Bahasa Indonesia.docx

  • Uploaded by: David Christianta
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahasa Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,238
  • Pages: 9
RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER GASAL DAVID CHRISTIANTA TAHUN PELAJARAN 2018 – 2019 NISN Bidang Study Kelas Program Studi Sekolah

: 0031955925 : Bahasa Indonesia : X ( Sepuluh ) – 2 : Matematika Ilmu Alam (MIA) : SMA Negeri 1 Depok

1. Teks adalah naskah yang ditulis oleh pengarang, sedangkan laporan adalah hasil kerja yang dilaporkan, observasi adalah pengamatan. Teks laporan hasil observasi dapat didefinisikan sebagai naskah yang ditulis oleh penulis yang dilaporkan dalam bentuk pengamatan. 2. Struktur sebuah teks laporan hasil observasi adalah : a. Deskripsi umum / definisi umum Berisi pembukaan atau pengantar hal yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut. b. Deskripsi bagian Penjelasan detail mengenai objek atau bagian bagiannya c. Deskripsi manfaat Bagian yang menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan Fungsi adanya struktur penulisan adalah memudahkan dalam melakukan penulisan. 3. Fungsi teks laporan hasil observasi antara lain : a. Memberikan informasi b. Sumber refrensi yang dapat dipercaya c. Sebagai bahan dokumentasi d. Sebagai laporan e. Sebagai ilmu pengetahuan 4. Sifat sebuah teks laporan hasil observasi antara lain adalah : a. Bersifat komunikatif (mudah dipahami) b. Bersifat informative (memberikan informasi) c. Bersifat objektif atau factual 5. Ciri – ciri sebuah teks laporan hasil observasi antara lain : a. Lengkap dan sempurna (disusun secara sistematis) b. Objektif c. Berdasarkan fakta d. Tidak mengandung prasangka dugaan e. Mengandung kata – kata ilmiah atau teknis f. Mengandung kata benda umum (sifat) g. Menggunakan bahasa baku 6. Langkah – langkah membuat teks laporan hasil observasi : a. Menentukan objek b. Mengumpulkan data c. Membuat kerangka teks d. Mengembangkan kerangka teks e. Menyertakan dokumentasi

f. Menyunting isi teks 7. Gagasan utama dalah gagasan yang berisi kalimat utama (kalimat yang berisi ide pokok paragraph), sedangkan gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan isi gagasan utama. 8. Kata sifat adalah kata yang menggambarkan keadaan suatu benda, kata sifat terdiri atas : a. Menerangkan warna Misalnya : merah, hitam, putih b. Menerangkan ukuran (besar, kecil, panjang, waktu) Misalnya : pohon kelapa itu tingginya 120 meter c. Menerangkan suasana hati Misalnya : sedih, senang, kecewa, gembira, marah d. Menerangkan kualitas Misalnya : keras, lunak, kasar, halus, bagus, mahal, murah, jelek e. Menerangkan apa yang diserap oleh panca indra Misalnya : bau, wangi, harum, bising, silau, gelap, terang, manis,pahit 9. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klause serta memiliki subjek dan predikat. Sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa ( sering disebut sebagai kalimat majemuk) 10. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua yaitu kalimat komplek parataktik yaitu kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyakan dalam hubungan konjungtif sejajar dengan makna, sedangkan kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif dan tidak sejajar dengan makna, 11. Macam – macam kalimat majemuk yaitu : a. Kalimat majemuk setara, yaitu kalimat yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara kedudukannya. Dicirikan dengan konjungsi koordinatif yaitu dan, dengan, serta, atau, kemudian, lantas, terus, adapun, dan lagi, karena. b. Kalimat majemuk bertingkat, yaitu kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setingkat/sederajat (konjungsi subordinatif). Kita juga menggunakan konjungsi korelatif (baik … maupun, tidak hanya … tetapi juga, bukan hanya … melainkan juga, demikian … sehingga, entah … entah, jangankan … pun) untuk menandai hubungan pertingkatan dan pertentangan. c. Kalimat majemuk rapatan, yaitu kalimat yang klausa-klausanya sebenarnya dapat berdiri sendiri-sendiri. Hanya saja, pada jenis ini, akan ditemukan unsur klausa yang berulang. Perulangan unsur tersebut biasa dipisahkan dengan konjungsi dan, serta, atau juga; ataupun tanda koma (,). 12. Macam – macam kalimat majemuk bertingkat : a. Kalimat Majemuk Bertingkat Syarat Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan konjungsinya yang pertama adalah kalima majemuk bertingkatb syarat. Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menjadikan kata jika, kalau, , jikalau, manakala, andaikan, dan asal(kan) sebagai konjungsinya. Contoh: - Aku akan menemuinya jika urusanku ini sudah selesai. - Aku akan menyampaikan salammu padanya kalau nanti aku berjumpa dengannya. b. Kalimat Majemuk Bertingkat Tujuan Kalimat majemuk bertingkat ini merupakan kalimat majemuk yang menjadikan kata agar, supaya, dan biar sebagai konjungsi utamanya. Misalnya: - Maya datang ke sekolah lebih pagi supaya tidak kesiangan. - Panitia kegiatan itu hanya terdiri dari beberapa orang saja agar koordinasi antar amnggotanya jauh lebih mudah. c. Kalimat Majemuk Bertingkat Perlawanan (Konsensif) Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menjadikan meskipun, sungguhpun, sekalipun, walaupun, kendati(pun), dan biarpun sebagai konjungsi utamanya. Contoh: - Kami tetap senang walaupun kami hanya juara tiga lomba itu.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m.

