TUGAS BETON TEKNOLOGI
OLEH Nama
: Ikram Karepesina
NIM
: 08 042 022
Fakultas
: Teknik
Prog. Study
: Sipil
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA 2009
BETON RINGAN Menilik sejarahnya, teknik Beton Ringan pertama kali dikembangkan oleh “Joseph Hebel” di Jerman pada tahun 1943. Melalui produk Hebel, beton ringan pun mendapat julukan “Aerated Lightweight Concrete (ALC)”. Material ini terbuat dari adonan kapur, pasir, silika, semen, air dengan penambahan agregat ringan berupa polystiren. Pembuatan beton ringan dengan memanfaatkan agregat ringan buatan berupa polystiren guna memberikan inovasi dalam penggunaan agregat ringan buatan, serta bahan pengembangan yang dicampur dalam proses “Steam Curing” yakni sintesa kimiawi gas hidrogen yang menciptakan pori-pori kecil pada cetakan adonan beton ringan. Meski berbasis beton, namun justru memiliki berat jenis lebih ringan ketimbang material baja, beton bertulang, batu bata, batako bahkan kayu. Bila beton ringan digunakan sebagai elemen non struktur seperti dinding, partisi maka beban yang diterima elemen dtsruktural seperti plat, justru dapat mengurangi massa total struktur yang menyebabakan beban menjadi lebih kecil sehingga desain akan menjadi lebih ringan. Selain itu material ini juga memiliki karakter sebagai isolator kebisingan maupun panas yang baik sehingga tidak mudah terbakar samapai lebih dari 3jam. Pembuatan beton ringan menggunakan metode pencampuran biasa, dengan cara pengeringan udara bebas, untuk memampatkan campuran betonnya. Karekterisasi yang dilakukan terhadap hasil pembuatan adalah kuat tekan, susut kering, dan porositas beton ringan terhadap air. Beton ringan dibuat dengan campuran pasir, semen, bahan pengembangan yang dicampur dalam proses “Steam Curing” yakni sintesa kimiawi gas hidrogen dan foam polystiren. Komposisi bahan campuran sintesa kimiawai gas hidrogen-pasir dibuat dalam berbagai komposisi yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dengan penambahan air dan semen sebagai perekat antara bahan-bahan tersebut. Dengan penambahan gas hidrogen 20% didapatkan kuat tekan yang paling tinggi, kuat tekan beton ringan antara 27,5-71 kg/cm2. Pada analisa porisitas, penambahan substitusi gas hidrogen berbanding terbalik dengan porositas, sedangkan susut kering pada beton sangat kecil ± 1mm. Beton ringan memiliki densitas lebih ringan dibanding batu bata, dan kuat tekan seperti batu bata, sehingga beton ringan dalam aplikasinya dapat digunakan sebagai pengganti batu bata.
http://infobangunan.com/index.