Bakteriologi Kegiatan 1.docx

  • Uploaded by: Maria Elisabeth Yesti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bakteriologi Kegiatan 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,375
  • Pages: 9
Kegiatan ke 1 Sterilisasi Alat dan Bahan

A. Tujuan Kegiatan Mahasiswa dapat mengetahui proses sterilisasi

B. Kajian Pustaka Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Resandi, 2015: 2). Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk sporanya. Kita hanya menjumpai dialam adanya benda yang steril dan tidak steril. Tidak ada benda yang setengah steril. Benda steril berarti benda tersebut bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi dapat dikatakan juga bahwa sebuah proses untuk mematikan semua bentuk kehidupan (Boleng, 2015: 66). Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan

setempat

(in

situ)

oleh

panas

(kalor),

gas-gas

seperti

formaldehyde,etilenoksida atau betaprioklaton oleh bermcam-macam larutan kimia oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi (Irianto, 2006: 75). Secara umum ada dua cara sterilisasi, yaitu sterilisasi secara fisik dan kimia. Sterilisasi secara fisik terdiri atas beberapa macam yaitu sterilisasi menggunakan cahaya matahari, sterilisasi dengan cara pengerinngan, sterilisasi dengan cara pemanasan yaitu pemanasan kering dan pemanasan basah, sterilisasi dengan cara penyaringan,sterilisasi dengan cara radiasi dan sterilisasi dengan ultrasonic dan getaran sonic. Sedangkan sterilisasi secara kimia dengan menggunakan bahan kimia bersifat bakteriostatik, hal ini disebabkan karena bahan kimia tersebut dapat menggumpalkan protoplasma kuman, menimbulkan kerusakan selaput sitoplasma, dapat mempengaruhi oksidasi atau pembakaran protoplasma kuman dan dapat mempengaruhi enzim atau koenzim kuman (Boleng, 2015: 66). Cara sterilisasi yang tepat tergantung pada jenis dan sifat bahan yang disterilkan. Pada praktikum ini digunakan sterilisasi uap bertekanan, sterilisasi uap bertekanan menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan. Alat-alat yang berupa gelas erlenmeyer dan cawan petri sebelum digunakan harus disterilkan dahulu. Dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri dan mikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (121˚C) dan tekanan uap air yang besar selama 20 menit. Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak pressure cooker , sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang diisi air dan ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 1210C (Resandi, 2015: 2).

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 0C (250 0F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121 0C (Syah, 2016: 4-5). Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang diisi air dan ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Bila objek yang disterilisasi banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan lambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121oC untuk waktu 10-15 menit. Medium yang disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf selama 15-20 menit. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam wadah yang agak kecil. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100oC. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka akan sampai bertambah tinggi. Cara pengaturan tekanan uap dalam alat ini adalah dengan mengatur katub yang terdapat pada tutup autoklaf. Karena suhu akan naik sesuai dengan tekanan uap yang dikehendaki katup akan membuka karena desakan uap. Dengan demikan tekanan akan dapat dipertahankan sebab sebagian uap keluar. Untuk memantau tekanan uap dan suhu, autoklaf dilengkapi denan manometer dan thermometer (Pali, 2015:3). Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup

uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 Psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 Psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik (Syah, 2016: 4-5).

C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Labu Erlenmeyer

1 buah

b. Cawan Petri

2 buah

c. Tabung Reaksi

3 buah

d. Pipet Ukur

2 buah

e. Ozon sterilizer

1 unit

f. Autoklaf

1 unit

2. Bahan a. Semua alat yang disterilisasi b. Alumunium Foil

secukupnya

c. HVS

secukupnya

d. Label

5 lembar

e. Tisu

secukupnya

D. Cara Kerja 1.

Alat yang akan di sterilisasi diambil, kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih

2.

Alat yang sudah dicuci dikeringkan menggunakan tisu hingga benarbenar kering

3.

Permukaan alat-alat atau bahan yang akan disterilisasi dibungkus menggunakan alumunium foil dan HVS untuk meminimalisir adanya spora bakteri kontaminan

4.

Setelah itu, alat yang sudah dibungkus disterilisasi menggunakan alat ozon sterilizer

5.

Alat dan atau bahan yang tidak tahan panas (<180◦C) ditempatkan pada rak pintu atas dan yang tahan panas (<250◦C) pada rak pintu bawah

6.

Pintu sterilizer dalam keadaan tertutup sebelum dihubungkan ke stop kontak

7.

Ozon sterilizer dihubungkan dengan stop kontak pada sumber arus 220V

8.

Alat Ozon sterilizer dihidupkan dengan cara menekan tombol “POWER”

9.

Proses sterilisasi dapat dimulai dengan menkan tombol “DESINFECT” (kiri power) hinggalampu indicator menyala merah

10. Untuk mengaktifkan sterilisasi teknologi ozone pada rak pintu atas, dengan menekan tombol O3 (kiri disinfect) hingga lampu indicator menyala kuning 11. Proses sterilisasi berjalan selama ± 10 menit setelah lampu indicator mati (dilarang membuka pintu Ozon sterilizer) otomatis 12. Lampu indikator power ditunggu hingga menyala, lalu matikan dengan menekan tombol power 13. Sebelum membuka pintu Ozone sterilizer disarankan untuk menunggu ±20 menit, terhitung waktu setelah proses sterilisasi berakhir

E. Hasil Pengamatan Dokumentasi Cara Kerja No

Nama

Gambar (Foto)

Tujuan Perlakuan Kerja

Daftar Rujukan

Boleng,D.T. 2015. Bakteriologi Konsep- Konsep Dasar. Universitas Malang. Malang

Irianto, K.2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Organisme .Bandung: Alfabeta

Bastian, dkk. 2017. Perbedaan Jumlah Koloni Jamur Trichophyton rubrum Pada Media Sabouroud Dextrose Agar (SDA) dan Media Modifikasi Dengan Ubi Kayu.

Seminar

Nasional

AVoER

IX

2017.

2

(2):

165

http://avoer.ft.unsri.ac.id. Diakses pada 30 september 2018

Nuryati, Anik, dkk. 2015. Efektivitas Berbagai Konsentrasi Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Sebagai Media Alternatif Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Jurnal Teknologi Laboratorium. 5 (1): 2. http://www.teknolabjournal.com. Diakses pada 30 september 2018

Pali, Elma, dkk. 2015. Perkenalan Alat dan Sterilisasi. Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar. 1 (1): 1-4. http://documen.tips.com. Diakses pada 30 september 2018

Resandy, B,. Alya, E,. dkk. 2015. Peralatan,Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikrooba.

Jurnal

Praktikum

Mikrobiologi

Dasar.2

(1):

2

https://www.academia.edu . diakses pada 04 Oktober 2018

Syah, Insan S. K. 2016. Penentuan Tingkat Jaminan Sterilitas Pada Autoklaf Dengan Indikator Biologi Spore Strip. Jurnal Farmaka. 14 (1): 59-62. http://jurnal.unpad.ac.id. Diakses pada 30 september 2018

Related Documents


More Documents from "Shidqi Rozaan"

Analisis.docx
December 2019 7
August 2019 41
November 2019 39
November 2019 34