Hubungan Antara Benih –Patogen – Penyakit Tanaman
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Mengapa tanaman menunjukan pertumbuhan abnormal dengan ekspresi gejala tertentu dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut
Tanaman “sehat” atau tumbuh normal
Penyakit tumbuhan
Tanaman dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologi
Pembelahan dan diferensiasi sel, fotosintesa, metabolisme, reproduksi dan lain lain
Gangguan atau kerusakan proses fisiologis yang berlangsung secara terus menerus yang disebabkan faktor penyebab primer dan gangguan tersebut dinyatakan dalam bentuk karakter patologi yang khas yang disebut sebagai gejala
Tipe Penyakit pada Tanaman
Konsep Hubungan Antara Tumbuhan Dengan Mikroorganisme/Patogen Konsep Segitiga Tetrahedron Penyakit Tumbuhan
Tumbuhan
Lingkungan
Patogen Manusia
Siklus Penyakit Tumbuhan
Siklus sekunder Fase Patogenesa Fase Saprogenesa
Siklus primer
Siklus Penyakit Tumbuhan Fase patogenesa
Siklus primer
Inokulum patogen pertama ada di lapang dan melakukan infeksi serta menimbulkan penyakit Fase saprogenesa
Patogen bertahan pada kondisi tertentu di alam terjadi bila kondisi tidak optimal atau ekstrim Siklus sekunder
Fase destruktiv patogen Terjadi pada inang utama dan kondisi optimal Kerusakan tanaman
Tahapan Kejadian Penyakit Tumbuhan
Inokulasi • Perkecambahan spora • Pembentukan tabung kecambah • Pembentukan apresorium
Infeksi
Penetrasi Kolonisasi
Periode inkubasi
Gejala awal Penyebaran Patogen Patogen bertahan hidup atau mati
Tahapan Kejadian Penyakit Tumbuhan Inokulasi
• Kontak antara patogen dengan tumbuhan inang • Inokulum adalah bagian patogen untuk memulai infeksi
Penetrasi
• Penetrasi tidak selalu diikuti dengan gejala • Awal suatu patogen masuk ke jaringan inang
Kolonisasi
Pertumbuhan dan perkembangan patogen di dalam jaringan inang •
Infeksi
• • • •
Patogen kontak - sel/jaringan inang dan mengambil nutrisi inang Infeksi yang berhasil akan menimbulkan gejala Infeksi laten gejala muncul setelah rentang waktu yang panjang Infeksi lokal infeksi hanya pada bagian tertentu inang Infeksi sitemik infeksi menyebar ke seluruh bagian inang
Tahapan Kejadian Penyakit Tumbuhan Penyebaran aktif Patogen secara aktif bergerak dengan energi sendiri Nematoda, spora kembara Penyebaran pasif Disebarkan karena bantuan faktor lain
Penyebaran patogen
Struktur patogen untuk penyebaran Cendawan : miselium, spora, sklerotia, tubuh buah, rhizomorf
Bakteri : sel Virus : partikel Nematoda : telur, larva, nematoda dewasa Cara penyebaran patogen Angin, air, serangga, manusia, alat pertanian, bagian tanaman
Konsep Hubungan Antara Tumbuhan Dengan Mikroorganisme/Patogen
Hubungan Tumbuhan dengan patogen
Biotroph
Hidup pada sel dan jaringan hidup Sifat patogen obligat Inang relatif sedikit/terbatas Virus tumbuhan dan sebagian cendawan (Peronosporaceae, Erysiphales, Uredinales, Ustilaginales)
Perthotroph
Menghasilkan toksin atau enzim hidrolisa untuk merusak sel atau jaringan tanaman kemudian hidup pada jaringan itu Sebagian besar bakteri dan cendawan patogenik
Nekrotroph
Hidup pada substrat yang mati , tidak membunuh inang. Sering disebut saprofit Inang luas
Lokasi Patogen Pada Benih Kontaminasi
Dipermukaan benih
Di dalam jaringan benih
Melalui proses infeksi Patogen mapan dan bertahan
Terbawa bebas bersama benih
Patogen pada sisa tanaman, butiran tanah, struktur khusus
Infeksi patogen pada jaringan benih Langsung terjadi dari jaringan tanaman induk
Infesksi sistemik melalui stigma Penularan dari luar
Infeksi melalui dinding ovari dan kulit biji Infeksi melalui tangkai bunga dan buah
Mekanisme Infeksi Patogen pada Benih
Infeksi Jaringan Tanaman Induk
Infeksi Melalui Stigma
Infeksi Dinding Ovari dan Kulit Biji
Kontaminasi
Infestasi atau kontaminasi pada permukaan kulit biji
Terbawa sebagai propagul (exp.sklerotium), sisa tanaman yang terinfeksi atau butiran tanah yang terinfestasi
Terjadi ketika panen, thresing, pasca panen
Penularan Patogen
Transmitted
(tertular melalui benih)
infeksi dan infestasi inokulum benih
Non transmitted infestasi inokulum di lapang
Faktor pembatas penularan
Fase pertumbuhan tanaman, sejak awal pertumbuhan Kondisi fisik terutama RH dan suhu Waktu terjadi proses infeksi sangat terkait dengan kondisi lingkungan Struktur atau bagian benih menentukan lokasi patogen Perkembangan infeksi patogen dan pertumbuhan tanaman dari benih itu
Pola hubungan patogen terbawa benih dan penyebaran di lapang
1. 2. 3.
