BAGIAN ILMU KARDIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Makassar,
Febuary 2018
PALPITASI
Disusun Oleh: Andi Nadya Irwansyah 111 2017 2057 Pembimbing: dr. Fadillah Maricar, Sp.JP FIHA
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KARDIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA RS BHAYANGKARA MAKASSAR 2018
HALAMAN PENGESAHAN Yang memiliki nama di bawah ini : Nama
:Andi Nadya Irwansyah
NIM
:111 2017 2057
Judul
:Palpitasi
Menyatakan bahwa, telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan pada bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia di RS Bhayangkara
Makassa,
Febuary 2018
Mengetahui, Pembimbing
dr. Fadillah Maricar, Sp.JP FIHA
BAB 1 PENDAHULUAN
Palpitasi adalah perasaan (sensasi) yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak teratur. Beberapa orang dengan palpitasi (jantung berdebar), tidak menderita penyakit jantung atau kelainan irama jantung (abnormal) dan penyebab jantung berdebarnya tidak diketahui.1 Saat seseorang merasakan palpitasi gejala yang muncul di dada mereka seolah-olah jantung mereka berdegup kencang dengan cepat atau tidak teratur Ini bisa menjadi sensasi singkat atau bisa menjadi sensasi berkelanjutan bagi beberapa orang dalam beberapa detik dan kadang-kadang bahkan menit dan jarang lebih lama.2 Banyak orang yang merasakan jantung berdebar (palpitasi) atau sensasi abnormal saat jantung berdebar. Penyebabnya mungkin tidak terlalu serius dan tidak memerlukan pengobatan tertentu, namun bisa juga terjadi akibat suatu kondisi jantung yang sangat serius. Beberapa orang lahir dengan kondisi jantung yang tidak normal (contoh: lubang pada jantung atau hubungan elektrikal berlebih pada jantung mereka), yang dapat menyebabkan aritmia.. 3 Palpitasi dapat terjadi karena beberapa factor diantaranya dampak psikis, seperti stress, kecemasan, serangan panik, dsb, gaya hidup, seperti sedang berolahraga, sering minum kopi, mengonsumsi alkohol, akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu, adanya perubahan hormonal, terutama pada wanita, adanya kondisi kesehatan tertentu, seperti dehidrasi, hipoglikemi atau kadar gula darah rendah, demam, tekanan darah rendah, anemia, gangguan jantung, kadar elektrolit tubuh rendah, hipertiroid atau kelenjar tiroid terlalu aktif, adanya gangguan jantung, dsb. Palpitasi berasal dari berbagai penyebab, berhubungan dengan jantung pada sekitar 43% kasus, psikosomatik dalam 30% dan penyebab tidak diketahui pada 27%. Sehingga banyak hal yang dapat memicu seseorang mengalami palpitasi, palpitasi tidak selalu disebabkan oleh karena ada gangguan pada jantung.4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINIS PALPITASI Istilah Palpitasi berasal dari bahasa Latin 'palpare', 'palpitare' yang berarti menepuk atau sentuhan lembut. Palpitasi telah dianggap sebagai sensasi berdenyut atau gerakan yang tidak menyenangkan di dada dan / atau area sekitarnya.4 Palpitasi juga bisa merujuk pada perasaan di dada yang jantung berdebar lebih keras dari biasanya tapi belum tentu lebih cepat dari biasanya (meski keduanya Sensasi terkadang bisa terjadi bersamaan). Palpitasi bisa disebabkan oleh aritmia, biasanya karena ke denyut jantung yang tidak normal. Saat denyut nadi atau detak jantung lebih dari 100 denyut per menit, disebut takikardia. Seseorang dapat mengalami sinus takikardia dimana denyut jantung meningkat secara normal karena sinyal dari tubuh.2
2.2 ETIOLOGI PALPITASI
1. Cardiac Arrhytmias : a) Ventikular / supraventikular takikardi b) Bradiarrhymias-sinus bradycardia, sinus pause, AV blocks c) Pacemaker mediated
2. Cardiac Structural anomalies a) Severe Aortic,Mitral regurgitation b) Mitral valve proplapse c) Shunt lesions like d) VSD/ASD/PDA e) Ebsteins anomaly f) Dilated,Hypertrohiccardio
