NAMA
:SRI FITRIYANI
NIM
:P27901116041
KELAS
:3A DIII KEPERAWATAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. Pengertian System muskuloskeletal adalah suatu system yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, pascia, bursae dan persendian(Depkes, 1995). System tubuh yang terdiri dari otot dan tulang tulang yang membentuk rangka (Histologi Dasar Anthony,2011) Muskuloskeletal terdiri atas : 1 Muskuler atau Otot : Otot, Tendon dan Ligamen. 2 Skeletal atau Rangka : Tulang dan Sendi B. Bagian-bagian sistem muskuloskeletal 1 Muskuler atau Otot a) Otot yaitu suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk kontraksi b) Tendon adalah ialah jaringan ikat yang menghubungkan kedua ujung dengan tulang. c) Ligamen adalah jaringan ikat yang lebar maupun yang menyerupai tali atau untuk mengikat, atau menggantungkan otot supaya tetap tinggal pada tempatnya. 2 Skeletel atau Rangka a) Tulang Merupakan jaringan dalam kerangka yang keras dapat menentukan bentuk dan ukuran tubuh serta melindungi organ dalam tubuh. b) Sendi Merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang mampu digerakan. Hubungan antar dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasi.
1 Muskuler atau Otot a.
Otot Otot skelet merupakan organ yang berkontraksi dengan tujuan memperoleh tenaga dan gerakan ke arah tertentu. Sebagian besar otot skelet dihubungkan dengan tulang oleh tendon. Otot skelet terdiri atas sel-sel yang disebut sebagai serabut ( fibers) yang mempunyai struktur tertentu. Kumpulan serabut disebut fasikula, setiap serabut dalam fasikula dipersarafi oleh motor neuron yang berbeda (Noer S, 1996) Ada tiga jenis otot utama pada tubuh manusia yaitu otot dalam (otot polos), otot skeletal (otot lurik), dan otot jantung. Otot akan berkembang bila serabut-serabut otot mengalami pembesaran. Kekuatan dan ukuran Otot dipengaruhi oleh latihan, gizi, jenis kelamin, dan genetika (Priharjo, R., 1996). Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh dan membentuk sekitar separuh berat tubuh. Otot rangka itu sendiri membentuk sekitar 40% dari berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, sementara otot polos dan otot jantung membentuk sampai sekitar 10% sisanya dari berat tubuh total (Sherwood, 2001). a) Fungsi sistem muskuler/otot:
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
b) Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
c) Jenis-jenis otot 1) Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.
Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :
yang kasar terdiri dari protein myosin.
yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
2) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamenmyofilamen.
Jenis otot polos Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi
sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan. 3) Otot Jantung Merupakan otot lurik. Disebut juga otot seran lintang involunter, Otot ini hanya terdapat pada jantung dan bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Struktur Mikroskopis Otot Jantung
Mirip dengan otot skelet
d) Kerja Otot
Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
e) Jenis-jenis kontraksi otot adalah isotonik dan isometrik. Isometrik, panjang otot tetap tetapi tenaga yang dihasilkan meningkat, misalnya mendorong dinding yang tidak dapat digerakkan. Sedangkan isotonik adalah pemendekan otot tanpa peningkatan tegangan, misalnya fleksi lengan atas ( Smeltzer, 2002). Bila keduanya panjang dan ketegangannya berubah serentak,'kontraksinya disebut auksotonik. Menurut Silbernagl (2007), bila kontraksi isometrik diikuti kontraksi isotonik atau auksotonik, disebut sebagai kontraksi afterload. Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Hipertropi adalah penambahan ukuran otot tanpa peningkatan serat otot dan sebaliknya disuse atropi. Pada klien tirah baring dan imobilisasi untuk mengurangi efeknya lakukan latihan isometrik.
b. Tendon Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang yang tidak dapat digerakan disebut kepala (caput), tempat melekatnya pada tulang-tulang disebut punotum fiscum (origo). Tendon yang menghubungkan antara otot dengan tulang yang digerakan disebut ekor. Tempat melekatnya ekor disebut insersio. c.
Ligamen Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
2 Skeletel atau Rangka a.
Tulang a) Pengertian Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang. b) Fungsi Sistem Skeletal : 1) Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis. 2) Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada tulang 3) Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk darah.
4) Merupakan tempat penyimpanan bagi mineral seperti calcium dari dalam darah.
c) Struktur Tulang Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks). Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang). d) Jaringan tulang terdiri atas :
Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella intersisialis)
Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah)
e) Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya 1) Tulang Kompak a.
