Bahan.docx

  • Uploaded by: wahyu ningsih
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,468
  • Pages: 34
KARYA TULIS ILMIAH HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TAMAN KANAK-KANAK PADA PENGEMBANGAN KOGNITIF

JUDUL UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGENALAN DAN PENGETAHUAN WARNA PADA ANAK TK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN DI TKIT RABBANI MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Guru berprestasi

Disusun Oleh : Nama

: WAHYU NINGSIH

Jabatan

: Guru

Unit Kerja

: TKIT Rabbani Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim

TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU (TKIT) RABBANI KECAMATAN MUARA ENIM KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) TAMAN KANAK-KANAK PADA PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS

JUDUL MELATIH KREATIFITAS ANAK MELALUI MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK TK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE MIND MIPPING DI TKIT RABBANI MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Guru berprestasi

Disusun Oleh : Nama

: WAHYU NINGSIH

Jabatan

: Guru

Unit Kerja

: TKIT Rabbani Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim

TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU (TKIT) RABBANI KECAMATAN MUARA ENIM KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

Mewarnai gambar sangat sesuai untuk melatih kreatifitas anak-anak. Mereka bisa menuangkan imajinasi mereka dalam bentuk goresan warna-warna yang mereka pilih. Dan ini mencerminkan sebuah ketegasan memutuskan suatu pilihan. Karena memang warna yang tersedia lumayan banyak sedangkan mereka harus menetukan warna apa yang mesti mereka gunakan untuk mewarnai bidang tertentu. Mewarnai gambar juga sangat membantu kemandirian anak untuk menjadi pribadi yang percaya diri dengan apa yang dipilihnya. Dia unjuk diri dengan menampilkan pilihan warnawarna itu. Tentu saja hal ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali, karena mereka juga butuh proses yang dijalaninya melalui berkali-kali menggoreskan warna pada gambarnya. Memang mewarnai gambar ini hanyalah satu dari sekian banyak metode untuk melatih kreatifitas anak-anak. Sebab pada dasarnya mewarnai gambar hanyalah sebuah sarana untuk menuangkan sebuah keputusan. Dan hasil goresan warna dalam mewarnai gambar otomatis akan menjadi pengalamannya dalam berkarya. Tentu saja ini akan sangat membekas dalam jiwanya dan menjadi semacam referensi yang akan menjadi bekal pengalaman memecahkan suatu persoalan. Mewarnai gambar memang asyik dan menyenangkan. Meskipun kita tahu tidak semua anak menyukai mewarnai gambar, akan tetapi sebagian kecil saja. Karena dunia mewarnai gambar adalah dunia anak-anak yang penuh imajinasi. Silakan miliki koleksi mewarnai gambar di situs ini, gratis, dengan tujuan untuk kreatifitas, bukan untuk tujuan komersial. Untuk repost silakan cantumkan sumber situs ini untuk menjaga etika ilmiah karena hal ini menyangkut hak intelektual.

Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran Kurikulum TK ………………….. Kecamatan Kawedanan No

1

Program

Kompetensi yang

Pengembangan

dicapai

Nilai Moral dan Agama

1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui Ciptannya

1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain,dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan

2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur

Materi pembelajaran

Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, membiasakan mengucapkan kalimat pujian terhadap ciptaan Tuhan Terbiasa saling menghormati (toleransi) agama, mengucapkan keagungan Tuhan sesuai agamanya, merawat kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau teman, menghargai teman hormat pada guru dan orang tua, menjaga dan merawat tanaman, binatang dan ciptaan Tuhan Terbiasa berbicara sesuai fakta, tidak curang dalam perkataan dan perbuatan, tidak berbohong,

3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari 4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa

3.2 Mengenal perilaku balk sebagai cerminan akhlak mulia 4.2. Menunjukkan periaku santun sebagai cerminan akhlak mulia

2

Fisik Motorik

2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat

3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus

menghargai kepemilikan orang lain,mengembalikan benda yang bukan haknya,mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, terus terang, anak senang melakukan sesuatu sesuai aturan atau kesepakatan, dan mengakui kelebihan diri atau temannya Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar,doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan bangun tidur, doa untuk kedua oran tua),mengenal hari-hari besar agama, hari-hari besar agama, cara ibadah sesuai hari besar agama,tempat ibadah, Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan agama dan adat setempat; misalnya tata cara berbicara secara santun, cara berjalan melewati orang tua, cara meminta bantuan, cara menyampaikankan terima kasih setelah mendapatkan bantuan, tata cara beribadah sesuai agamanya misalnya; berdoa, tata cara makan, tata cara memberi salam, cara berpakaian menolong teman, orang tua dan guru Kebiasaan anak makan makanan bergizi seimbang, kebiasaan merawat diri, menjaga kebersihan lingkungan misalnya; kebersihan tempat belajar dan lingkungan, menjaga kebersihan alat main dan milik pribadi Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh,cara merawat, kebutuhan agar anggota tubuh tetap sehat, berbagai gerakan untuk melatih motorik kasar dalam kelenturan, kekuatan, kestabilan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan,koordinasi tubuh. • Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara lain merangkak, berjalan, berlari, merayap,berjinjit, melompat,

