Bagian Inti.docx

  • Uploaded by: Paytren Indonesia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bagian Inti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,809
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu energi yang memegang peranan penting bagi kehidupan dan sebagai sumber daya ekonomis paling utama yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Dalam waktu yang akan datang kebutuhan listrik akan terus meningkat seiring dengan peningkatan dan perkembangan

baik

dari

jumlah

penduduk,

jumlah

investasi,

dan

perkembangan teknologi. Sumber energi listrik terbesar Indonesia saat ini berasal dari energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Pada tahun 2030 diperkirakan ketersediaan energi fosil di Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan listrik nasional. Berdasarkan data yang dirilis Perusahaan Listrik Negara (PLN) konsumsi listrik di Indonesia pada paruh pertama 2018 sebesar 112,46 TeraWatthour (TWh). Sementara berdasarkan outlook energi yang dirilis oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi proyeksi energi 2030 Indonesia mencapai 890 TWh. Pada akhir tahun 2016 kapasitas pembangkit tenaga listrik di Indonesia mencapai 59.656,30 MW. Energi tersebut bersasal dari berbagai jenis pembangkit dengan efisiensi yang berbeda. Bahkan jika kapasitas tersebut beroperasi 100% belum mencukupi kebutuhan energi listrik Indonesia pada 2030. Dengan semakin majunya teknologi banyak penawaran mengenai energi alternatif energi baru terbarukan. Melihat dari negara maju sekitar 11% listrik dunia dihasilkan sekitar 450 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Sekitar 60 PLTN lainnya sedang dibangun, setara dengan 15% dari kapasitas yang ada. Pada tahun 2017, PLTN memasok 2.487 TWh, naik dari 2.477 TWh pada tahun 2016. Kementerian Perindustrian juga menawarkan alternatif pemenuhan kebutuhan energi menggunakan bahan bakar nuklir sebagai pembangkit listrik.

Indonesia sudah berpengalaman dalam mengoperasikan energi nuklir dibuktikan adanya tiga reaktor riset sejak tahun 1965. B Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 salah satu target Indonesia sebagai negara berkembang yaitu memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua. Setiap warga negara berhak mendapatkan pasokan energi listrik yang cukup dan memadai. Sementara proyeksi PLN konsumsi listrik terus mengalami peningkatan rata-rata 10% setiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk menekan angka tersebut dan mewujudkan SDGs 2030 Indonesia diperlukan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai solusi ketahanan energi.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.2.1

Bagaimana konsumsi energi listrik di Indonesia dan proyeksinya?

1.2.2

Bagaimana potensi penggunaan PLTN di Indonesia?

1.2.3

Bagaimana dampak penggunaan PLTN untuk mewujudkan SDGs 2030?

1.3

Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1.3.1

Menunjukkan konsumsi energi lisrik di Indonesia dan melihat proyeksinya sampai 2030

1.3.2

Mendeskripsikan potensi Indonesia untuk menggunakan PLTN

1.3.3

Mendeskripsikan dampak penggunaan PLTN dan strateginya untuk mewujudkan SDGs 2030

1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh: 1.4.1

Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan alternatif energi baru terbarukan sebagai referensi untuk pengembangan pembangkit listrik ke depannya.

1.4.2

Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan ketersediaan energi listrik dan menurunkan Tarif Dasar Listrik (TDL) di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sumber Energi Listrik Kebutuhan akan energi listrik yang tinggi tentunya mebutuhkan sumber pembangkit energi listrik yang besar pula. Sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih mengandalkan energi fosil (Basuki, 2007). Energi fosil dalam hal ini merupakan energi yang bersumber dari bahan bakar minyak (BBM). Energi fosil ini memiliki kelemahan yaitu dari jumlahnya yang semakin sedikit karena tidak dapat diperbarui serta prosesnya yang tidak ramah lingkungan. Keadaan ini memberikan pemikiran untuk adanya pemanfaatan energi alternatif. Pemanfaatan energi alternatif tidak harus dilakukan dalam skala besar, namun dapat dilakukan dengan skala kecil. Pemanfaatan energi alternatif dalam skala kecil ini dilakukan dengan melihat potensi energi yang ada di sekitar kehidupan kita. Terdapat beberapa alternatif energi yang ada di sekitar kita dan berpotensi menghasilkan energi listrik, yaitu air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Energi inibesarnya dari beberapa Joule sampai ribuan hingga jutaan Joule. Semua sumber energi ini dapat menghasilkan energi listrik dengan bantuan alat pembangkit listrik. 2.1.1

Minyak Bumi Minyak bumi yang merupakan cairan kental berwarna cokelat gelap dan

kehijauan yang mudah terbakar. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang terdapat di lokasi sumber minyak dengan melalui berbagai macam proses, yakni proses studi geologi, analisis, sedimen, karakter, serta struktur sumber. Lalu minyak bumi tersebut akan diproses di pengilangan minyak yang dipisahpisahkan berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan beraneka ragam jenis minyak bumi. Bahan bakar tersebut dipergunakan untuk memproduksi berbagai material yang dibutuhkan oleh manusia. Pembangkit listrik yang

menggunakan bahan bakar minyak ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Disel PLTD) 2.1.2

Batubara Batu bara, yakni batuan yang dapat dibakar karena terbentuk dari

endapan organik sisa tumbuhan yang kemudian dibentuk dengan proses pembatubaraan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam batu bara ini adalah hidrogen, oksigen, dan karbon. Pembentukan energi fosil ini mengalami proses yang sangat lama dengan mendapatkan pengaruh dari gesekan panas bumi dan tekanan udara lainnya. Jenis batu bara pun ada dua macam, yakni batu bara dengan pertambangan darat dan pertambangan terbuka. Batu bara juga merupakan bahan bakar yang bisa juga digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Contohnya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan teknik peleburan logam dan industri, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara (PLTGB). 2.1.3

