Bahan Evan.docx

  • Uploaded by: sirzenix
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Evan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,558
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa yang akan

terjadi.

Sesuatu

yang

tidak

pasti (uncertain) dapat

berakibat

menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan

kemungkinan

menguntungkan

dikenal

dengan

istilah

peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini. Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit.

Bayangkan suatu kejadian di mana suatu

perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran. Kerugian dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar, juga tidak dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko yang baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen risiko.

B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengertian Manajemen Resiko ? 2. Apa Manfaat Manajemen Resiko ? 3. Bagaimana Kebijakan dari manajemen Resiko ?

C. Tujuan 1. Menjelaskan Tentang Manajemen Resiko 2. Menjelaskan manfaat Manajemen Resiko 3. Menjelaskan Kebijakan dari Manajemen Resiko

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Resiko Dapat di definisikan bahwa pengertian Manajemen Resiko itu adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis. Dalam KBBI arti kata risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu tindakan. Ketidakpastian ini bisa berupa ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko. Maka dari itu dibuatlah manajemen resiko supaya bisa meminimalisirkan resiko yg akan diterima sehingga tidak mengalami kerugian yg besar. Kemudian Menurut Djohanputro, pengertian manajemen risiko adalah proses identifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan pengendalian penanganan risiko, yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Dan Menurut Bramantyo, pengertian manajemen risiko adalah proses terstruktur dan

sistematis

dalam

mengidentifikasi,

mengembangkan alternatif penanganan risiko.

mengukur,

memetakan,

serta

B. Manfaat Manajemen Resiko 1. Sebagai Bahan Evaluasi & Keputusan Bisnis Evaluasi adalah Proses Penilaian dan pengukuran efektivitas strategi yang telah digunakan dan yang telah dilakukan dimasa yg telah lalu untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. 2. Peningkatan Produktivitas & Keuntungan Produktivitas merupakan suatu kegiatan produksi yang menjadi sebuah ukuran bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yg optimal. 3. Memudahkan Estimasi Biaya Estimasi biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan. Estimasi biaya adalah hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Ketidakakuratan estimasi biaya dapat memberikan dampak yang negatif bagi pihak-pihak yang terlibat dan untuk berjalannya proses produksi itu sendiri, seperti terhambatnya proses produksi dalam suatu perusahaan.

C. Tujuan Manajemen Resiko 1. Melindungi Perusahaan Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.

2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas ririko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah perusahaan. 3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan. 4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama. 5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan. 6. Sosialisasi Manajemen Risiko Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan management.

pemahaman

tentang

risiko

dan

pentingnya risk

D. Jenis-Jenis Manajemen Risiko

1. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.

2. Manajemen Hazard Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan moral hazard.

3. Manajemen Resiko Finansial Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan organisasi.

4. Manajemen Resiko Strategis Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).

E. Komitmen Manajemen Resiko 1. Kebijakan. Untuk dapat memperoleh legitimasi di seluruh organisasi, kebijakan penerapan manajemen risiko perlu ditegaskan melalui surat keputusan direksi. Pilihan bentuknya dapat disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Kebijakan berisi prinsip dasar penerapan manajemen risiko di dalam organisasi, seperti filosofi, budaya sadar risiko, lingkup penerapan, serta standar yang dipakai. 2. Indikator kinerja. Agar dapat mengukur keberhasilan penerapannya, manajemen risiko memerlukan indikator kinerja. Indikator kinerja manajemen risiko yang paling komprehensif adalah angka tingkat maturitas manajemen risiko. Pada saat awal, organisasi dapat menggunakan indikator kinerja yang lebih sederhana, seperti ketepatan pengumpulan laporan manajemen risiko, jumlah risiko yang diidentifikasi dan jumlah penanganan yang direncanakan, atau persentase rencana penanganan yang dijalankan.