3

Kognitif

meloncat, memanjat,, menendang, berguling dengan menggunakan gerakan secara terkontrol, seimbang dan lincah dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur (misal: menirukan gerakan benda, senam, tarian, permainan tradisional. • Keterampilan motorik halus untuk melatih koordinasi mata dan tangan, kelenturan pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain; meremas, menjumput, meronce, menggunting, 3.4. Mengetahui cara hidup Cara merawa kebersihan diri sehat (misal: mencuci tangan, berlatih 4.4 Mampu menolong toilet, merawat gigi, mulut, diri sendiri untuk hidup telinga, hidung, olahraga, mandi sehat 2x sehari; memakai baju bersih), memilih makanan dan minuman yang sehat, makanan yang diperlukan tubuh agar tetap sehat Cara menghindarkan dir dari bahaya kekerasan • Cara menghindari diri dari benda-benda berbaha ya misalnya pisau, listrik, pestisida, kendara an saat di jalan raya • Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan • Kebiasaan buruk yang harus dihindari 2.2 Memiliki perilaku yang Membiasakan eksploratif, mencerminkan sikap ingin • Cara bertanya tahu • Cara mendapatkan jawaban 2.3 Memiliki perilaku yang Pemahaman tentang kreatif, mencerminkan sikap kreatif • Membiasakan kerja secara kreatif 3.5 Mengetahui cara Cara mengenali masalah, memecahkan masalah • Cara mengetahui penyebab sehari-hari dan berperilaku masalah, kreatif • Cara mengatasi masalah, 4.5 Menyelesaikan masalah • Menyelesaikan kegiatan dengan sehari-hari secara kreatif berbagai cara untuk mengatasi masalah. 3.6 Mengenal bendabenda bentuk dua dimensi (persegi, segi disekitarnya(nama, warna, tiga, bulat, segi panjang),

bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 4.6 Menyampaikantentang apa dan bagaimana bendabenda di sekitar yang dikenalnya (nama,warna, bentuk,ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi,dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya •

3.7 Mengenal lingkungan social (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah,budaya,transportasi) 4.7 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal,tempat ibadah, budaya, transportasi)dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh

• bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, tabung), ukuran (panjang-pendek, • besar-kecil, berat-ringan, sebentar-lama),bilangan (satuan, puluhan), • tekstur (kasar-halus, keraslunak), • suara (cepat-lambat, kerashalus, tinggi rendah), • pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk,ukuran, fungsi • membandingkan benda berdasarkan ukuran “lebih dari — kurang dari”, “paling/ter) • mengurutkan benda berdasarkan seriasi (kecil-sedang-besar) • mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi (sangat kecil- lebih kecil- kecil- besarlebih besar- paling besar), • pola ABC-ABC, ABCD-ABCD berdasarkan urutan warna, bentuk, ukuran, bunyi, , fungsi,sumber, dll. • Mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah bilangan • Hubungan satu ke satu, satu ke banyak,kelompok ke kelompok • Lambang bilangan Keluarga (hubungan dalam keluarga, peran, kebiasaan, garis keturunan, dst), • teman (nama, ciri-ciri,kesukaan, tempat tinggal dst), • lingkungan geografis (pedesaan/ pantai/pegunungan/kota), • kegiatan orang-orang (dipagi/sore hari, dst),pekerjaan (petani, buruh, guru, ), • budaya (perayaan terkait adat, pakaian, tarian, makanan, dst), • tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor pos, kantor polisi, terminal, dst), • berbagai jenis transportasi (transportasi darat, air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang).• Lambang negara

3.8 Mengenal lingkungan alam(hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,batubatuan 4.8 Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman,cuaca, tanah, air,batu-batuan, dalam bentuk gambar, bercerita,bernyanyi, dan gerak tubuh

4

Sosial emosional

3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan 4.9 Menggunakan Teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya(peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan 2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri

2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan seharihari untuk melatih kedisiplinan 2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan 2.8 Memiliki perilaku

Hewan misalnya; jenis (nama, ciri-ciri, bentuk), • Kelompok hewan berdasarkan makanan(herbivora, omnivora, karnivora, • kelompok hewan berdasarkan manfaat (hewan ternak , buas), • tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman darat/air, perdu , buah/hias/kayu • bermacam bentuk dan warna daun dan bermacam akar), • berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/beranak/ • cara merawat tanaman, dst, • gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang malam, mendung, siklus air, dst), tanah, batu, • sebab akibat kejadian, dst • Nama benda, • bagian-bagian benda, • fungsi, • cara menggunakan secara tepat, dan cara merawat. Alat dan benda yang dimaksud dapat berupa peralatan ekolah, perabot rumah tangga, perkakas kerja, peralatan elektronik, barang-barang bekas pakai. • Cara memberi salam pada guru atau teman, • Cara untuk berani tampil di depan teman, guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya, • Ara menyampaikan keinginan dengan santun. Aturan bermain, aturan sekolah • Cara mengatur diri sendir misalnya membuat jadwal • Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak sesuai aturan • Cara antri • Cara menyelesaikan gagasannya hingga tuntas, • berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan kekerasan Pemahaman tentang mandiri,

yang mencerminkan kemandirian

2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta bantuannya

2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama

2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri

2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggungjawab

3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain 4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar

• Perilaku mandiri, • Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya Keuntungan mengalah • Cara menawarkan bantuan pada teman atau guru, • Cara menenangkan diri dan temannya dalam berbagai situasi, • senang berbagi makanan atau mainan • Perilaku anak yang menerima perbedaan teman dengan dirinya, • Cara menghargai karya teman, • Cara menghargai pendapat teman, mau berbagi • Cara berterima kasih atas bantuan yang diterima Kegiatan transisi, • Cara menghadapi situasi berbeda • Cara menyesuaikan did dengan cuaca dan kondisi alam Pemahaman tentang tanggung jawab • Pentingnya bertanggung jawab • Cara bertanggung jawab (mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf), • Cara merapihkan/membereskan mainan pada tempat semula, • mengerjakan sesuatu hingga tuntas, • mengikuti aturan yang telah ditetapkan walaupun sekali-kali masih harus diingatkan, • senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin harus membantu menyiapkan alat makan, dst). Cara menghadapi orang yang tidak dikenal, • Penyebab sedih, marah,gembira, kecewa,atau mengerti jika ia menganggu temannya akan marah, jika ia membantu temannya akan senang,

3.14 Mengenali kebutuhan,keinginan, dan minat diri 4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat dengan cara yang tepat

5

Bahasa

2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orangtua, pendidik, dan teman 3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca) 4.10 Menunjukkan Kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)

3.11 Memahami bahasa ekspresif(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 4.11 Menunjukkan Kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain 4.12 Menunjukkan Kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya

6

Seni

2.4 Memiliki perilaku

Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya (lapar ingin makan, kedinginan memerlukan baju hangat, perlu payung agar tidak kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat), • Teknik mengambil makanan sesuai kebutuhan, menggunakan alat main sesuai dengan gagasan yang dimilikinya, • membuat karya sesuai dengan gagasannya, dst Cara berbicara secara santun, menghargai teman dan orang yang lebih tua usianya • Pemahaman sikap rendah hati • Contoh perilaku rendah hati • cara menjawab dengan tepat ketika ditanya, • cara merespon dengan tepat saat mendengar cerita atau buku yang dibacakan guru, • melakukan sesuai yang diminta dengan beberapa perintah, • menceritakan kembali apa yang sudahdidengarnya • Mengungkapkan keinginannya, menceritakan kembali, • bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya, • mengungkapkan perasaan emosinya dengan melalui bahasa secara tepat. • Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan • membaca gambar, membaca symbol, menjiplak huruf, • mengenali huruf awal di namanya, menuliskan huruf-huruf namanya,menuliskan pikirannya walaupun hurufnya masih terbalik atau tidak lengkap, hubungan bunyi dengan huruf,mengucapkan kata yang sering diulang ulang tulisannya pada buku cerita, mengeja huruf,membaca sendiri • cara menjaga kerapihan did, dan

yang mencerminkan

• cara menghargai hasil karya

sikap estetis

baik dalam bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya, • cara merawat kerapihankebersihan-dan keutuhan benda mainan atau milik pribadinya

