Bentos.docx

  • Uploaded by: Anonymous Q2STOr2DX2
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bentos.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,020
  • Pages: 3
1.Pendapat lain mengenai laut dengan terumbu karang yang menjadi penyimpan atau penyerap unsur karbon, salah satunya dilatarbelakangi oleh peran terumbu karang yang menghasilkan produktifitas primer sangat tinggi, yakni sekitar 1500-3500 gC/m2/tahun (Nybakken, 1998). Produktifitas primer yang berasal dari simbiosis zooxanthelae yang berasosiasi dengan terumbu tersebut memiliki kemampuan untuk berfotosintesis. Dalam proses fotosintesis inilah aktivitas carbon sink terjadi dengan mengubah unsur karbon menjadi energi dan oksigen. 2.Teknik Pengumpulan Sampel Bentos Pengumpulan sampel bentos menggunakan beberapa cara. Cara pertama yaitu menggunakan alat Grab Sampler (Eickman Grab, Petersen Grab, dan Smith MacIntyre Grab). Alat tersebut digunakan pada kedalaman bentos yang sulit terjangkau. Alat tersebut seperti alat pengeruk pengeruk lumpur. Cara kedua yaitu menggunakan alat Surber Square Foot Sampler yang seperti jala. Alat tersebut digunakan di perairan lotik yang dangkal. Alat tersebut dimasukkan ke dalam air sampai menyentuh dasar perairan. Mulut alat tersebut menghadap ke arah hulu. Substrat perairan yang berada di mulut alat tersebut, diaduk selama beberapa saat. Alat tersebut diangkat jika substrat sudah masuk ke dalam. Substrat sampel diambil dan dimasukkan ke dalam plastik sampel. Cara ketiga dilakukan di perairan lentik. Cara tersebut menggunakan bingkai kuadrat. Bingkai tersebut dimasukkan ke dalam air sampai ke dasar perairan. Substrat yang berada di dalam bingkai tersebut, diambil dengan tangan dan dimasukkan ke dalam plastik sampel. Sampel substrat yang sudah diperoleh kemudian disaring dengan saringan Sieve Net. Saringan tersebut berfungsi untuk memisahkan biota bentik dengan partikel substrat. Hasil saringan kemudian dicacah dengan pinset. Identifikasi biota dapat menggunakan lup dan mikroskop. 3.sampah -ekosistem terumbu karang dan mangrove menjadi terganggu bahkan bisa menyebabkan kematian bagi benih mangrove dan terumbu karang -Sampah plastic berpotensi untuk menurunkan, atau bahkan dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati ekosistem pesisir - kepunahan pada biota tertentu terutama biota yang hampir punah (endangered species) -Sampah plastic, yang sulit terdegradasi, meruapakan salah satu maslah utama dumping limbah padat ke lingkungan laut -sampah plastic ini akan menghalangi penetrasi cahaya matahari dan pertukaran udara dari atmosfer. Hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan organisme di laut. Kerena proses fotosintesis oleh fitoplankton akan terhambat, dan akan menyebabkan terputusnya rantai makanan yang bersumber dari fitoplankton.

-Sampah mengganggu pergerakan satwa laut yang terjerat didalamnyaBanyaknya sampah di laut, baik yang mengambang maupun yang tenggelam, semua itu mengganggu pergerakan para satwa laut seperti ikan, penyu, dan anjing laut -Banyak satwa laut yang mati akibat mengira sampah plastik sebagai makanannya -Tumpukan sampah di laut mencemari kejernihan dan kesegaran air laut 4.minyak 1. Akibat jangka pendek. Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya. 2. Akibat jangka panjang. Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar matahari masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengaruhi pertumbuhan rumput laut, lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.

Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang di atas permukaan air, seperti auk (sejenis burung laut yang hidup di daerah subtropik), burung camar dan guillemot ( jenis burung laut kutub). Tubuh burung ini akan tertutup oleh minyak, kemudian dalam usahanya membersihkan tubuh mereka dari minyak, mereka biasanya akan menjilat bulu-bulunya, akibatnya mereka banyak minum minyak dan akhirnya meracuni diri sendiri. Disamping itu dengan minyak yang menempel pada bulu burung, maka burung akan kehilangan kemampuan untuk mengisolasi temperatur sekitar ( kehilangan daya sekat), sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh burung, yang jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan burung tersebut kehilangan nafsu makan dan penggunaan cadangan makanan dalam tubuhnya. 5.logam berat -berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi atau kelangsungan hidup. - dapat menurunkan kualitas dan produktivitas perairan laut, - menyebabkan kematian atau kerusakan struktur komunitas ekosistem perairan laut. - kematian biota laut - Boron meracuni kebanyakan biota bila konsentrasinya sedikit lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal. - polutan terhadap kehidupan biota laut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui penurunan kualitas air, dan melalui rantai makanan (food chain). 6.bentos bioindikator Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah (Oey, et al1.,1978). Diantara hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invetebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos (Rosenberg dan Resh, 1993).

More Documents from "Anonymous Q2STOr2DX2"

R,rumput.doc
November 2019 6
Padang Lamun.doc
November 2019 38
Bentos.docx
November 2019 3
Lamun.docx
November 2019 2
Intake System.docx
May 2020 102