Biografi Dorothea Orem.docx

  • Uploaded by: Claudya Marcelina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Biografi Dorothea Orem.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,533
  • Pages: 10
1. BIOGRAFI DOROTHEA OREM Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliau wafat pada tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan Diploma (1930), kemudian melanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di Catholic University of America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Tahun paling awal dalam keperawatan Dorothea Orem dihabiskan dalam praktek diProvidence Hospital, Washington, DC (, 1934-1936 1942) dan St John's Hospital, Lowell,Massachusetts (1936-1937). Setelah menerima gelar tinggi, Orem berfokus terutama pada pengajaran, penelitian, dan administrasi. Dia menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Providence Sekolah Keperawatan di Detroit, Michigan 1945-1948, di mana ia juga mengajar ilmu biologi dan keperawatan (19391941). Di Universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai Asisten Profesor (1959-1964), Associate Professor (1964-1970), dan Dekan Fakultas Keperawatan (1965-1966). Sebagai seorang konsultan kurikulum, Orem bekerja dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di universitas-universitas dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George Brown College Seni Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi, Georgetown University, Menjelma Word College, El Paso Komunitas College, Medical College of Virginia, dan Washington Lembaga Teknis. Dia juga menjabat sebagai konsultan kurikulum untuk Dinas Pendidikan, Amerika Serikat Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan, Praktis Perawat Bagian pada tahun 1958, 1959, dan 1960, ke Divisi Rumah Sakit dan Layanan Kelembagaan, The Indiana Negara Dewan Kesehatan dari tahun 1949 sampai 1957, dan Pusat Percobaan dan Pembangunan di Perawatan, The Johns Hopkins Hospital,, 1969-1971 dan Direktur Keperawatan, Klinik Wilmer, The JohnsHopkinsHospital,1975-1976.

Pada tahun 1971 diterbitkan Orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja di mana dia menguraikan teori nya keperawatan, Defisit perawatan diri Teori Ilmu Keperawatan. Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikan Orem sebagai seorang ahli teori terkemuka praktek keperawatan dan pendidikan. Perawatan: Konsep Praktek sekarang dalam edisi keenam. Dia juga menjabat sebagai ketua dari Konferensi Pembangunan Keperawatan Group, dan pada tahun 1973 diedit kerja kelompok dalam buku Konsep Formalisasi di Keperawatan. Dia menulis surat-surat lainnya dan selama 1970-an dan 1980-an berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya di seluruh dunia. Internasional Orem Society didirikan untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut dari teori Orem tentang menyusui. Selama hidupnya, Dorothea Orem menerima penghargaan untuk kontribusi ke bidang keperawatan, termasuk gelar kehormatan dari Universitas Georgetown, Menjelma Word College, Illinois Wesleyan University, dan University of Missouri-Columbia. Dia dilantik menjadi American Academy of Nursing, dan menerima penghargaan dari Liga Nasional untuk Perawatan dan Sigma Theta Tau Perawatan Honor Society.

2. Penghargaan Dorothea Orem Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem : a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan. b. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali. c. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan. g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971). h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat. i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ; Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2. KERANGKA KONSEP TEORI DOROTHEA OREM

Orem mengembangkan Teori Keperawatan Self-Care Deficit (teori umum) terdiri dari 3 teori yang saling berhubungan, yaitu : (1) Theory Self-Care (2)Theory Self-Care Deficit (3) Theory of nursing systems. Didalam 3 teori tersebut dimasukkan 6 konsep sentral dan satu konsep tambahan. Konsep sentral tersebut adalah: konsep self-care, unsur self-care, kebutuhan self-care yang terapeutik, self-care deficit, unsur keperawatan dan system keperawatan, sebagaimana konsep tambahan dari faktor-faktor kondisi dasar yang paling penting untuk memahami teori umum Orem. 

TEORI SELF-CARE Untuk memahami teori self-care perlu difahami terlebih dahulu tentang konsep self-care, unsur self-care, faktor-faktor kondisi dasar dan kebutuhan akan self-care yang terapeutik. Self-care adalah penampilan atau aktivitas praktek berdasarkan keinginan individu dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup, sehat dan kesejahteraan. Bila self-care dilaksanakan secara efektif, itu akan menolong untuk memelihara integritas dirinya dan fungsi kemanusiaan serta berkontribusi terhadap perkembangan kemanusian. Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau kekuatan untuk terlibat di dalam self-care. Kemampuan individu untuk terlibat dalam self-care dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi dasar. Yang termasuk faktor-faktor kondisi dasar adalah : umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosiokultural, faktor system pelayanan kesehatan (diagnostik dan pengobatan), faktor system keluarga, pola hidup (aktivitas secara teratur), faktor lingkungan serta sumber-sumber yang adekuat dan terjangkau. Secara normal, orang dewasa secara sukarela memelihara

