Beberapa Hal Perlu Diketahui Guru Tetang Siswa Sering Terlambat Masuk Kelas Konrtol kelas memegang perasanan sangat penting. Salah satu instrument dari kontrol kelas adalah bahaimana anda menggunakan aturan yang disepakati bersama dengan peserta didik. Aturan tersebut tentunya memiliki spesifikasi perbedaan dengan aturan sekolah pada umumnya. Kami biasanya membuat aturan kelas pada awal pelajaran berlangsung atau setelah kenaikan kelas pada kelas baru atau sehabis perkenalan. Kami menginstruksikan para peserta didik untuk menuliskan aturan tersebut di buku. Berikut adalah contoh aturan kelas yang harus ditulis dan dipahami oleh siswa anda.
7 Peraturan yang Harus Dibuat Oleh Guru Kelas Saya bertanda tangan di bawah ini siap melaksanakan tata tertib mata diklat... (bla bla bla). Adapun aturannya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Datang tepat waktu Menyampaikan gagasand engan sopan Kelas harus bersih Tidak boleh gaduh Apabila guru belum hadir, ketua kelas harus menjemput guru ke kantor atau menanyakan kepada guru piket 6. Jika guru tidak hadir dan ada tugas, pintu harus ditutup, siswa tidak boleh berkeliaran di luar kelas 7. Tidak boleh melakukan pelanggaran lain sesuai dengan aturan yang berlaku. Setelah membuat tujuah peraturan seperti yang telah dituliskan di atas, namun masih tetap sering ditemukan siswa terlambat masuk maka silahkan lakukan beberapa saran dari kami!
Lakukan 3 Cara mengatasi Siswa Sering Terlambat Masuk Kelas Ini Menyadari bahwa tidak semua keterlambatan yang dilakukan siswa adalah buruk. Kausus ini juga bisa menjadi sarana anda sebagai guru mengenal lebih jauh para peserta didik di setiap kelas. Sebagai antisipasinya lakukanlah 3 hal berikut ini : 1. Catatlah semua peristiwa yang terjadi. Apakah anda menemukan keterlambatan itu terjadi pada siswa yang sama atau berbeda? Tentu saja temuan ini akan memiliki jenis penaganan yang berbeda. 2. Ketegasan anda dalam menegakkan peraturan sangat penting. Jika sekali saja anda lengah tidak menegakkan aturan yang sudah disepakati, siswa anda akan "tertantang" untuk melanggarnya lagi. 3. Panggil orangtuanya apabila keterlambatannya lebih dari tiga kali. Jika anda bukan wali kelas, maka bisa menyampaikan masalah kepada wali kelas agar diproses lebih lanjut.
Mengatasi Siswa Yang Tidak Mengacuhkan Kedatangan Guru
Berikut ini adalah cara mengatasi siswa yang tidak mengacuhkan kedatangan guru saat masuk ke dalam kelas, permasalahan ini sering terjadi dialami oleh para guru dan sudah bukan sesuatu hal baru lagi, misalnya seperti kronologi berikut: Ketika membuka pintu kelas, anda menemukan peserta didik sedang kacau.
ada yang duduk di atas bangku ada yang menjadi seorang "musisi" dengan memukul-mukul meja ada yang menjadi pelukis di papan tulis ada yang bermain catur ada yang sedang merayu seorang gadis.
Semua tatapan mata sejenak menuju ke arah pintu yang terbuka, anda berada di balik pintu itu. Salah satu siswa berteriak "Hei,..ada gurunya!". Itu ternyata tidak banyak membantu, sebagian memang kembali ke posisi masing-masing namun beberapa terlihat sedang memaksimalkan waktu tersisa mereka untuk bersenang-senang. Si "Musisi" tetap memainkan alat musiknya, si pelukis menambahkan goresan terakhirnya dengan tergesa-gesa, dan siperayu masih menunggu jawaban sigadisnya. Pemandangan itu tetap berlanjut sampai anda duduk di kursi guru. Siswa-siswa tersebut tidak ingin membuang sisa waktu bersenang-senangnya menjadi mubazir. Untuk mengatasi masalah pendidikan pada pra pembelajaran tersebut, ada beberapa hal yang harus diketahui, apa saja? Ini dia solusinya!
Beberapa Hal Harus Diketahui untuk Mengatasi Siswa yang Tidak Mengacuhkan Kedatangan Guru Percaya atau tidak, terdapat fenomena menarik di sekolahan. Secara psikologis siswa terdapat 2 kemungkinan kenapa semua hal tadi sering terjadi. 1. Ada dua pandangan siswa terhadap institusi sekolah yaitu sekolah menyenangkan karena adanya teman-teman dan sekolah terasa menyebalkan karena harus masuk kelas. 2. Adanya perbedaan rasa antara guru dan peserta didik kedua pihak secara fisik memang selalu berkumpul dan bertemu di ruang yang disebut kelas namun sebenarnya mereka tidak berminat dan terpaksa untuk bertemu. Setelah mengetahui kedua hal di atas, maka ada beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut.
2 Cara untuk Mengatasi Siswa yang Tidak Mengacuhkan Kedatangan Guru Saat Masuk Kelas
Adapun perlakuan yang harus dilakukan oleh setiap Guru untuk mengatasi masalah umum seperti ini, diantaranya yaitu : 1. Membuat Peraturan Kelas. Salah satunya membicarakan "Apa yang harus dilakukan oleh siswa ketika Guru sudah membuka pintu!" 2. Catat Nama Siswa dan Mengajaknya berdialog di luar jam pelajaran. Perlakukan ini dikhususkan apabila siswa yang dimaksud hanya itu-itu saja (satu orang, atau beberapa siswa). Jika kedua tindakan di atas masih belum bisa membantu anda sebagai Guru, maka silahkan untuk memahami faktor terkait penyebab siswa tidak mengacuhkan kedatangan Guru dari kasus-kasus lainnya seperti :
Siswa masih berada di luar kelas padahal bel tanda masuk sudah berbunyi Siswa baru kembali dari Lab/Moving Class/Lapangan Olahraga Siswa belum siap saat guru masuk Siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang diberikan Guru.
