Gangguan Mental Organik – Jenis – Penyebab. Penyebab Penyebab umum munculnya gangguan mental organik yaitu oleh kerusakan sel atau trauma pada otak, bisa juga disebabkan oleh penyakit atau ketidakseimbangan nutrisi. Gambaran utama dari penyebab gangguan mental organik, antara lain: 1. Gangguan fungsi kognitif: Meliputi gangguan daya ingat, atau memori, daya pikir, konsentrasi, daya belajar. 2. Gangguan sensorium: Gangguan kesadaran, perhatian atau kesulitan memfokuskan pikiran. 3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol: Adanya halusinasi, delusi, waham, perubahan emosi yang tidak stabil, depresi. Ciri-Ciri Berikut ini adalah ciri ciri umum gangguan mental organik menurut Rathus & Nevid, 1991: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penurunan fungsi intelektual dan ingatan. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa. Disorientasi ruang, waktu, dan orang. Adanya gangguan motorik. Mengalami gangguuan dalam membuat keputusan. Emosi dan perasaan menjadi tidak stabil. Kepribadian yang berubah dan menyimpang.
Jenis Gangguan Mental Organik Berikut ini adalah beberapa jenis dari gangguan mental organik yang umum terjadi, antara lain: A. Delirium Delirium merupakan kondisi mental yang kacau dan kesulitan untuk berkonsentrasi atau memusatkan perhatian akibat adanya kerusakan fisik di otak atau pasca penggunaan zat zat psikoaktif. Adapun tanda dan gejala dari delirium, yaitu:
Gangguan kesadaran: orang dengan delirium mengalami gangguan kesadaran, bisa tiba tiba pingsan, kesadaran berkabut bahkan sampai koma. Gangguan perhatian: Penderita memiliki penurunan kemammpuan dalam memusatkan, perhatian, sehingga memiliki kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain yang berganti ganti topik pada waktu yang bersamaan. Penderita juga menurun sensitifitas perhatiannya terhadap lingkungan.
Gangguan kognitif umum: Penderita mengalami halusinasi, ilusi, atau kesalahan dalam interpretasi stimulasi sensori. Penderita tidak dapat mengorganisasikan pikirannya, berbicara melantur, dan bisa dengan atau tanpa adanya waham yang bersifat sementara. Gangguan psikomotor: Penderita mengalami hipoaktivitas atau hiperaktivitas yang tidak terduga. Penderita memiliki waktu untuk bereaksi atau memberikan respon lebih panjang, arus pembicaraan bertambah atau berkurang, reaksi terperanjat meningkat, melakukan gerakan gerakan tidak bermakna, tanpa tujuan dan tidak tenang misalnya seperti memukul mukul objek tertentu. Gangguan siklus tidur –bangun: Penderita seringkali mengalami kesulitan tidur atau insomnia. Pada kasus berat, penderita sama sekali tidak tidur. Siklus tidur juga bisa terbalik dimana pada malam hari tidakmengantuk dan mengantuk pada siang hari. Gejala gejala lainnya akan semakin memburuk ketika tidak bisa tidur. Sering mimpi buruk dan bangun di malam hari. Mimpi buruk bisa berlanjut pada halusinasi setelah terbangun dari tidur. Gangguan emosional: Penderita mengalami kecemasan berlebih, mudah marah, emosi tidak stabil dan berubah ubah, apatis terhadap lingkungan, dan kehilangan akal.
Penyebab Delirium Delirium disebabkan gangguan menyeluruh oleh proses metabolisme otak dan gangguan neurotransmitter pada otak. Delirium terjadi secara tiba tiba akibat trauma otak atau adanya luka di kepala. Delirium bisa berkembang secara cepat ataupun bertahap akibat suatu penyakit. Secara umum delirium disebabkan oleh: (1) Infeksi yang ditandai adanya demam tinggi yang tidak turun turun, (2) trauma pada kepala: luka atau trauma menyebabkan kerusakan pada sel atau bagian otak, (3) Gangguan metabolisme akibat organ lain seperti liver, ginjal, efek pembedahan, intoksikasi, zat psikoaktif, dan lainnya (Rathus dan Nevid, 1991). Pengobatan Delirium Delirium bisa diobati dengan maksimal pada awal tahap munculnya gejala, semakin awal pengobatan dimulai maka akan semakin efektif terhadap tingkat penyembuhan. Delirium bisa diatasi dengan tepat berdasarkan pada kondisi organiknya. Penanganan delirium ini bisa sangat singkat berkisar satu minggu, atau sebulan. Namun apabila terlambat, kondisi fisik bisa memburuk dan terjadi koma atau kematian. Pengobatan delirium biasa dilakukan di Rumah Sakit sehingga dapat dipantau perkembangannya dan diberikan terapi obat (tranquilizers) untuk mengurangi gejala gejala yang muncul dan mendapatkan dukungan emosional dan sosial dari lingkungannya. B. Demensia Demensia berarti gangguan mental atau gangguan kognitif dengan ciri yang menonjol yaitu adanya kemunduran ingatan yang progresif dan terganggunya kemampuan berbahasa dan motorik. Menurut PPDGJ-III, demensia merupakan sindrom akibat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple yaitu daya ingat, daya pikir, orientasi, berhitung, belajar, berbahasa, dan daya nilai. Pada awalnya gejala muncul diawali dengan adanya gangguan pada emosi, perilaku dan juga motivasi hidup.
Gangguan fungsi intelektual atau kemunduran mental pada demensia lebih mengacu pada gangguan degeneratif otak. Demensia seringkai muncul pada usia lansia yaitu pada usia 65 tahun dan disebut presenile demensia. Gejala gejala mulai muncul dan berkembang pada usia 40 – 50 tahun. Sedangkan demensia yang muncul di atas usia 65 tahun disebut senile demensia yang ditandai dengan kemunduran fisik dan mental secara lamban dan progresif disertai gangguan daya ingat. Namun demensia tidak hanya terjadi pada usia lansia saja, namun bisa juga mengenai semua kalangan umur. Berikut ini gejala umum yang timbul akibat demensia: 1. Adanya kemunduran mental seperti daya pikir, berfikir akbstrak, gangguan kemampuan pemecahan masalah, daya ingat, gangguan fungsi sosial dan aktivitas harian. 2. Kehilangan ingatan, pada awalnya hanya ringan meliputi kejadian yang singkat, namun semakin lama semakin parah sehingga tidak mampu mengingat hal hal yang baru. Semakin lama, kondisi akan terus memperburuk, bahkan penderita tidak dapat mengenali dirinya, orang orang disekitarnya, bahkan kehidupannya. 3. Afasia, merupaka hilangnya kemampuan menggunakan bahasa karena kerusakan pada bagian otak. 4. Apraxia, merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan badan yang terkoordinasi akibat kerusakan pada otak. 5. Agnoria merupakan ketidakmampuan mengenal objek meskipun penderita mampu mengamatinya. 6. Tidak ada gangguan kesadaran Penyebab Demensia Faktor penyebab demensia meliputi kerusakan otak yang progresif. Penyakit fisik yang bisa menjadi penyebab demensia antara lain: penyakit otak seperti Alzheimer dan Pick, multi- infark demensia (multiple stroke yang terjadi berulang- ulang), infeksi pada otak, intoksikasi, tumor di kepala, dan lainnya. 75% kasus demensia disebabkan oleh Alzheimer dan mengenai lebih banyak pada perempuan. Alzheimer bisa teradi pada usia 40 tahun dan secara progresif berkembang seiring bertambahnya usia. Semakin tinggi usia maka semakin besar pula kemungkinan menderita Alzheimer. Di Amerika, Alzheimer menjasi salah satu penyebab kematian tertinggi. Multi infark dementia diakibatkan oleh stroke yang terjadi berulang ulang. stroke sendiri terjadi akibat penebalan dinding pembuluh darah pada otak atau adanya sumbatan. Multi infark dementia memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit Alzheimer yaitu adanya gangguan daya ingat dan gangguan berbicara, perubahan emosi yang tidak stabil, ketidakmampuan menjalankan fungsi atau aktivitas harian. Kembali lagi pada konsep sembelumnya, bahka gejala yang muncul tergantung pada area kerusakan yang terjadi dan seberapa luar kerusakannya. Kerusakan pada area tertentu, mengakibatkan gangguan fungsi tertentu. Gangguan kognitif biasanya tidak merata, mungkin adanya gangguan daya ingat saja, atau dengan daya pikir juga, ataupun adanya gejala neurologis fokal. Namun daya tilik (insight) dan daya nilai atau pemberian keputusan masih relatif menetap dan baik. Onset terjadi lebih lambat dan setiap infark yang terjadi mengalami akumulasi kerusakan pada parenkim otak.
Gangguan mental organik terdiri dari banyak macam lainnya. Pengobatan dari gangguan mental organik ini menitikberatkan pada pencegahan percepatan progresifitas perkembangan penyakit atau kerusakan yang terjadi. Semakin cepat ditangani, maka kerusakan yang terjadi tidak akan meluas dan penyembuhan bisa lebih optimal. Pada beberapa gangguan, pengobatan mungkin tidak bersifat menyembuhkan, namun hanya memperlambat keparahan kerusakan pada otak, dan juga menekan gejala gejala yang ditimbulkannya seperti menekan emosi yang berubah ubah, atau perilaku yang tidak terkoordinasi. Alzheimer menjadi salah satu penyebab gangguan mental organik yang sampai saat ini masih belum ditemukan pengobatannya. Beberapa penyebab lainnya juga masih belum bisa diketahui pengobatannya, treatment yang ada hanya untuk menekan gejala gejala yang muncul dan memperlambat progres penyakit. II. ORANIC MENTAL DISORDER Gangguan mental organik merupakan gangguan-ganguan yang dikaitkan dengan disfungsi otak secara temporer atau permanen. Oeh karena itu, ganguan mental organik disebut juga organic brain syndromes, yang dikelompokkan dalam 7 tipe (Choca, 1980), yaitu : No. 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Gangguan Demensia Delirium Sindrom amnesic Sindrom delusi organic Halusinasi organik Sindrom mental organik Intoksikasi Withdrawals
Karakteristik utama Gangguan fungsi intelektual Gangguan konsentrasi dan kesadaran Gangguan memori Munculnya khayalan-khayalan Munculnya halusinasi Gangguang pada fungsi emosi Gangguan intelektual dan fungsi motorik Gangguan intelektual czn fungsi motorik
2. NAPSA
Tanda fisik dan kesehatan dari pecandu narkoba
Mata memerah, pupil yang mengecil atau lebih besar dari normal Mual muntah Pilek tanpa sebab Sering sakit Keluhan mulut sakit, timbul bintik-bintik di sekitar mulut Sakit kepala ‘Mulut kapas’, sering membasahi bibir atau rasa haus berlebihan Depresi Keringat berlebih Luka di kulit atau memar Sering mimisan, yang terkait dengan obat yang dihisap melalui hidung (seperti methamphetamine atau kokain)
Perubahan nafsu makan atau pola tidur. Kenaikan atau penurunan berat badan mendadak dan drastis Kejang tanpa riwayat epilepsi Penampilan dan kebersihan pribadi yang menurun: tampak kumal, berantakan, menunjukkan kurangnya kepedulian mengenai penampilan Gangguan koordinasi, cedera/kecelakaan/memar yang mereka tidak mau/bisa beri tahu Anda sebabnya, atau bahkan mereka sendiri tidak tahu penyebabnya Bau aneh yang tercium dari napas, tubuh, atau pakaian Gemetar, tremor, bicara melantur atau tidak dapat dipahami. Koordinasi yang rusak atau tidak stabil Wajah dan pipi memerah Bekas suntikan atau jeratan di lengan atau kaki (bisa disembunyikan dengan memaksa memakai lengan panjang, bahkan di hari yang sangat panas) Luka bakar atau gosong pada jari atau bibir (dari bakaran rokok ganja atau menghisap substansi lainnya)
Tanda perilaku dan psikologis dari pengguna narkoba
Membolos sekolah, nilai rapor menurun, sering bermasalah di sekolah Motivasi menurun, baik secara akademik maupun ekstrakurikuler, hobi, olahraga, atau seni Laporan keluhan dari guru atau teman-teman lainnya Kehilangan uang, barang berharga, obat resep, meminjam dan mencuri uang Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas mencurigakan Berontak dengan nilai dan prinsip keluarga Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan menghindari kontak mata Perubahan mendadak pada hubungannya dengan pacar, teman, tempat bermain favorit, atau hobinya Selalu terlibat dalam masalah (argumen, pertengkaran, kecelakaan, aktivitas ilegal) Rutin menggunakan parfum, pembersih ruangan, atau dupa aromaterapi, untuk menyembunyikan bau asap atau obat-obatan Rutin menggunakan obat tetes mata, untuk menyembunyikan mata merah dan pupil yang membesar Mengertakkan gigi, mengunyak permen karet untuk menyembunyikan bau mulut Peningkatan nafsu makan, atau ngemil lebih sering Selalu pergi di malam hari Mengemudi sembrono Tidak bisa menahan diri Perubahan mood atau ketidakstabilan emosi Perilaku yang menjengkelkan, keras Kikuk dan canggung tidak seperti biasanya, kurang koordinasi dan keseimbangan Murung, menarik diri, tertekan Kelelahan yang tidak biasa Sikap bermusuhan, mudah marah, perilaku tidak kooperatif Menipu atau penuh rahasia
Membuat alasan yang tidak ada habisnya Gerakan lesu atau bengong terus menerus Berbicara melantur, cadel, atau sangat cepat, hingga tidak dapat dimengerti Kesulitan untuk fokus Hiperaktif Terlihat sangat takut, paranoid, atau gugup Luar biasa gembira Periode sulit tidur atau energi tinggi, diikuti oleh periode tidur terus menerus Pergi tanpa diketahui keberadaannya dalam waktu yang lama Perubahan sikap dan perilaku secara umum
Berikut ini adalah 53 ciri pengguna narkoba yang juga dapat diakses di situs Humas BNN di www.bnn.go.id: 1.Jika diajak bicara jarang mau kontak mata 2. Bicara pelo/cadel 3. Jika keluar rumah sembunyisembunyi 4. Keras kepala/susah dinasehati 5. Sering menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dia buat 6. Tidak konsisten dalam berbicara (mencla-mencle) 7. Sering mengemukan alasan yang dibuat-buat 8. Sering berbohong 9. Sering mengancam, menantang atau sesuatu hal yang dapat menimbulkan kontak fisik atau perkelahian untuk mencapai keinginannya 10. Berbicara kasar kepada orangtua atau anggota keluarganya 11. Semakin jarang mengikuti kegiatan keluarga 12. Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya 13. Teman sebayanya makin lama tampak mempunyai pengaruh negatif 14. Mulai melalaikan tanggung jawabnya 15. Lebih sering dihukum atau dimarahi 16. Bila dimarahi, makin menjadi-jadi dengan menunjukan sifat membangkang 17. Tidak mau memedulikan peraturan di lingkungan keluarga 18. Sering pulang lewat larut malam 19. Sering pergi ke diskotek, mal atau pesta 20. Menghabiskan uang tabungannya atau selalu kehabisan uang 21. Barang-barang berharga miliknya atau milik keluarga yang dipinjam hilang dan sering tidak dilaporkan 22. Sering merongrong keluarga untuk meminta uang dengan berbagai alasan 23. Selalu meminta kebebasan yang lebih 24. Waktunya di rumah banyak dihabiskan di kamar sendiri atau kamar mandi 25. Jarang mau makan atau berkumpul bersama keluarga 26. Sikapnya manipulatif 27. Emosi tidak stabil atau naik turun 28. Berani berbuat kekerasan atau kriminal 29. Ada obatobatan, kertas timah, bong (botol yang ada penghisapnya) maupun barang-barang aneh lainnya (aluminium foil, jarum suntik, gulungan uang/kertas, dll), bau-bauan yang tidak biasa (di kamar tidur atau kamar mandi) 30. Sering makan permen karet atau permen mentol untuk menghilangkan bau mulut 31. Sering memakai kacamata gelap dan atau topi untuk menutupi
mata telernya 32. Sering membawa obat tetes mata 33. Omongannya basa-basi dan menghindari pembicaraan yang panjang 34. Mudah berjanji, mudah pula mengingkari dengan berbagai alasan 35. Teman-teman lamanya mulai menghindar 36. Pupusnya norma atau nilai yang dulu dimiliki 37. Siklus kehidupan menjadi terbalik (siang tidur, malam melek/keluyuran) 38. Mempunyai banyak utang serta mengandalkan barang-barang atau menjual barang-barang 39. Bersikap aneh atau kontradiktif (kadang banyak bicara, kadang pendiam sensitif) 40. Paraniod (ketakutan, berbicara sendiri, merasa selalu ada yang mengejar 41. Tidak mau diajak berpergian bersama yang lama (keluar kota, menginap) 42. Sering tidak pulang berhari-hari 43. Sering keluar rumah sebentar kemudian kembali ke rumah 44. Tidak memperbaiki kebersihan/kerapihan diri sendiri (kamar berantakan, tidak mandi) 45. Menunjukan gejala-gejala ketagihan (demam, pegal-pegal, menguap, tidak bisa tidur berhari-hari, emosi labil) 46. Sering meminta obat penghilang rasa sakit dengan alasan demam, pegal, lisu, atau obat tidur dengan alasan tidak bisa tidur 47. Mudah tersinggung 48. Berubah gaya pakaian dan musik yang disukai 49. Meninggalkan hobi-hobi yang terdahulu 50. Motivasi sekolah menurun (malas berangkat sekolah, mengerjakan PR, atau tugas sekolah) 51. Di sekolah sering keluar kelas dan tidak kembali lagi 52. Sering memakai jaket (untuk menutupi bekas suntikan, kedinginan, dll) 53. Sering menunggak uang sekolah atau biaya-biaya lainnya C. Ciri – Ciri Skizofrenia dan Gangguan Psikotik 1. Ciri – Ciri Skizofreni Ciri – ciri klinis skizofrenia antara lain : a. Mengalami delusi dan halusinasi. b. Disorganisasi dan pendaftaran afektif. c. Pendataran alogia, avolusi dan anhedonia. d. Disfungsi sosial, okupasional, tidak peduli pada perawatan diri dan persistensinya berlangsung selama enam bulan. e. Mengalami kesulitan dalam hubungan sosial atau masyarakat. f. Cendrung tidak membangun, membina, dan mempertahankan hubungan sosial. g. Harapan hidup yang sangat rendah, cendrung untuk bunuh diri. h. Reaksi emosional yangt abnormal. i. Adanya kerusakan bagian otak terutama pada neurotransmiter.
Ciri – ciri umum skizofrenia antara lain : a. Gangguan Delusi Gangguan delusi disebut juga sebagai disorder of thought content atau the basic characteristic of madness adalah gejala gangguan psikotik penderita skizofrenia yang ditandai gangguan pikiran, keyakinan kuat yang sebenarnya misrespresentation dari keyakinannya. Ciri – ciri klinis dari gangguan delusi yaitu : 1) Keyakinan yang persisten dan berlawanan dengan kenyataan tetapi tidak disertai dengan keberadaan sebenarnya. 2) Terisolasi secara sosial dan bersikap curiga pada orang lain.
Ciri-ciri Seseorang Mengidap Bipolar Disorder Oleh Irene Anindyaputri Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello Sehat Medical Review Team.
Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)
Gangguan bipolar atau bipolar disorder sering kali disahalahartikan sebagai bentuk kecacatan karakter seseorang. Ini karena ciri bipolar biasanya ditandai dengan gejolak emosi yang berlebihan. Pada kenyatannya, bipolar adalah gangguan mental yang disebabkan oleh faktorfaktor biologis yang berada di luar kendali penderitanya. Beberapa faktor risiko gangguan bipolar antara lain genetik (keturunan) dan kelainan fungsi otak. Gangguan ini disebut bipolar (yang berarti dua kutub) karena penderitanya menunjukkan dua kutub emosi yang sangat berbeda. Yang pertama adalah mania, yaitu fase atau episode kebahagiaan ekstrem dan meledak-ledak. Sementara kutub yang kedua adalah depresi. Kutub
kedua ini merupakan kebalikan drastis dari mania. Penderitanya akan memasuki fase yang begitu sedih, sendu, tidak bersemangat, dan sangat lesu. Yang membedakan gangguan bipolar dengan perubahan suasana hati pada umumnya adalah intensitasnya. Penderita bipolar akan menunjukkan fase mania dan depresi yang sangat parah sehingga mereka bisa kehilangan kendali atas emosinya sendiri.
Ciri-ciri bipolar disorder Ciri bipolar kerap diabaikan begitu saja, atau hanya dianggap sebagai tanda-tanda stres. Padahal, bipolar tidak sesederhana stres atau depresi. Jika tidak ditangani dengan tepat, gejalanya bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi berbahaya. Maka, pelajari perbedaan gejolak emosi yang wajar dan mana yang merupakan ciri bipolar berikut ini.
Episode mania Pada fase mania yang bisa berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu, penderita bipolar biasanya menunjukkan perilaku yang ekstrem dan tak terkendali. Dalam beberapa kasus, penderitanya sampai tidak bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti bersekolah dan kerja, hingga harus masuk rumah sakit. Inilah yang biasanya terjadi pada episode mania.
Tidak bisa diam, harus bergerak terus atau berjalan mondar-mandir. Merasakan kegembiraan yang meluap-luap. Jadi lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya, mulai dari barang jatuh, sentuhan orang lain, hingga suara-suara yang didengarnya. Bicara sangat cepat tanpa arah yang jelas (sulit dipahami). Tidak bisa tidur, begadang semalaman tapi tidak merasa mengantuk atau lelah di pagi hari. Bertingkah sembrono, misalnya belanja gila-gilaan, bertengkar dengan guru atau atasan, mengundurkan diri dari perusahaan, berhubungan seks dengan orang asing tanpa kondom, mengemudi ugal-ugalan, atau mabuk minuman keras. Psikosis, yaitu tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya ada dalam pikirannya.
Episode depresi Kebalikan dari mania adalah depresi. Penderitanya akan menunjukan kesedihan atau keputusasaan yang tidak wajar. Berikut adalah ciri bipolar dalam episode depresi.
Menarik diri dari lingkungan dan orang terdekat. Kehilangan minat pada kegiatan yang tadinya dinikmati. Kehilangan tenaga dan energi secara drastis, biasanya penderita tidak bisa meninggalkan tempat tidur hingga berjam-jam atau berhari-hari. Bicara sangat lambat, kadang seperti orang yang sedang melantur. Gangguan daya ingat, konsentrasi, dan nalar. Terobsesi terhadap kematian, ingin bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.
Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat. Terus-terusan merasa diri bersalah, tidak berguna, atau tidak layak.
19 Ciri Ciri Depresi Ringan – Berat Ciri-Ciri Depresi Ringan 1. Mudah Marah dan Emosi 2. Perubahan Nafsu Makan
Adrenalin. Hormon pertama yang berpengaruh terhadap stress adalah adrenalin. Tahukah anda apa itu hormon adrenalin. Adrenalin sendiri adalah hormon yang ada di kelenjar adrenal dan mendapatkan sinyal dari otak sehingga stress akan muncul di dalam tubuh kita. Norepinephrine. Sama halnya dengan hormon adrenal, hormon ini ada di kelenjar adrenal dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Fungsi dari hormon ini adalah akan membuat anda tetap fokus dan tetap terjaga ketika depresi dan stress muncul. Akibat peningkatan hormon ini tubuh akan selalu waspada, mudah cemas dan juga tidak bisa tidur. Di dalam otak hanya memikirkan yang menjadi masalahnya tersebut. Kortisol. Hormon ini juga ada di kelenjar adrenal dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Bisa dikatakan bahwa kelenjar adrenal inilah yang berperan penting terhadap stress dan depresi yang ada pada diri manusia. Hormon ini memiliki peran terhadap reaksi atau respon manusia terhadap situasi tegang yang dihasilkan dan menyebabkan seseorang menjadi depresi dan stress.
3. Mudah Lelah dan Lemas 4. Sulit Tidur 5. Mudah Cemas 6. Suka Merenung dan Murung 7. Mudah Berprasangka Buruk 8. Mudah Tersinggung 9. Tidak Fokus 10. Sering Sakit Kepala 11. Suka Menyendiri 12. Sedih Terus Menerus
13. Putus Asa dan Tertekan
Ciri-Ciri Depresi Sedang Ketika seseorang tidak bisa mengatasi depresi ringannya, dia akan mendapatkan depresi sedang. Depresi sedang membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan depresi yang ringan. Untuk depresi sedang dibutuhkan bantuan psikiater untuk meringankan depresinya sedangkan depresi ringan bisa disembuhkan oleh dirinya sendiri dan bantuan teman terdekat. Berikut ini adalah ciri depresi sedang : 1. Nyeri Dada 2. Gerakan Lamban 3. Siklus Menstruasi Berubah
Ciri-Ciri Depresi Berat Tingkat depresi yang paling parah adalah depresi berat, tidak jarang orang yang mengalami depresi berat harus dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa sebab dia sudah hilang kontrol atas dirinya sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri depresi berat yang harus anda waspadai : 1. Hilang Kesadaran 2. Ingin Bunuh Diri dan Melukai Diri Sendiri 3. Badan Semakin Kurus dan Lumpuh
GANGGUAN NEUROTIK A. Pengertian Neurotik Gangguan neurotik adalah gangguan di mana gejalanya membuat distres yang tidak dapat diterima oleh penderitanya. Hubungan sosial mungkin akan sangat terpengaruh tetapi biasanya tetap dalam batas yang dapat diterima. Gangguan ini relatif bertahan lama atau berulang tanpa pengobatan. Neurotik merupakan suatu penyakit mental yang lunak, dicirikan dengan tanda-tanda: a) wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat-sifat kesukarannya b) konflik-konflik batin c) reaksi-reaksi kecemasan d) kerusakan parsial atau sebagian pada struktur kepribadiannya
e) seringkali, tetapi tidak selalu ada, disertai pobia, gangguan pencernaan, dan tingkah laku obsesif kompulsif. B. Gejala-Gejala Neurotik Walaupun penderita neurotik menujukkan berbagai gejala, namun pada umumnya ditunjukkan oleh adanya gambaran diri yang negatif, cenderung merasa kurang mampu dan merasa rendah diri. Gejala utamanya adalah kecemasan, selain itu perasaan depresi juga dapat ditemui pada penderita neurotik, pada umumnya sering terlihat murung. Gejala lain dari neurotik adalah individu menjadi sangat perasa, penyesuaian diri yang salah, kesulitan konsentrasi atau dalam mengambil keputusan. Orang yang mengalami gangguan neurotik ditandai oleh: a)
Anxiety, sebagai simbol rasa takut, gelisah, rasa tidak aman, tidak mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
b) Depressive Fluctuations, tanda mudah tertekan, susah, suasana hati muram, mudah kecewa. c)
Emosional Sensitivity, sangat perasa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan sosialnya, labil. Mudah tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
E. Terapi Farmakologi Jenis Gangguan
Obat lini pertama
Obat Lini Kedua
Alternatif
Gangguan
Venlafaxin
Benzodiazepin
Hidroksizin
kecemasan umum
Paroksetin
Imipramin
Escitalopram
Buspiron
Gangguan
Fluoksamin
Imipramin
kepanikan
Fluoksetin
Klomipramin
Fenelzin
Alprazolam Klonazepam Gangguan
Paroksetin
Citalopram
Busipron
kecemasan social
Sertralin
Escitalopram
Gabapentin
Venlafaxin XR
Fluvoxamin
Fenelzin
Klonazepam Jenis Gangguan
Obat lini pertama
Dosis
Gangguan
Venlafaxin
75mg/hari
kecemasan umum
Paroksetin
20mg/hari
Escitalopram
10mg/hari
Gangguan
Fluoksamin
20mg/hari
kepanikan
Fluoksetin
20mg/hari
Gangguan
Paroksetin
20mg/hari
kecemasan social
Sertralin
50mg/hari
Venlafaxin XR
37,5/75mg/hari
Ciri-ciri Retardasi Mental Ciri-ciri tingkatan Retardasi mental 1. Retardasi mental sangat berat = Idiot. IQ 0 — 19. Ciri-cirinya : Tak dapat dilatih dan dididik — tidak dapat merawat dirinya sendiri. makan harus disuap. Mandi dan berpakaian harus ditolong. — tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik. — pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. — biasanya didapatkan kelainan kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk tangan abnormal jari kelingking bengkok (mongolism). — perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar berbicara, bicara hanya 1 suku kata saja (ma,pa). — mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.. 2. Retardasi mental berat = Imbicile berat. IQ 20-35. Ciri-cirinya : dapat dilatih dan tak dapat dididik. — dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. — kadang-kadang masih dapat mengenal bahaya dan menjaga dirinya. — pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis. — biasanya masih didapatkan kelainan kongenital. — perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.
