siku Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin Lengan posterior dilahirkan

9

5. Maneuver Rubin Terdiri dari 2 langkah : Mengguncang bahu anak dari satu sisi ke sisi lain dengan melakukan tekanan pada abdomen ibu, bila tidak berhasil maka dilakukan langkah berikutnya yaitu : Tangan mencari bahu anak yang paling mudah untuk dijangkau dan kemudian ditekan kedepan kearah dada anak. Tindakan ini untuk melakukan abduksi kedua bahu anak sehingga diameter bahu mengecil dan melepaskan bahu depan dari simfisis pubis.

6.

Manuver Zevanelli Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam vagina Diikuti dengan persalinan seksio sesarea Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.

7. Teknik Kleidotomi Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume bahu mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan 8. Simfisiotomi Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.

10

Komplikasi simfiotomi : Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri Ruptura vesika urinaria (Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri ; Ginekologi dan KB ; 455)

2.9 Asuhan Kebidanan 1. Pengkajian Pada pengkajian terdapat data awal yakni pengkajian fisik dan pengkajian selanjutnya yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi, lama dan intensitas kontraksi uterus, status serviks, denyut jantung janin, presentasi dan stasiun janin, serta status membran. Data laboratorium seperti pH kulit kepala, dapat mengidentifikasi distress janin, hasil ultrasonografi dapat mengidentifikasi masalah disfungsi persalinan potensial yang terkait dengan janin atau panggul ibu. Seluruh pengkajian ini membantu identifikasi akurat diagnose Kebidanan yang potensial dan actual, yang berhubungan dengan distosia dan gangguan pada ibu janin. Pada pengkajian dibedakan menjadi: 1) Data Subjektif Data subjektif terdiri dari: a) Identitas klien Identitas klien terdiri dari nama klien, usia, suku, pendidikan, agama, pekerjaan dan alamat b) Keluhan utama klien Keluhan yang dirasakan pada ibu dan biasanya mengeluh rasa mulas dan nyeri pinggang c) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20 kali dalam 24 jam d) Makan dan minum terakhir

11

Mengetahui jumlah asupan nutrisi dan cairan yang terakhir ibu konsumsi, serta jenis nutrisi yang telah dikonsumsi e) Pola eliminasi Mengetahui pola eliminasi pada ibu meliputi BAB dan BAK f) Istirahat Mengetahui pola istirahat dan tidur, apakah ada gangguan dalam tidur. g) Kondisi psikologis Mengetahui adakah perasaan cemas dalam proses persalinannya 2) Data Objektif Data Objektif yang dapat diperoleh dalam pengkajian, meliputi: 1. Keadaan Umum, seperti tingkat kesadaran klien 2. Tanda-tanda vital: Tekanan darah, suhu, nafas, nadi 3. Inspeksi secara head to toe mulai dari rambut, muka, leher, telinga, mamae, perut, punggung dan pinggang serta ektremitas atas dan ekstremitas bawah 4. Palpasi: Lakukan palpasi dengan memberikan tindakan Leopold 1, Leopold 2, Leopold 3, dan Leopold 4 5. Auskultasi: Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) di bagian bawah pusat sebelah kiri 6. Perkusi: Reflek patella 2. Diagnosa Kebidanan Diagnosa Kebidanan yang potensial dan actual, yang dapat diidentifikasi pada wanita yang mengalami distosia ialah sebagai berikut: a) Ansietas yang berhubungan dengan kemajuan persalinan yang lambat b) Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kelahiran premature dan rupture ketuban atau berhubungan dengan prosedur operasi c) Nyeri yang berhubungan dengan distosia dan prosedur obstetric d) Risiko tinggi cidera janin yang berhubungan dengan gangguan pada janin e) Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan intervensi penanganan distosia