7 Cara Mengatasi Siswa Bandel Tatang Bandros Wednesday, May 03, 2017 Sepertinya bukan sebuah hal yang janggal di setiap tingkatan sekolah pasti ada siswa bandel atau nakal. Dan untuk anda yang berprofesi sebagai guru, tentunya harus memiliki beberapa cara untuk mengatasi siswa yang dikategorikan sebagai murid atau peserta didik yang nakal tersebut. Sebelum membahas mengenai cara mengatasi siswa nakal atau bandel, kami rasa akan lebih bijaksana jika kita mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan mereka (peserta didik) menjadi susah di kontrol. Sehingga dengan mengetahui penyebab atau aspek penyebab kenakalan tersebut anda bisa memilih metode yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan siswa yang menjadi biang masalah di kelas maupun di sekolah. Setelah mendapatkan metode cara mengatasi kebandelan atau kenakalan tersebut, kami juga mengharapkan anda bisa mengatasi permasalahan yang lain, misalnya siswa yang malas belajar. Dan untuk melengkapi pustaka pengetahuan anda, kami juga mempersilahkan anda untuk menyimak penuturan mengenai cara mengatasi siswa yang tidak mengacuhkan kedatangan guru. Seorang siswa menjadi nakal biasanya disebabkan karena beberapa faktor berikut ini :
Bandel Karena Kelainan Bawaan Kenakalan pada siswa tidak selalu dikategorikan sebagai sesuatu yang negatif, karena pada hakikatnya kenakalan pada anak adalah sesuatu yang wajar selama tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Salah satu penyebab paling umum yang menyebabkan seorang siswa menjadi nakal adalah kelainan bawaan.
Misalnya anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit and Hyperctivity Disorder) terlihat lebih mendominasi ketika bersosialisasi, salah satunya di lingkungan sekolah.
Siswa yang mengidap ADHD cenderung susah dikendalikan, baik ketika berbicara maupun saat bertindak.
Spontanitas adalah suatu hal yang paling mudah ditemukan dari penderita ADHD. Mereka bisa mendapatkan ide, kemudian mengekspresikannya tanpa mengindahkan lingkungan di sekitarnya.
Nakal Disebabkan Oleh Pergaulan Yang Salah Seorang siswa maupun siswi sekolah bisa menjadi bandel jika mereka salah bergaul.
Salah satu contoh pergaulan siswa yang salah misalnya bersosialisasi dengan orang dan lingkungan yang belum sesuai dengan tingkat kematangan berpikir.
Saat ini kita bisa dengan mudah menemukan banyak siswa yang bergaul tanpa banyak pengawasan dari orang tua.
Nongkrong di mall bersama teman-teman sepulang sekolah adalah salah satu kebiasaan bergaul yang salah. Kenapa ? Sebab selain bisa meningkatkan gaya hidup yang konsumtif, bergaul di tempat seperti itu bisa mengubah pola berpikir dan bertindak dari para siswa yang rutin melakukan kegiatan seperti itu.
Selain karena keinginan pribadi, ketidaksengajaan, ajakan teman ataupun pengaruh kebiasaan keluarga. Seorang siswa yang sering nongkrong di mall bisa dikategorikan sebagai pergaulan yang salah dan beresiko menyebabkan mereka terjebak keluar dari lingkungan sekolah yang harus diutamakan.
Peran guru, orang tua dan masyarakat serta pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengendalikan fenomena sosial yang satu ini, sehingga pada akhirnya bisa membantu mengurangi kuantitas siswa nakal di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Bandel Karena Tertekan di Rumah Siswa yang bandel di sekolah sangat mungkin mengalami tekanan di rumah, sehingga mereka mengekspresikannya di sekolah.
Ekspresi kebandelan siswa yang disebabkan oleh tekanan di rumah bisa terwujud dalam berbagai bentuk. Dan ketika ekspresi tersebut merugikan kenyamanan warga sekolah yang lain, maka peran pro aktif dari guru sangat dibutuhkan supaya suasana bisa tetap kondusif.
Konsultasi antara guru dan orang tua juga sangat dibutuhkan untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kebandelan siswa yang bersangkutan.
Bandel Karena Tertekan di Sekolah Selain tertekan di rumah, seorang siswa bisa menjadi bandel atau nakal karena mereka merasa tertekan di sekolah.
Meskipun tidak semua mata pelajaran memiliki kesulitan tinggi, namun seorang guru harus memahami bahwa tidak semua siswa akan memiliki persepsi yang sama terhadap kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing mata pelajaran yang diajarkan.
Tindakan bullying di sekolah juga jika dibiarkan akan menyebabkan kebandelan lainnya. Sebab kenakalan yang disebabkan oleh tindakan "penindasan" dari siswa lainnya justru menjadi faktor paling utama yang bisa menyebar ke siswa lainnya.
Bullying akan menyebabkan efek domino yang berujung pada tingginya kenakalan siswa.
Itulah penjelasan singkat mengenai penyebab kebandelan atau kenakalan siswa.
Lalu apa saja cara yang bisa anda lakukan untuk mengatasi permasalahan yang dialami serta disebabkan oleh siswa bandel (nakal) tersebut ? Berikut ini 10 tips dari kami untuk mengatasinya :
1. Jadikan Siswa Bandel Sebagai Objek Penelitian Maksud dari poin pertama ini adalah bukan menjadikan siswa bandel sebagai "sesuatu" untuk dijadikan sebagai objek meraih keuntungan sepihak, namun menitikberatkan kepada salah satu cara untuk mendapatkan solusi yang paling tepat untuk mengetahui penyebab sekaligus mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi, yakni kebandelan siswa.
2. Memberikan Perhatian Yang Terarah dan Terukur Kepada Siswa Bandel Perhatian yang terarah dan terukur kepada siswa yang bandel diberikan sebagai shock therapy.
Dengan memberikan perhatian yang subjektif, maka seorang guru akan lebih mudah memahami apa sebenarnya faktor yang menyebabkan seorang siswa menjadi bandel.
3. Libatkan Orang Tua Sebagai pihak yang berperan ganda sebagai orang tua siswa ketika di sekolah, seorang guru memiliki tanggung jawab untuk membantu mengurangi (bahkan menghilangkan) kebandelan yang terjadi di kalangan siswa.
Namun kami memahami bahwa kenakalan yang terjadi di kalangan peserta didik tidak selalu bisa diselesaikan secara sepihak, maka dari itu guru harus bisa melibatkan orang tua untuk mengatasi kebandelan tersebut.
Dengan melibatkan orang tua, maka orang tua dari siswa bandel tersebut akan sangat menghargai dan akan membantu mengatasi permasalahan yang terjadi.
4. Optimalkan Bimbingan Guru (Bimbingan Konseling) Jika dicari titik permasalahannya, maka siswa nakal atau bandel bisa dikategorikan memiliki permasalahan psikologis yang tidak terkontrol, baik problematika bawaan maupun yang diperoleh karena faktor non genetik.
Maka dari itu seorang guru BP/BK memiliki peranan sangat penting untuk mengenali siswa nakal sekaligus menyiapkan beberapa solusi yang dianggap tepat untuk membantu siswa yang bersangkutan keluar dari zona tidak nyamannya.