3. Systemic causes : a) Hyperthyroidism b) Fever c) Anemia d) Ortostatic syndromes e) Pheochromocytoma f) Pregnancy
4. Drugs and others : a) Sympathomimetic agents in inhalers. b) Anticholinergics, c) Alcohol, cocaine, caffeine,nicotine, d) Anorexics, e) Psychosomatic.4
Palpitasi bisa disebabkan oleh aritmia, biasanya karena ke denyut jantung yang tidak normal dengan cepat. Saat denyut nadi atau detak jantung lebih dari 100 denyut per menit, disebut takikardia. Seseorang dapat mengalami sinus takikardia dimana denyut jantung meningkat secara normal karena sinyal dari tubuh. Bila karena hal-hal seperti olahraga, demam, dehidrasi atau kegembiraan, itu bisa menjadi respon fisiologis yang normal dan tepat. Di lain waktu, jantung merespons sinyal dari tubuh yang tidak normal. Ini mungkin menandakan masalah medis yang tidak melibatkan jantung itu sendiri (seperti dengan tiroid yang terlalu aktif). Demikian pula, palpitasi kadang-kadang disebabkan oleh respons fisiologis yang normal seperti saat seseorang berolahraga dengan ketat dan jantungnya memompa dengan sangat keras dan cepat. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang merasa gugup, cemas, takut atau senang (hampir setiap orang mengalami hal ini pada suatu waktu atau lain waktu) dan dalam situasi tersebut, hal itu tidak dianggap tidak normal. Kadang-kadang, orang dapat memiliki
kecenderungan terhadap kecemasan dalam jumlah abnormal seperti gangguan panik yang menyebabkan palpitasi berulang serta nyeri dada dan sesak napas. Seseorang dapat memiliki palpitasi dalam situasi ini bahkan tanpa peningkatan denyut jantung. Sensasi palpitasi nyata bagi orang tersebut tapi mungkin tidak menunjukkan adanya masalah pada jantung. Namun, karena palpitasi bisa disebabkan oleh aritmia jantung yang benar, gejala ini sering kali tepat untuk melakukan evaluasi medis. Aritmia jantung adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung. Ritme abnormal ini bisa membuat jantung kurang efisien. Ini bisa menjadi masalah "listrik" murni dari jantung dimana jantung secara struktural dinyatakan sehat dan normal namun aritmia juga dapat terjadi dengan penyakit jantung yang mendasarinya juga. Banyak aritmia tidak memiliki penyebab yang diketahui. Namun, ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan aritmia. Ini termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres. Diketahui bahwa beberapa zat, termasuk obat bebas resep dan resep, suplemen gizi, dan obat herbal lainnya, menyebabkan aritmia pada beberapa orang. Obat resep juga bisa berkontribusi pada munculnya aritmia.2 2.3 TIPE PALPITASI Gambaran yang paling umum, dan yang paling berguna dalam praktik klinis dalam diagnosis banding di antara berbagai penyebab palpitasi ;
1. ExtrasystoliC, palpitasi ekstrasistolik, karena denyut ektopik, umumnya menghasilkan perasaan ‘missing/skipping a beat’ and/or a ‘sinking of the heart’ diselingi dengan periode dimana jantung berdetak normal; Pasien melaporkan bahwa jantung tampaknya berhenti dan kemudian mulai lagi, yang menyebabkan sensasi yang tidak menyenangkan, atau rasa dipukulan ke dada. Terkait dengan adanya denyut jantung ekstra atrium atau ventrikel, palpitasi jenis ini sering ditemui bahkan pada subjek muda, seringkali karena tidak adanya penyakit jantung, dan umumnya memiliki prognosis jinak. Pada palpitasi ekstrasistolik, terutama jika berasal dari ventrikel, sensasinya disebabkan oleh peningkatan
kekuatan kontraksi post-extrasystolic. Bila ekstrasistol berulang, mungkin sulit untuk membuat diagnosis banding antara palpitasi ekstrasistolik dan tachycardiac, terutama karena fibrilasi atrium.