3.15 Mengenal berbagai

Membuat berbagai hasil karya

karya dan aktivitas seni

dan aktivitas seni gambar dan

4.15 Menunjukkan karya

lukis, seni suara, seni musik,

dan aktivitas seni dengan

karya tangan dan lainnya

Menggunakan berbagai

• Menampilkan hasil karya seni

media

Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yang menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya. Berkaitan dengan hal itu akan diungkapkan secara berturut-turut mengenai pengertianpengertian kognitif, proses perkembangan fungsi-fungsi kognitif, tahapan perkembangan kognitif dan tinjauan perpindahan berfikir praoperasional ke operasional kongkrit. Dan semua penjelasan itu akan disajikan secara runtut bagi anda para pendidik. seiring dengan vitalnya aspek pendidikan dalam perjuangan bangsa ini, penulis pribadi memberikan apresiasi yang tinggi bagi para pendidik baik pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, maupun jenjang pendidikan lainnya. dan semoga buah tangan yang penulis sajikan dalam web ini mampu memotivasi dan memberikan inspirasi yang lebih demi menciptakan wilayah pendidikan yang menyenangkan. Secara filosofis pendidikan anak usia dini merupakan subuah kegiatan mengoptimalisasi seluruh potensi peserta didik baik berupa pemberian pembinaan pada masa anak baru lahir sampai usia enam tahun dengan memberikan stimulus-stimulus guna mengembangkan seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak mampu melanjutkan pendidikan jenjang berikutnya. Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari setiap fungs kepribadiaan atau pola pikir dari akibat pertumbuhan dan belajar. Sedangkan perkembangan adalah perubahan kepribadian ataupun pola pikir seseorang sesuai dengan perkembangannya. Masa emas ataupun masa dimana anak mengalami lompatan perkembangan yang sangat sighnifikan dibandingkan dengan dengan masa setelahnya. Masa ini tidak dapat terulang kembali, maka dari itu, orangtua ataupun pendidik harus mengetahui seluruh aspek perkembangan anak. PAUD merupakan pendidikan anak-anak usia 0-6 tahun dengan melakukan pembinaan sejak dini dengan pemberian rangsaangan guna mengembangkan aspek pertumbuhandan

perkembangan anak jasmani maupun rohani sehingga anak akan siap melanjutkan ke jenjang berikutnya, pendidikan anak usia dini juga mempunyai tujuan yang mana mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak anak menjadi penerus bangsa yang dapat membawa bangsa untuk masa dpan lebih baik.

Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif pada umumnya sangat berhubungan dengan masa perkembangan motorik. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi, sehingga dapat berfikir. 1[8]Perkembangan kognitif adalah proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya. Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. 2[9]Istilah kognisi (cognition) dimaknai sebagai setrategi untuk mereduksi kompleksitas dunia. kognisi juga dimaknai sebagai cara bagaimana manusia menggambarkan pengalaman mengenai dunia dan bagaimana mengorganisasi pengalaman mereka.3[10] Aspek yang dipantau dari Perkembangan aspek Kognitif yaitu: a. Informasi/pengetahuan figurative meliputi: 1) Mengenal nama-nama warna: 2) Mengenal nama berbagai benda yang ada dirumah dan fungsinya; 3) Mengenal nama bagian0bagian tubuh; 4) Mengenal nama dan alamat: 5) Mengenal nama anggota keluarga, teman, dan guru. b. Pengetahuan prosedur/operatif antara lain meliputi: 1) Menjelaskan bagaimana cara pergi dan pulang sekolah; 2) Menjelaskan cara menggunakan berbagai peralatan dirumah atau disekolah; 3) Mampu membandingkan dua objek atau lebih; 4) Menghitung, menata, mengurutkan dan mengklasifikasikan; 5) Mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan, memecahkan masalah sederhana: 6) Mampu ke toilet, memakai baju, dan akan sendiri. c. Pengetahuan temporal dan spesial meliputi: 1) Mengetahui nama hari dan tanggal 2) Mengetahui waktu (siang, sore, malam, kemarin, besok), musim, dan cuaca; 3) Mengenal lokasi (diatas, dibawah, disamping, kanan, kiri, tinggi, rendah); 4) Mengenal kecepatan (cepat, lambat). d. Pengetahuan dan pengingat memori meliputi: 1) Mengingat alfabet; 2) Mengingat nama-nama teman; 3) Mengingat nama hari.4[11]

merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

makalah paud

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya. Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan TK dan SD, pada tahun 2007 sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Sedangkan masalah utamanya adalah angka partisipasi kasar (APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68%. Selain itu, masalah yang timbul dalam penyelenggaraan PAUD adalah “ekspektasi” masyarakat yang terlalu tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif siswa, padahal PAUD adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini, sehingga ia siap melaksanakan pendidikan di jenjang yang formal. Hal itu menunjukan bahwa pengembangan PAUD harus lebih ditingkatkan agar tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai. Oleh karena itu peran serta masyarakat harus dipertahankan dan peran pemerintah dalam membina dan mengembangkan berbagai kebijakan tentang PAUD harus dioptimalkan. Kajian terhadap keberadaan PAUD dalam sistem pendidikan nasional perlu banyak dilakukan, baik kajian terhadap aspek- -aspek filosofisnya maupun aspek-aspek teknis, berupa kuirkulum

maupun proses pembelajaran PAUD di lapangan. Melalui hal tersebut diharapkan pengembangan PAUD dapat lebih meningkat, demi menunjang tercapainya tujuan pendidikan, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdiknas, 2007). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pengkajian terhadap masalah program PAUD perlu dilakukan berdasarkan kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.

1.2.1

Bagaimana landasan filosofis terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)?

1.2.2

Bagaimana pengertian, hakekat, komponen, kurikulum dan evaluasi PAUD?

1.3 Metode dan Teknik penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis. Adapun teknis penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.

1.4 Sistematika Penulisan Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN

:

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, metode dan teknik

penulisan dan sistematika penulisan. BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Bab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa landasan, komponen, hakekat, kurikulum dan proses pembelajaran dan evaluasi PAUD. BAB III PENUTUP Dalam bab penutup diuraikan kesimpulan dan saran penulis.

BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2.1 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan yang dilaksanakan merupakan proses sepanjang hayat, di mana proses pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0 tahun sampai manusia itu meninggalkan dunia. Karena pendidikan harus dilakukan di semua usia, maka pemikiran-pemikiran terhadap pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus merunut pada kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya. Berikut adalah beberapa landasan pendidikan anak usia dini berdasarkan aspekaspek yang dikembangkan dalam PAUD.

2.1.1 Landasan Hukum Penyelenggaraan program PAUD di Indonesia mengacu pada aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sebagai berikut.

a. UUD 1945 b. UU. No. 4 Tahun 1974 mengenai Kesejahteraan Anak c. UU. No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak d. UU. No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. e. PP. No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional f.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009.

g. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional. h. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

(M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:20-21).

2.1.2 Landasan Filosofis Anak usia dini, yakni anak dengan usia pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan berbagai penelitian merupakan masa keemasan manusia (golden age), di mana kecerdasan manusia ditentukan pada masa-masa ini (Hariwijaya, 2007:32). Dengan adanya pendidikan anak usia dini diharapkan anak dapat tumbuh dengan segala potensinya, sehingga ia mampu membangun dirinya, lingkungan dan bangsanya. Berikut adalah beberapa pemikiran para ahli pendidikan anak terhadap proses pendidikan anak usia dini.

a. Pandangan Pestalozzi

Menurutnya, anak dilahirkan dalam keadaan bersih. Perkembangan manusia terjadi dalam desain alam dan terbentuk oleh kekuatan-kekuatan luar. Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa keberhasilan belajar dalam satu tahap perkembangan merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan belajar di tahap berikutnya. Oleh karena itu, ia berkesimpulan bahwa pendidikan anak merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depannya.

b. Pandangan Froebel

Froebel mewujudkan ide-idenya dalam pendidikan anak dengan mendirikan lembaga pendidikan Froebel. Ia lebih menfokuskanpada konsep pendidikan anak sebagai alat reformasi sosial. Ia

menyiapkan program pendidikan pra-sekolah sebagai sarana untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Anak dilahirkan dengan pembawaan yang baik, sehingga tugas lembaga pendidikan untuk mengarahkan anak pada kehidupan masa depan yang lebih baik, dengan mendorong kemampuan untuk mencipta dan berkreasi.

c. Pandangan Montesori

Menurutnya, pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membantu perkembangan anak secara menyeluruh. Anak dalam proses perkembangannya merupakan kutub yang berbeda dengan orang dewasa, namun saling mempengaruhi. Kualitas pengalaman anak di usia dini sangat mempengaruhi kehidupannya di masa dewasa.

d. Pandangan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan dan bapak pendidikan Indonesia. Pandangannya terhadap anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ketimuran dan pendidikan barat yang dia lalui. Menurutnya, anak lahir dalam kodrat dan pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bias baik dan juga buruk, dengan paham inilah