Menanamkan pemahaman bahwa ruang BP adalah sebuah ruang yang positif dalam benak setiap siswa adalah tugas guru yang sebaiknya ditunaikan dengan baik. Sebab kami melihat bahwa hingga saat ini ruang BP masih di anggap sebagai "ruang penghukuman" oleh sebagian besar siswa sekolah.
5. Berikan Hukuman Yang Setimpal Kepada Siswa Bandel Hukuman yang kami maksud adalah peringatan khusus yang diberikan kepada siswa bandel yang meresahkan suasana kelas dan sekolah.
Namun sebelum memberikan hukuman, sebaiknya seorang guru jangan memberikan hukuman fisik. Akan lebih baik jika hukuman tersebut dijatuhkan dalam bentuk yang lebih manusiawi, misalnya mengajak siswa bandel berdiskusi berdua sambil membahas hal-hal yang disukai oleh peserta didik.
6. Jauhkan Siswa Dari Sumber Permasalahan Penyebab Kebandelan atau Kenakalan Siswa bandel tidak serta merta menjadi bandel, salah satunya ada yang disebabkan karena ditekan oleh pihak lain, baik yang berasal dari sekolah maupun luar sekolah.
Ketika masih duduk di bangku sekolah, kami pernah memiliki seorang teman yang sangat bandel. Kebandelannya bahkan sangat meresahkan.
Selain sering berkelahi, teman kami tersebut sering memalak (memeras) teman-teman lainnya. Dan setelah kami bertanya secara langsung, ternyata dia bertindak seperti itu dikarenakan ditekan oleh mantan kakak kelasnya.
Tekanan dari luar yang menyebabkan seorang siswa menjadi nakal/bandel sebaiknya diketahui oleh pihak sekolah. Kemudian lanjutkan dengan menjauhkan siswa bersangkutan dari penyebab masalah tersebut.
7. Perlakukan Siswa Bandel Selayaknya Anak Sendiri
Di poin ke-5, kami sudah membahas mengenai pemberian hukuman kepada siswa bandel. Namun kami juga menyarankan anda tidak menjatuhkan hukuman yang mengandung kekerasan. Kenapa?
Sebab hukuman yang diwarnai dengan kekerasan tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah.
Kami pernah menemukan siswa bandel yang berkelahi dengan guru dikarenakan dia merasa disiksa secara fisik. Itulah kenapa kami menekankan anda tidak memberikan hukuman fisik kepada siswa bandel.
Memperlakukan siswa nakal selayaknya anak sendiri lebih disarankan untuk mengatasi permasalahan.
Selain bisa meningkatkan ikatan bathin dan kekeluargaan, perlakukan lemah lembut seorang guru kepada siswa yang bandel akan menimbulkan berbagai pemikiran (pola pikir) yang positif dalam diri peserta didik.
Itulah pembahasan dari kami mengenai penyebab dan cara mengatasi siswa bandel atau nakal. Semoga artikel ini memberikan tambahan informasi, wawasan, pengalaman, ide, inspirasi dan pengetahuan untuk kita semua. Amin.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.
9 Tips Mengelola Semangat Belajar Siswa 9 Tips mengelola semangat belajar siswa – Semangat belajar seorang siswa tidak selalu berada dalam kondisi yang stabil. Kadang-kadang menurun namun di kesempatan lain semangat belajar justru akan meningkat. Sebenarnya, yang lebih mengetahui bagaimana semangat belajar tentulah siswa itu sendiri.
Maka siswa harus bisa mengelola semangat belajarnya sehingga tetap pada kondisi prima. Lalu, bagaimana mengelola semangat belajar siswa sehingga dapat menunjukkan prestasil belajar yang baik. Coba ikuti tips berikut ini sampai selesai!
1.Harapan dan cita-cita Maju mundurnya semangat belajar siswa adakalanya tergantung pada apa yang mereka harapkan hasil dari kegiatan belajar. Misalnya, ingin meraih nilai yang memuaskan pada semua mata pelajaran sehingga cita-citanya untuk menjadi juara kelas atau pun juara umum dapat tercapai. Siswa perlu menjaga agar apa harapan dan cita-citanya tersebut. Selain itu, agar tercapai apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mewujudkan harapan dan cita-cita tersebut. 2.Kesehatan tubuh Kesehatan tubuh sangat mempengaruhi semangat belajar siswa di sekolah. Tubuh sehat dan bugar menyebabkan suasana hati dan pikiran benar-benar ‘mood’ untuk belajar. Gairah untuk
mewujudkan
harapan
dan
cita-cita
menjadi
terpacu.
Untuk mengelola agar semangat belajar terpelihara siswa harus mengelolanya dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup dan sehat. Sebelum berangkat sekolah, siswa
menjadwalkan
untuk
menyempatkan
diri
sarapan
pagi.
Selain itu, tak lupa berolahraga, istirahat dan tidur yang cukup, menghindari kebiasaan bergadang.
3.Perlengkapan dan peralatan belajar Sering motivasi belajar siswa menurun untuk belajar di sekolah maupun di rumah karena perlengkapan dan peralatan belajar yang tidak memadai. Atau semua peralatan dan perlengkapan belajar tidak tertata dengan rapi. Oleh sebab itu,mengelola semangat belajar juga dapat dilakukan dengan mengelola segala perlengkapan dan peralatan belajar dengan baik dan rapi.
4.Membagi waktu dengan baik Keterampilan membagi waktu menjadi modal penting dalam mengelola semangat belajar. Mengapa demikian? Kegiatan belajar yang padat di sekolah dan pekerjaan rumah yang banyak akan menurunkan semangat belajar.
Apalagi siswa yang terbiasa menumpuk tugas atau menunda-nunda tugas rumah yang diberikan guru. Ini akan melemahkan semangat untuk belajar di rumah. Siswa perlu mengubah kebiasaan ini sehingga semangat belajar tetap terpelihara.
5.Telaten melakukan penyegaran otak Jasmani dan rohani merupakan dua unsur tubuh manusia yang tidak dapat bekerja secara terus-menerus tanpa adanya pemulihan. Kondisi jasmani perlu dipulihkan dengan istirahat yang
cukup.
Sedangkan kondisi pikiran dan otak perlu dipulihkan dengan situasi yang rileks dan santai. Melakukan
penyegaran
disela-sela
kegiatan
belajar
dengan
hal-hal
positif.
Bersosialisasi dengan lingkungan alam dan sosial di sekitarnya, mencari alternatif hiburan dengan mendengarkan musik, menonton televisi.
6.Menghindari konflik sosial Konflik sosial di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal kadang-kadang rumit untuk dihindari. Ini mempengaruhi semangat belajar siswa jika tidak dikelola dengan baik. Usahakan menghindari terjadinya konflik sosial dengan teman maupun dengan guru atau orangtua
di
rumah.
