Bahaya Merokok 2 Revisi.docx

  • Uploaded by: Sari Darto Mdf
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahaya Merokok 2 Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,098
  • Pages: 31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang di temui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan. Hasil studi menunjukan bahwa perokok berat telah memulai kebiasaan ini sejak berusia belasan tahun, dan hampir memulai merokok pada saat dewasa. Karena itulah, masa remaja sering kali di anggap masa kritis yang menentukan apakah nantinya menjadi perokok atau bukan ( syair, 2009). Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai di mana-mana di dunia, kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berkependidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dinilai pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok itu sendiri. Dibandingkan dengan yang bukan perokok, rokok juga dapat menyebabkan kanker.(Ensiklopedia, 2007) Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang sementara kematian yang di akibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang pertahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyrakat terus berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merook diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun diman 70% terjadi di negara-negara berkembang (Arujo, 2009). Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negera berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari negara maju. Setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu dan ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka

sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok(Arujo, 2009). Di indonesia hampir 80% perokok mulai merokok ketika usianya belum mencapai 19 tahun. Perokok remaja adalah calon perokok jangka panjang dan menempatkan mereka pada kerusakan kualitas generasi dan kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah. Umur mulai merokok pada usia anak dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Umur petama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 Tahun sebesar 17,5%, umur 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20-24 tahun 14,6%, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3% dan pada usia > 30 tahun sebesar 3,9%, sehingga rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari sebanyak 11-20 batang perhari (riskesdas, 2010). Jumlah perokok di SDKI jakarta meningkat tajam selama 7 tahun terahir, jumlahnya mencapai 35% dari jumlah penduduk jakarta. Pada tahun 2001, jumlah perokok di jakarta mecapai 27,7%, tahun 2004 31,2%, pada tahun 2008 di perkirakan mencapai 35% dari 9,057 juta jiwa atau sekitar 3 juta jiwa (viva news). Hasil survey pengetahuan dan prilaku merokok dikalangan pelajar DKI jakarta 31,3% dari 1435 siswa SMP dan SMA (dari 41 sekolah di jakarta). Temuan lain juga menginformasikan bahwa 53,6% pelajar yang merokok mengaku merokok karena pengaruh kelompok atau komunitas sebaya mereka. (SDKI, 2012) Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaj yaitu usia 15-19 tahun. Jumlah mencapai 63,7%. Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang jumlahnya mencapai 1,8% ( jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 september 2012 di indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada usia 15-24 mencapai 51,7% (Admin, 2012).

Dampak merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paruparu dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012). Upaya pencegahan konsumsi rokok perlu dilakukan setiap lingkungan baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memeberikan pendidikan kesehatan dengan meningkatkan penegetahuan kepada sasaran yang rawan menyalahgunakan dan meningkatkan kesadaran mereka tentang bahaya rokok. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai rokok ini memerlukan dukungan dari orang tua, masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi setelah diajukan beberapa pertanyaan terkait bahaya merokok, ternyata siswa belum mengetahui bahaya tentang rokok. Sebagian diantara mereka hanya menjawab batukbatuk. Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah kebiasaan orang tuannya sekaligus figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berprilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007). Kompleksnya permasalahan rokok didunia termasuk indonesia, akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan yang kurang baik akan cenderung mebuat seseorang berprilaku merokok. Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat akan mencegah timbulnya prilaku merokok (Araujo, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMA 96 jakarta pada siswa X sebanyak 10 siswa didapat hasil bahwa siswa yang mempunyai penegtahuan baik sebanyak 3 orang, siswa yang mempunyai pengtahuan cukup sebanyak 2 orang, dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (Notoatmodjo,2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didpatkan hasil bahwa masih banyak siswa yang mepunyai pengetahuan kurang tentang bahaya merokok, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok pada siswa kelas X di SMA 96 jakarta Barat Bulan mei tahun 2015”.

