Bast Practice Artikel Dakhelan Suwito.docx

  • Uploaded by: bagus nursiam
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bast Practice Artikel Dakhelan Suwito.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,253
  • Pages: 10
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SISWA SDN KREMBANGAN UTARA II/57 DENGAN MENGOPTIMALKAN SARANA SUDUT BACA DI SEKOLAH ARTIKEL BEST PRACTICE

DI SUSUN OLEH: DAKHELAN SUWITO.M.Pd

SEKOLAH DASAR NEGERI KREMBANGAN UTARA II/57

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA 2018

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SISWA SDN KREMBANGAN UTARA II/57 DENGAN MENGOPTIMALKAN SARANA SUDUT BACA DI SEKOLAH Dakhelan Suwito SDN Krembangan Utara II/57 Surabaya Abstrak Salah satu faktor yang menyebabkan minimnya literasi anak didik di sekolah adalah kurangnya minat siswa dan siswi berkunjung ke ruang baca atau sudut baca.Rata-rata siswa dan siswi yang berkunjung ke sudut baca atau ruang baca karena adanya keperluan menyelesaikan tugas dari guru, setelah tugas selesai mereka keluar dari ruang sudut baca dan lebih memilih bermain bersama teman mereka, selain itu kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya membaca baik di sekolah maupun di rumah hal ini mengakibatkan minat baca siswa kurang. Kurangnya kesadaran siswa untuk membaca baik disekolah maupun di rumah mengakibatkan Rendahnya minat baca kunjungan siswa ke ruang sudut baca sekolah mengakibatkan minimnya pengetahuan siswa akan informasi dan menghambat berkembangnya kemampuan mereka dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurangnya peran guru untuk mengajak siswa berkunjung ke sudut baca untuk membaca, mencari buku yang bisa dijadikan ajuan dalam proses pembelajaran dan sebagai referensi dalam menyelesaikan tugas sekolah mengakibatkan kurangnya minat siswa dan siswi untuk membaca. Ini menimbulkan kurangnya literasi siswa dan siswi di sekolah rendah. Untuk mengatasi rendahnya minat baca siswa dan siswi di sekolah maka kepala sekolah melakukan inovasi dengan memberikan pengarahan kepada guru di sekolah untuk memanfaatkan sudut baca sekolah dengan mengajak siswa dan siswi berkunjung ke sudut baca untuk membaca dan mencari informasi dalam menumbuhkan literasi siswa diharapkan dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan siswa.

Pendahuluan Peran kepala sekolah dalam memanfaatkan sudut baca sekolah sebagai sarana ruang penunjang siswa dan siswi untuk membaca dan mencari informasi baik pengetahuan mengenai pembelajaran dan pengetahuan umum memiliki peran yang strategis

dalam peningkatan kualitas

pendidikan

terutama dalam

menumbuhkan minat literasi siswa-siswi di sekolah. Apalagi kepala sekolah merupakan panutan bagi guru dan siswa-siswi di lingkungan sekolah. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah ingin menumbuhkan minat literasi siswa-siswi di sekolah. Hal ini dilakukan karena rendahnya literasi siswa-siswi dan kurangnya kemampuan siswa-siswi dalam memahami pelajaran di sekolah karena kurangnya pengetahuan mereka.Yang dilakukan kepala sekolah dalam menumbuhkan literasi siswa di sekolah dengan cara mengajak siswa-siswi berkunjung ke ruang sudut baca lalu membaca, mencari referensi buku bacaan untuk menambah pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan minat baca siswa siswi di sekolah karena dengan membaca buku maka kemampuan literasi siswa-siswi akan meningkat. Budaya literasi di sekolah belum menjadi kebutuhan bagi sebagian siswa, padahal

dengan

kegiatan

literasi

dapat

memudahkan

siswa

dalam

membaca.Sulzby dalam Fatin (2015:47) menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis yang bisa diartikan melek huruf. Literasi menurut Kemendikbud (2016:2) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,melihat,menyimak,menulis, dan berbicara. Pendapat mengenai literasi dijelaskan oleh Kem dalam Widyaningrum (2006:128) mendefinisikan istilah literasi yaitu penggunaan praktik-praktik situasional dan historis serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks.Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan tentang jenis jenis teks yang digunakan, dan pengetahuan kultural. Salah satu faktor yang menyebabkan minimnya literasi siswa-siswi di sekolah karena siswa-siswi yang berkunjung ke sudut baca untuk membaca buku masih sedikit. Rata rata siswa yang membaca buku di sudut baca sekolah karena