Jika tidak mungkin dihindari, tuntaskan segera konflik tersebut. Kalau perlu dalam menuntaskan konflik sosial melibatkan pihak lain. Jangan biarkan berlarut-larut supaya tidak berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.
7.Berpikiran positif Berpikiran positif terhadap sesuatu akan menimbulkan rasa optimis. Terhadap diri sendiri maupun orang lain. Begitu pula terhadap sang Pencipta Allah SWT. Memang, dalam belajar banyak
hambatan
dan
kendala
yang
ditemui.
Bahkan ini dapat menyebakan menurunnya prestasi belajar. Namun yakinlah, dengan modal pemikiran dan keyakinan yang baik, semua kendala dan hambatan itu pasti ada jalan keluarnya.
Setiap masalah belajar pasti ada solusinya. Sehingga siswa menjadi optimis dalam menghadapi setiap permasalahan belajar.
8.Beribadah dan berdoa Siswa yang taat beribadah dan selalu berdoa akan dapat mengelola semangat belajarnya dengan baik. Sebab siswa menyadari kalau belajar itu adalah kewajiban terhadap diri sendiri sedangkan
beribadah
kewajiban
terhadap
sang
Pencipta.
Oleh sebab itu siswa akan melaksanakan kewajiban belajar dan beribadah serta berdoa agar tetap bersemangat dalam belajar.
9.Hormati orangtua dan guru Restu orangtua menentukan setiap aktivitas anak. Oleh sebab itu sebagai siswa wajib menghormati orang tua. Sebelum berangkat sekolah perlu bersalaman, minta doa restu agar sukses
belajar.
Dan guru, adalah orang yang akan memberi ilmu pengetahuan kepada siswa. Maka semua guru di sekolah wajib dihormati agar siswa mendapat hidayah untuk semangat untuk belajar.
Itulah 9 tips penting bagaimana mengelola semangat siswa untuk belajar di sekolah maupun di rumah. Semoga ada manfaatnya.
5 Tips Mengatasi Siswa Yang Malas Belajar Tatang Bandros Friday, May 05, 2017 Sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab untuk mengajar di sekolah, tentunya seorang guru akan menemui rintangan ketika berhadapan dengan siswa yang malas belajar. Jika sudah begitu, sudah siapkah anda menghadapi permasalahan tersebut ? Menurut sudut pandang kami sebagai seorang manusia, permasalahan siswa yang malas belajar adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi selama kemalasan tersebut tidak mempengaruhi kehidupan siswa bersangkutan secara keseluruhan. Koq bisa ? Sebab rasa malas adalah sebuah perasaan yang sangat wajar, bisa dialami serta dimiliki oleh setiap manusia. Yang bisa membuat kemalasan menjadi negatif adalah ketika manusia tersebut menjadikan rasa malas sebagai pedoman dan tujuan hidup. Itulah yang seharusnya dihindari.
Untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik yang malas belajar, seorang guru di tuntut untuk mengklasifikan jenis kemalasan yang sedang menghinggapi para siswa maupun siswi. Untuk membantu mempermudah mengkategorikan kemalasan siswa dalam belajar tersebut, berikut ini adalah penjelasannya: A. Malas Belajar Karena Sudah Bawaan Dikarenakan sikap malas sudah terpatri dalam diri setiap manusia, maka sebelum menghakimi faktor penyebab kemalasan siswa sebaiknya seorang guru terlebih dahulu menyadari bahwa sebagai manusia tentunya peserta didik juga sangat berpotensi dihinggapi rasa malas.
Dengan menyadari hal ini, seorang guru bisa menghindari mengeluarkan statement negatif dan prasangka buruk yang justru akan menurunkan reputasinya di sekolah dikarenakan menuduh peserta didik menjadi malas karena faktor-faktor non bawaan.
Siswa yang malas belajar karena faktor bawaan bisa disebut sebagai sebuah hal yang lumrah, bisa dengan mudah diatasi serta bisa di ubah ke arah yang lebih baik jika anda sebagai guru bisa memberikan bimbingan yang komprehensif.
B. Malas Belajar Karena Faktor Eksternal Tidak semua siswa memiliki waktu yang cukup di luar sekolah. Kita pastinya bisa menemukan ada banyak siswa di luar sana yang memiliki kesibukan tertentu, misalnya seorang peserta didik yang harus berjualan sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.
Kondisi yang kami sebutkan di atas bisa menimbulkan dua jenis motivasi yang bertentangan, yakni akan membuat siswa menjadi malas belajar serta menjadi lebih semangat untuk menuntut ilmu.
Faktor psikologis dan kesadaran masing-masing peserta didik yang berada dalam kondisi seperti itu akan menentukan semangat dan tidaknya dia dalam belajar.
Dan tentunya sebagai guru, anda disarankan untuk terus memberikan beragam dukungan supaya siswa yang berada dalam kondisi demikian bisa mendapatkan lebih banyak semangat untuk terus mencari ilmu.
Sekarang kita sudah mengetahui dua klasifikasi kemalasan siswa dalam belajar. Lalu apa sajakah yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi permasalahan tersebut ?
1. Sajikan Pola Mengajar Yang Menyenangkan di Setiap Jam Pelajaran Percaya atau tidak, pola mengajar seorang guru bisa membangunkan sekaligus mengubur semangat belajar peserta didik.
Jika peserta didik terlihat malas ketika sedang mengikuti pelajaran, bangun kesadaran dalam diri anda bahwa bisa saja anda memiliki pola mengajar yang tidak menyenangkan.
Suasana mengajar yang menyenangkan adalah salah satu faktor yang bisa menjadikan para peserta didik lebih menikmati mata pelajaran, sehingga mereka (para siswa/i) akan lebih semangat mengikuti mata pelajaran dari awal hingga selesai.
Menyajikan pola mengajar yang menyenangkan pun akan membuat siswa lebih menghormati anda, sehingga kedepannya anda tidak terlalu sulit untuk menentukan cara mengatasi siswa yang tidak mengacuhkan kedatangan anda beberapa menit sebelum mengajar di kelas.
2. Ciptakan Suasana Kelas Yang Kondusif
Sebagai seorang guru, anda sudah berusaha membuat suasana belajar-mengajar yang kondusif di kelas, namun suasana kelas bisa berubah menjadi gaduh dan ribut dikarenakan ada siswa yang berbuat ulah. Untuk membantu anda mengatasi kondisi seperti itu kami sudah membahasnya dalam artikel berjudul 7 tips mengatasi siswa bandel.
