beberapa macam HORMON MANUSIA dan FUNGSINYA hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel kelenjar ( kelenjar endokrin ) dan mempunyai peranan strategis bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup tak terkecuali manusia. Secara umum , hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan prosesproses fisiologis dalam tubuh kita. Setidaknya ada 3 fungsi utama dari sistem hormon, yaitu : 1. mempertahankan keseimbangan tubuh 2. merespons stress pada tubuh secara tepat 3. mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan beragam funggsi serta peranan masing-masing. Pelajari tabel di bawah ini. Tabel berbagai macam hormon pada manusia beserta fungsinya.
No 1. 2. 3.
Nama hormone Anti Diuretik Hormone ( ADH ) Oksitosin Growth Hormone ( GH )
4.
Prolaktin
5.
Tiroid Stimulating Hormone ( TSH ) Adenocorticotropic Hormone ( ACTH ) Luteinizing hormon ( LH )
6. 7
8
Folicel stimulating hormone
9
Melanosit stimulating hormone Tiroksin ( T4 ) dan Triidotironin ( T3 )
10
11 12
Kalsitonin Hormon paratiroid
13
Adrenalin / epinefrin
14
Noradrenalin /
Fungsinya Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan meningkatkan tekanan darah Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu Merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sintesis protein,mobilisasi lemak, menurunkan metabolisme karbohidrat Meningkatkan perkembangan payudara selama kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan korteks adrenal Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi, produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita ) Merangsang sekresi testosteron, perkembangan jaringan interstisial ( pd pria ) Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi ( pd. Wanita ) Merangsang produksi sperma ( pd pria ) Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit
Meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik, mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat, Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus, ginjal, dan sel-sel lainnya Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi otot polos, meningkatkan konsentrasi gula darah Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan
15
norepinefrin Glukokortikoid ( kortison dan kortikosteron )
16
Insulin
17 18
Glukagon Estrogen
19
Progesteron
20
Human chorionic gonadotrpin ( HCG ) Testosteron
21
laju metabolisme Mempengaruhi proses metabolisme, mengatur konsentrasi gula darah, antiinflamasi, mempengaruhi proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress dan sekresi ACTH Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan adiposa Meningkatkan kadar gula darah Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel telur, mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan dinding uterus, dan memeilihara kehamilan Memelihara kehamilan Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri kelamin pria, serta pembentukan sperma
10 Hormon Penting Tubuh Manusia Merry Wahyuningsih - detikHealth Senin, 19/04/2010 16:43 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda
Info Penyakit Info Obat Deskripsi Penyebab Gejala Pengobatan Anemia Aneurisma Aorta Abdominalis
Ilustrasi (Foto: skeptic.com) Berita Lainnya
Meski Terpaksa, Olahraga Tetap Ada Manfaatnya
Pria Lebih Mudah Turunkan Berat Badan, Ini Alasannya
Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan 8 Cara Alami Ini
Punya Bakat Gemuk atau Tidak? Begini Cara Menilainya
Ini Daftar Sakit Perut yang Sering Dialami & Cara Penanganannya
Jakarta, Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang memiliki fungsi masing-masing. Semua hormon harus dalam porsi seimbang agar tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Seperti dilansir dari Ehow, NLM, medicinenet, dannetdoctor, Senin (19/4/2010), dari ratusan hormon yang ada berikut 10 macam hormon terpenting dalam tubuh manusia, yaitu: 1. Melatonin Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh. Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing. Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan
menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia). 2. Serotonin Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur. Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran. Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung. 3. Tiroid Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein. Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur. Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya. 4. Adrenalin Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut. 5. Dopamin Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior. Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan. Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur. 6. Gastrin Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak. 7. Hormon pertumbuhan (HGH) Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati. Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual. Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang
terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup. 8. Insulin Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah. Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus. 9. Testosteron Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme). Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita. 10. Progesteron Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen. Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.