- Pak Sumanta tetap tegar biarpun kesusahan tiada henti menimpanya. Kalimat Majemuk Bertingkat Penyebaban Kalimat ini menggunakan konjungsi sebab, karena, dan oleh karena sebagai konjungsi utamanya. Misalnya: - Dita tidak dapat bersekolah hari ini karena tengah berada di luar kota. - Pak Muhtar diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai rektor, sebab kinerjanya makin lama makin memburuk saja. Kalimat Majemuk Bertingkat Pengakibatan (Hasil) Kalimat ini merupakan kalimat yang menjadikan kata maka dan sehingga sebagai konjungsi utamanya. Misalnya: - Karena cedera kakinya belum sembuh, maka Andri pun tidak dapat dimainkan pada pertandingan kali ini. - Tubuh Arini begitu lemas, sehingga dia pun pingsan saat upacara bendera tadi pagi. Kalimat Majemuk Bertingkat Cara dan Alat Kalimat ini merupakan kalimat yang menggunakan kata dengan dan tanpa sebagai konjungsinya. Misalnya: - Dia mengerjakan tugas sekolahnya dengan penuh kesungguhan hati. - Dia kabur dari rumah tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Kalimat Majemuk Bertingkat Komplementasi Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata bahwa sebagai konjungsi utamanya. Missal : - Dokumen itu disebut sebagai bukti bahwa ia membiarkan tindak pidana korupsi di kantornya. - Pada hari ini saya menyatakan bahwa Ananda Bagas dikeluarkan dari sekolah ini. Kalimat Majemuk Bertingkat Atribut Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata yang sebagai konjungsi utamanya. Missal : - Orang yang duduk disebelah ibu itu adalah kaka dari ayah. - Bibi yang bekerja di jakarta itu, sedang menderita sakit kanker. Kalimat Majemuk Bertingkat Waktu Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata sejak, sewaktu, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, sambil, sembari, sesudah,sebelum sebagai konjungsi utamanya. Missal : - Sejak saya masih sekolah SD, ibu saya sudah mengajar di sana. - Sewaktu kakek datang kerumah, ayah sedang pergi ke kantor. - Manakala ibu datang, saya sedang sibuk dengan hewan piaraan saya. Kalimat Majemuk Pengandaian Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata andaikan, seandainya, seumpama, sekiranya sebagai konjungsi utamanya. Missal : - Seandainya saya belajar kemarin malam, nilai ulangan saya tidak akan jelek. - Andaikan saya pergi ke acara tersebut, maka saya dapat menjumpai dia. Kalimat Majemuk Bertingkat Alat Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menggunakan kata dengan (menggunakan), dan tanpa (menggunakan) sebagai konjungsi utamanya. Misalnya: - Ayah mencukur kumisnya dengan menggunakan pisau cukur yang baru dibelinya. - Para petani itu bertani tanpa menggunakan traktor. Kalimat Majemuk Bertingkat Perbandingan Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata seperti, bagaikan, dan alih-alih sebagai konjungsi utamanya. Misal: - Sikapnya begitu lembut bagaikan kain sutra yang dijahit dari benang sutra termahal. - Wajahnya begitu cantik seperti seorang perempuan yang pernah aku temui di suatu pagi. Kalimat Majemuk Bertingkat Penjelasan

