Bahasa Dan Berbahasa: Psikolinguistik Anjanillah Zumzumi I Choirul Solikha

  • Uploaded by: Anza Zumy
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahasa Dan Berbahasa: Psikolinguistik Anjanillah Zumzumi I Choirul Solikha as PDF for free.

More details

  • Words: 1,540
  • Pages: 24
BAHASA DAN BERBAHASA

PSIKOLINGUISTIK Anjanillah Zumzumi

I

Choirul Solikha

Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda.

Bahasa adalah objek kajian linguistik sedangkan berbahasa adalah objek kajian psikologi

HAKIKAT BAHASA Para pakar linguistik deskriptif biasanya mendefinisikan bahasa sebagai “suatu system lambing bunyi yang bersifat arbriter” yang kemudian lazim ditambah dengan “yang digunakan sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri”. (Chaer, 1994). Definisi diatas menyataan bahwa bahasa itu adalah satu sistem, Sistem bahasa itu merupakan sistem lambang, sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Sama dengan sisitem lambang lain, sistem lambang bahasa bunyi ini juga bersifat arbriter. Artinya, antara lambang yang berupa bunyi tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep yang dilambangkannya.

ASAL-USUL BAHASA

Ahli Agama

Teori Condillac,

percaya bahwa bahasa itu bersal

F.B Condilac seorang filsuf bangsa perancis berpendapat bahwa

dari tuhan. Tuhan telah

bahasa itu berasal dari teriakan-teriakan dan gerak-gerik badan

melengkapi kehadiran pasangan

yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan dan

manusia pertama (Adam dan

emosi yang kuat. Kemudian teriakan-teriakan itu berubah

Hawa) dengan kepandaian

menjadi bunyi-bunyi yang bermakna, dan lama-kelamaan

untuk berbahasa

semakin panjang dan rumit.

ASAL-USUL BAHASA

Von Herder Von Herder, seorang ali filsafat dari jerman, bahasa itu terjadi dari proses onomatope, yaitu peniruan bunyi alam. Bunyi-bunyi alam yang ditiru ini merupakan benih yang tumbuh menjadi bahasa sebagai akibat dari dorongan hati yang sangat kuat untuk berkomunikasi. Bahasa itu tidak mungkin datang dari tuhan karena bahasa itu sedemikian burruknya dan tidak sesuai dengan logika karena Tuhan maha sempurna.

Von Schlegel

Vo Brooks (1975)Schlegel

Von Schlegel, seorang ahli filsafat bangsa jerman,

bahasa itu lahir pada waktu yang sama dengan

berpendapat bahwa bahasa-bahasa yang ada di

kelahiran manusia. bahasa pada mulanya

dunia ini tidak mugkin bersumberdari satu bahasa.

berbentuk bunyi-bunyi tetap unuk

Asal usul bahasa itu sangat berlainan bergantung

menggantikanatau sebagai simbol bagi benda,

pada faktor-faktor yang mengatur tumbuhnya

hal atau kejadian yang tetap di sekitar yang dekat

bahasa itu. Ada bahasa yang lahir dari onomatope,

dengan bunyi-bunyi itu. Kemudian bahasa-

ada yang lahir dari kesadaran manusia, dan

bahsa itu dipakai bersama orang-orang di tempat

sebagainya. Namun, dari mana pun alasannya akal

itu.

manusialah yang membuatnya sempurna.

Brooks (1975) Philip liebermen(1975) Sejak awal bahasa bahasa itu pastilah merupakan

bahsa lahir secara evolusi

satu kerangka atau struktur yang di bentuk oleh 4

sebagaimana ynag dirumuskan oleh

unsur yaitu bunyi, keteraturan(order), bentuk dan

Darwin (1859) dengan teori

pilihan. Kemudian, karena kelahiran bahasa

evolusinya. Semua hukum envolusi

bersamaan dengan kelahiran kebudayaan, maka

darwin, menurut Lieberman, telah

melalui kebudayan ini segala hasil ciptaan kognisi

berlaku dan dilalui jugaoleh evolusi

seseorang dapat pula dimiliki oleh orang lain, dan

bahasa

dapat pula diturunkan kepada generasi berikutnya.

GAME

CHANGING SLIDE

WHAT I MEAN

Jawaban tradisional atas pertanyaan apakah fungsi bahasa, adalah bahwa bahasa itu adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan fikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan

Fungsi Bahasa

Wardhaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan

bahwa

fungsi

bahasa

adalah

alat

komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan Menurut Kinneavy fungsi bahasa ada lima, yaitu; disebut fungsi ekspresi, fungsi informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi entertainmen.

