Bsp-jalan 2011.pdf

  • Uploaded by: Khiky Rifa Raditya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bsp-jalan 2011.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 14,330
  • Pages: 204
Buku Saku Pengamat Jalan

2011

TUJUAN PEMELIHARAAN JALAN •

Tujuan utama pemeliharaan jalan adalah, agar fungsi jalan untuk melayani lalu lintas dapat dipertahankan selama umur rencana



Tingkat kerusakan dapat dipantau dan segera dilakukan perbaikan agar tidak membahayakan bagi pengguna jalan



Untuk maksud tersebut perlu dilakukan survey, yaitu merupakan kegiatan pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data dilapangan untuk menunjang penyusunan rencana program pemeliharaan jalan/jembatan



Survei kondisi jalan dilakukan oleh Pengamat dan Mandor/Juru Jalan yang dibantu oleh 1 atau 2 orang pekerja

1

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

TUGAS PENGAMAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

2

Memantau kondisi jalan/jembatan secara rutin (sehari-hari) dan mendokumentasikan-nya Melaksanakan pemeliharaan jalan/ jembatan Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan/rehabilitasi jalan/jembatan Membantu pelaksanaan survei untuk keperluan DED dan Amdal Membantu pembuatan leger Melakukan survei kondisi jalan/jembatan secara periodik dg menggunakan Form RM1 dan RM2 Melakukan perhitungan LHR secara periodik Melakukan inventarisasi kerusakan akibat Bencana Alam Membuat rencana kerja pemeliharaan jalan/jembatan Menyelenggarakan kegian yang berkaitan dengan Administrasi Teknik Menjamin kelancaran dan keamanan lalu lintas Menjaga keamanan seluruh aset yang berada di Rumija Menjaga tertib pemanfaatan Rumija Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Pengamat Jalan/Jembatan

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

15. Membangun komunikasi dengan aparat dan masyarakat setempat 16. Menggalang partisipasi masyarakat 17. Melaporkan situasi & kondisi terakhir lapangan kepada Kepala Sektor

3

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

TUGAS MANDOR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

4

Mengawasi dan mengkoordinasi pekerja di lapangan Memantau kondisi jalan/jembatan setiap saat Membantu pelaksanaan survei kondisi jalan/jembatan secara periodik dg. menggunakan Form RM1 dan RM2 Membantu pelaksanaan inventarisasi kerusakan akibat Bencana Alam Membantu pembuatan rencana kerja pemeliharaan jalan/ Jembatan Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Mandor Jalan/ Jembatan Melaporkan situasi/kondisi terakhir lapangan kepada Pengamat

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

LANDASAN HUKUM 1. UU No. 38 tahun 2005 tentang Jalan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 15 tahun 2006 tentang Jalan TOL 3. Peraturan Pemerintah RI No. 34 tahun 2006 tentang Jalan ISTILAH BAGIAN JALAN 1. Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya. Rumaja merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman terentu 2. Ruang Milik Jalan (RUMIJA) meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Rumija merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman terentu. 3. Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA) merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggaraan jalan 5

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

GAMBAR BAGIAN JALAN

GAMBAR BAGIAN-BAGIAN JALAN (UU No.38 ttg Jalan, PP RI No. 15 th 2006 ttg Jln TOL, PP RI No. 34 th 2006 tt Jalan

. 5m

x d

c b

a

b c

d

1,5 m

= Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) = Ruang Milik Jalan (Rumija)

a = Jalur lalu lintas b = Bahu jalan c = Saluran tepi

6

= Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) = Bangunan

d = Ambang batas x = b + a + b = Badan jalan

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

RUANG MANFAAT JALAN (RUMAJA) 1. Rumaja merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman terentu. Rumaja hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, goronggorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya 2. Tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling rendah 5 meter 3. Kedalaman ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling rendah 1,5 m

RUANG MILIK JALAN (RUMIJA) 1. Rumija merupakan ruang sepanjang jalan yg dibatasi oleh lebar, tinggi & kedalaman terentu. Rumija hanya diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di masa mendatang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan 2. Rumija paling sedikit mempunyai lebar : - Jalan bebas hambatan 30 m’ - Jalan raya 25 m’ - Jalan sedang 15 m’ & Jalan Kecil 11 m’

7

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

RUANG PENGAWASAN JALAN (RUWASJA) 1. Ruwasja merupakan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengaman konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan 2. Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dg ukuran : a) Jalan arteri primer 15 m b) Jalan kolektor primer 10 m c) Jalan lokal primer 7 m d) Jalan lingkungan primer 5 m e) Jalan arteri skunder 15 m f) Jalan kolektor skunder 5 m g) Jalan lokal skunder 3 m h) Jalan lingkungam skunder 2 m i) Jembatan 100 m kearah hilir dan hulu

8

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

LINGKUP SURVEY JALAN DAN JEMBATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Perkerasan jalan Trotoar Bahu jalan Marka jalan Saluran samping dan gorong-gorong Perlengkapan jalan (rambu lalu lintas, Patok KM/Hm, Pembatas & Pengaman jalan /guid rail) 7. Jembatan dan bangunan pelengkap jalan lainnya 8. Lereng pada galian dan timbunan 9. Pekerjaan darurat

JENIS KERUSAKAN menurut Kategori dan Sub Kategori •





Setiap kategori diberi nomor kode kelipatan 100 (misal : Perkerasan dg No. Kode 100, Drainase No. Kode 400 dll) Sub Kategori menunjukkan tipe atau Sub Bagian dari Kategori (komponen) jalan yg ditinjau dan diberi nomor kode kelipatan 10 (misal : Perkerasan tanpa penutup dg No.Kode = 130) Pemberian No. Kode utk setiap kerusakan pada bagian jalan tertentu menunjuk pada kategori dan sub kategori yg bersangkutan

9

Buku Saku Pengamat Jalan •

2011

Contoh : Jenis Kerusakan kepala goronggorong No. Kode = 473

Penjelasan : Angka 4 (ratusan): Menunjukkan kategori Drainase Angka 7 (puluhan): Menunjukkan sub kategori dari drainase yaitu gorong-gorong Angka 3 (satuan): Menunjukan jenis kerusakan pada kepala gorong-gorong

10

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

TABEL KRITERIA KERUSAKAN KODE KERUSAKAN 100 200 300 400 500 600 700 800

KATAGORI KERUSAKAN Perkerasan Bahu Jalan Trotoar Drainase Perlengkapan jalan Lereng Keadaan Darurat Struktur

SUB KATAGORI KERUSAKAN 111 – 153 211 – 252 310 – 390 410 – 490 510 – 540 610 – 640 710 – 740 811 – 823

11

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

100 - PERKERASAN 110 Dengan Lapis Penutup 111 Lubang-lubang 112 Keriting 113 Alur 114 Ambles 115 Jembul 116 Kerusakan tepi 117 Retak buaya 118 Retak garis 119 Kegemukan aspal 120 Terkelupas 150 Kaku 151 Kerusakan pengisian celah sambungan 152 Penurunan slab di sambungan 153 Slab pecah/retak di sambungan 160 Lain-Lain 12

130 Tanpa Lapis Penutup 131 Lubang-lubang 132 Keriting 133 Alur 134 Ambles 135 Permukaan tergerus

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 200 – BAHU

210 211 212 213 214 215 216

Dengan Lapis Penutup Lubang-lubang Keriting Jembul Retak Buaya Kegemukan aspal Terkelupas

230 Tanpa lapis Penutup 231 Retak setempat 232 Ambles/alur 250 251 252 253

Tanah Retak setempat Kehilangan permukaan Rumput panjang

260 Lain-lain

13

Buku Saku Pengamat Jalan 300 – TROTOAR 310 Dengan Lapis Penutup 311 Retak-retak/kehilangan permukaan 330 Tanpa lapis Penutup 331 Lubang/ambles 350 Blok ubin 351 Permukaan tidak rata 370 Beton 371 Pecah 390 Kerb 391 Inlet rusak 392 Inlet tersumbat 395 Lain-lain

14

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

400 – DRAINASE 410 Dengan Lapis Penutup 411 Pendangkalan 412 Kerusakan saluran 413 Ditumbuhi tanaman 430 Dengan lapis penutup 431 Pendangkalan 432 Kerusakan saluran 470 471 472 473

Gorong-gorong Tersumbat Kerusakan konstruksi Kerusakan kepala gorong-gorong

490 491 492 493

Saluran air Sampah/runtuhan Pendangkalan Tergerus

495 Lain-lain

15

Buku Saku Pengamat Jalan 500 – PERLENGKAPAN JALAN 510 511 512 513

Patok KM, HM Rusak Patok hilang Terhalang

520 521 522 523 524 525

Rambu-rambu jalan Perubahan letak Rambu terhalang Rambu rusak Rambu hilang Tiang hilang/bengkok

530 Marka jalan 531 Marka pudar 532 Marka salah 540 Lain-lain

16

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 600 – TALUD

610 Kerikil 611 Erosi 612 Tergerus 620 Pasangan batu 621 Retak-retak 622 Melendut 630 631 640 641

Rumput Rumput panjang Bongkahan batu Kehilangan batuan

650 Lain-lain

17

Buku Saku Pengamat Jalan 700 – KEADAAN DARURAT 710 Longsor 711 Jalan tertutup 720 Kecelakaan lalu lintas 721 Umum 730 Kerusakan pondasi 731 Umum 740 Lain-lain 800 – STRUKTUR 810 Jembatan 811 Timbunan kotoran 820 Lain-lain

18

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 1 dan RM 2 Catatan Kondisi dan Hasil Pengukuran Formulir RM 1 : Digunakan untuk mencatat jenis serta jumlah kerusakan ruas jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan berdasarkan hasil penetapan jenis kerusakan dan pengukuran di lapangan menjelaskan tentang :  Ruas jalan  Lokasi kerusakan  Kategori kerusakan  Ukuran kerusakan  Keterangan lainnya Formulir RM 2 : Merupakan rekapitulasi kuantitas serta jenis kerusakan yang didapat dari lapangan (RM 1). Pengisian Form RM 2 dilakukan di kantor

19

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 1 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 1

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN CATATAN KONDISI DAN HASIL PENGUKURAN PROPINSI DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

NO

STA (Km)

: : : :

POSISI KIRI

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN : KATEGORI KERUSAKAN

KANAN

P (M)

L (M)

UKURAN D A (M) (M2)

V (M3)

J (BH)

KETERANGAN

1 1 2 3 4 5 6 7 Catatan : N = Jalan nasional P = Jalan Propinsi P = Panjang L = Lebar D = Dalam A = Luas V = Volume (AxD) J = Jumlah

20

PENGAMAT Juru Jalan

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 2 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN Kategori Sub Kategori

: : : : Kerusakan

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN : Pengukuran

Unit

Kuantitas

Catatan

Perbaikan

21

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

CARA PENGUKURAN LUAS/VOL. KERUSAKAN 1. Setiap kerusakan diukur kuantitasnya/ volumenya agar besarnya sumber daya yang diperlukan utk perbaikan dapat direncanakan 2. Pertama-tama daerah kerusakan diberi tanda dg kapur tulis atau cat utk memudahkan batas-batas pengukuran 3. Contoh : mengukur luas perkerasan yang berlubang a. Areal lubang ditandai dg garis bentuk segi empat panjang dg dua sisinya sejajar sumbu jalan b. Setiap sisi segi empat yang dibuat, minimum berjarak 10 cm dari tepi lubang c. Tingkat kerusakannya diukur dengan mengukur kedalaman lubang