2. Takikardi, Dalam kasus palpitasi tachycardiac, sensasi yang digambarkan oleh pasien adalah fluktuasi yang cepat seperti '‘beating wings’ di dada. Detak jantung umumnya dirasakan sangat cepat (beberapa kali lebih tinggi dari perkiraan denyut jantung maksimum berdasarkan usia pasien); Ini mungkin biasa, seperti pada takikardia atrioventrikular, atrial flutter, atau takikardia ventrikel, atau ireguler atau aritmia, seperti pada atrial fibrillation atau post-atrial fibrillation-ablation atinc flutter atipikal. Palpitasi ini umumnya terkait dengan takiaritmia supraventrikular atau ventrikel, yang dimulai dan biasanya berakhir secara tibatiba (beberapa saat penghentiannya bertahap karena peningkatan nada simpatik selama takikardia yang cenderung bertahan dan menurun perlahan setelah interupsi), atau ke sinus takikardia akibat penyebab sistemik atau penggunaan obat-obatan terlarang atau zat terlarang (dalam kasus ini, palpitasi dimulai dan diakhiri secara bertahap).
3. Anxiety, Penderita kegelisahan terkait dirasakan oleh pasien sebagai bentuk kegelisahan. Detak jantung sedikit meningkat, namun tidak pernah lebih tinggi dari denyut jantung maksimal yang diperkirakan berdasarkan usia pasien. Pasien biasanya menggambarkan banyak gejala lain yang tidak spesifik, seperti kesemutan di tangan dan wajah, benjolan di tenggorokan, kebingungan mental, agitasi, nyeri dada atipikal, dan desah pedih yang menyengat, yang biasanya mendahului palpitasi. 4. Pulsation, Pulpasi palpitasi terasa sangat kuat, namun teratur dan tidak terlalu cepat. Biasanya terkait dengan penyakit jantung struktural, seperti regurgitasi aorta, atau penyebab sistemik yang melibatkan stroke volume yang tinggi, seperti demam dan anemia.
Namun, harus ditekankan bahwa pasien tidak selalu dapat menggambarkan karakteristik gejala mereka secara tepat. Oleh karena itu, sulit untuk mengidentifikasi jenis palpitasi secara akurat, terutama pada kasus palpitasi normal.6
2.4 ARITMIA Pada beberapa pasien, aritmia disebabkan oleh penyakit otot jantung, klep jantung atau arteri koroner. Pada pasien yang lainnya aritmia dapat hanya merefleksikan penyakit dari sistim listrik jantung dimana sisa jantung lainnya sehat. Penyebab aritmia lainnya termasuk obat-obatan, alkohol yang berlebihan, kadar hormon tiroid yang berlebihan, tingkat oksigen darah yang rendah, stres dan merokok. 1. Atrial Tachycardias Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and paroxysmal atrial tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
Atrial fibrillation adalah atrial tachycardia yang umum. Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau "menyala" dari daerah-daerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari satu daerah pemacu jantung di SA node. Signal-signal ini pada gilirannya menyebabkan kontraksi ventricle yang cepat dan tidak beraturan. Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti mitral valve prolapse), tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan darah di paru (pulmonary embolism), alkohol yang berlebihan, emphysema, dan radang dari lapisan jantung (pericarditis).
Atrial flutter adalah sebuah versi dari atrial filbrillation yang lebih beraturan (kacaunya lebih sedikit) ketika signal listrik "menyala" di atria. Kondisi-kondisi yang menyebabkan atrial fibrillation dapat juga menyebabkan atrial flutter. Perawatan atrial flutter sama dengan perawatan atrial fibrillation.
