Bila Aku Jatuh Cinta

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bila Aku Jatuh Cinta as PDF for free.

More details

  • Words: 3,872
  • Pages: 8
h Cinta Bila aku jatu u atu minta izin Bila su

ak Allahu Rabbi.... an nta Jangan biark saat aku jatuh ci a berkurang Hingg cinta untuk-Mu kau g n E an adanya membuat lalai ak Bila ku punya pinta A . .. bi ab R u h Alla hilah jatuh cinta Penu ng suatu saat aku ngan cinta-Mu ya ila b an g en d u ik p hat ku pada-Mu teta sa ra r ia B as at tak terb utuh atu Izinkanlah bila su Allahu Rabbi.... kku nta Pilihkan untu ci h tu ja u ak at sa engan hatinya penuh d seseorang yang akin embuatku sem m an d u -M h si ka Bila Allahu Rabbi.... mengagumi-Mu jatuh hati suatu saat aku mi kami Berilah ka Pertemukanlah ati uk lebih mendek nt u n a at p m se ke Rabbi... Pintaku cinta-Mu Allahu tuh hati seandainya kuja ah al ad ir kh ra -Mu te palingkan wajah au K ah n er p Jangan -Mu... kanlah aku cinta ah er ug n A u ik ar d leh pernah pupus o Cinta yang tak waktu Amien.....

Duhai Allah,…….. Duhai yang mendetakkan jantung ini,……. Duhai yang selalu memberikan makan kepada hamba-hambaMu ini,… Duhai yang memberikan air yang sejuk di kala kami dahaga,…… Duhai yang mengaruniakan kantuk di kala kami lelah,…….. Duhai yang selalu mengurus diri-diri kami di kala kami tertidur pulas,…… Hanya Engkaulah Yang Maha Agung,…….. Ya Allah, betapapun kami menghianatiMu setiap waktu tapi tiada suatu saat pun terputus Engkau memberi nikmat kepada kami,… …. Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami. Penghapus bagi seluruh dosa-dosa kami, hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami, hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di qolbu ini. Ya Allah, kami ingin merasakan indahnya hidup dekat denganMu,…… Kami ingin hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang selalu akrab bersamaMu, kami lelah jauh dariMu ya Allah , kami tidak ingin terpuruk dan terhina karena tenggelam dalam kemaksiatan.,……. Berikan kepada kami kemudahan, untuk mengenalMu Ya Allah,… …. Berikan kepada kami jalan untuk bisa mendekat kepadaMu,……. Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu merasakan, kehangatan, kasih sayangMu.

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

1

Ya Allah jadikan sujud kami menjadi sujud yang selalu nikmat Kepada-Mu,……. Jadikan shoadaqoh kami menjadi jalan yang membuat kami akrab denganMu,……. Jadikan amal-amal kami sebagai amal -amal yang tulus hanya karenaMu,…. Ya Allah jangan biarkan kesibukkan dunia membutakan hati kami,…... Jangan biarkan hawa nafsu, menjerumuskan kami,…... Jangan biarkan syahwat membuat kami terjerumus dalam maksiat,….. Jangan biarkan amarah membuat kami terhina dalam kedzoliman,….. Ya Allah, wahai yang Maha Mendengar, sayangilah kami Ya Allah. Berkahi sisa umur kami ini,…… Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, bagi sebanyak-banyak-Nya umat Mu,… …… Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa 'adzaaban naar "Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan (pula) di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka" Wallahu a'lam (and/mikha)[http://www.manajemenqolbu.com]

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan Cinta dalam kehidupan (Terjemahan bebas karya Dorothy Law Nolte) -- Anak --Anakmu bukanlah milikmu Mereka adalah putra-putri yang hidup Yang rindu pada diri sendiri Lewat engkau mereka lahir.... Namun,....tidak dari engkau Mereka ada padamu Tetapi bukanlah hakmu Sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri Patut engkau berikan rumah untuk raganya Tetapi,....bukanlah untuk jiwanya Engkau boleh berusaha menyamai mereka Namun jangan membuat mereka menyamaimu (Khalil Gibran)