Kalimat ini merupakan kalimat majemuk bertingkat yang menggunakan kata bahwa sebagai konjungsi utamanya. Misal: - Dia berkata kepadaku bahwa dia tidak dapat berekolah hari ini dikarenakan sakit. - Dia berbisik kepadaku bahwa aku harus hati-hati jika berhadapan dengan orang berwajah sangar itu. n. Kalimat Majemuk Bertingkat Kenyataan Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan konjungsinya yang terakhir ini merupakan kalimat majemuk yang menjadikan kata padahal sebagai konjungsi utamanya. Contoh: - Penampilannya terlihat seprti orang kaya, padahal kenyataannya dia hanya seorang miskin papa. - Dia terlihat seperti seorang yang tegar, padahal dia adalah seorang yang berhati rapuh. 13. Kalimat definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal, aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah teretentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan. Kalimat definisi dicirikan dengan kata adalah, merupakan, yaitu, ialah, yakni (verba definitive) 14. Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus dari suatu benda. Sifat-sifat tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa ditangkap oleh panca indera, misalnya berupa ukuran, seperti besar kecil, tinggi rendah. Warna, seperti merah, kuning, biru. Rasa, seperti manis, pahit, getir, halus, kasar, dan sebagainya. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri. Kalimat deskripsi dicirikan dengan verba deskriptif. 15. Kaidah kebahasaan dalam menuliskan teks laporan hasil observasi adalah : a. Penggunaan kata / frasa nomina (kata yang tidak bisa digabung dengan kata tidak) b. Pembentukan nomina dan verba turunan dengan afiksasi c. Penggunaan kalimat definisi dan kalimat deskripsi d. Kalimat simpleks dan kompleks

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER GASAL DAVID CHRISTIANTA TAHUN PELAJARAN 2018 – 2019 NISN Bidang Study Kelas Program Studi Sekolah

: 0031955925 : Bahasa Indonesia : X ( Sepuluh ) – 2 : Matematika Ilmu Alam (MIA) : SMA Negeri 1 Depok

1. Teks Eksposisi adalah adalah sebuah teks atau yang berisi informasi dan pengetahuan yang dimuat secara singkat dan padat yang bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan informasi-informasi tertentu agar dapat menambah ilmu pengetahuan sang pembaca. 2. Tujuan teks eksposisi yaitu untuk menjelaskan atau memaparkan segala informasi tertentu sehingga dapat menambah pengetahuan dari pembaca. 3. Struktur teks eksposisi meliputi : a. Tesis atau pernyataan pendapat Merupakan bagian pembuka dalam teks eksposisi, berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi. b. Argumentasi Merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan, berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta – fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argument yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara. c. Penegasan ulang Merupakan bagian yang bertujuan untuk menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat. 4. Ciri - ciri teks eksposisi antara lain : a. Menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. b. Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera. c. Fakta digunakan sebagai alat kontribusi dan alat kontritasi d. Tidak memihak artinya tidak memaksakan kemauan penulis terhadap pembaca e. Gaya informasi yang mengajak f. Penyampaian secara lugas dan menggunakan bahasa yang baku 5. Dalam sebuah teks eksposisi terdapat kalimat fakta dan kalimat opini. a. Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi segala sesuatu yang sesungguhnya terjadi atau sesuatu yang ada secara nyata dan telah diverivikasi secara empiris. b. Kalimat opini adalah kalimat yang berisi hasil pemikiran tentang suatu hal dan dipengaruhi oleh unsur subjektivitas pribadi. c. Ciri – ciri kalimat fakta adalah benar – benar terjadi dan memiliki bukti, merupakan jawaban dari suatu pertanyaan, mengarah pada suatu benda seperti orang, tepat, waktu, dan peristiwa. Menampilkan data kualitatif maupun kuantitatif. d. Ciri – ciri kalimat opini adalah belum diketahui pasti kebenarannya, bersifat pengandaian, pernyataan berupa saran, nasihat, atau usul , pernyataan mengandung subjektivitas pribadi,menyatakan hubungan sebab akibat. 6. Pengembangan isi teks eksposisi terdiri atas beberapa pola antara lain : a. Pola definisi luas, maksudnya adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau hal. Artinya keterangan sebuah kata atau hal disusun dalam rangkaian kalimat.

