KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana dengan judul “ENZIM”. Dalam menyusun makalah ini kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan– kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Dengan penuh kerendahan hati, penyusun memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini, serta dengan lapang dada menerima saran dan masukan yang sifatnya konstruktif bagi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat pagi para pembaca. Makassar, Maret 2019
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1 DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 3 B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 4 C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS ..................................................................... 4 D. MANFAAT .......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI ENZIM ............................................................................................................... 5 B. KLASIFIKASI ENZIM ....................................................................................................... 7 C. KECEPATAN REAKSI ENZIM ......................................................................................... 8 D. MEKANISME KERJA ENZIM .......................................................................................... 12
BAB III PENUTUP KESIMPULAN .......................................................................................................................... 14 SARAN ...................................................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 16
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Coba kita perhatikan. Sewaktu kita lapar, pasti tubuh kita akan merasa lemas. Namun, setelah kita makan tubuh kita kembali segar. Kesegaran itu disebabkan tubuh mendapat energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan makanan yang kita makan. Energi dalam tubuh disimpan dan dilepaskan dalam bentuk energi kimia dan ditambah sedikit energi panas. Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi. Pada setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat reaksi kimia. Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat proses suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya, enzim tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali ke bentuk asalnya setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat, substrat, menjadi hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal (produk). Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal tidak mungkin ada. Sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. .Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang tersusun serta
teratur
sementara
homeostasis
akan
dipertahankan,
namun
keadaan
homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan patologis.
3
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan enzim ? 2. Apa saja klasifikasi dari enzim ? 3. Bagaimana kecepatan reaksi enzim ? 4. Bagaimana mekanisme reaksi enzim ?
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS Tujuan Umum 1. Mengetahui pengertian dari enzim. 2. Mengetahui klasifikasi enzim. 3. Mengetahui kecepatan reaksi enzim. 4. Mengetahui mekanisme reaksi enzim. Tujuan Khusus Memahami hal-hal yang berkaitan dengan enzim, dan dapat memanfaatkan serta menerapkan dalam kehidupan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
D. MANFAAT Memberikan informasi mengenai enzim dan dapat menjadi referensi bagi penyusun dan pembaca.
4
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI ENZIM Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan
energi,
bersifat
spesifik
dan
tidak
beracun.
Enzim
telah
dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri produk pertanian, kimia dan industri
obat-obatan. Tiga sifat
utama dari biokatalisator adalah menaikkan
kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol kinetik (Akhdiya, 2003). Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlangsungnya reaksi
tersebut.
Enzim
mempercepat
reaksi
kimiawi
secara
spesifik
tanpa
pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu dan pH tertentu. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005). Berdasarkan aktivitas dan peranannya dalam suatu reaksi kimia, enzim dapat didefinisikan sebagai suatu biokatalisator yang akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia, tetapi enzim itu sendiri tidak turut mengalami perubahan, dengan kata lain enzim adalah suatu katalis yang akan mengubah kecepatan reaksi perubahan substrat menjadi produk, sementara enzim itu sendiri tidak berubah.
5
Sifat-sifat Enzim : a. Enzim Sebagai Katalisator Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Enzim bersifat khas (spesifik kerjanya) dan aktivitasnya dapat diatur. Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi, sementara dengan kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat sampai 107 kali. Sebagai contoh, enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 0° C. H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu molekul katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu detik. Bagaimanakah Katalisator, termasuk enzim, meningkatkan reaksi kimia? Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup energi internal untuk membawanya ke puncak bukit energi, menuju bentuk reaktif yang disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi. Suatu reaksi kimia dapat dipercepat dengan dua cara, yaitu pertama meningkatkan suhu dan kedua dengan memberinya katalis. b. Enzim itu Suatu Protein Struktur dari suatu enzim tidak lain adalah protein, karena aktivitas katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein, walaupun ada beberapa senyawa yang dapat bertindak sebagai katalis, misalnya RNA. c. Enzim itu Khusus Fungsi enzim itu tertentu, tiap perubahan zat tertentu diperlukan suatu jenis enzim tertentu pula. Misalnya enzim katalase hanya digunakan untuk menguraikan H2O2, amilase hanya untuk mengkatalisis amilum sebagai substratnya.