Suasana kelas yang kondusif sangat menentukan nyaman dan tidaknya aktivitas belajar mengajar. Para peserta didik cenderung lebih mudah memahami materi yang sedang diajarkan jika suasana kelas benar-benar tenang dan nyaman. Dan akan menjadi lebih baik jika didukung dengan pola mengajar yang menyenangkan pula.
3. Hindari Menyindir Peserta Didik Dengan Kalimat "Sikap Malas Akan Membuatmu Gagal Meraih Sukses" Siswa yang malas belajar bukanlah calon siswa yang tidak akan meraih sukses di masa depan.
Setiap guru harus menyadari bahwa kemalasan bukanlah sebuah sifat yang permanen serta tidak menentukan kesuksesan atau kegagalan seseorang.
Melibatkan sindiran terhadap siswa yang malas belajar justru bisa menciptakan kesan buruk terhadap anda sebagai guru.
Siswa sekolah sebagai peserta didik berada di rentang usia yang belum bisa memahami secara sepenuhnya informasi yang mereka terima. Dan ketika mereka "di doktrin" dengan berbagai ironi tentang sikap malas, justru hal tersebut bisa menciptakan pemahaman baru dalam pikiran mereka. Yang mana pemahaman baru tersebut akan menciptakan pertentangan dahsyat jika tidak disikapi dengan baik.
4. Pastikan Sekolah Minim Dari Tindakan Bullying Bullying atau pelecehan yang terjadi di kalangan siswa sekolah adalah sebuah isu yang tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Kenapa? Sebab bullying akan tetap terjadi dalam berbagai bentuk, terjadi setiap saat dan memiliki komposisi akibat yang beragam pula.
Bullying tidak hanya berbentuk kekerasan, namun juga pelecehan dalam bentuk verbal (dan ini justru harus lebih diwaspadai).
Bullying terselubung dalam bentuk verbal (lisan serta tulisan) justru lebih berbahaya daripada pelecehan berbentuk fisik. Alasannya jenis pelecehan seperti ini bisa dilakukan kapan saja, dimana saja tanpa diketahui siswa lain, guru dan orang tua.
Maka dari itu kami menekankan sekali lagi bahwa jika anda sebagai guru menginginkan peserta didik tidak malas belajar, ciptakanlah suasana sekolah yang minim dari bullying, sebab bullying tidak bisa dihilangkan. Selain itu pastikan juga bahwa anda sebagai guru tidak melakukan bullying, baik secara sengaja maupun tidak di sengaja. Melihat kembali poin ke-3 yang kami sebutkan sebelumnya merupakan salah satu tindakan bahwa anda tidak melakukan pelecehan terhadap siswa didik.
5. Mengacak Posisi dan Pasangan Duduk Peserta Didik Anda mungkin akan terkejut dengan poin terakhir ini. Tapi cobalah anda mengesampingkan sejenak "kedudukan" anda sebagai seorang guru, kemudian menempatkan diri sebagai peserta didik.
Kami sendiri sudah merasakan sendiri secara langsung bahwa posisi dan pasangan duduk yang di acak dari waktu ke waktu mampu melatih kami untuk beradaptasi secara lebih baik.
Tips ke-5 ini pun mampu membantu kami lebih mengenal teman lain (terutama teman yang belum akrab), memahami karakter rekan sekelas serta bisa mendapatkan beragam ide positif yang mendorong kami memiliki semangat belajar yang lebih besar.
Bahkan ada sebuah momen yang benar-benar membakar semangat belajar kami, yakni ketika duduk sebangku dengan "sang bintang" yang diidolakan rekan-rekan lainnya.
Saat duduk sebangku dengan "tokoh favorit" tersebut, kami menjadi "ja-im", tetapi dibalik sikap jaim tersebut kami benar-benar berubah menjadi siswa yang fokus sekaligus semangat mengikuti pelajaran. Alasannya jelas, supaya bisa menarik perhatian "sang idola".
Mungkin motivasi dan semangat tersebut terkesan sepele, tapi jika dilakukan secara rutin, kemalasan tersebut akan luntur dan bertransformasi menjadi semangat belajar yang menggebugebu.
Demikianlah penjelasan dari kami mengenai 5 tips mengatasi siswa yang malas belajar. Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penyampaian informasi dalam artikel ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas atensi dan kunjungan anda, semoga artikel ini bisa menambah pundi-pundi wawasan, pengalaman dan inspirasi untuk kita semua. Sampai jumpa di kesempatan yang akan datang dengan artikel informatif lainnya.
Kiat Sukses Melatih Kedisiplinan Siswa Tanpa Memberi Hukuman Maraknya kasus kekerasan yang terjadi antara guru dan siswa membuat kita bergidik ngeri. Tujuan utamanya adalah melatih kedisplinan siswa, namun mengapa bisa terjadi hingga demikian? Mari kita ulas bersama.
Siswa yang ketakutan menerima hukuman dari guru. (Sumber: scarymommy.com)
Sekolah adalah lembaga pendidikan, bukan pengadilan yang bertugas untuk memberi hukuman bagi siswa yang bersalah. Segala hal yang dilakukan pihak sekolah harus dapat dimaknai sebagai bagian dari proses pendidikan. Hal ini termasuk saat harus memberikan hukuman untuk memberi efek jera bagi siswa. Guru yang suka memberi hukuman pada siswanya dapat berakibat buruk, salah satunya siswa jadi tidak suka. Akan tetapi, bukan berarti guru dilarang menghukum siswa. Siswa yang melakukan kesalahan memang sebaiknya diberikan sanksi agar jera. Baik bagi siswa yang bersangkutan, maupun siswa lainnya agar tidak melakukan kesalahan serupa. Hukuman harus “membebani” siswa agar timbul efek jera, namun juga harus menjadi bagian dari proses pembelajaran. Hukuman seperti apa yang boleh dan tidak boleh diberikan pada siswa? Simak ulasan berikut! Hukuman yang boleh diberikan pada siswa
Sebenarnya, apa tujuan utama dari pemberian hukuman? Umumnya, untuk meminimalisir adanya pelanggaran peraturan yang telah ditetapkan. Selain itu, hukuman ini dimaksudkan agar siswa berbuat lebih baik lagi dari sebelumnya. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan pada siswa sebaiknya bersifat mendidik. Siswa harus tetap dapat merasakan adanya manfaat bagi mereka dari hukuman yang diberikan tersebut.