Anak Belajar Dari Kehidupan Children Learn What They Live Jika Jika Jika Jika diri Jika Jika

anak anak anak anak

dibesarkan dibesarkan dibesarkan dibesarkan

dengan dengan dengan dengan

celaan, ia belajar memaki permusuhan, ia belajar berkelahi cemoohan, ia belajar rendah diri penghinaan, ia belajar menyesali

anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

2

Api dan Asap Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan. Dia terus berdoa pada Allah untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Namun sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya. Tak lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya rumah-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama. Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, " Ya Allah, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa? ". Teriaknya melengking menyesali nasib. Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu

bertanya, " Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, " Kami melihat simbol asapmu!! " Saudaraku, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, saudaraku, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Allah selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Dan teman, ingatlah, saat ada " asap dan api " yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

3

Semoga kita menjadi anak yang berbakti pada orangtua. Bahagiakanlah mereka selagi kita masih punya kesempatan untuk membahagiakan mereka. Allah swt telah berfirman : „Dan ucapkanlah kepada mereka berdua perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan." (17:23-24).

Izinkan Aku Menciummu, Ibu Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehny. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku 'dipaksa' membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut. Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamik dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku. Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam

kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu.Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi. Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit,ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga. Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya. Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku eraterat saat aku menangis. Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya. Usai wisuda

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

4

sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do'a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang. Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku Kubersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini. Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Saat Aku Melihatnya … Publikasi 14/01/2003 07:49 WIB eramuslim.com. “Ya Allah…. ridhailah hamba …”, kata-kata itu yang selalu terucap saat aku melihatnya. Acara TV itu selalu kutunggu setiap tahun, acara siaran langsung dari Mekkah. Gambar dan suara di TV itu telah mengirimkan sinyal ke otak, dan membuat hati berdebar serta menstimulasi butir-butir air mata yang membasahi pipiku. Labbaikallahumma labbaik, beriring seluruh jama'ah haji menyambut penggilan Allah. Terlihat jelas dari layar gelas itu, mereka bertawaf mengitari rumah-Mu Ya Tuhan, mereka duduk tafakur memanjatkan do’a di padang Arafah, mereka berlari-lari kecil dari Shofa dan Marwah, dan melempar kerikil kecil yang bermakna besar- untuk menghalau iblis jahannam. Aku terhanyut seakan jiwaku bersama mereka. Semua itu, aku saksikan di TV dengan dentuman jantung dan lelehan air mata, seraya tak henti mengucap Ya Allah … ridhailah hamba menyambut panggilan-Mu kelak untuk menjadi tamu-Mu, untuk melakukan haji dan umroh hanya untuk-Mu. Kalau dihitung secara matematis, gajiku sebagai seorang calon PNS tidak akan cukup untuk membiayai impianku– menjadi tamu Allah di Masjidil Haram dan berziarah ke makam Rasulullah di Madinah. Tapi, aku yakin akan firman Allah bahwa kita tidak boleh berputus asa dalam mencapai rahmat Allah. Aku tak bosan-bosan berucap “Ya Allah ... ridhailah hamba…”, setiap saat aku melihat gambar ka’bah dan mendengar talbiyah dikumandangkan. Di suatu malam yang sunyi dalam Ramadhan di bulan Maret 1997, aku berdiri di pelataran masjid Istiqlal memandang ke langit yang jernih dan berhias bintang, aku menangis menikmati suasana malam itu. “Ya Allah, terima kasih atas saat yang damai ini di rumah-Mu, ridhailah hamba untuk menikmati damainya Masjidil Haram Ya Tuhan”, gumamku. Hamba akan sabar menanti panggilan-Mu Ya Tuhan. Namun rizqiku bukan di tangan Pemerintah, bukan di tangan bosku, bukan di tangan orang tuaku, tapi Penciptaku yang mencukupi dan mendengar do’aku. Rizqi itu datang dari arah yang tak pernah aku sangka. Setelah beberapa bulan aku bekerja tak kenal lelah