— masih mudah terserang penyakit lain.
3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan. IQ 35—50. Ciri-cirinya : Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II III SD. — dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian sendiri. — mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri. — koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu. — biasanya masih didapatkan kelainan kongenital. — dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci piring, membersihkan rumah dsb. — bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa suku kata. — perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat. — sering tersangkut perkara kriminilkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap baik dan buruknya suatu hal masih kurang. 4. Retardasi mental ringan = Debil. IQ 52—67. Ciri-cirinya : dapat dilatih dan dididik. — dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah. — dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang lain dan tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu. — tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar Biasa. — pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak Sekolah Dasar tampakkurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun). — tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami. — kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik dan buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya. — koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.
— kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan. — perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih terlambat (biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang). 5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal = Border-line. IQ 68-85. Ciri-cirinya : — dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun. — dapat berfikir secara abstrak. — dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
10 Gejala Gangguan Mental pada Remaja 1). Ketakutan Tinggi Ketakutan yang tinggi dan juga berlebihan seringkali terjadi pada remaja yang mengalami gangguan mental. Ketakutan pada umumnya berasal dari lingkungan sosial, dimana mereka takut tak bisa menempati diri dengan baik atau tak bisa menjaga diri dengan baik. Ketakutan juga bisa menyebabkan remaja melakukan hal diluar keinginannya. 2). Cemas Kecemasan tinggi bisa saja menyerang anak remaja yang mengalami gangguan mental. Selain karena cemas menghadapi kehidupan dan teman-temannya yang mungkin berbeda dan juga memiliki kehidupan yang jauh lebih baik atau justru lebih buruk. Cara Mengatasi Anxiety Disorder juga tidak mudah, terutama untuk tingkat remaja. 3). Kurangnya Konsentrasi Remaja yang seringkali mengalami gangguan mental atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dalam tugas sederhana menjadi hal yang paling bisa dideteksi dengan mudah. ADHD atau depresi merupakan gangguan mental yang akan terjadi, dan juga akan dialami banyak remaja. Sehingga dengan adanya kekurangan konsentrasi maka banyakhal yang terganggu. Untuk meningkatkan konsentrasi sejak usia dini terutama di bidang pendidikan, diperlukan menerapkan beberapa Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak. 4). Perubahan Fisik Non Pubertas Ciri- Ciri Pubertas jarang sekali memberikan tekanan terhadap remaja. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa kegemukan atau tubuh yang tiba-tiba gendut disebabkan oleh stress dan remaja melakukan hal yang mungkin membuat mereka tertekan. Banyak anak remaja menggendut dan mulai menjadi berubah fisiknya namun bukan karena pubertas melainkan karena stress itu dan gangguan mental.
5). Perubahan Mood Ciri-Ciri Bipolar Disorder merupakan perubahan suasana hati yang berlangsung lama bahkan lebih dari dua minggu adalah indikator kuat yang menandakan adanya gangguan mental pada anak. Hal ini juga termasuk gejala gangguan mental yang ada pada anak remaja jaman sekarang. Jangan salah jika bipolar disorder ini sering menjadi gejala yang jelas. 6). Skizofrenia Selanjutnya ada gejala gangguan mental pada remaja yang juga sering terdeteksi dan salah satunya adalah skizoprenia yang sering terjadi akhir-akhir ini, bahkan persenannya sangat tinggi dan ekstrem. Macam-macam skizofrenia seperti Skizofrenia Hebefrenik juga menjadi salah satu jenis gangguan psikologi yang menghasilkan tekanan ekstrim. Gejala awalnya dialami ketika seorang anak mengalami penurunan akademik dan juga perilaku yang aneh dan tidak terkendali. 7). Seringkali Lupa Sadarkah anda bahwa jika anak remaja sudah sering lupa mengenai hal-hal yang termasuk inti atau penting maka bisa jadi ia mengalami gangguan mental dan termasuk kedalam permasalahan remaja saat ini. Banyak anak remaja yang tidak bisa konsentrasi atau fokus pada satu hal sehingga mereka seringkali lupa dan akhirnya mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Tak jarang beberapa perusahaan mencari anak remaja yang bisa bekerja dan tidak melakukan kesalahan akibat sering lupa dan kurang konsentrasi. Hal ini menjadikan remaja sekarang seringkali melalaikan tugas atau tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik. 8). Pemahaman Aneh Apakah anda tidak melihat bahwa pemahaman dan pikiran remaja sekarang menjadi aneh, mereka yang terkena gangguan mental akan memiliki pemikiran yang tidak bisa dipahami atau dimengerti oleh orang biasa. Dimana kejadian ini seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Memang, beberapa orang menganggap bahwa pemahaman aneh menjadikan orang tersebut kreatif, namun anda juga harus bisa memilah antara kreatif dan juga bersifat aneh. Sekarang ini untuk memiliki pemahaman berbeda memang banyak terjadi dan jarang terdeteksi sebagai gejala gangguan mental, padahal bisa saja. 9). Emosi yang kuat Emosi dalam Psikologi bisa membentuk seseorang menjadi pribadi yang berbeda, dimana tak hanya emosi yang kuat namun juga dominan bisa menyebabkan seseorang berubah kepribadiannya. Nah, gejala gangguan mental anak remaja yakni emosi yang timbul terlalu kuat dan juga berbahaya. Tak jarang anak remaja sulit untuk diberi tahu atau sulit untuk dinasehati. Selain itu, emosi tidak hanya marah ada banyak Jenis Emosi pada manusia yang bisa mendominansi diri layaknya khawatir, cemas, takut, sedih, senang yang terlalu membahagiakan,
marah dan juga hal lainnya. Sedangkan mereka yang tidak bisa mengendalikan emosi dengan kuat bisa jadi terkena gangguan mental. 10). Perilaku Membahayakan Diri Karena emosi yang tidak tertata dengan baik dan tidak bisa dikendalikan dengan baik seringkali anak remaja mengalami gangguan mental yang berujung hal membahayakan. Bukan tanpa sebab, remaja masih labil dan tidak memikirkan efek atau permasalahan kedepannya seperti apa. Sedangkan jika mengambil keputusan dengan gegabah tentu akan berdampak pada orang disekitarnya.