12

f) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur operasi g) Gangguan rasa nyaman (cemas) berhubungan dengan ancaman yang nyata atau potensial terhadap diri sendiri dan janin 3. Intervensi Kebidanan Diagnosa 1: Ansietas yang berhubungan dengan kemajuan persalinan yang lambat Intervensi: a. Kaji tingkat ansietas b. Berikan rasa nyaman pada klien c. Singkirkan stimulasi yang berlebihan d. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya e. Pahami perasaan klien terhadap situasi stress f. Minta suami atau keluarga untuk mendampingi selama proses persalinan untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut g. Ajarkan klien teknik relaksasi Diagnosa 2: Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan kelahiran premature dan rupture ketuban atau berhubungan dengan prosedur operasi Intervensi: a. Kaji tanda dan gejala terjadinya infeksi b. Pantau terhadapa peningkatan suhu sebagai tanda infeksi c. Perhatikan teknik aseptic selama proses persalinan d. berikan perawatan yang berhubungan dengan proses kelahiran dan rupture ketuban Bantu dan implementasikan intervensi untuk distosia (misalnya

posisi,

version, peningkatan proses persalinan, dan pematangan servikal) 1. Kaji DJJ selama proses berlangsung 2. Kaji tanda-tanda vital kehamilan 3. Nilai tingkat kenyamanan selama prosedur yang menyakitkan. 4. Berikan pendidikan kesehatan dan informasi pada ibu dan keluarga 5. Berikan dukungan emosional pada ibu dan keluarganya 6. Berikan perawatan kolaboratif

13

Intervensi yang dapat diberikan secara kolaboratif seperti versi sefalik luar ( external cephalic version), partus percobaan (trial of labor), induksi atau augmentasi dengan oksitosin, amniotomi, dan prosedur operatif misalnya upaya melahirkan dengan bantuan forsep, ekstrasi vakum, dan kelahiran sesaria. 4. Evaluasi Kebidanan Evaluasi keefektifan asuhan Kebidanan pada ibu yang mengalami distosia berdasarkan hasil yang diharapkan adalah: a. Mengerti penyebab dan treatment persalinan disfungsional. b. Menggunakan pola koping yang positif untukmempertahankan konsep diri positif. c. Mengekspresikan rasa cemasnya berkurang atau minimal d. Pengalaman persalinan dan kelahiran dengan minimal atau tidak ada komplikasi seperti infeksi, cedera, atau hemoragik e. Kelahiran bayi yang sehat, dimana tanpa mengalami cedera kelahiran f. Mengunggkapkan bahwa nyerinya berkurang

14

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN DISTOSIA BAHU

I. PENGKAJIAN Tanggal

: 15 Mei 2012

Jam

: 03.00 WIB

Tempat

: Bidan Tuti Darmawan

A. DATA SUBYEKTIF 1. Biodata Nama istri

: Eka Setianti

Nama suami

:

M. Purwanto

Umur

: 24 tahun

Umur

:

29 tahun

Agama

: Islam

Agama

:

Islam

Suku

: Jawa

Suku

:

Jawa

Pendidikan

: SMU

Pendidikan

:

SMU

Pekerjaan

: Karyawan swasta

Pekerjaan

:

Karyawan swasta

Penghasilan

:

Rp 2.000.000,-

Alamat

:

Jl. Bunga Coklat 10 -

Penghasilan : Rp 1.500.000, Alamat

: Jl. Bunga Coklat 10 – Malang

Malang

2. Keluhan utama Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan mengeluh mules pada perut bagian bawah menjalar ke punggung serta keluar lendir bercampur darah sejak pukul 21.00 WIB. 3. Tanda-tanda persalinan Kontraksi uterus sejak tanggal 15 Mei 2012 jam 21.00 WIB Kekuatan : kuat Lokasi ketidaknyamanan : perut bagian bawah, menjalar ke punggung Pengeluaran per vaginam 15

Lendir darah : ya Air ketuban

: tidak, banyaknya - cc, warna -

Darah

: tidak ada, banyaknya - cc, warna -

4. Riwayat Menstruasi a) Menarche

: 12 tahun

b) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

: 16 Agustus 2011

c) Siklus Menstruasi

: teratur

d) Lama Menstruasi

: 7 hari

Banyak Perdarahan

: 3-4 kali ganti pembalut/ hari

e) Keluhan Terkait Menstruasi Nyeri Haid

: tidak ada

Fluor Albus

: tidak ada

f) Perkiraan Taksiran Persalinan

: 23 Mei 2012

5. Riwayat Kehamilan Sekarang a) ANC Frekuensi

: 5 kali teratur

Tempat

: Bidan Tuti Darmawan

b) Gerakan Janin dalam 24 jam

: 10x/12 jam

c) Tanda Bahaya Yang Timbul

: tidak ada

d) Keluhan Umum Tentang Kehamilan Sekarang: e) Jenis Kelamin Bayi Yang Diinginkan