B. Perumusan Masalah Hasil studi pendahuluan yang diperoleh penelitian sebelmnya di SMA 96 jakarta tahun 2015 pada siswa X sebanyak 10 siswa didapat hasil bahwa siswa yang mempunyai penegtahuan baik sebanyak 3 orang, siswa yang mempunyai pengtahuan cukup sebanyak 2 orang, dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan pernyataan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian Ini adalah “ Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok di SMA 96 jakarta Barat tahun 2015?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk diketahui pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas X di SMA 96 Jakarta 2015. 2. Tujuan khusus a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas X di SMA 96 Jakarta tahun 2015

b. Diketahui disribusi frekuensi pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok Berdasarkan sumber informasi pada siswa X di SMA 96 Jakarta 2015. c. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok Berdasarkan lingkungan pada siswa kelas X di SMA 96 Jakarta 2015. d. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok Berdasarkan sosial budaya pada siswa kelas X di SMA 96 jakarta barat 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang bahaya merokok bagi kesehatan. 2. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan penegetahuan kegiatan penelitian dan dalam membuat karya tulis. 3. Bagi institusi a. SMA Negeri 96 Jakarta Memberikan data bagi lembaga pendidikan menegenai aspek tingakat penegetahuan siswa tentang bahaya merokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan anak bangsa dan program anti merokok. b. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi oembaca serta keseluruhannya.

E. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini membahas hubungan antara variabel bebas (sumber informasi, lingkungan, sosial budaya.) dengan variabel terikat yaitu pengetahuan remaja tentang bahaya merokok. Penelitian ini menggunakan data primer pada sekolah SMA 96 Jl. Jati Raya No. 40, Cengkarang Barat, Jakarta Barat bulan mei tahun 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan a. Pengertian 1) Menurut notoatmodjo 2011, Pengetahuan merupakan hasil dari tahun dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan. Sebagian besar, pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga. 2) Menurut mahmud, 2011, pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar, selain itu, penegtahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan alam semesata, baik yang ada di dalam memori perorangan maupun tertulis. b. Tingkat pengetahuan Menurut notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang di terima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat penegtahuan yang paling rendah. 2) Memahami (comprehension)

Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benra tentang objek yang di ketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya tehadap objek yang di pelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan meteri yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisai, dan masih ada kaitannya satu sma lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya. 5) Sistensis (synthesis) Sistensi

menunjukan

kepada

suatu

kemampuan

untuk

meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sistensis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi ( evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu di dasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kreteri-kreteria yang ada. c. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes atau kusioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur. Selanjutnya dilakukan penelitian diman setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo, 2010). Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya berupa presentasi. Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu : 1) Baik : hasil presentasi 76%-100% 2) Cukup : hasil presentasi 56%-75% 3) Kurang : hasil presentasi ,56% ( Wawan dan Dewi, 2010). d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut

Notoatmodjo

(2010),

cara

memperoleh

penegtahuan dapat dikelompokkan menajdi dua, yaitu : 1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah a) Cara coba salah (trial and error)

kebenaran

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan

tersebut

tidak

berhasil,

dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal di coba kemungkinan keempat dan seterusnya, samapi masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah ) atau metode coba salah (coba-coba). b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi kafena tidak di sengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urase oleh summers. c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemeritah, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang tang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ilmju pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya, cara menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah metode meskipun yang baik bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang tua untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. 2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian

ilmiah,

atau

lebih

populernya

disebut

metodologi penelitian (research mehodology). e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut dewi dan wawan (2010), faktor –faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Faktor internal a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita – cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai hal - hal yang menunjukan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku seseorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b. Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi hanya merupak cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c. Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingakat kematangan seseorang dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. d. Informasi Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat penegtahuan seseorang. Bila seseorang banyak

memperoleh

informasi

maka

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 2) Faktor eksternal a. Faktor lingkungan

akan

cenderung

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok. b. Sosial budaya Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. c. Sumber Informasi Suatu sistem tanpa informasi akan tidak berguna, karena suatu sistem yang kurang, mendapatkan informasi akan mengalami kemacetan dan akhirnya berhenti. Dengan demikian informasi sangat penting bagi suatu sistem, informasi sendiri berasal dari data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan

lebih

berarti

bagi

yang

menerimanya.

Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah di proses sehingga mempunyai arti dan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Jadi sumber informasi data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu, kesatuan nyata berupa objek nyata seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Teori yang menyebutkan pendidik terbaik adalah orang tunya sendiri, termasuk dalam hal ini adalah pendidik dalam bidang bahaya merokok. Maka dari itu tingkat pengetahuan

remaja terhadap bahaya merokok dapat di pengaruhi oleh informasi dari orang tua.( Gunarsa, 2007) Hasil survey yang dilakukan oleh yayasan jantung indonesia (2010), sekitar 77 % pelajar di indonesia yang merokok mengawali petualangan mereka dar tawaran atau olok-olok temannya sendiri. 2. Remaja a. Pengertian remaja 1) Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang di tandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini antara 1019 tahun, merupak suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusi, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. 2) Menurut Soetjiningsih (2010), remaja adalah masa transisi antara masa anak- anak dan masa dewasa. Timbul ciri- ciri seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan – perubahan psikolog serta kognitif. b. Tahap – tahap perkembangan remaja Menurut Sarwono (2010), mengatakan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu : 1) Remaja awal (aerly adolescent) Seseorang remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan – dorongan yang menyertai perubahan – perubahan itu. Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara etoris.

Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebihan- berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap edo menyebabkan para remaja awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa. 2) Remaja madya ( middle adolescent) Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaj sangat membutuhkan

kawan-kawan,

senang

jika

banyak

teman

yang

mengakuinya. Ada kecendrungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karean tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimisis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pad ibi sendiri pada masa anak- anak) dengan mempererat hubungan dengan kawankawan. 3). Remaja akhir ( late adolescent) Dalam tahap remaja akhir biasanay dimulai pada usia 16-19 tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai denagn pencapaian lima hal yaitu: a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan unutuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d) Egosentrisme ( terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadunya ( private self) dan masyarakat umum. c. Perubahan fisik 1. Tanda seks primer Tanda seks primer adalah organ seks, pada laki-laki gonadeltestes. Organ itu terletak di dalam skrotum, pada usia 14 tahun sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah ini terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun , kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun, sebagai tanda fungsi-fungsi organ reproduksi pria matang. Lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama mama puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda, berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid, ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secar berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menoupause biasa terjadi pada usia sekita 50 (widyastuti, 2009).

2. Tanda-tanda seks sekunder Menurut widyastuti (2009), tanda seks sekunder adalah : a. Pada laki-laki a) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar. b) Kulit menjadi kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. c) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. d) Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. e) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat. f) Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecilkevil disekitar kelenjar susu. Stelah beberapa miggu besar dan jumlahya menurun. b. Pada wanita a) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan payudar mulai berkembang. b) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat. c) Payudara membesar dan puting susu menonjol. d) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar. e) Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa haid. Suara menjadi merdu , suara serak jarang terjadi pada wanita.

3. Rokok a. Pengertian rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman dan spesies lainnya atau sintesis tang mengandung nikitin, tar dengan atau tanpa naham tambahan (Heryani, 2014). Rokok alah silinder dari kertas brukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah ( Jaya, 2009). b. Jenis rokok Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 1) Rokok berdasarkan bahan pembungkus a) Klobot Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. b) Kawung Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c) Sigaret Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d) Cerutu Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembangkau. 2) Rokok berdasarkan bahan baku a) Rokok putih

Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b) Rokok kretek Rokok yang bahan baku isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c) Rokok klembak Rokok yang bahan baku isinya daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendaptkan rasa dan aroma tertentu. c. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok dan dampak yang ditimbulkan Rokok merupakan sumber penyebab dari berbagai penyakit. Sebgaimana kita ketahui didalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 400 zat kimia yang beracun dan setidaknya 200 antaranya berbahya bagi kesehatan. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponens gas 85% dan partikel. Racun pertama pada rokok adalah Tar yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), nikotin suatu bahan adiktif yang dapat membuat orang menjadi ketagihan, menimbulkan ketergantungan dan toleransi dan gejala-gejala ketagihan apabila berhenti merokok, dan karbon monoksida (jurnalilmiah, 2013) d. Zat- zat yang terkandung dalam asap rokok menurut Yoga Aditama (2011) sebagai berikut :

1) Karbon monoksida Karbom moniksida (CO) merupakan gas beracun yang tidak bau sama sekali. Karbon monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah merah sehingga jantung si perokok menjadi berkurang suplai oksigen. Hal ini sangat berbahaya bagi orang yang menderita sakit jantung dan paru-paru, karena akan mengalami sesak nafas ataupun nafas pendek dan menurunkan stamina. Karbon monoksida juga merusak lapisan pembuluh darah dan menaikan kadar lemak pada dinding pembuluh darah yang dapat menyababkan penyumbatan. Ini meningkatkan resiko serangan jantung. 2) Nikotin Nikotin adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sisten syaraf, mempercepat detak jantung (melebihi detak normal), sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung. Selain itu zat paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gigi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar.

Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi. 3) TAR Tar adalah sebuah zat yang dihasilkan dalam pembakaran tembakau(rokok biasa) dan bahan tanaman lain ( rokok herbal) ketika sesorang merokok. Merupakan campuran dari beberapa zat yang bersama-sama membentuk suatu massa yang dapat melekat di paru-paru. Sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan subtasi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchis

kronis,

emphysema

dan

dalam

beberapa

kasus

menyebabkan kanker paru-paru (penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok). Racun kimia dalam tar juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan diurine. Tar yang tersisa diakntung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih, selain itu tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk membawa oksigen keseluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. e. Zat-zat beracun lainnya yang terdapat dalam rokok menurut Zainal Abidin (2009) antara lain sebagai berikut : 1) Kadium Adalah zat yang dapat meracuni jarinag tubuh terutama ginjal.

2) Akrolein Merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandumng kadar alkohol, artinya akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil, cairan ini sangat menggangu kesehatan. 3) Amoniak Merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 4) Asam format Merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dapat membuat lepuh, cairan ini sangat tajam dan menusuk bauknya, karena zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. 5) Hidrogen sianida Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernpasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya, sedikit saja sianida dimasukan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. 6) Nitrous oxide

Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila dihisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabakan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter. 7) Formaldehid Adalah sejenis gas yang tidak berwarna dan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama, gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup. 8) Fenol Adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic dari tar arang. Zat ni beracun dan membahayakan kerana fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. 9) Asetol Adalah hasil pemanasan aldehid sejenis zat yang tidak berawran yang bebas bergerak dan mudah menguap dengan alcohol. 10) Hidrogen sulfida Adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

11) Piridin Adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 12) Metil klorida Adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun. 13) Metanol Adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. f. Bahaya rokok Senyawa-senyawa kimia yang tegantung didalam rokok terbukti membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok pasif penyakit yang diakibatkan rokok antara lain : 1) Paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel Type equation here.mukosa

dan kelenjar mukus bertambah

banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas keci, terjadi radang ringan

hingga

penyempitan

skibst

bertambahnya

sel

dan

penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

2) Penyakit kardiovaskuler Menurut jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di rokok akan menigkatkan detak jantung, tekanan darah, hipertensi dan penyumbatan arteri. Disamping itu rokok menurunkan kadal HDL ( kolestrol baik dalam darah) dan menurunkan tingkat elastisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada tubuh manusia ) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti : a) Serangan jantung ( Trombosis Koroner ) Terjadi