Nah, akan lebih baik jika hukuman ini diubah sebutannya menjadi konsekuensi. Mengapa konsekuensi? Pada konsekuensi, siswa diposisikan sebagai subyek. Subyek akan diberikan tanggung jawab seluas mungkin, dengan konsekuensi sebagai batasannya. Beberapa contoh: 1. Terlambat hadir Biasanya, siswa diberikan hukuman seperti disetrap di depan kelas, atau bahkan cubitan atau pukulan. Nah, hukuman seperti ini mungkin bisa memberi efek jera, namun tidak mendidik. Justru siswa bisa jadi melawan, takut, kesal dengan guru, bahkan trauma. Anda tentu tidak mau hal ini terjadi pada siswa tercinta, bukan? Pertama-tama, Anda sebagai guru harus mencari tahu penyebab keterlambatan siswa. Jika terlambat hadir, sebagai konsekuensi, siswa tersebut harus belajar sendiri di perpustakaan sepanjang 2 sesi jam pelajaran. Setelahnya, tanyakan siswa apa saja yang ia pelajari hari itu. Bisa dibuat dalam bentuk rangkuman atau penjelasan secara lisan. Selain itu, bisa juga diberikan pelajaran tambahan sepulang sekolah. Berikan batas terlambat, misalnya maksimal tiga kali. Jika melewati batas, maka harus mengerjakan latihan soal dengan nilai minimal sekian. 2. Jarang hadir
Hukuman untuk siswa. (Sumber: britishcouncil.com)
Bagi siswa yang presensinya buruk, sebaiknya diberikan sanksi seperti apa? Siswa yang kehadirannya kurang dari 80%, maka konsekuensinya adalah harus membuat karya tulis ilmiah. Ketimbang meminta siswa untuk menulis satu kalimat ratusan kali, tentu cara ini akan lebih mendidik. 3. Tidak mengerjakan tugas/PR
Biasanya, hukuman yang diterapkan bagi pelanggaran ini adalah dijemur di halaman sekolah. Nah, apa yang didapat siswa dari hukuman tersebut? Tidak akan mendidik, karena hanya panas-panasan. Bagaimana jika siswa tersebut mudah sakit? Anda tentu akan diprotes oleh orang tua, bahkan pihak sekolah. Sebagai ganti, konsekuensinya adalah membuat kliping mengenai suatu topik, mengerjakan latihan soal, merangkum buku yang dibaca di perpustakaan, dan sebagainya. Dengan catatan, mereka tetap mengerjakan tugas/PR tersebut. 4. Pakaian tidak rapi
Guru menjewer siswa yang tidak tertib. (Sumber: butitis.com)
Memberi jeweran pada siswa tentu bukan cara yang baik. Jika pakaian siswa tidak rapi, mintalah siswa untuk merapikannya. Namun jika kedapatan mengulangi, konsekuensinya siswa harus merapikan pakaian di depan kelas. 5. Membuat keributan di dalam kelas Biasanya, yang membuat keributan akan diminta keluar kelas. Cara ini terkadang malah membuat siswa tidak jera. Tidak jarang, mereka malah senang berada di luar kelas karena bebas dari kegiatan belajar-mengajar. Tentu tidak akan efektif dan edukatif, kan?
Siswa dihukum di luar kelas. (Sumber: wnyc.org)
Coba minta siswa yang membuat keributan untuk duduk di kursi bapak/ibu guru. Apabila lebih dari satu siswa, maka minta mereka duduk di kursi paling depan. 6. Rambut siswa gondrong Jika pelanggaran ini terjadi, jangan langsung memotong rambut siswa saat itu juga secara asal-asalan. Sebaiknya, beritahu saja siswa untuk menggunting rambut sepulang sekolah. Kalau belum juga dilaksanakan, berkoordinasilah dengan pihak orang tua/wali. 7. Menyontek Konsekuensinya bisa berupa pengurangan nilai, kemudian mengerjakan beberapa paket latihan soal. Apabila pelanggaran dilakukan secara kolektif, bentuk konsekuensinya bisa seperti bersihbersih kelas, toilet, atau sekolah. Hukuman ini mengedukasi siswa untuk hidup tertib dan bersih, juga melatih kedisplinan. Hukuman yang tidak boleh diberikan pada siswa:
Memberi hukuman keras seperti kekerasan yang menyakiti fisik dan psikis tentu tidak boleh dilakukan. Hukuman keras yang diberikan tidak akan memberi dampak positif, baik bagi guru maupun siswa. Memukul, mencubit, menjewer, bukan hukuman, namun sudah masuk ke dalam tindak kekerasan. Begitu pula dengan caci-maki atau bahkan pemberian julukan bernada negatif, tentu akan menyakiti perasaan dan mempermalukan siswa.
Siswa menjadi murung karena hukuman keras dari guru. (Sumber: slate.com)
Cara-cara keras seperti demikian biasanya justru menimbulkan naluri 'dendam' dan berpotensi membuat siswa membuat kesalahan lain yang lebih besar.
Kesalahan apa pun yang dilakukan oleh siswa, hal pertama yang sebaiknya menjadi pilihan untuk dilakukan bukanlah hukuman. Apabila tanpa hukuman saja siswa mampu memperbaiki perilakunya, mengapa harus dihukum?
Guru memberikan konseling pada siswa. (Sumber: savepei.com)
Sebagai guru, tugas Anda adalah memberitahu apa yang salah, menasihati, serta membimbing siswa menuju perbaikan. Dengan demikian, siswa akan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Banyak juga kasus yang terjadi di mana siswa menjadi lebih baik ketika diajak bicara baik-baik dari hati ke hati. Namun, apabila tidak mempan, barulah siswa perlu ditindak dengan tegas, yaitu memberikan sanksi/hukuman. Kalaupun memang hukuman harus diterapkan, pastikan hukuman tersebut tidak boleh menghilangkan hak siswa untuk belajar. Apabila serangkaian sanksi di atas sudah diberikan namun tidak ada efek jera, maka libatkan orang tua siswa. Pemberian hukuman pun harus melalui bimbingan, dampingan, serta konsultasi. Hal ini dilakukan agar dapat dicari penyebab atau akar masalah mengapa siswa melakukan pelanggaran.
Guru berdiskusi dengan orang tua siswa. (Sumber: huffpost.com)
Nah, sebagai penutup, sebaiknya dibuat juga surat pernyataan yang ditandatangani oleh orang tua/wali siswa. Isi surat tersebut adalah kesepakatan untuk menaati peraturan dan sanksi yang dikenakan jika melakukan pelanggaran. Surat ini akan menjadi pegangan/acuan bagi guru, sekolah, siswa, maupun orang tua. Agar berjalan dengan maksimal, Anda harus mendukung dengan mengoptimalkan peran sebagai guru. Jadilah guru yang dicintai siswa dengan menjaga hubungan, tidak ada gap, menghargai siswa, dan sebagainya. Jika siswa senang pada Anda, niscaya mereka akan lebih taat dan disiplin. (TN)
Cara Mengatasi Siswa Bolos Belajar Cara mengatasi siswa bolos belajar – Bolos belajar sudah menjadi fenomena umum di sekolah. Siswa meninggalkan kelas saat jam pelajaran masih berlangsung. Minta izin kepada guru namun tidak kembali sampai jam pelajaran berakhir.