Paroxysmal Atrial Tachycardia (PAT) merepresentasikan serangkaian denyut jantung yang teratur dan cepat yang berasal dari atrium. Pasien dengan PAT dipercayai mempunyai kelainan pada stasiun relay AV nodenya yang menyebabkan "pengapian" cepat impuls listrik dari atrium yang melangkahi (bypas) AV node pada kondisi-kondisi terentu. Kondisi-kondisi ini termasuk alkohol yang berlebihan, stres, kopi, tiroid yang aktif berlebihan atau minum hormon tiroid yang berlebihan dan obat-obatan tertentu. PAT adalah sebuah contoh dari aritmia dimana kelainan berada di sistim listrik jantung sedangkan otot dan klep jantung normal.
2. Ventricular Arrhythmias
Ventricular arrhythmias adalah aritmia cepat yang berasal dari kamar-kamar jantung bawah (ventricles). Ventricular arrhythmias termasuk ventricular tachycardia dan ventricular fibrillation. Ventricular tachycardia adalah aritmia teratur yang cepat yang berasal dari daerah ventricle. Ventricular fibrillation adalah aritmia yang tidak beraturan yang merupakan hasil dari beberapa signal listrik cepat dan tidak beraturan yang "ditembakkan" dari banyak daerah berlainan di ventricles.
Ventricular tachycardia dan ventricular fibrillation adalah aritmia yang mengancam nyawa yang umumnya dihubungkan dengan serangan jantung atau bekas luka otot jantung dari serangan jantung sebelumnya. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan baca serangan jantung. Penyebab ventricular arrhythmias yang lebih tidak umum termasuk gagal otot jantung yang parah (Cardiomiopathy), keracunan obat (seperti keracunan digoxin/Lanoxin), efek samping obat-obatan dan gangguan elektrolit darah (seperti kadar postasium yang rendah). Ironisnya beberapa obat yang digunakan untuk perawatan aritmia dapat menyebabkan ventricular tachycardias.
3. Bradycardias Penyakit SA node, AV node dan sistim konduksi di ventricles dapat menyebabkan aritmia lambat (bradycardias). Obat-obatan Calcium channel blockers, seperti verapamil(Calan), Beta-blockers, seperti propanolol (Inderal) dan digoxin (Lanoxin) dapat menyebabkan bradycardias. Obat-obatan ini juga dapat
memperburuk bradycardias secara serius pada pasien yang sudah menderita penyakit pada SA node, AV node dan bagian lain dari sistim konduksi. Walaupun beberapa pasien tidak mengalami efek sakit dari bradycardia, namun bradycardias yang serius dapat menyebabkan tekanan darah rendah (shock) dan syncope.
Premature Contractions adalah Denyut jantung awal yang tidak berasal dari pemacu jantung SA node disebut premature contractions. Premature atrial contractions (PACs) dan premature ventricular contractions (PVCs) dapat disebabkan oleh stres, kopi, merokok dan minum alkohol berlebihan. Pada umumnya PACs dan PVCs tidak dihubungkan dengan penyakit jantung yang signifikan jika mereka timbulnya jarang dan terisolasi.1
2.5 PATOFISIOLOGI Pada keadaan normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut secara teratur antara 60- 100 detak/menit. Kecepatan dari denyut jantung ditentukan oleh kecepatan dari signal listrik yang berasal dari pemacu jantung, SA node. Signal listrik dari SA node mengalir melalui kedua serambi, menyebabkan kedua serambi berkontraksi mengalirkan darah ke kedua bilik. Kemudian signal listrik ini mengalir melalui AV node mencapai kedua bilik. Ini menyebabkan kedua bilik berkontraksi memompa darah keseluruh tubuh dan menghasilkan denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang teratur ini dari SA node ke AV node menyebabkan kontraksi teratur dari otot jantung yang dikenal dengan sebutan denyut sinus (sinus beat). Waktu istirahat, kecepatan signal listrik dari SA node adalah perlahan, jadi denyut jantung