penggumpalan

darah

pada

arteri

yang

menyumbat suplai darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung. b) Serangan otak ( Trombosis Cerebral) Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan. c) Gagal ginjal Terjadi

penggumpalan

darah

pada

arteri

yang

menyumbat suplai darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, bahkan gagal ginjal. d) Penyakit sistem sirkulasi Terjadi penyumbatan pada pembukuh darah kaki dan tangan sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok rawan terkena penyakit langkah buerger, yaitu artritis

pada pembuluh darah yang dapat menimbulakn gangrene ( kematian jaringan ) sehingga harus diaputasi. 3) Impotensi Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri. Penis tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat dan akibatnay penis tidak bisa eeksi. Nikotin dapat menggangu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk (Admin, 2011). 4) Gangguan saraf Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik yang merupakan bagian dari sistem saraf peripheral yang bertugas mengontrol dan mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi, diamter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk mengantar pembuluh darah dan jantung ( satiti, 2009). 5) Gangguan Indra Penglihatan Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahay yang dapat menyebabkan kebutaan (Promkes, 2012).

6) Gangguan Indra Pendengaran Tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembukuh darah sehingga menghambat laju aliran darah kedalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok ( Admin, 2012). 7) Gangguan Indra Penciuman Racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin lambat laun akan merusak saraf penciuman sehingga dapat menggangu fungsi indra penciuman. Pecandu rokok menjadi kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidal mampu mebedakan bau secara benar (Satiti, 2009). 8) Gangguan Indara Pengecap Racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin secara bertahap akan merusak saraf pengecap sehingga menggangu fungsi indra pengecap. Perokok berat kurang bisa menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu makan cendrung menurun, padahal tubuh membutuhkan asuoan gizi yang cukup akibatnya berat badan perokok terus menurun (Satiti, 2009). 9) Gangguan Pencernaan Tembaku merupakan salah satu bahan perngasang yang dapat menyulitkan alat-alat pencernaan. Itulah sebabnya seorang perokok berat cendrung mgalami gangguan pencernaan ditandau dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu hati, sakit perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami peradangan

selaput lendir lambung (gastristis) sehingga nafsu makan hialng, sakit

kepal,

muntah-muntah,

bahkan

perdarahan

lambung,

perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang berwarna kehitam-hitaman (Satiti,2009). 10) Gangguan Hati Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati, padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun lainnya di dalam tubuh (satit, 2009) 11) Gangguan pada Gigi Jumlah kurang pada gigi perokok cendrung lebih banyak dari pada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah, gigi dapat berubah warna akibat efek dari tembakau ( Mulyawati, 2012). 12) Ganggaun pada Kulit Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi berisik dan timbul rasa gatal. Eksim bisa juga ditimbulkan dari ersenik yang berasal dari tembakau ( Promkes, 2012). 13) Gangguan pada Rambut Merokok bisa menyebabkan menurunnnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokan pada rambut (Promkes RI, 2012).

14) Polisitenia Racun yang terdapat dalam rokok dapt menimbulakn penyakit polosintenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang, yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah, kebiasaan menghisap rokok akan menigkatkan kadar Hb menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi, mengancam para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009). g. Perokok pasif Perokok pasif atau yang dikenal dengan nama Involumtary smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih banyak dari pada perokok itu sendiri (Araujo, 2009). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida (CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam darah perokok pasif yang bisa menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah. Anak-anak yang orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan dan kemungkinan mendapatkan serangan jangtung lebih tinggi bagi mereka. Bagi anak di bawah umur terdapat resiko kematian mendadak akiabt terpapar asap rokok ( Jaya, 2009).

h. Kerangka teori Berdasarkan uraian pada tinjaun pustaka, disusun suatu kerangka teori sebagai berikut : 1. Faktor internal a. pendidikan b. pekerjaan c. umur d. sumber informasi

Pengetahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok

2. Faktor Eksternal a. Lingkungan b. Sosial budaya

Sumber : Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu prilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Related Documents


More Documents from "Alfons Latuperissa"