Pasti ada yang tidak beres. Padahal siswa tahu, kalau bolos belajar itu merugikan. Siswa akan ketinggalan materi pelajaran. Bahkan, tawuran antar pelajar sering terjadi pada jam sekolah. Buktinya, mereka masih mengenakan seragam sekolah.
Mengapa siswa bolos belajar? Banyak sekali faktor penyebabnya. Di antaranya kemalasan atau kebosanan belajar, pembelajaran yang kurang menarik, hubungan komunikasi sosial yang terganggu antara guru dan siswa, pengelolaan kelas yang buruk, dll.
Untuk mengantisipasi siswa bolos belajar, ada beberapa alternatif upaya yang perlu dilakukan oleh guru: 1.Sajikan materi pelajaran secara menarik dan menyenangkan. Ini akan mampu mereduksi kebiasaan siswa untuk sering minta izin dengan berbagai alasan.
2.Ciptakan suasana komunikasi harmonis dengan siswa. Komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa akan membuat siswa merasa betah berada di kelas.
3.Kuasai seisi ruangan kelas dengan cermat. Ini mencegah siswa yang meninggalkan kelas diam-diam tanpa sepengetahuan guru. Misalnya saat guru menulis di papan tulis. Oleh sebab itu posisi berdiri saat menulis di papan tulis tidak membelakang penuh kepada siswa.
4.Atur siswa yang minta izin meninggalkan kelas. Jangan bolehkan siswa minta izin lebih dari satu orang secara bersamaan. Melainkan izinkan secara bergantian satu persatu siswa. Ada semacam budaya antri untuk minta izin meninggalkan kelas.
5.Jika memungkinkan, siswa yang minta izin supaya menuliskan nama dan lamanya waktu meninggalkan kelas. Hal ini ditulis di pojok kanan papan tulis. Jika ada siswa lain yang ingin minta izin, dapat membaca siapa yang sedang minta izin. Cara seperti ini membantu guru untuk memantau siswa yang sedang meninggalkan kelas atau siswa yang bolos.
6 Cara Mengatasi Siswa Sering Bolos Sekolah Magina Two Tuesday, May 02, 2017 Membolos merupakan sebuah permasalahan klise yang sering terjadi hampir di setiap sekolah. Berbagai penanganan tentunya sudah diupayakan tetapi hasilnya terkadang seperti mengurai Benang Kusut, tidak mudah justru bisa jadi tambah menjelimet. Ketika anda memiliki idealisme untuk membuat peraturan kelas menjadi sangat ketat tetapi kesiswaan Anda sangat lemah dan tidak bergairah, hal itu pun akan mempengaruhi pola pikir siswa. Nah, Bagaimana sikap anda mengenai peserta didik yang bolos sekolah apalagi pas waktu anda mengajar?
Beberapa Hal Perlu Guru Ketahui Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi kenapa siswa sampai bolos sekolah. Seorang guru harus peka dalam mencermati hal tersebut. Berikut ini beberapa alasan kenapa siswa samapi sering bolos.
Susah bangun lebih awal Keluarga siswa kesiangan semua Orang tua mengizinkan untuk membolos karena beberapa hal seperti, anak sakit / ada kepentingan keluarga Faktor cuaca ekstrim yang tidak bisa dihindari, misalnya hujan deras disertai badai, Menganggap pelajaran hari itu tidak penting Bosan dengan pelajaran-pelajaran pada hari tersebut 100% faktor malas belajar
Dari rumah berangkat ke sekolah, tetapi malah bermain di tempat nongkrong bersama temantemannya..
6 Cara Mengatasi Siswa Sering Bolos Sekolah Sebelum lanjut, mungkin informasi mengenai 7 Cara Mengatasi Siswa Bandel bisa menambah wawasan Guru dalam memahami sifat-sifat buruk siswanya sebagai tambahan tolak ukur penyelesaian masalah.
Sebenarnya untuk semua ini bukan hanya menjadi masalah guru tetapi orang tua pun ikut berperan penting. Namun untuk mengatasi semua itu anda bisa mencoba beberapa tindakan.
Apa saja yang harus dilakukan oleh guru untuk mengatasi siswa sering bolos? Setelah mengetahui alasan-alasan seperti yang telah disampaikan di atas, maka kami menyarankan supaya Guru melakukan 6 tindakan seperti :
Jika membolosnya sekali coba, mintalah peserta didik yang bersangkutan untuk mengklarifikasi atau Menjelaskan alasan kenapa ia tidak masuk Jika membolosnya 2 kali, coba minta siswa membuat surat pernyataan Jika membolosnya tiga kali, panggil kedua orang tuanya Jika kedua orang tuanya tidak memenuhi panggilan anda, mintalah bantuan Guru bimbingan dan konseling untuk melakukan kunjungan ke rumah Jika kedua orang tuanya tetap tidak memperdulikan bicarakan masalah ini dengan kepala sekolah anda
Setelah membaca 6 Cara Mengatasi Siswa Sering Bolos Sekolah diharapkan anda sebagai Guru bisa jadi lebih dapat mempersiapkan apabila ada masalah serupa dialami bahkan yang memang sedang teralami saat ini di sekolah. Semoga membantu! 4 Cara Mengatasi Siswa Bertengkar Saat Pelajaran Magina Two Monday, May 29, 2017 Pada kesempatan ini akan diberitahukan kepada Guru tentang 4 Cara Mengatasi Siswa Bertengkar / Berkelahi Saat Pelajaran berlangsung, karena menurut kami kejadian tersebut biasa terjadi di kelas saat Guru sedang mengajar. Mungkin pada awalnya pembelajaran Anda berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi, tiba-tiba anda mendengar sebuah bangku ditendang dengan keras. Ternyata suara tersebut berasal dari dua orang siswa yang sedang saling pukul. Tubuh mereka saling berdekatan, sedangkan kaki dan tangan mereka saling tendang serta memukul satu sama lain.
Siswa Bertengkar Saat Pelajaran
Tentunya dengan kejadian itu kursi dan meja di kelas bisa menjadi sangat berantakan. Siswa lain pun ikut berteriak, ada juga yang menonton, dua tiga orang mencoba melerai, namun gagal.
2 Aspek yang Harus Guru Ketahui Mengenai Individu Siswa Pertengkaran Siswa ini bisa terjadi karena apa pun. Bahkan, masalah yang sepele saja bisa menjadi permasalahan besar dan serius. Contoh Kasus: Si Benu memanggil Doni dengan sebutan "Donat".
