Membina Keluarga & Pendidikan Anak
MUKADIMAH qwe
Sesungguhnya, anak merupakan penerus generasi dari umat ini. Jangan dianggap sebagai 'makhluk kecil' yang tidak mengetahui apa-apa. Melalui pendidikan yang dilaksanakan setahap demi setahap dengan menggunakan cara yang baik dan tepat, kita berharap dan bertawakal kepada Allah q serta senantiasa berdoa,
Y X W V U T S R Q {
z c b a ` _ ^]\ [ Z
"Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua sebagai orang yang tunduk (patuh) kepadaMu dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadaMu." (Al-Baqarah: 128). Itulah doa orang tua, karena Allah q akan bertanya kepada kita kelak, apakah kita sudah mengajarkan kepada mereka untuk beribadah hanya kepada Allah q saja dan mengikuti petunjuk NabiNya? Bukan menghamba kepada harta, kedudukan, maupun gelar mereka.
1
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Pembaca yang mulia, kita berdoa semoga Allah menjadikan buku paket ini sebagai bekal yang berguna bagi keluarga; dengan membaca, dan mengamalkannya, serta senantiasa memohon Taufik Allah q dan bertawakal kepadaNya.
Bab Pertama qwe
M ANFAAT
BERKELUARGA
Bagi seorang Muslim, membentuk keluarga merupakan ibadah yang nilainya sangat besar di sisi Allah r. Di antara alasan bagi seorang Muslim membentuk keluarga yakni: A. MEWUJUDKAN FITRAH MANUSIA Manusia merupakan makhluk lemah yang tidak dapat hidup seorang diri. Dia membutuhkan orang lain sebagai pasangannya, juga untuk menjaga keturunannya. Laki-laki dan wanita saling membutuhkan. Kesendirian tidaklah seimbang dan ketenangannya tak sempurna.
2
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Allah r berfirman,
` _ ~ } | { z y { j i h gfe d c b a
z n m l k "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Rum: 21).
Berdasarkan ayat ini menikah merupakan sarana ketenangan. Di antara tanda kekuasaan Allah q adalah Dia menciptakan laki-laki memiliki kecenderungan (menyukai) wanita dan demikian juga sebaliknya. Allah r berfirman,
v u t s r q p { | { z y x w ¤ £ ¢ ¡ ~ } z « ª © ¨ § ¦¥ 3
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anakanak, harta yang banyak dari jenis emas, perak dan kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali Imran: 14). Jadi, keinginan menikah dan berkeluarga merupakan fitrah manusia. B. MELAKSANAKAN IBADAH Menikah dan berkeluarga termasuk ibadah. Ia adalah Sunnah Nabi Muhammad a,
.ِْ َ ْ ََ ِْ ُ ْ َ َ ِ ِْ َ َْ َر ُ ح ُ َ ا "Nikah itu Sunnahku, siapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan umatku." (HR. Ibnu Majah, 1832, Shahih; Shahih al-Jami' 2/6807). C. MEMBENTUK KEMASLAHATAN UMAT Allah berfirman,
Û Ú Ù Ø × Ö Õ Ô Ó { z âá à ß Þ Ý Ü "Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rizki dari yang baik-baik." (An-Nahl: 72).
4
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
J I H G F E D C B A{ U T S RQ P O N M L K z _ ^ ] \ [ Z YX W V "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan wanita yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan (NamaNya) kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamua." (An-Nisa`: 1). Pernikahan merupakan salah satu cara menjaga keturunan. Melalui pernikahan harga diri terjaga, terdapat kemantapan jiwa, dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Sekiranya tidak ada petunjuk Allah q, maka masyarakat tidak memiliki kehormatan dan keturunan. Selanjutnya lahirlah musibah besar yang akan menimpa akhlak, tersebarlah kerusakan, dan muncul perilaku menghalalkan segala cara yang menghancurkan. Pernikahan Islami menyelamatkan masyarakat dari kehancuran akhlak moral dan membuat rasa aman di dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi mereka yang memiliki pemahaman yang benar tentang pernikahan, 5
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
ia dapat menyalurkan kecenderungan kepada lain jenis melalui hubungan yang halal. Membentuk umat yang beradab dan berakhlak yang mulia. Pernikahan juga akan menyelamatkan manusia dari penyakit berbahaya yang ditimbulkan dari praktek perzinaan dan pergaulan bebas. Pernikahan akan menumbuhkan rasa tentram dan cinta, serta kasih sayang yang menyatu di dalam jiwa pasangan suami istri (pasutri). Sang suami pulang kelelahan sehabis bekerja, tiba-tiba menjadi lupa dan langsung bahagia ketika mendapati istri dan anak-anak menyambutnya di rumah. Demikian juga sang istri akan merasa bahagia karena ada suami dan anak-anak yang menemaninya. Jiwa kebapakan muncul pada diri suami ketika anak-anak memanggilnya ayah atau abi. Demikian juga istri, jiwa keibuannya menjadi teguh ketika anak-anaknya memanggil bunda atau ummi. Allah r melukiskan potret keindahan ini di dalam FirmanNya,
` _ ~ } | { z y { j i h gfe d c ba z n m l k "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepada6
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
nya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (ArRum: 21). D. MEMPERBANYAK JUMLAH KAUM MUSLIMIN Nabi a bersabda,
َ َ ُْ َُِ"!ٌ ِ ُ ُ ا#$َِ َ* َ) و(ُ'ا اْ َ'ُ'ْ َد اْ َ' ُدوْ َد "Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud 2050; an-Nasa`i, 3227; al-Hakim, 2/176 ia berkata isnadnya shahih; al-Irwa` al-Ghalil 1784). Ibnu Majah juga meriwayatkan bahwa Aisyah berkata, "Rasulullah a bersabda,
،ِّْ َ ْ ََ ِْ ُ ِ ْ.َ /ْ 0َ َْ َْ َو،ِْ ُ ِْ ح ُ ََا .1ِ َ َ2ِْ'ْ َم ا0َ َ َ 4 ُ ْْ َُ ِ"!ٌ ِ ُ ُ ا#ّ$ِ َ ،َ َ َ) ّو(ُ'ا "Nikah adalah sunnahku dan siapa yang tidak mau mengamalkan sunnahku berarti bukan bagian dariku. Nikahlah, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat." (Hadits Shahih lihat Shahih al-Jami' 2/6807). Ath-Thabrani meriwayatkan hadits dari Abu Hafshoh bahwa Nabi a bersabda,
َ ْ َت َو َ َ ِإذَا. َ( ُ !ُ ْ ن ا $ِ َ ،ِ6َ'َ ْ ا َ َ7 َ ْ ُآ6ُ 9 َ عْ َأ6َ 0َ < َ 7
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
.@ُ ُ ْ اAَ B َ 2َ #ْ ٌ ا6ََ ُ@ َو "Janganlah seseorang di antara kalian meninggalkan doa untuk meminta anak. Karena sese-orang itu jika sudah meninggal, sementara ia tidak punya anak, maka namanya menjadi terputus." (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir 23/210 dengan sanad hasan; disebut-kan oleh al-Haitsami dalam Majma' alZawa`id 4/258). Nabi a bersabda,
.ُْ 0َ َْ )C ِ ْDِ ْ ِ E َ Fَ G ْ < َأ مٌ ِإHُ J ٍ ْ َ . ِ ِ َأ ْه6َ َِ ُو "Tidaklah lahir seorang anak dalam keluarga seseorang, melainkan ia menjadi kemuliaan tersendiri bagi mereka yang sebelumnya tidak ada." HR. athThabrani dalam al-Ausath No: 7395 dari Ibnu Umar p.
8
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Kedua qwe
CARA
MEMBENTUK KELUARGA ISLAMI
Tujuan keluarga Muslim adalah untuk melahirkan generasi Muslim sejati yang menapakkan langkah kakinya pada jalan para Sahabat o. Maka tahapan demi tahapan pembangunan keluarga mesti dilaksanakan sesuai bimbingan Nabi Muhammad a. A. PERTIMBANGAN MEMILIH CALON Ada dua bekal yang sebaiknya disiapkan bagi mereka yang hendak menikah, yakni: 1. Memiliki ilmu agama dan ilmu mendidik anak yang benar Dengan memiliki ilmu agama dan ilmu mendidik anak yang benar sesuai tuntunan Nabi a, orang tua dapat memahami kapan waktu yang tepat, cara yang sesuai, dan sikap yang lembut di dalam memberikan pelajaran kepada anak. Jika orang tua tidak memiliki kemampuan mendidik anak, maka mereka telah berdosa. Pertama; berdosa karena menelantarkan anak, 9
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
dan kedua; berdosa karena tidak menjaga amanah anak dengan baik. 2. Memilih calon ibu yang shalihah bagi anak kelak Seorang istri yang shalihah, bertakwa, dan selalu bertaubat kepada Rabbnya, serta yang memahami peran dan fungsinya, merupakan pilar mendasar dalam keluarga dan sangat berperan dalam sejarah kehidupan masyarakat. Darinya lahir generasi pemimpin umat menuju kebaikan dan kekuatan. Wanita seperti inilah yang menentramkan hati, bisa dipercaya untuk menjaga diri, menjaga harta suami, dan mampu mendidik anak-anak. Di samping merawat fisik anak, ia juga dapat memberikan santapan iman, memberikan minuman dan makanan rohani yang lezat dan sehat, di samping memberikan minuman susu kepada anak-anaknya. Ia memperdengarkan untaian ayat-ayat suci al-Qur`an dan dzikir yang akan menanamkan ketakwaan ke dalam dada mereka serta semakin mempererat jalinan cinta mereka kepada Islam hingga akhir hayat. Ketahuilah, sesungguhnya seorang anak akan tumbuh menurut apa yang disiramkan kepadanya. Sifatsifat kedua orang tua akan menurun kepadanya. Anak hanya meniru dan menyimpulkan sendiri contoh perbuatan yang dilakukan oleh orang tua maupun orang dewasa lainnya.
10
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Pilihlah tempat yang baik untuk menyemaikan nuthfahmu, karena sesungguhnya wa-nita itu akan melahirkan semisal dengan saudara-saudari mereka, sebagaimana Rasulullah a bersabda,
.1َ M َ ِN اAَ O ِ ُْ ا ْ َ'َاPِ B َ ُِ َرُواL ْ ِإ "Pilihlah tempat-tempat yang baik untuk menyemaikan nuthfah kalian." (Ibnu Majah dan ad-Daruquthni juga meriwayatkan hadits ini, 1968; lihat as-Shahihah 1067). Berikut ini adalah criteria wanita yang patut untuk dipilih: Beragama, Mulia, Cantik, Menjaga kesuciannya, Berasal dari keluarga yang baik, Pandai mengatur urusan rumah tangga, Berakhlak baik, Mempunyai akal yang baik dan sempurna, Serta mematuhi suaminya dalam segala urusan yang benar. Sesungguhnya wanita yang ikhlas adalah memberikan pe-layanan yang baik, mencari keridhaan Allah, dan selalu mematuhi suami; ia akan mendapatkan pahala yang sebanding dengan laki-laki yang berjihad di jalan Allah r. (Lihat Hadits Asma` 11
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
binti Yazid al-Anshari riwayat al-Baihaqi). Ya Allah r, jadikanlah kami sebagai hamba yang shalih dan shalihah, patuh dan pandai menjaga diri, serta limpahkanlah karunia kepada kami berupa lidah yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, dan pasangan hidup yang senantiasa menopang pada kehidupan akhirat. B. PERSIAPAN MENIKAH 1. Islam sangat menganjurkan kemudahan dalam hal mahar, bersifat qana'ah dan sederhana dalam acara walimah. Rasulullah a menyiapkan pernikahan Fatimah i dengan Ali y, yakni sebuah pernikah-an yang meringankan semua pihak dan keduanya hidup berbahagia penuh dengan kemesraan dan barakah, teladan bagi orang sesudahnya. 2. Yang terpenting adalah adanya kesiapan mental antara calon suami atau istri akan peran dan fungsi dalam rumah tangga. 3. Kepada orang tua yang memiliki anak-anak putri hendaklah tidak menghalangi putrinya menikah dengan pemuda yang shalih, meskipun hanya mampu memberikan mahar yang sederhana. C. SAAT-SAAT ACARA WALIMAH 1. Rasulullah a bersabda,
.َ ٍةRِ ْ'ََأوِْْ َو "Laksanakanlah walimah walaupun hanya dengan 12
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
memotong seekor kambing." (HR. al-Bukhari no. 5153, 5155; Muslim 1427). Islam menganjurkan pesta pernikahan (walimatul 'Urs) seusai acara akad nikah dengan acara yang sederhana; contohnya dengan seekor kambing bagi masyarakat Arab hanya cukup bagi beberapa belas orang, tidak berlebih-lebihan, dan tidak harus menu daging. Pernah Rasulullah a digelarkan hamparan di lantai, lalu diletakkan di atasnya kurma, bubuk susu dan minyak samin dan itulah walimah beliau. 2. Pernikahan adalah acara yang suci dan sakral. Oleh karena itu, para hadirin mengucapkan, dianjurkan mendoakan keberkahan dengan
.!ٍ ْ L َ ِ َُ َ ْ َ Aَ َ ( َ َوT َ ْ َ َ ك َ َوَ َرT َ َ @ُ ك ا َ َ َر "Semoga Allah r memberkahimu (dalam keadaan senang) dan memberkahimu (dalam keadaan susah) serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan." (HR. at-Tirmidzi 1097, Abu Dawud, 2116, Ibnu Majah 1905). 3. Sebarkan berita pernikahan kepada kerabat dan handai taulan. Nabi a bersabda,
ِ! ُ'ْاO ْ وا6ِ ( ِ َ-َ ْ ِ اUُ ْ'ُ/َ ( ْ ح وا َ َِ َْا اVُِ'ا َه ْ َأ .ف ِ ْ'ُ 6X ِ @ِ ْ َ َ "Umumkanlah pernikahan ini dan jadikanlah di dalam masjid dan pukullah rebana." (HR. at-Tirmidzi 1090). Hadits ini dihasankan oleh al-Albani, tetapi kalimat, 13
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
"Dan jadikanlah di dalam masjid" didhaifkan oleh beliau. 4. Undangan pernikahan tidak boleh dikhususkan untuk orang kaya saja, tanpa mengundang pula orang-orang miskin. Rasulullah a bersabda, "Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah, yang menghalangi orang-orang yang mau datang (fakir miskin) dan mengundang orang-orang yang menolak datang (orang-orang kaya). Barangsiapa tidak mendatangi undangan, maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya." (Muttafaq 'Alaih, al-Bukhari 5/77, Muslim 1432). 5. Rasulullah a telah membolehkan kepada kita hiburan pada waktu pesta pernikahan (walimah) pe-ngantin." (HR. an-Nasa`i). Hiburan pada saat seperti ini dapat meredakan penat, lelah, dan letih pikiran, serta membuat wajah berseri-seri dan hati berbunga-bunga. Inilah bagian dari ciri Islam yang sesuai dengan tabiat dan kebutuhan jiwa manusia. Akan tetapi hiburan tersebut sangat sederhana dan bersih dari ajang untuk bersantap ria, menik-mati maksiat, dan tak mengindahkan adab Islami. Bila dihadiri oleh kaum laki-laki dan perempuan, maka tempatnya harus terpisah dan diberi tabir. Hiburan tersebut dilakukan oleh anak-anak atau laki-laki saja, atau perempuan saja di tempat masing-masing khusus. Sesungguhnya sebaik-baik 14
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
petunjuk adalah petunjuk Nabi a yang lurus dan yang mengajarkan kemudahan.
15
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Ketiga qwe
MENJAGA KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA Menjadi suami istri yang baru merupakan kondisi yang sama sekali berbeda dibanding ketika masingmasing masih hidup sendirian. Menjadi suami istri berarti bertemunya dua watak, perasaan, keinginan, kebiasaan, dan kesenangan yang berbeda. Maka yang harus dilakukan adalah berupaya untuk saling memahami dan menyesuaikan diri serta membuat kesepakatan yang sama untuk tujuan sebuah keluarga. Rumah tangga yang bahagia adalah rumah tangga yang dibangun di atas tujuan mencari ridha Allah r dan masing-masing pasangan memahami tugas, peran, fungsi, hak, dan kewajiban, serta tanggung jawabnya di dalam rumah tangga. A. KEWAJIBAN SEBAGAI AYAH DAN SUAMI Setiap orang tua mempunyai hak atas anaknya. Demikian pula seorang anak mempunyai hak atas ayahnya. Kewajiban-kewajiban sebagai seorang Ayah dan suami adalah: 16
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
1. Mendapatkan calon ibu yang shalihah yang akan mengandung, menyusui, dan mendidik putrapu-trinya. Rasulullah a memberitahukan bahwa biasanya suami itu memilih wanita yang ingin dijadikan istri dengan empat alas an; karena kecantikkannya, nasabnya, hartanya, dan agamanya. Dan Rasulullah a mengajar-kan agar calon suami menitikberatkan pada faktor agama. 2. Seorang suami mengerti cara menggauli istrinya. a. Seorang suami ketika awal menemui istrinya hendaklah berdoa meminta kebaikan dari istri yang diberikanNya, lalu meletakkan tangannya di atas ubun-ubun kepala istrinya dengan berdoa:
،@ِ YYَْ َ YYَDَ ْ Fَ ( َ َ!ِ ْ L َ َوYYَ ْ ِ!هL َ ْYYِ T َ َُ YYْ ْ َأYY# ِإYYُDَّا .@ِ ْ َ َ َDَ ْ Fَ ( َ َ ! Z َ !هَ َوZ َ ِْ T َ ِ 'ْ ُذ ُ َوَأ "Ya Allah, aku memohon kepadaMu kebaikan wanita ini serta kebaikan yang Engkau ciptakan padanya. Aku berlindnng kepadaMu dari keburukannya serta keburukan apa yang Engkau ciptakan padanya." b. Kemudian shalat bersamanya dua rakaat. c. Selanjutnya ia mendatangi istrinya dengan sesuatu yang dapat menyenangkan hati istrinya, sehingga suasana nyaman, hangat, dan indah berkesan. d. Jika ia hendak mendatanginya, maka hendaklah ia (suami) berdoa,
17
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
ََ [ْ ن َ َر َز َ َBْ R ا ِ ( َ ن َو َ َBْ R ّ َ اFْ ( َ ُDَّا "Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau rizkikan kepada kami." Apabila sang suami telah mencapai kepuasan, maka hendaklah ia menunggu sampai sang istri mencapai kepuasannya. e. Suami tidak memaksa ketika sang istri sedang tidak tenang hatinya atau sedang kelelahan karena seharian mengurus rumah dan anak. 3. Suami mendorong istri untuk memperbanyak kelahiran atau mempunyai anak. Rasulullah a bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai banyak anak (subur), karena aku bangga dengan sebab banyaknya kalian di hadapan para nabi nanti pada hari Kiamat." (HR. Ahmad No: 13594). 4. Memimpin anak-anak dan istrinya, menjadi orang yang dituakan, hakim, sekaligus pendidik, sehingga tidak ada anggota keluarga yang menyimpang akhlak dan adabnya. Firman Allah r,
H G F E D C B A { z ONM L K J I "Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah r telah melebih-kan sebahagian 18
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (An-Nisa`: 34).
´ ³ ² ± ° ¯ ® ¬ «{ ¾½¼»º¹¸¶µ z à  Á À ¿ "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. Di dalamnya ada malaikat yang kasar lagi bengis yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (AtTahrim :6). Biasakan dirimu dengan ketaatan dan kebaikan, kemudian ajarkan kepada anak-anak dan istrimu kebaikan dan ketaatan itu. 5. Memberi nafkah dengan memberikan makanan yang halal dan pakaian dan tempat tinggal. Firman Allah,
z k ji h g f{ "Hendaknya orang yang mempunyai keleluasaan itu memberikan nafkah sesuai dengan kele-luasaannya." (Ath-Thalaq: 7). 19
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Nabi a bersabda,
ٌَر0ْ َو ِد،1ٍ Fَ[َ َ ُ@ ِ َر2ْ Pَ #ْ َرٌ َأ0ْ َو ِد،ِ] ا. ِ ْ Fِ َ ِ @ُ َ2ْ Pَ #ْ َرٌ َأ0ْ ِد ،T َ ِ َ ُ@ َ^ َأ ْه2ْ Pَ #ْ َرٌ َأ0ْ َو ِد، ٍ ْ ِ ْ ِ ^َ @ِ ِ J َ [ْ 6 N َ *َ .T َ ِ َ ُ@ َ^ َأ ْه2ْ Pَ #ْ يْ َأVِ (!ًا ا ْ َ َأDُ a َ َْأ "Satu dinar yang kamu belanjakan di jalan Allah r, satu dinar yang kamu belanjakan untuk (membebaskan) seorang budak, satu dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan un-tuk keluargamu, maka yang terbesar (pahalanya) adalah dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu." (HR. Muslim dari Abu Hurairah y No. 995.) 6. Menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk istri dan anaknya. 7. Menjadi teladan bagi anak dan istri dalam kebaikan dan ketakwaan kepada Allah q. Dalam bimbingan suami yang shalih dan istri yang shalihah sangat memungkinkan bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang baik dan penuh keimanan. 8. Menghormati orang tua dan keluarga istri serta kerabatnya. Sebab bila seseorang menikah, dia bukanlah menikah dengan istrinya saja, tetapi dia juga mengambil saudara dan kerabat istrinya sebagai saudara dan kerabatnya yang harus dihormati, dihargai, dan juga disayangi. 9. Menganjurkan dan mendorong istri untuk 20
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
meningkatkan wawasan dan keilmuan. Menghadiri majlis ilmu dan mempelajari ilmu yang sesuai dengan kodrat wanita, dengan tetap memperhatikan keamanan dan tidak adanya ikhtilat dengan laki-laki. 10. Menyediakan waktu khusus bagi istri dan mendengarkan keluhan-keluhannya. Menghargai pekerjaan rumahnya dan pemeliharaan anak-anaknya. Jika mengetahui ia melakukan kekeliruan tidak segera mencelanya, tetapi menasihatinya dengan cara yang baik. 11. Tidak mencelanya maupun membanding-bandingkannya dengan wanita lain yang lebih baik. Sebab kita pun sangat tidak senang, jika dibanding-bandingkan dengan orang lain, karena setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, demikian juga sang istri. 12. Mengajak istri dan anak-anak mengunjungi orang-orang shalih untuk mencontoh mereka. Mengunjungi guru dan meminta nasihat darinya. 13. Mengajak istri dan anak-anak untuk sesekali mengisi liburan dengan rekreasi ke tempat yang sejuk dan menyegarkan fisik dan pikiran. Mengadakan permainan yang menggembirakan, seperti olah raga dan bermain kejar-kejaran dengan istri dan anak-anak. 14. Memberikan hadiah yang mendidik kepada istri dan anak jika melakukan sesuatu yang baik. Tidak mengukur hadiah dari mahalnya harga, tetapi dari perhatian yang tepat, saat yang sesuai, dan di saat mereka terlihat mengharapkan perhatian. 21
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
B. HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI Hak istri adalah: 1. Mendapatkan perlakuan yang lembut dan kasih sayang dari suaminya. 2. Menerima nafkah lahir dan batin yang baik. 3. Dihargai dan mendapat bimbingan dengan ilmu dan akhlak yang mulia. 4. Mendapatkan rumah yang aman dan nyaman. 5. Dibantu dan ditolong jika mendapat kesulitan. 6. Dilindungi dari orang-orang yang bisa menyakitinya, baik perasaan maupun pikirannya. Rasulullah a mengingatkan kepada para suami,
.@ِ ِ ْه4 َ ْ ْ ُ! ُآL َ ْ ْ ُ! ُآL َ "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya." (HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi). Kewajiban istri di rumah tangga:
1. Menaati suami selama hal itu bukan perbuatan maksiat. 2. Senantiasa menetap di rumah dan jika ke luar rumah seizin suami. 3. Jika berpuasa Sunnah seizin suami jika suami di rumah. 4. Menjaga rumah dan harta suami serta dirinya ketika 22
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
suami tidak ada di sisinya. 5. Hendaknya selalu bersyukur dan berterima kasih atas pemberian suami kepadanya dan senantiasa mendoakannya. 6. Berbuat baik kepada keluarga suami dan kerabatnya. 7. Berhias untuk sang suami. 8. Memberikan waktu khusus bagi suami untuk keperluannya. 9. Tidak memberikan harta kepada orang lain, kecuali atas izin suaminya. 10. Tidak menyebarkan rahasia suami dan menceritakan aibnya kepada orang lain. Apalagi tentang hubungan suami istri, karena hal ini termasuk perkara yang sangat dilarang oleh syariat. 11. Tidak menuntut cerai kepada suami tanpa alasan yang dibenarkan syariat, karena hal itu akan menyebabkannya diharamkan mencium bau surga.
،س ٍ َْ َ !ِ ْ َ ِ ً[H َ7 َ َD( َ ْْ َزوJََ َ َ ا ْ َ!أَ ٍة0Xَأ 1ِ c َ ْ ا1ُ M َ dِ َ رَاDْ َ َ ٌ!َامM َ َ "Wanita mana pun yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada alasan (yang benar), maka haram baginya (men-cium) bau surga." (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, ad-Darimi, al-Baihaqi, al-Hakim). 23
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
12. Ridha dan ikhlas mengandung anak, menyusuinya selama dua tahun penuh, dan memelihara serta mendidiknya sampai mencapai usia dewasa. 13. Menyenangkan suaminya ketika di rumah, memberikan pelayanan yang baik, dan mencari keridhaannya menggapai demi surga Allah q. Rasulullah a bersabda,
.1َ c َ ْ اJ ِ َL َ َ َدDْ َ ض ٍ َ رَاD( ُ ْْ َو َزوJ*َ َ َ ا ْ َ!َأ ٍة0Xَأ "Wanita manapun yang meninggal dunia sedang suaminya ridha kepadanya, maka dia masuk surga." (HR. Ibnu Majah 1854 dan at-Tirmidzi 1161). 14. Tidak menyakiti suami. Suami yang beriman dan beramal shalih ditunggu oleh bidadari di surga. Dari Mu'adz bin Jabal y dari Nabi a, Beliau bersabda, "Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, melainkan berkata istrinya dari bida-dari di surga, 'Janganlah menyakitinya, semoga Allah r mencelakakanmu, karena sesungguhnya ia hanya sementara menemanimu dan akan meninggalkanmu untuk kembali kepada kami'." (HR. at-Tirmidzi 1174, Ahmad 5, 242, Hadits hasan). C. HAK BERSAMA SUAMI ISTRI 1. Mensyukuri pernikahan sebagai anugrah dari Allah yang menjadikan halal dan sah sebagai suami istri. 2. Menjaga amanah berupa anak-anak. Mendidik dan
24
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
merawat anak-anak agar menjadi insan yang bertakwa dan berbuat yang terbaik bagi kedua orang tuanya. 3. Bersama-sama menciptakan rumah tangga Islami. kebiasaan dan keteladanan yang baik dari orang tua akan ditiru oleh anak-anak mereka. Itulah akhlakul karimah dan merupakan cara memberikan pendidikan yang paling efektif. 4. Saling melindungi dan menjaga rahasia masingmasing. Sehingga kelemahan menjadi hilang dan kebaikan semakin tampak. Rumah tangga penuh dengan kedamaian dan keharmonisan serta kasih sayang. Rasulullah a mengingatkan bahwa sebaik-baik kalian (para suami) adalah yang paling baik terha-dap istrinya. Sebaik-baik wanita shalihah adalah yang taat dan melayani suami dan selalu memban-tunya dalam urusan akhirat dengan ikhlas.
