Bahan Makalah Kel 4.docx

  • Uploaded by: Vigabaru Viga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Makalah Kel 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,679
  • Pages: 18
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, makalh tentang “Model-Model Desain Pembelajaran” ini dapat hadir di hadapan para pembaca yang budiman. Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi masukan yang sangat berharga baik dalam tahap rancangan maupun hasilnya nanti. Terima kasih yang mendalam juga kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Akhirnya tegur sapa, kritik dan saran tetap penulis harapkan dari semua pihak agar yang salah dapat diperbaiki, yang menyimpang dapat diluruskan dan yang kurang dapat disempurnakan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

padang, 04 maret 2019

penyusun

Table of Contents Type chapter title (level 1) .............................................................................................................1 Type chapter title (level 2) ...........................................................................................................2 Type chapter title (level 3) .......................................................................................................3 Type chapter title (level 1) .............................................................................................................4 Type chapter title (level 2) ...........................................................................................................5 Type chapter title (level 3) .......................................................................................................6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Lembaga pendidikan sebagai wiyata mandala formal yang diharapkan dapat mempersiapkan generasi yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen masyarakat. Komponen masyarakat sekolah yang terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, maupun masyarakat dalam arti luas yaitu orang tua atau masyarakat lain pengguna pendidikan atau simpatisan yang menaruh perhatian besar terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah. Dalam hal ini sekolah harus dikelola dan diberdayakan agar mampu mewujudkan predikat sebagai “Lembaga Pendidikan yang berkualitas” yang mampu memproses peserta didik yang pada akhirnya akan menghasilkan produk (output) secara optimal. Dengan begitu masyarakat semakin sadar akan pendidikan sebagai unsur penting dalam kehidupan manusia. Adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan inovatif yang mampu mengisi masa depan yang lebih maju. Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. B. Rumusan Masalahan Berdasarkan uraian diatas, rumusan permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu: 1. Apa pengertian model pengembangan desain intruksional ? 2. Apa saja model pengembangan desain intruksional ? 3. apa standar proses (permendiknas no 41/2007 ? C. Tujuan Berdasarkan rumusan permasalahan yang diangkat, melalui makalah ini diharapkan dapat meraih tujuan untuk : 1. 2. 3.

Memahami pengertian model desain pembelajaran. Mengetahui model-model desain pembelajaran. memahami standar proses (permendiknas no 41/2007.

D. Manfaat Melalui penyusunan makalah ini, penyusun yang merupakan kelompok 4. erpenuhinya tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran juga diharapkan mengambil manfaat tentang pengetahuan tentang model-model desain pembelajaran yang kemudian menjadi bahan inspirasi perubahan dan pengembangan peningkatan kualitas pembelajaran dalam aktifitas nyata di tempat tugas masing-masing.

BAB II PEMBAHASAN

A. Model- model Pengembangan Disain Struksional Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara “disain” dan “pengembangan”. Kata “disain” berarti “membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan”. Sedang “mengembangkan” berarti “membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya.” Model Pengembangan Desain Instruksional. Ada banyak Model desain instruksional yang berkembang dalam dunia pendidikan dewasa ini, misalnya SAFE (System Approach For Education), Michigan State University Instructional Systems Development Model, Project MINERVA Instructional System Design, Teaching Research System, Banathy Instructional Development System, , Dick & Carey model, Kemp model , Three Phase Design Model, The 4CID Model, ARCS Model, dan banyak lagi model instruksional lainnya. Perkembangannya juga beragam sesuai dengan kondisi dan tujuan desain instruksional tersebut diperuntukkan, yang jelas bahwa setiap model dimaksudkan untuk menghasilkan suatu system instruksional yang efektif dan efisien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan instruksional. Pada dasarnya model instruksional yang ditawarkan memiliki prosedur yang hamper samaantara satu dengan yang lain, atau bahkan mengkombinasikan dari berbagai model yang sudah ada untuk kemudian diaplikasikan kedalam lingkungan pembelajaran yang kita hadapi.