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

5

baik di kantor di pagi hari dan mengajar di malam hari, aku tertegun melihat jumlah saldo tabunganku. Telah cukup bekalmu untuk menunaikan umroh, bisik hati kecilku. Namun, setan mulai membisik-bisik dengan segala rayuan dan tipu dayanya berusaha membelokkan niatku. Hampir saja aku tergelincir, tapi Allah menyelamatkan aku. Bergegas aku menukarkan rupiahku dengan US$ yang nilainya semakin naik sampai sekarang dan tidak pernah turun. Allahu Akbar, dengan ridha Allah tersungkur aku bersujud di depan ka’bah, tersedu aku di masjid Nabawi mengingat Rasulullah, menapak kakiku di Masjidil Aqsha. Alhamdulillaah, Ya Allah, telah kaubawa hamba ke tempat yang Kau wajibkan hamba-Mu untuk mendatanginya. Perjalanan umroh itu menjadi tambahan spirit dalam hidupku, menambah keyakinan akan kasih dan sayang Allah pada hamba-Nya. Hal itu pula yang menguatkan semangatku untuk berusaha mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2. Tahun 1998, aku mendaftar untuk mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Inggris, yang kedutaannya selalu aku lewati jika menuju ke kantor. Setiap aku melintas di depannya setiap hari, dari balik jendela Kopaja secara refleks aku bergumam “Ya Allah … ridhailah hamba …”, kata-kata itu yang selalu terucap saat aku melihatnya. Subhanallaah, di tahun 2000 dengan ridha Allah aku dapat meraih gelar master di Inggris. Kembali ke Indonesia, aku jalani kehidupan sendiri dengan usia yang semakin merambat. Dalam kesepian, di jalan menuju kos-kosan baru aku melihat papan penunjuk jalan itu. Setiap hari aku lewati, sampai aku hafal, ada tanda panah dan tulisan Kantor Urusan Agama di sebelahnya. Setiap hari … spontan aku berucap “Ya Allah, hamba merindukan pendamping hidup”. “Ya Allah ... ridhailah hamba …”, kata-kata itu yang selalu terucap saat aku melihatnya. 11 Januari 2002, dua hari setelah Pak Ustadz menanyakan keputusanku, tanpa persiapan yang rumit namun dengan ridha Allah aku menikah dengan seorang muslim. Betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa KUA yang mencatat pernikahan kami adalah KUA yang tiap hari aku lewati. Allahu Akbar ... Subhanallaah. “Ya Allah … tunjukilah hamba untuk mensyukuri nikmat-Mu ... ibadah hamba, sujud hamba, tangisan hamba tak akan pernah sebanding dengan nikmatMu Ya Tuhan. Ya Allah … ridhailah hamba … untuk senantiasa berada dalam ajaran-Mu”…. Selalu terucap setiap saat aku melihat keindahan dan kebesaran segala ciptaan-Mu Ya Tuhan ...

Sitta Izza Rosdaniah ([email protected])

