Bio Laporan Xi.docx

  • Uploaded by: Carina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bio Laporan Xi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,812
  • Pages: 11
G. Pembahasan · BERDASARKAN TEORI/LITERATUR Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada di luar permukaan. Pernyataan ini berda sarkan atas penemuan S.J Jinger dan G. Nicholson pada tahun 1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan melihat struktur seperti yang disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pe mbatas suatu sel, tetapi lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam lal u lintas keluar masuknya sel. Transportasi molekul dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif adalah pr oses perpindahan molekul menuruni gradient konsentrasi secara spontan tanpa memerlukan energi. Sedangkan tr anspor aktif adalah transpor yang memerlukan energi untuk melawan gradien konsentrasi. Osmosis merupakan salah satu contoh transpor pasif. Osmosis adalah proses perpindahan molekul-molekul pela rut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran selektif perme abel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang l arut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuata n. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Pelarut air yang dimaksud dalam proses osmosis a dalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul yang lain, seperti gula, protein, atau mole kul yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsunga n osmosis. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut is otonik. Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik ataupun hipotonik sehingga menghasilkan sel yang krenasi atau plasmolisis karena adanya osmosis tadi. Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis merupa kan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran s el. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripa da unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumb uhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Se l hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan di dalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti y ang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hyp otonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis). Besarnya tekana n yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Osmosis memang merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan te kanan dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya unit per lua s yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke laru tan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat kol igatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu s endiri. Dalam uwiesunshine.blogspot.com (2010) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat osmosis a ntara lain : · Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel. Osmosis akan terjadi dari zat yang berk onsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut rendah d an konsentrasi zat terlarutnya tinggi.

LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS

I.

Tujuan Pengamatan ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui perbedaan proses transportasi zat secara osmosis.

II. Landasan Teori Osmosis adalah perpindahan zat dengan atau tanpa melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya re ndah (Hipotonis) kedaerah yang konsentrasinya tinggi (Hipertonis). III. Alat dan Bahan : Alat : · Pisau · Gelas plastic · Sendok plastic · Tissue Bahan : · Kentang · Air · Gula · Garam · Kapur IV. Langkah Kerja 1. Kentang dibersihkan terlebih dahulu. 2. Kentang dipotong dengan ukuran 3,3 × 0,5 x 1 cm sebanyak 4 potong. 3. Empat buah gelas yang sudah dipersiapkan diisi air dengan ukuran yang sama secukupnya. 4. Dua sendok gula dilarutkan pada gelas pertama, 2 sendok garam dimasukkan dalam gelas ke-2 da n sendok kapur cair dimasukkan kedalam gelas ke-3 (gelas 4) hanya diisi dengan air keran tanpa larutan apa pun. 5. Masukkan potongan kentang secara bersamaan ke masing-masing gelas yang telah dipersiapkan. 6. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama ±4 jam. 7. Setelah 4 jam angkatlah kemudian simpan di atas tissue. Dan periksa keadaan kentang tersebut, tim bang

V.

ulang kentang tersebut dan catat hasilnya. Hasil Pengamatan

No Larutan Sebelum Pengamatan Setelah Pengamatan 1. Garam 2.

Keras Lembek, menyusut

Gula

Keras Sangat lembek, menyusut

3. Kapur

Keras

4. Air

Keras Tetap

Mengeras, menipis, memanjang

VI. Pemabahasan Ukuran kentang semula 3,3 x 0,5 x 1 . Setelah perendaman pada larutan gula, kentang menyusut menjadi 2,9 x

0,4 x 1,1 dan teksturnya sangat lembek, sedangkan perendaman pada larutan garam, kentang menyusut

menjadi 3 x 0,4 x 1,3 dan teksturnya lembek. Pada larutan kapur, kentang mengembang menjadi 3,6 x 0,5 x 1,5 dan tekturnya mengeras. Sedangkan perendaman pada air, kentang tidak mengalami penyusutan ataupun penam bahan ukuran kentang. VII. Kesimpulan Ingat konsep ini: osmosis adalah perpindahan air, dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui m embran semipermeabel. jadi dapat disimpulkan: larutan gula, larutan gula bersifat hipertonis sedangkan kentang hipotonis. Larutan gara m, larutan garan bersifat hipertonis sedangkan kentang hipotonis. Larutan kapur, larutan kapur bersifat hipotonis dan kentang bersifat hipertonis.

DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia. Dwidjoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia. Sitorus, H.R. 2000. Kamus Biologi. Bandung: CV. PIONIR JAYA. Campbell, N.A. 2008. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Suyitno, AL. MS. 2006. Osmosis dan Penyerapan Zat Pada Tumbuhan.

Rumusan masalah dalam praktikum osmosis adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peristiwa osmosis ? 2. Apa perbedaan difusi dan osmosis? 3. Apa pengertian isotonik,hipotonik danhipertonik?

BAB I PENDAHULUAN A.

LatarBelakang

Apa yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya d an mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel he wan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pe cah /lisis, hal irri karena sei turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangk an sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami kren asi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air. Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkunganya dan mengubahnya di dal am sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari selsel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut me ngembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkunganya. Hal ini dijelaskan jika kita ingat akan am oeba yang hidup di dalam kolam, tetapi bila kita ingat akan sel-sel organisme darat multiseluler, seperti pohon at au manusia, hal ini tidak dapat terlihat dengan jelas. Meskipun demikian tiap sel hidup dari oganisme ini dikelili ngi oleh suatu cairan, sebagai contoh sel-sel badan kita terdapat di dalam cairan interstisium yang berasal dari da rah. Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-or ganel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-z at yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan me miliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. Membran plasma bersifatselektifpermeabel(semipermeabel) yang artinya membrane plasma dapatdilaluiolehmol ekulatau ion tertentu. Perpindahanmolekulatau ion melewatimembranadaduamacamyaitutransporpasifdan transp ort aktif. Salah satucontohdaritransporpasifyaitu Osmosis.

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yan g lebih pekat. Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah: 1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel. 2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel. Dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan hidrostatik yang terdapat suatu larutan pada keseimbangan osmosis.Tekanan yang diberikan pada suatu larutan akan meningkatkan energi bebas ,sehin gga PA meningkat dan juga meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan.Tekanan yang diberikan atau sering disebut PT yang disebut juga tekanan turgor.Dari ketiga potensial tersebut dapat dilihat adanya hubungan yang dapat dituliskan rumus sebagai berikut : PA = PO + PT Dari rumus tersebut terlihat,apabila tidak ada tekanan maka rumusnya menjadi : PA = PO KETERANGAN : PA = Potensial air PO = Potensial osmotik PT = Potensial tekanan

Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses difusi · Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, sema kin cepat pula osmosisnya.

·

BERDASARKAN PENGAMATAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari hasil pengamatan dapat kita ket ahui bahwa sel – sel kentang mengalami perubahan ukuran. Ada yang mengalami pertambahan ukuran maupun pengurangan ukuran sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjdi kerena sifat larutan yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang. Pada larutan garam kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan ukuran. Ini disebabkan karena kentang yan g hipotonis terhadap larutan garam. Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang meny ebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran. Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penyusutan berat dari berat semula karena a ir bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari pra ktik yang telah dilakukan bahwa air garam yang terdapat di dalam gelas ukur memiliki kerapatan tinggi, sedang kan kentang memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke dalam air garam selama 20 menit, kentang tersebut menjadi lebih ringan serta warnanyapun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka se makin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya. Ini membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul air dari kerapatan rendah ke kerapata

