Teori Akuntansi Karya Ilmiah :
Oleh : Ossa Fransischa Anastasia 5160111017
Prodi S1 Akuntansi Fakultas Bisnis Psikologi dan Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta 2019
1
1. Latar Belakang 2. Pembahasan Teori akuntansi merupakan suatu landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Teori dapat pula diartikan sebagai penalaran logis (logical reasoning) yang melandasi preaktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Sehingga teori berusaha untuk memberikan pembenaran (justification) terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau dipertanggung jelaskan kelayakannya. Kemudian hubungan penalaran logis dan praktik akuntansi adalah Penalaran logis melalui proses perekayasaan dituangkan dalam bentuk rerangka konseptual untuk mengevaluasi dan membenarkan praktik akuntansi yang sedang berjalan dan mempengaruhi dan mengembangkan praktik akuntansi di masa datang. Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip berpikir logis yang menjadi basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut kesungguhan (commitment) dalam menemukan kebenaran ilmiah. Penalaran Induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris. Contoh pernyataan umum tersebut antara lain:
Perusahaan besar memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.
Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi daripada tingkat likuiditas perusahaan pemanufakturan.
Sedangkan, penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberikan keyakinan tentang simpulan-simpulan yang diturunkan dari premis yang dianut. Penalaran deduktif berlangsung dalam tiga tahap yaitu: (1) penentuan pernyataan umum yang menjadi basis penalaran, (2)
2
penerapan konsep umum ke dalam situasi khusus yang dihadapi, (3) penerapan simpulan secara logis yang berlaku untuk situasi khusus tersebut. Penalaran deduktif untuk suatu masalah menghasilkan argumen untuk masalah tersebut. Oleh karena itu, penalaran dalam akuntansi dapat menjadi panjang dan terdiri dari banyak argumen. Teori akuntansi dimaknai sebagai penalaran logis karena gagasan bahwa akuntansi merupakan disiplin atau bidang pengetahuan teknologi. Secara luas akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyedia jasa secara nasional berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Agar manfaat ekonomi dapat dirasakan, pengetahuan perekayasaan tersebut harus diaplikasikan dalam suatu wilayah (negara). Bentuk pengaplikasiannya yaitu suatu mekanisme pelaporan keuangan nasional yang dengannya unit-unit organisasi bisnis, non bisnis, dan kepemerintahan
dalam
suatu
negara
menyediakan
data
dan
menyampaikan informasi keuangan kepada para pengambil keputusan yang dianggap paling dominan dan berpengaruh dalam penyampaian tujuan negara khususnya tujuan ekonomik dan sosial. Sehingga perekayasaan dilakukan pada tingkat nasional dengan hasil berupa rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi. Rerangka konseptual tersebut memuat konsep-konsep pemikiran untuk dijadikan bisnis dalam penetapan PABU terutama standar akuntansi yang harus dilaksanakan pada tingkat mikro atau perusahaan. PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) merupakan pengendali alokasi sumber daya secara otomatis melalui mekanisme sistem ekonomi yang berlaku. Proses perekayasaan pelaporan keuangan pada dasarnya adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statement
3
keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan. Proses perekayasaan tersebut meliputi : Tujuan ekonomik dan sosial negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan, kemudian dari tujuan
tersebut
harus
dapat
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
perekayasaan yang hasilnya akan disebut rerangka konseptual yang dituangkan dalam media pelaporan untuk menghasilkan suatu informasi akuntansi. Proses perekayasaan harus melibatkan tim dengan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik mengingat perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang serius yang hasilnya akan berdampak luas dan jangka panjang. Oleh karena itu, badan legislatif pemerintah (DPR atau MPR) mempunyai peran vital dalam proses ini karena rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam konstitusi. Tim yang menyusun rerangka konseptual harus berwawasan dan berpengetahuan teori akuntansi. Karena hasil dari proses perekayasaan ini akan dapat diandalkan sebagai wahana untuk menjamin tercapainya tujuan sosial dan ekonomik negara. Sebagai alternatif, penyediaan informasi tidak dikendalikan oleh pemerintah tetapi diserahkan kepada profesi dan pelaku bisnis (self-regulation). Rerangka konseptual merupakan hasil dari perekayasaan akuntansi. Menurut Finansial Accounting Standard Board (FASB), Rerangka konseptual dideskripsikan sebagai suatu konstitusi, suatu sistem yang konheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Rerangka konseptual bermanfaat untuk :
Memberi
pengarahan
atau
pedoman
kepada
badan
yang
bertanggungjawab dalam penyusunan/penetap standar akuntansi.
4
Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
Menentukan batas-batas pertimbangan dalam penyusunan statement keuangan.
Meningkatkan pemahaman pemakai statement keuangan dan meningkatkan keyakinan terhadap statement keuangan.
Meningkatkan
keterbandingan
statement
keuangan
antar
perusahaan. Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB memuat empat komponen konsep penting, yaitu : 1) Tujuan pelaporan keuangan 2) Kriteria kualitas informasi 3) Elemen-elemen statement keuangan 4) Pengukuran dan pengakuan Tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statement keuangan. Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB adalah : 1) Pelaporan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan. Informasi tersebut harus dapat dipahami bagi mereka untuk mempelajari informasi tersebut. 2) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi dalam menilai kemampuan menghasilkan kas. 3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai kepemilikan sumber daya perusahaan dan klaim terhadapnya.
5
Menurut Most1 menunjukkan dua pendekatan dalam menentukan tujuan penyediaan informasi, yaitu : 1) Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan. Pada pendekatan ini pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data untuk berbagai pemakai dan kepentingan. Pemakai menyusun dan mengolah kembali data (analisis) tersebut menjadi informasi yang relevan untuk keputusan dan kepentingannya. 2) Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi). Pendekatan ini berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model pengambilan keputusan para atau kelompok pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statement/laporan khusus untuk melayani berbagai keperluan kelompok-kelompok tersebut.
3. Kesimpulan 4. Referensi
1
Kenneth S. Most, Accounting Theory (Columbus, OH: Grid Publishing, Inc., 1982) hlm. 147