Bahan Ajar Fungi ( Jamur ).docx

  • Uploaded by: Zahra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Ajar Fungi ( Jamur ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,995
  • Pages: 17
BAHAN AJAR JAMUR (FUNGI)

3.1 Kompetensi Inti (KI) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan 3.2 Kompetensi Dasar 1. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan. 2. Menyajikan laporan hasil penelusuran informasi tentang keanekaragaman jamur dan peranannya dalam keseimbangan lingkungan

3.3 Indikator Materi 1. Menjelaskan ciri-ciri umum dari fungi atau jamur 2. Menjelaskan pengelompokkan fungi atau jamur 3. Menjelaskan peranan fungi atau jamur dalam kehidupan manusia 3.4 Materi Ajar 1. Pengertian Fungi (Jamur) Dalam dunia Biologi, Jamur dikenal dengan istilah Fungi. Ilmu yang mempelajari jamur adalah mikologi, yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu “ Mykes” yang artinya Jamur, dan “logos” yang artinya Ilmu. Secara umum, Jamur merupakan Organisme yang bersifat eukariotik, yang mana sel-selnya mempunyai dinding sel yang tersusun dari zat kitin. Fungi tidak mempunyai klorofil, sehingga dia bersifat heterotrof dan hidupnya secara parasit, saprofit atau juga mutual. 2. Ciri-ciri Fungi

a. Bersifat Eukariotik (memiliki selaput pembungkus membran inti sel), karena memiliki dinding sel dari zat kitin. b. Jamur ada yang berukuran mikroskopis ( uniseluler ) dan ada juga yang makroskopis (multiseluler). c. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga dia bersifat heterotrof. d. Berdasarkan cara memperoleh nutrisi, jamur bersifat :  Saprofit Jamur yang bersifat saprofit memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme yang telah mati dan bahan tak hidup, misalnya serasah dan kertas.  Parasit Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari organisme yang ditumpangi (inangnya). Jamur parasit menyebabkan penyakit atau bersifat patogen bagi inang yang ditumpanginya.  Simbiosis Mutualisme Jamur yang bersifat simbiosis mutualisme memperoleh zat organik dari organisme hidup lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasangan simbiosisnya. e. Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa, hifa bercabang membentuk jaringan/anyaman yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah. 3. Struktur Tubuh Jamur

Gambar : Struktur Tubuh Jamur (Basidiomycota)

Keterangan :  Tudung / Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh tangkai buah dan di bagian bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda,tudung jamur dibungkus oleh selaput (Vileum universal) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan pecah.

 Bilah (Lamella/gills) merupakan bagian di bawah tudung yang berbentuk helaian berbilah-bilah.  Hifa merupakan sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang.  Inti sel (Nukleus) adalah salah satu bagian utama sel yang paling penting bagi kehidupan karena inti sel lah yang mengendalikan seluruh kegiatan/aktivitas sel.  Septa merupakan hifa yang memiliki sekat-sekat antarsel. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari suatu sel ke sel lainnya.  Miselium merupakan hifa bercabang-cabang membentuk jaringan/anyaman. Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah. Miselium berfungsi sebagai alat reproduksi dan alat untuk mendapatkan makanan.  Tangkai tubuh buah (Stipe) merupakan massa miselium yang sangat kompak dan tumbuh tegak menopang tudung.  Cincin (annulus) merupakan bagian yang melingkari tangkai buah yang berbentuk cincin. Struktur tubuh jamur secara umum sebagai berikut : a. Bentuk tubuhnya bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, atau memanjang. b. Selnya ada yang uniseluler (tunggal) misalnya Saccharomyces dan ada yang multiseluler (bersel banyak) yang membentuk filamen atau benang, misalnya Nectria cinnabarina. c. Jamur bersifat eukariotik, artinya inti sel telah dibungkus membran inti. Di dalam selnya terdapat sitoplasma dan inti yang kecil. Vakuola sentral tidak memiliki kloroplas dan amilum, tetapi memiliki butir-butir lemak atau glikogen. d. Pada umumnya jamur mempunyai dinding sel yang terdiri atas senyawa kompleks nitrogen organik berupa kitin, tetapi ada beberapa diantaranya yang mengandung selulosa, misalnya Trichoderma e. Pada jamur bersel banyak terdapat deretan sel yang membentuk benang disebut hifa. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria ( ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan) yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat. Haustoria dapat menembus jaringan substrat. Jaringan hifa membentuk anyaman disebut miselium.