b. Pola proses, maksudnya adalah sebuah teks yang berisi urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan sesuatu atau perurutan dari kejadian atau peristiwa. c. Pola ilustrasi, maksudnya adalah sebuah teks yang berisi ilustrasi konkret untuk menjelaskan maksud penulis tentang suatu hal, bukan membuktikan pendapat. d. Pola pertentangan atau perbandingan, biasanya digunakan membahas dua hal atau dua objek berdasarkan persamaan dan perbedaan – perbedaannya dengan cara membedakan atau mengkontraskannya dengan persoalan lain. e. Pola pengklasifikasan, biasanya digunakkan untuk mengelompokkan halm peristiwa, atau benda yang dianggap mempunyai kesamaan – kesamaan tertentu, dengan cara mempersatukan satuan ke dalam kelompok, memisahkan kesatuan kelompok dalam kelompok yang lain. 7. Kaidah kebahasaan suatu teks eksposisi antara lain : a. Menggunakan kata teknis atau perisitilahan yang berkenaan dengan masalah utama (topik) yang dibahasnya. Berupa ragam ahasa, ragam baku, kaidah Bahasa, bahasa yang baik dan baku. b. Menggunakan kata kata yang menunjukkan penyebaban untuk menyatakan sesuatu yang argumentative (konjungsi kausalitas) misalnya kata jika, maka, sebab, disebabkan, karena, dengan demkikian, akibatnya, dan oleh karena. c. Menggunakan kata – kata yang menyatakan hubungan temporal atau perbandingan/pertentangan. Ditandai dengan kata sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun d. Menggunakan kata kata kerja mental, yaitu katakerja yang menyatakan kegiatan abstrak, sebagai bentuk aktivitas pikiran, misalnya memperhatikan, menggambarkan, memahami, berketakinan,berpikir, memperkirakan, mengangumi, menduga, berpendapat, menyimpulkan. e. Menggunakan kata – kata perujukan seperti menurut, berdasarkan, merujuk f. Menggunakan kata – kata persuasive seperti hendaknya, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus, atau seharusnya. g. Menggunakan kata – kata yang bermakna lugas bukan makna kias. h. menggunakan pronomina, yaitu kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda, sepert saya, aku, kita, kami, dan lain-lain. i. menggunakan nomina adalah kelas kata benda. Misalnya, komunitas, rakyat, negara, dan lain-lain. j. menggunakan verba yaitu kelas kata kerja (verba pasif, verba aktif). Misalnya, dituntut, dibentuk (verba pasif), mendorong, menetapkan (verba aktif), dan lain-lain. k. menggunakan adjektiva yaitu kata sifat yang dapat melekat pada kata sangat, sekali. Misalnya, optimistis, potensial, yakin, dan lain-lain. l. menggunakan adverbia, yaitu kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva. Misalnya, tidak berpotensi, sangat optimistis, yakin sekali. m. konjungsi (kata penghubung), misalnya: pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut. 8. Dalam sebuah teks eksposisi mengandung kalimat verbal, kalimat verbal dibagi menjadi dua jenis : a. Kalimat aktif - Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya diikuti objek, mungkin satu atau dua objek. Cth : Remaja membutuhkan orang dewasa untuk mengawasi dirinya. - Kalimat aktif intransifit adalah kalimat yang tidak berobjek, tidak dapat diubah ke bentuk pasif. Cth : Para tamu bersalaman. b. Kalimat pasif - Kalimat pasif bentuk diCth : Mereka Diajari juga nilai toleransi dan cinta damai - Kalimat pasif bentuk terCth : Hatiku terbuka untukmu. - Kalimat pasif bentuk ke-an Cth : Banyak orang kehilangan harapan karena sakit - Kalimat pasif persona

