Biologi Tape Enzim Katalase Ingenhousz Sachs.docx

  • Uploaded by: Shafa Putri Tama
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Biologi Tape Enzim Katalase Ingenhousz Sachs.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,738
  • Pages: 7
2017

Hasil Percobaan Enzim Katalase, Ingenhousz,Sachs, Pembuatan Tape Singkong KELOMPOK 2 1. SHAFA PUTRI TAMA 2. SITI DHEANITA 3. VIVIN NOPIANA 4. AKBAR PRIMADEWA 5. M. IQBAL AKBARI KELAS : XII. MIPA. 5

TAHUN AJARAN 2017/2018 SMA NEGERI 19 PALEMBANG

Jawaban

:

1. a. Variabel Manipulasi (bebas) : -Konsentrasi HCL -Konsentrasi NaOH / KOH -Konsentrasi suhu b. Variabel Respon (terikat) : Banyak gelembung dan Nyala bara Api. c. Variabel Kontrol : H2O2, Ekstrak Hati Ayam. 2. Percobaan Hati + H2O2 pada kondisi netral dan percobaan Hati dingin + H2O2 dalam kondisi dingin menghasilkan gelembung gas paling banyak karena enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air) dan karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak dalam suhu rendah. Pada suhu rendah enzim hanya mengalami inaktif, dengan kata lain enzim akan bekerja kembali ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu dengan substrat yang cocok (karena enzim bekerja secara spesifik). 3. Percobaan Hati + H2O2 pada kondisi netral dan percobaan Hati dingin + H2O2 dalam kondisi dingin menghasilkan nyala api paling besar karena H2O2 diuraikan menjadi oksigen (O2). 4. Gelembung gas oksigen (O2), karena apabila hati di tambah H2O2 lalu di buka,maka akan timbul gelembung gas O2 pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2). 5. Ya, karena apabila ukuran gelembung gas semakin banyak maka menunjukkan jumlah oksigen yang semakin banyak. 6. Enzim katalase berfungsi mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. 7. a.Konsentrasi enzim Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. b. Konsentrasi Substrat Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Namun dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar. c. Suhu Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetik dan frekuensi tubrukan dari besarnya molekul. Bagaimanapun energi panas dapat meningkatkan energi kinetik dari enzim ke titik yang mana kelebihan energi pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim. Cincin polipeptida kemudian mulai

terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas katalisis. Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi, kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada. Enzim pada umumnya stabil pada temperatur 45-55 derajad Celcius.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100 derajat Celsius d. Pengaruh Ph Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda. Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktifitas enzim. Terdapat suatu nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH tersebut dinamakan pH optimum. e. Pengaruh Inhibator 1)Hambatan Reversibel Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing. 2) Hambatan Bersaing Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks enzim inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara membentuk kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks enzim substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi. 3) Hambatan Tidak Bersaing Tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya disebut inhibitor tidak bersaing.Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim pada suatu bagian enzim diluar bagian aktif.Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat. 4) Hambatan Irreversibel Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut. a) Konsentrasi Ion Hidrogen Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan ketergantungan yang signifikan dari konsentrasi ion

hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler menunjukkan aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion H menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang tinggi dan rendah serta efek pada enzim, substrat, atau keduanya b) Ion Logam Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih seperempat dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur, khususnya bagi reaksi dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion logam tersebut merupakan substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap logam di sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan karena senyawa-senyawa nukleosida di– dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation dwi-valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler ion-ion logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu. c) Efektor Alosterik Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik berbobot molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan structural dengan substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan istilah yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam lintasan biosintesis oleh produk akhir dari lintasan terakhir.

8. Terbentuk pada proses pencernaan. Akan menimbulkan tumpukan H2O2 yang akan menyebabkan berbagai macam penyakit, karena sifat H2O2 yang bersifat racun 9. Selain di dalam sel hati ,katalase ditemukan di darah, sumsum tulang, membran mukosa, ginjal, dan juga didalam organel sel yaitu peroksisome kaya akan enzim katalase.

10. A. Enzim oksidase Enzim oksidase berfungsi mempergiat penggabungan O2 dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga mereduksikan O2, sehingga terbentuk H2O B. Enzim dehidrogenase. Enzim dehidrogenase berfungsi memindahkan hidrogen dari suatu zat ke zat yang lain. Enzim transphosforilase. Enzim transphosforilase berfungsi memindahkan H3PO4 dari molekul satu ke molekul lain dengan bantuan ion Mg2+ C. Enzim karboksilase. Enzim karboksilase berfungsi dalam pengubahan asam organik secara bolak-balik. Contoh pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehida dibantu oleh karboksilase piruvat. 11. A. Teori Lock and Key (Gembok dan kunci)

Substrat masuk ke dalamm sisi aktif enzim, sehingga terbentuk enzim subrat. Setelah terjadi reaksi, salah satu ikatan dari subrat putus. Setelah putus, molekul hasil reaksi akan keluar dari sisi aktif. B. Teori Inducet Fit Substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim dan membentuk kompleks enzim substrat. Sisi aktif mengubah bentuknya, sehingga molekul akan pas dengan sisi aktif. 12. Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tampa ikut bereaksi. Mudah rusak bila dipanaskan lebih dari 45C. Merupakan senyawa protein. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Bekerjanya spesifik, karena sisi aktif enzim setangkup dengan permukaan subtrat tertentu. Dapat bekerja bolak balik. 13. Komponen utama enzim adalah protein b. Protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural c. Tidak semua protein bertindak sebagai enzim Contoh koenzim 1. NAD (koenzim 1) 2. NADP (koenzim 2) 3. FMN dan FAD

Kesimpulan Pada tabung A banyak gelembung sangat banyak an nyala api sangat besar hal ini dikarenakan enzim bekerja dalam keadaan netral. Jika dibandingkan dengan hati yang diberi KOH atau dipanaskan atau didinginkkan menyebabkan gelembung dan nyala api tidak ada atau sedikit. Berbeda dengan hati yang tidak ada gelembung dan nyala api dikarenakan jantung tidak memiliki enzim katalase. Jadi kesimpulannya kerja enzim dipengaruhi oleh suhu dan pH. Jika suhu diatas 45 derajat atau dibawah 0 derajat enzim tidak akan bekerja. Jika dalam kondisi derajat keasaman atau basa yang tinggi maka enzim juga tidak akan bekerja.

Percobaan Pembuatan Tape Singkong Pengertian Tape Singkong Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda). Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. METODOLOGI: Waktu Tempat Praktikum

Kamis , Oktober 2015 Palembang, Shafa Putri Tama Biologi

14.30-16.00

Alat dan bahan: Alat :      

Pipiti / wadah anyaman Pisau Panci Air Tali Baskom

Bahan:   

Singkong Ragi Daun pisang

Cara kerja:         

Siapkan alat dan bahan Kupas singkong terlebih dahulu berikut membuang getahnya Cuci singkong sampai bersih Masukan singkong kedalam panci yang sudah berisi air Rebus/kukus singkong setengah matang Masukan singkong yg sudah direbus kedalam baskom lalu tiriskan Taburi ragi secukupnya, hingga merata Selajutnya masukan singkong tersebut kedalam wadah anyaman (pipiti) yang sudah di alasi daun pisang Tutup dan biarkan selama beberapa hari

Dokumentasi pada saat pembuatan tape singkong

Related Documents

Enzim
August 2019 34
Enzim
June 2020 20
Enzim Katalase.docx
May 2020 18
Iv Enzim
June 2020 21

More Documents from "cHuAz TeeKaa"