f. Miselium merupakan tempat pembentukkan spora dan berfungsi sebagai alat reproduksi serta alat untuk mendapatkan makanan. 4. Reproduksi fungi (Jamur) Reproduksi jamur dapat berlangsung secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan dari pernyatuan sel dari hifa yang berbeda jenis. Proses penyatuan sel ini disebut singami. Singami berlangsung melalui 2 tahap yaitu tahap plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kariogami (peleburan inti). Tahap plasmogami merupakan penyatuan plasma sel dan tahap kariogami merupakan penyatuan inti sel. Dari tahap plasmogami akan dihasilkan sel / hifa berinti 2 (dikarion) yang bersifat haploid. Sel atau hifa dikarion yang haploid (n) kemudian mengalami penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu (monokarion) yang diploid (2n). Selanjutnya, keturunan diploid akan membelah dengan cepat secara meiosis membentuk spora seksual yang haploid (n). Beberapa jenis jamur memiliki spora seksual yang berbeda-beda antara lain zigospora, askospora, dan basidiospora. Reproduksi secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukkan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta fragmentasi (pemutusan benang hifa) dan pembentukkan spora aseksual pada jamur multiseluler. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora dan konidiospora. Sporangiospora dihasilkan dari pembelahan secara mitosis yang terjadi di dalam sporangium, sedangkan konidiospora dihasilkan dari pembelahan mitosis yang berlangsung di ujung konidiofor. Sporangiospora dan konidiospora bersifat haploid (n).

Gambar : Siklus Reproduksi Jamur

Mekanismenya dapat diuraikan sebagai berikut :  Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk gametangium. Gametangium merupakan organ yang menghasilkan gamet pada tumbuhan tingkat rendah.  Gametangium mengalami Plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.  Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).  Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.  Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).  Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n). sporaspora ini memiliki keanekaragaman genetik.  Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n) 5. Klasifikasi Jamur Ahli taksonomi mengelompokkan berbagai jenis jamur dalam satu kingdom Fungi. Kingdom Fungi dibagi menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi secara generatif (seksual), yaitu sebagai berikut : a. Zygomycota Ciri-ciri Zygomycota a) Hidup di tempat-tempat lembab. b) Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora. c) Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat (senositik), dengan dinding sel tersusun dari zat kitin. Ada 3 tipe hifa sebagai berikut :  Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat dan menghubungkan dua kumpulan sporangium.  Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap makanan.

 Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujung-ujungnya. d) Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada substrat. Reproduksi Zygomycota a) Reproduksi Aseksual Zygomycota bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan terpisah dapat tumbuh menjadi hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa, terbentuk sporangiofor. Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora) yang di dalamnya terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan sporangiospora berkromosom haploid (n). b) Reproduksi Seksual Reproduksi seksual Zygomycota dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. Contoh Zygomycota Anggota jamur dalam divisi Zygomycota disebut fungi zigot. Para ahli mikologi telah mendeskripsikan sekitar 600 fungi zigot. Contoh jamur Zygomycota, antara lain : Rhizopus sp., Mucor sp., dan Pilobolus. Peranan Zygomycota a) Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi molekul yang lebih sederhana. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-buahan dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukkan. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut :  Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.  Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan tempe.  Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat. b) Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur Mucor antara sporangium dan sporangiofor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut kolumela. c) Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.

