Body Lotion Baru.docx

  • Uploaded by: stareast
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Body Lotion Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,626
  • Pages: 7
I. Judul : Pembuatan Body Lotion

II. Tujuan : Untuk membuat body lotion dengan kandungan VCO yang berbeda.

III. Dasar Teori Body lotion merupakan sediaan kosmetik golongan emolient (pelembut). Body lotion umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air (O/W), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal) dan air merupakan fase pendispersi (eksternal). Tipe body lotion umumnya terdiri dari 10-15% fase minyak, 5-10% humektan, dan 75-85% fase air, selain itu juga ada bahan pengental, pengawet, dam pewangi (Mitsui, 1997). Karakteristik dasarnya mempunyai kemampuan melembapkan kulit dengan segera dan mengurangi kekeringan kulit atau gejala kulit kering (Balsam, 1987). Air merupakan komponen yang paling besar presentasenya dalam pembuatan body lotion. Air yang digunakan dalam pembuatan body lotion adalah air murni yang berfungsi sebagai pelarut (Departemen Kesehatan, 1998). Emolient didefinisikan sebagai sebuah media yang jika digunakkan pada lapisan kulit kering akan mempengaruhi kelembutan kulit. Farage (2007) menyatakan bahwa emolient yang digunakan dalam body lotion dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kulit seperti dermatitis. Body lotion dengan emolient dapat membuat kulit terasa nyaman, kering, dan tidak berminyak. Rasa nyaman setelah pemakaian body lotion disebabkan emolient memiliki titik cair yang lebih tinggi dari suhu kulit. Oleh karena itu, dalam membuat formula body lotion harus diperhatikan fungsi utama dari body lotion yaitu melembutkan, mudah dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit setelah pemakaian, memiliki bau yang khas serta memiliki warna yng menarik dan tetap. Bahan-bahan yang berfungsi sebagai emolient adalah minyak mineral, ester isopropyl, turunan lanolin, trigliserida, dan asam lemak (Schmitt, 1996). Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada body lotion karena merupakan zat yang melindungi emulsi dari kekeringan dengan mempertahankan kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit. Bahan pengental digunakan untuk mengatur kekentalan dan mempertahankan kestabilan produk dengan mencegah

terpisahnya partikel dari emulsi. Menurut Schmitt (1996) emulsifikasi merupakan proses pendispersian suatu larutan ke dalam larutan yang tidak saling bercampur. Emulsi berbentuk droplet dan ukurannya dipengaruhi oleh laju pengadukan selama proses emulsifikasi. Emulsifier merupakan bahan yang penting dalam pembuatan body lotion karena memiliki gugus polar maupun non polar dalam satu molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan disisi lain juga akan mengikat air yang polar. Emulsi mengandung lebih dari satu emulsifier karena kombinasi dari beberapa emulsifier akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi. Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, dipilih emulsifier yang larut dalam fase yang dominan, yaitu fase pendispersi. Asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol merupakan emulsifier yang dapat digunakan dalam produk emulsi (Suryani, 2000). Pewangi yang digunakan dalam formulasi body lotion adalah minyak esensial. Minyak esensial merupakan bahan yang sensitive terhadap panas, sehingga harus ditambahkan pada temperature yang rendah. Minyak ini biasanya digunakan dalam jumlah yang kecil sehingga tidak menyebabkan iritasi (Rieger, 2000).

IV. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beker glass, hotplate, sendok, botol, wadah dan termometer. Bahan yang digunakan adalah VCO, tween 80, asam stearate, gliserin, emulgen T, nipagin, aquades, dan minyak atsiri melati.