dirinya sendiri. Bayi, anak-anak, orang tua, orang sakit dan orang cacat membutuhan perawatan secara menyeluruh atau bantuan dalam aktivitas self-care. Kebutuhan Sel-Care yang terapeutik adalah totalitas dari tindakan self-care yang diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang sudah diketahui dengan menggunakan metode yang valid dan seperangkat kegiatan dan tindakan yan berhubungan. Kebutuhan sel-care yang terapeutik dijadikan model pada tindakan yang disengaja, yaitu tindakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang untuk menghasilkan peristiwa dan hasil yang memberikan keuntungan kepada orang lain secara spesifik. Persayaratan self-care yang Universal dihubungkan dengan proses kehidupan dan pemeliharaan integritas kemanusiaan beserta fungs-fungsinya. Hal tersebut umum pada setiap manusia selama seluruh siklus kehidupan dan harus dipandang sebagai faktor yang saling berhubungan, saling mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum untuk persyaratan tersebut adalah aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living). Orem (1991) mengidentifikasi persyaratan self-care sebagai berikut : 1) Pemeliharaan terhadap kecukupan udara, 2) Pemelihraan teradap kecukupan air, 3) Pemeliharaan terhadap kecukupan makanan 4) Perlengkapan yang berhubungan dengan proses eliminasi dan sisa eliminasi, 5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat 6) Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social 7) Pencegahan terhadap bahaya kehidupan, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia, 8) Peningkatan fungsi-fungsi manusia dan perkembangan dalam kelompok social yang sejalan dengan potensi manusia, tahu keterbatasan manusia, dan keinginan manusia untuk menjadi normal. Penyimpangan kesehatan self-care ditemukan dalam kondisi sakit, injuri, penyakit atau yang disebabkan oleh tindakan medis yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi.Penyakit atau injuri tidak hanya mempengaruhi struktur tubuh tertentu dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga mempengaruhi fungsi sebagai manusia. 

TEORI SELF-CARE DEFICIT Teori self-care deficit merupakan inti dari teori umum keperawatan Orem.Keperawatan dibutuhkan untuk orang dewasa atau orang-orang yang ada dibawah tanggungannya dalam keadaan tidak mampu atau keterbatasan dalam memberikan selfcare yang efektif secara terus menerus. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang sebenarnya sudah diketahui atau kemampuan self-care atau kemandirian berlebihan atau sama dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan self-care tetapi dimasa yang akan datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan berkurang baik kualitatif maupun kuantitatif dalam kebutuhan perawtan atau kedua-duanya. Orem mengidentifikasi lima metode bantuan : 1) Tindakan untuk berbuat untuk orang lain, 2) Membimbing dan mengarahkan, 3) Memberikan dukungan fisik dan psikologis,

4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu, 5) Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan semua metode ini untuk memberikan bantuan self-care. Aktivitas yang melibatkan perawat saat mereka memberikan asuhan keperawaran dapat digunakan untuk menggambarkan domain keperawatan. Lima area aktivitas untuk praktek keperawatan, yaitu : 1. Masuk ke dalam dan mempertahankan hubungan perawat-klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien secara sah dikeluarkan dari keperawatan, 2. Menentukan apakah dan bagaimana klien dapat ditolong melalui keperawatan, 3. Berespons terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak dan bantuann keperawatan, 4. Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orangorang terdekat dalam bentuk bantua keperawatan, 5. Mengkoordinasi dan mengintegrasikan keperawatan dengan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan lain yang dibutuhkan atau diterima dan pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan dan diterima klien. 

TEORI TENTANG SISTEM-SISTEM KEPERAWATAN Orem dalam teori sistem keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care deman), disinilah keperawatan diperlukan. Unsur keperawatan (nursing agency) adalah suatu atribut yang kompleks dari orang yang dididik dan dilatih sebagai perawat yang memampukan mereka untuk bertindak, mengetahui dan membantu orang lain memenuhi kebutuhan self-caryang terapeutik denganmelaksanakan dan mengembangkan self-care agency mereka sendiri. Klasifikasi sistem keperawatan untuk memenuhi persyaratan self-careklien ada 3 yaitu sistem kompensatori penuh (wholly compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory system) dan sistem dukungan-pendidikan (supportiveeducative system).

Sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory nursing system) digambarkan oleh sebuah situasi dimana individu tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan self-care yang memerlukan kemandirian dan ambulasi yang terkontrol serta pergerakan manipulatif atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas. Seseorang dengan keterbatasan ini secara sosial tergantung dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraannya. Kelompok orang dengan kondisi ini dibagi lagi menjadi :

1. Tidak mampu terlibat dalam berbagai bentuk tindakan yang disengaja, contoh: klien koma; 2. Waspada dan mampu untuk melakukan observasi, penilaian dan keputusan tentang self-care serta hal-hal lain tapi tidak bisa atau tidak boleh tindakan yang memerlukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, contoh : klien dengan fraktur C3 –C4; 3. Tidak mampu menghadirkan dirinya sendiri dan membuat penilaian yang tepat serta keputusan tentang self-care serta hal-hal lain tapi bisa melakukan ambulasi dan mungkin mampu melakukan beberapa tindakan self-care dengan supervisi dan bimbingan yang terus menerus, contoh : klien Retardasi Mental. Sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory nursing system) digambarkan oleh situasi dimana baik perawat dan klien melakukan tidakan care atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi. Baik klien maupun perawat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan. Contoh: klien yang pasca operasi abdomen, yang mampu mencuci wajah dan menggosok gigi tapi memerlukan bantuan perawat dalam mobilisasi dan merawat luka. Sistem keperawatan dukungan-pendidikan (supportive-educative nursing system) adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melaksanakan atau bisa dan harus belajar untuk melakukan tindakan self-care terapeutik yang diperlukan yang berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak bisa melakukannya tanpa bantuan. Dalam sistem ini klien melakukan semua self-care. Peran perawat adalah sebagai pendidik atau konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai sel-care agent.

