PROPOSAL PENELITIAN
GREEN HOUSE SEBAGAI MEDIA BUDIDAYA TANAMAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 SIAK
Guru Pembimbing : Puguh Sutrisno, S.Pd.MM.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Tiara Santika Taniah Rizki Ananda Janiver Deo Vegi Levino
SMA N 1 SIAK
T.A 2018/2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang berjudul Green House sebagai Media Budidaya Tanaman Di Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Siak.Proposal Penelitian ini, telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal Penelitian ini.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Proposal Penelitian ini. Akhir kata kami berharap semoga Proposal Penelitian yang berjudul Green House sebagai Media Budidaya Tanaman Di Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1 Siak ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Siak Sri Indrapura, Januari 2019
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Berdasarkan legenda, tukang taman Romawi adalah yang pertama menciptakan bentuk awal rumah kaca pertama untuk menyajikan mentimun di meja kaisar. Entah benar atau tidak, orang Roma diyakini telah membangun rumah-kaca pertama dengan menggali lubang di bumi. Kemudian mereka menambahkan perapian yang bisa menghasilkan panas dan menutupi lubang dengan lembaran tembus dari mika batu. Sejak saat itu rumah kaca telah memberi kesempatan kepada tukang kebun untuk menanam buah-buahan, sayuran dan bunga sepanjang tahun. Selama abad ke-15, para penjelajah yang bepergian ke dunia baru untuk mencari harta karun membawa kembali spesies tumbuhan yang belum pernah dilihat di Eropa. Banyak dari akar dan buah tanaman ini disebut-sebut memiliki kekuatan kuratif yang besar. Oleh karena itu ahli botanis pada saat itu menyempurnakan cara untuk melindungi dan menyebarkan tanaman yang berharga ini di rumah kaca pertama. Pada akhir abad ke-16, rumah kaca pertama diciptakan, perbaikan terus berlanjut sampai Victoria Inggris merancang rumah kaca modern seperti yang kita kenal saat ini. Orang-orang yang bekerja untuk menyempurnakan rumah kaca pertama meyakini bahwa tanaman yang tumbuh di dalam karena panas yang dihasilkan dari api unggun. Kemudian mereka segera menyadari bahwa cahaya dan kondensasi atau kelembaban adalah faktor utama dalam keberhasilan tanaman bisa tumbuh di dalam rumah kaca. Pada saat ini rumah kaca dibingkai dengan struktur tertutup di semua sisi dengan panel akrilik atau kaca yang merupakan atap transparan. Dinding dan atap yang terang memungkinkan cahaya menjadi maksimal sehingga menimbulkan kehangatan. Untuk tanaman yang memerlukan sedikit sinar matahari, kelambu warna atau penutup lain bisa didirikan di dalam rumah kaca. Rumah kaca bisa berdiri bebas atau bisa melekat pada rumah atau gudang dalam mode bersandar. Ada juga rumah kaca mini yang hanya memiliki beberapa rak saja, jendela ekstensi untuk tanaman dapur, atau rumah kaca halaman belakang. Di sebelahnya bisa didirikan rumah kaca ekstrim untuk memperpanjang blok untuk tujuan komersial. Apapun tanaman yang ingin Anda tanam, rumah kaca bisa membantu Anda. Rumah kaca bisa dibeli prefabrikasi, dalam desain custom-made, atau sebagai do-ityourself kit. Balok-balok struktural yang digunakan untuk mendukung rumah kaca bisa dibuat dari kayu, PVC, aluminium atau logam. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jendela
kaca bisa bervariasi dari kaca nyata sampai berbagai jenis plastik atau terpal sintetis. Jika Anda ingin mendirikan sebuah rumah kaca dengan panel kaca, lebih baik untuk menyewa teknisi profesional. Berat kaca membuat sulit untuk dikerjakan dan bangunan harus persis persegi untuk distribusi berat struktural yang tepat.
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut. Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang
bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat dicegah. Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga. Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. Sehingga sekarang orang-orang tidak lagi kesulitan untuk membudidaya tanaman. Kini green house pun sudah dapat dijumpai di sekolah-sekolah agar siswa juga dapat mempelajari tentang budidaya tanaman.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh keberadaan Green House di lingkungan sekolah? 2. Bagaimanakah siswa SMA N 1 Siak dapat memanfaatkan Green House sekolahnya untuk budidaya tanaman?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis dan tipe-tipe Green House 2. Siswa dapat mengetahui manfaat Green House 3. Siswa dapat mengetahui apa saja tanaman yang dapat di budidayakan di Green House lingkungan sekolah 4. Green House sebagai sarana penelitian 5. Green House sebagai sarana membudidaya tanaman
BAB II PEMBAHASAN A. Mengenal Green House Tanaman yang dibudidayakan secara konvensional di lahan terbuka relatif mudah terganggu dengan perubahan iklim yang bersifat mendadak sehingga tanaman menjadi stress, dengan demikian kuantitas dan kualitas hasil panen dapat turun drastis. Aplikasi di bidang pertanian, konstruksi ini terbukti mendatangkan banyak manfaat diantaranya untuk membudidayakan tanaman di luar musim (offseason), florikultur, aklimatisasi, perbaikan varietas tanaman melalui penyilangan dan lain sebagainya.