22

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Volume penambalan Mistar 1,20 m

d

d = Kedalaman lubang yang terdalam Volume penambalan lubang = a x b x d

23

24

Purworejo

10 cm

Marka Jalan

Batas galian

10 cm

Galian utk patching

Batas galian

Yogyakarta

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 3 dan RM 4 Formulir RM 3: Berisikan perhitungan rencana kebutuhan sumber daya utk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin yg akan dipakai utk pengecekan pada saat akan dilaksanakan pemeliharaan / perbaikan meliputi Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan

Formulir RM 4: Untuk mencatat hasil perbaikan Pemeliharaan Rutin

25

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 3 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 3

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN Propinsi Dinas No. Ruas Jalan Nama Ruas

: : : :

Tanggal Survei Cuaca Status jalan Segmen Jalan

: : : : Km ….. – Km ……

Toleransi dari pekerjaan perbaikan

Pengukuran di lapangan (Perencanaan)

Peralatan dan Tenaga yang dibutuhkan Peralatan

26

Bahan

Tenaga Kerja

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 3 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 3

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN Propinsi Bidang/Dinas No. Ruas Jalan Nama Ruas

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Tanggal Survei Cuaca Status jalan Segmen Jalan

: : : :

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km ….. – Km ……

Toleransi dari pekerjaan perbaikan 1. Lapis permukaan terakhir tidak lebih rendah dari permukaan sekitar atau lebih dari 5 mm di atasnya bila diukur dengan penggaris Pengukuran di lapangan (Perencanaan) 1. Luas L1 (m)

2. Luas Total perbaikan yang direncanakan = A1 + A2 …… + An = A 3. Volume Total pasir yang direncanakan = A1 (m2) x 0,01 m = …….m3 Luas dan Volume bahan Total yang sebenarnya (yang telah diselesaikan)

L2 (m)

Utk menghitung Luas setiap sisi ditambah 10 cm. Luas An = (L1 + 0,2) x (L2 + 0,2)

Luas …….. M2

Pasir ……… m3

Peralatan dan Tenaga yang dibutuhkan 1. 2. 3. 4.

Peralatan Alat pengamanan Lalu lintas Dump Truk 3,5 ton Pemadat ringan Skop, sapu

Bahan 1. Pasir

Tenaga Kerja 1. Pengawas 2. Tenaga kerja terlatih

3. Pengendali lalu lintas 4. Tenaga Biasa

27

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FORMULIR RM 4 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 4

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN Propinsi Dinas No. Ruas Jalan Nama Ruas

: : : :

Nama Mandor / Juru Jalan Tgl

28

Stasiun

Tanggal Survei Cuaca Status jalan Segmen Jalan

: : : : Km ….. – Km ……

:

Kode Kuantitas yang Kuantitas yang Kerusakan Direncanakan Dilaksanakan

Jumlah Tenaga Kerja

Kegiatan Catatan Lain

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

KEBUTUHAN SUMBER DAYA 1. Tenaga manusia 

Pengamat Jalan

 Mandor  Pekerja Jalan

: 1 Orang

: 1 Orang : 2 Orang

2. Peralatan survei  Penggaris (aluminium) 1,2 m  Meteran kecil 5 m, Pita Meter (roll meter)  Perlengkapan pengaman lalu lintas, cat, kapur tulis  Alat tulis (buku catatan, clip boad dll)  Formulir RM-1  Kamera  Kendaraan 3. Material  Bahan yang digunakan berupa: Aspal, Agregat, Pasir, Semen dll  Bahan aspal utama adalah: Aspal emulsi, Aspal cutback, Aspal Buton  Bahan campuran aspal berupa: Aspal campuran dingin (cold mix aspalt)

29

Buku Saku Pengamat Jalan

30

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

31

Buku Saku Pengamat Jalan

32

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENANGANAN KERUSAKAN DAN PEMELIHARAAN JALAN Penanganan untuk perbaikan kerusakan perkerasan jalan terutama pada perkerasan lentur (flexible pavement) harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi antara lain dapat berupa Laburan Aspal, Pelapisan Ulang, Penanganan Darurat, Pemeliharaan secara rutin misal dengan Unit Pemeliiharaan Rutin (UPR) maupun dengan Pemeliharaan Berkala. Pemeliharaan Rutin jalan Pemeliharaan Rutin perkerasan jalan dapat dilakukan antara lain dengan Laburan Aspal seperti Slurry Seal, Buras dan lainnya. Laburan aspal dilakukan terutama pada perkerasan jalan yang secara struktural masih mampu melayani lalu lintas yang ada. Laburan aspal ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan fungsional pada permukaan perkerasan jalan yang diakibatkan kerusakan jalan berupa permukaan aus, permukaan tidak kedap air, retak-retak kecil dan tekstur permukaan aspal sudah tidak baik. Pemeliharaan Berkala Jalan

33

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pemeliharaan Berkala perkerasan jalan dapat dilakukan antara lain dengan melapis ulang perkerasan aspal yang ada. Pelapisan ulang (overlay) dilakukan apabila kondisi perkerasan jalan secara struktural sudah tidak mampu lagi melayani beban lalu lintas yang ada sehingga perlu ditingkatkan. Pelapisan ulang (overlay) ini bertujuan untuk mengembalikan kemampuan struktural perkerasan jalan yang ada, agar dapat melayani beban lalu lintas sesuai dengan yang direncanakan.

34

Grafik kegiatan pemeliharaan Rutin dan Berkala terhadap masa pelayanan jalan

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

35

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PEMELIHARAAN RUTIN JALAN Kegiatan pemeliharaan jalan maupun jembatan dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun baik dengan peralatan mekanis yang ada maupun secara manual. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, dibentuk unit-unit pelaksana pemeliharaan rutin (UPR) untuk masing-masing wilayah, yang terdiri dari beberapa sektor dan masing-masing Kepala Sektor dibantu oleh beberapa Pengamat maupun Mandor.

Dengan sistem ini sangat efektip dan efisien, karena setiap terjadi kerusakan maupun gangguan kelancaran lalu lintas pada suatu ruan jalan akan dapat dipantau dengan cepat oleh masing-masing Pengamat maupun Mandor sehingga dapat segera ditindak lanjuti penanganannya

36

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

UNIT PEMELIHARAAN RUTIN (UPR) Setiap Unit Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan diperlukan sumber daya berupa unsur-unsur : a. Tenaga Kerja  Kepala UPR/Kepala Sektor  Pengamat  Mandor/Juru Jalan  Operator dan mekanik  Pengemudi  Pekerja b. Peralatan  Pick up, Dump Truck 3-5 Ton,  Flat Bed Truck yang dilengkapi dg crane, Hand Guide Vibrator Roller,Plate Tamper, Vibrator rammer  Aspal Sprayer, Aspal Ketle  Peralatan lain : Grass cutter, Chain saw,Pan Mixer, Road Marker c. Bahan  Aspal, Semen, Agregat, Pasir  Aspaltic/Rubber Joint dll

37

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN   

Kerusakan pada perkerasan atau lapis penutup harus di diprioritaskan Galian pada permukaan jalan berbentuk segi empat dg dua sisi searah sumbu jalan Jangan meninggalkan galian pd permukaan jalan sampai malam hari

PATCHING Penambalan Lubang (patching) dg aspal panas 1. Patching merupakan pekerjaan penambalan lubang pada lapis perkerasan dengan menggunakan aspal panas 2. Penambalan dilakukan terutama pada daerah-daerah yang mengalami penurunan setempat (kedalaman >30 mm), beralur (kedalaman >30 mm), keriting (kedalaman > 30 mm) maupun yang berlubang (kedalaman >50 mm), jembul (kedalaman 10 - 50 mm) dan kerusakan lainnya

38

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Cara Perbaikan dg Patching 1. Daerah yang akan diperbaiki dibersihkan dengan compressor 2. Gali sampai lapisan yang keras (biasanya sampai 15 – 20 cm) 3. Potong persegi tepi galian dan ratakan dasarnya dengan pahat 4. Padatkan dasar galian dengan pemadat tangan 5. Periksa kadar air optimum material perkerasan yang ada jika kering tambahkan air sampai kadar air optimum, jika basah sebaiknya digali dan biarkan kering 6. Isi galian dengan agregat (tebal maksimum 15 cm) lalu dipadatkan dalam keadaan kadar air optimum 7. Pemadatan lapis demi lapis dengan stamper sampai rata 8. Semprotkan lapis resap pengikat (prime coat) 0,5 liter/m2 dg cut back atau 0,8 liter/m2 dengan aspal emulsi. 9. Siapkan campuran aspal panas (hot mix) secukupnya sesuai dengan kebutuhan 10. Hampar dan padatkan lapisan terakhir dengan ketebalan 40 mm 11. Pemadatan dilakukan dengan Baby Roller minimum 5 lintasan

39

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

12. Pada lapisan terakhir tidak boleh terjadi kegemukan aspal, tidak terjadi perubahan bentuk akibat beban lalu lintas, tidak boleh terkelupas dan tidak boleh meninggalkan lubang yang belum diperbaiki sehingga membahayakan lalu lintas

40

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PELAKSANAAN PATCHING (DENGAN ASPAL PANAS)

Contoh : Pekerjaan Patching

10 cm

Aspalt cutter

10 10

10

Bidang yg akan di Patching

41

Buku Saku Pengamat Jalan

at dg c da n a T

1

Memberi tanda bidang yg akan di Patching

42

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Aspalt Cutter

ip al d Asp

ng oto

2

Aspal dipotong mengikuti tanda

43

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

B ONG K ARASP AL Jack Hammer D GJIGH U M M E R

3

Aspal bagian tengah bisa menggunakan Jack Hammer

44

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

P E M B E R S IH A NS IS AG A L IA N Pembersihan D GK OM P R E S OR

4

Pembersihan dengan kompresor

45

Buku Saku Pengamat Jalan TAC KCOAT M AN U AL Tack Coat

5

Pelapisan Tack Coat

46

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Penghamparan Aspal H AM P ARASP ALM AN U AL

Penghamparan Aspal

47

Buku Saku Pengamat Jalan

Pemadatan

Pemadatan

48

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PELAKSANAAN PEKERJAAN PATCHING DENGAN CAMPURAN ASPAL DINGIN Prosedur pelaksanaannya sama dengan pekerjaan patching pada campuran panas, bedanya disini menggunakan material dengan campuran aspal dingin dan secara umum digunakan dengan aspal emulsi. Pelaksanaan mencakup : a. Penambalan setempat dan perbaikan kecil b. Perbaikan bentuk/perataan setempat c. Perbaikan kerusakan tepi setempat Bahan : a. Abrasi < 40% b. Kelekatan thd aspal > 95 % c. Min. 65% agregat tertahan saringan 2,36 mm (hrs. batu pecah yg mempunyai min. 2 bidang pecah)

49

Buku Saku Pengamat Jalan

50

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN

51

Buku Saku Pengamat Jalan

52

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Aspal> Dingin>

53

Buku Saku Pengamat Jalan

54

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

CAMPURAN ASPAL DINGIN UNTUK PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN Pelaksanaan mencakup : 1. Penambalan setempat dan perbaikan kecil 2. Perbaikan bentuk/perataan setempat 3. Perbaikan kerusakan tepi setempat Bahan : Agregat Kasar : 1. Abrasi < 40% 2. Kelekatan thd aspal > 95 %

3. Min. 65% agregat tertahan saringan 2,36 mm (hrs. batu pecah yg mempunyai min. 2 bidang pecah)

55

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

A. GRADASI AGREGAT KASAR Ukuran Ukuran butiran max. saringan 10 mm 19 mm (mm) % butiran lolos saringan 20 100 100 12,7 100 30 – 100 9,5 85 – 100 0 – 55 4,75 20 – 45 0 – 10 0,075 0–5 0–2 B. GRADASI AGREGAT HALUS Terdiri dari pasir atau pasir buatan atau gabungan dari keduanya