6
d. Enzim ada yang bisa bekerja bolak-balik Beberapa enzim kerjanya dapat bolak balik, misalnya enzim lipase dapat bekerja untuk mengkatalisis molekul lemak menjadi komponen penyusunnya, yaitu asam lemak dan gliserol atau sebaliknya menyusun lemak dari komponennya. Lemak ↔ gliserol + asam lemak
B. KLASIFIKASI ENZIM Klasifikasi enzim dapat dibedakan sebagai berikut : a. Berdasarkan tipe reaksi yang diketahui, enzim dibagi menjadi enam kelompok : 1. Oksidureduktase Enzim oksidureduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi suatu bahan. Dalam golongan enzim ini terdapat 2 macam enzim yang paling utama yaitu oksidase dan dehidrogenase. Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi antara substrat dengan molekul oksigen. Dehidrogenase adalah enzim yang aktif dalam pengambilan atom hidrogen dari substrat. 2. Transferase Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer) suatu gugus. 3. Hidrolase Enzim hidrolase merupakan kelompok enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan ini diantaranya adalah amilase, invertase, selulase dan sebagainya. 4. Liase Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan C-O dengan tidak menggunakan molekul air. 5. Isomerase Enzim isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi molekul dengan cara pengaturan kembali atom-atom substrat, sehingga dihasilkan
7
molekul baru yang merupakan isomer dari substrat atau dengan perubahan isomer posisi misalnya mengubah aldosa menjadi ketosa. 6. Ligase Enzim ligase adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatanikatan tertentu, misalnya pembentukan ikatan C-C, C-O dan C-S dalam biosintesis koenzim A serta pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin (Winarno, 2002).
b. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerja di dalam sel. 2. Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerja di luar sel.
c. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. 2. Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat, contohnya enzim β-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E. Coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa (Lehninger, 2005).
C. KECEPATAN REAKSI ENZIM Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim dan bagian non protein disebut kofaktor. Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi 8
menentukan kekhususan dari enzim. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu+, Mg2+, K+, Fe2+, Na+), atau koenzim yang berupa bahan organic, misalkan vitamin B (B1, B2) (Orphadt, 2003)
Bagian-bagian enzim (Orphadt, 2003)
Dalam sistem biologis, kecepatan kerja enzim dapat dipengaruhi oleh kehadiran suatu molekul lain yang dapat berperan sebagai pemicu (activator) atau penghambat (inhibitor), keduanya biasanya disebut secara bersama-sama sebagai efektor. Pola umum pengontrolan jalur metabolisme biasanya terjadi ketika enzim pertama pada jalur metabolisme tersebut dihambat kerjanya oleh hasil akhir dari jalur metabolisme tersebut. Penghambatan ini biasanya dinamakan feedback inhibition. Pengontrolan model feedback inhibition, dimana enzim yang bekerja pada tahap awal dihambat kerjanya oleh produk akhir, memberikan keuntungan pada sel, yaitu organisme tersebut dapat mengatur supply energi, dan mencegah menumpuknya senyawa intermediet selama proses metabolisme terjadi. Banyak jalur metabolisme dalam tubuh organisme berbentuk cabang, sehingga proses feedback inhibition yang terjadi dapat berlangsung di beberapa lokasi. Mekanisme penghambatan ini dinamakan sequential feedback inhibition. Pada beberapa jenis jalur metabolisme, produk akhir dapat berikatan dengan enzim bukan pada sisi aktif enzim tetapi pada titik control lainnya. Jenis enzim demikian dinamakan enzim alosterik. Enzim alosterik sering berbentuk protein yang memiliki beberapa subunit protein dan memiliki satu atau lebih sisi aktif pada masing-masing 9
subunitnya. Terikatnya substrat pada sisi aktif enzim akan menginduksi perubahan konformasi protein pada enzim tersebut yang memungkinkan sisi aktif lainnya memiliki afinitas untuk berikatan dengan molekul substrat. Enzim alosterik dikontrol oleh molekul efektor (activator dan inhibitor) yang berikatan pada enzim pada bagian tertentu dari enzim tersebut di luar sisi aktif enzim, dan selanjutnya dapat menyebabkan perubahan konformasi sisi aktif enzim yang dapat mempengaruhi kecepatan enzim tersebut. Molekul activator alosterik dapat meningkatkan laju kerja enzim, sedangkan molekul nhibitor alosterik dapat menurunkan kerja enzim. Kontrol kerja enzim lainnya dapat berbentuk pengaturan pada proses terjadinya enzim yang aktif yang berasal dari enzim yang belum aktif (proenzim atau zymogen). Contoh, beberapa jenis enzim diproduksi oleh kelenjar tertentu dalam tubuh masih berupa proenzim atau zymogen yang belum aktif. Aktivasi zymogen menjadi enzim aktif bisa dilakukan oleh enzim lainnya yang sudah aktif. Sebagai contoh, enzim tripsin, pertama kali diproduksi oleh pankreas masih berupa tripsinogen. Tripsinogen dibawa ke usus halus dan diaktivasi oleh enzim enteropeptidase yang dihasilkan oleh usus halus membentuk enzim tripsin yang aktif. Selanjutnya enzim tripsin dapat mengaktivasi balik tripsinogen atau zymogen lainnya misalnya chymotrypsinogen dan proelastase menjadi chymotripsin dan elastase.