2.1.3 Landasan Pengetahuan Landasan pengetahuan penting bagi pendidikan anak usia dini. Landasan ini mengacu pada pendapat beberapa ahli pendidikan yang memandang betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain :

a. Nabi Muhammad Saw

Lebih dari 1500 tahun yang lalu (abad ke-6 M), Nabi Muhammad Saw telah mengemukan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah mulai dari anak dalam kandungan sampai ia meninggal. Hal itu

menegaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam menuntut ilmu.

b. Marthin Luther (1483-1546)

Menurutnya landasan adanya proses pendidikan adalah agama. Selain itu keluarga juga merupakan faktor utama dalam menghadapi pendidikan anak.

c. Jean – Jacues Rouseau (1712-1718)

Menurutnya, pendidikan harus bersifat alamiah, yakni pendidikan harus kembali ke alam. Menurutnya, manusia dilahirkan dalam keadaan baik, manusialah yang menentukan baik atau jahatnya manusia.

d. John Dewey (1859-1952)

Teorinya dikenal dengan teori ”progressivism) yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya terhadap sesuatu daripada mata pelajarannya sendiri. Menurutnya, pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.

e. Benjamin Bloom (1964)

Bloom mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu. Ia menghasilkan taksonomi Bloom. Menurutnya kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil pendidikan anak usia dini.

f.

Jean Piaget (1972)

Jean Piaget mengemukakan tentang bagaimana anak belajar. Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak dituntun untuk melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Agar anak dapat memahami sesuatu, maka ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.

g. Lev Vigostsky

Ia berpendapat bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan berproses anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. (M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:21-23) dan (Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2007).

2.2 Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan usia anak dan mampu menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupannya di masa depan.

2.2.1 Pengertian Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam hal ini M. Hariwijaya (2007:14), mengemukakan bahwa PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya.

2.2.2 Tujuan

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah:

a. Merangsang dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. b. Mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini Dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Berorientasi pada kebutuhan Anak (Children Oriented)

Kegiatan pembelajaran harus berpusat kepada kebutuhan anak melalui upaya-upaya pendidikan dalam mencapai perkembangan fisik dan fsikis yang optimal.

b. Merangsang kreativitas dan Potensi Anak

Kegiatan PAUD harus mampu merangsang potensi dan kreativitas anak sehingga anak mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupannya di masa depan.

c. Belajar melalui Bermain

Kegiatan bermain merupakan sarana belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang dipelajarinya.

d. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Dalam hal ini, pendidikan di usia dini memerlukan pengkondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas anak. Lingkungan harus diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi kenyamanan belajar anak.

e. Pembelajaran Terpadu

Proses pembelajaran pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek pembelajaran, yakni dengan penggunaan tema yang menarik dan dapat mengembangkan minat siswa dan bersifat kontekstual.

f.

Dilaksanakan secara Bertahap, Berulang-ulang dan Terus Menerus

Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara bertahap, di mulai dengan konsep yang sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga harus dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa yang dipelajari dapat menjadi bagian dari kehidupan anak.

g. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup (Life Skills)

Memberikan berbagai kecakapan hidupa dapat melalui proses pembiasaan, hal tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong dirinya sendiri dan bertanggung jawab.

h. Menggunakan berbagai Media Edukatif dan Sumber Belajar

Diutamakan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak. Dalam hal ini kreativitas dan inovasi guru diperlukan dalam merancang dan membuat media dan sumber belajar tersebut.

2.3 Komponen Program PAUD

Berbagai komponen program PAUD telah dikembangkan dengan tujuan agar pengembangan PAUD dapat dilakukan dengan terstuktur dan terprogram secara baik sehingga tujuan PAUD sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat tercapai.

2.3.1 Standar Kompetensi Anak usia Dini Pendidikan anak usia dini dalam pengembangan aspek-aspek pembelajarannya harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini sebagai berikut.

a. Moral dan nilai-nilai agama

Secara umum, nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan adalah perilaku positif, kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Selain itu Anak dididik melalui proses pembiasaan ajaran-ajaran dan ibadah sesuai agamanya masing-masing.

b. Sosial dan Emosional

Anak dididik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.

c. Fisik/motorik

Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai permainan-permainan edukatif.

d. Bahasa

Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik (1-5 tahun).

e. Kognitif

Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai dewasa).

f.

Seni

Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar dan keterampilan lainnya.