juga perlahan. Waktu olah raga atau waktu sangat kegirangan , kecepatan signal listrik dari SA node menjadi cepat sehingga denyut jantung juga jadi cepat.1 Tachycardia yang terjadi karena pengeluaran signal listrik yang cepat oleh SA node disebut sinus tachycardia. Sinus tachycardia umumnya adalah kontraksi cepat dari jantung yang normal sebagai reaksi atas kondisi atau keadaan sakit. Sinus tachycardia dapat menyebabkan debar jantung. Penyebab sinus tachycardia termasuk sakit, demam, hormon tiroid yang berlebihan, tingkat oksigen darah yang rendah, kopi dan obat-obatan seperti cocaine dan amphetamine. Dalam
lingkup ini maka sinus tachycardia merupakan jawaban yang memadai dari jantung terhadap stres, dan ini tidak menandakan adanya penyakit otot jantung, klep jantung dan sistim penghantar listrik. Namun pada beberapa pasien, sinus tachycardia dapat sebagai gejala gagal jantung atau penyakit klep jantung yang signifikan.1 Dari sudut pandang patofisiologis, mekanisme palpitasi dimana kontraksi jantung yang terlalu cepat, tidak teratur atau sangat lambat, seperti pada aritmia jantung termasuk takikardia sinus akibat disfungsi mental, penyakit sistemik, atau penggunaan obat tertentu; Kontraksi yang sangat intens dan pergerakan anomali jantung di dada, seperti pada kasus beberapa penyakit jantung struktural yang terkait dengan peningkatan stroke volume; anomali dalam persepsi subjektif detak jantung, dimana irama jantung normal atau ketidakteraturan dalam irama jantung dirasakan oleh pasien dan tidak dapat ditolerir dengan baik, seperti pada beberapa gangguan psikosomatik. Dapat disimpulkan bahwa patofisiologi palpitasi dalam kasus ini adalah reaksi ketakutan 'yang dimediasi secara terpusat' yang memulai serangkaian tanggapan yang mencakup persepsi jantung.6 Penting untuk menggaris bawahi fakta bahwa, meskipun kelainan irama jantung umumnya menimbulkan palpitasi (atau gejala terkait lainnya, seperti kelelahan, dyspnoea, pusing, sinkop, dan angina), pada beberapa subjek, dengan alasan yang tidak sepenuhnya diketahui namun mungkin terkait. untuk beberapa karakteristik klinis (aritmia lama dengan tingkat ventrikel maksimum yang relatif rendah, jenis kelamin laki-laki, tidak adanya penyakit jantung koroner, dan gagal jantung kongestif) atau adanya neuropati perifer (misalnya pasien diabetes), aritmia termasuk gangguan prognostik yang relevan seperti takikardia ventrikel tak berkelanjutan dan fibrilasi atrium dapat sama sekali tanpa gejala, sehingga aritmia mungkin tidak didiagnosis dan diobati secara benar.6
2.6 DIAGNOSIS PALPITASI 1. Anamnesis Pola palpitasi dapat dikarakterisasi dengan menentukan seberapa sering palpitasi terjadi dan berapa lama episode berlangsung. Palpitasi mungkin
berlangsung cepat atau persisten dan dapat terjadi satu kali beberapa kali sehari, mingguan, bulanan atau tahunan. Pasien harus diminta untuk menggambarkan satu atau dua episode paling parah, karena tidak jarang ada lebih dari satu pola palpitasi. Pola yang lebih menonjol harus diidentifikasi oleh pasien. Mungkin ada faktor spesifik yang memicu palpitasi. Palpitasi biasanya dapat mengikuti latihan intens, stres emosional atau perubahan postural, dan pada setting ini umumnya singkat dan diabaikan oleh individu yang sehat. Jika pasien memutuskan untuk membawa palpitasi ini ke perhatian dokter mereka maka mereka mungkin mengalami gejala yang berlebihan, menandakan adanya patologi organik yang mendasarinya, gangguan psikosomatik atau agenda pasien yang tersembunyi, seperti kebutuhan untuk mendiskusikan masalah antar- konflik pribadi atau stres psikososial. Pemicu yang terkait dengan aktivasi adrenergik dapat menyebabkan palpitasi dengan menyebabkan aritmia jantung, dengan meningkatkan kontraktilitas jantung dan / atau melalui mekanisme psikologis. Obat dan obat-obatan sering dilaporkan memicu palpitasi.5