6َ c ُْ *َ ْت اْ َ!َْأ َة َأن ُ ْ!َ 4 َ ،!ٍ R َ Fَِ 6ُ c ُْ 0َ !ًاR َ َ ِ ً!اf J ُ ْ َ'ْ ُآ َD( ِ ِْ َ)و "Seandainya saya boleh memerintahkan manusia untuk sujud terhadap manusia lain niscaya saya akan memerintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya." (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad). Hal itu menunjukkan betapa besarnya nilai ketaatan wanita terhadap suaminya.
25
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Keempat qwe
TAHAP AWAL MENDIDIK ANAK Semua pasangan suami istri (pasutri) pasti menginginkan agar segera memiliki anak yang sehat dan cerdas, yang shalih dan shalihah. Untuk mewujudkan hal itu, maka perhatikan tahapan-tahapan mendidik anak sebagai berikut: A. MEMPERLAKUKAN BUAH HATI DALAM KANDUNGAN ISTRI 1. Menjaga menu bayi Keindahan Islam menganjurkan ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang di kandungnya, jika ia takut terhadap kesehatan bayinya. Sabda Rasulullah a,
'ْ َمN وَا، ِةHN َ! اB ْ Z َ !ِ ِ َ-ُ ْ َ^ ا َ Aَ O َ ن ا َ@ َو ِإ .^َFْ M ُ ْ وَاAِ O ِ ْ!ُ ْ َ ِ ِ! وَا-ُ ْ ا ِ َ "Sesungguhnya Allah a membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR. Abu Dawud 2408, at-Tirmidzi 26
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
714 dan an-Nasa`i kitab ash-sShaum bab 50, hadits hasan). 2. Hendaknya suami istri banyak berdoa kepada Allah untuk si bayi terutama sang Ibu. Di antara doa yang terdapat di dalam al-Qur`an:
Y X W V U T S R Q { z c b a ` _ ^]\ [ Z "Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak-cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempattempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 128).
zRQPONMLKJIHG{ "Wahai Rabbku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (Ali Imran: 38).
|{zyxwvu{ z ¡ ~ } "Ya Rabb kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, 27
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
dan jadikanlah kami sebagai pimpinan bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Furqan: 74).
a`_^]\[ZY{ l kj i h g f e d c b z r q p o n m "Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku supaya aku dapat melakukan amal shalih yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Al-Ahqaf: 15).
ZYXWVUT S { z ` _ ^ ] \ [ "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, 'Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala'." (Ibrahim: 35). Dan banyak lagi contoh doa yang berasal dari alQur`an dan hadits Rasulullah a yang dapat kita panjatkan kepada Allah r agar dikaruniai anak 28
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
yang shalih dan shalihah. 3. Banyak membaca al-Qur`an dengan penghayatan artinya(tadabur) karena berpengaruh sangat baik kepada janin. 4. Menjaga ketenangan jiwa, dan gerak, 1-5 bulan tidak banyak gerak, 6-7 bulan berlatih ringan olahraga yang sesuai, 8-9 bulan olahraga khusus menjelang kelahiran. 5. Memperbanyak sujud, terutama shalat malam. B. MENYAMBUT KELAHIRAN SI BUAH HATI 1. Mengumandangkan adzan Imam Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah a mengumandangkan adzan di telinga Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkan anaknya. Menerima sepenuhnya anak yang telah dibe-rikan Allah r kepadanya. Sebagai anugerah dan ama-nah dariNya, laki-laki maupun perempuan adalah sama saja. 2. Doa bersyukur atas karunia si buah hati Ucapan dan doa selamat akan menambah kegembiraan di hati kedua orang tua. Hal ini semakin mempererat hubungan masyarakat Islam. Imam Hasan al-Bashri mendoakan:
J َ [ْ َو ُر ِز َ ت اْ'َا ِه َ ْ!َ Z َ ب َو ِ ْ' ِ اْ َ'ْ ُهT َ َ ك َ ُ'ْ ِر .Uُ 6 Z ُ َأhَ ََ َوUُ ! ِ 29
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
"Semoga Allah memberkahimu dalam pemberianNya dan engkau bersyukur kepada Sang Pemberi, sehingga engkau pun diberi rizki berupa kebaktiannya hingga ia mencapai usia dewasa." (Ibnul Qayyim dalam Tuhfah al- Wadud bab 3 hal. 24). 3. Dianjurkan pula untuk mentahnik, (menggosokkan buah kurma yang telah dilumatkan ke langitlangit mulut). Bila tidak ada kurma, dioleskan madu atau sesuatu yang manis. 4. Memberi nama yang baik Abu Dawud meriwayatkan dari Abu ad-Darda` y bahwa Rasulullah a bersabda,
،ُْ dِ َf َ ِء ْ ُْ َوَأdِ َ ْ َ ِ 1ِ َ َ2ِ ْ'ْ َم ا0َ ن َ ْ' َ ْ6*ُ ُْ #ِإ .ْ َ َء ُآ ْ ُ'ا َأِ9 ْ َ "Sesungguhnya kalian nanti pada Hari Kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian sendiri dan namanama ayah kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, alBaihaqi, ad-Darimi, ath-Thabrani). 5. Mencukur rambut Rasulullah a bersabda, "Wahai Fathimah, cukurlah rambutnya lalu bersedekahlah dengan mengeluarkan perak seberat timbangan rambutnya." Lalu Fathimah pun menimbangnya, dan ternyata beratnya adalah satu dirham atau kurang sedikit. (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, al-Baihaqi dan al-Hakim). 30
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
6. Melaksanakan Aqiqah Rasulullah a bersabda, "Dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor untuk perempuan. Tidak ada masalah, apakah kambing itu jantan atau betina." (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dll). Rasulullah a bersabda,
^َ 0ُ ِ@ َو/ِ ِ َ 'ْ َم0َ @ُ ْ َ E ُ َ ْV*ُ @ِ ِ 2َ ْ2ِ /َ ِ 1ٌ َ ْ ٍم َر ِهHُ . ّ ُآ .@ُ ُ ْ َرأj ُ َM ْ 0ُ َو "Setiap anak (yang lahir) tergadai oleh aqiqahnya yang disembelihkan untuknya pada hari ke tujuh, lalu diberi nama dan dicukur rambutnya." (Shahih Ibnu Majah 2/1056/3165). Aqiqah itu bukanlah wajib, akan tetapi mustahab (sangat dianjurkan). (Lihat at-Tamhid 2/424). 7.
Melaksanakan khitan Memotong penutup kulit yang melingkar pada bagian ujung kelamin laki-laki atau daging yang ada pada va-gina kaum perempuan yang terletak di bagian atas. Rasulullah a bersabda,
،ب ِ ِرRYYYYY اm X YYYYYَ[ َو،ِ !ِYYYYYَl4 َ ْ ْ ُ اYYYYYِ2ْ *َ :ٌYYYYYْL َ َ! ُةYYYYYْBPِ َْا .p ِ ْ q ِ ْ ا،o ُ ْ #َ َو،ن ُ َn ِ ْ وَا،َا ُد6M ْ ِ ْ< ِ وَا "Sunnah fitrah ada lima: memotong kuku, menghilangkan bulu kemaluan, memotong kumis, khitan, dan mencabut bulu ketiak." (HR. al-Bukhari, Muslim). 31
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
8.
Menyusui hingga dua tahun dan menyapih Dengan menyusu, anak memperoleh kenikmatan jiwa dan ketenangan emosi serta kasih sayang. Allah q telah menciptakan dua payudara pada seo-rang ibu yang akan menghasilkan air susu untuk sang bayi, baik ibu itu kaya atau miskin, untuk memelihara kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi. Allah r berfirman,
£ ¢ ¡ ~ } | { z { z ¦¥¤ "Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan." (Al-Baqarah: 233). Menyusui anak dengan niat mengharap pahala dari Allah dan mudah-mudahan ia kelak akan menauhidkan dan menyembah Allah . Lantunan ayat-ayat alQur`an dan dzikir mengiringi susuan si kecil.
32
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Kelima qwe
PENDIDIKAN DI MASA BAYI Sedikitnya ada 7 sifat pokok bagi seorang pendidik yang berhasil, yaitu: 1. Tabah dan Sabar Rasulullah a bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang disukai oleh Allah, yaitu kesabaran dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)." (HR. Muslim; 17, 18, 25; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad; 584) 2. Lemah lembut dan tidak kasar Rasulullah a bersabda,
< َ YYYَ j ِ YYْ! ^ ا َ YYَ ْYYِB/ْ 0ُ َوj َ YYْ! ا X YYِM0ُ ٌjYYِْ ] َر َ نا ِإ .Uُ 'َا ِ َ ^ َ َ ْB ِ /ْ 0ُ < َ َ َوo ِ ْ /ُ ْ^ ا َ َ ْB ِ /ْ 0ُ "Sesungguhnya Allah r Maha Lembut dan suka kepada sifat lembut. Allah r akan memberikan kepada orang yang ramah sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang kasar dan sesuatu yang tidak Allah r berikan kepada yang lainnya." (HR. Muslim). Dalam riwayat Aisyah i juga disebutkan bahwa 33
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Nabi a bersabda,
.@ِ ْ ِ! ُآ4 َ ْ ِ اj َ ْ ! ا X M ِ 0ُ ٌjْ ِ ن ا َ@ َر ِإ "Sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan suka terhadap sifat lembut dalam segala urusan." (Muttafaq Alaih). Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Aisyah i bahwa Rasulullah a bersabda kepadanya, "Wahai Aisyah, bersikap lembutlah, karena sesungguhnya Allah bila menghendaki kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah akan menunjukkan mereka kepada sifat lembut ini." Dalam riwayat lainnya disebutkan, "Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka." 3. Penyayang Diriwayatkan dari Abu Umamah y bahwa ada seorang wanita yang datang menghadap Nabi a disertai kedua anaknya, lalu Nabi a memberinya tiga buah kurma. Wanita itu kemudian memberikan kepada setiap dari keduanya satu buah kurma. Namun kemudian salah seorang dari anaknya menangis, lalu si ibu tersebut membelah kurma yang satunya lagi menjadi dua dan memberikannya kepada keduanya. Rasulullah a lalu bersabda, "Wanita-wanita yang tabah dan penyayang kepada anak-
34
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
anak mereka, bila mereka tidak durhaka kepada para suami mereka, maka orang-orang yang shalat di antara mereka akan masuk surga." (HR. al-Hakim; al-Mustadrak 4/174). 4. Memilih yang ringan dari dua hal selama hal itu bukan dosa "Rasulullah a tidak pernah diberi dua pilihan, kecuali selalu memilih yang lebih ringan (mudah) selama tidak merupakan dosa. Beliau adalah orang yang paling jauh dari dosa. Rasulullah a tidak pernah balas dendam atas apa yang menimpa dirinya, melainkan bila ada larangan Allah r yang dilanggar, sehingga beliau membalas hal itu semata karena Allah ." (al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah x). 5. Tidak pemarah Nabi a pernah memperingatkan seorang lelaki yang meminta pesan khusus kepada beliau yang ke-mudian beliau menjawab, "Jangan marah!" Sampai tiga kali. Rasulullah a bersabda,
ُTَِْ0 ِْيVَ ا6ْ0ِ6Rِ وَِ ا1ََ!XNِ ُ6ْ0ِ6Rََْ ا . ِ r َ sَ ْ ا6َ ْ ِ ُ@َ-ْPَ# "Orang kuat itu bukanlah yang selalu menang dalam berkelahi, akan tetapi orang kuat itu adalah orang yang menguasai (menahan) diri ketika marah." (Muttafaq 'Alaih). 35
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Jika seseorang dapat menguasai amarahnya dan dapat menahan murkanya, maka hal itu menjadi keberuntungan tersendiri bagi dirinya dan juga bagi anakanak dan lingkungannya. 6. Membatasi diri dalam memberikan nasihat yang baik "Rasulullah a memberikan batasan dalam memberikan nasihat kepada kami karena khawatir bila hal itu membuat kami bosan." (Muttafaq 'Alaih dari Ibn Mas'ud y). Terlalu banyak berbicara seringkali tidak memberikan hasil yang diharapkan. Sementara itu membatasi diri dalam memberikan nasihat yang baik seringkali memberikan hasil yang diinginkan dengan izin Allah . Tahapan-tahapan dalam memperlakukan anak: a) Perawatan Bayi Masa ini membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang sangat, karena bayi sering bangun malam untuk pipis dan buang air. Bahkan pakaian pun terkena ompol dan kotoran bayi. Pada masa 0 sampai 3 bulan gerakan bayi hanyalah refleks, seperti: 1) Memegang benda yang menyentuh telapak tangannya 2) Menatap 3) Tersenyum 36
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
4) Bersuara 'a','e','h' 5) Menggerakkan benda yang dipegangnya Ia belum dapat berbahasa dan hanya bisa menangis, di kala: Pipis (buang air kecil). Buang air besar. Digigit nyamuk. Terkejut. Cuaca terlalu panas atau dingin. Sakit. Ingin menyusu. Dan perasaan tak nyaman lainnya. Pada kondisi ini sang ibu dituntut memiliki kesabaran dan ketenangan yang prima untuk berbagai kegiatan, seperti: 1). Mengganti popok, menyeboki ketika pipis dan mencuci pakaian bayi sebagai pekerjaan rutin yang melelahkan. Membiasakan diri untuk membersihkan najis atau kotoran bayi akan mengajarkan kepadanya menjaga kebersihan. 2). Senantiasa memandikan bayi supaya badannya segar, dan dijemur di bawah sinar matahari pagi untuk kesehatan tubuhnya, pada usia bayi sekitar 4-6 bulan, pertumbuhan anak akan semakin tampak. Organ-organ tubuh tertentu sudah mulai berfungsi dengan baik, sehingga anak sudah mulai tengkurap. 37
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
3) Menyusui anaknya hingga umur 2 tahun penuh. ASI memiliki kandungan nutrisi yang cu-kup dan seimbang untuk kesehatan dan perkembangan bayi. Bahkan lebih istimewa dibandingkan dengan susu formula buatan pabrik. b) Apa yang harus dikatakan oleh ibu yang melahirkan 1). Wanita yang baru melahirkan amat kelelahan karena telah mengeluarkan banyak darah dan tenaga yang besar. Ibu yang melahirkan dengan normal akan dapat melakukan kegiatan kembali setelah terbaring paling lama sekitar 3 hari. 2). Menyusui bayi sejak dilahirkan adalah Ibadah: memberikan ASI pertama kalinya yang kental (kolestrom) setelah ditahnik. Selama 6 (enam) bulan pertama adalah masa menyusui wajib yang sering dikenal dengan nama Asi Ekslusif. 3). Dianjurkan Ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, banyak protein, sayur-sayuran atau mengandung banyak kuah, seperti 'daun katuk' atau rebusan daun dan batang pepaya muda untuk memperbanyak dan mengentalkan air ASI. 4). Ketika melahirkan berarti secara tiba-tiba perut mengempis, maka sang Ibu dianjurkan mengikatkan perutnya dengan kencang memakai kain agar otot-otot yang telah mengembang tadi dapat perlahan-lahan dikembalikan ke posisi semula. 5). Dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan ba38
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
dannya; muka, dahi, pelipis, dengan ramu-ramuan untuk mencegah rabun mata, dan lain-lain, gigi dan rambutnya, juga puting payudara; karena bayi pada usia ini sangat rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, jika sang Ibu dalam keadaan flu misalnya, maka menghindarlah dari bayi atau ibu menutup mulutnya dengan kain. 6). Bila tidak memiliki pembantu, suami hendaklah berperan turut meringankan tugas-tugas yang banyak menyita waktu dan tenaga istri.