adanya keperluan untuk menyelesaikan tugas dari guru, kebanyakan setelah tugas selesai mereka keluar dari ruang sudut baca dan lebih memilih bermain dan bercanda bersama teman sebaya-nya di sekolah. Padahal membaca itu penting sekali untuk menambah wawasan siswa dan bekal buat masa depan mereka. Dengan rendahnya kunjungan baca siswa-siswi ke ruang sudut baca sekolah akan mengakibatkan minimnya literasi dan pengetahuan siswa akan informasi, hal ini menghambat berkembangnya kemampuan mereka dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurangnya peran guru untuk mengajak siswa-siswi berkunjung ke sudut baca untuk membaca, mencari buku yang bisa dijadikan acuan dalam menyelesaikan tugas sekolah mengakibatkan kurangnya minat siswa untuk membaca. Selain itu peran guru dalam memberikan tugas membaca di sudut baca sekolah dirasa kurang maksimal, sehingga siswa-siswi membaca di sudut baca apabila ada tugas dari guru, apabila tidak ada tugas tidak akan berkunjung ke ruang baca sekolah. Untuk meningkatkan literasi hal yang dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah adalah menggerakkan guru untuk menciptakan budaya baca dengan cara memberikan arahan kepada siswa-siswi untuk memanfaatkan sudut baca di sekolah. Dengan menggerakkan guru dalam menggalakkan budaya baca kepada siswa-siswi di sekolah dengan memanfaatkan sudut baca di sekolah diharapkan siswa siswi gemar membaca tanpa harus di perintah oleh guru maupun orang tua mereka, dengan memanfaatkan sudut baca untuk membaca dan mencari informasi mengenai mata pelajaran ataupun mengenai pengetahuan umum. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memikirkan solusi untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi siswa-siswi di sekolah. Hal yang dilakukan kepala sekolah yaitu dengan memberikan arahan kepada guru agar siswa-siswi diajak untuk membaca di ruang baca sekolah saat jam pembelajaran dan jam istirahat. Sudut baca digunakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa yang dilengkapi dengan beberapa koleksi buku bacaan.Kemendikbud (2016:13) menjelaskan tujuan sudut baca yaitu untuk mengenalkan kepada siswa beragam sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan dimanfaatkan

pengalaman secara

membaca

optimal

untuk

yang

menyenangkan.

mendukung

Sudut

keberhasilan

baca proses

pembelajaran.Morrow

(2014:13)

menjelaskan

tujuan

sudut

baca

ialah

memudahkan siswa mencari informasi, menumbuhkan minat membaca. Adanya sudut baca di sekolah dimanfaatkan sebagai sarana meningkatkan kemampuan literasi siswa-siswi di sekolah. Karena dengan adanya koleksi buku buku di ruang sudut baca yang beragam baik buku pelajaran maupun buku non pelajaran seperti novel rakyat mampu menarik minat siswa-siswi untuk berkunjung ke sudut baca untuk membaca pada jam istirahat serta ketika guru mengajak siswa-siswi berkunjung ke sudut baca untuk mencari bahan penunjang dalam proses pembelajaran di sekolah. Sehingga dengan memanfaatkan sudut baca di sekolah dapat meningkatkan literasi siswa-siswi di SDN Krembangan Utara II/57.

Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Pada kondisi awal, Minat atau kemauan membaca peserta didik masih rendah, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran peserta didik untuk membaca. Akibatnya literasi peserta didik kurang, karena peserta didik lebih memilih bermain bersama dari pada membaca buku pelajaran maupun buku pengetahuan umum di sekolah. Bermain lebih asyik dari pada membaca buku pelajaran maupun novel yang memuat unsur pendidikan. Saat di sekolah siswa-siswi hanya membaca buku apabila ada tugas dari guru. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku sekolah terjadi karena peran guru kurang maksimal dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru kurang menekankan kepada siswa bahwa buku merupakan jendela dunia, dengan membaca buku akan menambah pengetahuan mengenai pelajaran di sekolah sehingga wawasan mereka bertambah luas. Selain itu guru juga kurang memberikan tugas membaca ke siswa sehingga siswa malas membaca karena tidak adanya tugas membaca dari guru maka mereka tidak perlu membaca. Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi, peneliti termotivasi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dengan mengoptimalkan sarana sudut baca di sekolah. Pada penelitian ini, peneliti memberikan pengarahan kepada guru untuk mengajak siswa gemar membaca. Hal ini dilakukan peneliti karena peran guru

dirasa kurang untuk mengajak siswa gemar membaca di sekolah, guru lebih fokus pada materi pelajaran di kelas saja. Selain itu kurangnya peran guru dalam meningkatkan kesadaran siswa untuk membaca menyebabkan rendahnya literasi siswa-siswi yang mengakibatkan kurang luasnya pengetahuan siswa-siswi di SDN Krembangan Utara II/57 Surabaya. Kurangnya minat baca siswa-siswi di sekolah karena tidak adanya perintah guru untuk membaca buku baik disekolah maupun dirumah, siswa-siswi membaca pada waktu ada perintah atau tugas dari guru, sedangkan apabila tidak ada tugas mereka lebih suka bermain bersama teman mereka baik di sekolah maupun di rumah. Penyebab lainnya karena tidak adanya keinginan yang kuat dari dalam diri siswa untuk membaca. Ini tentu akan mengakibatkan siswa kurang memiliki literasi. Dari permasalahan tersebut peneliti memberikan pengarahan kepada guru untuk berperan penting mengajak siswa-siswi memanfaatkan sudut baca untuk membaca, diskusi kelompok ataupun mencari referensi tugas sekolah. Peneliti berperan penting dalam membimbing dan meningkatkan kemampuan literasi anak didik dengan mengajak supaya gemar membaca di sudut baca sekolah. Karena dengan cara seperti itulah dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Selain itu kepala sekolah mengajak siswa-siswi untuk lebih gemar membaca dengan mengajak berkunjung ke sudut baca sekolah untuk membaca buku pembelajaran maupun cerita rakyat Adapun Kendala-kendala dalam meningkatkan kemampuan literasi peserta didik adalah koleksi buku yang kurang menarik, hal ini membuat siswa yang berkunjung membaca ke ruang sudut baca sekolah merasa bosan membaca buku yang sama. Sehingga Kurangnya minat baca siswa di sekolah yang mengakibatkan rendahnya nilai bahasa Indonesia, hal ini karena minimnya minat baca siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai materi pembelajaran bahasa Indonesia kurang dan akhirnya membuat nilai bahasa Indonesia menurun, hal ini apabila tidak diatasi maka siswa tersebut tidak akan bisa berkembang kemampuan literasinya dan akan berdampak kepada kemampuan ketuntasan belajar siswa di sekolah. Untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa peneliti mendorong pemanfaatan sarana sudut baca untuk siswa agar gemar membaca, mencari

referensi buku saat mengerjakan tugas sekolah dengan begitu siswa akan mendapatkan pengetahuan yang luas dan bisa memahami apa yang telah diajarkan guru-guru sehingga kemampuan literasi siswa-siswi meningkat.

Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Upaya yang dilakukan Kepala sekolah dalam mengoptimalkan sudut baca sekolah agar bisa meningkatkan literasi siswa di sekolah dengan beberapa indikator sebagai berikut: 1. Kepala sekolah dan Guru mengajak siswa siswi membaca buku di sudut baca sekolah adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan minat baca dengan tujuan akan menumbuhkan pengetahuan siswa mengenai pelajaran sekolah maupun pengetahuan umum. Selain itu kepala sekolah mendorong guru membuat kembali program membaca bagi siswa-siswi di sekolah dengan memanfaatkan sudut baca sekolah yang sekian lama tidak dijalankan, dengan tujuan siswa tertarik untuk gemar membaca buku buku yang tersedia di sudut baca sekolah. 2. Guru menata rapi buku buku pelajaran, cerpen maupun novel di sudut baca sekolah untuk menarik minat baca siswa-siswi, agar kemauan literasi siswasiswi untuk membaca meningkat. 3. Kepala sekolah memberikan arahan kepada Guru untuk mengajak siswa diskusi kelompok yang sesuai dengan tema pembelajaran dengan mengoptimalkan sarana sudut baca sekolah. 4. Sudut baca sekolah dimanfaatkan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dengan cara mengajak siswa-siswi berkunjung membaca buku di sudut baca. 5. Kepala sekolah memberikan pengarahan kepada Guru untuk mengajarkan kepada siswa gemar membaca dengan berkunjung ke ruang sudut baca sekolah sebagai tempat mengisi waktu istirahat siswa siswi sambil membaca buku buku pelajaran maupun cerita novel, cerpen, sehingga bisa menambah pengetahuan siswa-siswi di sekolah. 6. Kepala sekolah dan Guru membangun minat siswa agar gemar membaca di sudut baca sekolah.

Namun pada tahap awal ditemukan beberapa kendala diantaranya: 1. Sebagian besar siswa-siswi kurang tertarik berkunjung ke sudut baca untuk membaca buku buku di sudut baca sekolah, sehingga minat baca siswa pada saat guru memberikan arahan untuk membaca di sudut baca sangat rendah. 2. Masih ada siswa yang lebih suka bermain bersama teman sebayanya dari pada diajak membaca di ruang sudut membaca. 3. Masih ada siswa yang kemampuan literasinya rendah sehingga perlu terus menerus

dilakukan

bimbingan

untuk

gemar

membaca

dengan

memanfaatkan sarana sudut baca di sekolah. Dengan demikian maka tindakan perbaikan dijabarkan sebagai berikut: 1. Peneliti akan lebih mengarahkan guru untuk membimbing siswa dengan metode yang lebih interaktif dengan memanfaatkan sudut baca dalam proses peningkatan literasi membaca di sekolah. 2. Peneliti akan memberikan bimbingan dan pendampingan siswa-siswi dalam memanfaatkan sarana sudut baca sekolah untuk menarik minat gemar membaca siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. 3. Peneliti memberikan motivasi siswa supaya gemar membaca, karena dengan gemar membaca maka wawasan ilmu pengetahuan akan semakin bertambah. Pada langkah selanjutnya minat membaca siswa-siswi meningkat dengan adanya pemanfaatan sudut baca di sekolah. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sudut baca di sekolah dapat membuat siswa-siswi disekolah gemar membaca sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa-siswi SDN Krembangan Utara II/57. Kekurangan yang ditemukan pada tahap I telah dapat diatasi pada tahap II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan minat baca siswa untuk membaca buku di sudut baca sekolah, mencari referensi buku untuk mengerjakan tugas sekolah dan mengisi waktu saat istirahat. Dalam kegiatan pada siklus II, didapatkan hasil refleksi sebagai berikut: 1. Mampu meningkatkan minat baca siswa untuk membaca buku di sudut baca sekolah sehingga mampu meningkatkan kemampuan literasi siswa.

2. Meningkatkan motivasi siswa untuk rajin membaca buku dengan memanfaatkan sudut baca di sekolah yang memiliki koleksi buku beragam mulai buku pelajaran sampai dengan novel cerita rakyat. 3. Siswa mampu menjadi pelopor dalam menggerakkan temanya sebaya di sekolah untuk gemar membaca di sudut baca sekolah. 4. Siswa mampu membudayakan membaca di kalangan teman sebayanya dengan

memanfaatkan

sudut

baca

di

sekolah

sehingga

mampu

menumbuhkan minat baca siswa yang lain di sekolah sehingga mampu meningkatkan melek baca di sekolah. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan tahap II, ternyata bisa menumbuhkan minat dan budaya membaca siswa, sehingga mampu meningkatkan literasi siswa, sehingga peneliti memutuskan untuk mengakhiri perbaikan pembelajaran karena hasil yang dicapai sangat optimal.

Penutup Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukan simpulan best practice ini sebagai berikut: 1. Dengan mengajak siswa berkunjung ke ruang sudut baca untuk membaca buku pelajaran maupu novel, cerpen, mencari

bahan bacaan untuk

menyelesaikan tugas sekolah, serta guru dan kepala sekolah memberikan contoh kepada siswa dalam memanfaatkan sudut baca untuk mengisi waktu luang sehingga wawasan dan kemampuan literasi siswa akan bertambah luas 2. Mengoptimalkan sarana sudut baca sekolah yang dimanfaatkan untuk membaca buku, mencari buku bacaan siswa, mencari referensi dalam mengerjakan tugas sekolah bisa membantu proses pembelajaran guru di kelas dan meningkatkan literasi siswa menjadi lebih baik dari pada kondisi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA Fatin, I, (2015).Optimalisasi Literasi membaca pada mahasiswa Nonbahasa dengan metode Pagitukul (Pasangan-Berbagi-Waktu-Pukul). Jurnal Pena Indonesia. Vol 2 (1), hal 47. Kemendikbud, 2016. Panduan Pemanfaatan dan Pengembangan Sudut Baca Kelas dan Area Baca untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kern, R. (2000). Literacy and Language Teaching. Oxford: Oxford UniversityPress. Morrow, L. M. (2014). Relationships Between Literature Programs, Library Corner Designs, and Children‟s Use of Literature. Journal of Educational Research. Vol 75(6), hal 339-344

Related Documents


More Documents from ""