(mer/ir)
Kelainan Mata akibat Diabetes Mellitus o
Oleh dr Swasty SpM
DIABETES mellitus (DM) yang dikenal awam sebagai kencing manis, adalah kelainan metabolik. Indikasinya kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia). Penderita DM mudah haus, mudah lapar, sering makan, dan sering buang air kecil. Diabetes mellitus merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian, dan penurunan kualitas hidup yang pada akhirnya memengaruhi status ekonomi seseorang di seluruh dunia. Terdapat dua tipe DM, yaitu DM tipe I dan DM tipe II. Diabetes mellitus tipe I umumnya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun, sedangkan tipe II pada usia 40 tahun atau lebih. Pada DM tipe I gejalanya jelas dan penderita tampak sakit sehingga segera memeriksakan diri dan penyakit cepat diketahui, tetapi pada tipe II gejala tidak jelas yang menyebabkan penderita tidak menyadari bahwa sebenarnya ia mengidap diabetes melitus. Keadaan ini menyebabkan penderita memeriksakan diri dalam keadaan terlambat dan telah terjadi komplikasi pada organ tubuh. Komplikasi terjadi pada berbagai organ tubuh terutama mata, jantung, dan ginjal. Komplikasi DM pada mata dapat berupa kelainan anatomis hingga kelainan fungsi, diantaranya gangguan refraksi, kekeruhan lensa (katarak), glaukoma dan kelainan pada retina (retinopati diabetika). Dapat pula terjadi gangguan persarafan kelenjar air mata dan otot penggerak mata yang akan menyebabkan gangguan produksi air mata dan gerakan mata. Kepustakaan menyebutkan bahwa diabetes merupakan salah satu penyebab utama kelainan mata dan kebutaan di seluruh dunia
Gangguan Refraksi Pada diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar glukosa lensa mata. Kadar glukosa yang berlebih pada lensa menyebabkan daya serap terhadap cairan sekitar meningkat, sehingga bentuk lensa menjadi lebih cembung dan terjadi miopisasi. Pada miopisasi, mata yang semula tak berkacamata menjadi berukuran minus, yang semula berukuran plus menyebabkan ukuran berkurang. Sebaliknya bila kadar gula terlalu rendah maka lensa akan menjadi lebih pipih karena cairan dalam lensa keluar dan menyebabkan hipermetropisasi. Pada hipermetropisasi mata yang semula tidak berkacamata plus akan membutuhkan kacamata berukuran plus agar menjadi lebih jelas atau pada yang semula berkacamata minus akan berkurang minusnya. Selain terjadi miopisasi atau hipermetropisasi mata dapat mengalami rabun dekat sebelum waktunya. Pada orang normal memerlukan kacamata baca pada usia 40 tahun. Sedangkan pada penderita akan kesulitan membaca atau melihat dekat meski usia belum mencapai 40 tahun. Bila ada penderita berusia kurang dari 40 tahun telah memerlukan kaca mata baca, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar gula lebih dulu sebelum memberikan resep kaca mata. Keadaan ini bersifat sementara dan berubah-ubah seiring perubahan kadar glukosa, sehingga penderita akan sering merasa kabur dan berganti ukuran kacamata.
Katarak Katarak adalah kekeruhan pada lensa. Beragam mekanisme dapat menyebabkan terbentuknya katarak yang pada prinsipnya terjadi karena ketidakseimbangan metabolisme lensa. Pada penderita diabetes mellitus katarak lebih cepat terbentuk. Hal ini disebabkan karena seiring dengan meningkatnya kadar glukosa darah maka terjadi pula peningkatan glukosa pada akuos humor, cairan yang mengisi ruangan di depan lensa mata. Glukosa yang berlebihan akan berdifusi masuk ke dalam lensa, dan terjadilah peningkatan kadar glukosa dalam lensa mata. Sebagian dari glukosa tersebut diubah oleh enzim aldosa reduktase menjadi sorbitol. Sorbitol tidak dapat berdifusi keluar dari lensa sehingga terakumulasi di dalam lensa, menyebabkan kekeruhan di dalam lensa dan terbentuklah katarak. Sedangkan glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan kelainan saraf penglihatan yang diakibatkan meningkatnya tekanan dalam bola mata. Di dalam bola mata terdapat cairan mata yang bening yang disebut sebagai akuos humor. Pada keadaan normal akuos humor (humor aqueous) ini diproduksi dan dikeluarkan secara
seimbang. Akuos humor diproduksi oleh badan siliar (ciliary body) yang selanjutnya akan mengalir dari bilik mata belakang (posterior chamber) kemudian melalui pupil masuk ke bilik mata depan dan selanjutnya menuju ke sudut iridokornealis (sudut antara iris dan kornea) masuk ke trabecular meshwork dan dikeluarkan melalui suatu saluran, yang disebut Canalis Schlemm. Apabila terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan pengeluaran akuos humor maka tekanan bola mata akan meningkat. Peningkatan tekanan bola mata akan merusak saraf penglihatan. Apabila lensa semakin cembung maka lensa akan mendorong iris ke arah depan, yang mempersempit celah antara lensa dan iris. Selain itu juga mempersempit bahkan menutup sudut iridokornealis sehingga aliran akuos humor semakin tidak lancar. Mekanisme lain, karena terbentuknya pembuluh darah baru pada iris sebagai akibat perluasan pembuluh darah baru dari retina ke arah anterior. Pembuluh darah baru pada iris ini dapat mempersempit sudut tempat keluarnya akuos humor, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan dalam bola mata dan terjadilah glaukoma.
