Bencana Alam.docx

  • Uploaded by: Della Nawarita
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bencana Alam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,748
  • Pages: 5
BENCANA ALAM UPDATE : Berikut Bencana alam yg telah terjadi di Indonesia, : Indonesia ditimpa beberapa musibah bencana alam sepanjang tahun 2018. Letak geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) dan dikelilingi oleh lautan membuat negeri ini berpotensi dihantam banyak bencana alam. 1. Gempa di Lebak Banten – Januari Gempa bumi dengan kekuatan 6.1 SR terjadi di barat daya Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (23/1/2018). Gempa bumi tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (26/1/2018), menyatakan sebanyak 2.760 rumah rusak akibat gempa tersebut. Sebanyak 2.760 unit rumah rusak itu rinciannya 291 rumah rusak berat (RB), 575 rusak sedang (RS), dan 1.894 rusak ringan (RR). Selain itu juga terdapat kerusakan bangunan lainnya meliputi 7 unit fasilitas peribadatan, 2 unit fasilitas kesehatan, 17 unit fasilitas pendidikan, 6 unit kantor atau gedung pemerintahan, dan 63 unit fasilitas umum. BNPB menaksir kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. Selain menimbulkan kerusakan materi, gempa ini juga menyebabkan 1 orang tewas. Korban bernama Nana Karyana (40), meninggal karena serangan jantung, yang mana saat gempa korban sedang memperbaiki atap genteng rumah."Korban kaget dan jatuh kemudian pingsan dan akhirnya meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Jumat (26/1/2018). 2. Longsor di Brebes - Februari Sebanyak lima orang meninggal dalam bencana longsor yang menimpa petani di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Data tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho berdasarkan laporan dari Bupati Brebes yang berada di lokasi longsor, Kamis (22/2/2018) sekitar pukul 14.30 WIB.Bencana alam ini juga mengakibatkan 15 orang hilang dan 14 orang terluka. Diketahui, lokasi longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, termasuk kategori zona rawan sedang hingga tinggi longsor. Pusat longsor dari perbukitan di hutan produksi Perhutani BKPB Salem Petak 26 PlRPH Babakan, longsor kemudian menimbun sawah di bagian bawah. Kurang lebih, luas longsor mencapai 16,8 hektar, dengan panjang longsoran dari mahkota longsor sampai titik terakhir sekitar 1 kilometer. "Lebar longsor di atas yang mahkota longsor 120 meter, sementara lebar bagian bawah 240 meter dengan ketebalan 5-20 meter perkiraan 1,5 juta meter kubik," kata Sutopo. 3. Gunung Sinabung - April Setelah beberapa waktu mengalami penurunan aktifitas vulkanik, Jumat (6/4/2018) petang, gunung Sinabung kembali meletus dengan tinggi kolom abu lebih dari 5.000 meter. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dan Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung melaporkan, terjadi luncuran awan panas sejauh 3.500 meter ke arah ke tenggara dan selatan. "Terekam di seismik gempa erupsi terjadi mulai pukul 16:07 sampai 18:00 WIB, dan masih berlanjut," kata Kepala Pemantau Gunung Api (PGA) Sinabung, Armen Putra, Jumat (6/4/2018).“Kesimpulannya, tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih di level IV atau Awas." Armen kembali mengingatkan agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas dalam

radius tiga kilometer dari puncak gunung. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, letusan melontarkan abu vulkanik dan material piroklastik dengan tekanan kuat berwarna abu-abu gelap disertai awan panas. Hingga kini tidak ada korban jiwa karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas masyarakat. "Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi. Aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan," kata Sutopo, Jumat (6/4/2018). 4. Gempa Lombok – Agustus Gempa berkekuatan 7.0 SR mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018). Gempa tersebut terjadi sekitar pukul 18:46:35 WIB. Titik gempa berada di 8.37 Lintang Selatan - 116.48 Bujur Timur tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB dengan kedalaman 15 kilometer. Melalui laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG) dijelaskan jika gempa tersebut diprediksi memicu tsunami. Korban meninggal dunia akibat rangkaian gempa yang mengguncang Lombok pada Agustus 2018, tercatat mencapai 564 orang. Selain itu, BNPB mencatat terdapat 42.239 rumah dan 458 unit sekolah yang mengalami kerusakan. Keterangan dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, disebutkan jika korban meninggal dunia paling banyak berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yaitu 467 orang. "Jumlah korban jiwa meninggal dunia sebanyak 564 orang dengan rincian, yaitu Kabupaten Lombok Utara sebanyak 467 orang, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 44 orang, dan Kabupaten Lombok Timur sebanyak 31 orang," ujar Sutopo, melalui siaran pers, Senin (1/9/2018). Selain itu, sebanyak 2 korban berada di Kabupaten Lombok Tengah, 9 korban berada di Kota Mataram, 6 orang di Kabupaten Sumbawa, dan 5 korban di Kabupaten Sumbawa Barat. Sutopo juga menyebutkan ada 1.584 korban luka-luka yang tersebar di beberapa tempat. Daerah dengan korban luka-luka terbanyak berada di Lombok Utara dengan jumlah 829 orang. Sementara, Lombok Barat sebanyak 399 orang dan Lombok Timur sebanyak 122 orang. Kemudian, korban luka-luka di Sumbawa Barat berjumlah 115 orang. 5. Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala – September Gempa bumi dan juga tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).Gempa pertama kali mengguncang Donggala pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut berkekuatan 6 SR dengan kedalaman 10 km dari permukan laut. Setelah gempa pertama tersebut, terjadi kembali gempa pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu 7,4 SR dengan kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro. Lima menit pascagempa, rangkaian bencana yang terjadi, ternyata belum berakhir. Sekitar pukul 17.22 WIB tsunami terjadi dengan ketinggian mencapai 6 meter. Sejak gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam. Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas 5 SR sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB. Korban meeninggal akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Sulawesi Tengah tercatat mencapai 2.073 orang. "Korban meninggal terdiri dari Kota Palu 1.663 orang, Donggala 171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu, Sulbar," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (11/10/2018).

6. Banjir dan Longsor di Sumatera - Oktober Banjir dan juga tanah longsor terjadi di Sumatera, tepatnya di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada Kamis dan Jumat (11-12/10/2018).Akibat banjir dan tanah longsor tersebut, sebanyak 22 orang meninggal dunia dan 15 orang dinyatakan hilang. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Barat, korban tewas, hilang dan luka tersebar di 4 wilayah, yaitu di Kabupaten Mandailing Natal, Kota Sibolga, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat. Banjir dan longsor tersebut diketahui melanda 9 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara yakni Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat (12/10/2018) pagi dan sore hari. Sebanyak 11 murid madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang pada Jumat (12/10/2018) sore saat jam pelajaran sedang berlangsung.Banjir bandang dan longsor di Mandailing Natal juga menyebabkan 17 unit rumah roboh, 5 unit rumah hanyut, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1 hingga 2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis. Kemudian bencana serupa juga terjadi di Kota Sibolga, Sumatera Utara pada Kamis (11/10/2018). Hujan menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga pukul 16.30 WIB. Longsor tersebut menyebabkan 4 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, dan 3 orang luka ringan. Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, 4 unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60-80 centimeter. Pro Argumen : Kepala Pusat Perancangan Undang-undang pada Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat mengakui kepedulian dan penanganan bencana di Indonesia sudah terstruktur dan terlembaga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan salah satu komponen terpenting dalam penanganan bencana di seantero Indonesia. Lembaga ini dibentuk pada 2008 sesuai amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-undang tersebut memberikan fungsi kepada BNPB sebagai pemegang komando, koordinator, dan pelaksana dalam menangani bencana yang terjadi. Inosentius menekankan Indonesia menjadi patokan bagi negara-negara lain dalam penanggulangan bencana. Wajib dilakukan melalui pendidikan formal dalam program Sistem PendidikanNasional(Diknas) dengan desain kurikulum dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).  Untuk jalur pendidikan informal melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama denganinstansiterkait,misalnyaKementerianDalamNegeri, Kementerian PekerjaanUmum,Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Perhubungan.  Untuk program relokasi pasca bencana merupakan tanggung jawab Kementerian TenagaKerja dan Transmigrasi (Nakertrans) bekerja sama dengan pemerintah daerah asal transmigran dan pemerintah daerah tujuan transmigran.  Perlupeningkatan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan program PRB dengan pendekatan teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan unsur kearifan lokal. 186 Cakrawala Pendidikan, Juni 2011, Th. XXX, No. 2  Perlu penelitian lebih lanjut tentang penduduk yang berada dalam koridor Ring-I