Model - model Pengembangan Instruksional antara lain: A. Model Pengembangan Instruksional PPSI PPSI sebagai salah satu model pengembangan instruksional yang digunakan sebagai metode penyampaian instruksional dalam kurikulum 1975 untuk SD, SMP dan SMU, serta dalam kurikulum 1975 untuk sekolah kejuruan, adalah dalam rangka mengadakan pembaruan pendidikan.

PPSU merupakan singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional. Istilah “ sistem instruksional “ mengandung pengertian bahwa PPSU menggunakan pendekatan sistem dimana pengajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Karena PPSI ini menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Dengan dmeikian PPSI adalah suatu langkah - langkah pengembangan dan pelaksanaan pengajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu : a. Merumuskan tujuan instruksional khusus Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah selesai mengikuti suatu program pengajaran tertentu. Dalam perumusan TIK ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu : 1. Menggunakan istilah yang operasional 2. Berbentuk hasil belajar 3. Berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur 4. Dalam satu TIK hanya memuat suatu perubahan tingkah laku TIK harusnya mengandung beberapa unsur sebagai berikut : 1. . Berorientasi kepada peserta didik 2. . Pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik (performance) 3. . Dalam kondisi yang bagaimana peserta didik diharapkan melakukan tingkah laku tersebut ( conditins ) 4. . Kriteria dari kemampuan dan keterampilan yang dikehendaki ( criterion) b. Mengembangkan alat evaluasi Evaluasi ini dikembangkan dari TIK yang telah dirumuskan. Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk menilai sampai dimana peserta didik telah mencapai TIK yang dirumuskan. Pengembangan alat7 evaluasi ini dilakukan pada tahap kedua dengan dasar pertimbangan : a) penilaian terhadap instruksional didasarkan pada hasil yang dicapai, b)

untuk mengecek TIK dapat diukur atau tidak dalam rangka perbaikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah sebagai berikut : 1. . Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk mengukurn tercapai tidaknya TIK. Jenis tes ini dapat dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. 2. . Menyusun butir tes ( item soal ) untuk menilai masing - masing TIK. Bentuk item soal ini berupa essay, obyektif dalam bentuk pihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat. c. Menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran ini adalah sebagai berikut : 1. . Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai TIK 2. . Menetapkan kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh 3. . Menetapkan kegiatan belajar yang akan ditempuh 4. . Menetapkan materi pelajaran d. Merencanakan program kegiata. Setelah semua kegiatan dalam tahap 1 sampai dengan 3 dilaksanakan, maka perlu dimantapkan dalam sartu program pengajaran. Kegiatan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut : 1. . Menetapkan strategi belajar mengajar, termasuk metode yang digunakan 2. . Memilih alat pelajaran dan sumber bahan atau media yang akan digunakan 3. . Menyusul jadwal penyajian e. Melakasanakan program Dalam melaksanakan program kegiatan ini kegiatan yang pelu ditempuh adalah sebagai berikut : 1.

Menyelenggarakan pre - test. Pre - test ini untuk menjajagi seberapa jauh kemampuan yang

telah dikuasai peserta didik terkait yang diajukan, dalam rangka untuk memberi keputusan TIK yang harus dicapai 2.

Menyajikan materi pelajaran. Dalam menyajikan materi pelajaran ini guru harus konsisten

dengan TIK maupun model satuan pelajaran baik mengenai materi, metode, alat, dan sumber, serta evaluasi

3.

Menyelenggarakan pos - test. Pos - test ini untuk menilai tingkat kemampuan peseerta didik

mengikuti pelajaran 4.

Melakukan revisi ( perbaikan ). Revisi ini untuk meyempurnakan proses dan hasil

pengajaran. Revisi ini mencakup segala komponen sistem yang terlibat dalam pengajaran, dari tahap 1 sampai dengan tahap 5.