Cth : Buku ini belum say abaca 9. Langkah – langkah mengonstruksi teks eksposisi adalah : a. Tentukan topik penulisan teks eksposisi. b. Mengidentifikasi berbagai fakta, alasan logis, data temuan, serta pernyataan atau pendapat para ahli untuk memperkuat argumentasi yang disampaikan. c. Buatlah kerangka tulisan berdasarkan struktur teks eksposisi. d. Kembangkanlah kerangka karangan dengan memperhatikan gagasan utama dan gagasan penjelas dalam setiap paragrafnya. e. Melakukan evaluasi dan penyuntingan terhadap tulisan yang dibuat, baik struktur, isi maupun kaidah kebahasannya. Hal yang harus diperhatikan :  Kejelasan pernyataan pendapat, argumentasi dan penegasan pendapat.  Ketepatan berbagai fakta, alasan logis, data temuan, pendapat ahli.  Kepaduan paragraph antara gagasan utama dan gagasan penjelas.  Kesatuan paragraph dengan menggunakan konjungsi dan pilihan kata.  Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. 10. Hal – hal yang dikomentari dalam teks eksposisi antara lain: a. Kelengkapan unsur b. Masalah yang dikemukakan logis c. Masalah yang dikemukakan penting d. Fakta yang dikemukakan benar e. Bagian penyajian sudah padu f. Urutan bagiannya sudah tersusun dengan benar g. Kata kata sesuai dengan teks eksposisi h. Makna kata yang digunakan sudah lugas i. Kalimat – kalimatnya efektif sehingga mudah dipahami 10. Langkah – langkah penyusunan teks eksposisi antara lain : a. Menentukan topik yang berupa masalah yang penting dan menarik b. Menspesifikasi topik ke dalam gagasan yang lebih terperinci c. Mengumpulkan bahan d. Mempertimbangkan sasaran pembaca e. Mengembangkan kerangka ke dalam tulisan secara lengkap dan utuh

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER GASAL DAVID CHRISTIANTA TAHUN PELAJARAN 2018 – 2019 NISN Bidang Study Kelas Program Studi Sekolah

: 0031955925 : Bahasa Indonesia : X ( Sepuluh ) – 2 : Matematika Ilmu Alam (MIA) : SMA Negeri 1 Depok

1. Teks Anekdot adalah sebuah cerita jenaka singkat mengenai suatu kejadian yang tidak biasa, baik fakta maupun imajinasi untuk menyampaikan kritik terhadap suatu pokok permasalahan. 2. Struktur teks anekdot terdiri dari beberapa bagian antara lain : a. Abstraksi, memberikan gambaran mengenai isi teks b. Orientasi, berisi latar belakang terjadinya suatu peristiwa c. Krisis, berisi masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan d. Reaksi, menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang muncul dibagian krisis e. Koda, menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis 3. Ciri – ciri teks anekdot antara lain : a. Humoris, lucu, menggelitik dan berbau lelucon namun menyindir b. Terselip kritikan atau tujuan c. Berupa teks yang mendekati perumpamaan d. Menampilkan tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari – hari atau sosok penting e. Alur berupa rangkaian peristiwa baik yang benar – benar terjadi, sudah mendapat polesan, maupun tambahan dari pembuat anekdot 4. Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh public. 5. Struktur kebahasaan teks anekdot adalah : a. Menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu b. Menggunakan kalimat retoris c. Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu, dan kausalitas d. Menggunakan kata kerja aksi e. Menggunakan kalimat seru f. Menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat – kalimat tidak langsung g. Pada umumnya menggunakan nama tokoh utama orang ketiga tunggal h. Banyak menggunakan konjungsi penerang atau penjelas i. Banyak menggunakan kata kerja mental 6. Pola pengembangan teks anekdot dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Anekdot dalam bentuk dialog Fikri :“Jual roti apa aja mas ?” Tukang Roti : “Ini bisa dilihat di kotak, banyak macamnya mas.” Fikri : ini Roti rasanya gimana aja bang Tukang Roti : “Roti ini keju mas rasanya.” Fikri : Kalau yang ini rasa apa y bang ? Tukang Roti : “roti rasa strawberry mas.” Fikri : “kalo ini rasa apa bang ?” Tukang Roti : “ini rasa duren mas.”