b. Ascomycota Ciri-ciri Ascomycota a) Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak. b) Struktur tubuhnya ada yang uniseluler (contoh : Saccharomyces),bersel banyak dan membentuk miselium asoenositik (contoh : Penicillium). Akan tetapi, ada pula Ascomycota yang bersel banyak dan membentuk badan buah (contoh : Nectria). c) Cara hidupnya ada yang saprofit dan ada juga yang parasit. d) Menghasilkan spora dalam askus (askospora). Setiap askus mengandung 8 spora. Askus-askus tersebut berkumpul membentuk badan yang disebut askokarp. Beberapa bentuk askus sebagai berikut.  Askus tanpa askokarp Jamur yang tergolong kelompok ini tidak memiliki askokarp dan biasanya merupakan jamur uniseluler. Sel jamur bersel tunggal ini berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid membelah secara meiosis membentuk 4 sel askospora yang haploid. Contoh : Saccharomyces dan Candida.  Askus dengan askokarp berbentuk bola (kleistotesium). Contoh : Penicillium.  Askus dengan askokarp berbentuk botol berleher dan mempunyai ostiolum yaitu lubang untuk melepas askus dan askospora. Badan buah seperti ini disebut peritesium. Contoh : Neurospora crassa.  Askus dengan askokarp berbentuk mangkuk atau cawan (apotesium). Contoh : Ascobolus. Reproduksi Ascomycota a) Reproduksi Aseksual  Ascomycota

uniseluler,

bereproduksi

secara

aseksual

dengan

pembelahan sel atau pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sel jamur baru. Namun, bila tidak terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu)  Ascomycota multiseluler, bereproduksi aseksual dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan pembentukkan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi hifa jamur baru. Hifa

haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan angin yang disebut konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). konidia pada jamur Ascomycota berwarna-warni, antara lain : berwarna oranye, hitam, biru, atau kecoklatan. Bila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n). b) Reproduksi Seksual  Reproduksi seksual pada Ascomycota uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Konjugasi 2 sel Ascomycota (n) menghasilkan zigot (2n). Zigot tumbuh menjadi askus. Dalam askus terjadi pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel askospora (n).  Reproduksi seksual pada Ascomycota multiseluler dilakukan dengan cara berikut : “ askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabangcabang membentuk miselium. Ujung miselium berubah fungsi menjadi askogonium (oogonium) dan anteridium yang saling berpasangan. Selanjutnya terjadi pembelahan mitosis membentuk hifa (2n). Ujung hifa yang dewasa membentuk askus. Inti pada askus membelah secara meiosis membentuk 8 askospora (n). Askospora yang telah masak akan tersebar dari askus yang pecah. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa haploid yang baru. Contoh Ascomycota Anggota jamur dalam divisi Ascomycota disebut fungi kantong (sac fungi). Para ahli mikologi telah mendeskripsikan sekitar 60.000 fungi kantong, baik yang uniseluler maupun multiseluler. a. Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu dan memiliki dinding askus yang tipis, dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan minuman beralkohol, tapai, dan pengembang adonan roti. b. Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju.

c. Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki spora berwarna oranye. d. Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit kepala. e. Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembab, misalnya saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan. Peranan Ascomycota a) Saccharomyces disebut juga sel khamir, yeast, atau ragi. Saccharomyces merupakan mikroorganisme uniseluler dan tidak mempunyai badan buah. Saccharomyces dapat melakukan fermentasi yang dimanfaatkan dalam pembuatan tapai, roti, dan anggur. Beberapa jenis Saccharomyces sebagai berikut. o Saccharomyces cerevisiae berguna dalam pembuatan tapai dan roti. o Saccharomyces tuac memfermentasi air nira (legen) menjadi tuak. o Saccharomyces ellipsoideus memfermentasi buah anggur menjadi wine. b) Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah dari ampas tahu. c) Aspergillus wentii dan Aspergillus soyae berguna dalam pembuatan kecap. d) Aspergillus flavus menghasilkan aflatoksin yang mengakibatkan kanker hati.

c. Basidiomycota Ciri-ciri Basidiomycota a) Struktur tubuhnya multiseluler dan biasanya makroskopis. Pada umumnya tubuh buah Basidiomycota mempunyai bagian-bagian berikut : 1) Tudung (pileus) merupakan bagian yang di bagian bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus dibungkus oleh selaput (Velium universale) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan pecah. 2) Bilah (lamella), merupakan bagian di bawah tudung berbentuk helaian. 3) Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium yang sangat kompak dan tumbuh tegak menopang tudung.