Padat, halus dan homogen.
b.
Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”.
c.
Tersusun atas unit : Osteon Haversian System.
d.
Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
e.
Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung:
Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
Osteoblas
2) Tulang Spongiosa a.
Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b.
Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c.
Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d.
Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha.
f)
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya 1 Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna 2 Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki 3 Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum 4 Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
g) Pembagian Sistem Skeletal 1 Axial / rangka aksial, terdiri dari :
tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
columna vertebralis / batang tulang belakang
costae / tulang-tulang rusuk
sternum / tulang dada
2 Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
Tulang Extremitas Superior a.
korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung).
b.
lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
c.
lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
d.
Tangan
Tulang Extremitas Inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki. b. SENDI a) Pengertian Sendi Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulangtulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain (Noer S., 1996). Hubungan anatar tulang yang memungkinkan pergerakan dinamakan sendi (Smeltzer, 2002). Sendi menurut (Price, 1995) adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang jadi dapat disimpulkan jadi sendi adalah hubungan atau pertemuan dua buah tulang atau lebih yang memungkinkan pergerakan satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. b) Klasifikasi Sendi terdiri atas : 1) Sinartrosit adalah sendi yang tidak bisa digerakan. Dikatakan tidak dapat digerakan karena diantara tulang yang saling berhubung tersebut terdapat jaringan yang padat berupa jaringan ikat (sindemosis),seperti tulang tengkorak, antara gigi dan rahang, antara radius dengan ulna atau jaringan tulang rawan (sinkondrosis), seperti antara kedua ossa publika pada orang dewasa atau adanya jaringan tulang (sinartrosis), seperti persambungan antara ossis illium, ossis iskium dan ossis pubikum.
2) Amfiartrosis adalah sendi yang memungkinkan pergerakan terbatas, seperti tulang vertebra, pubis dan sendi sakroiliaka. 3) Diartrosis adalah sendi yang mampu digerakkan secara bebas. Sendi Diartrosis dibagi menjadi lima seperti berikut ini : a.
Sendi peluru/ sendi putar : sendi panggul, bahu (gerakan bebas penuh)
b.
Sendi engsel : gerakan melipat satu arah, misalnya siku, sendi antara ruas jari dan lutut
c.
Sendi pelana : memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling lurus, misalnya ibu jari (metakarpal)
d.
Sendi pivot/Sendi berporos : gerakan rotasi, untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu, misalnya radius dan ulna dan sendi antara kepala dengan tulang leher pertama.
e.
Sendi peluncur/kondiloid : gerakan terbatas ke semua arah, misalnya tulang karpalia di pergelangan tangan. Sementara tipe sendi menurut Price (1995) adalah sendi fibrosa, sendi
kartilagosa, dan sendi sinovial. Sendi fibrosa, tidak memiliki lapisan tulang rawan dan dihubungkan oleh jaringan penyambung, misalnya sutura pada kranium. Sendi fibrosa terdiri atas membran interoseus atau ligamen di antara tulang, sehingga memungkinkan gerakan tetapi bukan gerak sejati (sindesmosis), misalnya perlekatan tibia dan fibula. Sendi kartilago adalah sendi di mana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya bisa bergerak sedikit. Sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan dinamakan sendi sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin. Kapsul sendi terdiri atas suatu selaput penutup fibrosa padat, dan lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung bervaskular lebih banyak, serta sinovium yang membentuk kantung yang melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi sendi.
Pada sendi yang normal, cairan sendi sangat sedikit, sehingga sulit diaspirasi dan dipelajari. Cairan sendi merupakan ultrafiltasi atau dialisat plasma. Pada umumnya kadar molekul dan ion kecil adalah sama dengan plasma tetapi kadar proteinnya lebih rendah. Jaringan yang melapisi permukaan sendi tetapi tidak melapisi permukaan kapsul sendi adalah membran sinovial. Membran sinovial merupakan jaringan avaskular. Membran ini licin dan lunak, berlipat-lipat sehingga dapat menyesuaikan diri pada setiap gerakan sendi atau perubahan tekanan intra-artikular.
DAFTAR PUSTAKA Judha M. dkk. 2012. Anatomi dan Fisiologi: Rangkuman Sederhana Belajar Anatomi Fisiologi
Lukman. Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika) Syaifuddin.2013. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran Egc http:/www.pdfcoke.com/document/365016145/Pengertian-Sistem-Muskuloskeletal