Makalah Pewarnaan Bakteri Gram
Oleh Tasyalia Mutiara Sani
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pewarnaan BTA” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai M.Tuberkulosis serta penyakit yang dihasilkannya, cara pengobatan dan pencegahannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Cimahi, 5 Juni 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………….........................2 DAFTAR ISI ……………………………………………...........................3 BAB I PENDAHULUAN ……………………………...............................4 A. LATAR BELAKANG …………………………................................4 B. RUMUSAN MASALAH ………………………..............................5 C. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................5 D. MANFAAT PENELITIAN....................................................................5 BAB II PEMBAHASAN …………….........................................................6 A. DEFINISI BTA.................................................………………………..6 B. HASIL PEMBACAAN MIKROSKOPIS SEDIAAN BTA …………..6 BAB II PENUTUP …………………………………………………………..8 A. KESIMPULAN ……………………………………………………......8 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..9
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Basil Tahan Asam (BTA) merupakan kuman berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam. Kuman ini menyebabkan penyakit tuberculosis (TB) yaitu suatu penyakit menular dan mematikan yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, walaupun berbagai upaya pengendalian TB dengan menggunakan strategi Directly Observed Treatment Short Course(DOTS) telah diterapkan di banyak negara. Sepertiga dari penduduk dunia pada tahun 1995 telah terinfeksi oleh M. tuberculosis (Departemen Kesehatan, 2011). Jumlah penduduk yang padat dan tingginya prevalensi menyebabkan kematian akibat TB yang tinggi di dunia dan terutama terjadi pada negara-negara berkembang seperti Asia. Jumlah kasus penyakit TB terus saja meningkat sehingga pada tahun 1993 World Health Organization (WHO) mencanangkan TB sebagai kedaruratan global (global emergency) (Dirjen P2&PL Kementerian Kesehatan RI, 2011). Berdasarkan laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang diantaranya adalah TB dengan HIV positif, dan terdapat 450.000 orang yang menderita Tuberculosis Multi DrugsResistance (TBMDR), 170.000 orang diantaranya meninggal dunia. Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang secara ekonomis paling produktif yaitu pada usia 15-50 tahun (Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2016). Tuberculosis atau TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global di Indonesia yang termasuk dalam negara dengan beban TB terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Indonesia menghadapi berbagai tantangan baru yaitu Tuberculosis-Human Immunodeficiency Virus (TB-HIV) dan TB-MDR dan ini perlu menjadi perhatian yang serius (Saptawati et al., 2012). Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman M.tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam sehingga disebut juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA). BTA bersifat patogen saprofit yang hanya berukuran 0,3 x 2 sampai 4 µm (Endahyani et all, 2010). Basil TB pada dahak hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis merupakan salah satu cara untuk menemukan kuman BTA dan merupakan satusatunya cara yang paling spesifik, sederhana, murah, dan dapat dilaksanakan disemua unit laboratorium (Fujiki A, 2007). Pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung yang bermutu merupakan komponen yang utama untuk menetapkan klasifikasi penderita, keputusan untuk
4
memulai pengobatan, memantau hasil pengobatan dan menyatakan kesembuhan penderita. Inti keberhasilan dari pengendalian tuberkulosis adalah mutu hasil pemeriksaan laboratorium (Josten, Mutmainnah and Hardjoeno, 2006). B. Rumusan Masalahah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah kualitas sediaan Basil Tahan Asam pada fasilitas pelayanan kesehatan dan Rujukan Uji Silang dengan metode LQASdi kota Salatiga? C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Mengetahui perbedaan kualitas sediaan BTA pada pemantapan mutu eksternal dari preparat sediaan BTA pada fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan uji silang dengan metode LQAS di kota Salatiga.Tujuan Khusus : 1. Menganalisis kualitas sediaan BTA terhadap enam parameter meliputi: contoh uji dahak, pewarnaan, kebersihan, ketebalan, ukuran, dan kerataan yang memenuhi sarat pemantapan mutu eksternal pada rujukan uji silang. 2. Menganalisis perbedaan kualitas sediaan mikroskopis BTA pada sembilan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di kota Salatiga dengan fasilitas Rujukan Uji Silang I (RUS I/BKPM). D. Manfaat Penelitian 1. Merupakan gambaran kinerja yang sebenarnya atas mikroskopi BTA fasilitas pelayanan kesehatan di kota Salatiga. 2. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Kota untuk melakukan pembinaan laboratorium khususnya BTA dan meningkatkan kualitas kinerja dalam rangka meningkatkan hasil pemeriksaan dan jumlah temuan kuman. 3. Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang pengendalian mutu eksternal mikroskopis BTA.
