BELINDA HERAWATI - 07
Judul buku : Ailurofil Penulis : Triani Retno A. Editor : Irna Permanasari Desain sampul : Marcel A.W Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan pertama : 14 Maret 2016 Tebal buku : 184 halaman
Ailurofil bercerita tentang Nasya Aurelia, seorang remaja yang sangat mencintai kucing. Bahkan Nasya berharap akan ada kampus yang memiliki Fakultas Ilmu Kucing atau jurusan yang berhubungan dengan kucing dan bisa dimasuki anak IIS seperti dirinya. Semua orang, baik keluarga dan teman-temannya sangat tahu dengan kesukaan Nasya ini, bahkan Nasya membuat tempat khusus ketika kucingnya yang akan melahirkan. Suatu hari, Nasya terbangun karena kucing yang dipeliharanya melahirkan di tempat yang tidak sesuai dengan yang dia siapkan, kucingnya melahirkan di samping Nasya. Senang sekaligus repot, senang karena dia akan mendapatkan teman baru, repot karena harus membersihkan tempat tidur yang terkena air ketuban dan darah. Kegiatan bersih-bersih tersebut membuat Nasya kelelahan dan terlambat masuk sekolah. Nasya tidak menyesali keterlambatannya, karena dia tidak sendirian, ada Rio, cowok tampan dan populer di sekolah, cowok yang selama ini ditaksir Nasya. Kejadian tersebut membuat mereka dekat, dan tidak lama setelah itu mereka jadian. Ada satu orang yang tidak menyukai kedekatan Nasya dan Rio, dia adalah Alvin. Semua teman sekelas tahu kalau Alvin, cowok bandel dan pembolos itu menyimpan perasaan untuk si Ratu Kucing, hanya saja Nasya menganggap Alvin adalah sahabat terbaik yang sangat mengerti dirinya. Lalu, apakah hubungan Nasya dan Rio akan tetap langgeng kalau ternyata pacarnya itu tidak menyukai kucing? Ternyata, tidak hanya memilih jurusan kuliah saja yang membingungkan, cinta ternyata juga sama. Membaca novel Ailurofil ini sangat menarik karena saya sendiri juga suka banget sama kucing sejak kecil sama seperti tokoh utamanya. Tapi nggak sampai membawa sisa-sisa tulang buat oleh-oleh kucing di rumah atau rela berhujan-hujanan demi nolongin kucing yang terjebak di selokan. Buku ini juga bercerita tentang pilihan yang sering dihadapi para remaja, misalkan saja kegalauan yang Nasya rasakan ketika ditanya orangtua akan memilih jurusan apa saat kuliah
nanti. Dalam hal ini saya sangat menyukai orangtua Nasya, mereka tidak memaksa, mereka memberi pilihan yang mungkin cocok, memberi inspirasi, dan keputusan sepenuhnya ada di tangan Nasya. Begitu pun dengan urusan kisah cinta, akan ada pilihan yang harus diambil, bersama dengan orang yang disukai atau dengan sahabat yang menyukainya. Dalam hal ini saya menyukai Alvin, karakternya sedikit badboy dan dia bisa mengambil hati orang-orang di dekat Nasya, dia tidak egois, dan selalu berada di sisi Nasya, apa pun yang terjadi. Selain permasalahan yang di hadapi Nasya di atas, ada yang saya suka sekali dengan buku ini, yaitu informasi tentang kucing. Ketika Nasya ke pameran kucing, selain mengenal jenis-jenis kucing, fakta tentang kucing, saya juga tahu istilah-istilah yang berhubungan dengan kucing, misalkan saja seperti judul buku ini, ailurofilia, dan felinofobia. Bahkan saya juga baru tahu kalau pernah ada kucing di divisi khusus kantor Perdana Menteri Inggris, namanya Chief Mounser to the Cabinet Office. Novel ini hampir tidak mempunyai kekurangan, Namun setiap karya manusia pasti memiliki kekurangan. Kekurangan dari novel ini adalah masih ada penulisan yang salah dan juga sulit dimengerti. Buku ini sangat recommended bagi pecinta kucing. Bahkan untuk yang tidak menyukai kucing, siapa tahu dengan membaca buku ini pendapat kalian akan berbalik dan akhirnya tergabung menjadi catmania. Intinya saya suka sama novel ini, bukan saja terhibur karena isi ceritanya, tapi ada hal-hal positif yang didapat dari membaca novel ini. Meski pun ini novel remaja, tapi saya rasa cocok untuk dibaca oleh berbagai kalangan.