Fungsi Bahasa

Karena bahasa ini digunakan manusia dalam segala tindak kehidupan, sedangkan prilaku dalam kehidupan itu sangat luas dan beragam, maka fungsi-fungsi bahsa itu bisa menjadi sangat banyak sesuai dengan banyaknya tindak dan prilaku serta keperluan manusia dalam kehidupan. Oleh karena itu, dalam berbagai kepustakaan kita mungkin akan menemukan rincian fungsi-fungsi bahasa yang berbeda dan beragam

Struktur Bahasa Dalam linguistic generative transformasi, struktur ini sama dengan tata bahasa, sedangkan tata bahasa itu sendiri tidak lain daripada pengetahuan penutur suatu bahasa mengenai bahasanya, yang lain disebut dengan istilah kompetensi. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkandalam pelaksanaan bahasa (perfonmansi), yaitu berupa bertutur atau pemahaman akan tuturan.

Mengurai Defi nisi Dikotomi kompetensi dan performasi sangat pentig di dalam sosiolinguistik kompetensi yang merupakan pengetahuan seseorang akan bahasanya, memungkinkan dia dapat melakukan performansi atau pelaksanaan bahsa itu yang berupa memahami kalimat-kaluimat yang didengar ( pelaksanaan reseptif ) dan melahirkan kalimat-kalimat ( pelaksanaan produktif ) dari bahasanya.

Tata Bahasa

Struktur dalam dan Struktur luar

Yang dimaksud dengan struktur dalam adalah struktur kalimat itu secara abstrak yang berada di daalam otak penutur sebelum kalimat itu diucapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan struktur luar adalah struktur klimat itu ketika diucapkan yang dapat kita dengar. Jadi, bersifat konkrit.

KOMPONEN BAHASA Setiap tata bahasa menurut linguistic generif trnsformasi, dibangun oleh tiga buah komponen, yatu komponen sntaksis, komponen semantic dan komponen fonologi.

1. KOMPONEN SINTAKSIS Tugas utama komponen sintaksis adalah menentukan hubungan antara pola-pola bumi bahasa itu dengan makna-maknanya dengan cara mengatur urutan katakata yang membentuk frase atau kalimat itu agar sesuai dengan makna yang diinginkan oleh penuturnya

KOMPONEN BAHASA . Untuk mengetahui bagaimana cara kerja komponen sintaksis itu simaklah contoh berikut : Kuda itu menendang petani itu Setiap penutur bahasa Indonesia dengan kompetensinya mengenai bahasa Indonesia yang telah dinuranikan akan mampu menentukan hal-hal berikut : 1. Kalimat di atas kalimat yang berterima, baik dan lengkap. 2. Kalimat tersebut terdiri dari beberapa kata. 3. Dalam kalimat itu kata kuda adalah sebuah nomina, kata menendang adalah sebuah verba, kata petani aadalah nomina, dan kata itu adalah kata untuk menunjuk sesuatu yang dimaksud. Setiap penutur bahasa Indonesia jika misalnya, akan memenggal kalimat itu menjadi dua bagiaan pastilah akan memenggalnya sebagai berikut : 1. Kuda itu / menendang petani (Tidak mungkin terjadi) 2. Kuda / itu menendang petani itu 3. Kuda itu menendang / petani itu. Jadi, setiap penutur bahasa Indonesia akan merasakan bahwa kata itu yang pertama lebih natural bergabung dengan kata kuda daripada dengan kata menendang. Kemampuan ini menunjukkan adanya kompetensi setiap penutur bahasa Indonesia mengenai tata bahasa Indonesia yang telah dinuranikan secara tidak sadar.

Komponen Semantik suatu kalimat sangat tergantung pada beberapa faktor yang salimg berkaitan dengan yang lainya. Faktor itu antara lain (a) makna leksikal kata yang membentuk kalimat, (b) urutan kata dalam organisasi kalimat, (c) intonasi, cara kalimat diucapkan atau dituliskan, (d) konteks situasi tempat kaliamt itu diucpkan, (e) kalimat sebelum dan sesudah yang menyertai kalimat itu, dan (f) faktor-faktor lain. Makna kalimat semakin rumit karena banyak kata memiliki lebih dari satu makna, dan makna inipun bisa saja terlepas apabila kata berada dalam konteks atau frase yang berlainan.