2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik tujuannya adalah untuk mengevaluasi toleransi aritmia (tekanan darah, edema paru, dll), dan dalam kasus sinus. irama atau sinus takikardia, untuk mengevaluasi adanya penyakit sistemik. Dengan tidak adanya palpitasi, tanda-tanda penyakit jantung struktural yang bisa menjelaskan etiologi (murmur, klik, hipertensi, penyakit jantung katup, tanda gagal jantung). Analisis klinis petunjuk klinis membantu mendapatkan sifat palpitasi.4 Diagnosis banding berbagai jenis takikardia dapat di identifikasi dengan dilakukan manuver vagal seperti pijat sinus karotid: gangguan tachycardi sangat menunjukkan adanya takikardia yang melibatkan atrioventrikular, sementara pengurangan frekuensi sementara dapat disugestif pada atrial fibrilasi, flutter, atau atrial takikardia.6 Pemeriksaan fisik harus bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan gangguan irama jantung (tekanan darah, tanda gagal jantung, dan sebagainya), untuk menilai status kardiovaskular (yaitu adanya penyakit jantung struktural),
dan, jika terjadi irama sinus atau sinus takikardia, untuk mengevaluasi adanya penyakit sistemik yang berpotensi menimbulkan palpitasi.6
3. Pemeriksaan EKG Cara terbaik untuk memastikan masalah denyut jantung adalah dengan merekam aktifitas elektrikal jantung saat terjadi palpitasi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan mesin Elektrokardiogram (EKG) yang menyediakan informasi rekam jantung secara umum dan elektrikal saat pemeriksaan berlangsung. Namun untuk pasien yang mengalami frekuensi palpitasi secara tidak beraturan, pemeriksaan jantung akan dilakukan untuk periode yang lebih lama dan menggunakan test berbeda, seperti monitor Holter (yang dapat merekam aktifitas elektrikal jantung selama 24 jam atau 48 jam) dan perekam kardiak nyata (merekam aktifitas denyut jantung selama 1 – 2 minggu).3 4. Echocardiogram Test lain yang dapat dilakukan adalah Echocardiogram pencitraan Ultrasound jantung untuk mendeteksi masalah yang terdapat pada struktur dan fungsi jantung, dan test.3
5. Treadmill Treadmil guna mendeteksi masalah denyut jantung yang mungkin terjadi saat melakukan aktifitas olah-raga.3
6. MRI MRI berguna dalam mendiagnosis berbagai penyakit jantung struktural dan fungsional. Kegunaannya terbukti dalam diagnosis aritmogenik. Displasia ventrikel kanan yang merupakan penyebab penting takikardia ventrikel, hal ini juga berguna untuk mengidentifikasi berbagai lesi seperti granuloma sarcoid, tumor dan jaringan yang mencirikannya, yang dapat menyebabkan berbagai aritmia ventrikel.4
7. Test Electrophysiologi- cal (EP). Pemeriksaan yang lebih khusus untuk mendeteksi masalah denyut jantung adalah test Electrophysiological (EP). Test ini termasuk prosedur minimum invasif yang harus dilakukan oleh spesialis denyut jantung di bidang laboratori katerisasi kardiak. Prosedur dilakukan dengan memasukkan sebuah kabel kecil fleksibel pada pembuluh darah di bagian kaki menuju jantung, setelah sebelumnya pasien diberikan anestesi lokal. Kemudian jantung akan diberikan stimulasi elektrikal di beberapa tempat melalui kateter. Hal ini memungkin- kan diperolehnya diagnosa aritmia secara akurat. Sebelum prosedur EP, pasien diharuskan melakukan puasa sekurangnya 6 jam sebelum test, dan terkadang pasien diberikan anestesi ringan.3