4. 5.
Patogen terbawa benih dan tertular melalui benih Patogen terbawa benih bersifat tular benih dan tular tanah Patogen terbawa benih bersifat tular benih dan tersebar melalui udara Patogen bersifat tular benih dan tular serangga Patogen bersifat tular benih dan tular nematoda
Kelompok Patogen Terbawa dan Tertular Benih Tanaman
Tidak semua patogen penyebab penyakit tanaman dapat terbawa benih
Agen pembawa dan penyebab penyakit pada benih dan tanaman
Kelompok Patogen Terbawa dan Tertular Benih Tanaman
Cendawan Bakteri Virus Viroid Nematoda
Cendawan Patogen Terbawa Benih
Kelompok terbesar patogen terbawa dan tertular benih. Sebagian besar penyakit tanaman disebabkan oleh cendawan. Sering menimbulkan gejala busuk benih, rebah kecambah, lodoh pada bibit, busuk akar dan batang, hangus, hawar daun, puru Sebagian menunjukan gejala khas dan sebagaian besar tidak menunjukan gejala pada benih Terbawa benih dalam bentuk spora dorman seperti chlamidospore dan oospora, struktur sklerotia
Cendawan Patogen Terbawa Benih Morfologi Multiselular (banyak sel), eukariotik (berinti sejati), berbentuk benang (filamen). Hifa membetuk miselium. Dibentuk struktur spora dan penyangga spora . Reproduksi Spora seksual (meiosis) atau spora asexual (mitosis) process. Spora dibentuk pada hifa atau struktur reporuksi khusus yang disebut sporokarp. Cara infeksi secara aktif menembus sel/jaringan tanaman, atau melalui luka, lubang alami tanaman, dan bantuan serangga Struktur bertahan Spora bertahan (dorman) seperti klamidospora, oospora, sklerotia Penyebaran Melalui angin, air, benih, bahan perbanyakan vegetatif, tanah dan lain lain Gejala yang ditimbulkan Bercak daun, hawar, klorosa, layu pembuluh, busuk akar, Tanda penyakit berupa struktur seperti spora, hifa, tubuh buah.
Bakteri Patogen Terbawa Benih
Organisme prokariotik
Penularan bakteri melalui benih tanaman sangat penting dalam mempertahankan jenisnya di alam
Sering menimbulkan penyakit busuk benih, puru, layu, busuk basah, busuk pada pangkal batang, hawar, pustule
Bakteri Patogen Terbawa Benih Morfologi Terdiri satu sel, prokariotik, kecuali untuk kelompok aktinomyces membentuk filamen (benang). Berbentuk batang, dinding sel terbungkus kapsul, mempunyai flagela (sejenis ekor untuk bergerak), memberikan reaksi gram negatif. Reproduksi Pembelahan sel. Berada diantara sel tumbuhan atau berada di saluran pembuluh. Bakteru tumbuhan tidak membentuk spora. Gejala yang ditimbulkan Busuk lunak berlendir, bercak daun, hawar daun, busuk batang, busuk buah, busuk biji dan umbi, kanker, kanker batang, layu pembuluh dan puru Tanda penyakit Lendir (Bacterial ooze) pada bagian tanaman yang menunjukan gejala Cara infeksi Melalui luka, lubang alami tanaman (seperti stomata, sel lenti , hidatoda) dan serangga vektor Kelompok bakteri tumbuhan Genus Clavibacter, Erwinia, Pseudomonas, Xanthomonas dan Streptomyces
Virus dan Viroid Terbawa Benih Morfologi Virus bukan sebagai mahluk hidup karena tidak dapat melakukan metabolisme, tetapi virus mempunyai ciri mahluk hidup karena virus mampu melakukan perbanyakan (berkembang biak) dan mempunyai struktur asam nukleat. Molekul Submicroscopik , terdiri asam nukleat (RNA or DNA) dan di bungkus protein, viroid hanya terdiri RNA saja Reproduksi Sebagai Parasit obligat, virus harus “memelihara” sel tanaman agar tetap hidup, dan “bereproduksi” secara replikasi. Tempat bertahan Jaringan tanaman hidup, vektor dan benih Gejala yang ditimbulkan Menguning, mosaik, bercak, kerdil, perubahan warna Tanda penyakit Hanya bisa dilihat melalui mikroskop elektron. Penyebaran dan Penularan Perbanyakan vegetatif, benih, serbuk sari, serangga, tungau, nematoda, cendawan, tali putri, secara mekanik dengan sap (cairan perasan tanaman sakit yang mengandung virus).