n tinggi dengan melewati suatu membran semi permeabel, terjadi pada kentang yang dimasukan ke dalam laruta n garam. Selain itu, kami juga melihat saat kentang kami masukkan ke dalam air garam 10%, kentang berada dalam kead aan melayang, dan kira-kira setelah 10 menit, kentang mulai tenggelam. Jika dalam air garam 20%, kentang me ngapung, setelah 15 menit, kentang tenggelam. Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis air garam 10% dan air g aram 20% lebih besar daripada masa jenis kentang. Hal itu dikarenakan konsentrasi garam yang tinggi dan mem buat larutan menjadi hipertonis yang akhirnya menambah massa jenis larutan garam. Ini adalah peristiwa yang s ama ketika perahu ataupun kapal laut dapat mengapung di atas air asin yang tentu memiliki konsentrasi garam ti nggi. Pada pengamatan yang kita lakukan, dapat kita ketahui : · Pada kentang gelas A, B dan C terjadi peristiwa osmosis karena larutan pada A,B,C konsentrasinya semak in pekat disebabkan oleh pemberian garam sehingga terjadi pepindahan molekul pada kentang –kentang yang be rbeda didalamnya gelas A,B,dan C. Perpindahan molekul tersebut terjadi karena kerapatan kentang lebih rendah dari larutan garam ataupun kerapatan molekul larutan garam lebih tinggi daripada kentang. Osmosis sendiri terja di karena adanya kerapatan yang lebih rendah. · Peristiwa osmosis dapat terjadi pada suatu sel melalui membran sel. Membran sel bersifat permeabel terh adap zat – zat yang mudah melewati membran. Peristiwa osmosis terjadi karena perpindahan molekul ion dari k erapatan tinggi ke kerapatan rendah melalui suatu membran. Faktor – faktor yang mempengaruhi osmosis pada s el adalah tekanan tugor sel, konsentrasi sel terlarut dan zat terlarut, pH larutan,suhu dan ukuran molekul.

HIPOTESIS Hipotesis satu (H1) berbunyi, “Ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah perlakuan.” Hipotesis nol (H0) berbunyi, “Tidak ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah perlakuan. ”

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses terjadinya osmosis dan difusi 2.

Apakah hasil yang diperoleh sama dengan teori

3. 4.

Apa yang terjadi pada peristiwa osmosis dan difusi Adakah pengaruh yang ditimbulkannya

RUMUSAN MASALAH · Apa yang terjadi pada kentang pada tiap-tiap beaker glass ? Mengapa demikian ? ·

Apa perbedaan antara difusi dengan osmosis ?

·

Apa yang dapat disimpulkan dari kegiatan diatas ?

1. Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel; Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju z at yang berkonsentrasi pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi. 2. Ketebalan membran; Makin tipis membran, makin cepat proses difusi 3. Suhu; Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula osmosisnya. 4. Keterlarutan lipid. Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang r endah seperti lipid. Jika kadar resapan bagi dua bahan yang sama saiz molekul dibandingkan, bahan yang lebih l arut dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang mempunyai kelarutan yang rendah.

Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer(zat ) ke bagian yang lebih pekat(zat) atau dari bagian yang konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah

Difusi Difusi adalah proses di mana molekul bergerak dari daerah konsentrasi tinggi ke salah satu konsentrasi yang lebi h rendah. Sejumlah faktor mempengaruhi lama laju difusi zat terlarut Difusi adalah proses transportasi pasif di mana molekul bergerak dari daerah konsentrasi tinggi ke salah satu konsentrasi yang lebih rendah.

Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi. Semakin dekat distrib usi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju difusi terjadi. Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat; Oleh karena itu, mereka menyebar le bih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul yang lebih ringan. Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul, meningkatkan laju difusi. S uhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi. Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi akan berkurang. Molekul-molekul me mperlambat karena mereka memiliki waktu yang lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang pada t, difusi meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk memindahkan bahan dalam sitoplasma, s etiap peningkatan kepadatan sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah contoh dari hal ini adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh kehilangan air, laju difusi menurun dalam sitoplasma, da n fungsi sel-sel ‘memburuk. Neuron cenderung sangat sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi sering menyebabkan ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan laju difusi dalam sel. Kelarutan: Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut dalam-lipid melewati membran plasma l ebih mudah daripada bahan polar, memungkinkan tingkat yang lebih cepat dari difusi. Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas permukaan meningkatkan laju difusi, sedang kan membran tebal mengurangi itu. Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat laju difusi. Hal ini member ikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang bulat besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran kecilseperti halnya dengan kebanyakan eukariota bersel tunggal.

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses terjadinya osmosis dan difusi 2. 3.

Apakah hasil yang diperoleh sama dengan teori Apa yang terjadi pada peristiwa osmosis dan difusi

4.