5
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi BTA Basil Tahan Asam atau (BTA) adalah nama lain dari M. tuberculosis yaitu suatu kuman berbentuk batang yang tahan terhadap pencucian alkohol asam pada saat dilakukan pewarnaan. BTA menyebabkan suatu penyakit infeksi menular dan mematikan yang obiasa disebut tuberkulosis atau TB. Hal ini pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch, sehingga penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Endahyani et all, 2010). B. Hasil pembacaan mikroskopis sediaan BTA Hasil pembacaan mikroskopis digunakan untuk diagnosis dan mengetahui tingkat kesakitan. BTA dinyatakan positif apabila pada lapang pandang terlihat batang berwarna merah atau merah muda dengan latar belakang biru bila diwarnai dengan pewarnaan tahan asam atau Ziehl-Neelsen. BTA biasanya berbentuk batang, namun kadang-kadang bisa mirip kokus, filamentous, (seperti benang), atau berkelompok. Untuk pelaporan dihitung jumlah BTA. Jika memungkinkan, bila BTA berkelompok, cukup dengan perkiraan kasar. Contoh : Gambar 1.a dan b Kuman BTA :
a. Gambar BTA bentuk paralel / tunggal
6
b. Gambar BTA bentuk gumpalan
A dan b adalah gambar kuman BTA Positif berwarna merah dengan latar belakang biru ( Fujiki A, 2007). Pembacaan hasil mikroskopis BTA menggunakan skala International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases (IUATLD) sebagai berikut : a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif. b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 Lapang pandang ditulis jumlah kuman yang ditemukan (scanty). c. Ditemukan 10 –99 BTA dalam 100 Lapang pandang disebut 1+ d. Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut 2+ ( Diperiksa minimal 50 lapang pandang) e. Ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut 3+ ( Diperiksa minimal 20 lapang pandang ) (Depkes, 2006)
7
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia. Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paruparu (95,9 %). Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru-paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 6 minggu. Beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit TBC antara lain: 1. Isoniazid (INH) 2. Rifampisin / Rifampin 3. Pirazinamid 4. Streptomisin 5. Ethambutol 6. Fluoroquinolone
8
TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan banyak terjadi di negara berkembang. Setengahnya terdapat di Asia. Sekitar 9,4 juta orang yang menjadi penderita TBC aktif. Dari 15 negara dengan tingkat TBC paling tinggi, 13 diantaranya ada di Afrika. Sementara itu setengahnya ada di Negara Asia, diantaranya Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina. Apabila penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima tahun, 50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan adalah: Konsumsi makanan bergizi Vaksinasi Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA Brooks, Geo F, Janet S Butel, Stephen A Morse. 2005. Medical Microbiology Twenty Secound Ed, diterjemahkan Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Salemba Medika. Jakarta Gillespie, Stephen H, Kathleen B Bamford. 2007. Medical Microbiology and Infection at a Glance Third Edition, diterjemahkan Stella Tinia H. Erlangga. Jakarta Girsang, Merryani. 2013. Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis serta Mengenai Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratoriumí. Pusat Biomedis dan teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kesehatan. Jakarta Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. JakartaJakarta Pelezar, M. J and E. C.S Chand. 1986. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Companies Inc. Toronto Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. UI Press. Jakarta Widiyanto, Sentot. 2014. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Pustaka Insom Madani. Yogyakarta
9