Bagian Aliya.docx

  • Uploaded by: farah aliya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bagian Aliya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,123
  • Pages: 5
1. Bagaimana anda menjelaskan bahaya kandungan merkuri tersebut terhadap kesehatan manusia? JAWAB

Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bitnik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntahmuntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM,2006). Beriku bahaya utama merkuri bagi kesehatan berdasarkan jenisnya: 1) Merkuri elemental (Hg)

Uap merkuri yang terhirup paling sering menyebabkan keracunan, sedangkan unsur Merkuri yang tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal. Merkuri yang masuk kedalam tubuh melalui Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak, merkuri elemental ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkurik (Hg++) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan. 2) Merkuri inorganik Merkuri inorganic sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan dalam jangka pendek dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan jangka panjang dengan dosis yang rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis. 3) Merkuri organik Merkuri organik terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.

2. Bila intersep pada plot di atas bernilai a sedangkan kemiringan kurva pada no.1 di atas bernilai b, bagaimana anda mendapatkan persamaan untuk menentukan konsentrasi sampel: Cx = (a.Cs)/(b.Vx)

JAWAB Dengan membuat grafik pada program Microsoft Excel, diperoleh grafik dan persamaan sebagai berikut:

Grafik Hubungan antara Volume Standar dengan Absorbansi 0.6

Absorbansi

0.5 0.4

y = 0.0086x + 0.2076

0.3 0.2 0.1 0 0

10

20

30

40

50

Volume standar yang ditambahkan (ml)

𝐴= 𝐾

𝐢π‘₯ 𝑉π‘₯ 𝐢𝑠 𝑉𝑠 +𝐾 𝑉𝑇 𝑉𝑇 π‘Ž + 𝑏 π‘₯

𝑦 = 𝐢π‘₯ 𝑉π‘₯ 𝐾 = π‘Ž … … … … … … (1) 𝑉𝑇 𝐢𝑠 𝐾 = 𝑏 … … … … … … … . (2) 𝑉𝑇 𝑉𝑠 = π‘₯ Melalui substitusi, maka 𝑉𝑇 𝑏𝑉𝑇 = 𝐢π‘₯ 𝑉π‘₯ 𝐢𝑠 π‘Ž 𝐢𝑠 𝐢π‘₯ = 𝑏 𝑉π‘₯ π‘Ž

3. Bagaimana anda menjelaskan perbedaan spectra IR dibandingkan spektra AAS dan mengapa hal itu terjadi Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannyaberdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atomatau molekulanalit. Salah satuagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakanmetode analisis unsure secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahayadengan panjang gelombangtertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al.,2000).

Spektrum absorbsi suatu senyawa, yang ditetapkan dengan spektrofotometer, dapat dianggap menjadi indikasi identitas yang lebih elegan,obyektif dan andal. Spektrum itu boleh dikatakan merupakan suatu tetapan fisika lain, yang bersama-sama dengan titik leleh, indeks bias, dan sifat lain, dapat digunakan untuk karakterisasi. Perlu diingat bahwa suatu spektrum absorsbsi bergantung tidak hanya pada sifat dasar kimia dari senyawa tersebut melainkan juga pada faktor-faktor lain. Perubahan pelarut sering mneghasilkan geseran dari pita absorpsi. Dari pergeseran tersebut terdapat korelasi spektra-struktur baik dalam daerah UV-VIS dan inframerah seringkali sangat berguna untuk identifikasi senyawa yang tidak diketahui, terutama jika informasi lain mengenai sampel itu dapat menempatkan penyelidikan itu segera ke jalur yang benar. (Underwood, 2001). Spektrofotometri Infra Red Pengujian dengan spektrofotometer infra merah menghasilkan suatu grafik yang dikenal dengan sebutan spektrum infra merah. Spektrum infra merah menggambarkan jumlah frekuensi yang harus diserap suatu ikatan molekul untuk berpindah tingkat vibrasi dari dasar ke tereksitasi. Setiap molekul memiliki besar frekuensinya tersendiri, sehingga melalui pengujian dengan spektrofotometer infra merah, molekul-molekul yang membentuk suatu sampel dapat diketahui. Contohnya, suatu ikatan Cβ€”H yang bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi infra merah dengan besar frekuensi 9 x 1013 Hz atau setara dengan 3000 cm-1 untuk berpindah tingkat vibrasi (Kristianingrum, 2009).

Gbr.2. Contoh spektra FTIR (Sumber: Tarmizi. 2014. Instrumen FTIR dan Membaca Spektra FTIR) Spektrofotometri AAS

Atomic Absorbtion Spectroscopi (AAS) adalah spektroskopi yang berprinsip pada serapan cahaya oleh atom. Atom–atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang tersebut mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorbsi energi, terdapat lebih banyak energi yang akan dinaikkan dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan tingkat eksitasi yang bermacammacam. Limit deteksi biasanya dalam satuan Β΅g/mL. AAS memiliki limit deteksi atau kepekaan yang tinggi karena dapat mendeteksi atau mengukur konsentrasi logam hingga konsentrasi sangat kecil, seperti ppb. Getaran transisi pada AAS jarang terjadi dan monokromator yang digunakan menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang yang kecil sehingga limit deteksi AAS juga semakin baik.Metode AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-300 nm. (Aprilia.2015)

Gbr.3. Contoh Spektra AAS (Sumber : Karai, I. and Fukumoto, K. and Horiguchi, S. β€œImprovement in the atomic absoroption determination of lead in blood.” Journal of Applied Toxicology (1981)) Perbedaan Spectra IR dan AAS Kedua jenis analisis tersebut pada dasarnya merupakan salah satu metode fisika dalam penentuan struktur senyawa, akan tetapi berbeda dalam jenis sampel yang akan diuji beserta metode pengujian yang dilakukan. Jika AAS menggunakan sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, Spektroskopi IR menggunakan cahaya Infra Merah berupa zat yang ada pada inert yang dipanaskan dengan listrik hingga mencapai suhu antara 1500-2000 K, dimana pemanasan ini akan memancarkan sinar infra merah yang kontinyu. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan cara menganalisis suatu sampel dikarenakan perbedaan tujuan serta jenis sampel yang diuji dari tiap alat. Prinsip dari AAS adalah terjadinya interaksi antara energi dan materi, sehingga terjadi penyerapan energi oleh atom. Analisa AAS didasarkan pada pengukuran intesitas sinar yang diserap oleh atom sehingga terjadi eksitasi sehingga berfungsi untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang

berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi (cahaya) oleh atom bebas. Sedangkan untuk Spektroskopi IR, digunakan metode analisis yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik untuk mengamati gugus fungsi yang ada pada senyawa organik, dimana tiap molekul atom senyawa organik memiliki vibrasi antar molekul yang berbeda sebagai hasil dari penyerapan infra merah dari sumber.

REFERENSI BPOM. 2006. Kosmetik yang Mengandung Bahan dan Zat Warna yang Dilarang. Jakarta Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta : Erlangga. Aprilia. D. 2015. Spektrofotometri Serapan Atom. Kediri

Related Documents


More Documents from "gitabone"

Border.docx
November 2019 14
Bagian Aliya.docx
November 2019 21
Tes.docx
November 2019 5