BATAS PRINTING

Membangun Keluarga Sakinah Oleh

: KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudara-saudara yang baik, Alangkah beruntungnya andaikata selama hidup yang sebentar ini kita diberikan karunia rumah tangga yang sakinah, rumah tangga yang penuh dengan ketentraman.Karena sebuah rumah tangga akan menjadi basis ,sepatutnya rumah tangga menjadi pangkalan ; ketika diluar gelisah tetapi ketika masuk rumah menjadi tentram, ketika di luar lelah masuk rumah Insya Allah menjadi kuat, diluar tergelincir berlumpur dosa masuk ke rumah mempunyai kemampuan bertaubat. Andaikata rumah tangga ini benar-benar dengan sadar dijadikan pangkalan. Subhanalloh betapa banyak orang yang berumah tangga kemudian akan melejit kemampuannya. Bayangkanlah seorang istri dengan latar belakang kemampuan masa lalu yang berbeda bertemu dengan seorang suami yang latar belakang keilmuan dan wawasan yang berbeda, hal ini pasti membutuhkan sebuah energi. Belum lagi pengalaman mertua, belum lagi ada anak-anak yang mungkin dari rumah ke sekolah bisa menghimpun suatu informasi, kemampuan yang seharusnya setiap masuk ke rumah menjadi semakin meningkat. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang malah menjadi parah dengan berumah tangga ,ada yang suaminya dikantor dikenal tapi dirumah tidak ada harga sama sekali. Di kantor memimpin ribuan orang ; sebagai direktur misalnya, tetapi dirumahnya untuk memimpin dua orang anak saja hampir gagal. Ada yang dikantornya dihormati tetapi di keluarganya sendiri ditertawakan. Tidak sedikit kita lihat rumah tangga seseorang atau karir seorang ayah terpelanting atau coreng moreng oleh anaknya sendiri ,seorang ibu terjungkal oleh anak-anaknya sendiri, bahkan beberapa saat yang lalu ada seorang suami yang karirnya bagus, pendidikkannya tinggi , ketika sedang pergi ke luar negeri ternyata (maaf) Istrinya berzina.Naudzubillahi Min Dzalik.

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

6

Saudaraku, rumah tangga itu tidak seindah seperti yang kita duga kalau tidak tahu rumusnya. Lalu Kenapa rumah tangga bisa babak belur? salah satu penyebabnya adalah karena rumah tangga yang kurang ilmu sehingga visinya tidak jelas akan dibawa kemana. Ada yang arahnya hanya duniawi saja dimana alat ukurnya hanya harta atau kedudukan .Justru karena alat ukur yang salah menyebabkan cara menilainya pun menjadi salah ; anak yang pendidikannya kurang tinggi dianggap tidak sukses, bapak yang penghasilannya sedikit dianggap gagal. Begitulah yang terjadi kalau alat ukunya salah. Ada orang yang berumah tangga tetapi ilmunya tidak bertambah, dulu memang dia belum punya anak tapi ketika sekarang mempunyai anak tentu dibutuhkan ilmu yang baru. Anak akan terus tumbuh dari TK,SD, remaja hingga dewasa , tapi ada orang yang mendidik anak memakai pola yang sama dengan zaman orang tuanya tersebut sehingga tidak cocok dengan perkembangan zaman sekarang. Ada juga orang yang membangun rumah tangga dengan sisa waktu ; untuk keluarga sisa tenaga, sisa pikiran. Semuanya untuk kantor,untuk bisnis dan mencari uang sedangkan anak dibangun dengan sisa, lalu apa yang akan terjadi jika sesuatu dibangun dengan sisa? rumah tangga sisa waktu misalnya ; bapak berangkat sebelum anak bangun dan pulang sesudah anak tidur, akibatnya ? Anak merasa tidak punya bapak, Istri tidak ada kasih sayang. Pahamilah sebuah rumah tangga tidak bisa dibangun hanya dengan uang, tetapi ada yang lebih berharga dari uang yaitu sikap. Makanya maaf-maaf saja bangsa kita yang babak belur begini sulit mencari pemimpin-pemimpin karena rumah tangganya belum terbentuk dengan baik. Kalau masyarakat kita rumah tangganya tidak sehat, akibatnya hanya akan melahirkan keturunan yang tidak sehat. Dan inilah yang akan menjadi pemimpin negara kita sehingga menimbulkan Negara yang tidak sehat. Prioritas untuk perbaikan masalah ini yaitu kembali lagi kepada keluarga.“ A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal li taskuunuu ilaihaa wa ja’ala bainakum mawaddataw wa rahmatan inna fii dzaalika la aayaatil li qaumiy yatafakkaruun. Artinya: Dan diantaranya tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kamu istri dari jenismu supaya kamu tenteram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Q.S : Ar Ruum/30,21)

Jika seseorang menikah kurang ilmu dan hanya mengandalkan cinta saja maka ketahuilah cinta tidak cukup untuk bekal , tapi harus ada perangkat lain yang membuat rumah tangga menjadi sakinah.Jangan ada kata patah semangat, mulai saat ini kita harus sungguh-sungguh untuk menetapkan visi yang jelas dengan menjadikan sebuah rumah tangga menjadi basis ketenteraman bagai suami,istri dan anak. Yang sering terjadi justru sebaliknya, jadi seharusnya rahasia terpenting sebuah ketentraman adalah “A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim alaa bi dzikrillaahi tathma innul quluub” artinya : Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. 13 : 28) Andaikata sebuah rumah tangga tidak tertanam nilai-nilai agama, tidak banyak didengarkan nama Allah,ayat-ayat Allah dan tidak pernah dipakai untuk sujud kepada Allah, Jangan heran jika rumah tangga itu tidak akan menemukan ketenteraman.Ketahuilah barokah dari ilmu agama yang dipelajari secara sistematis, ibadah yang sistematis kita lakukan, banyak dipakai untuk Sholat Tahajud, Membaca Al Qur’an, lagu-lagu yang diperdengarkan lagu-lagu yang mengingatkan kepada Allah, barang-barang yang ada adalah barang-barang yang membuat ingat kepada Allah akan menyebabkan siapapun yang masuk ke rumah kita yang diingat adalah kebesaran Allah, dan Insya Allah kita tidak menjadi sombong. Itulah rumah yang diantaranya akan mendapatkan ketentraman. Wallahu’alam

Membangun Keluarga Sakinah (Bag Ke 2) Oleh

: KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin .Saudaraku yang baik ,ada kalanya diuji dengan kesuksesan,harta semakin melimpah,kedudukan semakin tinggi dirasakan seperti ada sesuatu yang hilang dengan kelebihan ini misalnya ; yang dulu ketika pahit getir merasakan sayang ke istri tetapi ketika sudah jaya dan istri sudah beranjak tua ,suaminya kurang bisa mengendalikan diri, dan ini tidak sedikit. Tetapi ada juga sebaliknya, yaitu istri yang tidak bisa menerima kenyataan ketika suami sedang jatuh dicaci dimaki, akibatnya suaminya menjadi berat menghadapi semua ini, apa sebabnya ? semua itu berkisar pada satu hal yaitu

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

7

rumah tangga yang tidak memiliki kekokohan iman,karena sesungguhnya imanlah yang bisa menjadi pengendali dan ingatlah, pupuk keimanan itu adalah ilmu. A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim…….Yarfa’illaahul ladziina aamanuu minkum wal ladziina uutul ‘ilma darajaat …. (artinya) : ….Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…. (Q.S : Al Mujaadilah/58 :11) Oleh karena itu saudaraku harus mengetahui, bahwa babak belurnya sebuah rumah tangga itu dapat dilihat dari kecintaannya terhadap ilmu. Jadi kalau rumah tangga ini hanya memburu harta tapi tidak memburu ilmu maka harta akan memperbudak dirinya. Kalau dia mengejar kedudukan tapi tidak memiliki ilmu yang memadai maka kedudukan ini akan menghinakan. Percayalah barang siapa menginginkan dunia, maka harus memakai ilmu dan barang siapa menginginkan akherat juga harus memakai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan dunia dan akherat haruslah memakai ilmu. Oleh karena itu saudaraku yang baik, kalau kita hanya menyediakan sisa waktu untuk mencari ilmu , sisa tenaga untuk mendapatkan ilmu dan sisa biaya untuk meraih ilmu maka hdup kita tidak akan produktif. Allah telah menyediakan sarana kebahagiaan,dan sarana untuk meningkatkan derajat kemuliaan yang berbanding lurus dengan ilmu. Ilmu yang wajib kita pelajari adalah ilmu mengenal Allah dan ilmu bagaimana cara mendekat kepada Allah.Itu wajib, karena tanpa Tauhiid yang benar tidak akan ada ikhas dan ketika tidak ada ikhlas berarti akan banyak kecewa. Saudaraku, jika kita tidak mengenal Allah maka hatinya tidak akan mengenal ridho.Tetapi kalau seseorang sudah tahu bahwa semua ketentuan dari Allah SWT , Sesungguhnya Allah Maha Adil sehingga tidak mungkin mendzolimi sehingga apapun ketentuan dari Allah hatinya akan ridho. Makanya, (maaf) keluarga yang jauh dari majelis ilmu, yang dirumahnya tidak ada buku ilmu agama untuk mendekat kepada Allah,tidak pernah datang ke majelis ta’lim ,tidak mau mendengar tv,kaset ,dan radio yang membuat ilmunya bertambah maka yang akan diandalkan oleh orang tersebut hanyalah karangan dirinya. Ibarat main sinetron yang tidak tahu ilmunya sehingga mengarang sendiri ;ketika disuruh senyum malah cemberut,disuruh ramah malah marah yang akibatnya hanya mengacaukan permainan. Begitu pula dirumah tangga, bapak dan ibu yang mempunyai anak yang jauh dari agama maka tinggal melihat saja tingkah lakunya yang jauh dari etika,