atau paling berbahaya dengan solusi untuk terhindar dari bencana evakuasi yang diperlukan adalah relokasi permanen. Secara berkelanjutan diperlukan terkait dengan usaha mitigasi bencana yang diharapkan dapat merubah persepsi tetap bertahan di tempat kediaman yang berbahaya dengan segala konsekuensinya, menjadi bersedia untuk pindah ke tempat yang baru yang Data : 1. Pemerintah telah membuat UU no 24 tahun 2007 mengenai kebencaan. 2. Januari 2019, Semua jenjang pendidikan di jabar wajib terapkan kurikulum tanggap bencana 3. Rancangan pedoman dalam menanggap bencana oleh BNPB yang memuat segala persiapan sebelum, sedang dan setelah bencana terjadi.

Kontra : -

Argument : Secara status quo, pemerintah daerah telah gagal mengimplementasikan mitigasi kegempaan yang berujung pada kehancuran fisik yang parah. Dengan pendekatan status quo saat ini, pertanyaan yang lebih urgen dijawab adalah apa jaminannya rekonstruksi dalam genggaman Pemda NTB bisa menjawab kebutuhan “membangun kembali dengan lebih baik” yang tahan gempa dan tahan banting terhadap ancaman alam lainnya di masa yang akan datang Kepala Biro Hukum dan Kerjasama BNPB Dicky Fabrian menjelaskan sesuai undang-undang yang berlaku, BNPB memiliki tiga fungsi yakni komando, koordinasi, dan pelaksana. Dicky mengatakan sampai sekarang BNPB baru memiliki cabang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), di 34 provinsi dan 472 di tingkat kabupaten/kota. Dia menekankan undang-undang mewajibkan provinsi membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh kabupaten/kota di wilayahnya. Menurutnya selama 2016 terjadi lebih dari 2.300 bencana alam, kebanyakan banjir dan longsor, dan angka serupa juga terjadi tahun lalu. Namun, lanjut Dicky jumlah pegawai BNPB untuk menangani bencana di seantero Indonesia hanya 894 personel. Dengan segala kendala dihadapi dan kekurangan dimiliki, Dicky menekankan BNPB tetap berusaha untuk melakukan yang lebih baik dalam menangani bencana di seluruh Indonesia. Dia menambahkan BNPB telah mempunyai rencana induk hingga 2045. Menurut Dicky, struktur organisasi BNPB akan diperbesar untuk dapat bekerja secara maksimal dalam menangani bencana di Indonesia.

Data : 1. Jepang diterjang Gempa berskla 6,1 sc hanya menewaskan 3 orang. Dengan edukasi kesadaran sejak dini, pembangunan infrastruktur yang tetap bertahan walau diterjang bencana, serta koordinasi yang baik anatra lembaga pemerintah swasta dan rakyat dijepang.

Solusi : pemetaan infrastruktur, pemetaan lapisan tanah, pemeberdayaan manusia dan peneloyian lebih lanjut. q

Related Documents

Kesiapan Bencana
June 2020 24
Bencana Alam.docx
November 2019 33
Bencana Alam
May 2020 31
Bencana Penyakit
November 2019 25
Bencana Emy.docx
June 2020 22
Bencana Alam.docx
May 2020 13

More Documents from "Della Nawarita"