39
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Keenam qwe
PENDIDIKAN DI MASA KANAKKANAK-KANAK Pendidikan pada masa ini berupa melatih anak agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya, yaitu menjaga kesehatan dan melatih gerakan motorik kasar. Juga membiasakan dan menciptakan kondisi kehidupan rumah tangga dengan adab-adab dan akhlak yang Islami. I. PERAWATAN Pada usia 4-6 bulan bayi sudah dapat: Bermain dengan kedua tangan dan memasukkannya ke dalam mulut. Tertawa, bergurau. Tengkurap, menggulingkan badan. Menyentuh mainan. Membedakan suara. Bertopang pada kedua tangan. Memindahkan mainan dan menoleh.
40
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Pada masa ini diajarkan kepada bayi: Latihan-latihan untuk merangkak. Menyediakan untuknya mainan berwarna yang menarik. Mainan digantung dan bayi mengambilnya sambil tiduran. Ucapan kalimat thayibah. Panggil namanya yang terkadang direspon dengan senyum dan tertawa. Kumandangkan doa bangun tidur dan dzikir pagi dengan membisikkan di telinganya dengan pelan, sehingga tanpa disadari olehnya terkadang sang anak dapat menghafal. Biasakan lantunan ayat-ayat al-Qur`an setiap saat tetap terdengar di rumah, itulah sinar dan ketentraman rumah tangga. Pada usia 7-9 bulan sang bayi (masa kanak-kanak awal) sudah mulai mampu: Membalikkan badan. Bermain dengan tangan dan kaki. Belajar berbicara secara berulang-ulang. Mulai belajar duduk. Memperhatikan gerak-gerik orang. Tertarik pada bayangan sendiri dalam cermin. Merayap, dapat berdiri bila dipegang dan mampu bermain 'cilukba atau petak umpat'. 41
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Sedang pada usia 10-12 bulan bayi sudah mampu: Berayun pada tangan dan lutut. Belajar berdiri sambil berpegangan. Menjepit benda-benda dengan kedua jari tangan. Merangkak. Belajar berjalan ke samping atau rambatan. Berjalan bila kedua tangan dipegang sampai akhirnya berjalan sendiri. Bermain kejar-kejaran dan dapat mengerjakan tugas-tugas sederhana. Orang tua hendaknya: Mampu menyalurkan keinginan dan kematangan organ-organ tubuh, seperti menguatkan kaki. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk memperhatikan sesuatu yang menarik perhatiannya. Memberi kesempatan dan motivasi untuk melakukan eksplorasi (menggali kemampuan diri untuk mengenal sesuatu yang lebih luas & dalam). Ajaklah anak untuk memperbanyak kosa kata benda dan melihat-lihat lingkungan di sekitarnya. Berilah perhatian sepenuhnya dalam permainannya agar terhindar dari benda-benda maupun tempat yang membahayakan. Bayi pada usia 12 –21 bulan: Otak bayi sudah berfungsi dengan baik. 42
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Kemampuan komunikasi semakin bervariasi. Daya eksplorasi semakin luas. Sesuatu yang dilihat selalu ingin ditanyakan, "Apa ini?" "Siapa ini?" dll. Di sinilah pentingnya orang tua memahami bahasa anak dan memahami perkembangannya serta selalu bijaksana dalam memberikan jawaban kepada anak. Para orang tua hendaknya dapat memberikan jawaban yang memuaskan anak dan jangan sekali-kali memberikan jawaban yang membuatnya kecewa, karena dikhawatirkan anak tidak mau lagi bereksplorasi dan berhenti 'kreativitasnya'. Makanan tambahan seringkali menyusahkan mereka, maka menuntut orang tua untuk bersabar dengan variasi cara merayu mereka. Pada masa ini orang tua harus amat hati-hati mengawasi anak. Mulai dari memilihkan teman-teman yang baik, menghindarkan mereka dari melihat tayangan televisi yang tidak baik, usahakan membelikan bukubuku yang merangsang minat membaca. Ayat-ayat alQur`an tetap dilantunkan di rumahnya dengan membia-sakan bahasa al-Qur`an kepada mereka. II. BIMBINGAN Memasuki usia kanak-kanak 2-5 tahun: Pertumbuhan sudah mencapai taraf yang berkualitas. Variasi gerakan tubuh dan otot yang kecil dapat berfungsi dengan baik. 43
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Kemandirian gerak tubuh, sepenuhnya telah dikuasai untuk melaksanakan tugas hidupnya. Perkembangan kecerdasan amat tampak. Kemampuan bermasyarakat amat menggembirakan. Pada usia dua tahun, seorang anak sudah disapih. Pada saat ini dimulai proses pembinaan dan pembentukan akhlaknya. Dimulainya masa pengarahan, bimbingan, perintah dan larangan, dorongan dan ancaman dan seterusnya. Pada masa ini adalah saat paling tepat untuk pembinaan pendidikan.
Usia 4-5 tahun anak mampu: Membaca tulisan Arab (al-Qur`an) dan bahasa Indonesia. Menghafal doa-doa pendek dan surat pendek 'Juz Amma'. Mengenal masyarakat berkembang dengan pesat, memiliki teman bermain dan dapat bertukar pikiran serta bermain bersama. Mengamalkan sedikit-demi sedikit apa yang telah mereka pelajari. Misalnya, doa hendak tidur, doa naik kendaraan, salam ketika masuk rumah. Menghormati orang tua dan menyampaikan salam. Meminta maaf dan meminta izin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan materi pendidikan kepada kanak-kanak. 44
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
1. Pembinaan Akidah Diawali dengan memberikan hafalan, kemudian pemahaman, lalu kepercayaan, keyakinan dan pembenaran. Merupakan karunia Allah q bahwa Dia melapangkan hati untuk menerima iman di awal pertumbuhannya tanpa perlu argumentasi atau bukti yang nyata. Cara menanamkan keyakinan ini adalah cukup dengan menyibukkan diri membaca al-Qur`an dan tafsirnya, membaca hadits dan maknanya, serta sibuk dengan tugas-tugas ibadah. Juga mentadabburi alam sebagai ciptaan Allah Yang Mahakuasa lagi Maha Pemurah. Kepercayaan dan keyakinan anak akan terus bertambah kokoh sejalan dengan seringnya ayat-ayat (dalildalil) al-Qur`an yang didengarnya. Ditambah lagi cahaya-cahaya ibadah dan amalan-amalan yang dikerjakannya. Termasuk dalam upaya pembinaan akidah adalah: a). Mendikte anak dengan Kalimat Tauhid. Rasulullah a sejak pertama kali mendapatkan risalah, beliau berangkat menemui Ali bin Abi Thalib yang ketika itu usianya belum genap sepuluh tahun. b). Menanamkan kepada anak untuk mencintai Allah , memohon pertolonganNya, merasa diawasi olehNya serta Iman kepada Qadha dan Qadar, bahwa segala kejadian yang menye-nangkan
45
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
maupun musibah yang menyusahkan se-muanya telah ada catatan ketentuannya di Lauhil Mahfudz. Ini adalah cara menyelesaikan dan meringankan persoalan-persoalan anak, baik yang berkaitan dengan kejiwaan, berteman maupun masalah sekolah. c). Menanamkan kecintaan kepada Nabi a. Dengan mengajarkan hal ini, maka lengkaplah cintanya kepada Allah dan NabiNya. Anas berkata, "Aku mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar karena aku berharap kelak akan dapat bersama dengan mereka disebabkan kecintaanku kepada mereka." d). Mengajarkan al-Qur`an kepada anak. Ibnu Abbas p berkata, "Tanyakan kepadaku ten-tang surat an-Nisa`, karena sesungguhnya aku telah membacanya ketika aku masih kecil." (HR. Hakim). Nabi a bersabda, "Ajarilah anak-anak kalian mengenai tiga hal: Kecintaan kepada Nabi kalian, mencintai keluarga beliau dan membaca al-Qur`an. Karena sesungguhnya para pembawa al-Qur`an itu berada di bawah naungan singgasana Allah r pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya; bersama para Nabi dan orang-orang pilihanNya." (HR. ath-Thabrani atau Ibn Najar). Imam Syafi'i 5 mengatakan, "Aku telah hafal alQur`an ketika berumur tujuh tahun dan aku telah hafal kitab al-Muwaththa' ketika berumur sepuluh 46
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
tahun." Abu Ashim berkata, "Aku pergi membawa putraku menuju rumah Ibnu Juraij yang ketika itu usianya kurang dari tiga tahun agar dapat belajar al-Qur`an dan hadits darinya." Abu Ashim mengatakan lagi, "Tidak mengapa, jika seorang anak mau belajar alQur`an dan juga hadits dalam usia seperti ini." e). Menanamkan Akidah yang kuat dan kerelaan berkorban. Akidah adalah pondasi dari seluruh amal perbuatan. Mempertahankan akidah memerlukan pengorbanan dalam menghadapi ujian, agar tetap teguh sampai akhir hayat, hidup dan matinya hanya untuk beribadah kepada Allah q. Buatlah pertemuan khusus untuk keluarga. Tanamkan 6 rukun iman dengan benar. Bacakan Sirah Rasul dan para sahabat. Agar anak-anak mengetahui bahwa Rasulullah a dan para sahabat adalah pejuang-pejuang yang gagah berani, sehingga Allah menjadikan mereka perantara sehingga kita mendapatkan hidayahNya. Mereka mendapat kemenangan disebabkan keimanan, perjuangan, dan pengamalan terhadap al-Qur`an dan Sunnah, di samping akhlak mereka yang tinggi. Mendi-dik anak-anak untuk berani berjihad dan beramar ma'ruf nahi mungkar dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah . Tidak gentar kepada orang kafir, dan orang-orang zhalim lainnya yang mendustakan Dinul 47
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Islam, dan kepada orang-orang fasik maupun sesat. f). Menjauhkan mereka dari keyakinan-keyakinan yang tidak benar, tahayyul maupun khurafatkhurafat seperti: Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, Semar, dan lainnya. Mengingatkan mereka dari bahaya syirik yang besar maupun kecil. 2. Pembinaan Ibadah Pembinaan Ibadah merupakan penyempurnaan dari pembinaan akidah. Juga merupakan cerminan dari akidah. Ketika anak telah memenuhi panggilan Rabbnya dan melaksanakan perintah-perintahNya, berarti ia telah menyambut kecenderungan fithrah yang ada di dalam jiwanya, sehingga ia akan dapat menyirami, menumbuh-kembangkan, serta mengokohkan pohon iman-nya dengan ibadah. Masa kanak-kanak adalah masa persiapan, latihan, dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan kewajiban setelah baligh. Sehingga kelak pelaksanaan kewajiban terasa mudah, ringan, dan mempunyai kesiapan yang matang untuk menyelami kehidupan dengan penuh keyakinan, tertib, dan teratur. Ibadah memberikan pengaruh yang mengagumkan: Membuat anak selalu merasa berhubungan dengan Allah q. Meredam gejolak kejiwaan dan mengendalikan hawa nafsu, sehingga jiwa akan lurus. 48
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Hatinya akan senantiasa tenang (seperti ketika ia membaca atau mendengarkan al-Qur`an, melaksana-kan shalat atau mendengarkan adzan Maghrib saat berbuka puasa). Menambah kekuatan dan gairah aktivitasnya. Melatih menggunakan waktu dengan tepat dan tertib.