56

Ukuran (mm)

Lolos Saringan

9,5 4,75 2,36 0,60 0,075

100 90 – 100 80 – 100 20 – 100 0 – 11

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

C. GRADASI AGREGAT HALUS Digunakan aspal cair dalam campuran dingin Rencana Campuran Aspal cutback Aspal Emulsi

Rujukan AASHTO M 82/75 AASHTO M 208/81

Tingkat Aspal Cutback dan Aspal Emulsi MC 800 atau RC 800 CM S2 atau CM S2h

1. Cutback asphalt Dpt diperoleh dg cara : • (40-50)% berat minyak tanah/bensin ditambahkan dalam aspal keras yg telah dipanaskan sampai pada suhu (90 -120)oC • Jika dg minyak tanah akan diperoleh cutback yg mendekati MC-800 • Jika dg bensin akan diperoleh cutback aspal mendekati RC-800 • Penggunaan cutback ini harus hati-hati karena mudah terbakar

57

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

2. Aspal Emulsi Dpt diperoleh dg cara : •



• •





Aspal yang didispersikan kedalam air dalam bentuk butir-butir halus (0,001-0,01) dg bahan pengemulsi (modifier) Setelah bersentuhnan dg agregat maka butir butir aspal akhirnya akan terlepas dg air dan bergabung dg butir-butir aspal lainnya -> disebut pecahnya emulsi (breaking/setting) Aspal Emulsi mengandung (55-70)% aspal dan (30-45)% air Dari segi kecepatan pecahnya emulsi : RS (rapid setting), MS (medium setting), dan SS (slow setting) Dari segi muatan listrik : anionok (muatan negatip) dan kationik (muatan positip) Aspal yg cocok untuk membuat campuran dingin adalah : CSS1, CSS1h, CMS2 dan SMS2h

Keuntungan penggunaan aspal emulsi : • • • •

58

Bisa dipakai dg agregat basah/lembab Bisa disimpan dan diangkut dg temperatur ruangan Konsumsi bahan bakar hampir tidak ada Tidak ada pencemaran lingkungan

Buku Saku Pengamat Jalan • •

2011

Tidak ada masalah overheating Resiko kebakaran dapat dihindari

Sumber daya : Tenaga Kerja : • • • •

Pengamat Mandor Operator/pengemudi Pekerja

Peralatan Produksi Campuran Dingin : • • • •

Beton molen (200 – 300 lt) Gerobag dorong Tangki aspal 200 – 300 lt Timbangan dan Skop

Bahan : • • •

Agregat kasar Agregat halus Aspal cair (cutback), aspal emulsi

59

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Campuran emulsi cara sederhana Takaran campuran : • • •

Agregat kasar (0,5-2 cm) : 9 takar Agregat halus (< 0,5 cm) : 6 takar Aspal emulsi : 2,5 takar

Langkah pencampuran : • • • • • • •



60

Putar molen/pengaduk 25 putaran/menit Masukkan agregat kasar (0,5-2 cm) : 6 takar Masukkan aspal emulsi sebanyak : 1 takar Masukkan agregat kasar (0,5-2 cm) : 3 takar Masukkan agregat halus (< 0,5 cm) : 3 takar Masukkan aspal emulsi sebanyak : 1 takar Masukkan agregat halus sebanyak : 3 takar Masukkan aspal emulsi sebanyak : 0,5 takar

Aspal emulsi 1 takar

Agregat kasar (0,5-2 cm) 3 takar

Agregat kasar (0,5-2 cm) 6 takar

Aspal emulsi 1 takar

Agregat halus ( < 0,5 cm) 3 takar

KEDUA

PERTAMA

Aspal emulsi 0,5 takar

Agregat halus ( < 0,5 cm ) 3 takar

KETIGA

Langkah pencampuran kedalam molen

Kontrol kerataan campuran dan usahakan total waktu mencampur 4 menit dg 25 rpm

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

61

Buku Saku Pengamat Jalan

62

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Slurry Slurry

Seal 63

Buku Saku Pengamat Jalan

64

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

SLURRY SEAL Slurry Seal adalah campuran aspal emulsi (dg aspal emulsi CSS-1 / AE-63.S) ditambah air bersih dengan abu batu / screen dan semen (jika diperlukan) dan membentuk bubur / pasta

Sifat-sifat Slurry Seal 1. Kedap air dan tidak licin 2. Non Struktural/tidak mempunyai struktur

nilai

Fungsi Slurry Seal   

Untuk menutup retak-retak pada permukaan dan lepas butir (retak rambut) Meningkatkan skid resistance (nilai kekesatan) Merupakan lapisan yang kedap air dan tidak licin

Alat mencampur Slurry Seal •

Pada skala besar dapat digunakan Slurry Machine dengan produk bisa mencapai 3.500 m2 / hari (jika cuaca baik)

65

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Untuk skala kecil dapat digunakan Pan Mixer dengan produk bisa mencapai 600 m2 / hari (jika cuaca baik) Kapasitas campuran bahan Slurry Seal dengan menggunakan alat Pan Mixer untuk 1 (satu) kali campuran 400 kg, dengan rumus sbb : 400 x 100 :135 = 296



Komposisi / kebutuhan bahan untuk Slurry Seal • • • • • •

Aspal emulsi Abu batu Batu screen Semen Air bersih Jumlah

= 15% x 296 = 80% x 296 = 20% x 296 = 2% x 296 = 18% x 296

= = = = = =

45 237 59 6 53 400

kg kg kg kg kg kg

Penghamparan Slurry Seal • •

• •

66

Penghaparan dilakukan dengan Spreader Box Spreader Box digandengkan dengan Pan Mixer dan diatur sesuai tebal yang diinginkan Tuangkan Slurry Seal kedalam Spreader Box perlahan lahan Jalankan Pan Mixer dg kecepatan penarik 15 km / jam (dg konstan)

Buku Saku Pengamat Jalan • •

2011

Pengerasan tidak melalui pemadatan tetapi dengan penguapan Lalu lintas ditutup selama 4 jam, setelah itu bisa dilalui

Slurry Seal dengan Pan Mixer Slurry Seal dg Pan Mixer

Slurry Seal dengan Slurry Machine 67

Buku Saku Pengamat Jalan

Slurry Seal dengan Slurry Machine Slurry Seal dg Slurry Machine

68

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

OPEN GRADED EMULSION MIX (OGEM / AC-Base) Campuran Emulsi bergradasi terbuka (OGEM) yang terdiri dari campuran aspal emulsi dg agregat bergradasi tunggal (cold mix) • Digunakan untuk Patching (tambalan), lapis pondasi, maupun lapis permukaan • Menggunakan aspal emulsi CMS-2 (Cationic Medium Setting)

Alat Pencampur OGEM • • • •

Pan Mixer 1 x campuran 300 kg Beton Molen 1 x campuran 150 kg Cara manual dg drum dibelah Dikolak dan sebagainya

Bahan untuk Patching • •

Untuk 1 kali campuran dengan Pan Mixer 300 kg Dengan Rumus yang digunakan : 300 x 100 : 107 = 280

69

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Komposisi Bahan OGEM • • • • •

Aspal emulsi Batu pecah 1- 2 / 1-1 Batu pecah 1-3 / 1-2 Screen/Cheeping Jumlah

= 7% x 280 = 40% x 280 = 50% x 280 = 10% x 280

= = = = =

20 112 140 28 300

kg kg kg kg kg

Catatan : Kadar air pada agregat max. 3 % Komposisi campuran disesuaikan kebutuhan lapangan Cara pencampuran OGEM 1. Masukkan batu pecah 2-3 atau 1-2, sebanyak 140 kg, tambahkan aspal emulsi 7 kg dan aduk rata 2. Masukkan batu pecah 1-2 atau 1-1, sebanyak 112 kg, tambah aspal emulsi 7 kg dan aduk rata 3. Masukkan screen 28 kg, tambah aspal emulsi 7 kg (dicampur air 1:1 ) dan aduk rata 4. Nomor 1 dan 2 apabila perlu dapat ditambah air seperti no.3 5. Lamanya pencamuran 1 s/d 3 selama 6 menit untuk 300 kg 6. Campuran OGEM dapat di stok sampai 5 hari

70

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pelaksanaan Patching 1. Rapihkan lubang dg jack humer atau pahat beton shg berbentuk persegi 2. Siram aspal emulsi CRS-1 sbg Tack Coat 3. Masukkan stok OGEM kedalam lobang tsb 4. Padatkan dg stamper atau timbris 5. Sbg penutup tabur abu batu atau pasir cor dan padatkan kembali 6. Dapat dibuka utk lalu lintas

71

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

DENCE GRADED EMULSION MIX (DGEM) 1. Campuran aspal emulsi dengan agregat bergradasi menerus (DGEM) dengan cold mix 2. Dapat digunakan untuk lapis permukaan, pondasi dan patching 3. Menggunakan Cationic Slow Setting (CSS1 /AE-61.S) Alat Pencampur • Dengan alat Pan Mixer 1 x campuran 300 kg • Dengan AMP (skala besar) • Manual / drum dibelah 1 x campuran 50 kg • Rumus : 50 x 100 : 117 = 42,70

Komposisi Campuran DGEM • • • • • •

72

Batu pecah 1-2 = Batu pecah 1-1 = Abu batu = Air maximal = Aspal CSS-1 = Jumlah

40% x 42,7 25% x 42,7 35% x 42,7 8% x 42,7 9% x 42,7

= = = = = =

17 11 15 3 4 50

kg kg kg kg kg kg

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Cara Pencampuran DGEM 1. Masukkan batu pecah 1-2, tambah air + aspal emulsi @ 1/3 nya, aduk rata 2. Masukkan batu pecah 1-1, tambah air + aspal emulsi @ 1/3 nya, aduk rata 3. Masukkan abu batu, tambah air + aspal emulsi @ 1/3 nya, aduk rata 4. Lama mengaduk 1 s/d 3  6 menit 5. Campuran DGEM dapat di stok s/d 5 hari

Pelaksanaan Patching • • • • •

Rapihkan lubang dg jack humer Siram aspal emulsi sebagai tack coat Masukkan DGEM ke dalam lobang Padatkan dg baby roller atau stamper atau dg timbris Jika perlu tabur pasir / abu batu dan lalu lintas dapat dibuka

Catatan pekerjaan Patching •





Pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan optimum (alat pemadat sudah tidak berpengaruh lagi) Lapis permukaan terakhir tidak boleh lebih rendah dari permukaan sekitarnya atau 5 mm diatasnya bila diukur dengan penggaris Permukaan terakhir tidak boleh kegemukan aspal atau atau terkelupas

73

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

BURAS ASPAL EMULSI Menggunakan aspal emulsi CRS-2 • Buras adalah merupakan lapis penutup terdiri dari aspal emulsi ditabur pasir atau abu batu

Sifat Buras : • • • •

Kedap air Kenyal Tidak mempunyai nilai struktur Mengikat butir-butir halus

Fungsi Buras : • • •

Menutup pori permukaan perkerasan jalan Mencegah masuknya air ke permukaan Menahan terjadinya pelepasan butir

Bahan Buras •



74

Digunakan pasir alam atau abu batu dengan Bj. 2,55 - 2,75 dengan kadar pemakaian 5 kg/m2 Digunakan aspal Emulsi CRS-2 (AE.69.R) 0,5-0,8 lt/m2 untuk jalan yg sudah beraspal, dan 0,6-1,5 lt/m2 untuk jalan yg belum beraspal