Fikri : : “Laaah, terus mana rotinya bang ? saya mau beli roti masa dari tadi disebutin buah buahan, gimana sih bapak ini sahut fikri, ak gak jadi beli deh pak ! Tukang Roti : *Bengong* dan tiba tiba dia jatuh pingsan. b. Anekdot dalam bentuk narasi Supir Taksi Susi harus bekerja sampai larut malam dikantornya. Ketika ingin pulang Susi menyetop taksi untuk mengantarnya pulang. “Kebon Jeruk ya Pak “ Sopir taksi itu hanya menggangguk, selama perjalanan tidak terjadi percakapan antara Susi dan Sopir Taksi, mungkin Susi merasa capek karena bekerja sampai larut malam. 20 menit lamanya keheningan terjadi, tiba-tiba Susi ingat bahwa uang yang dibawanya kurang untuk membayar ongkos taksi. Susi lalu menepuk pundak Sopir taksi dengan maksud berhenti dulu didepan untuk mengambil uang di ATM. Tapi tiba-tiba setelah pundaknya ditepuk oleh Susi Sopir taksi itu secara membabi buta membanting setirnya ke kanan kemudian ke kiri sambil berteriak secara histeris, sampai akhirnya taksi itu menabrak sebuah pohon. Untung Susi dan Sopir Taksinya tidak mengalami luka yang cukup parah. Sopir Taksi itu kemudian meminta maaf kepada Susi. “Maaf ya Bu, Ibu nggak apa-apa? Ibu sih make nepuk pundak saya, kagetnya setengah mati bu!!” “Lho, masa sih ditepuk pundaknya aja kaget?? “Soalnya ini hari pertama saya jadi sopir Taksi, Bu” “Emangnya pekerjaan bapak sebelumnya apa??“ “Selama 20 tahun saya jadi SOPIR MOBIL JENAZAH” 7. Langkah – langkah menciptakan teks anekdot antara lain : a. Menentukan tema utama anekdot b. Menuliskan kritik yang hendak disampaikan kepada pihak terkait c. Menentukan unsur kelucuan atau humor pada teks d. Memilih pola pengembangan teks anekdot tersebut e. Menentukan tokoh – tokoh dalam teks anekdot f. Menuliskan kerangka karangan teks anekdot g. Megembangkan kerangka berdasarkan struktur teks yang sudah dibuat h. Melakukan penyuntingan terhadap teks yang dibuat 8. Beberapa hal yang harus dicermati dalam menyunting teks anekdot yaitu : a. Isi - Kejelasan topik - Kelucuan - Kekritisan b. Struktur - Kepaduan - Kelengkapan c. Kaidah bahasa - Keefektifan kalimatnya - Ketepatan pemilihan kata d. Ejaan - Penggunaan tanda baca - Penulisan huruf – huruf

Related Documents

Bahasa
November 2019 57
Bahasa
October 2019 58
Bahasa
June 2020 32
Bahasa
November 2019 76

More Documents from "Uni"

Bahasa Indonesia.docx
April 2020 34
Cckmh Uh 1.docx
April 2020 30
Powerpoint Ppkn.pptx
April 2020 23
Bahan Ujian Jepang.docx
April 2020 40
Kelompok 7 Ppkn.pptx
April 2020 23