8.Ectopic Beats Penyebab palpitasi yang penting dan umum adalah kesadaran yang meningkat terhadap detak jantung seseorang - baik beat normal atau atrium atau ventrikular ectopic beats. Meskipun ini sering dianggap oleh dokter sebagai kondisi 'psikosomatik', pasien seringkali tidak memiliki masalah psikologis lain kecuali mungkin beberapa kecemasan. Strategi manajemen kunci adalah mendengarkan dengan seksama pasien, mengecualikan penyebab lain, tidak termasuk penyakit jantung yang mendasarinya dan kemudian menjelaskan fenomena tersebut kepada pasien. Ectopic beats dapat digambarkan sebagai beat yang tidak efisien awal sering diikuti oleh jeda dan kemudian irama yang lebih kuat saat irama me-reset dirinya sendiri. Beberapa orang merasakan beat yang tidak terjawab, beberapa merasakan irama kuat berikut dan banyak yang tidak merasakan apapun sama sekali. Jika gejala yang sering terjadi tetap ada walaupun ada pemeriksaan ulang, atau jika pemantauan Holter menunjukkan adanya ektop ventrikel yang sangat sering (> 10.000 denyut per 24 jam), atau jika ventrikel kiri secara struktural atau fungsional abnormal, maka rujukan pasien ke ahli jantung diperlukan.5
2.7 PENATALAKSANAAN Terapi difokuskan pada penyebabnya (pengobatan aritmia jantung, penyakit jantung struktural, gangguan psikosomatik, atau penyakit sistemik). Bila penyebab jelas diketahui dan terapi kuratif berisiko rendah tersedia (misalnya aritmia supraventrikular), ini adalah pengobatan pilihan pada banyak aritmia (misalnya denyut prematur), sejumlah faktor umum mungkin mempengaruhi dan memodulasi frekuensi dan tingkat keparahan gejala. Perubahan gaya hidup (misalnya mengurangi kopi atau alkohol) atau terapi non-kardiologis (misalnya obat anxiolytic atau psikiatri konseling) mungkin berguna untuk mengendalikan gejala dan harus dipertimbangkan.4 Pasien dengan palpitasi terkadang perlu dirawat di rumah sakit untuk tujuan diagnostik dan terapeutik. Indikasi diagnostik mungkin termasuk penyakit jantung struktural untuk tujuan kateterisasi jantung dan penilaian hemodinamik. Indikasi yang lebih serius untuk dirawat di rumah sakit termasuk aritmia brady yang memerlukan alat pacu jantung, aritmia ventrikel, aritmia supraventrikular dengan kompromi hemodinamik, malfungsi alat pacu jantung / ICD, tanda dan gejala gagal jantung dan kelainan jantung struktural yang parah.4 Dokter akan memberikan rekomendasi pengobatan sesuai dengan tipe dan seberapa besar masalah denyut jantung yang diderita, juga seberapa jauh efek palpitasi mempengaruhi hidup pasien. Beberapa tipe aritmia tidak memerlukan pengobatan khusus, sementara tipe lainnya memerlukan perubahan gaya hidup, pengobatan dan terkadang prosedur invasif seperti ablasi katerisasi atau implan alat elektronik seperti alat pacu jantung (untuk denyut yang terlalu lambat) atau alat defibrillator cardioverter (jika masalah denyut jantung dapat mengancam jiwa, contoh: Ventricular Tachycardia).3 Saat ini prosedur ablasi katerisasi merupakan opsi pengobatan yang semakin sering dilakukan, karena terlihat efektif dalam mengobati beberapa tipe masalah denyut jantung, seperti: Supraventricular Tachycardias (SVT) dan Atrial Fibrillation (AF).3 Setelah diperoleh tipe aritmia berdasarkan pemeriksaan EP, selanjutnya akan diobati penyebab aritmia tersebut secara bersamaan dengan melakukan
ablasi katerisasi. Prosedur ini melibatkan penggunaan energi elektrik frekuensi tinggi yang dialirkan melalui kateter menuju bagian dari jantung yang tidak normal. Ablasi katerisasi dapat mengobati beberapa tipe aritmia, sehingga memungkinkan pasien untuk berhenti mengkonsumsi pengobatan dalam jangka panjang.3