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pelaksanaan Buras • • • •

Lapangan dibersihkan dan dikeringkan Penyiraman aspal emulsi dengan aspal sprayer atau manual (kaleng dilobangi) Segera dihampar agregat (pasir/abu batu) dg chip spreader/manual Padatkan dg Tire Roller 8-12 ton kecepatan 5 km/jam sampai agregat tertanam dgn baik (4-6 lintasan), bisa dg tandem roller tapi hasilnya kurang baik

75

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Fungsi bahu jalan : 1. Memberikan kebebasan samping 2. Tempat pemberhentian kendaraan dlm keadaan darurat 3. Sebagai tahanan samping terhadap konstruksi dll Hal hal perlu diperhatikan : 1. Perbedaan tinggi antara permukaan jalan dg bahu jalan 2. Material kadar lempung tinggi akan membuat konstruksi bahu jalan tidak setabil

Pembersihan Bahu Jalan 1. Singkirkan semua puing-puing pd daerah yg. akan dibersihkan 2. Potong dan buang pohon tua atau ranting yg.mengganggu jalan 3. Potong rumput yang terlalu panjang (paling tinggi 5 cm) 4. Buang sampah dg. pick up atau truck dan jangan membakar sampah di daerah tsb 5. Bersihkan tempat pekerjaan dengan rapi

Perbaikan Bahu Jalan 76

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

1. Untuk bahu jalan dengan tanah, perbaikan dapat dilakukan dengan perataan, perbaikan kemiringan, penambahan kerikil dan pemotongan rumput 2. Untuk Bahu Jalan tanpa perkerasan, pebaikan dapat dilakukan dengan perataan, perbaikan kemiringan, penambahan kerikil 3. Untuk Bahu Jalan diperkeras, perbaikan dapat dilakukan dengan perataan, penambalan lubang, penebaran pasir maupun laburan aspal

Perbaikan kemiringan bahu jalan 1. Garuk bagian yang sudah ditentukan dengan motor grader atau dengan cara manual sampai pada kedalaman 5-10 cm 2. Tambahkan sirtu secukupnya dan campurkan dengan material hasil garukan hingga merata 3. Kalau perlu dapat ditambahkan agregat kelas B 4. Ratakan dan bentuk kemiringan melintang secara manual atau dengan motor grader 5. Padatkan dengan pemadat getar sampai diperoleh permukaan yang rata dan pempunyai kepadatan optimal

77

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Perbaikan bahu jalan dg penambalan lubang (patching) 1. Gali bentuk persegi lokasi yang sudah ditentukan dan buang bahan galiannya 2. Galian harus mencapai lapis lapisan bawah yang mantap 3. Padatkan dasar galian 4. Bila dasar galian mencapai tanah yang lunak dan basah, gali dan ganti tanah tersebut dengan material yang baik 5. Isi lubang galian dengan material pengganti yang sudah disiapkan (agregat klas B / sirtu) dengan ketebalan minimum 10 cm pada kondisi kadar air optimum 6. Padatkan agregat klas B tersebut lapis demi lapis dengan vibrator stamper 7. Lapis terakhir harus mempunyai kerataan yang sama dengan bagian permukaan jalan yang lain dan mempunyai kepadatan optimum

Perbaikan bahu jalan dengan penambahan kerikil 1. Garuk pada bagian yang sudah ditentukan dengan motor grader / manual sampai kedalaman 5 – 10 cm

78

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

2. Hamparkan sirtu pada daerah garukan dengan tebal hamparan sirtu 1,2 kali tebal padat yang direncanakan 3. Ratakan dan bentuk kemiringan melintang sesuai persyaratan dengan motor grader / manual dan padat dengan vibrator roller

PEMELIHARAAN RUTIN TROTOAR 1. Kerusakan trotoar dg volume pejalan kaki yang tinggi hrs mendapat prioritas perbaikannya 2. Trotoar yang rusak menyebabkan pejalan kaki menggunakan jalan atau jalur lalu lintas, sangat berbahaya pada daerah yg padat lalu lintas

PEMELIHARAAN RUTIN SELOKAN 1. Buang semua tanah, bahan-bahan dan benda-benda dari selokan yang mempengaruhi aliran air 2. Periksa bahwa air mengalir dan tidak tergenang 3. Bersihkan tempat pekerjaan dengan rapi

79

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Beberapa hal penting utk. diperhatikan 1. Pembersihan bahan endapan, timbunan, rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya 2. Agar aliran air lancar dari permukaan perkerasan dan bahu jalan perlu dilakukan perbaikan tepi saluran 3. Untuk pembuangan air secara cepat perlu perbaikan kemiringan memanjang saluran

Perbaikan Saluran Tidak Diperkeras 1. Bersihkan sampah yang menyebabkan aliran air terhalang dg galah 2. Untuk memotong pohon-pohon yang lebih besar digunakan Chain Saw 3. Buat kemiringan saluran lebih rendah dari sebelumnya sehingga air dapat mengalir dengan lancar tanpa menggerus

Perbaikan Saluran Diperkeras 1. Bagian yang rusak dari saluran diambil /dibongkar dalam bentuk persegi dan dibersihkan

2. Apabila diperlukan ganti besi tulangannya 3. Pada bagian konstruksi yang pecah diisi adukan mortar dengan campuran semen

80

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

dan pasir 1 : 4 dan ratakan adukan sehingga diperoleh permukaan yang rata

Perbaikan Gorong -Gorong 1. Bersihkan sampah yang menyebabkan saluran/gorong-gorong tersumbat 2. Buat kolam penampung pada bagian inlet dan konstruksi penyaring dari besi agar sampah tidak bisa masuk dalam goronggorong 3. Pada bagian konstruksi yang retak diisi adukan mortar dengan campuran semen dan pasir 1 : 4 dan ratakan adukan sehingga diperoleh permukaan yang rata 4. Apabila diperlukan buat gorong-gorong baru yang lebih besar

Perbaikan Talud 1. Bersihkan semua kotoran dan puing-puing yang berada di lokasi yang akan dibersihkan 2. Pohon-pohon dan ranting yang menggangu pemakai jalan harus dibersihkan 3. Potong tumbuhan perdu, rumput dan lainlainya agar kelihatan rapih

81

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

4. Bagian-bagian yang rusak diperbaiki dengan mengganti pasangan batu sesuai dengan kemiringan lereng

PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN Perlengkapan jalan merupakan komponen penting dalam keselamatan jalan dan harus terlihat pada siang dan malam hari yaitu :  Rambu jalan  Patok Km/Hm, rambu lalu lintas hrs ditempatkan secara tepat dan mudah dilihat  Garis Marka terbuat dari cat yg reflektip  Pembatas dan Pengaman jalan (guide rail) harus baik dan kuat

82

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pemeliharaan Talud

83

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pemeliharaan Patok Pengaman Jalan dan Patok Hm

84

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

85

Buku Saku Pengamat Jalan

86

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 1

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN CATATAN KONDISI DAN HASIL PENGUKURAN PROPINSI BIDANG / DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

NO

STA (Km)

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

POSISI

KATEGORI KERUSAKAN

KIRI KANAN 1 2

0+050

V

1

3

P (M)

L (M)

UKURAN D A (M) (M2)

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

V (M3)

J (BH) -

111

0,50

0,50

0,05

0,25

0,01

V

117

1,70

0,90

0,02

1,53

0,03

V

252

4

0,02

532

45

-

4 V

5

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

0,8 -

120

16

1,5

-

6

2+200

V

512

-

-

-

7

4+200

V

311

Catatan : N = Jalan nasional P = Jalan Propinsi P = Panjang L = Lebar D = Dalam A = Luas V = Volume (AxD) J = Jumlah

1,2

1,5

0,05

24

-

-

-

-

-

-

6

1,8

-

-

KETERANGAN

Lubang-lubang Laburan aspal Kehilangan permukaan Posisi marka salah Terkelupas Patok hilang Retak setempat PENGAMAT Juru Jalan

87

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI Bidang/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

100

111 LUBANG LUBANG

P E R K E R A S A N

110 DENGAN LAPIS PENUTUP

112 BERGELO MBANG KERITING 113 ALUR 114 PENURUN AN AMBLES

88

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

Unit Kuantitas

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00 Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA

v

DANGKAL

< 5 Cm

M2

DALAM

> 5 Cm

M2

DANGKAL

< 3 Cm

M2

DALAM

> 3 Cm

M2

DANGKAL

< 3 Cm

M2

P6 < 3 Cm

DALAM

> 3 Cm

M2

P5 > 3 Cm

DANGKAL

< 5 Cm

M2

P6 < 5 Cm

DALAM

> 5 Cm

M2

P6 < 5 Cm

0,09

P5 > 5 Cm

TIDAK ADA P6 < 3 Cm P5 > 3 Cm

TIDAK ADA

TIDAK ADA

P5 > 5 Cm

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI Bidang/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

Pengukuran

100

117 RETAK BUAYA

v

P E R K E R A S A N

130 TANPA LAPIS PENUTUP

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA KECIL BESAR

118 RETAK GARIS 119 KEGEMU KAN ASPAL 120 TERKELU PAS

Unit Kuantitas

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

< 2 Mm > 2 Mm

M2 M2

P2 < 2 Mm

0,06

P5 > 2 Mm

TIDAK ADA KECIL

< 2 Mm

BESAR > 2 Mm

M2

P2 < 2 Mm

M2

P3 > 2 Mm

TIDAK ADA BEBERAPA

M2

LOKASI BELOKAN

M2

P1

TIDAK ADA

v

SETEMPAT < 3 Cm

M2

LUAS

M2

> 3 Cm

24

P2 > 20% RUAS JALAN

89

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Kimpraswil DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

100

131 LUBANG LUBANG

P E R K E R A S A N

130 TANPA LAPIS PENUTUP

132 BERGELO MBANG KERITING 133 ALUR 134 JEMBUL

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

Unit Kuantitas

TIDAK ADA KEDALAMAN < TANAH M2 DASAR M2 DALAM > TANAH DASAR

Catatan

Perbaikan

U2 < PONDASI U2 > PONDASI

TIDAK ADA DANGKAL

< 3 Cm

M2

DALAM

> 3 Cm

M2

DANGKAL

< 5 Cm

M2

DALAM

> 5 Cm

M2

< 10 Cm

M2

U2 1 - 5 Cm U3 > 5 Cm

TIDAK ADA U2 1 - 5 Cm U3 > 5 Cm

TIDAK ADA DANGKAL DALAM

90

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

> 10 Cm

M2

U2 < 10 Cm U1 > 10 Cm

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

100

150 KAKU

P E R K E R A S A N

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

151 KERUSAKAN PENGISIAN CELAH SAMBUNGAN

BEBERAPA

152 PENURUNAN SLAB PADA SAMBUNGAN

BEBERAPA

153 SLAB PECAH/ MENGLUPAS PADA SAMBUNGAN

Unit Kuantitas

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00 Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA M

K1

M

K3

TIDAK ADA

TIDAK ADA BEBERAPA

M

K3

91

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

200

211 LUBANG LUBANG

B A H U J A L A N

210 DENGAN LAPIS PENUTUP

212 BERGELO MBANG KERITING 213 ALUR 214 RETAK BUAYA

92

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

Unit Kuantitas

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00 Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA DANGKAL

