BAKAT Bakat atau kemampuan adalah suatu keahlian alami yang dimiliki seseorang dari lahir yang berpotensi menjadi skill untuk itu bakat perlu diasah. Misalnya ibunya seorang guru tak jarang anakya akan memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa yang didapat dari gen orang tuanya.
MINAT
Minat atau kemauan adalah suatu keinginan yang mendorong diri seseorang untuk fokus pada suatu objek tanpa paksaan, biasanya bukan bawaan dari lahir dan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti : jasmaniah, psikologis, keluarga, dan lingkungan/ masyarakat, untuk itu minat bersifat dinamis dan mengalami pasang surut tergantung pada factor diatas juga karena adanya pendapat, wawasan, pengalaman dan pola pemikiran yang baru. Misalnya si anak sudah memiliki kemampuan berpikir yang hebat, tumbuh di keluarga yang mengedepankan bidang akademis, namun di sekolah menemukan minat di bidang seni seperti melukis karena mengenal teman sebangkunya akhirnya dia belajar hingga akhirnya mahir. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.
PASSION Passion atau gairah adalah suatu dorongan besar yang dapat menciptakan keinginan atau tujuan yang besar untuk melakukan sesuatu, tidak ada kebosanan dalam melakukannya secara terus menerus, banyak hal yang dikorbankan untuk mencapai keinginan atau tujuan tersebut dan passion tidak memikirkan untung dan rugi. Misalnya si anak yang sudah tumbuh di keluarga yang menjunjung tinggi bidang akademis tadi menemukan minatnya di bidang seni yaitu melukis. Meskipun ia punya bakat dalam berpikir di bidang akademis tapi dia lebih berminat di bidang seni. Keluarganya menentang namun dia tetep gigih menekuni minatnya, karena dia tau PASSION nya.
Satu contoh yang sering terjadi dari SD sampai sekarang, orang tua bahkan temen masih aja ada yang berpikir kolonial meskipun zaman udah milenial. Umpamakan seperti ini : golongan X unggul dalam matematika (akademis) golongan Y biasa-biasa aja tapi dia suka menulis (seni)
Sering terjadi pembandingan-pembandingan kemampuan yang dimiliki golongan X dan Y “lihatlah nilai X bagus sekali, belajarlah lebih giat lagi (dimaksudkan untuk kelompok Y)” hingga akhirnya Y merasa tertekan memaksakan dirinya melakukan hal yang menyebalkan dan melupakan hal yang dia sukai karena pembandingan-pembandingan yang di alami, bakatnya terlupakan, tak tau minatnya dan tak menemukan passionnya. Singkat cerita X dan Y beranjak dewasa, hukum yang sama masih berlaku dimana golongan X dianggap yang terbaik diantara kedua golongan, seolah golonga Y terbelakang dan boleh dikesampingkan. Sayangnya beberapa golongan X masih saja ada yang berpikir kolonial meski zaman sudah milenial. Beberapa golongan X membuat tolak ukur bahwa orang pintar adalah orang yang memiliki bakat, minat dan passion yang sama seperti dia.
Dan terjadi seperti itu berulang. Akhirnya semakin banyak manusia yang kehilangan jati dirinya dan hidup dalam kepalsuan (golongan Y yang masih terpengaruh dengan pemikiran kolonial golongan X)
Jadi intinya buatku dan semoga buat temen2 yang lain, mulai sekarang sampai nanti jadi orang tua pahamilah perbedaan BAKAT MINAT DAN PASSION seseorang, janganlah membandingkan satu orang dengan orang lainnya, pahami perbedaan ketiga hal itu dalam diri seseorang, yang pinter dalam bidang akademi ya alhamdulilah dan yang bakat dalam bidang seni tekunilah dan hargai, saling melengkapi. Berbangga diri sesekali boleh untuk mengapresiasi pencapaian diri, tapi mbok ya jangan dijadiin tolak ukur kalo orang pinter harus sama memiliki bakat, minat dan passion sepertimu.
Jika ada golongan Y yang memiliki minat mempelajari passion golongan X ya di bantu tanpa embel-embel kata “bodohlah, telmi lah dll” kalo sulit buat mengerti. Apresiasi keinginan mereka untuk belajar yang bukan bakatnya yang bukan passionnya. Mari menjadi manusia baik.