B. Model J.E. Kemp Menutut Kemp ( 1977 ) penegmbangan instruksional atau desain instruksional terdiri dari: 1. Menentukan Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) TIU merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk masing - masing pokok bahasan 2. Menganalisis karakteristik peserta didik Analisis ini digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan, sosial, budaya, peeserta didik, serta untuk menentukan langkah - langkah yang perlu diambil 3. 3). Menetukan TIK TIK ini bagi peserta didik antara lain berguna untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan kriteria keberhasilannya. Bagi guru TIK ini membantu dalam menentukan materi dan evaluasi pelajaran 4. Menentukan materi pelajaran Dalam menentukan materi pelajaran ini harus disesuaikan dengan TIK 5. Menetapkan penjajagan awal Tes awal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memenuhi persyaratan belajar yang diperlukann untuk mengikuti program pengajaran 6. Menentukan strategi belajar mengajar Dalam memilih strategi belajar mengajar ini harus sesuai TIK, selain itu juga harus memperhatikan faktor efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan praktis 7. Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga 8. Mengadakan evaluasi Evaluasi ini digunakan untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara sistem.

C. Model Bela H. Banathy Menurut Banathy ( 1972 ), secara garis besar pengembangan instruksioanl meliputi : 1. Merumuskan tujaun Dalam langkah ini guru harus merumuskan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti program pengajaran tertentu. 2. Mengembangkan tes Dalam mengembangkan evaluasi ini perlu didasarkan pada tujuan instruksional yanng telah dirumuskan 3. Menganalisis kegiatan belajar Dalam langkah ini perlu dirumuskan kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai tujaun 4. Mendesain sistem instruksional Dalam langkah ini ditetapkan jadwal dan tempat pelaksanaan dari masing - masing komponen instruksional. Seluruh komponen instruksional yang telah dirumuskan perlu ditetapkan sebagai suatu sistem pengajaran 5. Melaksanakan kgiatan dan mengetes hasil Dalam langkah ini sistem instruksional yang telah didesain perlu diujicobakan dan dilaksanakan. Selain itu juga perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik 6. Mengadakan perbaikan Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat digunakan sebagai bahan balikan dalam rangka mengadakan perbaikan terhadap sistem instruksional Atwi Suparman (2012) mengemukakan analisis hasil perbandingan dari beberapa model instruksional terdiri dari tiga tahap yakni: tahap definisi, tahap analisis dan pengembangan system, dan tahap evaluasi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa perbedaan antara model yang satu dengan model yang lain antara lain terletak pada: sasaran/tingkat penggunaanya (Institusi atau mata pelajaran), Penggunaan istilah pada setiap tahapan, Jumlah tahapan atau langkahnya, kelengkapan konsep dan prinsip yang digunakan. Berdasarkan analisis di atas Atwi Suparman mengembangkan Model Pengembangan Desain Instruksional (MPI).

Desain instruksional masa depan yang dikembangkan oleh Atwi Suparman diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran dan dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka maupun pendidikan jarak jauh. Dengan berlandaskan teori belajar dan pembelajaran (aliran psikologi: humanisme, behaviorisme, kignitivisme, konstruktivisme, dan cybernetisme), prinsip-prinsip pembelajaran, dan pendekatan system. Model Pengembangan Instruksional (MPI) terdiri dari 3 tahap yakni: 1. Definisi, langkah-langkahnya adalah: a. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instrksional umum. b. Melakukan analisis instruksional. c. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. 2. Analisis dan pengembangan prototype sistem, langkah-langkahnya adalah: a. Menulis tujuan instruksional umum. b. Menulis alat penilaian hasil belajar. c. Menyusun Strategi Instruksional. d. Mengembangkan bahan instruksional. 3. Melaksanakan evaluasi formatif, langkah-langkahnya adalah: a. Penelaahan oleh pakar dan revisi. b. Evaluasi oleh 1-3 peserta didik dan revisi. c. Uji coba dalam skala terbatas dan revisi. d. Uji coba lapangan dengan melibatkan semua komponen dalam system sesungguhnya.

B. Standar Proses Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya, dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar nasional yaitu standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Komponen-komponen dalam proses pendidikan 1. Perencanaaan proses pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus sebagai pengembangan

rencana

proses pendidikan yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Adapun yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah berisi sekumpulan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik disuatu jenjang pendidikan tertentu. Contoh standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama islam adalah: a) Mendeskripsikan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengamalkan ajaran-ajaran dalam kehidupan sehari-hari. b)Menetapkan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari c) Melaksanakan syari’ah islam dalam kehidupan sehari-hari d)Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari e) Mendeskripsikan perkembangan tarikh islam dan hikmahnya untuk kepentingan sehari-hari. Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Contoh kompetensi dasar pendidikan agama islam adalah: 1) Mengetahui sumber hukum islam, mengetahui hikmah shalat, puasa, zakat, haji, wakaf dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran fiqih.