Ini semua dapat dimulai dengan melakukan pendidikan yang Islami. Upaya-upaya yang dapat kita lakukan kepada anak dalam pembinaan Ibadah ini misalnya: Mengajarkan anak tentang shalat. Sebaiknya ikut bersama orang tua melaksanakan shalat. Orang tua dengan sabar membimbing dan tidak menuntut terlalu banyak. Kecuali jika anak sudah berumur sepuluh tahun, maka perintah shalat sudah tidak ada toleransi lagi, ajaklah selalu berjamaah ke masjid dengan memberi contoh adabadabnya. Di bulan Ramadhan, latihlah ia puasa dengan bertahap, tidak langsung puasa sehari penuh, sampai mampu puasa sehari penuh. Mengajari kepada anak untuk senantiasa memberi sedekah dari uang tabungannya sendiri atau mengeluarkan zakat. Semoga anak-anak menjadi terbiasa dengan amalan-amalan Ibadah tersebut. Mendorong anak agar senang menghafal ayat-ayat 49
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
al-Qur-'an maupun Hadits, berilah hadiah. 3. Pembinaan Adab Tujuan dari pembinaan adab bagi anak adalah agar: Dapat bergaul dan berperan dengan baik dan benar dalam lingkungannya, baik dengan orang dewasa maupun teman-teman sebaya. Peran yang dimaksud: Berperilaku karimah, indah lagi mulia. Terhindar dari sifat memikirkan diri sendiri dan dari rasa malu yang tidak pada tempatnya. Menerima dan memberi dengan tatakrama, berjual beli, dan juga melakukan hubungan kemasyarakatan yang benar dan nyaman di bawah naungan ajaran Islam. Jenis-jenis kegiatan yang dapat membantu anak dalam beradab dengan lingkungan yakni: a). Mengajak anak menghadiri majelis orang dewasa. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan dan kebutuhan-kebutuhan anak. b). Menyuruh anak melaksanakan tugas rumah. Rasulullah a pernah meminta kepada Anas bin Malik untuk melayani keperluan beliau. Sehingga ia dapat mengenal masalah-masalah kehidupan yang belum pernah ia ketahui dan anak akan bangga dengan pengalaman baru yang telah ia dapatkan.
50
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
c). Membiasakan anak mengucapkan salam. Sunnah salam dapat menimbulkan rasa sayang dan keakraban sesama orang Islam dengan segala umur, mengajarkan cara memulai membuka pembicaraan dengan orang lain. Rasulullah a dan para sahabat memberikan beberapa cara yang lembut dalam menanamkan sunnah salam ini dalam jiwa anak. Anas y pernah melewati sekumpulan anak kecil, lalu memberi salam kepada mereka. Sesudah itu Ibnu Abbas p berkata, "Adalah Rasulullah a melakukan hal yang demikian itu." Anak dianjurkan mengucapkan salam kepada kedua orang tuanya, orang dewasa, juga ketika akan masuk rumah. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah y bahwa Rasulullah a bersabda,
،ِ6Yَِ2ْ^ اYََ ْYِZَْ وَا،ْYِZَْ^ اYََ َُُِ ا!اآ-ُ0 !ُ ْ sِ N Y وَا:رِيYَnFُ ْ ا1ِ 0َ َوِ ِروَا،ِ!ْ tِ َ ْ ^ ا َ َ ُ.َِْ2ْوَا !ِ ْ Fِ َ ْ ^ ا َ َ "Yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki kepada yang duduk dan yang sedikit kepada yang banyak." Dalam riwayat al-Bukhari, "Yang muda memberi salam kepada yang tua." d). Menjenguk orang yang sakit. Islam menganjurkan untuk mengunjungi orang 51
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
yang sakit. Hikmahnya antara lain: 1) Dapat menumbuhkan ikatan-ikatan kemasyarakatan yang kuat dan membiasakan kepada anak untuk saling membantu teman, tetangga dan sesama Muslim. 2) Akan mengurangi rasa sakit yang sedang diderita oleh si sakit. 3) Jika disertai nasihat dan doa, akan membantunya dalam kesembuhannya. e). Memilihkan teman yang baik. Rasulullah a bersabda,
.. ُ َِn0ُ َْ ْ ُآ6ُ 9 َ !ْ َأa ُ ْ َ ْ َ @ِ ِْ ِL َ ِ0ْ َ^ ِد َ َا ْ َ!ْ ُء "Seseorang itu cenderung mengikuti agama (perilaku, akhlak) teman karibnya. Maka lihatlah dengan siapa ia bersahabat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, atTirmidzi). f). Menghadiri acara atau perayaan yang disyariatkan. Di sini anak-anak dapat saling mengenal, dapat menyaksikan orang-orang dewasa maupun anakanak, mendengarkan percakapan penuh cinta, sehingga jiwa mereka berseri dan gembira. Perasaan mereka tergerak, dan hubungan bermasyarakat menjadi rukun dan damai. g). Bermalam di rumah famili yang shalih. Bersilaturrahim dengan kerabat yang shalih akan 52
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
memberikan pelajaran yang baik. Anak-anak akan bergaul berinteraksi dengan kerabatnya dan dapat mengambil pelajaran, pemahaman, ibadah dan keshalihan. 4. Pembinaan Akhlak Akhlak berasal dari kata khuluq yang artinya bentuk jiwa yang terwujud berupa watak, sifat, kebiasaan seseorang dan adab-adabnya. Jiwa maupun akhlak anak tumbuh menurut pembiasaan dan pendidikan yang dia terima sebagai siraman dan pupuk bagi pohon imannya. Dengan perawatan dan pemuliaan yang baik dan benar pohon iman akan kokoh dan berbuah akhlak dan adab yang mulia. Upaya pembinaan akhlak harus memperhatikan dasar-dasarnya: a). Dasar adab dan sopan santun Hadiah terbesar dan termulia bagi anak dari orang tua adalah adab yang baik. Itulah warisan yang termahal baginya. Abdullah bin Umar menyampaikan, "Didiklah anakmu dengan adab, karena sesungguhnya engkau bertanggung jawab atas apa yang engkau didikkan dan apa yang engkau ajarkan. Sedangkan ia bertanggung jawab mengenai kebaktian dan kepatuhannya kepadamu." Adab-adab yang dimaksud adalah: 1). Adab kepada orang tua.
53
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
2). Adab berbicara dengan orang tua 3). Adab memandang orang tua 4). Adab terhadap orang alim 5). Adab menghargai orang lain 6). Adab persaudaraan 7). Adab bertetangga 8). Adab meminta izin 9). Adab makan dan sebagainya. Orang tua selalu memberi suri tauladan yang indah serta berwasiat: Wahai anak! Apabila engkau menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat, maka berbuatlah dengan wasiat-wasiat ini: Jika berbicara dengan kedua orang tuamu, maka berbicaralah dengan adab yang sopan. Jangan engkau berkata, "Ah," lebih-lebih membentak orang tuamu.
~ } | { z y x w { z ¢ ¡ "Janganlah engkau berkata, 'Ah..' kepada orang tuamu, dan jangan membentak mereka, tetapi berkatalah kepada mereka dengan perkataan yang mulia." (al-Isra`: 23). Taatlah selalu kepada keduanya di dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah . 54
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Karena kita tidak boleh taat kepada siapa pun dalam rangka berbuat maksiat kepada Allah r. Berlemah lembutlah kepada kedua orang tuamu. Jangan sekali-kali cemberut di hadapan mereka, apalagi sampai memalingkan wajah. Hendaklah engkau selalu memperhatikan dan memelihara kehormatan atau kemuliaan dan harta benda orang tuamu. Dan jangan sekali-kali engkau mengambil sesuatu milik orang tuamu tanpa izinnya. Berusahalah selalu untuk menyenangkan kedua orang tuamu, walaupun tidak diperintah. Seperti membantu pekerjaannya dan membelikan apa-apa yang menjadi kebiasaannya. Dan hendaknya engkau "bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu." Hendaklah engkau selalu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu untuk setiap kegiatanmu. Tetapi apabila engkau tidak dapat melaksanakannya, maka berikan alasanmu atas ketidaksanggupanmu itu kepada keduanya. Apabila engkau dipanggil, penuhilah panggilannya dengan segera –dengan wajah yang berseri-seri dengan menyatakan–, "ya ibu" atau "ya bapak" "ya umi" atau "ya abi" dan jangan engkau menyahut dengan, "ya papi" atau "ya mami." Itu adalah bahasa asing, bukan bahasa orang Islam. Hormatilah teman kedua orang tuamu dan kerabat55
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
nya, baik di waktu orang tuamu hidup, maupun setelah wafatnya. Janganlah membantah kedua orang tuamu dan jangan menyalahkan kalau kamu merasa benar. Dan terangkanlah dengan cara yang baik yang tidak menyakitinya. Jangan sekali-kali menghadap orang tuamu dengan meninggikan suaramu. Dan rendahkanlah suaramu ketika bercakap-cakap dengan keduanya. Dan bersopan santunlah dengan adab yang baik bersama mereka. Dan jangan pula bertengkar dengan salah seorang saudaramu karena menghormati kedua orang tuamu. Bangkitlah untuk menyambut kedua orang tuamu dan ciumlah tangan mereka. Bantulah ibumu di rumah dan bantu pula ayahmu dalam pekerjaannya. Jangan kamu pergi tanpa seijin orang tuamu, walaupun untuk urusan yang penting. Jika kamu harus pergi, berilah alasan tentang kepergianmu itu. Dan jangan lupa memberi kabar dengan surat atau menelpon. Jangan kamu masuk ke kamar orang tuamu tanpa izin, apalagi pada waktu-waktu istirahat atau tidur. Jangan mendahului mengambil makanan sebelum keduanya mengambilnya. Hormatilah orang tuamu, termasuk di dalam makan dan minum. 56
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Jangan sekali-kali berdusta kepada orang tuamu! Jangan pula mencela apabila keduanya melakukan apa-apa yang tidak menyenangkan hatimu. Mintalah keridhaan orang tuamu sebelum melakukan segala sesuatu. Karena keridhaan Allah itu adalah keridhaan orang tua, dan kemarahan atau kebencian orang tua adalah juga kemarahan Allah. Jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dibanding tempat duduk orang tuamu. Jangan pula menjulurkan atau meluruskan kakimu di depan orang tuamu, karena itu adalah perangai tidak sopan. Jangan membanggakan pangkat atau kedudukanmu di hadapan orang tuamu, walaupun kamu adalah pegawai tinggi. Berhati-hatilah jangan sampai mengingkari kebaikan orang tuamu, walaupun hanya dengan satu kata. b). Kejujuran Kejujuran adalah perilaku yang sangat penting di antara dasar akhlak Islam. Rasulullah a memberikan peringatan yang keras kepada kedua orang tua untuk selalu membiasakan kejujuran di dalam setiap perbuatannya, karena perbuatan bohong atau dusta yang dilakukan oleh orang tua tentu akan ditiru oleh anak. Jika semua manusia memiliki kejujuran, maka sebenarnya segala urusannya menjadi mudah. Rasulullah a bersabda,
57
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
"Siapa saja yang berkata kepada anaknya, 'Kemarilah, aku beri sesuatu,' namun ternyata ia tidak memberinya, maka ia telah ditulis sebagai pendusta." (HR. Ahmad). Abdullah berkata, "Hindarilah cerita-cerita bohong karena kebohongan itu tidak bisa dibedakan antara yang sungguhan dan yang main-main. Janganlah salah seorang di antara kalian berjanji kepada anaknya kemudian ia tidak memenuhinya." (Al-Imla` wal Istimla`, 20, Imam asy-Syaukani). c). Menjaga rahasia Rasulullah a mencontohkan dalam memberikan perhatian terhadap perkembangan anak agar anak mampu menjaga rahasia, karena hal itu akan membawa kebaikan bagi anak itu sendiri, bagi keluarga atau untuk keutuhan masyarakat. Abdullah bin Ja'far y berkata, "Suatu hari Rasulullah a pernah memboncengkanku di belakang beliau, lalu beliau menyimpankan rahasia kepadaku yang tidak aku katakan kepada seorang pun." (HR. Muslim). d). Amanah Rasulullah a mengajarkan agar kita bersifat amanah. Ketika masih remaja beliau diberi gelar ash-Shiddiq al-Amin (yang dapat dipercaya). Dan beliau pun berhasil menanamkan nilai ini kepada muridnya yang masih kanak-kanak. Tsabit dari Anas y, "Rasulullah pernah mendatangiku dan aku sedang bermain dengan
58
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