< 5 Cm

M2

P6 < 5 Cm

DALAM

> 5 Cm

M2

P5 > 5 Cm

DANGKAL 1 - 5 Cm

M2

P6 1 - 5 Cm

DALAM

> 5 Cm

M2

DANGKAL

< 2 Cm

M2

P6 < 2 Cm

DALAM

> 2 Cm

M2

P5 > 2 Cm

DANGKAL

< 3 Cm

M2

P6 < 3 Cm

DALAM

> 3 Cm

M2

TIDAK ADA

P5 > 5 Cm

TIDAK ADA

TIDAK ADA

P5 > 3 Cm

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

200

215 KEGEMU KAN ASPAL

B A H U J A L A N

210 DENGAN LAPIS PENUTUP

216 TERKELU PAS

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

Unit Kuantitas

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00 Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA BEBERAPA 1 - 5 Cm

M2

DITIKUNGAN/TANJAK AN/PERSIMPANGAN

M2

P1

TIDAK ADA SETEMPAT

M2

LUAS

M2

P2

93

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

200

B A H U J A L A N

94

230 TANPA LAPIS PENUTUP

231 RETAK SETEMPAT

232 ALUR

134 JEMBUL

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA SETEMPAT

M2

U2

LUAS

M2

U3

DANGKAL

M2

U2

DALAM

M2

TIDAK ADA

TIDAK ADA DANGKAL

M2

DALAM

M2

U1 U2

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

200

250 TANAH

B A H U J A L A N

251 RETAK SETEMPAT

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA SETEMPAT

M2

U2

LUAS

M2

U3

M2

U3

M2

U3

TIDAK ADA

252 PERMUKAAN LEPAS

BEBERAPA

253 RUMPUT YANG PANJANG

SETEMPAT

TIDAK ADA

95

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

300

310

311 RETAK

BERASPAL T R O T O A R

96

330 TIDAK BERASPAL

331 LUBANG

350 UBIN BLOK

351 PERMUKAAN TIDAK RATA

370 BETON

371 PECAH ME NGELUPAS

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

Unit

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA

v

SETEMPAT

M2

3,9

W1

TIDAK ADA SETEMPAT

M2

W2

M2

W3

M2

W4

TIDAK ADA BEBERAPA

TIDAK ADA SETEMPAT

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

300

390 KERB

T R O T O A R

391 KERUSAKAN INLET KERB

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA RUSAK

Bh

W5

Bh

W6

M2

W7

TIDAK ADA

392 INLET KERB TERSUMBAT

TERTUTUP

393 KERB YANG CACAT / PUDAR

BEBERAPA

TIDAK ADA

97

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

400

D R A I N A S E

98

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

410

411 PENDANGKA DENGAN LAN PASANGAN BATU 412 KERUSAKAN SALURAN TERBUKA 413 TUMBUH TUMBUHAN

TIDAK ADA KEHILANGAN BENTUK

M2

D1

TERTUTUP

M

D2

TIDAK ADA

M

D1

TIDAK ADA

BEBERAPA

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

400

D R A I N A S E

430 TANPA PASANGAN BATU

431 PENDANGKA LAN

432 KERUSAKAN SALURAN TERBUKA

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA KEHILANGAN BENTUK

M2

D3

Bh

D4

TIDAK ADA RUSAK

99

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

400

D R A I N A S E

100

470

471 TERSUMBAT

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

472 KERUSAKAN

473 KERUSAKAN KEPALA GORONG GORONG

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA KEHILANGAN BENTUK

GORONG GORONG

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Bh

D3

Bh

D6

TIDAK ADA RUSAK

TIDAK ADA RUSAK

Bh

D7

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

400

D R A I N A S E

490 SALURAN AIR

491 RERUNTUH AN /SAMPAH

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA SEDIKIT

Bh

D8

M2

D9

BANYAK

492 PENDANGKA LAN 493 TERGERUS

TIDAK ADA SEDIKIT BANYAK

TIDAK ADA SEDIKIT

M2

D10

BANYAK

101

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

500

P E L E N G K A P A N

102

510 PATOK KM HM

Pengukuran

511 KERUSAKAN PATOK KM HM 512 PATOK KM HM YANG HILANG 513 PATOK KM HM YANG TERHALANG

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN : Unit

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA PECAH

Bh

F1

TIDAK ADA

v

HILANG

v

TERHALANG

Bh

6

F2

Bh

1

F3

TIDAK ADA

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

500

P E R L E N G K A P A N

520 RAMBU JALAN

521 PERUBAHAN LETAK RAMBU PETUNJUK JALAN 522 RAMBU YG KOTOR

523 RAMBU YG RUSAK

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA PERLU PERUBAHAN POSISI

Bh

F4

Bh

F5

TIDAK ADA KOTOR

TIDAK ADA RUSAK

Bh

F6

103

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

500

P E R L E N G K A P A N

104

520 RAMBU JALAN

Pengukuran

524 RAMBU YG HILANG

525 TIANG RAMBU HILANG/ RUSAK

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA HILANG

Bh

F2

TIDAK ADA

v

HILANG/RUSAK

Bh

7

F2 F7

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

500

P E R L E N G K A P A N

530 MARKA JALAN

531 MARKA JALAN YANG PUDAR

532 POSISI MARKA JALAN YANG SALAH

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA

v

MARKA PERLU DICAT

v

MARKA PERLU DIPINDAHKAN

M2

60

M2

45

F8

TIDAK ADA F9

105

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI BIDANG/DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

600

T A L U D

610 TALUD TANAH

611 EROSI ATAU PENGIKISAN 612 REMBESAN AIR PADA LERENG

620

621 RETAK PASANGAN PADA BATU LERENG 622 AMBLES PADA LERENG

106

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA KECIL

M3

BESAR

M3

B1 B2

TIDAK ADA SEDIKIT

M3

BANYAK

M3

B1 B2

TIDAK ADA KECIL

M

BESAR

M

B4

TIDAK ADA BEBERAPA

M3

B5

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 2

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN PROPINSI Bidang /DINAS NO. RUAS JALAN NAMA RUAS JALAN

: DIY : Bina Marga DIY : 030 N :

Kategori Sub Kategori

Kerusakan

600

630 RUMPUT

T A L U D 640 RIP - RAP

611 RUMPUT PANJANG PADA LERENG

641 KEHILANGAN BATU PADA LERENG

TANGGAL SURVEI : CUACA : STATUS JALAN : SEGMEN JALAN :

Pengukuran

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km 0+00 – Km 5+00

Unit Kuantitas

Catatan

Perbaikan

TIDAK ADA BEBERAPA

M2

B6

M2

B7

TIDAK ADA PECAH

107

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 3

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN Propinsi

: DIY

Bidang/Dinas

: Bina Marga DIY

No. Ruas Jalan Nama Ruas

: 030 N :

Tanggal Survei Cuaca Status jalan Segmen Jalan

: : : :

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km ….. – Km ……

Toleransi dari pekerjaan perbaikan 1. Lapis permukaan terakhir tidak lebih rendah dari permukaan sekitar atau lebih dari 5 mm di atasnya bila diukur dengan penggaris Pengukuran di lapangan (Perencanaan) 1. Luas L1 (m)

2. Luas Total perbaikan yang direncanakan = A1 + A2 …… + An = A 3. Volume Total pasir yang direncanakan = A1 (m2) x 0,01 m = …….m3 Luas dan Volume bahan Total yang sebenarnya (yang telah diselesaikan)

L2 (m)

Utk menghitung Luas setiap sisi ditambah 10 cm. Luas An = (L1 + 0,2) x (L2 + 0,2)

Luas …….. M2

Pasir ……… m3

Peralatan dan Tenaga yang dibutuhkan 1. 2. 3. 4.

108

Peralatan Alat pengamanan Lalu lintas Dump Truk 3,5 ton Pemadat ringan Skop, sapu

Bahan 1. Pasir

Tenaga Kerja 1.Pengawas 3. Pengendali lalu lintas 2.Tenaga kerja terlatih 4. Tenaga Biasa

Buku Saku Pengamat Jalan

2011 CONTOH PENGISIAN FORMULIR RM 4

SURVEI PEMELIHARAAN RUTIN JALAN REKAPITULASI DARI HASIL SURVEI HARIAN Propinsi

: DIY

Bidang/Dinas

: Bina Marga DIY

No. Ruas Jalan Nama Ruas

: 030 N :

Nama Mandor / Juru Jalan Tgl

Stasiun

Tanggal Survei Cuaca Status jalan Segmen Jalan

: : : :

12 Nopember 2007 Berawan N/P Km ….. – Km ……

:

Kode Kuantitas yang Kuantitas yang Jumlah Kerusakan Direncanakan Dilaksanakan Tenaga Kerja

Kegiatan Catatan Lain

109

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

LAPORAN HARIAN PEMELIHARAAN RUTIN PROGRAM PROPINSI LINK NO. PPTK / SEKTOR I. PERALATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

110

: 2008 : DIY : 30 N :

PICK UP DUMP TRUCK FLATBED TRUCK CRANE HAND GUIDE VIB. ROLLER AIR COMPRESSOR ASPHALT KETLE VIB. PLAT TAMPER VIB. RAMER

TANGGAL BULAN DILAPORKAN OLEH TANDA TANGAN

: : : : : : : :

buah buah buah buah buah buah buah buah

: : : :

9. ASPHALT SPRAYER : 10. CONCRETE MIXER : 11. CHAIN SAW : 12. GRASS CUTTER : 13. MOTOR GRADER : 14. PAVEMENT CUTTER : 15. ROAD MARKER : 16.

buah buah buah buah buah buah buah

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

.

II. TENAGA KERJA

• • • •

Pekerja Mandor Tukang Operator

: : : :

orang orang orang orang



Pemb Operator

: orang

6. Sopir/Driver : orang 7. Pemb Sopir : orang 8. Mekanik : orang 9. Pemb. Operator : orang

III. BAHAN

• • • • • • • • • •

Batu Kali Agregat Kasar Agregat Halus Semen Sirtu Cat Marka Jalan Solar Minyak Pelumas Agregat A Pasir

: : : : : : : : : :

m3 m3 m3 zak m3 kg ltr ltr m3 m3

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Thinner Glass Bit Plat Rambu Beton K 225 Beton K 175 Chipping Cat Pemantul cahaya (Reflektor) Aspal Emulsi Pasir Urug

: : : : : : : : : :

ltr kg bh m3 m3 m3 kg bh kg m3

111

Buku Saku Pengamat Jalan .