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Enzim Perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil rekasi enzim juga dapat menghambat kecepatan reaksi. 1. Pengaruh Suhu Suhu rendah yang memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar (Q10 = 2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum sekitar 37oC. Enzim organismemikro yang hidup dalam 10
lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai suhu optimum yang tinggi. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai + 60oC. Ini disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini. 2. Pengaruh pH Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya pepsin (pH optimum = 2). Ini disebabkan oleh :
Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
3. Pengaruh Konsentrasi Enzim Kecepatan reaksi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (Enz). Makin besar jumlah enzim makin cepat reaksinya. Lihat pada gambar. Dalam reaksinya Enzim akan mengadakan ikatan dengan substrat dan membentuk kompleks enzim-substrat (EnzS). EnzS ini akan dipecah menjadi hasil reaksi dan enzim bebas.. Makin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. 4. Pengaruh Konsentrasi Substrat Bila konsentrasi substrat bertambah, sedangkan keadaan lainnya tetap sama, kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum. 5. Pengaruh Faktor-Faktor Lain Enzim dapat dirusak dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar-β dan sinar-γ. Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh adanya inhibitor seperti obat-obatan dan sebagainya.
11
D. MEKANISME KERJA ENZIM Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energy yang diperlukan untuk reaksi). Penurunan energy aktivasi dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan untuk membentuk kompleks baru dengan substrat yang lain. Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik, sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif enzim adalah spesifik, sehingga diperlukan substrat yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk yang cocok yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer. Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci serta teori induced fit. a. Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory) Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energy aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks terurai dan melepaskan produk serta membebaskan enzim. Menurut teori ini enzim bersifat rigid dan tidak menerima substrat yang strukturnya bebrbeda dengan sisi katalitiknya. b. Teori ketepatan yang terinduksi (Induced fit theoty) Menurut teori ketepatan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif akan kembali menjadi bentuk yang lepas, sehingga substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
12
E. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN ENZIM Enzim sendiri adalah sebuah protein penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa enzim yang cukup di dalam pencernaan, makanan tidak dapatdiserap oleh usus halus, sehingga proses metabolisme di dalam tubuh tidak akan berjalan dengan baik. Kekurangan enzim akan menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan atau dalam istilah kedokteran disebut maldigesti, yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan pencernaan ataumalabsorbsi. Di sisi lain, kekurangan enzim juga akan mengakibatkan timbulnya gas yang berlebih di dalam sistem pencernaan, baik di lambung maupun usus halus dan usus besar yang bisa berakibat pada nyeri di ulu hati, rasa tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, sendawa serta nafsu makan menurun. Sementara gangguan saluran cerna bawah bisa menyebabkan nyeri perut, kembung di sekitar pusat atau perut bawah, perut terasa membesar, buang angina berlebih atau diare dan sembelit. Contoh kekurangan enzim : 1. Kekurangan Enzim Lipase Enzim lipase adalah enzim pencernaan yang ditemukan pada bakteri, tanaman, hewan, dan jamur. Enzim lipase berperan penting dalam proses pencernaan makanan, seperti juga insulin, glukagon, dan amilase. Enzim yang diproduksi di dalam perut, mulut, dan pankreas ini membantu tubuh memecah lemak pada makanan agar dapat 13
diserap oleh usus. Enzim lipase dilepaskan tubuh ke saluran pencernaan saat manusia makan. Selain itu, enzim ini membantu pergerakan nutrisi dan hasil buangan sel di dalam tubuh.