3. Sasaran. Sasaran manajemen risiko perlu dikaitkan dengan sasaran organisasi karena pada dasarnya manajemen risiko merupakan alat untuk mengawal pencapaian sasaran organisasi. Wujud nyata sasaran manajemen risiko dapat berupa pernyataan selera dan toleransi risiko. Secara sederhana, selera risiko adalah pernyataan kualitatif besaran risiko yang dapat diterima, sedangkan toleransi risiko adalah batas kuantitatif penyimpangan sasaran perusahaan yang masih dapat diterima. 4. Regulasi. Sebagai bagian dari tata kelola (governance), manajemen risiko sudah menjadi perhatian dari regulator dan sudah diatur dalam beberapa regulasi. Regulasi manajemen risiko bagi BUMN diatur dalam peraturan dan surat keputusan menteri BUMN. Regulasi manajemen risiko bagi lembaga keuangan diatur oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Organisasi perlu menelaah peraturan dari regulator terkait guna memastikan kepatuhan penerapan manajemen risiko di organisasi terhadap aturan yang berlaku. Salah satu sumber masukan yang dapat digunakan untuk memeriksa kepatuhan adalah laporan hasil audit. 5. Akuntabilitas. Manajemen risiko memerlukan pelibatan seluruh anggota organisasi dengan perannya masing-masing. Pelibatan ini dieksplisitkan dengan pernyataan peran tiap-tiap pihak di dalam manajemen risiko. Pernyataan ini dapat juga digambarkan melalui matriks RACI (responsible,

accountable, consulted, informed) untuk tiap kegiatan manajemen risiko. Hal ini akan akan memperjelas, misalnya, siapa yang bertugas mengidentifikasi risiko, menjalankan penanganan, memantau realisasi penanganan, dan mengawasi efektivitas manajemen risiko. 6. Sumber daya. Rencana yang baik tak akan dapat berjalan tanpa adanya alokasi sumber daya untuk melaksanakannya. Sumber daya ini antara lain meliputi anggaran, waktu, manusia, sistem, dan teknologi. Langkah awal alokasi sumber daya ditempuh dengan menugaskan penerapan manajemen risiko kepada suatu unit tertentu, bisa secara fungsional, tetapi paling baik secara struktural. Unit manajemen risiko ini selanjutnya merencanakan alokasi sumber daya lain, tetapi rencana ini perlu didukung dengan komitmen dari direksi. 7. Komunikasi manfaat. Penerapan manajemen risiko tidak akan berhasil tanpa adanya keterlibatan seluruh anggota organisasi. Oleh sebab itu, direksi perlu berulang-ulang mengomunikasikan pentingnya penerapan manajemen risiko. Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan direksi untuk melakukan hal ini adalah dengan memasukkan agenda pembahasan risiko dalam setiap rapat direksi. Komunikasi manfaat ini juga dapat disampaikan melalui kehadiran direksi pada saat sosialisasi manajemen risiko.

8. Kecukupan kerangka kerja. Sesuai dengan prinsip PDCA, kerangka kerja manajemen risiko perlu dipantau dan ditinjau ulang secara berkala. Masukan terhadap perbaikan kerangka kerja antara lain dapat diperoleh dari hasil asesmen maturitas manajemen risiko, hasil audit internal dan eksternal, ataupun arahan dari pemegang saham dan komisaris. Perubahan sasaran dan strategi bisnis, misalnya pembuatan lini bisnis baru, juga dapat berpengaruh terhadap kecukupan kerangka kerja manajemen risiko.

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Dapat di definisikan bahwa pengertian Manajemen Resiko itu adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis. Evaluasi adalah Proses Penilaian dan pengukuran efektivitas strategi yang telah digunakan dan yang telah dilakukan dimasa yg telah lalu untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Produktivitas merupakan suatu kegiatan produksi yang menjadi sebuah ukuran bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yg optimal. Estimasi biaya adalah perhitungan kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan. Estimasi biaya adalah hal yang sangat penting dalam sebuah bisnis. Ketidakakuratan estimasi biaya dapat memberikan dampak yang negatif bagi pihak-pihak yang terlibat dan untuk berjalannya proses produksi itu sendiri, seperti terhambatnya proses produksi dalam suatu perusahaan. Untuk dapat memperoleh legitimasi di seluruh organisasi, kebijakan penerapan manajemen risiko perlu ditegaskan melalui surat keputusan direksi.

Pilihan bentuknya dapat disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Kebijakan berisi prinsip dasar penerapan manajemen risiko di dalam organisasi, seperti filosofi, budaya sadar risiko, lingkup penerapan, serta standar yang dipakai.

DAFTAR PUSTAKA G. Arnold, (2008). Corporate Financial Management 4th edition. Prentice Hall. E. F. Brigham and M.C. Enhardt (2005). Financial Management : Theory and Practice 11th edition. South-Western. Hanafi, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta : universitas Terbuka http://www.bankmandiri.co.id/article/treasury.asp#

Related Documents

Bahan
October 2019 64
Bahan
July 2020 55
Bahan
August 2019 62
Bahan Bahan 3.docx
May 2020 43
Bahan-bahan Lapizan Ozon
December 2019 57
Bahan Kebijakan.docx
December 2019 14

More Documents from "haikal"