Cara Mengatasi Berikut ini cara-cara yang bisa diterapkan untuk mencegah ataupun mengatasi gangguan mental pada remaja, antara lain:
Ajak anak lebih sering berkomunikasi dengan orang lain Atur emosi dan tempatkan dalam kondisi stabil Terus berfikiran positif dengan beberapa Cara Agar Selalu Berpikir Positif dalam Hidup ini Sering membuka diri dan belajar menerima hal baru dengan sudut pandang yang benar Perbanyak beribadah kepada Tuhan YME
Itulah 10 gejala yang mungkin bisa anda amati pada orang-orang atau remaja yang sekiranya terlihat mengalami gangguan mental. Meskipun begitu, kita sebagai orang yang memperhatikan bukan menjauhkan dan meledeknya melainkan memberikan arahan yang tepat agar mereka dapat menyongsong masa depan dengan baik. Ciri-ciri Epilepsi Ringan dan Berat Epilepsi adalah gangguan yang terjadi pada sistem saraf pusat yang merupakan gangguan neurologis yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sel saraf di otak. Gangguan ini dapat menyebabkan kejang yang terjadi pada atau periode waktu tertentu dan kadang-kadang disertai dengan hilangnya kesadaran pada penderita. Seseorang yang mengalami gangguan epilepsi dapat memiliki kejang yang bervariasi. Sebagian penderita hanya mengalami kejang dalam jangka waktu yang pendek yang disertai tatapan kosong, sebagian. Pada sebagian penderita yang lain mengalami kejang dalam jangka waktu yang lebih lama, disertai dengan kedutan dibagian lengan dan kaki mereka. Aktivitas yang abnormal pada sel-sel otak menjadi salah satu penyebab epilepsi yang banyak terjadi . Adapun ciri-ciri epilepsi secara umum antara lain adalah : 1. 2. 3. 4.
Timbulnya kebingungan sementara Tatapan mata menjadi kosong Lengan dan kaki menghentak-hentak tak terkendali Hilangnya kesadaran seseorang
Apa saja tanda-tanda seseorang berpotensi bunuh diri? Apabila Anda memiliki teman, saudara, kerabat, atau mungkin pasangan (dan mungkin juga mantan) yang depresi dan gelagatnya terlihat seperti ingin bunuh diri, jangan dibiarkan. Anda mungkin bisa menghiburnya atau membuatnya lepas dari rasa depresi. Ada beberapa tanda orang ingin bunuh diri atau merencanakan untuk mengakhiri hidupnya, yaitu:
Selalu berbicara atau berpikir tentang kematian. Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, sulit tidur dan makan) yang semakin lama semakin memburuk. Memiliki “harapan untuk mati”, sering nekat dan melakukan hal-hal yang berisiko menyebabkan kematian, seperti ngebut di jalan atau menerobos lampu merah. Kehilangan minat terhadap sesuatu yang sebelumnya sangat ia sukai. Sering bilang bahwa hidupnya hancur, tidak ada harapan, bahwa ia tidak bisa membantu apapun, dan tidak berguna. Mudah menyerah, keinginan berubah-ubah. Sering mengatakan kalimat seperti “Akan lebih baik kalau aku tidak ada,” atau “Aku ingin mati saja”. Tiba-tiba, secara tidak terduga berubah dari sangat sedih menjadi sangat tenang dan bahagia. Membicarakan tentang bunuh diri atau membunuh seseorang. Bertemu atau menghubungi teman dan keluarga untuk mengatakan selamat tinggal.