: apa saja yang penting selamat

f) Kehawatiran –Kekhawatiran Khusus

: tidak ada

g) Imunisasi TT Imunisasi TT 1 : ya , tanggal 17-05-2009 Imunisasi TT 2: ya, tanggal 17-06-2009 Imunisasi TT 3 : ya, tanggal 17-12-2010 Imunisasi TT 4 : ya,tanggal 17-12-2011 Informasi yang pernah didapat

: pola makan selama hamil (makan sedikit

dan sering serta makan makanan tinggi kalori tinggi protein), tanda bahaya selama kehamilan (adanya perdarahan, ketuban pecah, gerakan janin berkurang, pusing 16

hingga pandangan kabur, bengkak pada wajah dan tangan) dan tanda-tanda persalinan h) Terapi yang didapat beserta dosisnya

: Fe 1 tablet/hari , B complex 1

tablet/hari.

6. Riwayat Kehamilan,Persalinan Dan Nifas Yang Lalu Perk

Keh

a wina

Pen

Tempat

ami

olo

Persali

lan

ng

-nan

n ke

Lahir

Bayi

Ater

Pre-

Abortu

Jen

BB

m

Matu

s

is

L

r -

-

-

-

Jenis

Riwayat

Hidu

Persalinan

Persalin

p

an/Nifas

Umur

Spt

Tinda

(HPP)

kan

(gr) -

-

-

-

-

-

-

-

-

7. Riwayat Kontrasepsi Ibu menyatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi 8. Riwayat Kesehatan/Penyakit Yang Pernah Diderita Sekarang Dan Dahulu Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, seperti : DM, Asma Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit menular, seperti : TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual, (HIV AIDS) dll Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, malaria Ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi panggul Ibu tidak pernah menderita keputihan 9. Riwayat Operasi Ibu tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

10. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit keturunan , seperti: DM, Asma Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang menderita penyakit menular, seperti : TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual dll Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang memiliki keturunan kembar Ibu menyatakan dari keluarga suami/istri tidak ada yang mengalami sindrom Down 11. Riwayat Sosial a) Status Perkawinan 17

Menikah Berapa Kali

: 1 kali

Lama Menikah

: 2 tahun

b) Respon Ibu Dan Keluarga Terhadap Kehamilan

: senang

c) Dukungan Keluarga

: keluarga sangat mendukung

d) Pengambil Keputusan Dalam Keluarga

: Suami

e) Kekerasan Dalam Rumah Tangga

: Tidak ada

f) Adat Yang Dipercaya

: Tidak ada

g) Gizi Yang Dikonsumsi Dan Kebiasaan Makan  Sebelum Hamil Pola Makan

: 3x/hari, keluhan (-)

Variasi Makanan

: Porsi sedang, nasi, lauk : tahu, tempe, ikan, daging,

sayur

:

bayam,

kangkung,

buah

(pisang,pepaya,apel). Minum

: ± 8 gelas belimbing sehari

 Saat Hamil Pola Makan

: 3x/hari, keluhan (-)

Variasi Makanan

: Porsi sedang, macam : nasi, sayur (kangkung, bayam), lauk-pauk (tempe, tahu, ikan), buah (pisang,papaya,apel) nasi, lauk : tahu, tempe, ikan, daging, sayur : bayam, kangkung.

Minum

: ± 10 gelas belimbing sehari

h) Pola Istirahat Istirahat Tidur Siang/Malam

: Cukup,tidur malam 8 jam/hari, tidur siang 1 jam

Gangguan Tidur

: tidak ada

i) Pola Eliminasi BAB

: 1 x/ hari konsistensi lunak, keluhan(-)

BAK

:  6x/hr, warna jernih, keluhan (-)

j) Beban Kerja Dan Aktivitas Sehari-Hari Pekerjaan

: karyawan swasta dan ibu rumah tangga

Aktivitas Dalam Bekerja

: ibu melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak dan mencuci baju. 18

k) Pola seksual Frekuensi

: 1 x/2 minggu

Keluhan

: tidak ada

l) Kebiasaan Hidup Sehat, Merokok, Minum Minuman Keras, Penggunaan Obat Terlarang( ibu dan keluarga yang lain) Merokok