Secara khusus, kita dapat memetik beberapa manfaat dari green house, antara lain:
meningkatkan hasil panen 5 - 15 kali atau lebih;
menekan biaya tenaga kerja;
mengurangi kebutuhan jumlah dan biaya pemupukan;
menghemat kebutuhan air;
mengeliminasi serangan hama dan penyakit tanaman;
membutuhkan area yang relatif kecil untuk memperoleh hasil panen dan keuntungan;
memperbanyak tanaman yang akan dijadikan sebagai tanaman donor (eksplan) untuk keperluan kultur jaringan;
membudidayakan tanaman langka (hampir punah) untuk tujuan konservasif perlindungan biodiversitas tanaman; dan
mudah dalam mengoperasikan, memelihara dan mengendalikan peralatan dan mesin yang ada dalam green house tersebut. Untuk daerah yang sering dilanda angin kencang dan badai, mendirikan green house di daerah tersebut menjadi suatu keharusan.
Sebaiknya perlu diantisipasi beberapa kelemahan jika akan mendirikan bangunan ini utamanya dibutuhkan biaya investasi tinggi (overhead cost), menuntut ekstra perhatian dan perawatan sehingga sumberdaya manusia yang trampil dan berdedikasi menjadi kunci keberhasilan dalam optimalisasi pemanfaatan teknologi ini. Ukuran dan bahan materi, bentuk serta struktur green house sangatlah bervariasi sesuai dengan tujuan/kepentingan yang ingin diperoleh. Ukuran green house mulai 100 m2 hingga 10.000 m2 bahkan lebih. Sedangkan bahan yang digunakan mulai yang sederhana terbuat dari lembar polythein, dilengkapi dengan atap dari lembar polycarbonate, gabungan polythein dan shading net, otomatik dan semi otomatik hingga seluruhnya dikendalikan dengan sistem komputerisasi. Menurut bentuk dasarnya, green housegable), melengkung rata (flat arch), kubah (raised dome), gigi gergaji (sawtooth), terowongan (tunnel/igloos) dan sebagainya. Sedangkan ditelaah dari strukturnya, green house terbagi menjadi beberapa jenis.
a) Shade house (Rumah Naungan). Struktur bangunan ini terbuat dari rangkaian naungan dari bahan material yang memungkinkan cahayamatahari, kelembaban dan udara dapat masuk melalui celah-celah. Bahan material penutup bangunan digunakan untuk memodifikasi lingkungan yang secara khusus digunakan untuk mengurangi cahaya sekaligus melindungi tanaman dari kondisi cuaca yang kurang menguntungkan. Ketinggian struktur bangunan tersebut bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan yaitu lebih kurang 8 meter. b) Screen house (Rumah Kaca/Plastik). Bangunan ini terbuat dari plastik atau kaca yang dibuat untuk melindungi tanaman dari serangan hama. Screen house ini banyak dijumpai di daerahdaerah panas atau beriklim tropis. c) Crop top structures (Struktur Puncak Tanaman). Green house pada katagori ini dibuat atap tanpa ada dinding. Atapnya bisa terbuat dari plastik atau kaca, kain (shade cloth), atau ram nyamuk (insect screening). Struktur ini dibuat sedemikian rupa untuk melindungi tanaman dari air hujan atau mengurangi intensitas cahaya.
Beberapa jenis mesin dan peralatan yang lazim disediakan dalam green house berskala tinggi adalah antara lain: sistem irigasi dan pemupukan (drip/sprinkler irrigation systems), sistem pengkabutan untuk mengatur kelembaban udara, ventiiator untuk membuka dan menutup celah udara masuk-keluar, jaring naungan (shading net), kipas pendingin, sistem penghangat, generator CO2, alat kontrol suhu (termometer), kelembaban (higrometer) dan radiasi, soil pH moister, serta tes NaCl.
Untuknegarakita, green house yang biasadigunakandapatdibagimenjaditigajenis, yaitugreen housebambu, green house kayudangreen housebesi. 1. Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relative pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bamboo atapnya terbatas menggunakan plastik UV. 2. Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah green house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bias plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca. 3.Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kualitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green
house
besi,
sehingga
penggunaan
green
house
dapat
dilakukan
secara
optimal.
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu : 1. Tipe tunnel 2. Tipe piggy back 3. Tipemultispan Masing – masing type dapatdijelaskansebagaiberikut : 1.
Type Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin.Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat.
Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house. 2.
Tipe Piggy back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak memiliki
struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman.
Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type ini relative lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak. 3.
TipeCampuran( Single span dan Multispan )
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengantipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, Maka tipe green house ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.