Gas Alam Gas alam biasanya ditemukan di bawah tanah bersama dengan minyak

bumi dan batubara tapi kadang-kadang terjadi dengan itu dan dipompa melalui pipa. Setelah dipompa keluar, diangkut ke tempat penyimpanan atau untuk keperluan rumah tangga. Ini telah menjadi sumber gas domestik selama bertahun-tahun. Gas alam menghasilkan relatif sedikit polusi terhadap sumber bahan bakar lain. Karena, gas alam berada dalam keadaan cair, mudah untuk transportasi gas alam melalui jaringan pipa. Kelemahan utama dari bahan bakar ini adalah sangat mudah terbakar. Para produsen terbesar gas alam adalah Amerika Serikat dan Rusia. Contoh pembangit listrik yang menggunakan gas alam ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). 2.1.4

Panas Bumi Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan

berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan

ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat). 2.1.5

Air Sumber energi ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial

dan energi kinetik yang dimiliki air. Sat ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 2.1.6

Angin Energi angin atau bayu adalah sumber energi terbarukan yang

dihasilkan oleh angin. Kincir angin digunakan untuk menangkap energi angin dan diubah menjadi energi kinetik atau listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta. 2.1.7

Matahari Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan yang bersumber

dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari sebagai bahan bakar utama dengan bantuan solarcell, energi dari cahaya matahari dapat langsung diubah menjadi energi listrik. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT).

2.2

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini udah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan. Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954.Pada waktu itu di Uni Sovyet (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan

tinggi (WER=PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Di Amerika Serikat juga telah dioperasikan jenis reaktor yang sama dengan daya 60 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan jenis Gas Cooled Reactor (GCR = reaktor berpendingin gas) dengan daya 100 Mwe. Hingga tahun 2010 di seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang telah dioperasikan sebanyak 438 unit PLTN tersebar di 30 negara dengan kontribusi sekitar 18 7o dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 314Mwe. Sementara itu 143 PLTN dalam tahap konstruksi di 24 negara, dengan negara yang sedang membangun PLTN terbanyak adalah China 36 unit, India 20 unit dan Rusia 16 unit. Selain yang memasuki tahap konstruksi 344 unit PLTN lainnya di dunia sedang dalam tahap perencanaan. Dalam pembangkit listrik konvensional, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran bahan fosil (minyak, batubara, dan gas). Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin uap yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga akan menghasilkan tenaga listrik. Pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara, minyak dan gas mempunyai potensi menimbulkan dampak negatif ke lingkungan serta masalah transportasi bahan bakar dari tambang menuju lokasi pembangkitan. Dampak lingkungan akibat pembakaran bahan fosil tersebut dapat berupa CO, (karbon dioksida), SO, (sulfur dioksida) dan NO, (nitrogen oksida), serta debu yang mengandung logam berat. Kekhawatiran terbesar dalam pembangkitan listrik dengan bahan bakar fosil adalah dapat menimbulkan hujan asam dan peningkatan pemanasan global. PLTN beroperasi dengan prinsip yang sama seperti PLK, hanya panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam suatu reaktor nuklir. Tenaga panas tersebut digunakan untuk membangkitkan uap di dalam sistem pembangkit uap (Steam Generator) dan selanjutnya sama seperti PLK, uap digunakan untuk menggerakkan turbin-generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas digunakan air yang disirkulasikan

secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkitan listrik ini tidak membebaskan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dibuang ke lingkungan atau melepaskan partikel yang berbahaya seperti CO2, SO2, NOx ke lingkungan, sehingga PLTN ini merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.

2.3

Ketahanan Energi Berdasarkan studi epidemiologi, kanker kulit di daerah wajah banyak dijumpai pada para penambang uranium akibat paparan radiasi dari debu

BAB III METODE PENULISAN

3.1

Jenis Penulisan Jenis penulisan dalam karya tulis ini adalah kajian pustaka. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif, sumber literatur dalam karya tulis ini dari jurnal, data survei, dan buletin.

3.2

Objek Tulisan Objek tulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai bentuk kajian dan pengembangan energi terbarukan memalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

3.3

Teknik Pegumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dimulai dengan mengumpulkan referensi-referensi yang relevan dengan persoalan yang diangkat. Yaitu mengenai permasalahan yang ada di Indonesia khususnya langkah-langkah untuk mempertahankan ketahanan energy untuk mewujudkan SDGs 2030. Setelah pangumpulan data maka dilakukan pengkajian literatur kemudian memilah informasi yang relevan dengan persoalan yang akan dibahas.

3.4

Prosedur Penulisan Setelah data dirampungkan, maka dilakukan analisis data yang dikumpulkan sehingga dihasilkan data yang dapat menunjang dalam pembahasan yang diramu secara deskriptif.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Ketahanan Energi : Kebutuhan Listrik dan Proyeksinya JKAJK

4.2

Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ADK

4.3

Analisis Dampak Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia 4.3.1

Lingkungan

4.3.2

Kebutuhan Energi

4.3.3

Ekonomi

4.3.4

Sosial Politik

4.3.5

Geopolitik

BAB V PENUTUP

5.1

Simpulan dan Saran 5.1.1

Simpulan

5.1.2

Saran

5.2

Daftar Pustaka

5.3

Daftar Riwayat Hidup

Related Documents


More Documents from "gitabone"