 Penjelasan Komponen Kerangka Konsep Dorothea Orem 1. Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. 2. Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. 3. Self Care Demand merupakan tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. 4. Deficit merupakan hubungan antara self care agency dan therapeutic self care demand dari individu – individu yang kemampuan self carenya terbatas atau tidak dapat memenuhi semua komponen therapeutic self care demand. 5. Nursing Agency merupakan kemampuan perawat dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten

untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adalah komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional. 3.

PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA OREM  Manusia : Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial.  Lingkungan : Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan lingkungan.  Keperawatan : Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.  Kesehatan : Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.

4.

APLIKASI TEORI DOROTHEA OREM DALAM KEPERAWATAN Aplikasi model konseptual dorothea orem pada asuhan keperawatan klien Ny M dengan stroke non haemorragic di ruang saraf RSD DR Soebandi Jember. Teori self-care dari orem ini, di aplikasikan pada pasien stroke seperti Ny M, karena pasien dengan stroke, mengalami deficit perawatan diri dikarenakan kelemahan fisik. Kondisi tersebut tentunya akan sejalan dengan permasalahan yang dihadapi oleh Ny M. Melalui pendekatan model konseptual Dorothea Orem, perawat akan memfasilitasi kebutuhan Ny M sesuai tingkat ketergantungan dimana pada awal serangan klien akan masuk dalam tingkat ketergantungan total care dan

memerlukan bantuan secara penuh dari perawat, diharapkan dengan bantuan tersebut klien secara bertahap akan mampu mencapai fungsi self care kembali sesuai dengan tingkat kemampuan klien. Ny M dengan diagnosa medis Stroke infark akibat tromboembolitik telah dilakukan pengkajian pada pada hari ke 4, dimana klien teridentifikasi memiliki tingkat ketergantungan the partially compensatory nursing system. Melalui asuhan keperawatan dengan mengunakan pendekatan model konsep self care Orem maka perawat akan memfasilitasi kebutuhan klien dalam menyelesaikan masalah kesehatan hingga akhirnya klien mampu mencapai fungsi self carenya dengan bantuan dari keluarga. Pada pengkajian menurut Orem pada Ny M melalui langkah pertama dapat diidentifikasi masalah keperawatan yang muncul adalah: Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai darah ke cerebral, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penurunan kemampuan batuk efektif, defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan. Setelah perawat melakukan proses keperawatan selanjutnya perawat menetapkan tujuan yang merupakan kolaborasi antara perawat-keluarga-klien, dimana keluarga sebagai unit terdekat yang nantinya akan memfasilitasi kebutuhan klien setinggalnya di rumah dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah keperawatan Pada penetapan tujuan dan rencana tindakan, perawat

memfasilitasi klien dalam

melakukan batuk efektif dan pengaturan pola nafas dan dapat beradaptasi dengan kondisinya saat ini dengan bantuan terutama dari keluarga dimana klien dapat berlatih mobilisasi aktif bertahap guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bantuan sebagian dari petugas kesehatan dan dari keluarga. Pada proses implementasi perawat senantiasa melibatkan keluarga dalam melakukan intervensi agar mampu mengetahui kebutuhan klien yang dapat dipenuhi oleh keluarga. Dalam proses ini tidak terdapat masalah yang berarti sebab klien dan keluarga kooperatif dan mampu memahami penjelasan dari perawat. Proses evaluasi dilakukan setelah melalui tahapan implementasi keperawatan terhadap diagnosa yang muncul.

Hasil yang didapat dari penerapan teori self-care orem pada Ny M, yaitu : -

Ny M berada dalam tahap the partially compensatory nursing system di mana kebutuhannya masih di bantu oleh perawat dan keluarga, Namun dari Ny M sendiri sudah didapatkan peningkatan kemampuan baik fisik maupun psikologis, yaitu motivasi untuk melakukan aktivitas secara mandiri dan peningkatan penghargaan terhadap diri sendiri.

-

Hal ini tentunya merupakan nilai positif dalam peningkatan kemampuan klien menuju self care yang nantinya akan dilakukan di rumah. Adapun dari keluarga dapat berperan aktif dalam pemenuhan klien ketika masih dalam perawatan di rumah sakit sehingga proses asuhan keperawatan dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6432/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAll owed=y https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2044/BIK_Vol_2_No_2_9_Abi_Muhli sin.pdf;sequence=1

Related Documents

Dorothea Orem.docx
November 2019 14
Biografi
August 2019 78
Biografi
August 2019 62
Dorothea Lynde Dix Article
November 2019 20

More Documents from "Atlanta Celebrates Photography"