teman-teman, lalu beliau meng-ucapkan salam kepada kami, beliau mengutusku untuk suatu keperluan, sehingga aku terlambat menemui ibu-ku. Maka ketika aku telah datang, ibuku berkata, 'Apa yang telah menahanmu?' Maka aku berkata, 'Rasulullah a telah mengutusku untuk suatu keperluan.' Lalu ibu berkata, 'Apa keperluannya?' Aku menjawab, 'Sesung-guhnya itu adalah rahasia'. Maka ibu berkata, 'Jangan sekali-kali kamu menceritakan rahasia Rasulullah a kepada seorang pun'." Anas berkata, "Demi Allah, jika aku boleh menceritakan-nya kepada seseorang, maka pasti aku sudah mence-ritakannya kepadamu wahai Tsabit." Khalifah Umar menguji penggembala kambing untuk menjual kambing milik majikan penggembala. Umar: "Katakan pada majikanmu bahwa kambing itu tersesat atau dimakan srigala." Sang anak: "Bagaimana dengan Allah ." Sesungguhnya Allah selalu mengawasi di mana pun kita berada. Khalifah lalu meminta kepada tuannya agar budak itu dimerdekakan. e). Lapang dada dan tidak mendengki Lapang dada dan jauh dari dengki mewujudkan keseimbangan jiwa, yang membimbing kepada cinta kebaikan. Juga mendorong jiwa menuju puncak kebaikan, dan akan disukai manusia. Rasulullah a memberikan bimbingan kepada sha-
59
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
habat Anas bin Malik -ketika masih kecil- agar mencuci noda-noda jiwa setiap pagi dan petang dengan cara memberikan maaf kepada setiap orang yang berbuat jahil kepadanya dan juga mengosongkan hatinya dari sisasisa hembusan setan ke dalam akal pikiran. Anak yang selalu dibiasakan untuk memaafkan akan memiliki hati dan pikiran yang jernih serta badan yang sehat, memiliki banyak teman, perkembangan jasmani dan rohaninya juga akan baik. 5. Pembinaan Perasaan Pembinaan perasaan kepada anak hendaknya dilakukan secara seimbang, sehingga ia menjadi anak yang lurus. Sikap perhatian yang berlebihan kepada anak menjadikan ia begitu manja dan tidak mandiri. Sebaliknya kurang perhatian menyebabkan anak menjadi manusia yang keras terhadap orang di sekelilingnya. Orang tua memiliki peran yang besar dalam membina dan membentuk kepribadian anak. Orang tua merupakan acuan untuk menikmati hangatnya kasih sayang dan perasaan. Ada beberapa jenis pembinaan yang perlu diperhatikan oleh setiap orang tua mengenai pembinaan kasih sayang ini, yakni: a). Memberikan kecupan dan kasih sayang 'Kecupan dan ciuman' mempunyai peran yang sangat jitu di dalam menggerakkan perasaan dan kejiwaan anak. Juga mempunyai peran yang besar dalam mene60
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
nangkan gelombang perasaannya. Nabi a pernah mengecup Hasan bin Ali p (cucu beliau), lalu A'raq bin Habs berkata, "Sesungguhnya aku mem-punyai sepuluh anak, namun aku tidak pernah mengecup salah satu pun dari mereka." Rasulullah a kemudian bersabda,
.] ُ ْ ُ@ ا9 َ ْ!0َ َْ س َ ِ ا9 َ ْ!0َ َْ َْ "Siapa yang tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya." (HR. ath-Thabrani dan Ahmad). b). Bermain dan bercanda dengan anak Rasulullah a bercanda dengan Hasan dan Husain. Hukum bercanda di sini adalah boleh, tentu dalam batas tidak membuat anak kelelahan. Rasulullah a sedang shalat, tiba-tiba Husain datang dan naik ke atas punggung beliau di saat beliau sedang sujud. Beliau pun akhirnya memanjangkan sujud sehingga para sahabat mengira telah terjadi sesuatu. Hadits ini menunjukkan kedekatan orang tua, bermain dan bercanda dengan anak adalah dibolehkan. c). Memberi hadiah kepada anak Pemberian hadiah sebaiknya dilakukan karena anak telah melakukan sebuah prestasi (sebuah hasil) atau perbuatan terpuji. Seperti menghafal ayat atau anak telah melakukan perbuatan yang baik, sehingga anak akan berfikir yang baik dan benar. Dengan hadiah anak terdo61
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
rong untuk meningkatkan hasilnya dan akan timbul rasa cinta dalam diri anak, karena orang tua begitu memperhatikannya. Orang tua yang kikir, sebenarnya telah menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan dan menumbuhkan daya dan kemampuan anak. Rasulullah a bersabda, "Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR. Ibn Abdil Bar, athThabrani: 7240). d). Membelai anak Membelai anak dapat menyentuh perasaan anak dan anak akan merasakan kelembutan. Rasulullah a pernah membelai Abdullah bin Ja'far tiga kali dengan tangan beliau sambil memanjatkan doa tiga kali. e). Menyambut anak dengan baik. Saat pulang biasanya orang tua akan disambut oleh anak-anak mereka. Apabila dapat memberikan sambutan pertamanya dengan baik, maka anak pun akan mudah diajak bicara dan mau mengungkapkan isi hatinya, bercerita tentang kejadian yang baru saja dilakukannya. Orang tua dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. Rasulullah a biasa melakukan hal ini ketika beliau kembali dari sebuah perjalanan, beliau langsung menemui anak-anak dari Ahlul bait (keluarga) beliau. f).
Menanyakan keadaan anak Hendaknya kita berlaku lemah lembut ketika menasehati mereka dan jangan menuding ketika mereka ber62
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
buat salah. Kalau mereka melawan, jangan hadapi dengan kekerasan. Dan jangan diajak berbicara paling lama sampai 3 hari, jangan lebih dari itu. g). Perhatian khusus kepada anak perempuan Memberi nasihat dan memperingatkan serta menegur anak dengan cara yang baik pada saat sendirian, tidak di hadapan kawan atau orang lain. h). Perhatian khusus kepada anak perempuan Rasulullah a memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki anak perempuan, bahkan dalam banyak hal menjaga anak perempuan lebih sulit. Dengan perhatian khusus, insya Allah anak wanita akan menjadi madrasah bagi lahirnya tokoh-tokoh dan tunas-tunas baru yang akan menyebarkan agama Allah. Bukankah kehebatan Abdullah bin Abbas karena didikan dari ibunya, Ummul Fadhl bin al-Harits al-Hilaliyah i. Islam tidak melebihkan anak laki-laki dari anak wanita. Bahkan menyetarakan dalam hal mencintai, memberi nafkah, memberi hadiah, mendidik, mempergauli, dan juga dalam hal mencium. Rasulullah a bersabda, "Barangsiapa mengurus tiga anak wanita, atau tiga saudara wanita, atau dua saudara wanita, lalu ia mendidik mereka secara baik dan menikahkan mereka, maka ia masuk surga." (HR. Abu Dawud 5/47; at-Tirmidzi 1913; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, 1/162; 63
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
i). j).
k).
l).
m). n). o). p).
Shahih al-Jami' 2/6488) Mendengarkan keluhan dan kalimat yang mereka ucapkan Beri kesempatan kepada mereka untuk berusaha memecahkan masalah mereka sendiri, perhatikan dan jangan keburu anda bantu. Puji dan hargai hasil karya atau pendapatnya dengan sepatutnya, dan berterima kasihlah atas kesungguhan mereka. Berikan kepercayaan, jangan menyuruh mereka bersumpah namun katakan, "Bapak/Ibu percaya kepadamu, tidak perlu kamu bersumpah." Jauhkan dari contoh-contoh ancaman atau kalimat yang menakutkan mereka. Jangan menganggap ataupun mengatakan bahwa mereka bodoh atau tidak tahu masalahnya. Bantulah mereka untuk memahami masalah, jangan anda acuhkan atau tolak pertanyaan mereka. Ajaklah bermusyawarah dan berilah kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri.
6. Pembinaan Jasmani Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan otot dan tulang serta pertumbuhan jasmani seutuhnya dengan cepat dan berlanjut hingga masa remaja. Bermain dan olahraga dapat membantu perkembangan jasmani anak, terutama permainan yang mendidik.
64
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Pembinaan yang dianjurkan oleh Nabi a adalah: a). Belajar berenang, memanah (menembak), dan naik kuda Rasulullah a bersabda, "Segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan dzikir, adalah senda gurau dan main-main belaka, kecuali empat perkara: berjalannya seorang antara dua tujuan (memanah), latihan menunggang kuda, bercanda dengan istrinya, dan belajar berenang." (ath-Thabrani, alBaihaqi, an-Nasa`i). Umar bin al-Khaththab y berkata, "Ajarilah anak kalian berenang, memanah, dan berkuda secara lincah." Rasulullah a sangat mengutamakan dalam mengolah kemampuan jasmani anak. b). Perlombaan olahraga antar anak Perlombaan olahraga dapat menimbulkan keceriaan dan menumbuhkan motivasi dan perhatian dari anak. Ia belajar menghargai aturan main dan melihat kemampuan orang lain. Rasulullah a pernah mengadakan perlombaan lari antar anak-anak paman beliau, Abbas, serta memberikan hadiah kepada pemenangnya. Rasulullah a membariskan Abdullah dan Ubaidullah, para putera Abbas ke-mudian bersabda, "Siapa yang lebih dahulu sampai kepadaku, akan mendapatkan hadiah." Lalu mereka pun berlomba lari agar terlebih dahulu sampai kepada beliau dan akhirnya ada yang berada di punggung dan 65
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
dada beliau. Beliau pun menciumi mereka. (HR. Ahmad) c). Permainan orang dewasa bersama anak-anak Umar bin al-Khaththab y berkata, "Aku pernah melihat Hasan dan Husain p berada di kedua pundak Nabi a, lalu kukatakan kepada beliau, "Sebaik-baik tunggangan adalah yang kalian tunggangi." Lalu beliau menyahut, "Dan sebaik-baik penunggang kuda adalah mereka berdua." Rasulullah a sering melakukan berbagai macam permainan bersama Hasan dan Husain. Beliau a sengaja menunjukkan kepada kita bahwa beliau suka melakukan permainan bersama anak-anak. d). Bermain bersama anak-anak sebaya. Permainan antar anak-anak sebaya sering dijumpai oleh Rasulullah a dan beliau tidak melarangnya. Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata, bersama anak-anak yang lain. "Kami pernah bersama Rasulullah a dan kami diundang untuk makan. Tiba-tiba Hasan sedang bermain di jalanan Rasulullah a menemui mereka lalu membentangkan tangan beliau berlari ke sana kemari, sehingga membuat Husain tertawa-tawa." e). Berilah mereka waktu yang cukup untuk berolah raga dengan permainan yang bermanfaat dan tidak berbahaya, menurut pilihan mereka sendiri. f). Tambahkan vitamin, buah, sayur, dan protein secukupnya pada menu makanan mereka. g). Berlatih puasa Sunnah sesekali. 66
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
7. Pembinaan Kesehatan Pembinaan kesehatan adalah mendidik untuk menjaga kebersihan tubuhnya atau kebiasaan sehari-harinya dalam hal makan, minum, tidur, dll. termasuk berolah raga. a). Membiasakan anak untuk bersiwak (menggosok gigi) Rasulullah a bersabda,
. ُآ6َ ْ ِ ك ِ 'َا ِ ْDُ *ُ ْ!َ 4 َ ِْ َ^ ُأ َ j Z ُ < َأنْ َأ َ ْ'َ ٍةH َG َ "Andaikan aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, tentu aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak mengerjakan shalat." (HR. al-Bukhari dan Muslim). b). Memperhatikan kebersihan badan dan memotong kuku. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan. Lihatlah perintah berwudhlu, memotong kuku, dan yang termasuk lima macam fitrah lainnya. Juga mengajarkan bersuci (cebok) mempergunakan air bersih supaya shalatnya sah, dan tidak membuat najis pakaiannya. c). Mengikuti sunnah Nabi a dalam hal makan dan minum. Menjaga makan anak, waktu, menu, ukuran, dan variasinya jika mungkin. Tentang sunnah ini sudah dijelaskan dalam pembinaan akhlak. d. Tidur berbaring ke sisi kanan. 67
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Tidur berbaring ke sisi kanan dapat menyehatkan jantung. Rasulullah a mengajarkan kepada umatnya untuk berwudhu sebelum tidur, kemudian berbaringlah ke sisi kanan dan berdoalah. e. Belajar melakukan pengobatan alami. Pengobatan alami yang dimaksud adalah dengan memijit otot-otot untuk melemaskannya dan membantu lancarnya perjalanan aliran darah di dalam tubuh. Umar y berkata, "Aku mengunjungi Nabi a dan ternyata ketika itu seorang budak dari Habasyah sedang mengurut (memijit) punggung beliau. Maka aku bertanya kepada beliau, 'Ada yang anda keluhkan?' Beliau menjawab, 'Aku terjatuh dari unta tadi malam'." Ajarilah ruqyah syar'i: Surat an-Nas, al-Falaq, alIkhlash, ayat kursi dan 2 ayat terakhir dari surat alBaqarah dengan memohon kesembuhan sepenuhnya hanya kepada Allah . f.