Oleh karenanya, kekurangan enzim lipase dapat menyebabkan penyakit
berbahaya karena tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari makanan. Berikut beberapa penyakit yang diakibatkan kurangnya enzim lipase : a) Penyakit Crohn : penyakit peradangan usus, yaitu peradangan pada lapisan saluran pencernaan, dengan gejala kelelahan, turunnya berat badan, diare parah, sakit perut, hingga malnutrisi. b) Cystic fibrosis : tubuh pengidap penyakit keturunan ini terus menerus memproduksi lendir tebal lengket yang menghadang enzim dari pankreas mencapai usus. Oleh karenanya, mereka kerap mengalami kekurangan nutrisi sehingga memerlukan suplemen enzim. c) Penyakit Celiac : pengidap Celiac perlu menjalani pola makan bebas gluten karena protein gandum ini menyebabkan gangguan pada saluran pencernaannya, sehingga membuat mereka merasa kelelahan, sakit perut, kembung, dan juga mengalami penurunan berat badan. Suplemen lipase membantu meningkatkan berat badan pada anak dengan penyakit celiac. Lipase secara alami diproduksi tubuh dan tidak terdapat dalam makanan, sehingga pengidap kondisi di atas memerlukan suplemen lipase untuk memroses makanan. Suplemen lipase yang biasanya berbentuk kapsul dan tablet ini umumnya diolah dari enzim pada hewan dan tanaman. Biasanya dikonsumsi bersamaan dengan enzim amilase dan protase. Selain untuk menangani penyakit di atas, suplemen ini biasanya digunakan untuk menangani nyeri ulu hati dan pencernaan. Meski demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas suplemen lipase ini. 2. Hyperlipasemia (Kelebuhan enzim Lipase) Hyperlipasemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak lipase. Ada banyak penyebab dari kondisi ini, salah satunya Pankreatitis. Pankreatitis terjadi ketika pankreas membesar sehingga menyebabkan lipase diproduksi lebih banyak. Pankreatis dan tumor perut juga dapat menyebabkan kadar lipase tinggi. Selain itu, infeksi kandung empedu dan gagal ginjal bisa pula meningkatkan kadar lipase.
14
a) Gejala Hyperlipasemia umumnya tidak menunjukkan gejala awal. Seseorang baru mengetahui dirinya mengalami kelebihan lipase setelah mengalami komplikasi seperti pankreatitis. Nyeri dada, mual, berkeringat, lemah, dan muntah. Pankreas juga bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Pankreatitis menyebabkan terhambatnya produksi insulin sehingga seseorang mungkin mengalami gejala diabetes, meskipun sebenarnya dia tidak memilikinya. Tanda-tanda tersebut meliputi kelelahan, peningkatan urinasi, sering merasa haus, dan penurunan berat badan.
15
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi, bersifat spesifik dan tidak beracun. Klasifikasi enzim dibedakan berdasarkan tipe reaksi, cara bekerja, dan tempat terbentuknya. Faktor-fakor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim adalah suhu, pH, konsentrasi enzim, substrat, dan faktor lainnya. Mekanisme kerja enzim dibagi menjadi teori gembok-kunci dan teori ketepatan induksi.
SARAN Penyusunan makalah ini masih perlu adanya pendalaman materi lebih lanjut untuk memaksimalkan pembahasan mengenai enzim.
16
LAMPIRAN Gambar 1 : Bagian-bagian enzim Gambar 2 : Teori mekanisme kerja enzim
17
DAFTAR PUSTAKA http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-mutiara.pdf http://repository.unpas.ac.id/12506/5/05.%20BAB%20II.pdf http://digilib.unila.ac.id/1967/6/BAB%20II.pdf
Susilo, B. (2012). STUDI OPTIMASI ESTERIFIKASI ASAM LEMAK HASIL HIDROLISIS MINYAK KELAPA DENGAN GLUKOSA MENGGUNAKAN LIPASE Candida Rugosa EC 3.1.1.3 TERIMMOBILISASI PADA MATRIKS ZEOLIT. Retrieved Maret, 25, 2019, from lib.ui: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312281-S43416-Studi%20esterifikasi.pdf
18