Virus Patogen Terbawa Benih
Sekitar 20 % virus tumbuhan yang diketahui terbawa dan tertular melalui benih Virus terbawa benih terjadi terutama jika tanaman induk terinfeksi secara sistemik pada saat pembungaan dan proses pembuhan (bisa melalui serbuk sari terinfeksi)
Viroid Terbawa Benih
Struktur asam nukleat tanpa selubung protein
Baru diketahui 2 viroid yang diketahui terbawa benih yaitu Potato spindle tuber viroid (PST) dan Chrysantethemum stunt viroid
Nematoda Patogen Terbawa Benih
Kelompok hewan yang menyebabkan penyakit, mirip dengan cacing, membutuhkan lapisan film untuk aktivitas dan mobilitas Nematoda pathogen dicirikan dengan stilet Menyebabkan puru akar, bintil, gejala menguning pada daun, Genus yang sering terbawa benih adalah Anguina, Aphelenchoides, Ditylenchus, Heterodera, Rhadinaphelenchus
Nematoda Patogen Terbawa Benih Morfologi Kelompok hewan yang berbentuk cacing ( mikroskopis),panjang 300-1000 µm dan diameter 15-35 µm, transparan dan tidak bersegmen. Pada bagian mulut terdapat stilet dan berfungsi sebagai alat untuk menusuk dan menghisap makanan dari sel- sel inang. Reproduksi secara kawin (amfimiktik) atau tanpa kawin (partenogenetik). Nematoda betina dewasa menghasilkan telur. Siklus hidup terdiri telur larva (empat stadia) dewasa Tempat bertahan Telur dan larva dapat bertahan di tanah, tapi juga dalam jaringan tanaman dan benih. Hidup di dalam jaringan tanaman (endoparasit) atau dipermukaan jaringan tanaman (ektoparasit) Gejala yang ditimbulkan Kerdil, klorosa, lesio pada akar, membentuk puru akar Tanda penyakit Larva dan telur berada di dalam dan di luar jaringan serta dapat diamati secara mikroskopis Penyebaran Menyebar secara aktif atau secara pasif terbawa tanah, air, angin, benih, bahan perbanyakan vegetatif, alat-alat pertanian.
Nematoda Patogen Terbawa Benih
Seed gall nematodes (Anguina tritici) pada gandum
Nematoda dorman
Cat.: dapat bertahan hingga 38 tahun
Puru biji
NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera spp.)
Nematoda sista kentang (Globodera rostochiensis)
Nematoda sista kentang (Globodera pallida)
NEMATODA PURU AKAR (Meloidogyne spp.)
NEMATODA DAUN DAN TUNAS (Aphelenchoides)
Ditylenchus spp.
Seed Health Testing Dalam Mutu Benih Dengan Teknik PCR Modifikasi
Prinsip •
Cepat (rapid)
•
Akurat (accurate)
•
Mudah/praktis (realible)
•
Bisa diulang (reproducible)
Tujuan •
Untuk mendeteksi dan mengidentifikasi patogen terbawa benih (sekaligus kuantifikasi)
•
Untuk membuat strategi pengendalian penyakit terbawa benih (merupakan bagian dari produksi kedelai)
Sekian dan terima kasih