4) Volva, merupakan bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar tangkai. b) Memiliki hifa bersekat. Hifa vegetatifnya mempunya satu inti (n) dan hifa generatifnya mempunyai dua inti (2n). c) Cara hidupnya ada yang saprofit, misalnya saprofit pada serasah daun, merang padi, atau batang pohon yang mati, dan ada yang parasit pada tumbuhan dan manusia. d) Mempunyai badan buah yang disebut basidiokarp, yaitu tempat pembentukkan basidium. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya payung, kuping, atau setengah lingkaran. Spora terbentuk dalam basidium. Reproduksi Basidiomycota a) Reproduksi Aseksual Basidiomycota Reproduksi secara aseksual terjadi dengan membentuk konidiospora (spora konidia). Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang dapat diterbangkan oleh angin, disebut konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Bila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid. b) Reproduksi Seksual Basidiomycota Reproduksi secara seksual terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual badiospora. Contoh Basidiomycota beserta Peranannya Terdapat sekitar 25.000 spesies jamur Basidiomycota yang sudah diidentifikasi. Beberapa jenis Basidiomycota dapat dimanfaatkan sebagai makanan, namun ada pula yang beracun. a) Volvariella volvacea (jamur merang), sering ditemukan pada tumpukan jerami (sisa-sisa batang padi). Tubuh buah berbentuk payung, berwarna putih agak krem, bagian bawah tudung berwarna kecokelatan. Jamur ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi tinggi. Jamur ini biasanya dipanen sebelum mekar. b) Auricularia polytricha (jamur kuping), biasanya ditemukan pada batang kayu yang sudah mati, berbentuk seperti telinga manusia, berwarna cokelat

kehitaman, serta dimanfaatkan untuk campuran sop atau kimlo (sebagai bahan makanan). Terkadang jamur ini diperdagangkan dalam bentuk kering. c) Pleurotus sp. (jamur tiram), tumbuh pada kayu lapuk, berwarna putih, dan dapat dimakan. Jamur tiram dibudidayakan pada medium serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan selulosa. d) Ganoderma applanatum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran seperti kipas dan keras.

d. Deuteromycota Ciri-ciri Deuteromycota a) Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin. b) Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis. c) Hidup sebagai saprofit atau parasit. d) Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis fungi yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycota. Reproduksi Deuteromycota Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa). Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi seksualnya. Contoh Deuteromycota beserta Peranannya. a) Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panau pada manusia. b) Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia. c) Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia. d) Helminthosporium oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun dan buah tanaman budidaya. e. Glomeromycota Ciri-ciri umum Glomeromycota

1) Kelompok jamur yang bersimbiosis dengan kelompok tanaman membentuk Mikoriza Arbuskular (Asbuskular merupakan tempat pertukaran makanan antara jamur dengan tanaman inang) 2) Obligat biotrop (parasit pada tumbuhan hidup 3) Aseksual (membentuk spora di luar inang) dan seksual (Gigaspora) 4) Tidak bersepta 5) Dinding hifa mengandung kitin, chitosan dan polyglucuronic asam 6) Menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan berdinding tebal atau klamidospora Ciri Khas atau Spesifik Glomeromycota 1) Vesikel (kantung) : tahapan awal pembentukan mikoriza 2) Auxiliary (bagian luar) : miselia yang menempel pada akar tanaman tingkat tinggi 3) Arbuskular : setelah Auxiliary matang, maka akan membentuk Arbuskular 4) Spora : membentuk Klamidospora (berdinding tebal) dan Zygospora (memiliki alat gerak) Reproduksi aseksual Dengan cara pembentukan spora. Jika keadaan menguntungkan, spora berkecambah akan membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang dan membentuk mikoriza pada akar. Terdapat 2 tipe mikoriza , yaitu sebagai berikut : a. Ektomikoriza, hifa jamur tidak menembus ke dalam akar (korteks) melainkan hanya sampai pada epidermis saja, contoh jamur yang berasosiasi dengan akar pinus b. Endomikoriza, hifa jamur menembus sampai kebagian korteks, misalnya terdapat pada tanaman anggrek dan sayuran seperti kol dan bit. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Fungi mikoriza arbuskula merupakan suatu bentuk asosiasi antara jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu. Fungi mikoriza termasuk golongan endomikoriza. Tipe fungi ini dicikan oleh hifa yang intraseluler yaitu hifa yang menembus ke dalam korteks dari satu sel ke sel yang lain. Diantara sel-sel

