ASKEP PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER “GAGAL JANTUNG” Oleh : Cindy Efiani Perwitaningsasi R P17221171009
Definisi • Istilah gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tubuh (JohnE.Hall.2010)
• Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), yang ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung (ARU W. Sudoyo,dkk.2009)
Klasifikasi Gagal Jantung Akut-Kronik terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiak output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema paru dan kolap pembuluh darah.
terjadi secara perlahan ditandai dengan penyakit jantung iskemik, penyakit paru kronis terjadi retensi air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi dan hipertrofi
Gagal Jantung Kanan-Kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan pada katub aorta/mitral
disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, sites, hepatomegali, efusi pleura.
Gagal Jantung Sistole-diastole terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan ventrikel hipertrofi.
karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibatnya stroke volume kardiak output turun.
Grade gagal jantung menurut New york Heart Association Terbagi menjadi 4
Kelas I (tanpa keluhan)
Kelas II (ringan)
Kelas III (sedang)
Kelas IV (berat)
Patofisiologi
Etiologi Kelainan Otot Jantung Aterosklerosis Koroner Hipertensi Sistemik atau Pulmonal Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif Penyakit jantung lain Faktor sistemik
Tanda dan Gejala Klinis Gagal jantung kiri Dipneu
Batuk
Mudah lelah
Gelisah dan cemas
sianosis
Gagal jantung kanan Kongestif jaringan perifer dan viseral
Edema
Anorexia dan mual
Nokturia
Hepatomegali
Kelemahan
Pemeriksaan Penunjang EKG
• Merefleksikan perubahan elektrik (atrial dan ventrikular aritmia) sebagai faktor sekunder dalam mengamati perubahan anatomi. Hasil pemeriksaan EKG tidak spesifik menunjukkan adanya gagal jantung (Loscalzo et al., 2008)
Radiologi
• Membantu dalam mendiagnosis gagal jantung. Pada pemeriksaan ini tidak dapat menentukan gagal jantung pada disfungsi siltolik karena ukuran bias terlihat normal (National Clinical Guideline Centre, 2010)
• Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk semua pasien gagal jantung untuk membantu menetapkan ukuran Ekokardiografi ventrikel kiri, massa, dan fungsi (National Clinical Guideline Centre, 2010)
Penatalaksanaan Medis 1. Terapi Non Farmakologis • Dapat dilakukan dengan restriksi garam, penurunan berat badan, diet rendah garam dan rendah kolesterol, tidak merokok, olahraga (National Clinical Guideline Centre, 2010).
2. Terapi Farmakologis • • • • • • •
Diuretics Vasodilator Drugs Inotropic Drugs Beta blockers Aldosterone antagonis Antiarrhythmic Therapy Anticoagulant Therapy
Pengkajian 1. Biodata klien 2. Keluhan utama 3. Riwayat kesehatan -Riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyakit dahulu - Riwayat penyakit keluarga 4. Aktivitas/istrahat 5. Sirkulasi 6. Integritas ego 7. Eleminasi 8. Makanan dan cairan 9. Pernapasan
Diagnosa keperawatan 1. Penurunan curah jantung menurun b/d perubahan kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan struktural (kelainan katup). 2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomigali. 3. Gangguan pertukaran gas b/d meningkatnya cairan antara kapiler dan alveolus. 4. Integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan perfusi jaringan.
Rencana Tindakan Keperawatan Dx 1. Penurunan curah jantung menurun b/d perubahan kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan struktural (kelainan katup). · Tujuan : Menunjukkan tanda vital dalam batas normal, dan bebas gejala gagal jantung. · Intervensi : Aukskultasi nadi, kaji frekuensi jantung, irama jantung. · Rasional : Agar mengetahui seberapa besar tingkatan perkembangan penyakit secara universal.
Dx 2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomigali. · Tujuan : Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selam di RS, RR Normal , tak ada bunyii nafas tambahan · Intervensi : Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada. · Rasional : distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat dari diafragma yang menekan paru-paru.
Evaluasi
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana tujuan yaitu: Curah jantung pasien sudah tidak mengalami penurunan Intoleran aktivitas suplai oksigen seimbang Pola nafas pasien efektif Kelebihan volume cairan pada pasien mulai berkurang Pasien mengalami perbaikan dalam pertukaran gas Pengetahuan pasien tentang penyakitnya bertambah