2.8 KAPAN PASIEN HARUS DIRAWAT DI RUMAH SAKIT 1. Diagnostic purposes a) Severe structural heart disease, b) suspected or ascertained Primary electrical heart disease, c) suspected or ascertained Family history of sudden death d) Need to perform EPS, e) invasive investigations or in-hospital telemetric monitoring
2. Therapeutic purposes a) Bradyarrhythmias requiring implantation of pacemaker b) Pacemaker/ICD malfunction not rectifiable by reprogramming c) Ventricular tachyarrhythmias requiring immediate interruption and/ or ICD implantation or catheter ablation d) Supraventricular tachycardias requiring interruption immediately or in a short time, or catheter ablation e) Presence of heart failure or other symptoms of haemodynamic compromise f) Severe structural heart diseases requiring surgery or interventional procedures g) Severe systemic causes h) Severe psychotic decompensation.6
2.9 PROGNOSIS Prognostik dari palpitasi bergantung pada etiologi yang mendasari serta karakteristik klinis pasien. Data yang tersedia, terutama dalam hal prognosis
jangka panjang, jarang terjadi. Meskipun palpitasi umumnya terkait dengan tingkat kematian yang rendah, namun tetap harus memperhatikan kondisi serius yang berpotensi pada pasien dengan penyakit jantung struktural atau aritmogenik atau riwayat kematian mendadak keluarga. Hal ini juga penting untuk diingat jika palpitasi dikaitkan dengan gejala gangguan hemodinamik (dyspnoea, sinkop, prasinkop, pusing, kelelahan, nyeri dada, gejala neurovegetatif).4 Di satu sisi, tergantung pada klinis. karakteristik pasien, palpitasi karena aritmia, khususnya ventricular, juga atrial fibrillation, terkait dengan implikasi prognostik yang berbeda. Di sisi lain, pada pasien tanpa penyakit jantung yang sesuai, palpitasi (terutama Jika kecemasan terkait atau ekstrasistolik) umumnya memiliki prognosis jinak. 6 Pada pasien tanpa penyakit jantung berat, palpitasi mungkin disebabkan oleh aritmia yang signifikan, seperti atrial fibrillation, atrial flutter, atau denyut ektopik ventrikel, yang kesemuanya membutuhkan pemeriksaan dan penanganan yang memadai. Selain itu, karakteristik klinis pasien, seperti usia, adanya penyakit jantung, dan kelainan EKG, jangan selalu membiarkan dokter mengidentifikasi kasus pada priori dimana palpitasi disebabkan oleh gangguan irama klinis yang signifikan.6
BAB III KESIMPULAN Palpitasi adalah keluhan umum yang memerlukan penilaian klinis yang cermat membedakan penyebab yang tidak berbahaya dan serius. Meskipun banyak pasien dapat dikelola di tingkat perawatan primer, namun palpitasi yang di dasari oleh kondisi jantung atau sistemik harus dirujuk ke spesialis yang tepat untuk evaluasi lebih lanjut. Palpitasi memiliki etiologi yang luas, sehingga pemeriksaan menyeluruh dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk sampai pada diagnosis klinis yang tepat. Penyebab yang berpotensi mengancam jiwa harus dikesampingkan sebelum kondisi buruk karena palpitasi. Pemeriksaan dengan EKG dan pemeriksaan lainnya akan sangat membantu dalam mendiagnosa suatu penyebab dari palpitasi
.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://kupdf.com/download/palpitasi_pdf diakses tanggal 26 Febuary2018 2. Written by and/or reviewed by Mark K. Urman, M.D. and Jeffrey F. Caren, M.D. diakses tanggal 26 Febuary 2018 3. Dr.Reginald Liew. 2012. Masalah Denyut dan Jantung Berdebar.Jakarta 4. MS Aditya, K Sarat Chandra. Practical Approach to the Patient with Palpitations.Chapter 14 5. LIANG-HAN LING MB BS, PhD, FRACP PETER KISTLER MB BS, PhD, FRACP .The patient with palpitations Cardiac, systemic or psychosomatic. Medicine Today 2015; 16(10): 43-47 6. Managing
patients
with
palpitations.
Downloaded
https://academic.oup.com/europace/article-abstract/13/7/920/447426 guest
on 26 February 2018
from by