Untuk bisa menghasilkan kalimat yang gramatikal dan berterima secara semantik, teori linguistik generatif transformasi standar mengajukan teori fitur-fitur semantik (semantic features)atau disebut juga penanda semantik (semantic marker). Teori ini mengansumsikan bahwa setiap kata memiliki sejumlah fitur semantik yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Umpamanya kata bapak memiliki fitur[+benda], [+konkret], [+manusia], [+dewasa], [+laki-laki], [+menikah] dan [+beranak]. Sedangkan kata ibu memilki fitur [+benda], [+konkret],[+manusia], [+dewasa], [-perempuan], [+menikah] dan [+beranak]. Dari fitur-fitur yang disebut, tnpak bedanya bapak dan ibu. Kalau bapak memiliki fitur [+laki-laki], sedangkan ibu memiliki fitur[-perempuan]. Contoh ; Ibu itu sedang hamil Bapak itu sedang hamil Karena itulah pada kalimat a berterima sedangkan kalimat nomor b tidak berterima. Pengalaman fitur-fitur semantik ini sebenarnya juga telah ternuranikan oleh setiap penutur suatu bahasa sebagian dari kompetensi bahasanya. Oleh karena itu, setiap penutur suatu bahasa mengenal mana kalimat yang secara semantik berterima atau yang tidak berterima.

dapat

Komponen Fonologi Komponen fonologi adalah sistem bunyi suatu bahasa. Komponen fonologi ini, sebgai komponen ketiga dalam tata bahasa

generatif transformasi memiliki rumus-

rumus fonologi yang bertugas mengubah stuktur luar sintaksis menjadi representasi fonetik yaitu bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar yang diucapkan oleh penutur. Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja rumusrumus

fonologi

itu

representasi fonetik itu.

kita

perlu

mengenal

dulu

WHAT I MEAN

Berbahasa merupakan salah satu prilaku dari kemampuan manusia, sama dengan prilaku dan

PROSES BERBAHASA

kemampuan

untuk berfikir, bercakap-cakap,

bersuara ataupun bersiul. Berbahasa merupakan kegiatan dan proses Memahami

dan

menggunakan

komunikasi yang disebut bahasa.

isyarat

PROSES BERBAHASA

Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses yaitu proses produktif dan proses represif.

proses represif Proses produktif

Sedangkan proses represif berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang

-Berlangsung

pada

diri

pembicara

yang

bermakna dan berguna yang disampaikan oleh

menghasilkan kode-kode bahasayang bermakna dan

pembicara melalui alat-alat artikulasi dan di terima

berguna.

melalui alat-alat pendengar.

-Sedangkan proses represif berlangsung pada diri

proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman

pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang

disebut dengan dekode. Kalau kode bisa diartikan

bermakna dan berguna yang disampaikan oleh

sebagai satu isyarat atau tanda (seperti bahasa)

pembicara melalui alat-alat artikulasi dan di terima

dalam penyampaian informasi; maka enkode

melalui alat-alat pendengar.

berarti

-Proses produksi atau proses rancangan berbahasa

kodetersebut; dan dekode berarti peristiwa atau

disebut dengan encode

proses penerimaan kode teersebut.

peristiwa

atau

proses

pelahiran

FINE TIMELINE Dikotomi kompetensi dan performasi sangat pentig di dalam sosiolinguistik kompetensi yang merupakan pengetahuan seseorang akan bahasanya, memungkinkan dia dapat melakukan performansi atau pelaksanaan bahsa itu yang berupa memahami kalimat-kaluimat yang didengar ( pelaksanaan reseptif ) dan melahirkan kalimat-kalimat ( pelaksanaan produktif ) dari bahasanya.

Tata Bahasa

Struktur dalam dan Struktur luar

Yang dimaksud dengan struktur dalam adalah struktur kalimat itu secara abstrak yang berada di daalam otak penutur sebelum kalimat itu diucapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan struktur luar adalah struktur klimat itu ketika diucapkan yang dapat kita dengar. Jadi, bersifat konkrit.

THANK YOU

CREDITS Template by Dani from Plot Gist. Download Open Sans font here. Icons made by Freepik from www.fl aticon.com (find more icons on the link!) Photos by ©Plot Gist* Find free high quality photos here.

*except for the dog photo, and the couple holding hands

TRAVEL | DESIGN | LIFESTYLE plotgist.wordpress.com

Related Documents


More Documents from ""