tetapi kalau anak mengetahui ilmu agama Insya Allah dia akan mengerti betul betapa nilai tertinggi seorang anak itu adalah dengan memuliakan ibu bapaknya dan kehinaan seorang anak itu kalau dia durhaka, membangkang dan tidak mengenal sopan santun kepada orang tuanya Oleh karena itu maaf-maaf saja kepada ibu bapak yang budiman, lihatlah sekarang dikamar kita berapa banyak buku agama yang ada ? sedangkan Ensklopedi lengkap skala internasional ada padahal jarang dibaca, Majalah lengkap ,segalanya lengkap, yang tidak ada adalah ilmu mendekat kepada Allah. Sekarang yang jelas untuk meningkatkan ilmu, rumah kita nanti cirinya adalah perpustakaannya. Ilmu lain yang semestinya dipelajari khususnya oleh muslimah adalah ilmu memasak, ilmu psikologi anak, selain mengenal ilmu agama juga mengenal ilmu pelengkap lainnya seperti ilmu merawat tubuh, tidak apa-apa ilmu itu kita ketahui sebab jika wanita sholehah dan mempelajari ilmu-ilmu tersebut InsyaAllah akan disayangi suami. Ilmu komunikasipun perlu dipelajari, sebab gagalnya informasi asalnya adalah dari komunikasi yang buruk. Kalau tidak dilatih ilmu berkomunikasi dengan baik orang nanti akan memiliki prasangkanya masing-masing. Suatu niat baik yang tanpa dikomunikasikan dengan baik tetap akan berantakan. Oleh karena itu dalam rumah tangga setiap hari harus menjadi sarana mentransfer ilmu antara suami,istri, begitu juga dengan anaknya dan kalau perlu dengan pembantunya jika ada. Maka suatu keluarga Insya Allah akan barokah dan terjadi percepatan dalam peningkatan ilmunya baik ilmu dunia maupun akherat. Hindarilah kesombongan,merasa lebih dan merasa hebat sebab hal tersebut dapat menghalangi ilmu yang dipelajari. Wallahu’alam bish shawab (mikha) [www.manajemenqolbu.com]***

Kumpulan Dialog-Dialog Hati

8

Related Documents

Bila Aku Jatuh Cinta
November 2019 41
Bila Aku Jatuh Cinta
October 2019 50
Jk Aku Jatuh Cinta
May 2020 34
Jika Aku Jatuh Cinta
November 2019 50
Jika Aku Jatuh Cinta
May 2020 36
Aku Telah Jatuh Cinta
June 2020 32