2.3.2 Kurikulum PAUD Dalam hal ini, secara operasional kurikulum PAUD dalam tulisan adalah berbagai aspek yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran anak usia dini. Termasuk dalam pembahasannya adalah prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum PAUD, komponen kurikulum, penilaian dan satuan pendidikan anak usia dini.

a. Prinsip-prinsip Dasar pengembangan kurikulum PAUD

Dalam hal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum PAUD, yang meliputi: 1) bersifat komprehensif, 2) didasarkan pada perkembangan secara bertahap, 3) melibatkan orang tua, 4) melayani kebutuhan anak, 5) merefleksikan kebutuhan dan nilainilai yang dalam masyarakat, 6) mengembangkan standar kompetensi anak, 7) mewadahi layanan

anak berkebutuhan khusus, 8) menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, 9) memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, 10) menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga, 11) manajemen sumber daya manusia, dan 12) penyediaan sarana dan prasarana.

b. Komponen Kurikulum

1. Anak Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun. 2. Pendidik Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini, psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio guru dengan anak didik dalam PAUD adalah: 1) Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak, 2) Usia 1-3 tahun dengan rasio 1 : 6 anak, 3) Usia 3-4 tahun dengan rasio 1 : 8 tahun, dan 4) Usia 4-6 tahun dengan rasio 1 : 10-12 anak. 3. Pembelajaran Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan pembiasaan yang direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu: a. Materi Pembelajaran Untuk Anak usia 0-3 tahun, mencakup: 1) Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri) 2) Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)

3) Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial) 4) Pengenalan berbagai gerak (Perkembangan fisik) 5) Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa) 6) Keterampilan berfikir (perkembangan kognitif) b. Materi Pembelajaran untuk anak usia 3-6 tahun, mencakup: 1)

Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran phonologi, percakapan, memahami buku, dan teks lainnya.

2) Konsep matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geomteri dan konsep matematika lainnya. 3)

Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.

4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial, lingkungan rumah dan keluarga, dan lainnya. 5)

Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik, menggambar dan melukis.

6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan kesadaran teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada rumah, seklah, dan lingkungan tempat anak tinggal. 7)

Ketarampilan proses, mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen; pemecahan masalah; koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakilinya.

4. Penilaian (Assesmen)

Assesmen merupakan proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru lain, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua bentuk penilaian tersebut dapat disusun dalam bentuk portofolio. 5. Pengelolaan Pembelajaran Dalam mengelola pembelajaran, PAUD harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: 1) Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas belajar anak. 2) Layanan program, yang disesuaikan dengan satuan pendidikan masing-masing, yakni: a) Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu. b) Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu. c) Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan 2 jam. Kekuaran jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun. d) Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu dengan jumlah layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari layanan atau 34 minggu. 6. Melibatkan peran serta masyarakat

2.3.3 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Satuan pendidikan anak usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan informal meliputi:

a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun. b. Kelompok Bermain merupakan satu bentuk PAUD pada jalur non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak berwenang). c. Taman Pendidikan Anak adalah layanan yang dilakasanakan oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak usia 0-6 tahun yang orang tuanya bekerja. d. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali /minggu atau merupakan layanan PAUD yang dintegrasikan dengan program layanan lainnya. Peserta program PAUD sejenis adalah anak usia 2-4 tahun.

2.4 Evaluasi Menurut M. Hariwijaya (2007:122), evaluasi adalah suatu analisis yang sistematis dan bekesinambungan untuk melihat efektivitas program yang diberikan dan pengaruh program tersebut pada anak. Dalam hal ini evaluasi mencakup evaluasi anak didik maupun evaluasi terhadap program pembelajaran secara keseluruhan. Kegiatan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat perkembangan potensi anak dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi setidaknya diarahkan pada tiga aspek, yaitu: aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perilaku/sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Sehingga kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan anak usia dini, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 27 Tahun 1990 mengenai Pendidikan prasekolah, yaitu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta daya cipta yang

diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

2.4.1 Prinsip-prinsip Evaluasi PAUD Berikut adalah beberapa prinsip dalam kegiatan evaluasi pendidikan anak usia dini, antara lain:

a. Menyangkut semua aspek perkembangan, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. b. Dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus c. Mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat diketahui mana tujuan yang tercapai mana tujuan yang kurang tercapai. d. Penilaian dilakukan secara objektif dan tidak berat sebelah. e. Memberi makna bagi anak. Penilaian dilakukan untuk memberi makna yang positif bagi anak, tidak menghakimi tetapi mampu mendorong agar anak dapat berkembang lebih baik. f.