V. Cara Kerja Hal pertama yang dilakukan adalah alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. VCO, setil alkohol, asam stearat, dan aquades dipanaskan dengan wadah yang berbeda pada suhu 60o C dan pertahankan suhunya hingga pencampuran. Kemudian VCO, setil alkohol, dan asam stearat dicampurkan pada suhu yang sama 60o C membentuk campuran 1. Asam stearat dipanaskan pada suhu 50o C hingga meleleh. Campuran 1 diturunkan dari hotplate kemudian ditambahkan asam stearat hangat sambil diaduk hingga merata dan membentuk fase minyak. Kemudian pada wadah baru dicampurkan gliserin, emulgen T, nipagin dengan πŸ‘β„ πŸ’

volume aquades hangat 60o C, hingga membentuk fase air. Fase air dicampurkan dalam

fase minyak sedikit demi sedikit sambil diaduk. ditambahkan πŸβ„πŸ’ volume aquades hingga

sisa sambil diaduk hingga membentuk emulsi. Setelah suhu turun pada suhu kamar, pewangi ditambahkan dan diaduk hingga merata. Pewangi yang digunakan adalah minyak atsiri cendana. Body lotion kemudian dikemas dalam botol dan diberi label. Bahan VCO Tween 80 Setil alkohol Asam stearat Gliserin TEA/Emulgen T Nipagin Pewangi Aquades

Gram/F1 10 1.2 2 3 20 1.2 0.1 2 ml 70

Gram/F2 20 1.2 2 3 20 1.2 0.1 2 ml 70

Gram/F3 Gram/F4 10 20 0 0 4 4 5 5 10 10 1.2 1.2 1 1 2 ml 2 ml 105 105

VI. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil Kelompok Warna I

Putih

II

Putih

III IV

Tekstur

Aroma Khas Cendana

Putih

Cairan (Kental), Terdapat Buih Cairan (Kental), Terdapat Buih Krim

Putih

Krim

Daya Serap Baik

Kesan dikulit Licin, Lembab, tidak lengket

Khas Cendana

Baik

Licin, Lembab, tidak lengket

Khas Cendana

Baik

Licin, Lembab, tidak lengket

Khas Cendana

Baik

Licin, Lembab, tidak lengket

Gambar 1. Hasil body lotion kelompok 1

Gambar 3. Hasil body lotion kelompok 3

Gambar 2. Hasil body lotion kelompok 2

Gambar 4. Hasil body lotion kelompok 4

6.2 Pembahasan Praktikum pembuatan body lotion ini bertujuan untuk membuat body lotion dengan kandungan VCO yang berbeda. Body lotion merupakan salah satu produk kosmetika yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban dan kelembutan kulit. Produk ini berbentuk minyak dalam air yang merupakan campuran air, pelembab, pelembut, pengental, penstabil, pengemulsi, pengawet dan pewangi. Body lotion ini dibuat dalam bentuk emulsi tipe minyak dalam air (O/W) dikarenakan emulsi minyak dalam air merupakan jenis produk yang paling banyak disukai karena tidak terasa berlemak dan memiliki biaya produksi yang lebih rendah terkait besarnya kandungan air dalam produk. Metode yang digunakan adalah metode pencampuran. Dimana jika bahan obat

larut dalam air/minyak, maka dapat dilarutkan dalam air/minyak pula. Kemudian larutan tersebut ditambahkan kedalam bahan pembawa bagian per bagian sambil diaduk sampai homogen. Oleh karena itu, pada awal pembuatan bahan-bahan pada fase minyak dan fase air masing-masing dicampur secara terpisah. Pelembap kulit yang baik harus memenuhi persyaratan mutu yang terdapat di SNI 16- 4399-1996 antara lain penampakan homogeni; pH 4,5-8,0; bobot jenis 0,95-1,05 gram; viskositas 2000-50000 Cp; cemaran mikroba maks 102. Hasil uji organoleptik dari tekstur yang didapat pada kelompok 1 dan 2 memiliki tekstur yang kental, terdapat buih sedangkan kelompok 3 dan 4 memiliki tekstur krim. Hal ini dikarenakan perbedaan formula setil alkohol. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, dan pengental (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993). Setil alkohol adalah alkohol dengan bobot molekul tinggi yang berasal dari minyak dan lemak alami atau diproduksi secara petrokimia. Bahan ini termasuk ke dalam fase minyak pada sediaan kosmetik. Pada formulasi produk, setil alkohol yang digunakan kurang dari 2%. Setil alkohol merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti cream dan lotion (Mitsui 1997). Selain itu waktu, variasi temperatur, dan proses pencampuran mempunyai pengaruh yang kompleks pada proses emulsifikasi. Pengocokan dibutuhkan untuk emulsifikasi sehingga terbentuk tetesan-tetesan. Pada pengocokan selanjutnya, kemungkinan terjadi koalisi