2) Terbiasa berfikir kritis, sederhana, sportif dan bertanggung jawab. ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran aqidah akhlak. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis, serta lingkungan peserta didik. Komponen RPP adalah : a. Identitas mata pelajaran. Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. b. Standar kompetensi. Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. c. Kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. d. Indikator pencapaian kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. e. Tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. f. Materi ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. g. Alokasi waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. h. Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI. i. Kegiatan pembelajaran 1)Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2)Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3)Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. j. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

k. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP : a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik b.RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik d.Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. 

Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan



Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.



Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.



Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi.

Pelaksanaan proses pembelajaran ini memenuhi syarat-syarat: 1.

Rombongan belajar Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan be-lajar adalah: 2.

1)

SD/MI : 28 peserta didik

2.

3.

2)

SMP/MT : 32 peserta didik

4.

3)

SMA/MA : 32 peserta didik

5.

4)

SMK/MAK : 32 peserta didik.

Beban kerja minimal guru a. beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pem-belajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksana-kan tugas tambahan; b. beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada di atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

3. Buku teks pelajaran a.

Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku--buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri

b.

Buku teks peserta didik adalah 1 per mata pelajaran

c.

buku panduan yang digunakan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya

d.

Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

4. Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sekondusif mungkin sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Teknik pengelolaaan kelas a. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik

e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, kese-lamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosial ekonomi h. Guru menghargai pendapat peserta didik i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. 5. Penilaian hasil pembelajaran Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki hasil belajar. Dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk: Mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai Bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan Memperbaiki proses pembelajaran. Dilakukan secara: Konsisten, Sistematik , dan Terprogram. Menggunakan: tes dan non-tes bentuk tertulis atau lisan , pengamatan kinerja ,pengukuran sikap , penilaian hasil karya (tugas, proyek dan/atau produk) portofolio , dan penilaian diri.

6. Pengawasan proses pembelajaran Pengawasan proses pembelajaran meliputi: 

Pemantauan Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh penyelenggara program pendidikan, dan/atau dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.



Supervisi

Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh penyelenggara program pendidikan, dan/atau dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 

Evaluasi Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: -

Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan standar proses pendidikan kesetaraan.

-

Mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi peserta didik.



Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.



Tindak lanjut Penguatan dan penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum memenuhi standar. Pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan Model Pengembangan Desain Instruksional. Ada banyak Model desain instruksional yang berkembang dalam dunia pendidikan dewasa ini, misalnya SAFE (System Approach For Education), Michigan State University Instructional Systems Development Model, Project MINERVA Instructional System Design, Teaching Research System, Banathy Instructional Development System, , Dick & Carey model, Kemp model , Three Phase Design Model, The 4CID Model, ARCS Model, dan banyak lagi model instruksional lainnya. Perkembangannya juga beragam sesuai dengan kondisi dan tujuan desain instruksional tersebut diperuntukkan, yang jelas bahwa setiap model dimaksudkan untuk menghasilkan suatu system instruksional yang efektif dan efisien dalam memfasilitasi pencapaian tujuan instruksional. Pada dasarnya model instruksional yang ditawarkan memiliki prosedur yang hamper samaantara satu dengan yang lain, atau bahkan mengkombinasikan dari berbagai model yang sudah ada untuk kemudian diaplikasikan kedalam lingkungan pembelajaran yang kita hadapi. Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya, dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar nasional yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

DAFTAR PUSTAKA Suparman,Atwi.2009. DesainIntruksional.Jakarta:UniversitasTerbuka mastugino.blogspot.com › UKG ervindasabila.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html http://ervindasabila.blogspot.co.id/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html http://fungsidantujuan.blogspot.co.id/2015/02/blog-post.html Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Moderen: Panduan Para Pengajar & Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Related Documents


More Documents from "Ahmad Susanto"

Cover Laporan Mater.docx
April 2020 16
Gallery Pic 1
October 2019 15
Gallery Pic 2
October 2019 14