IV. HASIL PELAKSANAAN FISIK • • • •

112

Patching Pasangan Batu Bahu Jalan Pengecatan Marka

: : : :

m2 m3 m3 m2

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FOTO – FOTO KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN

113

Buku Saku Pengamat Jalan

114

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Jenis Kerusakan Delaminasi (Delamination) Terkelupasnya lapisan permukaan aspal (hasil overlay) dg lapis permukaan lama yang disebabkan antara lain : - Lapis perekat tidak baik - Perkerasan lama kotor - Pemadatan waktu hujan - Rembesan air pada retakan - Ikatan antara lapisan ualang dg lapisan awal rusak akibat pengaruh air Contoh seperti gambar berikut :

Permukaan aspal terseret (delaminasi)

115

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Jenis Kerusakan Retak Kulit Buaya (Aligator Cracks) Permukaan perkerasan aspal terjadi retak-retak seperti kulit buaya sehingga perkerasan lemah atau lapis aspal rapuh (britle). Sebab sebab jenis kerusakan ini antara lain : - Bahan perkerasan kurang baik - Pelapukan aspal - Penggunaan aspal kurang - Lapis Bawah kurang padat - Tingginya air tanah pada badan perkerasan jalan Contoh seperti gambar berikut :

116

Buku Saku Pengamat Jalan

Retak Buaya (Aligator crack)

2011

117

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Rusak akibat Pelepasan Butir (Ravelling) Terjadi pelepasan butir-butir agregat pada lapis permukaan aspal yang disebabkan antara lain oleh : - Pelapukan lapis pengikat (aspal) atau agregat - Pemadatan kurang - Penggunaan material kotor atau lunak - Penggunaan aspal kurang - Suhu pemadatan kurang Contoh seperti gambar berikut :

Retak dan terjadi pelepasan berbutir

118

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FOTO – FOTO PELAKSANAAN PATCHING

119

Buku Saku Pengamat Jalan

120

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pengembalian Kondisi Perkerasan Dengan patching

1 Pemotongan dgn Asphalt Cutter 121

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

2 Pembongkaran dgn Jack Hammer

3 Pembersihan dengan kompresor

122

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

4 Tack coat manual

5 Penghamparan Aspal

6 Pemadatan 123

Buku Saku Pengamat Jalan

124

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FOTO – FOTO PEMBERSIHAN

125

Buku Saku Pengamat Jalan

126

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pembersihan Bahu Jalan

Pembersihan Bahu Jalan dan Selokan 127

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pembersihan Median dgn Grass Cutter

128

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FOTO – FOTO PENGECATAN

129

Buku Saku Pengamat Jalan

130

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pengecatan Kerb (Atas) Pengecatan Rilling & Kerb Jembatan (Bawah)

131

Buku Saku Pengamat Jalan

132

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

FOTO – FOTO Perbaikan Expantion Joint

133

Buku Saku Pengamat Jalan

134

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

135

Buku Saku Pengamat Jalan

136

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PEMELIHARAAN BERKALA JALAN

137

Buku Saku Pengamat Jalan

138

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PELAKSANAAN PEMELIHARAAN BERKALA Cakupan Pekerjaan Jalan dan Jembatan : 1. Pekerjaan Utama 2. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 3. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

1

a. b. c. d.

PEKERJAAN UTAMA

Pelapisan Struktural Pelapisan Non Struktural Pelaburan Non Struktural Pengkrikilan Kembali Jalan Tanpa Berpenutup Aspal e. Penambahan/Rekontruksi Bahu Jalan Sepanjang Jalan Berpenutup Aspal f. Penambahan atau Rekonstruksi Pekerjaan Penunjang g. Pekerjaan Pembangunan Baru atau Penggantian Jembatan Lama

139

Buku Saku Pengamat Jalan a. Pelapisan Struktural 

2011

Overlay dg lapisan aspal yg terdiri dari perataan dan perkuatan dari AC-BC atau HRS-Base atau lapisan lainnya dan dilanjutkan dg AC-WC atau HRS-WC atau jenis lainnya  Lapis pondasi agregat utk rekonstruksi ruas jalan yg rusak berat dg Lapis Pondasi Bawah (LPB), Lapis Pondasi Atas (LPA) dan diikuti dg salah satu jenis pelapisan permukaan seperti di atas

140

4%

AGG. B t = 15CM

1.50 M C L

2%

LAPIS PERMUKAAN AWAL/ EXISTING SURFACE

POTONGAN MELINTANG

2%

AC-BC t = 5CM

AC-WC t = 4CM

5.00 – 7.00 M

4%

1.50 M

11

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

141

.

142

4%

Shoulder (LPB)

2%

AC-WC/HRS-WC

LPA

CL

LPB

Lapis Perkerasan

2%

AC- BC AC Base 4%

12

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

Buku Saku Pengamat Jalan









2011 b. Pelapisan Non k l

Overlay dg satu lapis seperti Latasir, HRSWC, AC-WC, Lasbutag, Latasbusir atau campuran dingin untuk meratakan permukaan dan menutup lapisan lama yg stabil Overlay dengan dua lapis terdiri dari lapis perata AC-BC atau AC Base atau HRS Base dan dilanjutkan dg pelapisan permukaan dg AC-WC atau HRS-WC atau lapisan jenis lainnya

c. Pelaburan Non Struktural

Pelaburan memakai BURTU atau BURDA pada perkerasan jalan lama dg lalu lintas rendah  existing cukup rata dg punggung jalan (camber) yg memenuhi Pelaburan dengan Buras, Slurry Seal  existing sudah rata dan mantap

143

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

d. Pengkrikilan kembali jalan tanpa penutup aspal Pengkrikilan kembali untuk mengganti kerikil yg hilang oleh lalu lintas dan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan kerikil yg ada pada ruas jalan yg lemah (AWCAS/Japad)

e. Penambahan /Rekonstruksi Bahu Jalan Berpenutup Aspal 



f.

Bahu Jalan berpenutup aspal yg terdiri dari Lapis Pondasi Agregat Kelas A yg dilapisi dg BURTU Bahu jalan tanpa penutup aspal yg terdiri di lapis Pondasi Agregat Kelas B

Penambahan /Rekonstruksi Pekerjaan Penunjang     

144

Selokan tanah Selokan dan drainase yg dilapisi Gorong-gorong pipa dari beton Gorong-gorong persegi dari beton Pekerjaan tanah untuk perbaikan kelongsoran

Buku Saku Pengamat Jalan

2011



Peninggian elevasi permukaan jalan (grade raising), hanya bila benar-benar diperlukan  Pekerjaan struktur lainnya seperti jembatan kecil dll  Pekerjaan perlindungan talud, seperti pasangan batu kosong dengan atau tanpa adukan dan bronjong

g. Pekerjaan Pembangunan Baru atau Penggantian Jembatan Lama 

 

Pekerjaan pondasi seperti sumuran, tiang pancang dan sebagainya Pekerjaan bangunan bawah seperti abutmen dan pier jembatan Pekerjaan bangunan atas seperti gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau baja

145

Buku Saku Pengamat Jalan

2

2011

PEK. PENGEMBALIAN KONDISI & PEK. MINOR

a. Pengembalian Kondisi bahu Jalan b. Pengembalian kondisi Selokan, Saluran Air, Timbunan, galian dan Penghijauan c. Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu Lintas d. Pengembalian Kondisi Jembatan

3 a. b. c. d. e.

146

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

Perkerasan Lama Bahu Jalan Lama Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan Perlengkapan Jalan Jembatan

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

147

Buku Saku Pengamat Jalan

148

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

DRAINASE 1. 2. 3. 4.

Galian Selokan dan Saluran Air (m3) Pasangan Batu Dengan Mortar (m3) Gorong-Gorong dan Drainase Beton (m’) Drainase Porous (m3)

1

GALIAN SELOKAN DAN SALURAN AIR

Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yg dilapisi (lined) maupun tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yg tidak dilapisi

2

PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air dan pembuatan apron (lantai golak), lubang masuk Pasangan Batu dg mortar (mortared stonework) dapat digunakan sbg pasangan batu (stone masonry) utk struktur dg daya dukung yg lebih besar spt. gorong-gorong pelat, dan tembok penahan tanah.

149

Buku Saku Pengamat Jalan

3

2011

GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON

Pekerjaan ini mencakup perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembuatan gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan atau pipa logam (corrugated) gorong-gorong persegi dan pelat beton bertulang, termasuk tembok kepala, struktur lubang masuk dan keluar serta pekerjaan lainnya yg berhubungan dg. perlindungan terhadap penggerusan

4

DRAINASE POROUS

Bahan porous diperlukan utk penimbunan kembali pada landasan drainase beton atau pipa atau utk drainase bawah tanah atau untuk mencegah butiran tanah halus hanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan pipa berlubang banyak (perforated pipe) yang terbuat dari tanah liat dan anyaman penyaring (filter) tanah bilamana bahan ini diperlukan.

150

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Bahan-bahan tersebut ditempatkan di bagian belakang (oprit) abutment, tembok sayap, tembok penahan tanah, pasangan batu kosong dan dinding bronjong, serta pada pembuatan drainase bawah permukaan perkerasan jalan, saluran beton, drainase vertikal untuk pekerjaan stabilisasi. Penyaring (filter) pada kaki lereng dan pekerjaan lainnya yang serupa

151

Buku Saku Pengamat Jalan

152

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

153

Buku Saku Pengamat Jalan

154

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PEKERJAAN TANAH Tanah Galian : 1. Galian Biasa 2. Galian Batu 3. Galian Struktur 4. Galian Perkerasan Aspal (cold milling)

Tanah Timbunan : a) Timbunan Biasa  CBR min. 6 % b) Timbunan Pilihan  CBR min. 10 %, PI max. 6 %  Bisa berupa tanah, pasir atau krikil c) Timbunan pilihan di atas tanah rawa  IP max. 6 %  Harus berupa pasir / krikil / bahan berbutir lainnya d) Timbunan Batu

Pemadatan Timbunan -

Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan bila kadar air bahan berada pada rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 %

155

Buku Saku Pengamat Jalan

-

-

-

2011

di atas kadar air optimum (kepadatan kering maksimum). Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar hrs dipadatkan 95% (∂d) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai kepadatan 100 % (∂d) Timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu lebih besar 5 cm serta mampu mengisi rongga batu pada bagian atas timbunan batu tsb

Pemadatan timbunan Elevasi akhir 15

100 %

15

100 %

20 20 20 20

156

95 %

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

Bahu Jalan -

Bahan Bahu Jalan dapat berupa Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Semen, Lapis Resap Pengikat, Burtu dll

-

Untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan dibawah bahu jalan tanpa laburan aspal

-

Umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A digunakan di bawah bahu jalan dg laburan aspal

157

Buku Saku Pengamat Jalan

158

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PERKERASAN BERBUTIR Perkerasan berbutir terdiri dari material campuran antara batu pecah dan sirtu (sandy gravel) dengan persyaratan tertentu. Sebagai bahan pondasi jalan, perkerasan berbutir dapat dibedakan sebagai berikut : • Lapis Pondasi Bawah dengan Agregat Kelas B( LPB) • Lapis Pondasi Atas dengan Agregat Kelas A (LPA) Perkerasan Aspal

Lapis Pondasi Agregat Kelas A/B

LPA

CBR > 90% PI : 0 – 6 Agregat Kasar 100 pecah

LPB

CBR > 60% PI : 0 – 10

Subgrade

CBR > 6% PI : max. 6

Fraksi Agregat Kasar :

159

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Agregat kasar yg tertahan pada saringan No.4 (4,75 mm) harus terdiri dr batu pecah atau kerikil yg keras dan awet. Bila digunakan sbg LPA, agregat kasar yg berasal dari krikil, 100 % berat agregat kasar harus mempunyai paling sedikit 1 (satu) bidang pecah

-

-

Fraksi Agregat Halus : Fraksi halus yang lolos saringan No.4 (4,75 mm) harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus

Pemadatan Lapis Pondasi Agregat   



160

Tebal padat minimum = 2 x maks. size Tebal padat maksimum = 20 cm Pemadatan dengan alat yg sesuai dg tingkat kepadatan, paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified). Pemadatan dilakukan pd kadar air dari bahan dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

pd kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)

SAND CONE

Test kepadatan dg Sand Cone

76

161

Buku Saku Pengamat Jalan

162

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PERKERASAN ASPAL 6.1.

6.2.

6.3. 6.4.

LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT) DAN LAPIS PEREKAT (TACK COAT) LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) DAN LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA) CAMPURAN ASPAL PANAS LASBUTAG DAN LATASBUSIR

LAPIS RESAP PENGIKAT (PRIME COAT) Bahan : - Aspal Emulsi reaksi sedang (mediun setting) atau reaksi lambat (slow setting) - Aspal semen Pen. 80/100 atau Pen. 60/70 dg perbandingan pemakaian minyak tanah harus dari 40 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC30)

163

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Pemakaian Prime Coat : 0,4 - 1,3 lt per m2 (untuk lapis LPA) 0,2 - 1,0 lt per m2 (untuk lapis Pondasi Semen Tanah)

LAPIS PEREKAT (TACK COAT) Bahan : - Aspal Emulsi jenis Rapit Setting - Aspal semen Pen. 60/70 atau Pen. 80/100 diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal Pemakaian : Aspal cair :0,15 – 0,35 lt/m2 Aspal Emulsi :0,20 – 0,50 lt/m2 Aspal Emulsi diencerkan (1:1):0,40 – 1,00 lt/m2

164

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

CAMPURAN ASPAL PANAS (HOT MIX) a. Latasir (Sand Sheet) Kelas A dan B b. Lataston (HRS) –> Gradasi Senjang (Gap Graded) - Lataston Lapis Pondasi (HRS Base), - Lataston Lapis Permukaan (HRS Wearing Course) - Ukuran maksimum agregat masingmasing campuran 19 mm c. Laston (AC) - Laston Lapis Aus (AC-WC) max. size 19 mm - Laston Lapis Perekat (AC-BC) max. size 25,4 mm - Laston Lapis Pondasi (AC-Base) max.size 37,5

165

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

RUMUS CAMPURAN RANCANGAN (DESIGN MIX FORMULA/HOT MIX) 𝑃𝑏 = 0,035 (% 𝐶𝐴) + 0,045 (% 𝐹𝐴) + 0,18 (% 𝐹𝑖𝑙𝑙𝑒𝑟) + 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 Pb CA

= Kadar aspal perkiraan = Agregat kasar tertahan saringan No.8 (2,35 mm) FA = Agregat halus lolos saringan No.8 & tertahan No.200 Filler = Agregat halus lolos saringan No.200 (0,075 mm)

Nilai Konstanta 0,5 -1,0 untuk AC, dan 2,0 - 3,0 untuk HRS

BENDA UJI HOT MIX Buat benda uji dg kadar aspal di atas, dibulatkan mendekati 0,5 %, dengan 3 (tiga) kadar aspal di atas dan 2 (dua) di bawah

Contoh :

-

166

Jika rumus memberikan nilai 5,7 %, dibulatkan menjadi 5,5 %. Buat benda uji dengan kadar 5,5%; 6%; 6,5%; 7% dan 4,5%; 5,0 %

Buku Saku Pengamat Jalan -

-

2011

Ukurlah Berat Isi benda uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan stabilitas sisa setelah perendaman. Hitung kepadatan benda uji pada rongga udara nol Hitung Rongga dalam agregat (VMA) Hitung Rongga terisi aspal ( VTB) Hitung Rongga dalam Campuran (VIM)

Ketentuan Sifat-sifat Campuran Lataston Lataston Sifat-Sifat Campuran WC BC Penyerapan Aspal (%) Jumlah tumbukan perbidang Rongga dalam campuran Rongga dlm Agregat (VMA) (%) Rongga terisi aspal (%) Stabilitas Marshall (%) Pelelehan (mm) Marshall Quentien (Kg/mm) Stabilitas Marshall Sisa (%) stlh perendaman 24 Jam, suhu 600C Rongga dalam campuran (%) pd kepadatan membal (refusal)

Max Min Max Min Min Min Min Min Min

18

1,7 75 3 6

68 800 3 250

17

75 2

167

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston Laston Sifat-Sifat Campuran WC BC Base Penyerapan Aspal (%) Max 12 Jumlah tumbukan perbidang Rongga dalam campuran

Rongga dlm Agregat (VMA) (%) Rongga terisi aspal (%) Stabilitas Marshall (%) Pelelehan (mm) Marshall Quentien (Kg/mm) Stabilitas Marshall Sisa (%) stlh perendaman 24 Jam, suhu 600C Rongga dalam campuran (%) pd kepadatan membal (refusal)

168

75

112 3,5 5,5

Min Max Min

15

14

13

Min

65

63

60

Min Min

800 3

1500 5

Min

250

300

Min

75

2,5

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

BAHAN HOT MIX Peresapan air oleh agregat max 3 % 1. Agregat Kasar - Tertahan ayakan No.8 (2,36 mm) - Abrasi / Keausan maks. 40 % - Angularitas minimum 95 % 2. Agegat Halus - Lolos ayakan No. 8 ( 2,36 mm ) - Abrasi / Keausan maks. 40 % - Angularitas minimum 95 % 3. Filler - Lolos ayakan No. 200 (0,075 mm) - Bahan pengisi terdiri dari : debu batu kapur (lime stone dust), - semen portland, abu terbang, abu tanur semen, atau bahan non - plastis lainnya

169

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PRODUKSI CAMPURAN ASPAL 

Campuran aspal tidak boleh diproduksi jika tidak tersedia cukup bahan, alat angkut, alat penghampar, alat pemadat dan tenaga untuk menjamin kemajuan pekerjaan dg tingkat kecepatan minimum 60 % kapasitas instalasi pencampur

PENYIAPAN BAHAN ASPAL DAN AGREGAT  



170

Bahan aspal dipanaskan dg rentang temperatur antara (140 – 160) oC Setiap hari harus tersedia minimum 30.000 liter aspal panas yg siap dialirkan ke alat pencampur Temperatur pemanasan agregat sesuai rentang suhu bahan aspal tetapi tidak boleh melampaui 15 oC diatas temperatur bahan aspal (terbakar !!)

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENYIAPAN BAHAN ASPAL DAN AGREGAT (HOT MIX) 

Bila diperlukan filler untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka filler/ pengisi harus ditakar secara terpisah dalam penampung kecil yg dipasang tepat diatas alat pencampur.

PENGHAMPARAN    



Penghamparan dilakukan dg asphalt finisher. Sebelum dimulai penghamparan sepatu (screet) harus dipanaskan Penghamparan dimulai dari lajur yg lebih rendah kelajur yg lebih tinggi Bila jalan yg akan dihampar hanya setengah lebar jalan, maka urutan penghamparan akhir usahakan perbedaanya tidak terlalu panjang dg hamparan di sebelahnya Ketebalan hamparan disesuaikan dg trial/ percobaan yg telah disetujui

171

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENYIAPAN LOKASI PENGHAMPARAN 

 

Permukaan yg akan dilapisi termasuk dalam kondisi rusak, tdk stabil atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk harus dibongkar, patching, bahan yg lepas harus dibuang. Permukaan yg akan dihampar harus dibersihkan Prime coat ataupun Tack coat harus sesuai ketentuan

PERALATAN PEMADAT Setiap alat penghampar harus dilengkapi dua alat pemadat : - Satu alat pemadat roda baja/steel wheel roller dg berat minimal 6 ton (roda tiga, roda dua/tandem, tandem dengan 3 sumbu roda tiga) - Satu alat pemadat roda karet /pneumatic roller. Alat pemadat roda karet, memiliki 9 (sembilan) roda karet dengan tekanan ban 6,0 - 6,5 kg/cm2 (85-90 psi) dengan selisih

172

Buku Saku Pengamat Jalan

-

2011

tekanan ban tidak lebih dari 0,350 kg/cm2 (5 psi). Permukaan ban halus dan posisi ban harus overlap antara roda depan dan belakang

PEMADATAN DI LAPANGAN 

 



Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yaitu Pemadatan Awal (I) dengan roda besi, Pemadatan Antara (II) dengan roda karet dan Pemadatan Akhir (II) dengan roda Besi Pertama-tama penggilasan dilakukan pada sambungan melintang Penggilasan dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya penggilasan dilakukan sejajar dg sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk super elevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yg terendah dan bergerak kearah yg lebih tinggi Bila menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk penggilasan awal harus terlebih dulu menggilas jalur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak

173

Buku Saku Pengamat Jalan



2011

lebih dari 15 cm dari lebar roda penggilas yg menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet

VISCOSITAS DAN SUHU PEMADATAN Pemadatan I : Viscositas 1 – 2 dgn suhu (125 – 145) oC Pemadatan II : Viscositas 2 – 20 dgn suhu (100 – 125) oC Pemadatan III : Viscositas > 20 dgn suhu ( > 95 ) oC

174

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENGUKURAN PEKERJAAN (HOT MIX) 

Pengukuran ketebalan, Stabilitas Marshall, kadar aspal dan gradasi lapis perkerasan yg dihampar didasarkan atas core drill (samples) yg diambil di lapangan

Catatan Khusus Penting banget !!! Kadar aspal aktual (kadar aspal efektip + penyerapan aspal) yang digunakan Kontraktor dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran aspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tak ada penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan perbedaan kadar aspal yang disetujui dalam Rumus Perbandingan Campuran dan kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran {Spec. 6.3.8.1). j)}  hal. 6-64

175

Buku Saku Pengamat Jalan CORE DRILL

Alat Core Drill

Contoh CORE

CONTOH CORE 176

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENGUKURAN TEBAL CORE

Ukur Tebal Core

MESIN LOS ANGELES

M esinL osA n geles 50,8 cm

Bahan baja ½”

Bukaan

71 cm

Bola baja

Tiang beton Pan penampung benda uji

177

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

CARA PENGUJIAN 1. Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles. 2. Putar mesin dengan kecepatan 30 – 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A, B, C dan D. 1000 putaran untuk gradasi E, F, dan G. 3. Setelah selesai putaran, keluarkan benda uji dan kemudian saring dengan saringan no. 12. Butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 110 + 5 0C sampai berat tetap. 4. Perhitungan keausan : 𝑎+𝑏 𝑘𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 = × 100% 𝑎 a = berat benda uji semula (gram) b = berat benda uji tertahan saringan no. 12 (gram)

178

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

TABEL GRADASI Ukuran Saringan Lewat Tertahan (mm) (mm)

76,2 63,5 63,5 50,8 50,8 38,1 38,1 25,4 25,4 19,05 19,05 12,7 12,7 9,51 9,51 6,35 6,35 4,75 4,75 2,36 Jumlah Bola Berat Bola (gram)

Berat dan gradasi benda uji (gram) A B C D E F G 2500 2500 5000 5000 5000 5000 5000

1250 1250 1250 2500 1250 2500 2500 2500

5000 12 11 8 6 12 12 12 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000 + 25 + 25 + 20 + 15 + 25 + 25 + 25

179

Buku Saku Pengamat Jalan Ukuran Saringan Lewat (mm)

Tertahan (mm)

76,2 63,5 (3”) 63,5 50,8 (21/2”) 50,8 38,1 (2”) 37,5 25,4 (11/2”) 25,4 19,05 (1”) 19,05 12,7 (3/4”) 12,7 9,51 (1/2”) 9,51 6,35 (3/8”) 6,35 4,75 (1/4”) (No. 4) 4,75 2,36 (No. 4) (No. 8) Jumlah Berat Berat tertahan No. 12 𝒂𝒃𝒓𝒂𝒔𝒊 =

𝒂−𝒃 × 𝟏𝟎𝟎% 𝒂

Abrasi rata-rata

180

2011

I

II

Berat sebelum (a)

Berat sesudah (b)

Berat sebelum (a)

Berat sesudah (b)

2.500

1.689

2.500

1.689

2.500

1.725

2.500

1.688

5.000

5.000 3.414

31,72%

3.386 32,28

32,00%

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN •

Untuk lapis permukaan (misal : SS, HRSWC, AC-WC, AC-WC Mod) berdasar jumlah per m2 (luas) yang dihampar dan diterima yaitu :  ( panjang diukur x lebar diterima )