terdapat hifa yang membelit atau struktur hifa yang bercabang-cabang yang disebut arbuskular. Pembengkakan yang terbentuk pada hifa yang berbentuk oval disebut vesikula. Arbuskular merupakan tempat pertukaran metabolit antara jamur dan tanaman. Adanya arbuskular sangat penting untuk mengidentifikasi bahwa telah terjadi infeksi pada akar tanaman. Sedangkan vesikula merupakan organ penyimpan makanan dan berfungsi sebagai propagul (organ reproduksif). Ciri utama arbuskular mikoriza adalah terdapatnya arbuskular di dalam korteks akar. Awalnya fungi tumbuh diantara sel-sel korteks, kemudian menembus dinding sel inang dan berkembang di dalam sel.

Faktor yang mempengaruhi keberadaan FMA 1) Cahaya, cahaya yang berlebihan dapat mengurangi infeksi akar dan produksi spora, selain itu respon tanaman terhadap fungi mikoriza akan berkurang. 2) Suhu 3) Kandungan air tanah 4) pH tanah 5) Bahan organik 6) Logam berat dan unsur lain

f. Chytridiomycota Ciri-ciri umum Chytridiomycota a) Eukariotik (memiliki inti sel) yang berbentuk benang atau sel tunggal b) Umumnya multiseluler ada juga yang uniseluler c) Tidak berklorofil, sehingga tidak dapat berfotosintesis d) Hidup bebas atau bersimbiosis e) Bersifat aerob karena membutuhkan oksigen dalam hidupnya f) Reproduksi dengan pembentukan spora g) Tubuh disusun oleh benang-benang yang disebut hifa. Hifa-hifa bersatu membentuk miselium. Ada pula yang miseliumnya berkembang membentuk tubuh buah h) Habitat di tempat yang lembab i) Sering dikataka sebagai peralihan antara protista dan fungi

j) Bersifat heterotrof, umunya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat) atau berinti tunggal (mononukleat) dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. k) Contohnya : Synchytrium endobioticum (patogen pada umbi kentang), Chytridium dan Physoderma maydis (noda pirang pada jagung). Cara makan dan habitat jamur Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan tidak mencerna makanan. Untuk emmperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena itu jamur merupakan konsumen, maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat obligat, parasit fakultatif atau saprofit. a. Parasit obligat Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan diluar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). b. Parasit Fakultatif Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok. c. Saprofit Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu . tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekuk sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa, selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarka oleh inangnya. Cara hidup jamur Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbiosisnya. Simbiosis

mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Cara habitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Pertumbuhan dan reproduksi Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora kaan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa. Reproduksi secra seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (pelaburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).