Retinopati Mata, organ dengan banyak pembuluh darah mikro yang dapat dilihat langsung lewat pupil melalui pemeriksaan funduskopi yaitu dengan melihat pembuluh darah yang terdapat pada permukaan retina. Dalam kepustakaan dikatakan bahwa kelainan pembuluh darah pada retina mata dapat menjadi petunjuk mengenai perubahan patologis pembuluh darah yang terjadi di dalam tubuh, termasuk diantaranya adalah komplikasi pada pembuluh darah akibat DM yang disebut sebagai retinopati diabetika. Retinopati diabetika merupakan komplikasi kronis pada mata penderita DM dan merupakan komplikasi utama yang mengancam mata, karena menyebabkan kebutaan permanen. Dari berbagai penelitian dikatakan bahwa sebanyak 80% akan mengalami retinopati diabetika setelah lebih kurang 15-20 tahun mengidap diabetes mellitus. Penelitian oleh ”Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic Retinopathy” (WESDR) menunjukkan ancaman kebutaan meningkat seiring dengan tingkat keparahan retinopati diabetika. Pada penderita DM yang terdiagnosa sebelum usia 30 tahun, 3%-nya akan mengalami kebutaan dalam tempo 15ñ19 tahun kemudian. Sedangkan pada penderita DM berusia di atas 65 tahun, 14% (pada laki-laki) dan sebanyak 20% (pada wanita) akan mengalami kebutaan.
Retinopati diabetika dibedakan menjadi non proliferatif dan proliferatif. Hiperglikemi yang terjadi pada DM lambat laun akan menyebabkan gangguan pada dinding pembuluh darah, baik makro ataupun mikro, termasuk pembuluh darah pada retina mata. Kerusakan pembuluh darah ini disebabkan karena berbagai proses biokimia yang rumit. Akumulasi sorbitol yang berlebihan menyebabkan sel perisit pada kapiler melemah menyebabkan terbentuknya mikroaneurisma, yaitu suatu penonjolan dinding kapiler ke arah luar. Mikroaneurisma inilah tanda awal dari retinopati diabetika. Pembuluh darah vena akan menjadi lebih berkelok dan lebar diameternya. Lebih lanjut mikroaneurisma akan memicu peningkatan permeabilitas pembuluh darah, keluarlah komponen darah dan lemak menyebabkan pembengkakan (edema) pada lapisan retina. Apabila mikroaneurisma ruptur (pecah) akan menyebabkan perdarahan pada retina. Gambaran retina seperti tersebut di atas disebut sebagai retinopati diabetika non proliferatif. Mikroaneurisma dan pembuluh darah yang melebar serta berkelok-kelok ini semakin mengganggu suplai nutrisi dan oksigen pada jaringan retina. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka retina menjadi semakin kekurangan oksigen (hipoksia). Keadaan hipoksia memicu terbentuknya vascular endothelial growth factor (VEGF), yang selanjutnya akan memicu munculnya pembuluh darah baru. Lapisan dinding pembuluh darah baru tidak sempurna seperti pembuluh darah normal sehingga lebih rapuh dan lebih mudah terjadi perdarahan. Retinopati diabetika yang telah terbentuk pembuluh darah baru disebut sebagai retinopati diabetika proliferatif, yang sangat potensial menyebabkan kebutaan permanen. Bila penyakit terus berkembang pembuluh darah baru dapat meluas dan seiring dengan itu muncul jaringan ikat abnormal pada retina yang salah satu atau keduanya akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti lepasnya lapisan retina dari dasarnya (ablasio retina) atau glaukoma neovaskular. Diabetes mellitus merupakan suatu problem kesehatan masyarakat yang dapat dicegah atau dihambat timbulnya. Komplikasi karena DM, termasuk dalam hal ini adalah menurunnya fungsi penglihatan bahkan kebutaan; menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang, ketergantungan sosial dan ekonomi. Disamping pemeriksaan kesehatan berkala yang tertib dan teratur, sangat diperlukan upaya dari penderita, keluarga dan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya masing-masing dengan menghindari setidaknya meminimalkan faktor risiko DM dengan menerapkan pola hidup sehat. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik/olah raga serta pola
makan seperti di negara barat (contoh: banyak daging merah, kentang goreng, produk susu berlemak tinggi, padi-padian yang diproses terlalu bersih) merupakan faktor risiko terjadinya DM.(13)
HUBUNGAN SISTEM SARAF DAN HORMON Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin. Hormon bekerja atas perintah dari sistem sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung Tabel 7. Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
Aspek Aksi Pengaturan Sekresi Komunikasi
Sistem Hormon Bersifat lambat Jangka panjang, misalnya pertumbuhan dan perkembangan Hormon Komunikasi antar neuron melalui synapsis
Sistem Saraf Bersifat cepat / segera Jangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontraksi otot Neurotransmitter Komunikasi melalui sistem sirkulasi Aryulina (2003 : 275)
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook