Kurangnya Minat Siswa Untuk Mengikuti Ekstrakulikuler Pramuka Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh pelajar untuk mengisi waktu luangnya. Kegiatan ini dilakukan sore hari disekolah – sekolah yang tidak menelan banyak biaya serta mempunyai manfaat baik secara individual maupun sosial. Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang dipelajari secara tekun dan bukan pula merupakan suatu kesimpulan dari ajaran atau naskah buku, tetapi kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, dan praktis. Pramuka dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya membentuk watak. Kegiatan di kepramukaan banyak macamnya baik yang didalam ruangan maupun luar ruangan. Namun diantara kegiatan tersebut yang banyak disukai oleh berbagai kalangan dan bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri pelakunya adalah berkemah. Berkemah yaitu kegiatan bermalam disuatu tempat dengan menggunakan tenda sebagai rumahnya. Di situlah peribadi –pribadi mandiri akan terbentuk dari seorang pramuka. Didalam perkemahan terdapat banyak sekali kegiatan baik yang menyenangkan, menantang maupun yang menarik. Seseorang yang biasanya di rumah tinggal perintah kepada pembantu untuk melakukan sesuatu, tetapi di perkemahan tidak akan ada seperti itu lagi. Hal ini dikarenakan semua kegiatan dikerjakan sendiri atau bersama kelompoknya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi. Kegiatankegiatan dalam dunia perkemahan inilah yang nantinya dapat membentuk jiwa yang berkepribadian mantap, berani dan tegas. Bahkan yang tak kalah pentingnya adalah menumbuhkan kemandirian pada diri seseorang, sehingga pada akhirnya terciptalah generasi yang tidak cengeng, tangguh, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Generasi ideal yang merupakan harapan bangsa, penerus cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini. Dengan demikian dari kegiatan berkemah secara tidak langsung dapat menumbuhkan semangat dan jiwa kemandiran pada diri pelajar mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pramuka dapat dikatakan sebagai pelengkap pendidikan sekolah dan keluarga serta pengisi kebutuhan rohani peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua jenis lembaga pendidikan tersebut. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan,bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan melalui penjelajahan, penelitian, penemuan dan keinginan untuk tahu. Pendidikan merupakan kajian yang selalu aktual untuk diperbincangkan dari masa kemasa oleh berbagai lapisan. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di masa mendatang. Sasaran pendidikan dalam arti luas adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia mandiri, bertanggung jawab dan berpegang tangguh pada nilai dan norma masyarakat. Berbicara tentang pendidikan terdapat 4 sendi yang merupakan unsur dominan. Adapun 4 unsur tersebut yaitu : a. Learning To Know (belajar mengetahui) Agar seseorang memiliki pengetahuan umum yang luas dan dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal juga mencakup bekerja untuk belajar sehingga nantinya dapat memanfaatkan peluang sepanjang hidup. b. Learning To Do ( belajar berbuat) Dalam belajar seseorang tidak hanya memperoleh kecakapan atau ketrampilan kerja melainkan untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas termasuk hubungan pribadi dengan kelompok.
c.
Learning To Life Togehter ( belajar hidup bermasyarakat) Dalam usahanya menumbuhkan pemahaman orang lain menghargai saling ketergantungan ketrampilan dalam kerja kelompok dan menyelesaikan pertentangan di perlukan saling pengertian, kerukunan dan keadilan. d. Learning To Be ( Belajar menjadi seseorang ) Belajar dimaksudkan agar dapat mengembangkan watak yang dapat bertindak dengan kemandirian berpendapat dan bertanggung jawab pribadi yang makin besar. Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu Metoda ketentuan khusus yang kita sebut Metoda Kepramukaan. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. PDK (Prinsip Dasar Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan ) harus dilaksanakan secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan. Pramuka adalah suatu wadah atau organisasi yang dibentuk untuk meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam mengembangkan diri sehingga dapat membentuk siswa kreatif dan inovatif. Selain itu dalam usaha menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah di tumbuhkan melalui hati nurani dan keinginan dari hati dari peserta didik itu sendiri. Penumbuhan minat tersebut biasanya tumbuh melalui suatu hal yang dianggapnya menarik. Oleh karena itu, sebisa mungkin Pembina dan pengurus pramuka mensiasati agar para peserta didik merasa senang dan tulus mengikuti ekstrakulikuler pramuka ini. Namun, kebanyakan dari peserta didik memang mengeluh atas diwajibkannya ekstrakulikuler pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib karena banyak diantara mereka yang memiliki ekstrakulikuler kegemaran masing-masing oleh karena itu para peserta didik merasa terpaksa mengikuti ekstrakulikuler tersebut. Dengan cara lain Pembina pramuka juga bisa memberikan materi mengenai pramuka tetapi harus diselingi dengan kegiatankegiatan lain seperti, perkemahan dan diadakannya kunjungan ke organisasi pramuka di sekolah lain, dikecamatan, ataupun di kabupaten bahkan di provinsi. Mungkin dengan begitu para peserta didik tidak merasa bosan maupun jenuh. Sehingga permasalahanpermasalahan yang saat ini di hadapi dapat di minimalisir dengan berkurangnya keluhankeluhan dari para siswa.Pembentukan karakter siswa dapat di mulai dengan mengenalkan hal-hal yang baik dan menarik dari sisi kepramukaan. Minat siswa yang kurang terhadap ekstrakulikuler pramuka dapat di tumbuhkan dengan memberikan mereka penjelasan tentang latar belakang dan sisi positif dari pramuka. Kurangnya pemahaman siswa tentang ekstrakulikuler pramukalah yang menyebabkan mereka tidak tertarik terhadap pramuka itu sendiri. Maka dari itu untuk memperkecil kemungkinan adanya eluhan-eluhan dari para siswa, harus adanya perubahan yang di berikan para Pembina pramuka terhadap pola fikir siswa. Penulis adalah Guru SMA N 1 Gabus
Penulis
Ibu Sutinem, S.Pd, M.Si