: tidak pernah

Minum Alkohol

: tidak pernah

Menggunakan Obat Terlarang

: tidak pernah

m) Keadaan Psiko Sosio Spiritual/ kesiapan menghadapi proses persalinan Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan proses persalinan -Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan, yaitu perut mulas secara teratur, mulasnya semakin sering dan lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar cairan ketuban dari jalan lahir -Ibu sudah mengetahui sekilas mengenai proses persalinan melalui cerita ibunya, yaitu bayi dapat lahir saat pembukaan rahim telah lengkap, lalu akan dilakukan bimbingan meneran oleh bidan hingga bayi berhasil dilahirkan. Persiapan persalinan yang telah dilakukan (pendamping ibu, biaya, dll) - Sudah mempersiapkan biaya persalinan dengan tabungan bersalin - Sudah mempersiapkan perlengkapan persalinan untuk ibu dan bayi (jarit 2, baju ganti 3, grito untuk ibu<sejenis stagen>, pakaian dalam untuk ganti, perlengkapan mandi, grito bayi, baju bayi, gedong, topi bayi, kaos tangan, kaos kaki, minyak telon dan bedak bayi ) - Sudah direncanakan suami yang akan mendampingi dalam proses persalinan. - Ibu telah merencanakan untuk bersalin di Rumah Bidan Tuti Darmawan - Sudah disiapkan donor darah dari keluarga untuk kemungkinan terjadi komplikasi saat persalinan yaitu ayah dari ibu. - Telah disiapkan alat transportasi dari bidan penolong untuk rujukan

Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang dihadapi - Ibu dan keluarga merasa senang menyambut kelahiran bayi, karena ini adalah anak pertama

sekaligus cucu pertama.

B. DATA OBJEKTIF PEMERIKSAAN FISIK 19

1.

Kesadaran dan Postur Tubuh

: baik, lordosis

2.

Keadaan umum

: Composmentis

3.

Antropometri TB

: 156cm

BB

: Sebelum Hamil 57 kg Saat Hamil 69 kg

LILA

4.

5.

: 26 cm

Vital Sign Tekanan Darah

: 120/ 70 mmHg

Nadi

: 88 x/ menit

Suhu

: 36,6 ° C

Respirasi

: 24 x / menit

Memeriksa Kepala Dan Leher  Edema Pada Wajah

: tidak ada

 Chloasma gravidarum

: tidak ada

 Memeriksa Mata Conjuctiva

: tidak pucat

Sklera

: tidak ikterus

 Memeriksa Gigi Caries

: tidak ada

Epulis

: tidak ada

 Palpasi Leher

6.

Pembesaran Kelenjar Tiroid

: tidak ada pembesaran

Bendungan Vena Jugularis

: tidak ada

Pembesaran Kelenjar Limfe

: tidak ada

Memeriksa Payudara  Inspeksi Kesimetrisan

: simetris/ normal

Putting Payudara

: menonjol

Kebersihan payudara

: bersih

 Palpasi 20

Kolostrum Atau Cairan Lain

: tidak ada

Massa Atau Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada

7.

Memeriksa Abdomen  Inspeksi Bekas Luka Operasi

: tidak ada

Linea Alba/Nigra

: ada

Striae livide/albicans

: tidak ada

Pembesaran

: membujur

Bentuk

: normal, tidak menggantung

 Palpasi Abdomen Untuk Mengetahui Letak, Presentasi, Posisi Dan Penurunan Kepala Janin Leopold I

: TFU 2 jari dibawah processus xiphoideus, pada bagian fundus teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)

Leopold II

: pada bagian kiri perut ibu teraba bagian keras janin seperti papan (punggung)

Leopold III

: bagian terbawah janin teraba bagian keras, bulat dan tidak dapat digerakkan (kepala), sudah masuk PAP

Leopold IV

: divergen

TFU dalam cm : 36 cm Perlimaan

: 2/5

HIS

: 10’. 3x. 30” Sedang : 3875 gram

TBJ  Auskultasi

8.

DJJ

: punctum maksimum di kuadran kiri bawah perut ibu

Frekuensi

: 148x / menit

Keteraturan

: regular

Intensitas

: Kuat

Memeriksa Tangan Dan Kaki  Inspeksi Dan Palpasi Edema, Pucat Pada Kuku Jari  Varises

: tidak ada : tidak ada 21

 Perkusi Reflek Patella

9.