antara

tetesan-tetesan menjadi semakin sering, sehingga dapat terjadi

penggabungan. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari waktu pengocokan yang terlalu lama, pada waktu dan sesudah pembentukan emulsi. Selama penyimpanan, ketidakstabilan emulsi dapat dibuktikan oleh pembentukan krim, agregasi bolak-balik, atau agregasi yang tidak dapat balik (Rieger,1994). Hasil uji organoleptik dari warna setiap kelompok didapatkan warna putih yang dihasilkan oleh pemakaian asam stearat. Semakin besar pemakaian asam stearat, maka warna putih akan semakin berkilau (Barnett 1972). Aroma dari setiap kelompok sama yaitu memiliki aroma khas cendana, menurut Singh (2010) penting untuk menggunakan parfum yang stabil untuk tidak mengiritasi pada kondisi alkali dan tidak mudah teroksidasi atau menguap. Konsentrasi parfum yang digunakan pada produk beragam,

tapi apabila konsentrasinya terlalu rendah, akan menyebabkan aromanya tidak nampak dan bila konsentrasi terlalu tinggi, akan menghasilkan bau yang terlalu menyengat dan dapat menyebabkan gumpalan-gumpalan. Daya serap yang dihasilkan dari setiap kelompok memiliki daya serap yang baik. Kesan dikulit yang dihasilkan dari setiap kelompok sama yaitu licin, lembab, tidak lengket. Rasa nyaman setelah pemakaian body lotion disebabkan oleh emolient yang memiliki titik cair lebih tinggi dari suhu kulit. Oleh karena itu, dalam membuat formula body lotion harus diperhatikan fungsi utama dari body lotion yaitu melembutkan, mudah dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis, tidak menimbulkan rasa lengket pada kulit setelah pemakaian, memiliki bau yang khas serta memiliki warna yng menarik dan tetap. Bahan-bahan yang berfungsi sebagai emolient adalah minyak mineral, ester isopropyl, turunan lanolin, trigliserida, dan asam lemak (Schmitt, 1996).

VII. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini dengan formulasi VCO sebanyak yang berbeda dari setiap kelompok didapatkan hasil uji organoleptik dengan tekstur yang diperoleh pada kelompok 1 dan 2 kental dan tedapat buah sedangkan kelompok 3 dan 4 memiliki tekstur krim, Aroma dari semua kelompok sama yaitu memiliki aroma khas cendana Daya serap yang dihasilkan dari setiap kelompok memiliki daya serap yang baik. Kesan dikulit yang dihasilkan dari setiap kelompok sama yaitu licin, lembab, tidak lengket. , berwarna putih, dan memiliki aroma melati.

DAFTAR PUSTAKA Balsam, M. S. 1987. Cosmetic Science and Technology, Edisi 1. London : Interscience Barnett G. 1972. Emollient Cream and Lotions. Cosmetic Science Technology. Volume I. New York : Willey-Interscience. Departemen Kesehatan. 1993. Kodeks Kosmetik Indonesia. Ed. II Vol 1. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farage, M. 2007. Evaluating Lotion Transfer to Skin from Feminine Protection Products. Journal Compilation Skin Research and Technology. Vol 14:121-126 Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York : Elsevier. Rieger MM. 1994. Emulsi. Di dalam: Siti Suyatmi, penerjemah; Lachman L,Lieberman HA, Kanig JL, editor. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edketiga. UI Press: Jakarta Terjemahan dari: The Theory and Practise ofIndustrial Pharmacy. Rieger M. 2000. Harry’s Cosmeticology. 8th Ed. New York : Chemical Publishing Co Inc. Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toileries Industry. 2nd Ed. London: Blackie Academe and Profesional. Singh, S.K. 2010. Handbook on Cosmetics (Processes, Formulae with Tetsing Methods). Institut Pertanian Bogor : Asia Pasific Business Press Inc. Standar Nasional Indonesia. 1996. Syarat Mutu Sediaan Pelembab Kulit. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. SNI 16- 4399-1996. Suryani, A. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor

Related Documents


More Documents from ""