Tidur sesudah isya dan bangun sebelum shalat shubuh.
Membiasakan anak untuk tidur sesudah isya akan memudahkan bagi anak untuk bangun sebelum shalat shubuh. Dan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan adalah kebiasaan tidur yang baik. Hindari kebiasaan anak menonton sampai larut. Bahkan menghindarkan anak-anak dari menonton lebih baik bagi pengarahan dan bimbingan mereka. g. Menjauhkan anak dari lingkungan yang kotor dan 68
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
h.
penyakit menular. Menjaga kesehatan jasmani dengan secepatnya menangani keluhan anak.
69
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Ketujuh qwe
P ENDIDIKAN DI MASA ANAKANAK-ANAK Di antara usia 6-12 tahun adalah masa anak mengalami perkembangan yang berbeda dari perkembangan sebelumnya. Ada dua perkembangan yang cukup pesat pada masa ini. Pertama, Perkembangan Jasmani. Terjadi perkembangan jasmani yang sangat cepat, khususnya pada anak wanita, seperti perubahan bentuk pinggul dan buah dada. Bahkan terdapat anak yang sudah mengalami masa haidh. Perubahan jasmani ini juga dibarengi dengan perubahan rohani. Kedua, Perubahan Gejolak Rohani. Anak mulai bertanya "darah apa ini", anak memperhatikan dan membandingkan perubahan diri dan teman-temannya dan tidak jarang anak pun akan bertanya pada teman-temannya. Pada masa ini akan mulai merasa ada gejolak perasaan untuk senang memperhatikan orang lain. Sudah ada ketertarikan kepada lawan jenis. 70
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
A. PERAWATAN ANAK-ANAK Pada masa ini anak sudah terbiasa mengikuti kebiasaan yang diajarkan kedua orang tuanya. Jika pada usia ini anak belum memiliki kebiasaan yang baik, maka sebenarnya sudah agak terlambat, meskipun masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Pada sebagian anak, ada yang rajin menjaga kebersihan dirinya. Pada anak wanita sudah mulai senang untuk berhias dan berpakaian rapi. Orang tua sudah lebih mudah untuk menegur dan menyapanya dengan baik bila mendapati kelalaian dan kebiasaan yang menyimpang pada anak. B. BIMBINGAN ANAK-ANAK Orang tua diharapkan pandai memahami apa yang sedang terjadi pada anaknya. Orang tua harus mampu menjadi teman bagi anak, sehingga mudah menanyakan tentang masalahnya. Jangan sampai anak merasa lebih nyaman jika bertanya kepada temannya. Karena pada masa ini adalah masa yang sangat rawan. Bimbingan kepada anak-anak tidaklah berbeda dari bimbingan sebelumnya, hanya saja pada masa ini perlu dikenalkan kepada anak tentang pembinaan rohani dan pembinaan lawan jenis.
71
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
1. PEMBINAAN ROHANI a. Mengajarkan kepada anak untuk cinta kepada ilmu dan adab-adabnya Para orang tua harus menumbuhkan kesadaran kepada anak tentang kewajiban setiap Muslim, baik pria maupun wanita untuk menuntut ilmu. Rasulullah a mendorong kita untuk menuntut ilmu ketika masih anak-anak. Ibnu Abbas mengatakan, "Siapa yang membaca (hafal) al-Qur`an sebelum ia baligh, maka ia termasuk orang yang dianugrahi hikmah ketika masih kecil." Para sahabat dan tabi'in serta para ahli hadits menegaskan bahwa belajar di waktu kecil itu memberikan pengaruh yang jauh lebih besar terhadap perkembangan keilmuan anak. Di samping itu juga lebih kuat dan lebih melekat di dalam ingatan anak. b.
Memberikan tugas hafalan ayat-ayat al-Qur`an dan hadits Tugas hafalan ini sudah kita bahas pada pembinaan akhlak masa kanak-kanak, tetapi pada masa ini lebih ditekankan lagi, yakni sekurang-kurangnya anak dapat menghafal juz 30 (juz 'amma) dan mampu menghafal empat puluh (40) hadits Rasulullah a. Bukanlah berlebihan kiranya jika kita dapat memberikan tugas hafalan hadits kepada anak. Kisah Imam al-Bukhari dapat memberi dorongan kepada anak, ketika beliau berusia sepuluh tahun atau 72
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
kurang dari itu, beliau sudah banyak menghafal hadits. c.
Memilihkan guru sekolah yang baik Memilih guru yang baik sangat penting bagi anak. Sebab, guru adalah cermin yang dilihat, sehingga akan membekas dalam jiwa dan pikiran anak. Dia mengambil akhlak, gerak-gerik, adab, dan kebiasaan dari gurunya melebihi yang dia ambil dari orang tuanya sendiri. Sebab, waktu bergaul dan belajar dengan gurunya lebih banyak. Anak akan meneladani gurunya dan juga tunduk kepadanya. Ingatlah musuh-musuh Islam telah mempropagandakan untuk menghancurkan anak-anak Muslim. Mereka telah mendirikan sekolah-sekolah modern yang menarik bagi umat Islam dan memilihkan guru-guru kafir dan fasik untuk menjauhkan mereka dari manhaj Allah q dan syariatNya. d. Mengajarkan bahasa Arab Nabi a sangat menekankan pengajaran bahasa Arab ini kepada anak-anak. Karena perhatian beliau yang sangat tinggi terhadap pengajaran bahasa Arab ini, beliau menerima tebusan tawanan perang Badar dalam bentuk mengajar baca tulis bahasa Arab kepada anakanak kaum Muslimin. Bahasa adalah kunci dari segala ilmu. Jika penguasaan berbahasa anak itu kuat, maka hal itu men-jadi sebab bagi pengusaan ilmu-ilmu selanjutnya. Baha-sa Arab adalah bahasa al-Qur`an dan juga bahasa Hadits yang mulia.
73
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Biasakan mereka menggunakan kosakata bahasa al-Qur`an pada kehidupan kesehariannya. e. Mengajarkan bahasa asing Menguasai bahasa asing dimaksudkan untuk menyingkap langkah-langkah dan rencana para musuh dan dapat mengantisipasi makar mereka. Di samping juga dapat mengambil kembali ilmu-ilmu umum yang ada manfaatnya yang berasal dari kaum Muslimin. f.
Membimbing anak sesuai dengan kecondongan ilmiahnya Sahabat Zaid adalah sahabat yang mempelajari bahasa Suryani. Para shahabat memilihnya dan kemudian mengajukannya kepada Nabi a. Mereka sengaja mencalonkannya karena mereka tahu tentang bakat dan kemampuan yang dimilikinya, kecenderungannya kepada masalah bahasa, dan juga kemampuannya untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh Rasulullah a dalam mempelajari bahasa Suryani. Ketika Imam al-Bukhari di masa-masa awal beliau ingin mempelajari dan mendalami ilmu Fikih, maka Muhammad bin Hasan berkata kepadanya, "Sekarang pergilah dan tekunilah ilmu hadits!" Hal ini dikatakan oleh Muhammad bin Hasan kepada al-Bukhari karena ia melihat bahwa Imam al-Bukhari lebih cocok dalam bidang ini mengingat kemampuannya dalam bidang ini. Al-Bukhari mematuhi sarannya dan akhirnya terbukti menjadi tokoh ahli hadits, dan menjadi imam para ahli
74
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
hadits. g. Membuat perpustakaan di rumah Untuk menumbuhkan cinta ilmu, sebaiknya sediakan perpustakaan di rumah. Buku-bukunya diteliti terlebih dahulu. Keberadaan perpustakaan di rumah sama pentingnya dengan keberadaan "apotik rumah", maka perpustakaan Islam sangat penting untuk memperbaiki akal dan ruhani. h.
Menceritakan kepada anak tentang kisah ulamaulama besar yang semasa kecilnya rajin menuntut ilmu
Misalnya, kisah Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Hanifah, dll. 2. PEMBINAAN JINSIYAH Pembinaan ini sangat penting mengingat perkembangan fisik dan mental anak yang sangat cepat. Agar dorongan nafsu jinsiyah anak dapat berjalan tanpa adanya pembangkit dari luar yang menyimpangkan, maka Islam menjaga dengan berbagai perintah dan larangan, agar dorongan nafsu jinsiyah dapat terarah, baik, seimbang dan bersih, antara lain: a.
Membiasakan meminta izin bila hendak masuk ke kamar orang tua
Al-Qur`an mengajarkan kepada anak ketika ia masih kecil agar meminta izin dalam tiga waktu. Perhatikanlah Firman Allah q,
75
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
£ ¢ ¡ ~ } | { ± ° ¯ ® ¬ «ª © ¨ § ¦ ¥ ¤ ¼ »º¹ ¸ ¶ µ ´ ³ ² ÆÅ Ä Ã Â Á À ¿¾ ½ Ï Î Í ÌË Ê É È Ç z Ö Õ Ô Ó ÒÑÐ "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah shalat Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayatayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (An-Nur : 58).
H G F E D C B A{
76
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
S RQP O N M LKJ I z V U T "Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orangorang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (An-Nur : 59). Waktu-waktu tersebut merupakan waktu orang tua sedang tidur di kamar mereka. Bila anak sudah mendekati masa baligh, maka ia wajib meminta izin untuk masuk ke dalam kamar orang tuanya. b. Hendaknya orang tua juga membiasakan anak-anak laki-laki dan perempuannya selalu menjaga aurat sejak masih kecil. Pakaian yang pendek, menyerupai laki-laki, atau menyamai orang kafir, menyebabkan ketundukan kepada selain Islam. "Nabi a melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki. Dan melaknat banci laki-laki, dan banci perempuan." (HR. al-Bukhari). Rasulullah a bersabda, "Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka ia termasuk kaum itu." (HR. Abu Dawud). Biasakan berpakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Memakai kerudung di atas kepala mulai 77
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
berumur 7 tahun. Memakai pakaian sesuai aturan syar'i, sehingga bisa menutupi tubuhnya dan menjaga kehormatannya. c.
Membiasakan anak menundukkan pandangan Biasakan untuk dapat menundukkan pandangan disertai rasa selalu diawasi Allah , akan melahirkan kemanisan dalam iman. Rasulullah a pernah memalingkan wajah al-Fadhl bin Abbas yang membonceng beliau ketika tiba-tiba datang seorang badui yang juga membonceng seorang putrinya yang cantik. Pada saat itu al-Fadhl memandang anak perempuan itu dan ia pun memandangnya. Demikian hal ini terjadi sampai tiga kali dan Rasulullah a mencegahnya tiga kali pula. Jika demikian, maka anak harus dibiasakan untuk menundukkan pandangan dari aurat di setiap tempat, sehingga naluri syahwatnya tidak keburu matang secara tidak sehat. Sebab, hal ini dapat menimbulkan bahaya terhadap jiwa, jasmani, sosial, dan akhlak anak. d.
Memisahkan tempat tidur anak Nabi bersabda, "Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan menunaikannya ketika sudah berumur sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka." Menyediakan tempat tidur khusus untuk masingmasing anak. Kalau tidak mampu yang paling penting 78
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
adalah memisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan. Menjaga akhlak dan kesehatannya. e.
Tidur berbaring ke sisi kanan dan tidak telungkup Rasulullah a tidur dengan cara berbaring pada sisi kanan, cara ini akan menjauhkan anak dari gejolak syahwat pada anak ketika tidur. Nabi menganggap tidur telungkup sebagai tidurnya setan. Tidur telungkup menyebabkan banyak gesekan alat kelamin anak, yang akan membangkitkan syahwat. Di samping itu, dapat menimbulkan penyakit jasmani. f.
Menghindarkan anak dari bercampur baur dan hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat Upaya memisahkan antara anak laki-laki dengan anak perempuan di dalam pendidikan, telah banyak ditiru oleh negeri-negeri yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Islam telah mengajarkan pemisahan ini jauh sebelum negri-negri kafir mengetahui maslahatnya. Tetapi anehnya negeri-negeri Muslim saat ini sangat 'getol' mempropagandakan isu kesamaan jenis dengan mencampur anak laki-laki dengan anak wanita dan duduk dalam satu meja yang sama, na'udzubillah. g. Menjauhkan mereka sedini mungkin dari bendabenda yang dapat mengurangi kemuliaan akhlak mereka. Seperti; gambar-gambar makhluk bernyawa, se-
79
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
perti binatang-binatang ternak maupun film, posterposter, majalah-majalah hiburan kaset, video, dan lainlain yang tidak bermanfaat bahkan yang menjerumuskan kepada akhlak madzmumah (tercela) fal iyadzubillah.