: +/+

Anus Hemoroid

: tidak

Pemeriksaan Dalam Tanggal 15 Mei 2012 Jam 03.20 WIB Oleh Bidan Tuti Darmawan

v/v

: lendir bercampur darah, tidak ada kondiloma, tidak odem, tidak varises, tidak ada

jaringan parut v/t

: Perineum elastis, tidak ada kelainan di jalan lahir vagina, pembukaan 5 cm, effacement

serviks 60 %, ketuban utuh, presentasi belakang kepala, molase 0 UUK kiri depan, penurunan kepala di H-II

Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

II.

DIAGNOSA Diagnosa

: G1 P0000 Ab000, UK 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterin, presentasi belakang kepala, inpartu kala 1 fase aktif

III.

DIAGNOSA POTENSIAL -

IV.

KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA -

V.

RENCANA TINDAKAN 1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya 2. Siapkan obat dan peralatan untuk persalinan yang di butuhkan ( partus set , heacting set, alat resusitasi ) 3. Lakukan asuhan sayang ibu :

22

- Berikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tidak khawatir menghadapi persalinan. -

Informasikan pada ibu mengenai proses persalinan dan batasan yang diberlakukan.

- Melakukan usapan pada abdomen dan punggung untuk mengurangi ketidaknyamanan. -

Ajarkan cara bernafas yang benar saat terjadi kontraksi.

4. Anjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan dan tidak terlalu sering tidur telentang 5. Lakukan pemeriksaan Nadi ibu, memeriksa DJJ janin setiap 30 menit, suhu tiap 2 jam, Tekanan darah tiap 4 jam 6. Anjurkan ibu untuk minum susu, teh, atau makan makanan yang cukup gizi 7. Jelaskan pada ibu tentang kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi. 8. Anjurkan pada ibu untuk banyak berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

VI.

TINDAKAN Tanggal : 15 Mei 2012

Jam : 03.35 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya 2. Menyiapkan obat dan peralatan untuk persalinan yang di butuhkan ( partus set , heacting set, alat resusitasi ) 3. Melakukan asuhan sayang ibu : - Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tidak khawatir menghadapi persalinan. - Menginformasikan pada ibu mengenai proses persalinan dan batasan yang diberlakukan. - Melakukan usapan pada abdomen dan punggung untuk mengurangi ketidaknyamanan. -

Mengajarkan cara bernafas yang benar saat terjadi kontraksi.

4. Menganjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan tidak terlalu sering tidur telentang 5. Melakukan pemeriksaan Nadi ibu, memeriksa DJJ janin setiap 30 menit, suhu tiap 2 jam, Tekanan darah tiap 4 jam 6. Menganjurkan ibu untuk minum susu, teh, atau makan makanan yang cukup gizi 7. Menjelaskan pada ibu tentang kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi. 8. Menganjurkan pada ibu untuk banyak berdoa sesuai dg agama dan kepercayaannya.

VII.

EVALUASI Tanggal : 15 Mei 2012

Jam : 07.00 WIB

1. Keadaan ibu sudah tenang 23

2. Kemajuan persalinan berlangsung lebih cepat 3. Ibu sudah mengkonsumsi satu mangkok sayur sop tanpa nasi ,meminum susu juga memakan buah jeruk dan pear, makan roti, dan sudah minum dua gelas air mineral.

Tanggal Pengkajian : 16 Mei 2012 Jam : 07.30 WIB

S

: Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan 24

O

: KU baik Kesadaran composmentis Tanda vital TD : 120/80 mmHg

Nadi

: 82 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 370 C

DJJ 145 x/menit, teratur His 4 x dalam 10, teratur lamanya 45 detik v/v : keluar lendir bercampur darah, vulva dan sfingter ani membuka , perineum menonjol v/t : pembukaan 10 cm, eff 100 %, ketuban (-) jernih, presentasi belakang kepala, UUK anterior, molase 0, hodge III,tidak teraba bagian kecil janin A

: G1P0000A000 UK 38 minggu, tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala, inpartu kala II

P

: Menginformasikan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan kondisi janin baik. Meminta keluarga untuk membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan memberikan minum pada saat ibu merasa lelah Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan untuk meneran Meminta ibu untuk bernafas biasa jika tidak ada kontraksi Memeriksa DJJ diantara kontraksi Menolong kelahiran kepala dengan perasat Ritgen.