Mendidik, artinya penilaian dilakukan dalam koridor pendidikan dan berdampak positif bagi perkembangan anak.

2.4.2 Tujuan Evaluasi PAUD Tujuan dilaksanakan kegiatan evaluasi PAUD antara lain adalah:

a. Untuk memantau perkembangan anak, baik perkembangan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. b. Untuk mengetahui kesulitan belajar anak. Melalui kegiatan ini dapat diketahui dalam aspekaspek apa saja anak mengalami kesulitan belajar, sehingga dengan cepat dapat diketahui cara penyelesaiannya.

c. Untuk melakukan penempatan, yaitu dengan mengetahui bakat, minat dan kemampuan anak. Hasil dari penilaian itu, pendidik dapat menentukan dalam kelompok mana anak tersebut ditempatkan. d. Sebagai pertanggungjawaban pendidik, baik pertanggungjawaban terhadap profesi pendidik maupun kepada orang tua anak.

2.4.3 Teknik Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini Terdapat beberapa teknik evaluasi pembelajaran anak usia dini, di antaranya adalah:

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang penilaiannya berdasarkan pengamatan langsung maupun tidak langsung pendidik terhadap sikap dan perilaku anak dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar teknik observasi, yaitu: 1. Observasi harus dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Harus direncanakan terlebih dahulu secara sistematis 3. Hasil observasi dicatat dan dipilih sesuai tujuan pembelajaran 4. Data observasi harus valid, realibel, dan teliti. 5. Observasi harus dapat dikuantifikasikan.

b. Catatan Anekdot

Catatan anekdot adalah kumpulan catatan mengenai sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu di dalam maupun di luar kelas, baik yang bersifat positif maupun negatif. Jenis evaluasi ini biasanya digunakan untuk menilai hal-hal yang sifatnya non-akademis dan didasari oleh latar belakang informasi tertentu yang telah diketahui oleh pendidik. Kegunaan catatan enekdot adalah:

1. Mengetahui bahwa anak merupakan individu 2. Mengetahui sebab suatu tingkah laku yang ditunjuk oleh anak 3. Mengembangkan cara menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dalam kegiatan belajarnya.

2.4.4 Waktu Evaluasi Dalam pembelajaran anak usia dini, kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan seaktu-waktu selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi tersebut biasanya diberikan saat pembelajaran semester berakhir. Dalam hal ini, pendidik tidak harus membuat kegiatan tes atau ujian tersendiri, evaluasi selama kegiatan pembelajaran merupakan hal yang dianjurkan agar pendidik mampu mengikuti perkembangan anak dan mampu membedakan tahap-tahap perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pendidik dalam melaksanakan evaluasi adalah sebagai berikut.

a. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penilaian harus sudah dipersiapkan sejak awal, seperti lembar observasi, hasil karya anak, bahan penugasan, dan sebagainya. b. Menciptakan situasi yang nyaman bagi anak, sehingga anak tidak mengetahui bahwa ia sedang dinilai agar hasil penilaian benar-benar objektif. c. Penilaian harus bersifat adil dan tidak pilih kasih dalam menilai. d. Pencatatan dan pengolahan data harus dilakukan secara teliti, cermat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a.

Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

b. Landasan pendidikan anak usia dini terbagi dalam beberapa aspek, antara lain landasan hukum, seperti UUD 1945 dan UU no. 20 Tahun 2003 tengan Sisdiknas, landasan filosofis berupa berbagai pemikiran ahli terhadap proses perkembangan dan pembelajaran anak usia dini, dan landasan pengetahuan yang berasal dari berbagai penelitian tentang anak. c. Hakekat dari program pendidikan anak usia dini adalah bahwa anak usia dini merupakan usia emas dalam perkembangan intelektual dan moralnya, sehingga pendidikan di usia ini harus diarahkan pada upaya menggali dan merangsang potensi dan kreativitasnya secara optimal. d. Komponen pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia dini, kurikulum dan penilaian.

3.2 Saran Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran antara lain.

a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Masa prasekolah yang disebut dengan masa keemasan perkembangan intelektual seharusnya dijadikan dasar bagi upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia. b. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus terus dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka partisipasi kasar masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah. c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan baik kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk pelatihan dan penataran lainnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta. M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.

_________. 2008. Psikologi Pendidikan, Makalah. Universitas Gunadarma:Jakarta. Suyatman. 2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual, sebuah makalah. Jakarta.

More Documents from "wahyu ningsih"