80
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Bab Kedelapan qwe
P ENDIDIKAN DI MASA REMAJA DAN MASA AWAL KEDEWASAAN Masa Remaja usia 13 s/d 18 tahun adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang diiringi berbagai gejolak kejiwaan. Pertumbuhan fisik anak sudah ada yang menyerupai fisik orang dewasa. Anak laki-laki ditandai dengan: Suara yang membesar dan menggema. Tumbuh jakun di leher. Tumbuh bulu-bulu di atas bibir, ketiak atau tempat tertentu lainnya. Otot-ototnya mulai membesar, juga dengan perkembangan perasaannya Dari masa remaja menuju masa dewasa awal ditandai dengan 'mimpi basah' bagi anak laki-laki dan haid pada anak wanita. Mendekati masa baligh, orang tua wajib mengajarkan hal-hal yang menjadi kewajiban dan larangan bagi orang Islam. 81
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
1. Mengajarkan kepada anak ilmu Fikih dan praktek kewajiban-kewajibannya Berikan pelajaran fikih; termasuk cara membersihkan diri dari hadats kecil maupun hadats besar beserta ibadah-ibadah yang diwajibkan bersuci dari hadats. Bicaralah kepada mereka secara dewasa dan penuh nuansa pendidikan, serta jangan sampai mereka mencari kepada orang lain tentang pengajaran mengenai hal ini secara salah. Umar bin al-Khaththab memperingatkan, "Tali Islam ini akan terputus seutas demi seutas jika di tengahtengah umat Islam ini muncul generasi yang tidak mengenal kejahiliyah-annya." Oleh itu seorang ayah haruslah berbicara kepada anak lelakinya. Begitu juga seorang ibu harus berbicara kepada putrinya, mengenai fikih Islam berkenaan dengan sesuatu yang ke luar dari tubuh seseorang, dan apa yang harus dilakukan oleh seseorang bila terjadi hal tersebut. Dan apa pula arti keluarnya hal itu berhubungan dengan syara'/ syariat Islam. 2. Awal surat an-Nur bagi remaja Pada masa ini remaja sudah mengerti mengapa dia harus menghormati orang tua, menuntut ilmu tertentu, membantu mengerjakan tugas-tugas rumah? Karena masa remaja adalah masa membutuhkan pengakuan dirinya bahwa dia sekarang bukan anak kecil lagi, meskipun juga belum dikatakan dewasa. Mereka suka menunjukkan kemampuan dirinya dengan cara melakukan 82
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
perbuatan-perbuatan yang aneh yang dianggapnya dapat memancing perhatian orang terhadap dirinya, bahkan perbuatan itu terkadang bisa menjerumuskan ke dalam kenakalan tanpa disadarinya. Usia remaja juga membutuhkan perhatian dan cinta dari orang-orang di sekelilingnya. Remaja ingin diterima oleh kelompoknya, bahkan berkorban apa saja untuk itu, bahkan sampai terjun ke dalam kegiatan yang dapat membinasakan. Meniru gaya hidup orang dewasa, bahkan tokoh film kemaksiatan. Pada masa ini orang tua harus membuat penjagaan jiwa dan pertahanan-pertahanan keimanan bagi remajanya agar mampu mengendalikan nalurinya dari melakukan tindak kekejian (zina). Para salafus shalih menyampaikan surat an-Nur kepada anak-anaknya dan mereka menghafal surat ini, sebagai bentuk penjagaan bagi mereka disertai dengan penjelasan secukupnya, khususnya anak-anak perempuan. Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab y menuliskan di dinding rumahnya, "Ajarkanlah kepada anakanak perempuan kalian surat an-Nur." (Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannafnya, 1/295). 3.Mencarikan dan memperhatikan teman akrabnya Yaitu teman-teman yang senantiasa menyertai shalat berjamaah di masjid, mengaji, belajar dan bermain yang berakhlakul karimah dan senantiasa beradab 83
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Islami.
4. Jauhkan dan peringatkan mereka dari larangan Syariat Islam: Jauhkan remaja dari teman pergaulan yang buruk, teman yang tidak rajin melaksanakan shalat atau tidak memperhatikan urusan akidah, ibadah maupun akhlaknya. Melarang remaja berbuat keji Laranglah anak-anak dari; majalah yang bergambar cabul, kisah pengejaran polisi dan buku-buku novel, meniru film dan TV. Ingatkan jangan sampai terperosok ke dalam perbuatan zina. Jelaskan bahayanya di dunia dan akhirat, jelaskan bagaimana jika hal itu terjadi pada keluarganya, saudari atau anak putrinya nanti, maka mereka akan menjawab tidak mau dan mereka berusaha untuk menjauhinya. Peringatkan dari perjudian Seperti mengadu untung, bermain bilyard, dll. Walaupun hanya untuk main-main dalam menyenangkan hati, karena hal itu akan mendorong ke arah perjudian atau adu untung. Dan menimbulkan permusuhan. Ketahuilah bahwa judi itu akan menimbulkan kehancuran diri, harta benda, dan waktu mereka, dosanya amat besar, serta akan menyianyiakan shalat mereka. Jauhkan dari rokok Terangkan bahwa para dokter bersepakat bahwa 84
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
rokok berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan kanker, merusak gigi, baunya tidak enak, dan menyesakkan dada. Tidak ada gunanya sama sekali sehingga diharamkan membuat, mengisap dan menjualnya. Sebagai gantinya makanlah buahbuahan dan kue. Jauhkan dari harta haram dan memakannya.Hasil suap, riba, mencuri atau menipu. Hal itu (harta haram) akan menyebabkan mereka celaka, bimbang, dan durhaka. Berhati-hatilah dari doa buruk dan marah Sebaiknya kita mengucapkan, "Mudah-mudahan Allah memperbaiki anak saya." Memperingatkan dari perbuatan syirik kepada Allah q, juga berdoa kepada selain Allah q, kepa-da kuburan, jimat-jimat, ondel-ondel, hantu, hari, dan angka sial, khurafat, dll., karena orang mati tidak dapat memberi bahaya maupun manfaat. Peringatkan pula dari akhlak-akhlak yang buruk beserta bahaya-bahayanya. Seperti: riya', takabbur, ujub, dusta, berbohong, menipu, mementingkan diri sendiri, hasut, iri, bermusuhan, jorok, cabul, malas, panjang angan-angan, menuruti hawa nafsu, banyak bicara, suka berbantah-bantahan, suara keras, buruk sangka, saling menuduh, memata-matai, adu domba, marah, ghibah (gosip), suka mencela, suka ngobrol, meremehkan orang lain, penakut, kikir, menyebut-nyebut sedekah, tamak, boros, fasik, lalai, 85
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
keras kepala, keras hati, melanggar hak orang lain, zhalim, mencuri, menyuap, mabok. 5. Bertindak bijaksana dan menjadi suri teladan yang baik. Jadikanlah putra-putri anda teman yang baik, dengan membantu, bekerjasama, bermasyarakat dan memberikan contoh praktis dengan sabar dan keteladanan yang baik, antara lain: Berbuat adil terhadap cinta dan pemberian hadiah diantara mereka. Berbuat baik kepada kedua orang tua dan eyang, buyut mereka. Tidak menyebutkan aib atau kekurangan mereka, terlebih-lebih setelah mereka wafat, bahkan selalu menyebut kebaikan-kebaikan dan jasa-jasa mereka, setelah keteladanan para Nabi, sahabat, as-Salafush Shalih, Para Ulama dan jasa-jasa mereka, ajaklah bersilatur rohim sesering mungkin. Tidak menakut-nakuti mereka dan selalulah berkata serta berbuat jujur. Terangkan kepada mereka keutamaan jujur, amanah dan akhlak-akhlak mulia. Latihlah mereka dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya serta ujilah kejujuran dan amanahnya tanpa sepengetahuan mereka. Terangkan kepada mereka bahwa semua orang sangat menyintai anak yang sopan, jujur dan berakh86
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
lak mulia, atau tulislah surat atau makalah tentang akhlak untuk mereka. Jelaskan kepada mereka tentang akhlak-akhlak yang harus dihindari jauh-jauh. Duduklah bersama mereka, bacakan adab-adab Nabi a, tunjukkan kesimpulannya serta tanyai mereka apa yang dapat mereka ambil sebagai keteladanan. Jangan memberi hukuman atau memarahi mereka di hadapan orang lain, berilah nasihat mereka secara rahasia atau empat mata. Jangan sekali-kali mencela mereka, apalagi memberi contoh dengan mencela orang lain maupun menggunjing mereka. Mintalah izin kepada anak-anak anda dari barangbarang, tempat maupun waktu mereka. Ini termasuk contoh yang baik. Selalulah shalat berjamaah dan ajaklah selalu mereka dengan menunjukkan adab-adab menuju masjid dan di dalamnya. Jangan lupa membaca basmalah di saat memulai makan dengan suara yang didengar mereka dan hamdalah sesudahnya. Lupakan sebagian kesalahan mereka dan maafkan janganlah anda mengungkit-ungkitnya. Berilah mereka dorongan, dengan mengatakan: "Kamu anak yang cerdas dan terampil, kamu insya87
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
Allah bisa melakukan pekerjaan (tugas) itu." Berikan ruangan, tempat, peralatan dll. yang khusus buat mereka. Jangan mengejek kesalahan omong atau kehilafan perbuatan mereka. Ajari mereka tata cara menerima tamu, menyambut dan melayani serta menemani mereka. Jangan banyak mendekte atau berceramah kepada mereka. Jangan menjanjikan memberikan hadiah pada tugas-tugas mereka, karena hal ini bisa melemahkan semangat dan meracuni keikhlasan mereka. Berilah selalu mereka penghargaan (tanpa janji terlebih dahulu) meskipun tidak berupa barang, seperti; pujian yang pantas, bertamasya, berkemah atau diizinkan mengikuti lomba atau keluar bersama teman yang baik, atau acara-acara yang baik dan bermanfaat bagi remaja. Hukumlah mereka dengan yang lebih ringan terlebih dahulu, seperti dengan teguran yang baik, pandangan mata yang yang berarti kurang suka, tidak mengajak bicara sampai sehari atau dua hari, nasihat yang baligh (sampai pada sasaran), atau menghentikan dari sebagian hak-haknya. Ingatlah bahwa Rasulullah tidak pernah memukul anak walau sekali sepanjang hayat beliau a. Janganlah menjatuhkan hukuman di awal kesalahan 88
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
mereka, cukup diingatkan: ✒ Tenang dan sabarlah berilah penjelasan yang dapat mereka fahami sebab-sebab mereka mendapat hukuman, jangan membentak ataupun marah-marah. ✒ Jangan memukul atau menghukum dengan lainnya setelah anda berjanji atau mengatakan bahwa anda tidak akan memukul atau menghukum dengan hukuman tertentu tersebut, agar mereka tetap dapat berpegang pada kejujuran anda. ✒ Janganlah anda suka menghukum atau sangat gemar ataupun merasa senang dan puas bila menghukum, apalagi sampai anak merasakan bahwa anda demikian. ✒ Bila terpaksa memukul, maka janganlah berlebihan, dan hindari memukul wajah. ✒ Tunjukkan bahwa hukuman bukan untuk siksaan dan kebencian akan tetapi untuk pendidikan dan kesadaran. ✒ Fahamkan bahwa anda menghukum bukan karena benci ataupun kesal, akan tetapi karena sayang dan keselamatan mereka. ✒ Sadarilah dengan sepenuhnya bahwa hakikat hukuman adalah menghentikan mereka dari mengulangi kesalahan dengan penuh kesadaran dan mendorong mereka kembali kepada kebenaran. 89
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
6. Menambah wawasan dakwah dan umat: Daftarkan mereka pada kelompok kepandaun, majelis taklim atau regu-regu yang bermanfaat bagi mereka Beri kesempatan mereka menemani dan melayani tamu sendiri. Berilah tugas menulis tentang menggambarkan sesuatu. Berilah waktu untuk membaca tulisan mereka. Jangan banyak koreksi tentang kesalahan bahasanya Beri dorongan agar terus rajin menulis. Beri kesempatan memilih sendiri buku-buku bacaan atau cerita yang baik. Temani mereka dalam membaca, mungkin ada yang akan mereka tanyakan. Ikutkan lomba cerdas cermat. Beri semangat agar meningkatkan hasil belajar di sekolahnya. Beri semangat untuk berprestasi dan berkreasi di bidang keterampilan dan lainnya; seni yang baik dan benar, seperti: sajak, syair, dll. Beri semangat untuk menghafalkan pepatah, nasehat, wasiat para ulama. Beri kesempatan untuk belajar dan berlatih pidato, diskusi, dan dialog musyawarah. Beri kesempatan mengikuti kursus pelatihan keterampilan di luar sekolah, seperti bimbingan belajar, 90
Membina Keluarga & Pendidikan Anak
komputer, mekanik, bahasa, atau lainnya sesuai dengan minat dan bakat mereka, salurkan dengan benar. Ajak atau beri kesempatan untuk mengikuti seminar ilmiah, pameran industri, loka karya, tablig akbar atau ceramah umum, atau lainnya yang dapat meningkatkan wawasan maupun ilmu serta pengetahuan mereka.
91