Untuk lapis perkuatan (misal : HRS-BC, AC-BC, AC-BC Mod, AC-Base, AC-Base Mode) berdasar jumlah m3 (volume) yg dihampar & diterima yaitu :  ( luas lokasi x tebal diterima )



Untuk lapis perata {misal : HRS-WC(L), HRS-BC(L), AC-WC(L), AC-BC(L) dll } berdasar jumlah tonase (berat) bahan yang dihampar dan diterima yang dihitung atas dasar nilai terkecil antara: 1. Tonase dari rumah timbang dan 2. Luas hamparan aktual diterima x tebal rata-rata diterima x kepadatan lapangan hasil uji inti (∂lap)

181

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

KOREKSI PEMBAYARAN HOTMIX ASPAL 

Koreksi tebal:

𝐶𝑡 = 



𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐶𝑡 =

𝑡2 𝑡1

Koreksi Kadar Aspal/Bitumen: 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎2 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐶𝑏 = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐽𝑀𝐹 𝐶𝑏 =

𝐾𝑏 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑏 𝐽𝑀𝐹

Perhitungan Pembayaran: 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 𝐶𝑡 × 𝐶𝑏 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝐶𝑡 × 𝐶𝑏

Bila tidak ada koreksi, maka Ct & Cb diambil 1

182

t0

t0

Hamparan Baru : SS-A, SS-B, HRS-WC HRS-Base, AC-WC, AC-BC, dan AC-Base

Hamparan Baru : SS-A(L), SS-B(L), HRS-WC(L),HRS-Base(L), AC-WC(L),AC-BC(L), dan AC-Base(L)

Permukaan lama yg memerlukan levelling

t2 t1

t0

Permukaan yg disiapkan oleh Kontraktor

t1

Permukaan yg disiapkan oleh Kontraktor

t1

Hamparan Baru : SS-A, SS-B, HRS-WC HRS-Base, AC-WC, AC-BC, dan AC-Base

Kasus

tetapi : t1 < t2

dimana : t1 = W / ( A aktual

x

A x ( t1 / t0 ) x Cb x HS atau V x ( t1 / t0 ) x Cb x HS ∂lap )

A x HS  Jika Ct & Cb = 1 atau V x HS

V x ( t1 / t0 ) x Cb x HS

atau

A x ( t1 / t0 ) x Cb x HS

Beraspal Baru (jika Diterima Direksi)

Perhitungan Pembayaran Hot Mix Asphalt : Perhitungan Pembayaran untuk Lapis

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

183

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Keterangan: A = Luas penghamparan yang diterima Aaktual = Luas penghamparan aktual V = Volume penghamparan yang diterima = Tebal nominal rancangan t0 = Tebal aktual rata yang diterima Direksi t1 Pekerjaan = Tebal max yg diterima Direksi t2 Pekerjaan (sesuai kebutuhan lapangan berdasarkan survey pengukuran. = Kep[adatan lapangan campuran aspal ∂tap yg sudah dipadatkan (dari hasil core) W = Berat campuran aspal yg dihampar (dari tiket timbangan)

184

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PASANGAN BATU Umum 1. Yang dimaksud dengan Pasangan Batu adalah komponen struktur yang terbuat dari susunan batu dengan mortar semen sebagai pengikat sesuai yang disyaratkan. 2. Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.. 3. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan selokan, lulubang penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar atau

185

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap).

PERSYARATAN BAHAN Batu a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk enghilangkan bagian yang tipis atau lemah. b. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama. c. Batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 150 mm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

Adukan Adukan semen harus yang memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.

Drainase Porous Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk

186

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.

Penempatan Adukan : Tebal landasan adukan baru paling sedikit 30 mm harus dipasang pada pondasi sebelum penempatan masing-masing batu pada lapis pertama

Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi (Pasangan Batu) -

-

-

-

Dinding pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan dengan jarak maksimum 2 m dari sumbu satu dengan lainnya dan harus berdiameter 50 mm dan dipasang ijuk Pada struktur menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibuat untuk panjang struktur maksimumi 20 m. Lebar delatasi 30 mm dan diteruskan sampai seluruh tinggi dinding Timbunan di belakang delatasi harus dari bahan drainase porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah tidak hanyut Permukaan horizontal pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan setebal 20 mm

187

Buku Saku Pengamat Jalan

188

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

PERENCANAAN GEOMETRIK

189

Buku Saku Pengamat Jalan

190

2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

UMUM Perencanaan geometrik adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisi, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku. Elemen dalam perencanaan geometrik jalan, yaitu :  Alinemen Horisontal (situasi/plan)  Alinemen Vertikal (potongan memanjang/ profile)  Potongan Melintang (Cross Section)  Penggambaran Jarak Pandang Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi sedemikian rupa sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan suatu antisipasi untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. 191

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Jarak Pandang terdiri dari : • Jarak Pandang Henti (Jh) • Jarak Pandang Mendahului (Jd) Tabel Panjang Jari-jari Minimum (dibulatkan) untuk emak = 10 % VR 120 100 90 80 60 50 40 30 20 (Km/jam) R min 600 370 280 210 115 80 50 30 15 (m)

192

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

BENTUK BUSUR LINGKARAN (FC)

KETERANGAN: Rc = Jari-jari lingkaran ∆ = Sudut tikungan ο = Titik pusat lingkaran LC = Panjang Busur lingkaran TC = Panjang Tangen jarak dr TC ke PI atau EC = Jarak luar dr PI ke busur lingkaran PI ke TC

193

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Bentuk Busur Lingkaran (FC) FC (full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari tikungan) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar. Lengkung Peralihan Lengkung Peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinemen yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran (R = ∞ → R = Rc), jadi lengkung peralihan ini diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle), yaitu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran. Lengkung Peralihan dengan bentuk spiral (clothoid) banyak digunakan juga oleh Bina Marga. Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis. 194

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

KOMPONEN S-C-S

Xs Ys Ls

= Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (Jarak lurus lengkung peralihan) = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke titik SC pada lengkung = Panjang Lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST)

195

Buku Saku Pengamat Jalan Lc

=

Ts

=

TS SC Es θs Rc p k

= = = = = = =

196

2011

Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS) Panjang tangen dari titik PI ke titik Ts atau ke titik ST Titik dari tangen ke spiral Titik dari Spiral ke lingkaran Jarak dari PI ke busur lingkaran Sudut Lengkung spiral Jari-jari lingkaran Pergeseran tangen terhadap spiral absis dari p pada garis tangen spiral

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

BENTUK LENGKUNG PERALIHAN (S-S)

o

Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal pada bagian jalan yang lurus sampai ke kemiringan penuh (superelevasi) pada bagian lengkung.

197

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

o

Pada tikungan SCS, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear, diawali dari bentuk normal ( ) sampai awal lengkung peralihan (TS) yang berbentuk ( ) pada bagian lurus jalan, lalu dilanjutkan sampai superelevasi penuh ( ) pada akhir bagian lengkung peralihan (SC).

o

Pada tikungan FC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear, diawali dari bagian lurus sepanjang 2/3 Ls sampai dengan bagian lingkaran penuh sepanjang 1/3 Ls.

o

Pada tikungan S-S, pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan pada bagian spiral

o

Superelevasi tidak diperlukan jika radius (R) cukup besar,untuk itu cukup lereng luar diputar sebesar lereng normal (LP), atau bahkan tetap lereng normal (LN)

198

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

DIAGRAM SUPERELEVASI 1

METODA

Metoda untuk melakukan superelevasi yaitu merubah lereng potongan melintang, dilakukan dengan bentuk profil dari tepi perkerasan yang dibundarkan, tetapi disarankan cukup untuk mengambil garis lurus saja

Contoh untuk tikungan ke kanan pada tikungan tipe SCS

Ada tiga cara untuk mendapatkan superelevasi, yaitu: 1. Memutar perkerasan jalan terhadap profil sumbu 2. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah dalam 199

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

3. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah luar Contoh untuk tikungan ke kiri pada tikungan tipe FC

Contoh untuk tikungan ke kiri pada tikungan tipe SS

200

Buku Saku Pengamat Jalan 2

2011

DIAGRAM

Pembuatan diagram superelevasi antara cara AASHTO dan cara Bina Marga ada sedikit perbedaan, yaitu: a) Cara AASHTO, penampang melintang sudah mulai berubah pada titik TS, b) Cara Bina Marga, penampang melintang pada titik TS masih berupa penampang melintang normal Pelebaran Ditikungan Pelebaran perkerasan atau jalur lalu-lintas ditikungan, dilakukan untuk mempertahankan kendaraan tetap pada lintasannya (lajurnya) sebagaimana pada bagian lurus. Hal ini terjadi karena pada kecepatan tertantu kendaraan pada tikungan cenderung untuk keluar lajur akibat posisi roda depan dan roda belakang yang tidak sama, yang tergantung dari ukuran kendaraan. Penentuan lebar pelebaran jalur lalu lintas ditikungan ditinjau dari elemen-elemen : keluar lajur (off tracking) dan kesukaran dalam mengemudi ditikungan 201

202

1500 1000 750 500 400 300 250 200 150 140 130 120 110 100 90 80 70

R (m)

0,3 0,4 0,6 0,8 0,9 0,9 1,0 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,4 1,4 1,6 1,7

1

0,1 0,2 0,3

120

Kolom 2, untuk (B) = 3,50 m

Kolom 1, untuk (B) = 3,00 m

Keterangan :

0,0 0,0 0,3 0,5

2 2

110

0,6 0,6 0,8 1,0

2 1

100

0,5 0,0 0,5 0,1 0,8 0,2 1,1 0,5 1,1 0,5

2 1 0,0 0,1 0,1 0,4 0,5 0,5

90

0,4 0,5 0,7 1,0 1,1

2 1 0,0 0,1 0,1 0,4 0,4 0,5 0,6

80

0,4 0,5 0,7 1,0 1,0 1,1 1,2 1,4

2 1 0,0 0,1 0,1 0,3 0,4 0,4 0,5 0,8

70

0,4 0,4 0,7 0,9 1,0 1,0 1,1 1,3

2 1 0,0 0,0 0,0 0,3 0,3 0,4 0,5 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8

60

0,4 0,4 0,6 0,9 0,9 1,0 1,1 1,3 1,4 1,4 1,4 1,4

2 1

0,0 0,0 0,0 0,2 0,3 0,3 0,4 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 1,0 1,0

50

Kecepatan Rencana, VR (km/Jam)

Pelebaran ditikungan per lajur (m) untuk lebar 2 x (B) m, 2 arah atau 1 arah

Buku Saku Pengamat Jalan 2011

Buku Saku Pengamat Jalan

2011

Tikungan Gabungan Pada perencanaan alinemen horisontal, kemungkinan akan ada/ditemui perencanaan tikungan gabungan karena kondisi topografi pada route jalan yang akan direncanakan sedemikian rupa sehingga terpaksa (tidak dapat dihindari) harus dilakukan rencana tikungan gabungan, yang terdiri dari tikungan gabungan searah dan tikungan gabungan berbalik Tikungan Gabungan Searah R1 > 1,5 R2 tikungan gabungan searah yang harus dihindari, jika terpaksa dibuat tikungan gabungan dari dua busur lingkaran (FC), disarankan seperti pada gambar berikut:

203

Buku Saku Pengamat Jalan

204

2011

More Documents from "Khiky Rifa Raditya"

Bsp-jalan 2011.pdf
December 2019 17
Tugas On Modul B.docx
December 2019 16
Bab 1 Pertemuan 1.pptx
December 2019 55