6. Simbiosis Jamur dengan Organisme Lain Beberapa jamur dapat hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain. Ada jamur yang bersimbiosis dengan ganggang biru, ganggang hijau, dan ada pula yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi. Jenis jamur yang paling banyak bersimbiosis dengan organisme lain berasal dari divisi Ascomycota, namun ada pula dari divisi Basidiomycota. Bentuk simbiosis mutualisme antara jamur dengan ganggang dikenal Lichen (lumut kerak). Simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi biasanya terjadi di akar yang di kenal sebagai mikoriza. a. Lichen Lichenes juga disebut dengan lumut kerak. Lichenes merupakan simbiosis mutualisme antara alga dengan Fungi. Fungi yang bersimbiosis biasanya dari golongan Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Adapun organisme fotosintetik yang terlibat dalam fotosintesis yaitu Cyanobacteria atau

Alga hijau uniseluler. Struktur tubuh Lichenes berbentuk talus, bagian luar merupakan miselium, dan bagian dalam tersusun atas hifa. Di antara miselium dan hifa jamur terdapat sel-sel alga. Dalam simbiosis ini, Fungi memperoleh bahan organik dari algae, dan sebaliknya algae memperoleh air dan mineral dari jamur. Hifa Fungi berperan mempertahankan kelembapan lingkungan yang sangat dibutuhkan alga untuk mensintesis karbohidrat. Habitat Lichenes pada umumnya melekat di bebatuan (contoh: Parmelia), melekat di batang pohon (contoh : Grafu), dan tempat - tempat lembap yang lain. Reproduksi seksual Lichenes terjadi sesuai dengan divisi Fungi dan algae. Jika askospora atau basidiospora bertemu dengan algae, akan terbentuk Lichenes baru. Reproduksi aseksualnya dengan cara fragmentasi. Setelah terjadi fragmentasi, terbentuklah soredia. Soredia merupakan sel algae yang diselubungi oleh hifa atau miselium jamur. Soredia membentuk tepung soredia. Tepung soredia akan membentuk Lichenes baru jika mendapat substrat yang sesuai. Berikut contohcontoh lumut kerak di alam dengan citarasa seni tinggi di alam. Contoh Lichenes Lichen memiliki bentuk yang berbeda – beda, antara lain frutikosa (seperti semak), foliosa (lembaran seperti daun), krustosa (seperti kerak atau olesan cat), dan skuamulosa (bersisik, peralihan antara lichen foliosa dan krustosa). a) Usnea berbentuk frutikosa (seperti semak), hidup menempel di pohon-pohon yang tumbuh di daerah berudara sejuk dan tidak terpolusi. b) Parmelia, berbentuk foliosa (lembaran seperti daun), hidup menempel pada kulit pohon. b. Mikoriza Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuh-tumbuhan. Simbiosis tersebut bersifat saling menguntungkan, yaitu jamur memperoleh zat organik dan akar tumbuh-tumbuhan memperoleh air dan unsur hara. Beberapa jamur Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan pinus atau belinjo. Berdasarkan kedalaman jaringan akar tumbuhan yang digunakan, mikoriza digolongkan menjadi dua macam yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.

a) Ektomikoriza, terbentuk bila hifa jamur berada di jaringan epidermis akar tumbuhan. Contohnya jamur yang hidup di jaringan epidermis akar tumbuhan pinus sehingga pinus tahan terhadap kekeringan. b) Endomikoriza, terbentuk bila hifa jamur menembus ke jaringan yang lebih dalam, yaitu pada jaringan korteks akar tumbuhan. Contohnya jamur yang hidup pada jaringan korteks akar pohon buah-buahan dan akar anggrek. 7. Peranan Jamur dalam Kehidupan Manusia a. Peranan Jamur yang Menguntungkan Dalam kehidupan manusia, jamur mempunyai berbagai manfaat, antara lain menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, sebagai sumber bahan makanan bergizi tinggi, untuk membuat jenis makanan baru dan makanan suplemen, untuk obat-obatan, dan membasmi organisme penyebab penyakit. b. Peranan Jamur yang Merugikan Beberapa jenis jamur dapat merugikan manusia, misalnya jamur yang bersifat patogen atau menimbulkan penyakit, menghasilkan racun, merusak tanaman budidaya sehingga menggagalkan panen, dan membusukkan bahan makanan.

Related Documents

Bahan Ajar 1.docx
November 2019 35
Bahan Ajar (1).docx
May 2020 22
Bahan Ajar
October 2019 63
Bahan Ajar
August 2019 78

More Documents from "Administrasi Pendidikan UNJA"