Tanggal Pengkajjian : 16 Mei 2012 Jam : 07.45 WIB

S

: Ibu merasa ingin mengejan serta ibu merasa lelah dan haus.

O

: KU lemah dan pucat 25

Kesadaran composmentis Tanda vital TD : 90/70 mmHg

Nadi

: 90 x/menit

RR : 25 x/menit

Suhu : 36,80 C

DJJ 150 x/menit, teratur His 4 x dalam 10, tidak teratur lamanya 45 detik Ibu meneran dengan baik, kepala sudah lahir tidak ada lilitan tali pusat tetapi tidak melakukan putar paksi luar

A

: G1P0000A000 UK 38 minggu inpartu kala II dengan distosia bahu

P

: Memberikan infus RL 20 tetes per menit Melakukan tarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan Melakukan episiotomy mediolateral untuk memperluas jalan lahir Melakukan tekanan suprapubik untuk membantu bahu depan bebas dari simpisis Melakukan Maneuver Mc Robert - Bahu tetap tertahan setelah dilakukan Maneuver Mc Robert Melakukan maneuver Woods dengan posisi merangkak. -

Seluruh badan bayi lahir

Tanggal Pengkajjian : 16 Mei 2012 Jam : 07.50 WIB

S

: Ibu merasa perutnya masih terasa mules pemeriksaan pada ibu KU lemah dan pucat Kesadaran composmentis Tanda vital TD : 90/70 mmHg

Nadi

: 90 x/menit

RR : 25 x/menit

Suhu : 36,80 C

His 4x dalam 10, teratur lamanya 30 detik Pemeriksaan pada bayi As : 7-8 Jenis kelamin bayi laki - laki 26

A

: P1001A000 inpartu kala III

P

: Memberikan suntikan oksitosin 10 IU IM pada sepertiga paha kanan atas bagian luar Memotong tali pusat bayi Meletakkan bayi pada dada ibu untuk kontak kulit dan IMD Melakukan penegangan tali pusat terkendali Melahirkan plasenta Melakukan massase fundus sampai kontraksi uterus baik Memeriksa kelengkapan plasenta baik sisi maternal maupun fetal Memeriksa laserasi pada perineum dan vagina Melakukan estimasi perdarahan

Tanggal Pengkajjian : 16 Mei 2012 Jam : 07.55 WIB

S O

: Ibu merasa lelah dan pusing : KU lemah ,pucat Kesadaran composmentis Tanda vital TD : 90/70 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

RR : 25 x/menit

Suhu : 36,80 C

His 3x dalam 10, teratur lamanya 30 detik Plasenta lahir lengkap Perdarahan 450 cc Laserasi derajat 3 A

: P1001A000 inpartu kala IV dengan laserasi derajat 3

P

: Menambah jumlah tetesan infuse menjadi 40 tetes per menit Memantau kondisi bayi Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi sekarang Merujuk ibu ke Rumah Sakit

27

28

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan Secara harfiah, distosia berarti persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lama lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering terjadi apabila terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia bahu merupakan kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu merupakan

kejadian dimana

tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. 4.2 Saran Diharapkan kepada ibu yang selama dalam masa kehamilan agar melakukan kunjungan / pemeriksaan kehamilan, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan berat badan pada ibu dan bayi bertambah atau tidak sesuai dengan usia kehamilan ataupun ibu yang mengalami riwayat penyakit sistematik. Agar nantinya bisa didiagnosa apakah ibu bisa bersalin secara normal atau tidak normal.

29

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Kebidanan Maternitas Ed 4. Jakarta. Penerbit: Buku Kedokteran EGC Cunningham. 2004. Obstetri Wiliam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :J aringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Komar, Syamsudin. 2004. Bunga rampai Obstetri. Palembang: bagian obstetric dan ginekologi Universitas Sriwijaya Llwenllyn – Jones, Derek.2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 Jakarta : Hipokrates Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstertri Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2. Jakarta : EGC Saifudin, Abdul Bari .2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Winkjosastro, H. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Winkjosastro, Hanifah. 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Winkjosastro, Hanifah.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

30

LAMPIRAN

Gambar. Distosia Bahu

31

Related Documents


More Documents from "Efa Yuliana"