Itupun sangat berpotensi untuk mengubah kelas menjadi ring tinju bagi mereka berdua. Jika kita certami, masa perkembangan remaja biasanya ditandai dengan "Darah Muda" yang meluapluap. Berdasarkan sumber salah satu buku Mohammad Asrori menyebutkan gejala perkembangan berbagai aspek dalam diri individu siswa sebagai berikut. 1. Aspek jasmani atau Fisik a. Pertumbuhan payudara pada wanita b. Lekum pada remaja pria c. Kulit yang semakin halus pada wanita d. Oto yang semakin kuat dan kekar pada pria 2. Aspek emosi a. Ketidakstabilan Emosi pada anak remaja b. Mudah menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja, seperti menagis, marah dan tertawa terbahak-bahak c.semakin mampu mengendalikan diri
Inilah 4 Cara Mengatasi Siswa Bertengkar Saat Pelajaran Akhirnya kita sudah sampai pada pembahasan inti, yaitu bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang Guru saat mengalami kejadian seperti pada kasus yang kita bahas ini? Silahkan ikuti empat tindakan berikut ! 1. Segera Memisahkan keduanya. Apabila anda tidak mampu, misalnya karena anda Guru perempuan, mintalah siswa laki-laki untuk melerainya atau mintalah bantuan guru laki-laki yang ada di kelas sebelah. 2. Hentikan pelajaran. Mintalah keduanya berada di depan. Buatlah salah satu dari mereka menerangkan permasalahan kemudian diikuti yanglainnya. Jangan biarkan ada yang memotong pembicaraan ketika salah satu darimereka sedang berusaha menjelaskan 3. Temukan permasalahannya. Dengan cara ini diharapkan siswa dapat menemukan titik permasalahannya dan melatih mereka melihat dari sudut pandang orang lain. 4. Buat mereka baik kembali. Ini sangat penting karena inti dari proses pembelajaran ini adalah membuat keduanya kembali membaik (Rujuk / Berdamai). Sebagai tambahan informasi,kami persilahkan membaca untuk 7 Cara Mengatasi Siswa Bandel Dengan adanya 4 Cara Mengatasi Siswa Bertengkar Saat Pelajaran di atas tersebut kami berharap anda sebagai Guru tidak lagi kebingungan saat menghadapi masalah serupa. Perlu ditekankan, jangan sampai setelah terjadi perkelahian antar peserta didik, anda tidak membantu menuntaskan masalahnya sampai ke proses perdaiamain. Mengatasi Siswa Yang Pacaran di Kelas Tatang Bandros Tuesday, May 09, 2017
Pacaran di kalangan peserta didik (terutama yang duduk di jenjang SMP dan SMA) bisa dikatakan sebagai sebuah hal yang lumrah saat ini. Pihak sekolah diharapkan bisa mengatasi permasalahan ini, terutama yang berpacaran di kelas. Siswa yang pacaran di kelas tentunya akan "mengundang" beragam reaksi dari teman-temannya. Dan sebagai guru, anda harus tetap bisa mencegah hal-hal yang tidak diharapkan dari kondisi seperti ini, salah satunya dengan mempersiapkan sebuah/beberapa cara yang tepat untuk mengatasinya.
Ilustrasi Siswa Pacaran di Kelas Kenapa siswa yang berpacaran di kelas harus diatasi serta dicari solusinya? Sebab selain bukan sebuah hal yang pantas dilakukan oleh pelajar, pacaran di kelas juga bisa diartikan sebagai sebuah kondisi yang bisa menyebabkan permasalahan lainnya, misalnya membuat para siswa menjadi malas sehingga pada akhirnya akan menjadikan siswa/siswi tersebut sering bolos sekolah serta tidak akan mengabaikan kehadiran guru. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengatasi siswa yang pacaran di kelas :
1. Berlakukan Larangan dan Sanksi Terhadap Siswa Yang Pacaran di Kelas
Untuk menjaga suasana belajar-mengajar yang kondusif di kelas karena pengaruh siswa yang pacaran, maka pihak sekolah disarankan untuk memberlakukan larangan dan sanksi terhadap peserta didik sehingga mereka akan berpikir beberapa kali sebelum melakukan pelanggaran terhadap larangan tersebut.
Pemberlakukan sanksi dan larangan itu ditujukan tidak hanya kepada mereka yang sedang berparan, namun kepada seluruh peserta didik yang ada di sekolah. Tujuannya sudah jelas, yakni supaya bisa "mengerem" niat dan keinginan yang terkontrol yang sangat mungkin terjadi di kelas.
2. Berikan Perhatian Lebih Kepada Siswa Yang Pacaran di Kelas Peran pro aktif guru sebagai tenaga pengajar salah satunya adalah memberikan perhatian berlebih kepada siswa yang melakukan beberapa penyimpangan, baik itu penyimpangan kecil maupun besar.
Dengan adanya perhatian tersebut, maka siswa (yang berpacaran di kelas) relatif akan bisa mengendalikan diri, sehingga suasana di kelas akan terjaga kondusifitasnya.
3. Tanamkan Rasa Malu Dalam Diri Seluruh Peserta Didik Untuk mengatasi peserta didik yang berpacaran dan menimbulkan masalah di kelas, seorang guru bisa mencoba meminimalisirnya dengan memberikan contoh untuk meningkatkan rasa malu dalam diri setiap siswa.
Tindakan seperti ini diharapkan akan mampu meningkatkan kesadaran diri dan perasaan malu, sehingga para siswa (terutama yang sering bermesraan di kelas) bisa memahami bahwa tindakan mereka akan merugikan teman-temannya yang lain.
4. Libatkan Orang Tua Untuk membantu memperkuat usaha yang anda lakukan, kami menyarankan anda untuk melibatkan orang tua siswa dalam menangani permasalahan siswa yang berpacaran di kelas. Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya mengenai cara mengatasi siswa bandel, tindakan siswa
yang berpacaran di kelas bisa jadi merupakan salah satu bentuk kenakalan yang harus dikendalikan dan di antisipasi. Maka dari itu akan sangat bijaksana jika pihak sekolah tetap mengikutsertakan orang tua supaya bisa tetap memainkan peran positif demi tercapainya kesuksesan anak mereka di masa depan. Itulah pembahasan dari kami mengenai cara mengatasi siswa yang pacaran di kelas. Informasi dalam artikel ini masih akan diperjelas di kesempatan berikutnya mengingat poin-poin yang sudah dijelaskan di atas baru sebagian kecil dan belum cukup untuk membantu anda untuk memahaminya. Oleh karena itu jangan lupa untuk terus mengunjungi blog kami di sela-sela waktu luang anda.