Adakah pengaruh yang ditimbulkannya

A. LATAR BELAKANG Dalam mempelajari dunia tumbuhan, tidak lepas dari teori-teori yang dapat membantu manusia mempelajari hak ikat alam yang sebenarnya. Seiring perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan juga ikut berkemba ng dengan pesatnyta, sehingga banyak memunculkan teori-teori baru yang belum diketahui manusia sebelumnya . Salah stunya adalah teori tentang Difusi yang merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat da lam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Jaringan me rupakan organ penyusun makhluk hidup terkecil setelah sel. Dalam jaringan, terdapat bagian-bagian yang memil iki kesamaan dan perbedaan pada tiap individu. Misalnya, jaringan otot jantung dan otot lurik memiliki perbeda an dari segi struktur dan letaknya. Selain itu, dalam sebuah organisme terdapat alat transpor yang mampu menga tur organisme lainnya. Salah stunya, twrdapat sel yang mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhka n oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam. Contohnya, akar-

akar pohon yang menyerap air dari dalam tanah. Naiknya air tanah dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi ti nggi, disebut Osmosis. B.LANDASAN TEORI Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpoe zat yang memerlukan energi (transp or aktif) dan transpor yang tidak memerlukan energi (transpor pasif) Transpor aktif meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi Difusi, osmosis, dan difusi terbantu. 1. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsent rasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetim bangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang seder hana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap ai r dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terja di jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:[1] Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan di fusi semakin tinggi. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cep at pula kecepatan difusinya.[2] Difusi dan biologi Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan b erbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa da n difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berk utub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seper ti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate]. Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Di fusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun me mbantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati me mbran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi unt uk spesifik partikel.

DAFTAR PUSTAKA Campbell, NA. JB. Reece, LG. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. J.W. Kimbal. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta :Erlangga. Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga. Saktiono. 1989. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia Volk, W. 1988. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.

Selasa, 23 Oktober 2012 Contoh Laporan Praktikum Difusi 11.1 Dasar Teori Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentra si rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple di fusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein trans membran (simple difusion by chanel formed), d an difusi difasilitasi (fasiliateddifusion). Difusi melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran b ersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membrane secara langsung.Membr an sel permeable terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-baha n organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membrane sel juga sangat permeable terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein trans membran, semacam po ri dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebu t dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberap a garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pemba wa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi, yaitu pelaluan zat me lalui rnembran plasma yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein trans membran yang memiliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang akan ditransfer kedala m sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transporter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transporter yang khusus untuk mentransfer glukosa kedalam sel. Protein transporter untuk glukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

11.2 Tujuan Praktikum Mengamati dan menjelaskan proses terjadinya difusi. 11.3 Alat dan Bahan Gelas Pipettetes TintaHitam Air Mineral atau Aquadest Sirup 11.4 Cara Kerja 1. 2.

Mengisi gelas dengan aquadest atau air mineral ± 100 ml Meneteskan kira-kira 10 tetes larutan sirup atau tinta hitam kedalam gelas yang berisi aquadest. Mengamat

i peyebaran warna hitam atau merah tanpa pengadukan 3. Mencatat berapa lama waktu yang diperlukan dalam percobaan 4. Mengulangi percobaan dengan tinta hitam dan sirup dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setela h itu larutan segera diaduk. Lakukan percobaan ini satu persatu. 11.5 Hasil Pengamatan

Tabel Durasi waktu difusi pada larutan sirup dan tinta hitam No Bahan Adukan Tidak Diaduk 1. Tinta Hitam 29 Detik 43 Menit 2. Sirup 6 detik 22 Menit 1 11.6 Pembahasan Mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan. Sel dilakukan melalui be rbagai jenis aktivitas, dan Salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa da n difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar/berkut ub. Molekul dapat langsung berdifusi kedalam membran plasma yang terbuatdari phospholipids. Difusi seperti i ni tidak memerlukan energy atau ATP(Adenosine Tri-Phosphate). Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Di fusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun me mbantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati me mbran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi unt uk spesifik partikel. Larutan sirup dan tinta hitam yang diaduk lebih cepat merata dibandingkan dengan cara tanpa pengadukan, karena larutan sirup atau tinta hitam yang diaduk akan menyebar secara merata, sedang kan larutan sirup atau tinta hitam yang tidak aduk akan mengendap pada permukan gelas. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyebar secara rata akan lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu : Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan di fusi semakin tinggi. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cep at pula kecepatan difusinya.

Related Documents

Bio Laporan Xi.docx
May 2020 9
Bio
May 2020 36
Bio
May 2020 26
Bio
November 2019 53

More Documents from ""